Kepmenhut SK.463 2013

You might also like

You are on page 1of 24
MENTERI KEWUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : SK. 463/Menihut-11/2013. TENTANG PERUBAHAN PERUNTUKAN KAWASAN HUTAN MENJADI BUKAN KAWASAN HUTAN SELUAS + 124.775 (SERATUS DUA PULUH EMPAT RIBU TUJUH RATUS TUJUH PULUH LIMA) HEKTAR, PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN SELUAS + 86.663 (DELAPAN PULUH ENAM RIBU ENAM RATUS ENAM PULUH TIGA) HEKTAR DAN PERUBAHAN BUKAN KAWASAN HUTAM MENJADI KAWASAN HUTAN SELUAS + 1.834 (SERIBU DELAPAN RATUS TIGA PULUH EMPAT) HEKTAR DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 173/KPTS-II/1986 tanggal 6 Juni 1986 telah ditunjuk kawasan hutan di Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Riau seluas -t 9.456.160 (sembilan juta empat ratus lima puluh enam ribu seratus enam puluh) hektar; b. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 47/KPTS-II/1987 tanggal 24 Februari 1987 telah ditunjuk kawasan hutan di Wilayah Kotamadya Batam + 23.430 (dua puluh tiga ribu empat ratus tiga puluh) hektar; ¢. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau, kewasaii hutan di Provinsi Kepulauan Riau merupakan bagian dari kawasan hutan yang dikurangkan dari wilayah Provinsi Riau sebagaimana dimaksud pada huruf a; #d. bahwa ... d. bahwa dalam rangka penyesuaian pemanfaatan ruang dalam revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Riau, Gubernur = Kepulauan Riau = melalui. surat © Nomor 0224/KDhKepri.520/04.09 tanggal 14 April 2009, Nomor 0012/KDhKepri/01.10 tanggal 19 Januari 2010, Nomor 0350/KDhKepri/12.10 tanggal 30 Desember 2010, Nomor 156/KDhKepri.522/5.11 tanggal 18 Mei 2011, Nomor 111/KDhKepri.522.11/12.11 tanggal 4 April 2011, Nomor 346/KDhKepri.522/12.11 tanggal 6 Desember 2011, Nomor 109/KDhKepri.050.13/4.12 tanggal 27 April 2012, dan Nomor 252/KDhKepri.520/11.12 tanggal 12 November 2012 mengusulkan perubahan peruntukan kawasan —hutan, perubahan fungsi, dan penunjukan bukan kawasan hutan menjadi kawasan hutan kepada Menteri Kehutanan; e. bahwa untuk melakukan penelitian terpadu terhadap usulan perubahan peruntukan, perubahan fungsi dan penunjukan bukan kawasan hutan menjadi kawasan hutan yang diusulkan oleh Gubernur Kepulauan Riau sebagaimana dimaksud pada huruf d, Menteri Kehutanan dengan Keputusan Nomor SK.676/Menhut-VII/2009 tanggal 15 Oktober 2009 membentuk Tim Terpadu dalam Rangka Penelitian Perubahan Kawasan Hutan Dalam Usulan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kepulauan Riau sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Nomor SK.513/Menhut-VII/2010 tanggal 22 September 2010; f. bahwa berdasarkan hasil pembahasan akhir terhadap hasil penelitian terpadu, maka perubahan kawasan hutan yang dapat disetujui adalah: 1. perubahan peruntukan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan seluas + 131.509 (seratus tiga puluh satu ribu lima ratus sembilan) hektar; 2. perubahan fungsi kawasan hutan seluas + 86.663 (delapan puluh enam ribu enam ratus enam puluh tiga) hektar; 3. penunjukan bukan kawasan hutan menjadi kawasan hutan seluas + 1.834 (seribu delapan ratus tiga puluh empat) hektar; g. bahwa perubahan peruntukan kawasan hutan seluas + 131.509 (seratus tiga puluh satu ribu lima ratus sembilan) hektar sebagaimana dimaksud pada huruf f angka 1 terdiri dari: 1. seluas + 124.775 (seratus dua puluh empat ribu tujuh ratus tujuh puluh lima) hektar merupakan perubahan peruntukan yang tidak berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis sehingga tidak memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; /2. Seluas ... Mengingat cae -3- 2. seluas + 6.734 (enam ribu tujuh ratus tiga puluh empat) hektar merupakan perubahanperuntukan yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis yang memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; bahwa perubahan