You are on page 1of 31
Hagia MUMa Bacar PEMUDA Lagi ngapain, pak? ‘Ada yang jatuh? Uang? (ORANG TUA ITU DIAM SAJA ASYIK DENGAN MEMANDANG CAKRAWALA YANG MENGAKHIRI PANDANGANNYA, SEMENTARA ITU KORAN YANG SEMULA DIPAKAI TUDUNG KEPALANYA MASIH JUGA DITUDUNGKANNYA) Rumah Bapak dimana? Jauh? ‘Tidak punya ongkos? (ORANG TUA ITU TAPAK DIAM, MEMANDANG CAKRAWALA) Kalau Bapak tidak punya uang, nasib kita sama, Saya juga tidak punya uang, (IA MENYULUT KOREKNYA YANG TINGGAL ’BATANG) Bapak sudah punya Istri? Kalau melihat umur Bapak pasti sudah. Bapak punya anak? ‘Ada yang perepuan tidak? ‘Atau sudah pada kawin? ‘Cucunya banyak dong, ya? (1A MEMANDANG SUNGAI MEMPERHATIKAN BENDA-BENDA YANG DIHANYUTKAN ARUS) ‘Sungai ini tidak pernah jernih, Setiap hari selalu kotor. Tapi cukup dalam, Kalau Bapak bunuh diri disini bias mati, Bapak mau bunuh diri? ‘Mau nyemplung disini? (ORANG TUA ITU TETAP DIAM, BAHKAN BERGERAKPUN TIDAK ~ BEGITU JUGA MATANYA. MATANYA ITU TERBAWA JAUH MENEMBUS CAKRAWALA) ‘Tapi tak baik kalau orang seperti Bapak bunuh diri. Tidak memberi contoh yang baik. Bukankah orang seumur Bapak mestinya memberi contoh yang baik bagi anak-anak dan cucu-cucu? (ORANG TUA ITU TAK BERGERAK SEDIKITPUN) ‘Apa Bapak sedang menderita kesusahan? Ada persoalan rumit yang tidak bias dipeahkan? ‘Anak Bapak sakit? Atau istri bapak meninggal? Mungkin Bapak kehilangan pekerjaan, ya? Memikirkan apa sih, Pak? Kalau kira-kira persoalan Bapak bukan sesuatu yang amat rahasia, saya tentu senang ikut memikirkannya untuk kepentingan Bapak, Kita ini mungkin satu nasib dan diperteukan di tempat ini untuk berbagi pikiran dan perasaan. Jadi bapak tidak usah ragu- -ragu lagi. Anggap saja saya ini kawan Bapak. Atau anak Bapak yang bisa diajak bicara dan tukar pikit ran, Mudah-mudahan pengetahuan saya cukup, sehingga saya bisa membantu kesulitan Bapak. Nah, katakanlah Pak! ‘Tapi kalau Bapak keberatan, ya tidak usah aja. ‘Nanti dikira saya usil. Tkut campur urusan orang ‘Yang seperti itu. memang kurang sopan. Saya sendiri tidak menyukainya. jadi terserah Bapaklah, Saya hanya menyediakan diri, barang kali bapak perlukan (TAPI ORANG TUA ITU TIDAK MEMPERDULIKAN DAN PEMUDA ITU MENGHEELA NAFAS, LALU MEMANDANG SUNGAI LAGI) SEORANG PEJALAN KAKI, MUNGKIN MAHASISWA LIHAT JEMBATAN ITU. KETIKA MELIHAT PEMUDA DAN ORANG TUA YANG SEDANG ME. LUSURI SUNGAI ITU, 14 MENGHENTIKAN LANGKAHNYA. MENDEKATI ORANG TUA ITU, BERDIRI DISEBELAHNYA. DAN MEMANDANG SUNGAI YANG MENGALIR DIBAWAHNYA ITU. MAHASISWA PEMUDA MAHASISWA, PEMUDA MAHASISWA, PEMUDA, (PADA ORANG TUA ITU) Ada apa, Pak? (ORANG TUA ITU TIDAK MENJAWAB, IA LALU MENGATAKAN PADA PEMUDA) Ada apa, mas? : Tidak ada apa-apa. Kenapa? : Saya kira ada apa? Tidak ada apa-apa. : Tidak ada apa-apa kok berdiri disini? : Tseng aja. Tidak ada kerjaan Situ dari mana? MAHASISWA PEMUDA MAHASISWA PEMUDA MAHASISWA PEMUDA MAHASISWA PEMUDA MAHASISWA PEMUDA MAHASISWA PEMUDA MAHASISWA Pemuda : Pulang kuliah, : Kuliah dimana? Ya-~pokoknya daripada nganggur. Situ kerja? Kerja apa? : Pengangguran, + Ah>--yang betul?! : Lho, memangnya kenapa? Nganggurkan juga kerja. Boleh saja kan seseorang itu menganggur? : Boleh saja ‘Maksud saya kerjanya? Kenapa situ menganggur? Karena tidak bekerja : Oh. begitu? Ya, begitu, : Lho, Bapak ini siapa? : Saya tidak tahu. : Kok-+-sama-sama? Entahlah. Sudah memperoleh nasib yang sama barangkali. Kami memang sama-sama satu nasib PENGANGGURAN! Mahasiswa : Lucu juga! Lantas apa yang dibicarakan? Semacam kerjasama, begitu? Pemuda :Kerjasama apa? Modal saja tidak punya. Lagipula, Bapak ini rupanya sedang mengalami musibah besar. ‘Mahasiswa Pemuda Mahasiswa Pemuda Mahasiswa Pemuda Mahasiswa Pemuda Mahasiswa Pemuda Mahasiswa Pemuda Mahasiswa Pemuda Mahasiswa : Apa itu? : Entahlah, Dia tidak mau bilang. intuk membantunya. Padahal saya sudah menyediakan di : Betul begitu, pak? : Dia tidak mau bilang apa-apa Dari tadi juga saya tanya tapi dia tidak mendengar, diam terus. 