You are on page 1of 19

BAHAN ALAM

BU KIKI
1. Parameter non spesifik & spesifik
- Parameter spesifik: aspek kand. Kimia kualitatif & kuantitatif kadar seny
kimia yg bertanggung jwb lgsg thd aktivitas farmakologi tertentu. Contoh:
identitas ekstrak, organoleptik, mikroskopik, kadar sari.
- Non-spesifik: segala aspek yg tdk terkait dgn aktivitas farmakologis scr lgsg
namun memengaruhi aspek kemanan & stabilitas ekstrak & sediaan yg
dihasilkan. Contoh: susut pengeringan, kadar air, cemaran logam berat,
kadar abu, sisa pelarut
4.1.1. Parameter spesifik
Pada penetapan parameter spesifik dilakukan penetapan kadar sari yang
meliputi kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol.
a. Penetapan kadar sari
1) Kadar sari larut air
Ditimbang ±5 g serbuk yang telah dikeringkan di udara. Dimasukkan kedalam
gelas kimia, ditambahkan 100 ml air jenuh kloroform, dikocok berkali-kali selama
6 jam pertama, dibiarkan 18 jam. Disaring, diuapkan 20 ml filtrat hingga kering
dalam cawan yang telah dipanaskan pada suhu 105 ℃ dan ditara, sisa
dipanaskan pada suhu 105℃ hingga bobot tetap. Dihitung kadar dalam % sari
larut air (Depkes RI, 2008:171).
bobot sari volume pelarut
Kadar sari larut air (%) = x x 100% (1)
bobot simplisia volume pengambilan
2) Kadar sari larut etanol
Ditimbang ±5 g serbuk yang telah dikeringkan di udara. Dimasukkan kedalam
gelas kimia, ditambahkan 100 ml etanol 95% P, dikocok berkali-kali selama 6 jam
pertama, dibiarkan 18 jam. Disaring dengan cepat untuk menghindari
penguapan etanol, diuapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam cawan yang telah
dipanaskan pada suhu 105℃ dan ditara, sisa dipanaskan pada suhu 105 ℃
hingga bobot tetap. Dihitung kadar dalam % sari larut etanol (Depkes RI,
2008:171).
bobot sari volume pelarut
Kadar sari larut etanol (%) = x x100% (2)
bobot simplisia volume pengambilan
4.1.2. Parameter non-spesifik
Pada penetapan parameter non-spesifik, dilakukan penetapan kadar air, kadar abu dan susut
pengeringan.
a. Penetapan kadar air
Penetapan kadar air simplisia ditentukan menggunakan cara destilasi. Tabung penerima dan
pendingin dibersihkan dengan asam pencuci, dibilas air kemudian dikeringkan dalam lemari pengering.
Ditimbang sejumlah bahan yang diperkirakan mengandung 1-4 mL air, dimasukkan kedalam labu kering
dan ditambahkan batu didih. Dimasukkan ±200 mL toluen jenuh air kedalam labu, dipasang rangkaian
alat. Dimasukkan toluen jenuh air ke tabung penerima melalui pendingin sampai leher alat penampung.
Dipanaskan labu selama 15 menit.
Saat toluen mulai mendidih, disuling dengan kecepatan ±2 tetes per detik hingga sebagian besar
air tersuling. Lalu kecepatan penyulingan dinaikkan menjadi 4 tetes per detik. Setelah semua air
tersuling, bagian dalam pendingin dicuci dengan toluen jenuh air sambil dibersihkan. Penyulingan
dilanjutkan selama 5 menit. Tabung penerima didinginkan hingga suhu ruang. Setelah air dan toluen
memisah sempurna, volume air dibaca dan kadar air dihitung dalam persen (Depkes RI, 2008: 170).
g
mLair x BJ air ( )
Kadar air (%) = ml x 100% (3)
g simplisia
b. Penetapan kadar abu
Penetapan kadar abu meliputi penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam.
1) Kadar abu total
Ditimbang 2 gram simplisia, dimasukkan kedalam krus silikat yang telah dipijar dan ditara,
kemudian krus dipijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, didinginkan lalu ditimbang. Jika
dengan cara tersebut arang tidak dapat dihilangkan, ditambahkan air panas, diaduk dan disaring
dengan kertas saring bebas abu. Kertas saring beserta sisa penyaringan dalam krus yang sama
dipijarkan. Dimasukkan filtrat kedalam krus, diuapkan dan dipijarkan hingga bobot tetap. Kadar
abu total dihitung terhadap berat bahan uji, dinyatakan dalam % b/b (Depkes RI, 2008:169).
Berat abu (g)
Kadar abu total = × 100% (4)
Berat bahan awal( g)
2) Kadar abu tidak larut asam
Dididihkan abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu total dengan 25 ml asam klorida
encer LP selama 5 menit, dikumpulkan bagian yang tidak larut dalam asam, disaring
menggunakan kertas saring bebas abu kemudian dicuci dengan air panas, dipijarkan dalam krus
hingga bobot tetap. Kadar abu tidak larut asam dihitung terhadap bahan uji, dinyatakan dalam %
b/b (Depkes RI, 2008:169).
Berat abu (g)
Kadar abu tidak larut asam = × 100% (5)
Berat bahan awal( g)
c. Susut pengeringan
Ditimbang 2 gram simplisia dalam cawan penguap yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu
penetapan dan ditara. Diratakan bahan dalam cawan hingga tebal lapisan ±5-10 mm, dimasukkan
kedalam ruang pengering, dikeringkan pada suhu penetapan hingga bobot tetap. Sebelum setiap
pengeringan, cawan dibiarkan mendingin dalam desikator hingga suhu ruang (Depkes RI, 2008:171).
2. Alasan penggunaan pelarut
Etanol lebih spesifik drpd air, mudah menguap, pelarut universal bisa menarik seny polar, semi
dan non. Saya mau menarik seny flavonoid, saponin & tanin yg bersifat polar-semipolar kan
etanol polar-semipolar. Etanol merupakan pelarut pengekstraksi yg baik utk senyawa BM
rendah spt flavonoid dan saponin. Konsentrasi 96->semakin tinggi konsent, semakin besar kadar
yg tersari. Di penelitian sebelumnya, etanol mengekstrak flav, saponin, tanin yg tinggi pd daun
afrika.
3. Ttg flavonoid (ciri fisik, struktur khas sm sifat)
Dalam tumbuhan, flavonoid terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid. Flavonoid
merupakan senyawa pereduksi yang baik, menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim
maupun non enzim. Pada tumbuhan flavonoid ini berfungsi sebagai pengaturan tumbuh, pengaturan
fotosintesis, antimikroba dan antivirus. Flavonoid merupakan senyawa polar karena mempunyai
sejumlah gugus hidroksil sehingga akan larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, air.