peruntukan kawasan hutan seluas + 124.775 (seratus dua puluh empat ribu tujuh ratus tujuh puluh lima) hektar sebagaimana dimaksud pada huruf g angka 1, perubahan fungsi kawasan hutan seluas + 86.663 (delapan puluh enam ribu enam ratus enam puluh tiga) hektar sebagaimana dimaksud pada huruf f angka 2, dan Penunjukan bukan kawasan hutan menjadi kawasan hutan seluas + 1.834 (seribu delapan ratus tiga puluh empat) hektar sebagaimana dimaksud pada huruf f angka 3, dapat ditetapkan oleh Menteri Kehutanan; bahwa untuk menjamin kepastian hukum atas kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada huruf h, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan Seluas + 124.775 (Seratus Dua Puluh Empat Ribu Tujuh Ratus Tujuh Puluh Lima) hektar, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Seluas + 86.663 (Delapan Puluh Enam Ribu Enam Ratus Enam Puluh Tiga) hektar dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan menjadi Kawasan Hutan Seluas + 1.834 (Seribu Delapan Ratus Tiga Puluh Empat) hektar di Provinsi Kepulauan Riau. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria; Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; Undang Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004; Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008; Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan; Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009; 18. Peraturan ... -4- 8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan, sebagaimana telah diubah | dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan —Hutan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan-Pemerintah Nomor 60 Tahun 2012; 12,Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; 13.Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 14.Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I; 15.Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 29/P Tahun 2011; 16.Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 173/KPTS-II/1986 tanggal 6 Juni 1986 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Kepulauan Riau seluas -+ 9.456.160 (sembilan juta empat ratus lima puluh enam ribu seratus enam puluh) hektar; 17. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 47/KPTS-II/1987 tanggal 24 Februari 1987 tentang Penunjukan Areal Hutan di Wilayah Kotamadya Batam Provinsi Daerah Tingkat I Riau seluas 23.430 (dua puluh tiga ribu empat ratus tiga puluh) hektar; 18.Keputusan Menteri_ Kehutanan Nomor _ SK.676/Menhut- 1/V1/2009 tanggal 15 Oktober 2009 tentang Pembentukan tim Terpadu dalam Rangka Penelitian Perubahan Kawasan Hutan Dalam Usulan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kepulauan Riau sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri_ Kehutanan Nomor —SK.513/Menhut- I/V11/2010 tanggal 22 September 2010; 19. Peraturan ...% “5 19.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.36/Menhut-II/2010 tentang Tim Terpadu Dalam Rangka Penelitian Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan; 20.Peraturan Menteri Kehutanan P.40/Menhut-lI/2010_ tentang Organisasi_ dan Tata Kerja _Kementerian _Kehutanan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P,33/Menhut-I1/2013. Memperhatiakan : Surat Gubernur Kepulauan Riau : Menetapkan: 1. Nomor 0224/KDh/Kepri.520/04.09 tanggal 16 April 2009 Perihal Usulan Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Kepulauan Riau serta Rencana Presentasi dihadapan Menteri Kehutanan; 2, Nomor 0012/KDh/Kepri/01.10 tanggal 19 Januari 2010 Perihal Revisi Usulan Paduserasi TGHK dengan RTRW. Provinsi Kepulauan Riau; 3. Nomar 0350/KDh/Kepri/12,10 tanggal 30 Desember 2010 Perihal Penyampaian Peta Usulan Perubahan Kawasan Hutan dalam Rangka Paduserasi TGHK dengan RTRWP Kepulauan Riau; 4, Nomor 156/KDh/Kepri.522/5.11 tanggal 18 Mei 2011 Perihal Penyampaian Peta Usulan Perubahan Kawasan Hutan dalam Rangka