2 Tali Mungkin, : Mungkin juga bisu. : Ya, bisu tuli. : Kasihan, Rumahnya dimana? : Mana saya tabu. : Punya anak tidak? : Sudah saya bilang bahwa dia ini tidak bicara sepatahpun, Jadi bagaimana saya tahu dia punya anak atau tidak?! + Saya kira situ tahu. Tahu dari mana? : Ya, barangkali aja (MEREKA LALU MEMANDANGI BENDA-BENDA YANG DIHANYUTKAN ARUS HINGGA KEATAS CAKRAWALA). SESEORANG LAIN DITEMPAT ITU TERTARIK PADA APA YANG DIHANYUTKAN OLEH ORANG TUA ITU, LALU MENDEKAT MEMANDANGI SUNGAI DIBAWAH SANA. Seseorang 1: Ada apa, mas? Mabasiswa — : Tidak ada apa-apa, Seseorang 1: Koq? SESEORANG YANG LAIN LAGI DATANG DAN BERDIRI DISAMPING MEREKA. Seseorang2 : Ada apa, mas? Seseorang 1: Tidak tahu. SESEORANG PENGENDARA SEPEDA TURUN SAMBIL MENUNTUN SEPEDANYA. TERTARIK PADA KERUMUNAN ITU DAN IKUT MELONGOK KEDALAM SUNGAL. Pengendara Sepeda _: Ada apa, mas? Seseorang 2 : Tidak tau, ya. KARENA SESUATU HAL YANG TIDAK BISA DJELASKAN JUMLAH MEREKA YANG BERDIRI DI PINGGIR JEMBATAN ITU KIAN BERTAMBAH BANYAK DAN MAKIN BETAMBAH-TAMBAH JUGA, SEHINGGA SELURUH JEMBATAN ITU TERTUTUPOLEH MEREKA, JUGA DISISI JEMBATAN YANG LAIN PENUH OLEH PEJALAN KAKIDAN PARA PENGGUNA KENDARAAN YANG INGIN TAHU APA YANG TELAH TERJADI DI SUNGATITU. Seseorang 3: Istri saya baru saja melahirkan Anak laki-laki. Padahalkan saya ingin anak perempuan biar lengkap. Seseorang 4: Ikut KB tidak? Seseorang 3: Ikut Seseorang 4 _: Bagus kalau begitu, biar dibilang keluarga sejahtera, Seseorang3 _ : Boro-boro sejahtera. TBC, ia. Seseorang 4: Lho, TBC? Memangnya istrinya melahirkan anak yang keberapa? Seseorang 3: Kesepuluh. Seseorang 4: Kenal Pak Nur Ajengan dong ya? seseorangs Ya, saya masih dibilang kemenekannya. Seseorang4 :Lho? Kalau begitu kalau tidak salah, itu rumahnya Pak Hasimnya ya? Seseorang 5 _:Ya saya masih terbilang kemenaknnya Seseorang 4 kalau begitu anak, Pak Kubik? Seseorang 5 -Bukan, Dengan Pak Kubik masih agak jauh. Seseorang4 :Lho? Kok? Kamu ini siapa? Seseorang 5 :Begini! Soalnya Bapak saya dulu pernah rebutan janda sama dia Koor 3,4 :Ohhhh Pantesan Seseorang 5 _chabis, bagaimana Orang sudah punya suami kok masih kegatelan, Akibatnya ya gitulah! Seseorang 3 :Suaminya tidak bisa barangkali? Seseorang 5 _-Tidak bisa apa! Orang anaknya aja 10! Seseorang 3 :mungkin kurang puas barangkali Seseorang 5; tidak puas bagaimana orang dia rajin minum jamu dan obat kuat, Masa tida bisa bikin puas istrinya Sescorang 3 kalau begitu sih memang istrinya yang haus. Seseorang 5 tapi bisa jadi karena bakat Ioh Seseorang 4 orang tuanya gimana? Sesorang 5 -denger denger sih doyan juga. Bapaknya tukang jajan ibunya tukang kluyuran, Jadi lop! Seseorang 4 itu dia! Jadi memang karena bakat tidak mungkin bisa dirubah! Seseorang 3: kasihan suaminya, Terusa sikap dia bagaimana? -sekali dua kali sih dia masih bisa maklum, tapi ketika terus-terusan,mingkin Seseorang 5 karenamerasa aman, dia tidak tahan juga Seseorang 4: jadi sudah pernah kepergok? Seseorang 5 Jelas. Setiap orang saja tahu, mosok dia tidak tahu? Seseorang 3 -kalau saya punya istri begitu, pasti sudah mata gelap. Pasti saat itu juga sudah saya cekik! Seseorang 4: terus, sekarang anak anaknya siapa yang ngurusin? Seseorang 5 :suaminya Seseorang 3: itu sih ibarat kata pepatah, Sudah jatuth dikentutin pula Seseorang 4 jadi sekarang ini, bekas istrinya terang terangan jualan? Seseorang 5 _:. Ya, terang tidak terang yang jelas sekarang dandanannya sekarang ini dapat, ‘menyolot mata. Malahan pake model sledit-sledit segala Sescorang4 : Model apaan tuch? Seseorang 5 _:Itu! Pantat nungging atau apalah! cacing. Tidak mungkin kita memperoleh bandeng. Betul? Apalagi di sungai yang seperti ini. Selain arusnya terlalu deras, juga fifena aimya amat kotor dan banyak sampahnya, Yang paling gampang dicari di sunitt Seperti inf ‘Tapi bawa saja cangkul dan gerobak. Saya jamin hasilnya akan memuaskeit, Wetul? Seseorang 7 : Saudara biasanya mancing ikan apa saja? Seseorang 6 : Ikan lele, kalau tidak ikan lele ya ikan mas Seseorang 7 : Ikan mas? Seseorang 6 : Iya, di empang tetangga Seseorang 7 : Itu sih bukan mancing! Nyolong namanya! Seseorang 6 : Ya, ya bisa disebut begitu! Seseorang 7 : Tidak pernah ketahuan? Seseorang 6 : Pernah, sering malah Seseorang 7: Terus? Seseorang 6 : Terus, ya saya mancing terus. Seseorang 7 : Tidak ditangkap atau dimarahi? Seseorang 6 : Mana berani dia sama saya? Seseorang 7 : Kenapa? Seseorang 5 Seseorang 4 Seseorang 3 Seseorang 4 Seseorang 3 Seseorang 5 Seseorang 4 Seseorang 5 Seseorang 4 Seseorang 5 Seseorang 4 Seseorang 5 Seseorang 4 Seseorang 5 Seseorang 3 Seseorang 5 Seseorang 4 Seseorang 5 Seseorang 4 Seseorang 5 Seseorang 3 Seseorang 5 Seseorang 4 Seseorang 5 : Tambah satu jadi kesebelasan. Katanya ikut KB?! Justru, saya jadi bingung. : Memangnya memakai alat kontrasepsi apa? : Kondom : Kondomnya bocor. Ingat oh mas, anak bocoran kondom tidak diakui