You are on page 1of 13
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT E0UNG KaRVA Tangyan, | rk attra an, aoe ue ee JCMERDEKABARATNOS | SOURS | at siaciagihngl Home Pago : ht/ubdat dephub go.id PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR: SK.5923/AJ.005/DRJD/2016 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGOPERASIAN ‘TERMINAL PENUMPANG TIPE A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 35 ayat (1) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 132 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan, —pengoperasian _terminal penumpang tipe A diselenggarakan oleh Pemerintah; b, bahwa untuk memberikan pedoman dalam pelaksanaan pengoperasian terminal penumpang tipe A sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan standar operasional prosedur; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal tentang Standar Operasional Prosedur —Pengoperasian ‘Terminal Penumpang Tipe A; Mengingat : a, Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tembahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); b. Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587); . Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221); . Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5317); . Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia © Tahun2014__- Nomor 260,Tambahan Lembaran Negara __ Republik Indonesia Nomor 5594); . Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); . Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 10 tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 133); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 306); . Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 132 Tahun 2015 tentang = Penyelenggaraan —Terminal Penumpang Angkutan Jalan(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1295); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 86 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1012); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGOPERASIAN TERMINAL PENUMPANG TIPE A. Pasal 1 Dalam rangkamengatur alur kedatangan dan keberangkatan kendaraan dan orang serta menciptakan perpindahan moda angkutan yang terpadu pada Terminal penumpang tipe A, maka pengoperasiannya harus berpedoman pada standar operasional prosedur. Pasal 2 (1) Standar operasional prosedur pengoperasian terminal penumpang tipe A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, terdiri atas: a. Standar operasional prosedur pengaturan untuk kendaraan; dan b. Standar operasional prosedur pengaturan untuk penumpang. (2) Standar operasional prosedur pengaturan untuk kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a, Standar operasional prosedur pengaturan angkutan umum di terminal asal tujuan; dan b. Standar operasional prosedur pengaturan angkutan umum di terminal transit/singgah. (3) Standar operasional prosedur pengaturan untuk penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a, Standar operasional prosedur alur kedatangan penumpang; dan b. Standar operasional prosedur alur keberangkatan penumpang. Pasal 3 Standar operasional prosedur pengoperasian terminal penumpang tipe A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,secara rinci diatur dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 4 Peraturan Direktur Jenderal ini ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan Peraturan Direktur Jenderal ini, akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Desember 2016 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, ttd Drs. PUDJI HARTANTO, M. M. Pembina Utama (IV/e) NIP. 19590824 201603 1 001 SALINAN Peraturan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada: Menteri Perhubungan; Sekretariat Jenderal; Inspektorat Jenderal; Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat; Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat; Para Kepala Dinas yang membidangi Sarana dan Prasarana Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan Tingkat Provinsi; Para Kepala Dinas yang membidangi Sarana dan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota; 8. Para Kepala Balai Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (LLAJSDP). PRP e pe n Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum dan Hubun; lasyarakat NASUTION BIN AS Pembina - IV/a NIP. 19680223 199803 1 002 A. Standar Operasional dan Prosedur Pengaturan Angkutan Umum di Terminal Asal Tujuan. 1. Kedatangan Bus. a, bus masuk ke dalam terminal, pengatur lalu lintas mengarahkan awak bus di dalam terminal (Zona II/zona penumpang belum memiliki tiket); b. Petugas pencatatan kedatangan dan faktor muat melakukan pencatatan waktu kedatangan dan jumlah penumpang yang tiba di terminal; c. setelah dilakukan pemeriksaan, awak bus diarahkan pengatur lau lintas menuju jalur kedatangan dan menurunkan penumpang di ruang kedatangan (Zona Perpindahan) dan kemudian bus menuju zona pengendapan. 