Professional Documents
Culture Documents
Irma Putri Ananda-Fkik
Irma Putri Ananda-Fkik
JAKARTA SELATAN
Skripsi diajukan sebagai tugas akhir strata-1 (S-1) pada Fakultas Kedokteran
Oleh :
1112104000029
HALAMAN JUDUL
JAKARTA
1438 H/2017 M
i
FACULTY OF MEDICINES AND HEALTH SCIENCE
MAJOR OF NURSING SCIENCE
SYARIF HIDAYATULLAH STATE UNIVERSITY JAKAARTA
Thesis, Mei 2016
Irma Putri Ananda, NIM 1112104000029
ABSTRACT
Elderly in Indonesia has increased every year. The health problems that often occur in
the elderly is a problem in muskuloskeletal system, one of them is a weakness in the
muscles. The intervention that can be taken to reduce muscle weakness in the elderly
is Range Of Motion (ROM) exercise.This study aims to determine the effect Range
Of Motion (ROM) on muscle strength in elderly with bedrest condition. The
specifications of the aims are identifying the characteristic features of respondents,
identifying muscle strength before and after the Range Of Motion (ROM) in elderly
Bedrest, determining the effect Range Of Motion (ROM ) on muscle strength in
Ansia Bedrest in PSTW Budhi Mulia 3 Margaguna South Jakarta.This research is a
quantitative research, using Pra Experiment design by One Group Pre Test and Post
Test. The sampling technique used is purposive sampling with 12 respondents.
Providing interventions for eight days conducted over 2 times a day, those are
morning and afternoon. Data analysis used in this research were univariate and
bivariate analysis.The results of this study indicate there is an influence Range Of
Motion (ROM) exercise on muscle strength with p value (0.000). This study is
expected to be a consideration for PSTW to be able to make Range Of Motion
(ROM) as a program exercises to increase muscle strength in elderly with bedrest
condition and hoped for further research to select respondents with male and female
respondents.
ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Mei 2016
Irma Putri Ananda, NIM 1112104000029
Pengaruh Range Of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot Pada Lansia
Bedrest Di PSTW Budhi Mulia 3 Margaguna Jakarta Selatan
xix + 73 halaman + 7 tabel + 3 bagan + 6 lampiran
ABSTRAK
Lansia di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun. Masalah kesehatan yang
sering terjadi pada lansia yaitu masalah pada system muskulpskeletal, salah satunya
adalah kelemahan pada otot-otot. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurandi
kelemahan otot pada lansia adalah dengan latihan Range Of Motion (ROM).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Range Of Motion (ROM)
terhadap kekuatan otot pada lansia dengan kondisi bedrest, dengan spesifikasi
mengidentifikasi gambaran karakteristik responden, mengidentifikasi kekuatan otot
sebelum dan sesudah dilakukan Range Of Motion (ROM) pada lansia Bedrest,
mengetahui pengaruh Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot pada ansia
Bedrest di PSTW Budhi Mulia 3 Margaguna Jakarta Selatan.Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif, menggunakan desain Pra Eksperiment dengan One
Group Pre Test dan Post Test. Teknik sampling yang digunakan adalah pusposive
sampling dengan 12 responden.Pemberian intervensi selama 8 hari yang dilakukan
selama 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore. Analisis data yang digunakan adalah
analisis univariat dan analisis bivariate. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat
pengaruh Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot dengan p value kekuatan
otot (0,000). Penelitian ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan bagi PSTW untuk
bisa menjadikan Range Of Motion (ROM) sebagai program latihan untuk
meningkatkan kekuatan otot pada lansia dengan kondisi bedrest dan diharapkan bagi
peneliti selanjutnya untuk pemilihan responden dilakukan responden laki-laki dan
perempuan.
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Email :Irmaputri_22@yahoo.co.id
Telepon :081266549383
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Organisasi :
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penelitian ucapkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada bimbingan nabi besar Muhammad SAW,
karena atas limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan proposal yang berjudul “Pengaruh Senam Terhadap Kekuatan Otot Pada
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, tidak sedikit kesulitan, cobaan dan
hambatan yang peneliti temukan. Namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan
hidayah-nya, kesungguhan, kesabaran dan kerja keras disertai dukungan keluarga dan
bantuan dari berbagai pihak baik berupa moril maupun material, segala kesulitan
yang telah dilalui dan diatasi dengan sebaik-baiknya, sehingga pada akhirnya
Oleh sebab itu, sudah sepantasnya pada kesempatan ini peneliti mengucapkan
1. Bapak Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
2. Ibu Maulina Handayani, S.kp,. MSc dan ibu Ernawati, S.Kp,. M.Kep,. Sp.
KMB, selaku ketua program Studi Ilmu Keperawatan dan Sekretaris Program
viii
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
3. Bapak Jamaludin, S.Kp., M.Kep, dan ibu Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep.,
MNS, selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan ikhlas untuk
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Staf Pengajar, pada lingkungan Program Studi
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan ikhlas dan tulus
perkuliahan.
yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi buku ataupun skripsi
7. Kedua orang tua peneliti, sujud hormat atas semua pengorbanan papa H.
dukungan dan kekuatan kepada peneliti baik berupa material maupun doa
ix
yang selalu mereka panjatkan untuk mengiringi setiap langkahku sehingga
8. Kakanda dan adinda tersayang Afriandana Eka Putra, S.Kep, Harlin Putra
dukungan dan do’a kepada peneliti dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.
9. Dear Dian Utami Nuraini dan Khainulfira Aprianie Maragat yang selalu
10. Kak Defika yang selalu memberikan perhatian, motivasi serta semangat untuk
11. Sahabat dan temanku Sri Emilia, Fatimah, Vini Nurul Inayah, Nurhidiyati,
Khaira, Indah, Puji, Ifah, Zaki, Septi, Puji Pertiwi, Nuraini, Widiya, Puspa,
Rahma, Isti yang telah banyak membantu peneliti untuk menjelaskan hal-hal
yang kurang saya pahami serta teman yang selalu memberikan dukungan,
x
13. Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012
yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan,
semoga penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya
pendidikan selanjutnya.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
BAB VI PEMBAHASAN.......................................................................................... 64
6.1 Pembahasan Hasil......................................................................................... 64
6.1.1 Karakteristik Responden ....................................................................... 64
6.1.2. Gambaran Rata-rata kekuatan otot lansia bedrest sebelum dan sesudah
dilakukan .............................................................................................................. 67
6.1.3. Perbedaan rata-rata nilai kekuatan otot pada lansia bedrest di PSTW
Margaguna 3 Jakarta Selatan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan
ROM. 69
6.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 74
xiv
DAFTAR SINGKATAN
UU : Undang-Undang
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR BAGAN
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua
kemunduran fisik, mental, dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011). Undang-
undang RI No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia BAB 1 Pasal 1
menjelaskan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
jiwa lansia pada tahun 2012 di seluruh dunia. hasil sensus penduduk tahun 2010
jiwa, meningkat sekitar 7,93% dari tahun 2000 yang sebanyak 14,44 juta jiwa.
450 ribu jiwa per tahun(Sampelan, dkk 2015). Badan kesehatan dunia WHO
mencapai angka 11,34% atau tercatat 28.8 juta orang, balitanya tinggal 6,9%
Jumlah lansia yang ada di PSTW sebanyak 240 orang, dan jumlah lansia
tubuh pada lansia akan menurun.begitu pula dengan kekuatan otot akan menurun
seiring dengan pertambahan usia. Pada seseorang lanjut usia akan membawa
1
2
otot, kontraksi otot, daya tahan otot dan tulang, elastisitas dan fleksibilitas otot
pada kekuatan otot karena berkurangnya serabut otot pada proses menua yang
stabil karena lemahnya otot paha bagian depan dan berkurangnya koordinasi
kekuatan otot lengan. Sedangkan, penurunan daya tahan otot pada lansia karena
adanya pengurangan masa otot penggerak. Pada lansia yang kurang aktif,
penurunan terjadi dua kali lebih cepat. Penurunan fungsi yang nyata pada lansia
adalah penurunan masa otot atau atrofi. Penurunan masa otot ini merupakan
3
2003). Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau kelompok otot untuk
sehari-hari activity daily living. Latihan dan aktivitas fisik pada lansia dapat
indikator fisik yang berhubungan dengan fungsi pergerakan. Latihan ROM dapat
dilakukan dengan posisi duduk dan berdiri serta pada posisi terlentang ditempat
design. Subyek sebanyak 8 yang dilakukan latihan ROM sebanyak 5 kali dalam
minggu dan setelah 6 latihan ROM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
lutut kiri. Simpulan pada penelitian ini adalah latihan ROM selama dapat
kelemahan fisik tidak mengikuti kegiatan senam yang dilaksanakan setiap 2 kali
4
Jumlah lansia yang mengalami bedrest ada 43 orang sekitar hampir 20% lansia
karena proses menua (Tortora dan Grabowski, 2003; Wold, 1999). Masalah ini
dapat dicegah dengan latihan ROM. Latihan ROM dapat mempertahankan aatau
B. Rumusan Masalah
Perubahan yang terjadi pada lansia adalah salah satunya adalah
berumur lebih dari 65 tahun mengalami jatuh setiap tahunnya, separuh dari angka
tersebut mengalami jatuh berulang. Pada tahun 2009 lebih dari 19.000 lansia
meninggal karena jatuh dan menjadikan jatuh pada urutan ke lima yang
mengakibatkan kematian pada lansia di atas 65 tahun (Felicia et al., 2013). Kira-
kira sebanyak 25%-35%lansia yang berusia 65 tahun atau lebih mengalami jatuh
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot
adalah dengan cara latihan Range Of Motion sesuai dengan teori yang disebutkan
oleh Potter & Perry (2005) bahawa ROM adalah latihan yang dilakukan untuk
otot dan tonus otot. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk tetap
Lansia Bedrest”.