negara. Lagipula ia tidak genius dan kebanyakan mukanya jelek-jelek : Si Mbak asalnya dari mana sih? : Dari Magelang. Dari Magelang? Magelangnya dimana? Sebetulnya saya tidak dari Magelangnya si. Dimana? : Muntilan : Sebelah mananya terminal bus? Kulon, +O, Jalan yang menuju ke anu? : Ya, betul, Masuk terus kedalam. : Dekat kelurahan? : Wetane. : Sama rumah Pak Giarto? : Masih ke selatan, + Jadi di desa anu? : Yang sebelahnya lagi. : Pacet? ‘Ya,rumah paling ujung. ‘Seseorang 6 : Yang punya empang itu sudah kakek-kakek. Jalannya pun sudah bongkok, dan lagi setiap orang dikampung ini sudah kenal siapa saya! Seseorang 7 : Jadi, saudara ini semacam jagoan kampung, begitu? Seseorang 6 : Ya, begitulah Seseorang 7 : Pantesan engga tau aturan Seseorang 6 : Lho? Aturan apa? Seseorang 7 : Mosok orang tua bangka dikerjai juga? Seseorang 6: Habis bagaimana lagi. Itu sih memang sudah nasibnya, betal7. Seseorang 8 : Betul?! Seseorang 9 : Mosok sih saya bohong? Seseorang 8 : Bukan begitu. Tapi kalau betul mengerikan sekal Seseorang 9 : Bagaimana tidak mengerikan. Orang lagi tidur dicincang-cineaing: Seseorang 8 : Terus sekarang pelakunya sudah tertangkap belum? Seseorang 9 : Menurut keterangan, sedang dalam pencarian Seseorang 8 : Berkomplot? Seseorang 9 : Kata orang sih ada tiga semuanya Seseorang 8 : Siapa kira-kira tetangganya atau usta? Seseorang 9 : Kalau perampok biasa sih tidak mungkin Seseorang 8 : Pasti ada motif politisnya, Seseorang 9 : Mungkin juga. Soalnya banyak juga dokumen-dokumen penting yang hilang. Seseorang 8 : Rahasia negara? Seseorang 9 :termasuk rahasia pribadinya, » Seseorang 6,7,8 _:kasihan! SEMENTARA ITU ORANG ORANG KIAN BERTAMBAH BANYAK PARA PENDATANG BARU DATANG DENGAN SENSASI YANG GAWAT DIKEPALANYA DEMI MENYAKSIKAN GEROMBOLAN DI ATAS JEMBATAN ITU. Sseirang 10 :Ada apa, mas? Ada apa, mas? Seseorang 11 : tidak tahu ya Saya juga baru datang (masuk duluan) Mungkin ada kecelakaan Seseorang 10 :siapa yang mati? KALIMAT KALIMAT SEMACAM ITU DIUCAPKAN SEBAGAI KALIMAT PEMBUKA. OLEH SETIAP ORANG YANG DATANG TETAPI SESUDAH ITU, MEREKA SEGERA MELUPAKANNYA. SEBAB SITUASI SERUPA ITU MEMANG MEMUNGKINKAN TIMBULNYA RASA PERSAUDARAAN BARU. Seseorang 12 _:lucu juga kalau kita membicarakan soal kemiskinan,Kesempatan kerja, penyelewengan dana kalau dipikir-pikir soal itu toh berpangkal pada pribadi- pribadi. Jadi tidak mungkin sukses kalau misalnya kita bikin gerakan moral untuk kepentingan itu. Yang gampang kan kita urusi saja diri masing-masing, Persoalannya akan lebih sederhana. we Seseorang 13 :ya, dan tidak akan seruwet pengertian istilah-istilahnya itu sendiri kemiskinan,kesempatan kerja kalau dipikir-pikir memang sangat berat. Padahal itu semua hanya ada di dalam pembicaraan saja. Di dalam pidatp pidato saja. Di Koran Koran saja. Tapi nyatanya? Terkadang kita sendiri merasa sudah bernasib cukup baik dengan gaji yang pas-pasan dan rumah yang tidak bocor. Seseorang 12 :kalau mau menurutkan hawa nafsu saja jelas apa yang ada selalu dianggap kurang. Dan kebutah yang aneh aneh bisa saja disebut sebut sebagai belum terjangkau dan amat mendesak. Padahal, bahkan kita bisa hidup lebih sederhana lagi dari sekedar gaji yang pas-pasan dan rumah tak bocor. Seseorang 13 tapi peradaban kita tidak memungkinkan. Seseorang 10 hal hal yang terlalu sederhana seperti yang saudara katakana tadi dianggap tidak pantas. Tidak manusiawi, Jadi itn semua memang terasa pedih dihati orang orang yang beradab di zaman ini. Ingat. Jaman sudah berbeda.derajat manusia kini kian bertambah tinggi berkat teknologi. Coba,kalau tidak ada satelit atau laptop mana mungkin kita merasa bahagia da bangga? Seseorang 11 saya sependapat dengan saudara, Tanpa teknologi kita akan memang ‘Nampak seperti binatang, Tidak punya martabat di mata dunia dan tidak akan bahagia. Tidak akan banggaa. Dan bukankah kebanggaan kita adalah kebanggaan negara? Nasional? Seseorang 6:tapi preklah itu semua! Yang paling penting bagi iita kan berhenti menjadi orang lapar. Sebab perut yang lapar hanya bisa bicara tentang kenyang. dk yang lain. Berbeda dengan perut yang kenyang. Peurt yang kenyang masih bisa bicara tentang celana dan ikat pinggang. Tapi perut yang lapar? a Koor 3,4,5,6,7 :makan, Makan, Makan, Makan! Betul omongan saudara ini! KELOMPOK KELOMPOK INI BERBICARA TERUS DENGAN PERSOALANNYA MASING-MASING TETAPI TENTU SAJA ADA YANG KEHABISAN BAHAN. NAH, BEBERAPA KELOMPOK YANG