4. Persyaratan ekstrak & simplisia


- Terdapat 3 parameter standar umum simplisia, yaitu simplisia sebagai bahan dan produk
konsumsi manusia sebagai obat harus aman, bermutu dan bermanfaat, simplisia sebagai
bahan kefarmasian harus memenuhi 3 parameter kebeneran jenis (identifikasi), kemurnian
(bebas kontaminasi) serta aturan penstabilan (wadah, penyimpanan, transportasi), simplisia
sebagai bahan yang bertanggung jawab terhadap respon biologis harus mempunyai
spesifikasi kimia yaitu infomasi komposisi (jenis dan kadar) senyawa.
- Persyaratan kadar air utk ekstrak cair >30%, kental 5-30% atau 3-30% dan kering <5%.
PA INDRA
1. Simplisia
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan
menjadi simplisia nabati, hewani dan mineral (pelikan). Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh,
bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan.
2. Ekstrak
Ekstrak adalah sedian pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati
atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga
memenuhi standar yang telah ditetapkan
3. Senyawa organik & anorganik
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon
(kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon). Senyawa anorganik adalah senyawa pada alam
(yang terdapat dalam tabel periodik) yang menyusun material/benda mati. Titik lebur dan titik
didih senyawa organik umumnya lebih rendah dibandingkan dengan senyawa anorganik.
Kelarutan yang dimiliki senyawa organik lebih kecil daripada senyawa anorganik. Reaksi senyawa
organik lebih lambat daripada senyawa anorganik karena senyawa organik reaksinya secara
molekuler, sedangkan senyawa anorganik secara ionik. Senyawa organik berasal dari makhluk
hidup dan dari hasil sintesis, sedangkan senyawa anorganik berasal dari sumber daya alam
mineral (bukan dari makhluk hidup). Senyawa organik bersifat mudah terbakar, sedangkan
senyawa anorganik tidak. Semua senyawa organik mengandung unsur karbon, sedangkan
senyawa anorganik tidak semuanya mengandung unsur karbon. Senyawa organik hanya dapat
terlarut dalam pelarut organik, sedangkan senyawa anorganik dapat terlarut dalam pelarut air
atau organik. Contoh senyawa organik adalah protein, lemak, karbohidrat, asam format, asam
lemak, vitamin, polimer. Contoh seny anorganik adalah Na klorida, Na bromida, NaF.
4. Tabel periodik (logam berat & ringan)