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bedrest.
7
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
2. Bagi Lansia
latihan ROM.
3. Bagi Keperawatan
Proses dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi
Motion).
8
F. Ruang Lingkup
otot pada lansia bedrest di PSTW Budi Mulya 03 Jakarta Selatan. Subjek yang
diteliti adalah lansia yang berada di PSTW Budhi Mulia Margaguna 03 Jakarta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lanjut Usia
1. Definisi
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
2. Klasifikasi Lansia
b. Menurut Depkes RI, 2003 klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi
pada lansia :
1. Pralansia (prasenilis)
2. Lansia
2003)
4. Lansia potensia
a. Perubahan fisik
1. Sel
berkurang, proporsi protein di otak, ginjal, darah, dan hati juga ikut
2. Sistem persarafan
3. Sistem pendengaran
4. Sistem penglihatan
menjadi lebih lambat dan sulit untuk melihat dalam keadaan gelap,
5. Sistem kardiovaskular
perifer.
13
7. Sistem pernafasan
pernafaan.
8. Sistem gastrointestinal
9. Sistem genitourinaria
keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti
2015).
b. Perubahan Mental
c. Perubahan Psikososial
menglami pensiun. Berikut ini adalah hal-hal yang akan terjadi pada
masa pensiun.
hubungan yang serasi dengan orang-orang disekitarnya, maka pada usia lanjut
sebagai berkut:
santai
B. Bedrest/Tirah Baring
1. Pengertian
yang disebabkan oleh kondisi di mana gerakan terganggu atau dibatasi secara
Menurut Perry dan Potter (2006) tujuan umum tirah baring adalah :
2. Mengurangi nyeri.
mengembaikan kekuatan.
gangguan.
18
3. Dampak Bedrest
1. Perubahan Metabolisme
2. Perubahan Pernafasan
3. Sistem Integumen
kulit, seperti abrasi dan dekubitus. Hal tersebut disebabkan oleh karena
yang lain, dan penurunan sirkulasi darah pada area yang tertekan,
sehingga terjadi iskemia pada jaringan yang tertekan. Kondisi yang ada
oksigen dan nutrisi pada area yang tertekan menurun sehingga laju
4. Sistem kardiovaskuler
Pada kondisi bedrest yang lama, jantung bekerja lebih keras dan
c) Hipotensi ortostatik
5. Perubahan Muskuloskeletal
gangguan sendi.
dank lien tidak melakukan latihan, kehilangan masa otot akan terus terjadi
21
dank lien tidak melakukan latihan, kehilangan masa otot akan terus terjadi
dank lien tidak melakukan latihan, kehilangan masa otot akan terus terjadi.
daya tahan, menurunnya masa dan kekuatan otot, dan instabilitas sendi
perifer 25% dalam waktu 4 hari dan kehilangan 18% berat badannya.
Hilangnya masa otot-otot rangka sangat tinggi dalam 2-3 minggu pertama
C. Kekuatan Otot
Kekuatan otot merupakan kekuatan suatu otot atau grup otot yang
Kekuatan otot merupakan suatu hal penting untuk setiap orang, karena
jaringan oto total per dekade. Kekuatan otot akan berkurang secara bertahap
kemampuan otot menahan beban baik berupa beban eksternal maupun beban
Presentase
kekuatan
Skala Karakteristik
normal
Yuliastuti, 2011):
b. Bagian tubuh yang akan diperiksa harus terbebas dari pakaian yang
menghambat.
24
Jika otot terlalu lemah, maka sebaiknya lansia ditempatkan pada posisi
terlentang.
f. Bagian proksimal area yang akan diukur harus dalam keadaan stabil
dihasilkan.
dan tendon.