KEHABISAN BAHAN INI SEBAGIAN ADA YANG LANTAS DIAM. ADA YANG MASIH INGIN BERBICARA SEHINGGA MEREKA MASIH NIMBRUNG PADA PEMBICARAAN KELOMPOK JAIN. ITULAH YANG MENJADI DAN LAMA LAMA KELOMPOK KECIL ITULAH YANG TERJADI SESEORANG 1 :Bayangkan saja!Bagaimana kita tidak tertawa, jika kita melihat orang yang sedang tetimpa musibah? Atau jika orang yang menyediakan tenaganya secara gratis? Itukan lucu?sama lucunya dengan mahasiswa yang selalu bertanya tentang segala Itukan lucu? Sana lucunya dengan seorang MAHASISWA tiba-tiba merasa sedih ketika mendapatkan diri tidak tahu apa-apa. Sama sedifnya dengan kala temyata kondom yang kita pakai bocor. Dan jadi anak yang tidak jenius. Tidak perduli apakah dia orang Muntilan. ita memerlukan merekal ‘Supaya harga beras tidak naik terus. Supaya surat-surat di koran-koran tidak dipenuhi oleh keluhan-keluhan yang tiada habisnya, SESEORANG 2: Ya, itu menyedihkan, Tapi itu Juga menggelikan, soainya mana mungkin perempuan gatel bisa setia dan betah dirurah? Mana mungkin seorang podagang bear bisa bormusuhan dengan orang-orang penting? Ini lucu saudara-saudara Ini lucu, maka tertawalah! Tapi tentu kita tidak bisa tertawa untuk: tukang pancing yang tidak punya perasaan, Kita hanya bisa tertawa untuk orang-orang yang dimusuhi negara. Mereka orang-orang yang lucu, bukan? Tertawalah! SESEORANG 9: Tidak bisa! kita tidak bisa tertawa seperti itu! Nah, lebih baik saudara-saudara semua tidak usan tertawa. Atau tidak usah teztawa dulu. Sebas beberapa pembunuh m asih belum ditemukan! kita harus prihatin! Dan baru boleh tertawa kalau we Jika sungai ini tidak lagi banjir , dan jika disepanjang sungai ini didirikian lagi jumbling- jumbleng sebagai kakus umum! Waktu itu lah kita boleh tertawa sepuas puasnya SESEORANG 8 __; Juga kalau orang gila sudah tidak ada. Kalau offing orang gila sudah dibasmi ! Sebab Jika orang orang gila masih ada kita tidak bisa tertawa. Kita masih harus bersedih. Soalnya orang-orang gila sasih bebas dari hukuman Jadi mereka harus dimusnahkan terlebih dahutu. Berapa jutapun jumlahnya!kita harus!. Dan kita bisa melakukannya! SESBORANG 7 :Sandal Jepit! Jangan lupa sandal jepit! Kita tidak bisa tertawa tanpa sandal Jepil Seseorang 10 : Betul saudara itul Sandal jepit perlu, supaya orang tidak cacingan !Supaya pabrik sandal jepit dalam negri bisa maju! Supaya kita panya modal untuk beli mesin-mesin modern! Sebab tanpa mesin-mesin modem, kita hanya akan bisa menangis! Sungguh! Kita hanya bisa meangis Nah,!menangislah saudara-saudara! Menangislah! SESBORANG 11: Ya, betul Menangistah saudara-saudara! Sebab buat apa hidup tanpa punya maratabat dan kebanggaan’ Hina! Jadi menangislah! Seseorang 6: Prek! Preklah itu semual Bagaimana mungkin kita bisa nenangis dengan perut yang lapar dan batin yang tertekan? Tidak mungkin! Hanya perut yang kenyanglah yang bisa menangis Perut yang lapar hanya bisa tertawa Bukan menangis! Nah, tertawalah saudara-saudara! Tertawa sajalah kalau perut saudara-saudara lapar, api kalau sudah merasa kenyang, menangis juga boleh ! ‘Nah! Atau kalau mau tertawa sambil menangispun boleh. Manasuka! Kitakan bebas memilih?! TETAPI ORANG-ORANG ITU TIDAK TERTAWA. TIDAK MAU NENANGIS DAN JUGA TIDAK MAU TERTAWA SAMBIL MENANGIS, SUAT ARA? KARENA ITU AKHIRNYA MEREKA MENIADI MALAS UNTUK MENDENGAR KALINAT-KALIMAT SEPERTI ITU. JADI MEREKA MEMILIH SEPI. MEMILIH DIAM . DAN SEPI ITU PECAH KETIKA DARI SEBRANG JEMBATAN TERDENGAR KLAKSON KENDARAAN TOET TOET DAN BUNYI BEL SPEDA KRING KRING, ORANG ORANG BERJEJAL JEJAL ITU MENJADI BERTAMBAH BANYAK. TETAPI SEBENTAR SAJA. SEBAB MEREKA LANTAS INGAT PADA KENDARAAN MASING MASING YANG TIDAK MEMBAWA KENDARAAN JUGA IKUT REPOT, SEBAB TANPA MEREKA SADARI, TERNYATA BERPULUH PULUH METER KESANA. SUDAH PENUH SSESAK SEMENTARA ITU, BUNYIBUNY1 YANG RIUH ITU MAKIN MENIADI JADI BAHKAN LANTAS TERDENGAR PULA RAUNGAN SIRINE MOBIL POLISI. TAK KETINGGALAN PELUIT-PELUITNYA, MBREKA RIBUT DIUJUNG SANA DAN DIDJUNG SANA JEMBATAN. DAN TERIAKAN-TERIAKAN PUN LALU IKUTMERIUHKAN SUASANA. ITU ADALAH TERIAKAN-TERIAKAN PARA PEMAKA JALAN YANG MERASA. TERHAMBAT TERMASUK JUGA DIDALAMNYA CACI MAKI DAN PARA POLISI PUN TIDAK TINGGAL DIAM. SELAIN SIRINE DAN PELUIT-PELUIT ITU, MEREKA LALU BERTERIAK-TERIAK LEWAT PENGERAS SUARA. DARTI SANA DAN DARI SANA. ORANG 2 : Tidak! POLISI : Peringatan terakhir! Alara ORANG 1 Boleh! POLISI ‘Tiga! ORANG 2 :tambah satu! POLISI + ‘Baiklah! Kalau