Logam berat: timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As) dan cadmium (Cd)
Logam ringan: Na, K
5. Skrining fitokimia
Skrining fitokimia bertujuan utk mengidentifikasi gol seny metabolit sekunder yang terdapat
didalam simplisia.
Pada identifikasi senyawa alkaloid, adanya endapan putih pada bagian yang ditambahkan
pereaksi Mayer dan endapan jingga pada bagian yang ditambahkan pereaksi Dragendorff menandakan
positif alkaloid. Pereaksi Mayer dan Dragendorff mengandung merkuri klorida dan kalium iodida. Prinsip
dari reaksi pengendapan yang terjadi karena adanya peran atom nitrogen yang memiliki pasangan
elektron bebas pada alkaloid dapat mengganti ion iodo dalam pereaksi tersebut sehingga membentuk
ikatan kovalen koordinasi dengan ion logam. Pada identifikasi senyawa saponin, terbentuknya busa pada
tabung reaksi menunjukkan adanya golongan senyawa saponin. Busa yang dihasilkan pada uji saponin
disebabkan karena saponin mengandung gugus glikosil yang berperan sebagai gugus polar serta gugus
steroid dan triterpenoid sebagai gugus non-polar akan bersifat aktif permukaan sehingga saat dikocok
dengan air, saponin dapat membentuk misel dimana gugus polar akan menghadap keluar sedangkan
gugus non-polar akan menghadap kedalam. Pada kondisi ini akan terbentuk busa. Pada identifikasi
kandungan steroid, diuji menggunakan pereaksi Liebermann Burchard yang ditandai dengan terjadinya
perubahan warna menjadi hijau-biru bila positif steroid. Hal ini disebabkan karena asam asetat dan
asam sulfat akan berikatan dengan senyawa steroid sehingga menghasilkan reaksi perubahan warna.
Pada identifikasi senyawa flavonoid, terbentuknya warna pada lapisan amilalkohol menunjukkan
adanya senyawa flavonoid. Penambahan HCl dan logam Mg akan mereduksi inti benzopiron dalam
senyawa flavonoid sehingga terbentuk perubahan warna. Penambahan HCl pekat menghidrolisis
flavonoid menjadi aglikonnya, yaitu dengan menghidrolisis O-glikosil. Penambahan amilalkohol akan
menyebabkan tereduksinya senyawa flavonoid sehingga menimbulkan reaksi warna akibat dari reduksi
oleh HCl pekat dan magnesium. Pereaksi besi (III) klorida digunakan untuk mengidentifikasi senyawa
tanin dan polifenolat. Terbentuknya warna hitam kehijauan menandakan positif mengandung senyawa
tanin dan timbulnya endapan coklat menandakan positif polifenolat. Hal tersebut dapat terjadi karena
adanya gugus hidroksil pada senyawa yang membentuk senyawa kompleks dengan FeCl 3.
4.1.3. Penapisan senyawa alkaloid
Sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan asam klorida 2N lalu disaring.
Filtrat dibasakan dengan ammonia 10% lalu ditambahkan klorofom dan dikocok. Lapisan klorofom
dipipet kemudian ditambahkan asam klorida 2N, dikocok kuat hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan
asam pada tabung reaksi dipipet dan dibagi 3. Pada tabung I ditambahkan pereaksi Mayer dan adanya
endapan putih atau kekeruhan menandakan sampel positif mengandung alkaloid. Pada tabung II
ditambahkan pereaksi Dragendorff, adanya endapan berwarna jingga-kuning menandakan sampel
positif mengandung alkaloid. Tabung III digunakan sebagai blanko (Farnsworth, 1966:245).
4.1.4. Penapisan senyawa flavonoid
Sampel ditempatkan pada gelas kimia lalu ditambahkan 100 ml air dan didihkan selama 10
menit. Kemudian campuran disaring dan filtrat ditampung. 5 ml filtrat dimasukan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat. Selanjutnya ditambahkan
amilalkohol dan dikocok kuat hingga terbentuk pemisahan. Terbentuknya warna merah, kuning, dan
jingga pada campuran menandakan keberadaan senyawa flavonoid (Farnsworth, 1966:263).
4.1.5. Penapisan senyawa saponin
Bahan dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan air panas sebanyak 10 mL.
Selanjutnya, campuran didinginkan lalu dikocok secara kuat selama 10 detik. Setelah terbentuk busa,
ditambahkan 1 tetes asam klorida 2N. Timbulnya busa setinggi 1-10 cm yang tetap dalam waktu 10
menit, dan busa tidak hilang saat ditambahkan asam klorida, menandakan keberadaan senyawa saponin
dalam bahan (Farnsworth, 1996 dalam Putri, 2015:23).
4.1.6. Penapisan senyawa tanin
Sebanyak 1 gram bahan ditambahkan 100 ml air panas, dididihkan selama 15 menit. Setelah
didinginkan, disaring dan filtrat dibagi menjadi 3 bagian dalam tabung reaksi. Pada filtrat pertama
ditambahkan larutan FeCl3 1%. Terbentuknya warna biru tua atau hitam kehijauan menunjukkan adanya
golongan senyawa tanin. Kedalam filtrat kedua ditambahkan gelatin 1%. Adanya endapan putih
menunjukkan keberadaan senyawa tanin. Kedalam filtrat ketiga ditambahkan 15 ml pereaksi Steasny
dan dipanaskan. Adanya endapan merah muda menunjukkan adanya tanin katekat. Hasil uji filtrat ketiga
disaring dan ditambahkan natrium asetat dan FeCl 3 1%. Terbentuknya warna biru tinta menunjukkan
adanya tanin galat (Farnsworth, 1966:264).
4.1.7. Penapisan senyawa monoterpen dan seskuiterpen
Serbuk simplisia digerus dengan eter, kemudian disaring menggunakan kertas saring. Filtrat
diambil lalu disimpan pada cawan penguap. Selanjutnya filtrat diuapkan hingga kering, lalu vanillin 10%
dalam asam sulfat ditambahkan. Apabila terdapat senyawa monoterpen dan seskuiterpen, maka akan
timbul perubahan warna (Farnsworth, 1966, dalam Putri, 2015:23).
4.1.8. Penapisan senyawa terpenoid dan steroid
Sampel digerus dengan eter lalu disaring. Filtrat ditempatkan di cawan dan dibiarkan menguap
sampai kering. Pereaksi Liebermann-Burchard ditambahkan kedalam cawan. Warna merah-ungu
menandakan sampel positif triterpenoid. Sedangkan warna hijau-biru menandakan sampel positif
steroid (Farnsworth, 1966:259).
4.1.9. Penapisan senyawa polifenolat
Serbuk simplisia ditempatkan kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan akuades secukupnya.
Tabung dipanaskan diatas waterbath dan disaring. Filtrat ditampung dan ditambahkan larutan FeCl 3.
Warna hijau, biru kehijauan, merah-ungu, biru-hitam hingga hitam pekat menandakan positif fenolat.
Jika timbul endapan cokelat menandakan adanya polifenolat (Farnsworth, 1996 dalam Putri, 2015:21).
4.1.10. Penapisan senyawa antrakuinon
Bahan dimasukkan ke tabung reaksi, ditambahkan akuades secukupnya. Campuran dipanaskan
dan disaring. Filtrat ditambahkan Natrium Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida (KOH) 5%.
Perubahan warna menjadi kuning menunjukkan adanya senyawa antrakuinon (Farnsworth, 1966:265).
6. Apa itu stress oksidatif & mekanisme tjdnya kanker
• Ketidakseimbangan antara jumlah reactive oxygen species (ROS)/radikal bebas oksigen thd seny
antioksidan didlm tubuh dpt menyebabkan tjdnya stress oksidatif. Selama tjdnya stres
oksidative, ROS berlebih didalam tubuh akan menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid.
• Mekanisme = Sel secara normal akan menjalankan regularitasnya dalam rangka
mempertahankan -> homeostasis di jaringan -> Adanya DNA didalam sel menjadikan sel selalu
dinamis, dimana setiap ada sel yang mati, maka akan segera digantikan dengan sel yang baru ->
normal sel mempertahankan homeostasis -> Masalah muncul ketika adanya sel yang rusak dan
tidak dieliminasi oleh tubuh sehingga muncullah sel kanker -> Ketika terjadi kerusakan sel, maka
terjadilah proliferasi sel yang tidak terkontrol, kehilangan apoptosis, terjadi invasi sel maglinan
kedalam jaringan, terjadi metastasis sehingga tumbuh benjolan
7. Mekanisme dr radang, asam arakhidonat termasuk met primer atau sekunder
Mekanisme inflamasi: sel leukosit (sel pertahanan tubuh) menempel ke sel endotel pemb darah
didaerah inflamasi -> bermigrasi mel dinding kapiler msk ke rongga jar -> extravasasi, keluar
faktor plasma (contoh: immunoglobulin), sel leukosit (neutrofil, basofil, limfosit, monosit)
disimpan di sumsum tulang & diedarkan dlm darah. Di keadaan normal, leukosit sedikit melekat
pd sel endotel, tp pd inflamasi sgt byk.
8. Ciri khas masing2 metabolit sekunder
- Flavonoid: gol fenol terbesar (C6-C3-C6), banyak ggs –OH: polar, disintesis dr as piruvat mel
metabolisme as amino. Ada 10; antosianin, proantosianidin, flavonol, flavon, glikoflavon,
biflavonil, khalkon, auron, flavanon, isoflavon
- Tannin: memiliki ggs fenol maka termasuk polifenol. Ada tanin terkondensasi (flavolan) =
kondensasi katekin tunggal, ada tanin terhidrolisis: mgd ikatan ester yg terhidrolisis jika
dididihkan dlm HCl encer
- Saponin: glikosida triterpena & sterol
- Terpenoid: tersusun atas isoprene. Monoterpen & seskuiterpen mdh menguap, diterpen
(sukar menguap), triterpen & sterol tdk menguap
- Alkaloid: mgd paling sedikit 1 atom N, basa, membtk cincin heterosiklik. Seny tanpa warna,
optik aktif, btk kristal. Contohnya pirolidin, isoquinolon, quinolon, indol, nikotin, berberina
9. Knp setiap tanaman punya metabolit berbeda2
Kandungan senyawa bioaktif pada tanaman dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya lingkungan seperti jenis tanah, iklim, tinggi tempat dan pembentukan metabolit
sekunder dalam tanah yang dipengaruhi oleh suhu, aktivitas air, pH dan intensitas cahaya
BU YANI
1. Bedanya refluks sm soxhlet digambarin