Paduserasi TGHK dengan RTRWP Kepulauan Riau; 5. Nomor 111/KDh/Kepri/522,11/12.11 tanggal 4 April 2011 Perihal Percepatan Perubahan Status Hutan Produksi Konversi (HPK) Pulau Kepala Jeri Kota Batam menjadi Areal Penggunaan Lain (APL); 6. Nomor 346/KDh/Kepri.522/12.11 tanggal 6 Desember 2011 Perihal Penyampaian Peta Usulan Perubahan Kawasan Hutan dalam Rangka Paduserasi TGHK dengan RTRWP Kepulauan Riau; 7. Nomor 252/KDh/Kepri.050/11.12 tanggal 12 Desember 2012 Perihal Revisi Usulan Perubahan Kawasan Hutan dalam Rangka Paduserasi TGHK dan RTRW Provinsi Kepulauan Riau. MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG PERUBAHAN PERUNTUKAN KAWASAN HUTAN MENJADI BUKAN KAWASAN HUTAN SELUAS + 124.775 (SERATUS DUA PULUH EMPAT RIBU TUJUH RATUS TUJUH PULUH LIMA) HEKTAR, PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN SELUAS + 86.663 (DELAPAN PULUH ENAM RIBU ENAM RATUS ENAM PULUH TIGA) HEKTAR, DAN PERUBAHAN BUKAN KAWASAN HUTAN MENJADI KAWASAN HUTAN SELUAS + 1.834 (SERIBU DELAPAN RATUS RATUS TIGA PULUH EMPAT) HEKTAR DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU /KESATU .< KESATU KEDUA KETIGA -6- Mengubah peruntukan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan seluas + 124.775 (seratus dua puluh empat ribu tujuh ratus tujuh puluh lima) hektar, yang dirinci menurut fungsi dengan juas sebagai berikut : No | Perubahan Peruntukan Luas (Ha) HPT menjadi APL + 14816 2. | HP menjadi APL + 206 3._ | HPK menjadi APL = 109.753 Jumiah + 124775 Mengubah fungsi kawasan hutan selua: puluh enam ribu enam ratus enam puluh tiga) hektar, yang dirinci Menurut fungsi dengan luas sebagal berikut : Is + 86.663 (delapan No Perubahan Fungsi Hutan _| Luas (Ha) 1.__[ KPA menjadi HL + 314 2._| HPT menjadi HL _ | 3.735 | 3._ | HPT menjadi HP { + 2.651) 4. | HPT menjadi HPK 4302 5._ | HP menjadi HL = 51 6._| HP menjadi HPT £ 400 7.__ | HPK menjadi HL + 3817 8._ | HPK menjadi HPT 30.587 9. | HPK mejadi HP + 40,806 Jumiah + 86,663 hektar Menunjuk bukan kawasan hutan menjadi + 1,834 (Seribu Delapan Ratus Tiga Puluh Empat) hektar, yang dirinci menurut fungsi dengan luas sebagai berikut: kawasan hutan seluas No Penunjukan Kawasan Hutan Luas (Ha) 1 APL menjadi HL a 1.834 Jumlah = 1034] /KEEMPAT ... KEEMPAT KELIMA a7 Lokasi kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Amar KESATU, Amar KEDUA dan AMAR KETIGA adalah sebagaimana tergambar pada peta lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Memerintahkan kepada Gubernur Kepulauan Riau untuk melaksanakan rekomendasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis sebagai berikut: a, memberikan kepastian hukum dalam pemanfaatan ruang, dan memanfaatkan ruang secara optimal dalam rangka distribusi ruang yang berkeadilan untuk sebesar-besarnya kesejahterean masyarakat; b, memberikan hak atau penguatan hak atas kawasan hutan yang berubah menjadi APL dimana selama ini oleh masyarakat setempat telah menjadi tempat bermukim dan bertani/berkebun, agar ada kepastian di kawasan tersebut; €. memberi peran kepada pemerintah kabupaten/kota dalam optimalisasi pemanfaatan, penggunaan kawasan hutan dan solusi konflik pengelolaan sumber daya alam bagi kesejahteraan Masyarakat dengan tetap memperhatikan Daya Dukung Lingkungan; d. mengoptimalkan kawasan hutan dalam DAS atau Satuan Hidrologis minimal 30% dengan memenuhi asas berkelanjutan sebagai jaminan kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tampung ingkungan untuk kepentingan generasi mendatang; , memantapkan alokasi dan posisi kawasan lindung (Hutan Undung dan Hutan Konservasi) dan kawasan budidaya kehutanan di dalam pola ruang RTRWP untuk mengantisipasi pertumbuhan jumiah penduduk, pengembangan investasi, pemekaran wilayah administrasi_ pemerintahan dengan memperhatikan Daya Dukung Lingkungan; f. melakukan kajian tipologi dan konsep tindakan pengelolaan konservasi