saudara saudra tetap membangkang kami akan gunakan kekerasan ORANG 2: Gunakan saja! Gunakan sdjal Pasti menang! Hore... hore .. . Hidup POLISI! SESEORANG 12 : Tenang saudara-saudara, tenang, Jangan mengolok-olok alat negara bisa celakal Tenang, tenang! SESEORANG 3 _: Sudah jelas kita tidak bisa bergerak, SESEORANG 8 : Mereka tidak mau melihat kenyataan ini. SESEORANG 7: Tapi mereka kan tidak mungkin bisa kemari, Lihat saja disebelah sana. Jalannya penuh sesak. Disebelah sana juga. Mana bisa mereka datang ke ‘tempat ini?! SESEORANG 5 _;Mbok yang disebelah sana disuruh mundur dulu supaya kita bisa pergi dari sini. SESEORANG YANG DIUJUNG : Tidak mungkin mundur! Tidak mungkin, mereka juga tidak mungkin mundur! SESEORANG 5: Yang disebelah sana? SESEORANG YANG DIUJUNG : Tidak mungkin juga keadaannya sama! SESEORANG 6: Aduh.. . kaki saya... SESEORANG 3 _ : Kakinya taruh diatas kalau tidak mau diinjak! SESEORANG 6: Setan! Mana bisa?! SESEORANG 3: Makanya diam sajalah! Sakit tahan sedikit! POLISI : Jadi saudara-saudara tetap tidak mau menyingkir? x ORANG 2 POLISI ORANG 1 POLISI ORANG 2 POLISI ORANG 5 POLISI ORANG | POLISI ORANG 2 POLISI SESEORANG 6 POLISI SESEORANG 9 POLISI ORANG 8 POLISI : Menyingkir kemana, setan? +: Apa? + Setan juga tidak mungkin bisa pderak! Apalagi kamit : Usahakan! Usahakan gundulmu! Apa? Yang disitu disuruh mundur dulu! Tidak isa! Jalanan diselurah kota macet! :Rasain! : Apa? : Yang jalay i disuruh mundur dulu! : va gol i : Paksa! Jangan menggurui! Kami sudah melakukannya dan tidak bisa! : Kami juga tidak bisal : Pasti kalian sumber kemacetan ini! + Jangan memfitnah! Kami bisa marah! : Kami juga bisa marah! SESEORANG 12 : Jangan, jangan pak! Jangan marah bisa bahaya! POLISI SESEORANG 4 POLIST SESEORANG 6 POLISI ORANG 1 : Karena itu pergilah! : Pergi kemana? : Apa? : Pergi kemana kunyuk? + Kemanzsqjat————— :Gila! POLISI SESEORANG 7 POLISI ORANG 2 POLISI ORANG 1 POLISI SESEORANG 13 POLISI KOOR POLISI KOOR, POLISI KOOR POLISI SESEORANG = 1, POLISI SESEORANG : Edan! Kar : Apa? : Tidak ada tempat yang kosong! Kami tidak bisa pergi! : Harus bisa! ‘Apa kami disuruh nyemplung ke sungai? : Setan! Apa-apaan + Nyemplung saja kalau kalian mau! we id&k mau! : Kalau begitu, pergilah baik-baik! : Jangan kami terus yang disalahkan! Tolong cari jalan lain! Disitu nanti dikosongkan dulu! Baru kami bisa keluar dari sini! : Baiklah! Baiklah! Tapi kenapa kalian berkumpul disitu? Mau apakah kalian? : Tidak tahu, ya?! : Apa?! : Kami tidak tahu! Kalian tidak tahu untuk apa kalian bergerombol disitu? Ya! Kami tidak tahu! : Sinting! Atau ini pasti sabotase! Astagal Tidak! ‘Sama sekali kami tidak melakukan sabotase! Kami berkumpul disini secara begitu saja! : Siapa yang menunggangi kalian?! 2: Tidak ada yang menunggangi kami! Kami bertindak secara sendiri-sendiri! POLISI : Akan kami usut. Pasti ada yang menunggangi! KOOR + Usut saja! Usut sajal POLISI : Baik! Tunggulah akibatnya! TAPI DI JEMBATAN ITU, BETUL-BETUL TIDAK ADA ORANG YANG BERSUARA LAGI, ‘SEMUA DIAM, LETIH, DAN MERENUNGKAN NASIBNYA MASING-MASING. DAN MERERKA TIDAK TAHU APA YANG BISA MEREKA PERBUAT LEBIH DARI ITU. DAN APAPUN MEMANG TIDAK MUNGKIN BISA DIPERBUAT, KECUALI BERNAFAS ITU JUGA DENGAN PENUH KESULITAN. TAPI, MESKIPUN LETIH, TERNYATA MEREKA MERASA GELISAH DALAM SEPI SEMACAM ITU. DARI SEORANG DEMI SEORANG MULAI MEMPERHATIKAN KEADAAN SEKITARNYA. DAN KETIKA MEREKA MENGETAHUL BAHWA POLIS! SERTA SUARA-SUARA YANG RIUH ITU SUDAH LAMA BERHENTI, MEREKA LANTAS BERTANYA-TANYA, APA YANG TENGAH DIKERJAKAN POLISI-POLISI ITU. APAKAH BETUL SEDANG MELAKUKAN PENGUSUTAN? TAPI APA YANG DIUSUT? PERSOALANNYA SUNGGUH TIDAK JELAS. TAPI KALAU INGAT UCAPAN POLISI YANG TERAKHIR YANG PENUH ANCAMAN ITU, MEREKA JADI PENASARAN, KHAWATIR DAN JUGA TAKUT. SESEORANG (3) __: Polisi itu mengancam kita, SESEORANG (4) _ : Kita kan tidak bersalah. SESEORANG (5) _: Malah menuduh-nuduh. SESEORANG 2 _: Dikiranya kita ditunggangi segala macam. Ditunggangi siapa? Malaikat? SESEORANG 1 _: Kita lihat saja, Apa yang mereka kerjakan, SESEORANG 7 _: Kalau berani sewenang-wenang lihat sendiri! SESEORANG9 _: Saya akan berontak! Mati juga berani! SESEORANG 5 SESEORANG 4 SESEORANG 7 SESEORANG 5 SESEORANG 4 SESEORANG 5 SESEORANG 9 SESEORANG 6 SESEORANG 3 SESEORANG 4 SESEORANG 3 SESEORANG 6 SESEORANG 3 SESEORANG 6 SESEORANG 3 SESEORANG 6 SESEORANG 3 SESEORANG 6 : Tapi orang-orang disebelah sana itu juga