25
d. Kecepatan kontraksi
diberikan pada otot. Suatu otot akan berkotraksi dengan sangat cepat bila
Kekuatan otot yang timbul tergantung pada jenis kontraksi otot yaitu
Puncak kekuatan dicapai pada umur 18-27 tahun dan menurun bertahap
setelah itu.
h. Hormon
hormon seks pria yaitu testosteron yang mempunyai efek anabolik yang
i. Jenis kelamin
laki-laki.
j. Faktor psikologis
Menurut teori yang dikemukakan oleh Tseng dkk (2007) dan Smelter
yang didapatkan dari latihan rentang gerak yaitu dapat memaksimalkan fungsi
1. Pengertian
massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). ROM adalah kemampuan
batas-batas gerakan dari kontraksi otot dalam melakukan gerakan, apakah otot
memendek secara penuh atau tidak, atau memanjang secara penuh atau tidak
gerakan yang dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang
bersangkutan.
lengkap untuk meningkatkan masa dan tonus otot sehingga dapat mencegah
2. Tujuan ROM
3. Manfaat ROM
adalah:
pergerakan
4. Klasifikasi ROM
1) Latihan ROM pasif, yaitu latihan ROM yang dilakukan pasien dengan
bantuan dari orang lain, perawat, ataupun alat bantu setiap kali
2) Latihan ROM aktif, yaitu latihsn ROM yang dilakukan mandiri oleh
1) ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari.
pasien.
fisioterapi.
5) ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-
6. Penelitian Terkait
Lutut pada Lansia di Panti Werda Wening Wardoyo Ungaran hasil penelitian
pengukuran pertama dan kedua ; pertama dan ketiga pada fleksi sendi lutut
keterbatasan gerak.
Hasil penelitian yang sama juga didapatkan oleh Agus Widodo (2009)
tingkat ROM. Hal ini berarti Free activity Exercise dapat meningkatkan ROM
sendi lutut wanita lanjut usia. Hasil penelitian Siswoyowati (20013) terhadap
rentang gerak yang dilakukan selama tiga hari berturut-turut dengan frekuensi
dan plantarfleksi pergelangan kaki secara bermakna pada pasien fraktur femur
kenaikan nilai rentang tidak terlalu besar tetapi hasil ini cukup membuktikan
bahwa intervensi yang dilakukan memberikan hasil yang diharapkan. Hal ini
latihaan rentang gerak tidak sesuai dengan aturan penelitian dimana setelah
bahwa pelaksanaan program latihan rentang gerak secara dini pada klien
pemulihan yang lebih cepat. Peningkatan yang terlihat diantaranya adalah cara
berjalan yang lebih baik, peningkatan dalam fleksi panggul, lutut, dorsofleksi
luas gerak sendi lutut. Kesimpulannya adalah intervensi ini memberikan efek
positif dan harapan bagi klien dengan gangguan sendi bahwa dengan latihan
rentang gerak secara dini yang dilakukan minimal selama 3 hari pasca
7. Gerakan-gerakan ROM
Berikut ini adalah Tabel 2.2 tentang gerakan-gerakan ROM menurut Potter & Perry (2011), yaitu:
Fleksi : 90 Lumbrikales,
Membuat genggaman interosseus volaris,
interosseus dorsalis.
Ekstensi : 90 interosseus dorsalis.
Meluruskan jari-jari tagan Ekstensor digiti quinti.
Hiperekstensi : 30-60 Propirus, ekstensor
Menggerakan jari-jari tangan digitorum kommunis,
Jari-jari tangan Condyloid hinge kebelakang sejauh mungkin. ekstensor indicis
propirus.
Abduksi : 30 Intersseus dorssalis.
Merenggangkan jari-jari tangan
yang satu dengan lain.
Adduksi : 30 Intersseus volaris.
Merapatkan kembali jari-jari
tangan
Fleksi : 90 Fleksor pllisis brevis
Menggerakan ibu jari menyilang
Ibu jari Pelana
permukaan telapak tangan
38
8. Kerangka Teori
Lansia
Usia pertengahan Lansia (elderly) Lansia tua (old) Lansia sangat tua
(middle age) 45- 60-74 tahun 75-90 tahun (vey old) diatas 90
59 tahun tahun
Perubahan Fisiologi
Mobilitas terbatas
Bedrest
Dimodifikasi dari Dewi, 2015; Effendi, 2009; Potter & Perry, 2006; WHO, 2013; Yuliastati, 2011
BAB III
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep (conceptual framework) adalah model pendahuluan
untuk analisis dan intervensi (Shi, 2008 dalam Swarjana, 2012). Variabel
yang akan diteliiti pada penelitian ini adalah variabel independen Range Of
Pada lansia
43
44
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
penuh melawan
gravitasi dengan
topangan
3 jika : Gerakan
yang normal
melawan gravitasi
4 jika : Gerakan
penuh yang normal
melawan gravitasi
dengan melawan
tahanan minimal
5 jika : Kekuatan
normal, gerakan
penuh yang normal
melawan gravitasi
dan tahanan penuh
46
C. Hipotesis
2012). Jenis hipotesis yang diambil adalah sebuah hipotesis stetment prediksi
(ROM) terhadap kekuatan otot pada lansia bedrest di PSTW Budhi Mulia
3 Jakarta Selatan.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Pra
Prosedur :
ii. X, treatment yang diberikan pada kekuatan otot lansia untuk jangka waktu
tertentu.