tanah dan air pada APL dengan fisiografi berat melalui pendekatan vegetatif dan/atau pendekatan sipil teknis; g. mengoptimalkan kebijakan pemerintah kabupaten/kota dalam pemanfaatan ruang pada kawasan hutan yang diubah peruntukan dan/atau fungsinya dengan arah mendukung ekosistem atau fungsi kawasan di sekitarnya; h. menerapkan tata kelola dalam regulasi yang menyangkut mekanisme redistribusi atas kawasan hutan yang diubah peruntukannya menjadi APL, untuk menghindari dominasi penguasaan hak serta mencegah perluasan/perpindahan penduduk ke dalam kawasan hutan; Ji, Menata .., KEENAM . KETUJUH i, menata kembali perizinan yang terkalt dengan pemanfaatan Tuang sesuai dengan keberadaan dan posisi kawasan lindung dan kawasan budidaya di dalam polaruang RTRWP dan RTRWK yang baru dengan tetap memperhatikan peraturan perundang- undangan untuk memberikan kepastian hukum; j. menyusun Rencana Detail Tata Ruang dan implementasinya serta_mekanisme pengendalian pemanfaatan ruang dan mekanisme pengaduan’ masyarakat tentang pelanggaran Pemanfaatan ruang dengan melibatkan para pihak di daerah; k. mendukung pelaksanaan tata batas pada kawasan hutan sebagal konsekuensi dari perubahan peruntukan dan fungs! kawasan hutan yang ditetapkan dalam revisi RTRWP; |. melakukan pengamanan dan penegakan hukum untuk mencegah pemenfaatan ruang kawasan hutan secara ilegal. Memerintahkan kepada Gubernur Kepulauan Riau mencantumkan Fekomendasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis sebagaimana dimaksud dalam Amar KELIMA di dalam Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau yang mengatur Rencana Tata Ruang Wilayah. + Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka: a, kawasan hutan yang telah ditunjuk atau ditetapkan yang tidak mengalami perubahan peruntukan dan fungsl kawasan hutan yang secara teknis tidak dapat dipetakan dalam lampiran Keputusan ini dinyatakan masih berlaku; b. dalam hal batas kawasan hutan berhimpit dengan batas- batas alam sungai, pantai atau danau, maka batas kawasan hutan bersifat dinamis mengikuti fenomena alam perubahan batas alam tersebut; ¢. hasil tata batas kawasan hutan yang berada pada kawasan hutan yang mengalami perubahan peruntukan menjadi bukan kawasan hutan dinyatakan tidak berlaku; d. Izin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan yang masih berlaku dan berada dalam kawasan hutan yang mengalami perubahan peruntukan atau perubahan fungsi kawasan hutan masih tetap berlaku sampai dengan izinnya berakhir. /KEDELAPAN ... 39 - KEDELAPAN : Memerintahkan kepada Direktur Jenderal Planologi Kehutanan untuk mengatur pelaksanaan pengukuhan kawaan hutan sebagaimana dimaksud dalam Amar KESATU, Amar KEDUA dan Amar KETIGA. KESEMBILAN : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Zh eS pada tanggal : 27 Juni 2013 lina s@suai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, MENTERI KEHUTANAN, ( ttd KRISNA RYA ZULKIFLI HASAN ass Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : Ketua Badan Pemeriksa Keuangan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Menteri Dalam Negeri. Menteri Pertanian. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Menteri Pethubungan. Menteri Pekerjaan Umum. Menteri Lingkungan Hidup. . Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala BAPPENAS, 10. Kepala Badan Pertanahan Nasional. 11, Kepala Badan Informasi Geospasial. 12. Gubernur Kepulauan Riau. 13, Pejabat Eselon I Lingkup Kementerian Kehutanan. 14, Seluruh Bupati/Walikota di Provinsi Kepulauan Riau. 15. Kepala Dinas Kehutanan di Provinsi Kepulauan Riau. 16. Seluruh Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi kehulanan di Provinsi Kepulauan Riau. 17. Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XII Tanjung Pinang. ~PeEnNau awe i came = | (© cemententan cow S0aR8H | © _kenewrenran xenutanan |

You might also like