terlalu, mosok tidak mau pergi, : Iya! Mestinya mereka juga tahu diri! : Semua hanya mementingkan diri sendiri : Kalau mereka sadar. Mestinya kan sudah menyingkir dari tadi : Lihat! Disana malah bertambah banyak! : Disana juga! : Gila! Apa-apaan ini? : Kog malah mendesak-desak, bukannya pergi, setan! Astaga! Kenapa jadi begini?! Saya lupa, anak saya sakit keras dan mesti segera dibawa ke dokter malam ini! , gusti tobat! Tobaaat! : Anak nomor berapa yang sakit? : Nomor empat. Kalau begitu, biar sajalah, Mati juga tidak apa-apa Apa katamu?! Bangsat! Kalau bisa bergerak saya gasak mulutmu! Ngomong sembarangan! Habis saudara mau apa? Keadannya kan lagi begini. Ya, sudah saja, Anak sakit juga kan buktinya saudara tidak bisa berbuat apa-apa, Jadi, ya pasrah sajalah, Kalau dia mati, anggap saja itu ujian, Beres. Lagiputa itukan anak keempat! Kenapa dibikin pusing? Dan kalu dia sakit-sakitan, itukan salah saudara sendiri, Kenapa punya anak empat? Tiga sajakan cukup?! Tutup mulutmu! Bajingan! Sudahlah! Saudara maki-maki begitu, jangan-jangan anak saudara mati sungguhan! Bajingan, saya bunuh kamu! Boleh saja, kalau saudara mampu! Seseorang 5 : Ini kenapa si, lagj ssusah juga berantem! Apa lagi kalau senang! Seseorang 3 : Habis. Mulut itu tidak bisa dijjaga! Seseorang 8 : Saudara juga tidak bisa jaga mulut sendiri Seseorang 3 : Seseorang 7 : Seseorang 8 : Seseorang 3 : Seseorang 7 Seseorang 6 : Seseorang 8 Seseorang 6 : Polisi Lho! Saudara mau ikut campur?! Mau main keroyok? Hai! brengsek! Ada apa ribut-ribut disitu?! Ini ada cacing minta diinjak! Bajingan! Siapa yang ngomong barusan itu?! Kalau berani satu-satu! Apa? Kamu nantang, ya? Sudah kuat?! Mana dia? Ini dia yang tampangnya busuk! Yang barusan ngomong itu, maju duluan kalau berani! Saudara-saudara semua, sadarlah! Sebelum segala sesuatunya terlambat. Kami masih memberikan kesempatan pada saudara-saudara semua untuk sadar. Hari sudah malam. Pulanglah kerumah masing-masing, Bukankah dirumah anak-anak dan istri saudara-saudara sedang menunggu dengan gelisah? Pulanglah saudara-saudara, Ingatlah pada kewajiban saudara semua sebagai kepala rumah tangga Jangan buang-buang waktu untuk sesuatu yang tidak ada gunanya, Nanti saudara-saudara akan menyesal. Jagalah rumah tangga saudara-saudara, Supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak tidak diinginkan. Renugkanlah! Pikirkanlah secara dewasa. Jangan gampang terpengaruh oleh hasutan-hasutan yang tidak bertanggungjawab. Jangan mau ditunggangi oleh kekuatan-kekuatan asing yang hendak membela bangsa dan menganggu stabilitas nasional! Itu sangat membahayakan. Insyaflah saudara-saudara, Sekarang, pulanglah dengan tertib dan sopan. Pelihara kesatuan dan persatuan, Jangan sembrono Nah, selamat jalan! Tuhan bersama kita. TAPI TAK SEORANGPUN MAU BERGERAK. TERUTAMA YANG DIJEMBATAN ITU. MEREKA SEMUA SEPERTI TELAH TERBUNUH. SEMUA MENANGIS DAN BERTERIAK INGIN PULANG SESEORANG 10 SESEORANG 12 SESEORANG 13 SESEORANG 11 SESEORANG 10 SESEORANG 11 SESEORANG 10 SESEORANG 12 SESEORANG 10 SESEORANG 12 SESEORANG 11 SESEORANG 10 SESEORANG 11 SESEORANG 13 SESEORANG 12 : Ngomong kok sentimentil. : Tuduhan-tuduhan juga tidak ketinggalan : Membosankan. : Bahasa mereka kok seragam. Perbendaharaan katanya miskin. : Mungkin biar kelihatan seram! : Tapi memang seram! : Ya, saya juga jadi takut. : Jangan-jangan sesudah ini kita tidak akan bisa pulang kerumah. : Diusut dulu, : Dan pasti ada yang celaka. : Salah seorang dari kita. : Kalau tidak ditahan, ya dibuang! = Ttu pasti! : Apa? SESEORANG 13: Kita semua salah. SESEORANG11 _: Saudara jangan ngaco! SESEORANG10 __: Salah apa kita? SESEORANG 13: Mengganggu ketertiban. SESEORANG11 _: Siapa yang mengganggu? SESEORANG13 __: Kita. SESEORANG12 _: Tidak bisa. SESEORANG13 _: Kita telah memacetkan lalu-lintas, SESEORANG 12: Itu bukan salah kita! SESEORANG10 __: Yang salah yang disebelah sana itu! SESEORANG11 __: Iya, kenapa mereka berjumbel disana? SESEORANG13 _: Itu karena kita berjumbel disini! SESEORANG12 _: Betul juga omongan saudara itu SESEORANG10 __: Tapi saya tidak mau kalau disalahkan! SESEORANG13 _; Yang salah bukan saudara sendiri, tapi kita semua. SESEORANG10 __: Apa? Jangan sembarangan! Saya tidak mau terlibat urusan ini! SESEORANG 13 _: Tapi saudara tidak bisa mengelak! SESEORANG12 _; Betul! Saudara itu juga ada disini. Berjubel disini. Jadi ikut bertanggungjawab! SESEORANG10 __: Bertanggungjawab apa?! SESEORANG13 _: Tanggungjawab tethadap kejadian ini. SESEORANG 10 _: Tapi saya tidak melakukan apa-apa yang merusak! ‘SESEORAN can _—_ : " Merusak, tapi mengganggu ketertiban lalu-lintas! # Tidak! Saya tidak mau! Saya tidak terima kalau didakwa bersalab! SESEORANG9 Kita memang bersalah. . SESEORANG7 —_: Jangan begitu, saudar angan menghasut! SESEORANGS Lo? Menghasut apa? Ini kan kenyataan! SESEORANG7 Iya, tetapi kita tidak bersalah atas kejadian ini Seseorang 12. : Kita semua! Kita semua bersalah dan mesti memikul akibatnya! Seseorang 10 : Maksud saudara, kita harus mau dihukum? Dipenjara, begitu? ! Tidak! Saya tidak terima! Seseorang 13 : Mau terima atau tidak, itu urusan saudara, Yang jelas kita telah melakukan kesalahan secara beramai ~ ramai. Seseorang 5: Ya, kita memang bersalah kalau begitu. Seseorang 4: Saya tidak mengerti masak orang tidak berbuat apa ~ apa punya salah? Seseorang 13 : Pokoknya semua yang berada di sini telah bersalah dan harus memikul tanggung jawabnya. Seseorang 9 : Betul itu! Seseorang 8: Ya. Jangan cari selamat sendiri saja! Pengecut! Seseorang 10 : Jadi saudara telah mengatakan bahwa saya pengecut? Seseorang 8 : Kalau saudara mau cari enaknya saja, jelas saudara pengecut! Seseorang 10 : Hati - hati dengan mulut saudara itu, ya! = ee lengan adanya saudara di sini ini tidak menimbulkan kemacetan lalu nudara tidak ada di sini. Pasti saya akan bisa agak lapang nafas Seseorang 10 : Tapi saya kan tidak seniran? Seseorang 9: Makanya, Yang bersalah kita semua. Bukan cuma saudara. Mengerti?! Seseorang 3: Terus, kalau kita memang bersalah, mau apa coba? Seseorang 13: Kita tanggung jawab. Seseorang 10: Iya, Apa tanggung jawab saja cukup? Kita kan mesti pergi dari sini? Dan pergi dari sini tidak mungkin cukup dengan hanya pengakuan bersama dan tanggung jawab! Kita harus cari jalan keluar dari sini! Seseorang 12. : Tidak ada jalan lain! Yang ada cuma sungai di bawah situ! Yang mau segera pergi, silahhkan! Nyemplung saja! Seseorang 13: Habis, dari tadi koq ribut saja! Sudah tabu kita serba sult! Banyak omong! Seseorang 3: Tapi saya musti segera pulang! Seseorang 6: Pulang saja sana! Seseorang 3: Monyet! Seseorang 6: Kamu juga monyet! Seseorang 12. : Stop! Jangan bertengkar dulu! Kita perlu kepala dingin kalau mau pergi dari sini! SESEORANG 11 :sekarang sudah jam berapa coba? SESEORANG7 jam sejuta juga saudara mau apa? SESEORANG 11 :sialan! Ditanya baik baik malah cari gara gara! SESEORANG 10 _:sudahlah, Jangan ngomong yang gak karwan, Buang buang energy. Apa saudara saudara tidak capai? SESEORANG 5 tidak capai bagaimana?orang dicepit begini! SESEORAN( / es © 12 simakanya diam sajalah udab, Tidak usah rebut Tunggu saa apa yang radi! SESEO) RANG 5 mau nunggu sampai kapan? Sampai kita semua mampus atau nekad nyemplung ke sungau Yenak saja kalau ngomong! SESEORANG 12 -habig ngomong terus juga percuma SESEORANG 3 jadi bagaimana? SESEORANG 4 :sebenmya kita berdiri disni ini mau apasih? SESEORANG3 _ tidak tahu! SESEORANG 7 tha saudara berdiri disini ini mau apa sih? SESEORANG 4: saya, juga tidak tahu SESEORANG 7 —_:kok tidak tahu. Saya juga tidak tahu!,saudara? SESEORANG 10: saya tidak tal. Saudara? SESEORANG 11: saya juga tidak tahu SESEORANG 7 ‘kamu jga cari gara gara pakai Tanya jam segala! Sudah tau tidak bisa bergerak, Tanya jamilihat saja langit sana! Tanya sama setan jam berapa gitu! SESEORANG 11 _:brengsek! SESEORANG 10 _:sudahlah!sudahlah! SESEORANG 9 :sudahlah kepalamu! SESEORANG 8 _;jadi bagaimana ini?kita sudah sepakat bersalah dan sudah sepakat pikul tanggung jawan. Terus bagaimana? SESEORANG 2 _:saiap yang sepakat? Saya tidak.tapi biar cepat, baiklah saya sepakat!Nah, saudara saudara semua, bukankah kita sudah sepakat? Sudah! SESEORAMG 5 :Nah, terus bagaimana? f SESEORANG 4 SESEORANG 5 SESEORANG 6 SESEORANG 9 SESEORANG 7 SESEORANG 8 SESEORANG 12 SESEORANG 13 SESEORANG 8 SESEORANG 7 SESEORANG 6 SESEORANG 5 SESEORANG 8 SESEORANG 9 SESEORANG 12 SESEORANG 13 SESEORANG 11 SESEORANG 9 :Gimana apanya? + Kok gimana apanya? Gimana jalan keluarya,monyong!”