47
48
1. Lokasi Paenelitian
penelitian yang sama dan banyak lansia yang mengalami bedrest di PSTW
2. Waktu Penelitian
penyusunan hasil.
1. Populasi
dalam Saepul, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia
2. Sampel
2010). Pada penelitian ini kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan
dengan cara purposive sampling atau sampel bertujuan yaitu peneliti bisa
perkelempok (Umar,1997).
bagian, yaitu :
03 Jakarta Selatan.
Jakarta Selatan.
51
F. Prosedur Intervensi
1. Menentukan responden
2. Melakukan prettest.
3. Melakukan intervensi
4. Melakukan posttest
G. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini
disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari dari penelitian masih
1. Editing
lembar derajat kekuatan otot apakah sudah terisi lengkap atau belum.
53
2. Coding
bernilai 0 jika paralisis sempurna, bernilai 1 jika tidak ada gerakan dan
kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat, bernilai 2 jika gerakan otot
tahanan penuh.
data dengan cara melihat data missing pada output dari software
komputer.
1. Analisis Univariat
ilmiah dalam bentuk table atau grafik (Setiadi, 2007). Data univariat yang
54
2. Analisis Bivariat
bivariat dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu. Hasil uji normalitas
Etika dalam sebuah penelitian adalah apa yang boleh dan apa yang
tidak boleh dilakukan oleh seorang peneliti. Etika menjadi sebuah moral
a. Informed Consent
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
publik.
a. Prinsip Manfaat
risiko dan keuntungan yang akan berakibat pada subjek pada setiap
56
responden.
dilaksanakan.
57
publikasi.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan memaparkan secara lengkap hasil penelitian tentang
pengaruh range of motion (ROM) terhadap kekuatan otot pada lansia bedrest di
PSTW Budhi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan pada
lansia bedrest dengan tindakan latihan range of motion (ROM). Waktu penelitian ini
dilakukan pada hari minggu tanggal 8 Mei 2016 sampai dengan 15 Mei 2016.
Penelitian dilakukan selama 8 hari dan dilakukan setiap pagi dan sore selama 8 hari
berturut-turut. Pagi dilakukan pada jam 09.00 sampai dengan 10.00 dan sore
karakteristik responden yang meliputi usia dan jenis kelamin. Penjelasan hasil
58
59
Data karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1
Gambaran karakteristik responden berdasarkan usia
Usia
Kelompok Mean SD Min-Maks
(95%CI)
Intervensi 2.17 .389 2-3
(1.92-2.41)
Total 2.17 .389 2-3
(1.92-2.41)
Tabel 5.2
Gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah Presntase (%)
Perempuan 12 100
Laki-laki 0 0
dilakukan ROM
dilakukan intervensi pada ekstremitas atas dan bawah dapat dilihat dalam
table berikut.
60
Tabel 5.3
Gambaran Rata-rata Kekuatan Otot Lansia Bedrest Sebelum Dan Setelah
Dilakukan ROM di PSTW Margaguna 3 Jakarta Selatan Tahun 2016
Lower Upper
Sebelum
3.75 1.138 3.03 4.47 2-5
intervensi
Atas
Sesudah
4.67 0.492 4.35 4.98 4-5
intervensi
12
Sebelum
3.58 0.996 2.95 4.22 2-5
intervensi
Bawah
Sesudah
4.42 0.793 3.91 4.92 3-5
intervensi
Pada table 5.3 rata-rata kekuatan otot lansia bedrest pada ekstremitas
atas saat pre-test adalah 3.75 dengan nilai minimum 2-5 dan maksimum 5.
Nilai standar deviasi adalah 1.138. Hasil 95% Confidence Interval ekstremitas
bawah sebelum intervensi Lower 2.95, Upper 4.22. Sedangkan saat post-test
Nilai standar deviasi adalah 0.492. dan hasil 95% Confidence Interval
yaitu apakah range of motion (ROM) mempengaruhi kekuatan otot pada lansia
intervensi pada lansia bedrest. Untuk penghitungan statistic beda rerata skor
1. Uji Normalitas
Tabel 5.4
Distribusi Hasil Normalitas Kekuatan Otot pada Lansia Bedrest Sebelum
Dilakukan Intervensi ROM di PSTW Margaguna 3 Jakarta Selatan Tahun 2016
Variabel N Shapiro-Wilk
Df Sig.