s r
perkolasi
Pa indra:
- Apakah ada faktor lain dalam kepatuhan dalam keberhasilan terapi? Kalau menggunakan obat
herbal bagaimana?
obat bahan alam memiliki beberapa kelebihan jika digunakan secara tepat diantaranya adalah
efek samping yang relatif lebih sedikit, komponen dalam satu bahan memiliki efek saling
mendukung, pada satu tanaman obat memiliki beberapa efek farmakologi, dan lebih sesuai
untuk penyakit – penyakit metabolik degeneratif
Obat bahan alam akan bermanfaat dan aman digunakan jika mempertimbangkan 6 aspek
berikut :
 Tepat dosis (takaran)  co/ seledri diketahui dapat menurunkan tekanan darah, namun
pada saat konsumsi berlebih maka akan menurunkan tekanan darah secara drastis
sehingga dapat menyebabkan syok
 Tepat waktu  co/ pasien ibu – ibu mengalami kesulitan persalinan krn mengkonsumsi
cabe puyang sebelum dan ketika hamil  tnyt cabe puyang/jawa mgd alkaloid piperin
yang berefek menghambat kontraksi otot. Dan kemungkinan juga menghambat
kontraksi otot uterus pada ibu mau melahirkan.
 cara penggunaan  Tidak semua tanaman obat pada penggunaannya dapat direbus.
Ada beberapa tanaman yang penggunaannya justru tidak boleh direbus
 Tepat pemilihan bahan  Tanaman obat terdiri dari beragam jenis spesies yang kadang
kala sulit dibedakan. (kopi Arabica, robusta, aceh)
 Tepat telaah informasi  Ketidaktahuan justru akan menyebabkan obat bahan alam
menjadi bahan yang membahayakan
 Sesuai dengan indikasi penyakit tertentu  Pemilihan jenis obat bahan alam untuk
mengobati penyakit harus dilakukan dengan tepat, rasio antara keberhasilan terapi dan
efek samping yang ditimbulkan harus menjadi pertimbangan utama.
- Penetapan kadar sari larut air gimana? Masa langsung dilarutin lagi di air? Padahal langsung
dikeringin aja
Jawab:
Penetapan kadar sari (parameter spesifik) meliputi:
Larut air untuk mengetahui jumlah senyawa yang dapat tersari dengan air dari suatu simplisia
(polar)
Larut etanol untuk mengetahui jumlah senyawa yang dapat tersari dengan etanol (pel. organil)
dari suatu simplisasi (semipolar-nonpolar-polar)
Caranya: Ditimbang-dimasukan ke gelas kimia- ditambah air yang jenuh kloroform- dikocok-
disaring- diuapkan hingga kering dalam cawan yg telah ditara-sisanya dipanaskan pada suhu 105
hingga bobot tetap-dihitung
- Bagaimana cara meminimalisir sampel selama masa penyimpanan? Sebaiknya dilakukan
ekstraksi lalu sarinya yang digunakan untuk pengujian (untuk menjamin sampel) (uub)
1. Sortasi  dilakukan terhadap :
Bagian tumbuhan yang digunakan, Benda asing (tanah, pasir), Kerusakan, Ukuran, warna,
tanaman busuk,  dibutuhkan tanaman segar shg ketika saat penyimpanan didapatkan
simplisia kering yg segar
2. Pecucian
Pencucian sebanyak 1 x : menghilangkan 25% jumlah mikroba awal.
Pencucian 3x : mikroba yg tertinggal 42% jumlah mikroba awal.
Shg mengurangi kadar mikroba pada saat penyimpanan
3. Pengeringan : Mendapatkan simplisia yg tidak mudah rusak, Dapat disimpan dalam waktu
yg lebih lama, Mencegah penurunan mutu atau perusakan simplisia (dg mengurangi kadar
air & menghentikan reaksi enzimatik)
4. Penyimpanan :
Bahan Simplisia sebaiknya disimpan dalam keadaan kering, tertutup rapat, dan terlindung
dari cahaya.
Perlu diperhatikan juga mengenai stabilitas simplisia, Dimana bahan yang mengandung
glikosida dan ester relatif kurang stabil daripada bahan yang mengandung alkaloid. Saat
penyimpanan perlu dihindarkan dari :
Cahaya Matahari
• Sinar dari panjang gelombang tertentu dpt menimbulkan perubahan kimia pd simplisia
Oksigen Udara
• Senyawa tertentu dalam simplisia dpt mengalami perubahan kimiawi oleh pengaruh
oksigen udara → Terjadi oksidasi
Kelembaban
• Jika kelembaban lingkungan lebih kecil dari pada simplisia, maka Simplisia akan kehilangan
sebagian airnya secara perlahan-lahan sehingga makin lama makin mengecil (kisut).
• Simplisia yg higroskopik Jika disimpan dalam wadah terbuka akan menyerap uap air di
udara sehingga menjadi basah atau mencair.
- Bedanya flavon dan flavonol?
Jawab:
Perbedaan antara flavon dan flavonol adalah pada flavon tidak ditemukannya gugus hidroksil
pada atom C-3.