? :Bajinguk! ‘Polisi polisi itu pada kemana lagi,nih? :Cuma mau nakut nakutin :sialan! :Hei! Jangan memaki alat negara seari penyakit saja chabisnya?! Saudara ini barangkali . saudara kan lebih duluan dari saya? ‘saya juga tidak tahu!tanya sama saudara ininil : saya juga tidak tahu! saya juga tidak tahu! :saudara saja tidak tahu apalagi saya. capalagi saya! Saya lebih belakangan datengnya : saya juga lebih belakangan datengnya “saya juga + semua pada tidak tahu?lalu siapa yang tahu?! :yang paling duluan datang kesini barangkali tahu SESEORANG 10 siapa? SESEORANG 9 stidak tahu, SESEORAN( ee, (G4 saya juga tidak tahu. Saya kira tadinya ada apa, makanya saya lantang datang kemari SESEORANG 6 tidak tahunya? SESEORANG 4 tidak tahu tidak ada apa apa SESEORANG 6 _:sauadara ini kenapa kemari? SESEORANG 4 _saya?saya kemari sebelum keadaan sedesak ini, Kira kira baru tujuh ribu orang. Jadi juga tidak tahu SESEORANG 3 saya datang waktu disni baru ada kira kira 6000 orang,juga tidak tahu SESEORANG2 kalau begitu saya lebih tahu duluan, Saya datang ketika baru ada lima orang saja. Dan juga tidak tahu apa apa SESEORANG 1 _ saya orang keempat, Dan juga tidak tabu, Coba Tanya sana, siapa namanya? Ya, lorang yang disebrang sana itu!Bukan! yang disebelahnya saudara yang baju kotak kotak itu. Ya, betul! Mahasiswa — : Apa? Saya?! Saya tidak tabu! Tapi disini memang tidak ada apa ~ apa kok Kalau tidak percaya, tanya saja sana sama saudara yang ini Pemuda —_: Saya? ‘Apa yang bisa saya terangkan? Saya juga tidak tabu! Saya datang ketempat ini hanya iseng ~ iseng saja Saya seorang penganggur yang sedang cari kerja dan cari ilham. + Tapi saudara yang pertamal Pemuda : Saya orang pertama? Orang pertama apa?! Koor _: Orang pertama yang datang kemaril Pemuda —: Saya? Kor. : Ya! Kamu! Jangan mungkir! Pemuda Tidak! Tidak! Orang yang pertama kali dating ke tempat ini bukan saya Koor : Siapa? Pemuda Bapak itu! Koor : Mana? Mana dia orangnya Pemuda ——: Ini! Yang ini! Koor : Seret kemari! Pemuda _: Gila! Jangan sewenang-wenang! Dia sudah tua. Koor : Tapi dialah biang keladinya! Otaknya. Pemuda Kalian jangan sembarangan menuduh orang! Dia tidak tahu apa-apa Koor : Pasti Subversif! Pemuda _: Ini sudah keterlaluan, Apa kalian semua sudah gila?! Koor : Pokoknya seret orang tua itu kemari! Pemuda _: Tidak! Saya tidak setuju. Dia tidak bersalah! Lagipula dia datang sedang mengalami musibah! Berperikemanusiaanlah sedikit! Koor : Pokoknya seret orang tua itu! Kita sikat saja! Dia yang menunggangi kita! Sikat saja! Jangan biarkan lolos! Pemuda _: Tidak! Tunggu dulu! Tunggu duiu! Kalian sudah betul-betul gila rupanya! Jangan main hakim sendiri! ices + Kamu komplotan, ya? Kalian pasti berkomplot! , iu orang tua ini! Pemuda _: Bajingan! Tunggu dutu! Saya tidak tahu apa-apa! Kita tanya dulu orang Jangan hantam kromo! Koor ! Ayo! Bunuh! 2 Percuma! Kita sudah tidak bisa sabar! Hantam saja! Bunuh saja! Ayo! : Tujuan saudara apa?! Koor Ya. Tujuan saudara, Pemuda _: Sudah saya bilang, saya hanya iseng -iseng soja! Kok tidak percaya?! anal Terserah saudara ~ saudara mau bilang apa, yang jelas saya tidak tabu apa ~ ‘Apa yang telah terjadi disini? Tidak ada apa ~ apa Tidak ada apa - apapun yang terjadi di sini! Koor. adi? Pemuda _: Kok jadi! Jadi, ya saya tidak tabu. Saudara ~ saudara sendiri mau apa bergerombol disini?! Koor :Monyet! Kalau kami tahu tidak akan bertanyal Pemuda _: Kalau begitu, ya sudah. Diam sajalah. Koor Diam bagaimana? Harus ada alasan! Harus ada yang bertanggung jawab! Saudaral Pemuda —_: Gila! Apa ~ apaan ini?! Koor : Saudara dalangnya! Pemuda —_: Jangan memfitnah! Ini fitnah! Hal 21 SESEORANG PEMUDA. MAHASISWA PEMUDA: ORANG TUA KOOR Baiklah! Nah, orang tua keparat! Jawab pertanyaan kami ini ! Apa maksud bapak berada di tempat ini ! (ORANG TUa YANG SEJAK AWAL SANDIWARA INI HANYA DIAM DAN DIAM SAlA ITU SAMBIL MENATAP BATAS CAKRAWALA, UNTUK BEBERAPA LAMA MASIH JUGA DIAM. MATANYA ITU MEMANDANG LURUS KE DEOAN. KE JAUH SANA. TIDAK MENJAWAB PERTANYAAN ORANG-ORANG YANG SIAP MEMBUNUH ITU, SEHINGGA MEREKA MENJADI TIDAK SABAR. DAN PEMUDA ITUPUN TIDAK SABAR IBUATNYA). Jawab bangsat ! (TAPI ORANG TUA ITU TIDAK JUGA MENJAWAB ) : Sabarlah sedikit saudara-saudara ! Bapak sejak semula memang tidak mau bicara ! : Betul saudara-saudara ! Saya kira dia bisu ! Atau tuli ! Atau bisu tuli ! tapi baiklah saya coba sekali lagi, sabarlah ! Nah, Bapak yang terhormat. Maukah bapak menjawab pertanyzan saya? Apakah tujuan bapak sendiri ditempat ini ? ‘Apa yang sedang bapak pikirkan ? Kenapa bapak berada disini ? Jawablah ! (SETELAH SEPI BEBERAPA SAAT, ORANG TUA ITUPUN _ BERKATA) : Seminggu yang lalu, tanpa diketahui siapapun. Saya mati disini : Ooooo, jadi bapak warga baru ?!

You might also like