Pre-tangan 12 12 0.064
Pre-kaki 12 12 0.137
dahulu terhadap data yang ada. Uji normalitas yang digunakan adalah
dengan ROM.
Hasil analisa data perbedaan nilai kekuatan otot sebelum dan sesudah
dengan dilakukan ROM menggunakan paired t-test dapat dilihat dalam table
dibawah ini.
Tabel 5.5
Distribusi Perbedaan Rata-rata Kekuatan Otot Pada Lansia Bedrest Sebelum
dan Sesudah Dilakukan Intervensi ROM di PSTW Margaguna 3 Jakarta
Selatan Tahun 2016
Variabel Intervensi N Mean Standar Paired Differences Sig.
deviasi Standar (2-
(SD) Mean tailed)
deviasi (SD)
Pre Tangan 3.75 1.138
Post 12 -0.917 0.793 0.002
4.67 0.492
Tangan
Kekuatan Otot
Pre Kaki 3.58 0.996
12 -0.833 0.389 0.000
Post Kaki 4.42 0.793
bedrest sebelum intervensi ROM pada ekstremitas atas adalah 3.75 dengan
ekstremitas atas adalah 4.67 dengan standar deviasi (SD) 0.492. rata-rata
Jakarta Selatan antara sebelum dan sesudah intervensi ROM adalah -0.917.
63
dengan standar deviasi 0.793.hasil uji statistik nilai sig (2-tailed) adalah
0.002.
pada ekstremitas bawah adalah 3.58 dengan standar deviasi 0.996 sedangkan
antara sebelum dan sesudah intervensi ROM adalah -8.33. dengan standar
deviasi 0.389. hasil uji statistic nilai sig (2-tailed) adalah 0.000.
kekuatan otot pada lansia bedrest antara sebelum dan sesudah intervensi
ROM.
BAB VI
PEMBAHASAN
(ROM) terhadap kekuatan otot pada lansia bedrest di Panti Sosial Tresna Werdha
Budhi Mulia 3 Margaguna Jakarta Selatan. Pada bab ini peneliti akan membahas hasil
didapatkan akan dibandingkan dengan teori atau hasil penelitian terkait yang relevan.
rata-rata usia responden pada kelompok intervensi adalah 2.17 tahun (SD
.389 tahun). Hasil penelitian peneliti juga sesuai dengan penelitian yang
otot dan daya tahan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Frank dkk
menyatakan bahwa latihan kekuatan pada orang tua lebih dari 60 tahun
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Pudjiastuti & Utomo (2003),
64
65
Menurut Soedjono (2003), pada usia 60 tahun kehilangan total adalah 10-
20% dari kekuatan otot yang dimiliki pada usia 30 tahun. Kekuatan statis
penurunan masa otot (atrofi otot). Sel otot yang mati digantikan oleh
jaringan ikat dan lemak. Kekuatan otot atau jumlah daya yang dihasilkan
tahun. Kerusakan otot terjadi karena penurunan jumlah serabut otot dan
atrofi secara umum pada organ dan jaringan tubuh. Regenerasi jaringan
66
oleh jaringan fibrosa. Oleh karena itu, hasil analisa penelitian diatas
otot lansia bedrest pada ekstremitas atas saat Pre-test adalah 3.75
pasien stroke.
Sama halnya dengan penelitian dari Mawarti & Farid (2013), yang
pada pasien post operasi fraktur femur 1/3 medial dextra dengan
rentang gerak panggul kanan aktif dan pasif, kekuatan otot meningkat,
Hasil penelitian Astuti (2006) ini juga di perkuat oleh Werner (2009)
kurang aktif bergerak, kelenturan kekuatan otot dan daya tahan akan
mempersulit untuk berjalan itu harus segera ditangani agar lansia dapat
Motion (ROM),
berturut-turut dengan frekuensi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Hasil
70
ekstremitas atas adalah 4.67. Dengan nilai terendah adalah 4 dan nilai
adalah 3.58 dengan nilai terendah 2 dan nilai yang tertinggi adalah 5.
otot pada klien post Total Hip Arthroplasty (THA) dan Total Knee
Hasil penelitian Jogi (2010) ini juga dikuatkan oleh Werner (2009)
pasien.
motorik kasar dalam jangka waktu tertentu maka otot akan kehilangan
dan otot tidak dilatih maka akan terjadi penurunan masa yang
dan tirah baring (Kasper et al, 1993 dalam Potter & Perry, 2006).
masa otot, atrofi dan kelainan sendi yang actual sehingga klien tidak
tidak dapat berikatan dengan jembatan silang karena posisi dua tipe
protein yang terbuat dari tiga unit polipeptida : satu berikatan dengan
dan miosin.