2. Keberangkatan Bus. a, Pada saat di Zona Pengendapan, sebelum bus berangkat dilakukan pemeriksaan oleh : 1) Petugas Kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan awak bus; 2) Penguji Kendaraan Bermotor melakukan ramp check bus; 3)PPNS melakukan Pemeriksaan dokumen izin trayek (Kartu Pengawasan), Buku Uji, dan identitas awak bus. b. dalam hal hasil pemeriksaan tersebut di atas tidak memenuhi syarat, maka bus dan/atau awak bus tidak dapat berangkat; c. dalam hal hasil pemeriksaan tersebut memenuhi syarat, awak bus melakukan pembayaran jasa pelayanan terminal kepada Petugas Administrasi dan diberikan bukti pembayaran; d. petugas administrasi menyampaikan bukti pembayaran tersebut kepada Kepala Tata Usaha; e. Kepala Tata Usaha mengajukan permohonan _persetujuan pemberangkatan bus kepada Kepala Terminal; f, Kepala Terminal memberikan persetujuan pemberangkatan bus, untuk diserahkan kepada awak bus; g. sebelum bus diberangkatkan, penumpang diperkenankan menaiki bus sesuai jadwal yang telah ditentukan (Zona Perpindahan); h. petugas pencatatan melakukan pengecekan ulang terhadap jumlah penumpang sesuai dengan bangku yang tersedia; i, dalam hal hasil pengecekan ulang tidak sesuai dengan jumlah penumpang yang disampaikan sebelumnya, maka bus tidak dapat diberangkatkan; petugas lalu lintas mengarahkan bus untuk keluar dari jalur keberangkatan; k, bus meninggalkan terminal. = = ca] ceeeae| © ee om merinnen| 5 | etre | CI ondanan opnt rea Fee | eens [met | cmt a [ a aoe a a = rr Ta | 7 eeeeent ot aT — aes Tuwanyoaud yuna | MG OE | wnmircnd ENG Coe _swnitaaaod envoxemsa smmioqend ane | waetor [ony peteon mena mg rami ep ean Ty Teena sworn | parents fee | ter sn SS Eee I tee ‘aaa aaa =m nso amg msec | moh] Coa Aue Haedaruad yeren( wee] om = = e B. Standar Operasional dan Prosedur Pengaturan Angkutan Umum di Terminal ‘Transit/Singgah. 1. Kedatangan Bus. a. bus masuk ke dalam terminal, pengatur lalu lintas mengarahkan awak bus di dalam terminal (Zona II/zona penumpang belum memiliki tiket); b. setelah bus masuk selanjutnya : 1) petugas pencatatan kedatangan dan faktor muat melakukan pencatatan waktu kedatangan dan jumlah penumpang yang tiba di terminal; 2)PPNS melakukan Pemeriksaan dokumen izin trayek (Kartu Pengawasan), Buku Uji, dan identitas awak bus. c. setelah dilakukan pemeriksaan, awak bus diarahkan pengatur lalu lintas menuju jalur kedatangan dan menurunkan penumpang di ruang kedatangan (Zona Perpindahan). Keberangkatan Bus. a. awak bus melakukan pembayaran jasa pelayanan terminal kepada Petugas Administrasi dan diberikan bukti pembayaran; b. petugas administrasi menyampaikan bukti pembayaran tersebut kepada Kepala Tata Usaha; c. Kepala Tata Usaha mengajukan permohonan _persetujuan pemberangkatan bus kepada Kepala Terminal; d. Kepala Terminal memberikan persetujuan pemberangkatan bus untuk diserahkan kepada awak bus; ¢. sebelum bus diberangkatkan, penumpang diperkenankan menaiki bus sesuai jadwal yang telah ditentukan (Zona Perpindahan); {. petugas pencatatan melakukan pengecekan ulang terhadap jumlah penumpang sesuai dengan bangku yang tersedia; g. dalam hal hasil pengecekan ulang tidak sesuai dengan jumlah penumpang yang disampaikan sebelumnya, maka bus tidak dapat diberangkatkan; h. petugas lalu lintas mengarahkan bus untuk keluar dari jalur keberangkatan; i, bus meninggalkan terminal. anu Suedumied usinue ueuesued opal egg Hep Bueemued ueyypundiod yeduin yorepe weep tr euoz enqep of newts unjoqos woueseed edepuou! uunuuh 2080 ep seyieBud umdaenuad woqes WuNUHD Yea) OFEPE I eos) reg naan Rong = a mo esuepunding wavz p ean Baw ci Standar Operasional dan Prosedur Alur Kedatangan Penumpang, a 2. penumpang tiba di jalur kedatangan (Zona Perpindahan); petugas keamanan mengarahkai a. penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan menggunakan bus AKDP/AKAP, menuju zona II untuk pembelian tiket lanjutan dan melanjutkan perjalanannya; b. bagi penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan dengan angkutan perkotaan/angkutan perdesaan diarahkan menuju jalur angkutan perkotaan/perdesaan; c. penumpang yang dijemput, menuju Zona II selanjutnya area parkir. 3, penumpang meninggalkan area terminal; 4. bagi penumpang dengan berkebutuhan khusus, petugas keamanan memberikan bantuan dan pendampingan kepada calon penumpang hingga penumpang naik bus/meninggalkan area terminal. Standar Operasional dan Prosedur Alur Keberangkatan Penumpang. 1. calon penumpang/pengantar datang memasuki areal terminal (Zona Perpindahan), petugas lapangan mengarahkan kendaraan pengantar untuk memasuki area drop off dan/atau area parkir; 2. calon penumpang menuju area pelayanan (Zona II), petugas loket melayani pembelian tiket. Calon penumpang dan pengantar dapat memanfaatkan area komersial/fasilitas umum terminal. Petugas pelayanan memberikan bantuan informasi yang dibutuhkan; 3, penumpang bertiket memasuki Zona I, petugas keamanan melakukan pemeriksaan tiket dan barang bawaan penumpang; penumpang menuju dan menunggu di ruang tunggu keberangkatan; 5. penumpang menuju jalur keberangkatan dan naik bus sesuai tujuan; 6. keberangkatan penumpang. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, ttd Drs. PUDJI HARTANTO, M. M. Pembina Utama (IV/e) NIP. 19590824 201603 1 001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat NASUTION BIN AS Pembina - IV/a NIP. 19680223 199803 1 002

You might also like