Bu Yani:
- Bedanya susut pengeringan sama kadar air apa?
Susut pengeringan = untuk menentukan jumlah kadar air dan senyawa yang volatile
Kadar air = mengukur jumlah air saja
- Arti adanya zona hambat pada pengujian aktivitas antibakteri?
Jawab: Zona hambat menjadi penanda adanya penghambatan aktivitas antibakteri dari bahan
uji terhadap bakteri uji.
1. sel tumbuhan dan sel hewan (perbedaanya)
2. Nama latin bagian bagian tanaman (fructus, flos, radix dll…)

3. Tahapan
pembuatan
ekstrak dengan
cara meserasi:
Perendaman
dilakukan
selama kurun waktu
tertentu, misalnya
dilakukan
selama 24 jam dengan diberikan pengadukan setiap 1-2 jam (kalau malem biarkan saja tidak perlu di
aduk), proses pengadukan bukan keharusan. Setelah 24 jam ganti pelarut dengan pelarut baru dan
selanjutnya perlakukan sama dengan yang pertama. Penggantian pelarut dilakukan untuk
mempercepat proses ekstraksi, karena pelarut pertama kemungkinan sudah jenuh oleh senyawa
sehingga tidak dapat melarutkan kembali senyawa yang diharapkan, dan waktu pergantian
tergantung kebutuhan tidak harus 24 jam.  Penggantian pelarut dihentikan bila pelarut terakhir
setelah didiamkan seperti pelarut sebelumnya memperlihatkan warna asli pelarut yang menandakan
senyawa sudah terekstraksi seluruhnya. Ekstrak cair dari pelarut pertama dan pelarut selanjutnya
disatukan, untuk dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator.
4. Perbedaan minyak dan lemak
- Minyak: tersusun atas senyawa trigliserida atau triasilgliserol yaitu suatu gliserol yang terasilasi
(teresterifikasi) pada ketiga gugus Oksigennya dengan suatu asam lemak
- Lemak: adalah istilah umum yang digunakan untuk bahan organik yang tidak larut atau
bercampur dalam air (hidrofobik) namun larut pada pelarut organik
5. Respirasi aerob dan aerob adalah
- Respirasi Aerob adalah proses respirasi yang membutuhkan oksigen,
- Respirasi Anaerob tidak membutuhkan oksigen.
6. Komponen penyusun lemak

7. Perbedaan minyak dan lemak


Lemak dan minyak adalah trigliserida, atau triasilgliserol, dalam kedua istilah ini yang berarti
trimester dari gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak, yaitu: pada suhu kamar (250
c) lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan
sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein.Satu gram
minyak atau lemak dapat menhasilkan energi sebesar 9kkal,sedangkan karbohidrat dan protein
hanya menghasilkan 4kkal/gram. Minyak goreng merupakan salah satu bahan yang ada didalam
lemak, baik yang berasal dari lemak tumbuhan (lemak nabati) maupun dari lemak hewan(lemak
hewani).
8. Tahap pembuatan simplisia
a. Pemilihan, dilakukan pemilihan terhadap :
• bagian tumbuhan yang digunakan
• benda asing
• kerusakan
• ukuran
• warna
b. Pencucian
Untuk menghilangkan tanah & pengotor lain yang melekat pada bahan simplisia, Menggunakan:
air bersih mis. Air dari mata air, air sumur, air PAM
• Pencucian sebanyak 1 x : menghilangkan 25% jumlah mikroba awal.
• Pecucian 3x : mikroba yg tertinggal 42% jumlah mikroba awal.
• Pencucian tidak dapat membersihkan simplisia dari semua mikroba krn air pencucian yg
digunakan jg mengandung sejumlah mikroba. Bakteri yang umum terdapat didalam air :
Pseudomonas sp, Proteus sp, Micrococcus sp, Bacillus sp, Streptococcus sp, Enterobacter sp,
Escherichia sp
c. pengeringan
TUJUAN : • Mendapatkan simplisia yg tidak mudah rusak • Dapat disimpan dalam waktu yg lebih
lama • Mencegah penurunan mutu atau perusakan simplisia (dg mengurangi kadar air &
menghentikan reaksi enzimatik)
PRINSIP : • sebaiknya dilakukan segera setelah pengumpulan kecuali kalau dikehendaki lain
seperti diperlukannya tahap fermentasi (proses enzimatik yang dikehendaki)
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Pengeringan 1. Suhu pengeringan 2. Kelembaban udara 3.
Aliran udara 4. Waktu pengeringan 5. Luas permukaan bahan 6. Tidak dianjurkan menggunakan
alat dari plastik