74
(ROM) jika dilakukan sedini mungkin dan dilakukan dengan benar dan
penelitian, yaitu:
responden untuk setiap kelompok). Hal ini disebabkan karena banyak calon
responden yang tidak lolos dalam tahap seleksi/skrining, seperti ada yang
b. Adanya responden yang drop out dalam waktu penelitian selama 8 hari
c. Tidak dilakukan uji KAPPA pada tim peneliti dalam mengukur derajat
kekuatan otot.
75
kecepatan kontraksi, panjang otot saat kontraksi, jenis kontraksi otot tidak
8.1 Kesimpulan
dijelaskan pada bab sebelumna, maka berikut kesimpulan yang dapat ditarik dari
penelitian ini :
kelamin perempuan.
Range Of Motion (ROM) dari nilai rata-rata 3,75 untuk ekstremitas atas
otot sebelum intervensi pada ekstremitas bawah 3.58 menjadi 4.42 setelah
intervensi.
3) Terdapat pengaruh latihan ROM terhadap kekuatan otot dengan nilai Sig
2-tailed 0.002 untuk kekuatan otot pre tangan dan post tangan. Nilai sig
2-tailed 0.000 untuk kekuatan otot pre kaki dan post kaki.
76
77
8.2 Saran
a. Bagi Responden
Bagi lansia yang sudah tahu pengaruhnya ROM (Range Of Motion) terhadap
kekuatan otot terutama pada lansia bedrest, agar rutin mengikuti latihan ROM
informasi hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk
tentang pengaruh latihan ROM terhadap kekuatan otot pada lansia bedrest.
perempuan.
lain selain lansia yang ada di PSTW Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta
Selatan.
78
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Mizratul. (2015). Efektivitas Latihan Range Of Motion (ROM) Bahu Terhadap
Peningkatan ROM Pada Pasien Post Mastektomi di RSUP H. Adam Malik
Medan. Medan. Diunduh pada tanggal 16 Agustus 2016 pukul 13.00 WIB dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/50163/7/Cover.pdf
Arikunto, Suharsini. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Asmadi. (2008). Teknik Prosedur Keperawatan :Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klie. Jakarta : Salemba Medika
Astraand, P.O Rodahi, K, Dahl, H.A & Stromme, S. (2003). Texbook Of Work
Physiology : Physiologycal Bases Of Exercise. USA ; Human Kinetics
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Edisi. 1. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Badan Pusat Statistik. (2013). Profil Penduduk Lanjut Usia. Jakarta : KOMNAS
LANSIA
Brunner & Suddarth. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Depkes RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta. Diambil
pada tanggal 16 November 2015 pukul 13.45 WIB. Dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/download/pusdatin/infodatin/inf
odatin-lansia.pdf
Dewi, Sofia Rhosma. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta
Deepublish
Dharma, Kusuma Kelana. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta : Trans Info Media
Ferry, Efendi. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktek dalam
Keperawatan. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika
Fitriani, Dewi (2015). Pengaruh Pemberian Latihan Calf Raises Terhadap
Peningkatan Kekuatan Otot Gastrocnemius Pada Pemain Bulu Tangkis Di
Sekolah Bulutangkis Pusaka Putih Sukoharjo dinduh pada 13 Januari 2017
dari http://eprints.ums.ac.id/34519/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Gusti, Reni Prima & Armayati. (2014). Pemberian Latihan Rentang Gerak Terhadap
Fleksibilitas Sendi Anggota Gerak Bawah Pasien Fraktur Femur Terpasang
Fiksasi Interna di RSUP. Df. M. Djamil. Padang diundu 5 Januari 2017 pukul
18.05 WIB jurnal.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/download/41/36
Gusti, Reni Prima, Armayanti (2014). Pemberian Latihan Rentang Gerak Terhadap
Fleksibilitas Sendi Anggota Gerak Bawah Passien Fraktur Femur Terpasang
Fiksasi Interna Di RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Diunduh 12 Januari 2017
http://jurnal.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/viewFile/41/36
Hidayat, A Aziz Alimul. (2010). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. 2th
ed. Jakarta :SalembaMedika
Indriana, Yeniar. (2012). Grontologi & Progeria : Pustaka Pelajar
Irfan, Muhammad. (2010). FISIOTERAPI BAGI INSAN STROKE. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Kozier. (1995). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta : EGC
Lukman dan Ningsih. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika
Lumbangtobing, SM. (2004). Neurogeriatrik. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Nurhidayah, R.E. Tarigan, R & Nurbaiti. (2014). Latihan Range Of Motion
(ROM).Medan : Fakultas Keperawatan USU
Nursallam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nusa Medika
Potter & Perry. (2005). Fundamental Of Nursing. Jakarta : EGC
Potter & Perry. (2006). Fundamental Of Nursing Vol 2. Jakarta : EGC
Potter & Perry. (2006). Fundamental Of Nursing. Jakarta : EGC
Potter & Perry. (2011). Fundamental Of Nursing. Jakarta : EGC
Pudjiastuti, Sri Surini. (2003). Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta : EGC
Pudjiastuti, Sri Surini. (2003). Fisioterapi pada Lansia. Jakarta : EGC
R, Febiani Patandianan. Wungouw, Herlina I. S dkk. (2015). Pengaruh Latihan
Beban Terhadap Kekuatan Otot Lansia. Manado. Diambil pada tanggal 5
Januarihttp://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/viewFile/8075/
7635
Saepul, E. Bahruddin. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam
Pendidikan. Yogyakarta : Deepublisher
Sampelan, dkk. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia
dalam Pemenuhan aktivitas Sehari-hari di Desa Batu Kecamatan Likupang
Selatan Kabupaten Minahasa Utara. Diunduh 23 Desember 2015 dari
http://ejournal.unsrat.ac.id
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sherwood, Lauralee. (2012). Fisiologi Manusia :dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC
Sikawin, Laudia Agustina, Mulyadi. Palendeng, Henry. (2013). Pengaruh Latihan
Range Of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke di
IRINA F Neurology BLU RSUP Prof DR. RD. Kandoovmando. Manado.