Suhu pengeringan: Tergantung bahan simplisia dan cara pengeringan


Suhu terbaik : tidak melebihi 60℃
Untuk senyawa tidak tahan panas atau mudah menguap dikeringkan pada suhu 30 - 45 oC, atau bisa
juga dilakukan pengeringan vakum Kandungan Air pd kadar tertentu :
 Dpt merupakan media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya.
 Memungkinkan enzim tertentu dalam sel masih dapat bekerja menguraikan senyawa aktif sesaat
setelah sel mati(biasanya jika kadar air lebih dari 10%)
Hal-hal yg harus diperhatikan
a. Pengeringan langsung setelah pemanenan
b. Proses stabilisasi sebelum bahan dikeringkan
c. Proses enzimatik yang dikehendaki setelah pemanenan
d. PENGECILAN UKURAN TANAMAN

Tujuan :
• Memperbesar luas permukaan kontak
• Mempermudah proses ekstraksi
Untuk beberapa simplisia, irisan yg terlalu tipis dapat menyebabkan : • Berkurangnya atau hilangnya zat
berkhasiat yg mudah menguap sehingga mempengaruhi komposisi, bau dan rasa yg diinginkan. Contoh :
Temulawak, Temu giring, Jahe, Kencur yang semuanya mengandung minyak atsiri yang dibutuhkan
tubuh
Faktor - faktor penting yang harus diperhatikan terhadap hasil penggilingan, diantaranya :
1. Kelembapan Bahan 2. Alat Pengayak 3. Waktu Pengayakan
e. PENYIMPANAN SIMPLISIA

• Bahan Simplisia sebaiknya disimpan dalam keadaan kering, tertutup rapat, dan terlindung dari cahaya.
• Perlu diperhatikan juga mengenai stabilitas simplisia, Dimana bahan yang mengandung glikosida dan
ester relatif kurang stabil daripada bahan yang mengandung alkaloid.
9. ALAT ECC
- ALAT YANG DIGUNAKAN CORONG PISAH

Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan dengan
bantuan pelarut.
10. KROMATOGRAFI

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran secara fisika didasarkan atas perbedaan
distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut di antara dua fase, fase diam (padat
atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa
terdapat dua komponen penting dalam kromatografi, yang fase diam (padat atau cair) dan fase
gerak (cair atau gas).
- KROMATOGRAFI KERTAS : Kromatograsi kertas adalah kromatografi yang menggunakan fase
diam kertas yaitu kandungan selulosa didalamnya, sedangkan yang digunakan sebagai fase
geraknya yaitu pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Kertas yang bertindak sebagai fase
diam akan dicelupkan ke dalam sampel (senyawa) atau pelarut, setelah itu sampel dan pelarut
berdasarkan gaya kapilaritas akan terserap dan bergerak keatas. Perbandingan jarak antara
sampel dan jarak pelarut dihitung sebagai nilai Rf
- KLT : Kromatografi lapis tipis ini merupakan teknik analisis kualitatif dari sampel yang ingin
diperiksa dengan memisahkan komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran. Seperti
yang telah dijelaskan tadi, prinsip kerja kromatografi lapis tipis yaitu memisahkan sampel
berdasarkan perbedaan kepolaran anatara sampel dengan pelarut yang digunakan. Biasanya
teknik kromatografi ini menggunakan plat silika sebagai fase diam dan fase gerak yang
digunakan disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran yang
digunakan disebut eluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel dan eluen maka sampel akan
semakin terbawa fase gerak.
Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif, untuk itu diperlukan perhitungan tertentu untuk
memastikan spot yang terbentuk berjarak sama meski ukuran jarak plat berbeda. Nilai
perhitungan tersebuu yakni nilai Rf. Nilai Rf ini digunakan sebagai nilai perbandingan relatif
antar sampel.Selain itu, nilai Rf juga digunakan sebagai derajat resisten sebuah komponen
dalam fase diam sehingga nilai Rf juga sering disebut dengan faktor retensi.
Semakin besar nilai Rf sampel maka semakin besar jarak gerak senyawa pada plat kromatografi
lapis tipis. Ketika membandingkan dua sampel berbeda di kondisi kromatografi yang sama , nilai
Rf akan besar jika senayaea kurang polar dan berinteraksi dengan adsorbent polar dari plat
kromatografi tersebut.
Nilai Rf bisa dijadikan buktiuntuk mengidentifikasi senyawa. Jika identifikasi nilai Rf bernilai sama
maka senyawa tersebut dikatakan mempunyai karakteristik yng sama/mirip. Dan sebaliknya, jika
nilai Rf berbeda berarti senayaa tersenyawa yang berbeda.
- GLC (Gas Liquid Chromatography)
GlC adalah salah satu jenis kromatografi gas yang digunakan untuk memisahkan senyawa
organik yang mudah menguap. Kromatografi ini menggunakan fase gas sebagai fase gerak dan
zat cair sebagai fase diam.
Pengaplikasian kromatografi gas ini yaitu digunakan untuk menentukan komposisi kimia dari zat
yang tidak diketahui, contohnya senyawa berbeda dalam bensin. Waktu analisa menggunakan
kromatografi gas ini cenderung lebih lama. Instrumen yang digunakan dalam kromatografi ini
lebih kompleks, instruen tersebut diantaranya:

 Gas Pembawa, yaitu gas yang harus inert dengan sampel dan juga harus murni. Gas pembawa
yang banyak dihgunakan diantaranya hidrogen, nitrogen, argon dan helium.
 Detektor, ini berfungsi untuk mengubah sinyal analitik menjadi sinyal listrik.
 Rekorder, ini berfungsi untuk mengubah sinayal listrik menjadi sinyall mekanik agar dapat
dibaca dalam bentuk data.
 Injektor, yaitu tempat untuk menyuntikan sampel
 Kolom
 Pengontrol aliran.

- HPLC : Kromatografi jenis ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan jenis
kromatografi lainnya, keunggulan tersebut diantaranya lebih cepat dalam menganalisa, memiliki
resolusi yang lebh tinggi, memiliki sensitivitas detektor yang lebih tinggi, kolaom yang sudah
digunakan dapat digunakan kembali, cocok dan ideal untuk zat yang memiliki molekul besar dan
berionik serta mudah menrekoveri sampel. High Performance Liquid Chromatography ini juga
menggunakan sistem instrumen pada kromatografi gas. Teknik kromatografi ini menggunakan
tekanan dan kecepatan yang cukup tinggi sehingga revolusi yang dihasilkan resolusi yang lebih
baik dibandingkan kromatografi jenis lain.
- Nama2 botani, akar, batang, daun, perbedaan rimpang dan akar
Nama botani : nama taksonomi tanaman
Bagian tanaman beserta nama latin :
akar = radix
rimpang = rhizome
umbi lapis = bulbus
umbi = tuber
bunga = flos
buah = fructus
biji = semen
kayu = lignum
kulit kayu = cortex
batang = caulis
daun = folia
seluruh bagian tanaman = herba
pati = amylum
kuncup = gemma
duri = spina
rambut/bulu = pilus
sisik = lepis
Perbedaan
Rimpang adalah modifikasi batang yang ada dibawah tanah sementara akar merupakan bagian
dari sistem akar yang menempatkan rimpang dibawah tudung
- Metabolit primer & sekunder
PRIMER :
• Metabolisme primer:
- jalur metabolisme yang berperan langsung pada fotosintesis & respirasi
• Metabolit primer:
Pengertian:
- hasil metabolisme yang umum ditemukan pada seluruh organisme
- senyawa yang secara langsung memiliki fungsi/terlibat dalam proses metabolisme utama, jalur
katabolisme dan anabolisme, pada tumbuhan
Fungsi: menunjang pertumbuhan dan perkembangan organisme
Contoh: nukleotida, asam nukleat, asam amino, karbohidrat, lipid
SEKUNDER :
• Metabolisme sekunder: sintesis, metabolisme, dan katabolisme senyawa endogen oleh protein
khusus
• Metabolit sekunder: hasil metabolisme yang (Endress ,1994: 121):
- Terdistribusi terbatas secara taksonomi, khususnya ditemukan pada tumbuhan
- Disintesis hanya pada kondisi tertentu
- Fungsinya kurang diketahui
- Tidak jelas peranannya dalam proses kehidupan
- Ekspresi dari spesialisasi sel baik yang dipicu oleh proses diferensiasi sel atau menggambarkan
suatu bagian dari proses perkembangan tumbuhan
- Biosintesis umumnya terbatas pada tahap perkembangan tertentu (contoh: alkaloid banyak
terkandung dalam daun muda kopi), dan atau sel tertentu
- Tidak memiliki fungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan secara langsung
- Penting untuk kelangsungan hidup dan interaksi dengan lingkungan
- Terdapat pada berbagai macam tumbuhan
• Metabolit sekunder tdk berperan langsung di:
- Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
- Fotosintesis
- Respirasi
- Transport zat terlarut
- Translokasi
- Sintesis protein
- Asimilasi nutrien
- Pembentukan karbohidrat, protein, dan lipid
• Fungsi Metabolit Sekunder
- Perlindungan tumbuhan terhadap lingkungan abiotik dan biotik
– Antioksidan: melindungi klorofil dari degradasi fotokimia akibat tingginya kadar oksigen
Contoh: karotenoid, antosianin, flavon, isoflavon, chalcones, aurons, flavonoid
– Agen allelopathy: menghambat pertumbuhan jenis tumbuhan lain
Contoh: asam fenolat berupa asam salisilat
– Feeding deterrents: menghindarkan pemangsaan (Contoh: alkaloid pada kopi Coffea
arabica)
Contoh: tanin, kuinon, dan flavonol
– Agen antifungi
Contoh: asam fenolat, isoflavon, dan dihydrochalcones
– Fitoaleksin: menghambat infeksi bakteri
- Detoksifikasi senyawa yang terakumulasi saat metabolisme primer
- Efektor fisiologis tumbuhan
- Sinyal kimia untuk pengaturan metabolisme organisme multiseluler
- Koordinasi aktivitas individu sesama spesies
- Pembentukan hubungan ekologis
Metabolit sekunder pada tumbuhan memerlukan prekursor yang berasal/terdapat dalam
metabolisme primer, enzim, kofaktor, energi, nitrogen
Metabolit sekunder atau produk alami tumbuhan/senyawa bahan alam umumnya terbagi menjadi
3 kelompok utama, didasarkan pada asal mula biosintesisnya.
1. Terpenoid
2. Alkaloid dan senyawa nitrogen terkait
3. Fenilpropanoid dan senyawa fenolat

- LC50, 50% itu apa


Lethal Concentration 50 (LC50) adalah konsentrasi yang menyebabkan kematian pada 50% binatang
percobaan.
50% menunjukkan kematian populasi hewan uji
- Amilum, pati, proses yg tjd saat ekstraksi
Amilum :
 Bentuk penyimpanan sementara hasil fotosintesis. Juga sebagai cadangan makanan yg terdapat
pada: biji, empulur, jari-jari empulur, kulit batang, dan akar dan umbi.
 Persentase amilum:
• biji padi-padian: 50-65% berat kering
• kentang : 80% berat kering
 Sumber: jagung (Zea mays), beras (Oryza sativa), gandum (Triticum aesticum), kentang
(Solanum tuberosum), akar singkong (Manihot utilissima).
 Sbg pengisi serbuk tabur, pengisi tablet, pengikat dan bahan penghancur tablet (pregelatinized
starch =amilum yg telah dimodifikasi)
PATI
 Bentuk penyimpanan sementara hasil fotosintesis
 Merupakan cadangan makanan yg terdapat pada: biji, empulur, jari-jari empulur, kulit
batang, dan akar.
 Pada
biji padi-padian : 50-65% berat kering
kentang : 80% berat kering
 Dalam perdagangan: jagung, sereal lain: beras, gandum, kentang, akar singkong.
 Sbg pengisi serbuk tabur, pengisi tablet, pengikat dan bahan penghancur tablet
(pregelatinized starch)
 Pati = campuran 2 polisakarida (20% amilosa–larut air dan 80% amilopektin–tdk larut air)
 Sifat: amilosa memiliki rantai lurus, amilopektin memiliki rantai bercabang
 Amilosa:
 Tdd ± 300 D-glukopiranosa, dihubungkan o/α 1,4-glukosida shg berbentuk heliks
 Amilosa+I2  kompleks biru tua
 Amilopektin
 Tdd ± 1000 glukosa
 Amilopektin+I2  violet biru/ungu
Terkadang ditemukan pula fitoglikogen dengan percabangan yang lebih banyak dari
amilopektin