Diambil pada tanggal 18 Oktober 2016 pukul 14.23 WIB. Dari
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2174/1732
Sikawin, Laudia Agustina. Dkk. (2013). Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM)
Terhadap Kekuatan Otot pada Pasien Stroke di IRINA F Neurologi BLU
RSUP Prof DR. RD Kandaovmando diunduh 4 Oktober 2016 dari
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2174/1732
Suratun, Heryati. Dkk. (2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal :Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta : EGC
Suratun, Lusianah. (2006). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta : Trans Info Media
Suratun, Lusianah. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta : Trans Info Media
Suryabrata, Sumadi. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT
Swarjana, I Ketut. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : ANDI
Tortora, Gerard J & Bryan Derrickson. (2003). Principles Of anatomy and
Physiology. 12th ed. USA : Jhon Wiley & Sons
Utomo, Budi. (2010). Hubungan Antara Kekuatan Otot dan Daya Tahan Otot
Anggota Gerak Bawah Dengan Kemampuan Fungsional. Program Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta. diunduh 2 Oktober 2016 dari
http://eprints.uns.ac.id/10321/1/153962108201005361.pdf
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC
Wold, Gloria Hoffmann. (1999). Basic Geriatric Nursing. Canada : Mosby Elseiver
LAMPIRAN
Lampiran 2
Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia menjadi responden penelitian dengan
Jakarta Selatan
Asal Perguruan Tinggi : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
(ROM) Terhadap Kekuatan Otot pada Lansia Bedrest di PSTW Budhi Mulia 3
Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian yang
akan dilakukan. Saya mengerti bahwa data penelitian akan dirahasiakan. Saya
mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berpengaruh negative terhadap diri saya dan
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa paksaan dari siapapun.
Judul Penelitian:
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
akan dilakukan dalam penelitian ini dan saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini
Presentase
kekuatan
Skala Karakteristik
normal
Lampiran 6
PENGUKURAN BARTHEL INDEX
5. Mandi sendiri
Keterangan :
Skor antara 0-20 = Mandiri
Skor antara 12-19 = ketergantungan ringan
Skor antara 9-11 = ketergantungan sedang
Lampiran 7
Skor antara 5-8 = ketergantungan berat
Skor antara 0-4 = ketergantungan total
1. Ny. A 1
2. Ny. B 1
3. Ny. C 2
4. Ny. D 1
5. Ny. E 0
6. Ny. F 2
7. Ny. G 2
8. Ny.H 3
9. Ny. I 1
10. Ny. J 0
11. Ny. K 1
12. Ny. L 0
Lampiran 8
REKAPITULASI STATISTIK RESPONDEN
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
Frequencies
Statistics
Umur
Valid 12
N
Missing 0
Descriptives
Median 2.00
Variance .152
Minimum 2
Maximum 3
Range 1
Interquartile Range 0
Jk
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequencies
Statistics
Frequency Table
Tangan_Pre
Tangan_Post
Kaki_Post
2. Analisa Bivariat
a. Uji Normalitas
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
b. Paired t-test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Difference
Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Tangan_Pre
1 -
Tangan_Post -.917 .793 .229 -1.420 -.413 -4.005 11 .002
Pair Kaki_Pre -
2 Kaki_Post -.833 .389 .112 -1.081 -.586 -7.416 11 .000