- Kand senyawa (golongan, identifikasi sm contoh2) – metabolit primer sekunder


Kandungan senyawa (golongan):
1. Terpenoid
Monoterpen (C10)
Sesquiterpen (C15)
Diterpen (C20)
Triterpen (C30)
Sterols, Hormones, Saponin
2. Alkaloid dan senyawa nitrogen terkait
Pyrolidine - ornitin
Tropane - lisin
Piperidine - fenilalanin
Pyrrolizidine - tirosin
Quinolizidine
Isoquinoline
Indole
3. Fenilpropanoid dan senyawa fenolat
Fenol
Flavonoids
Antocyan
Quinon
- Perbedaan minyak lemak & minyak atsiri (ciri2 & cara mengetahui)
Minyal lemak:
Minyak dan Lemak merupakan senyawa penting yang dibutuhkan oleh tubuh, minyak dan
lemak merupakan sumber energi cadangan setelah karbohidrat.
Lipid secara definisi adalah istilah umum yang digunakan untuk bahan organik yang tidak larut
atau bercampur dalam air (hidrofobik) namun larut pada pelarut organik
Minyak merupakan bahan cair yang tidak melarut di air
Minyak dan lemak memiliki komponen penyusun yang sama yaitu asam lemak, namun meskipun
begitu lemak pada suhu kamar berwujud padat sedangkan minyak berwujud cair
Asam Lemak adalah suatu asam karboksilat yang memiliki rantai karbon panjang dan tidak
bercabang yang merupakan komponen penyusun minyak dan lemak
Minyak lemak, yaitu minyak yang tersusun atas komponen asam lemak. Contohnya adalah
minyak sawit, minyak biji matahari, minyak kelapa
Minyak atsiri :
• MINYAK MERUPAKAN ZAT BERBENTUK CAIRAN PADA SUHU KAMAR DAN TIDAK LARUT
DIDALAM AIR.
• Minyak atsiri, yaitu minyak non asam lemak yang terdiri dari lebih komponen hidrokarbon dan
mudah menguap pada suhu kamar. Contohnya adalah minyak cengkeh, minyak kayu putih,
minyak bunga mawar.
- Sebutkan apa aja yg termasuk met primer & sekunder
Met Primer : nukleotida, asam nukleat, asam amino, karbohidrat, lipid
Met Sekkunder : Terpenoid, Alkaloid dan senyawa nitrogen terkait, Fenilpropanoid dan senyawa
fenolat
- Ciri khas protein & lemak, selain tersusun atas asam amino & asam lemak
Protein :
Memiliki BM yang besar
Terdapat ikatan kimia lain (ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik,
ikatan van der Waals Ikatan sulfhidril)
Struktur tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti : (pH, Radiasi, Suhu, Medium pelarut
organik, Detergen.
Asam lemak :
 Gabungan antara asam karboksilat dengan rantai hidrokarbon
 Diperoleh dari hidrolisis lemak
 Ada yang esensial dan non-esensial
 Disintesa di hati dan usus, disimpan pada jaringan adiposa dalam bentuk trigliserida, dan
trigliserida dilepaskan pada saat berpuasa.
 Terdiri dari asam lemak jenuh dan tak jenuh
- Knp tiap metabolit sekunder punya struktur yg berbeda?
- Minyak2an
Jenis minyak :
• Minyak Mineral hidrokarbon, yaitu minyak non asam lemak yang terdiri dari satu atau lebih
komponen hidrokarbon. Contohnya adalah minyak bumi, minyak tanah, etanol, avtur, bensin,
dan lain sebagainya
• Minyak atsiri, yaitu minyak non asam lemak yang terdiri dari lebih komponen hidrokarbon dan
mudah menguap pada suhu kamar. Contohnya adalah minyak cengkeh, minyak kayu putih,
minyak bunga mawar.
• Minyak lemak, yaitu minyak yang tersusun atas komponen asam lemak. Contohnya adalah
minyak sawit, minyak biji matahari, minyak kelapa
- Bedanya jamu, OT, OHT, fitofarmaka dan standardisasinya (langkah2, keunggulan sm logo)

OT/JAMU

obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan  Jamu adalah salah satu bentuk obat tradisional.

Jamu harus memenuhi kriteria :

- aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.


- klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris
- memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

OHT

Obat Herbal Terstandarisasi (OHT) adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik (pada hewan percobaan) dan bahan bakunya telah
distandarisasi.
OHT harus memenuhi kriteria :

- aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.


- klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/ praklinik (pada hewan percobaan).
- telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.
- memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Fitofarmaka

Fitofarmaka adalah obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah
dengan uji praklinik (pada hewan percobaan) dan uji klinik (pada manusia), bahan baku dan produk
jadinya sudah distandarisasi.

Fitofarmaka memenuhi kriteria :

- aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.


- klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/ praklinik (pada hewan) dan klinik (pada manusia).
- telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.
- Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
- Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian medium dan tinggi.

Standarisasi :

standarisasi obat tradisional dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Standarisasi bahan Sediaan (simplisia atau ekstrak terstandar/bahan aktif diketahui kadarnya)

2. Standarisasi produk Kandungan bahan aktif stabil atau tetap

3. Standarisasi proses Metoda, proses dan peralatan dalam pembuatan sesuai dengan CPOBT

Keuntungan :
1. Adanya efek komplementer atau sinergis
2. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek
3. Lebih cocok untuk penyakit degeneratif atau metabolik

You might also like