Professional Documents
Culture Documents
Surya Dan Suyono, 2013
Surya Dan Suyono, 2013
1, Januari 2013
Abstrak. Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pengomposan terhadap rasio C/N kotoran ayam dan
kadar hara NPK tersedia serta kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Penelitian ini terdiri dari dua tahap
yaitu: pertama mengetahui pengaruh pengomposan terhadap kadar C-organik, N-total, dan rasio C/N pupuk
kandang ayam. Kedua mengetahui perubahan kadar NPK tersedia dan KTK tanah pupuk kandang ayam
yang dicampur dengan tanah selama 8 minggu. Hasil penelitian menunjukkan pupuk kandang ayam hasil
fermentasi EM4 memiliki kadar C-organik 17,4%; N-total 1,73%; dan rasio C/N 10. Rasio C/N yang
didapatkan telah masuk dalam rentang standar yaitu 10-20. Pengukuran kadar hara NPK bentuk tersedia
tertinggi didapatkan pada minggu ke-8. Kadar hara NPK tersedia berturut-turut adalah 10,7354 ppm;
164,6667 ppm; dan 235,1667 ppm. Masing-masing kadar masuk dalam kategori rendah, sangat tinggi, dan
sedang. KTK tanah tertinggi ada pada minggu ke-8 yaitu 206,2899 meq/100gram.
Abstract. A studied about the composting effect of chicken manure towards C/N ratio and available NPK
nutrient and soil cation exchange capacity (CEC) had been done. This studied consisted of two phases: first
determine the effect of composting on levels of C-organic, N-total, and C / N ratio of chicken manure. The
second were to know the changes of NPK available and soil CEC on chicken manure that mixed with soil for
8 weeks. The results showed chicken manure fermented using EM4 had 17,4% of C-organic; of 1,73% N-
total; and 10 of C/N ratio. Its has been obtained in the standard range is 10-20. Measurement of levels of
available NPK nutrients had higher levels obtained at eighth weeks is 10,7354 ppm; 164,6667 ppm; and
235,1667 ppm. Each level in the category of low, very high, and medium. Soil CEC had higher levels at eighth
week is 206.2899 meq/100gram.
137
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1, Januari 2013
138
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1, Januari 2013
139
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1, Januari 2013
telah memenuhi standar yang telah berlaku yaitu Tabel 2 Rerata Kadar N-tersedia Pupuk Kandang
sebesar 1,6% [6]. Hal ini membuktikan bahwa Ayam dan Tanah Selama 8 Minggu
fermentasi EM4 telah membantu meningkatkan Minggu PKA + Tanah (ppm) Tanah
kadar N-total pupuk kandang ayam. ke- fermentasi nonfermentasi (ppm)
1 9,8987a 6,0678b 0,6024c
Rasio C/N a
2 9,8547 6,2880b 0,8666c
Rasio C/N didapatkan dengan membagi
kadar C-organik dengan N-total masing-masing 3 10,2950a 6,6402b 0,6816c
pupuk kandang ayam. Karena rasio karbon- 4 10,3831a 6,5962b 0,6156c
nitrogen merupakan cara yang mudah untuk 5 10,3391a 6,6402b 0,6244c
menyatakan kadar nitrogen relatif terhadap kadar 6 10,3391 a
6,8164 b
0,6156c
karbon dalam bahan organik pupuk relatif
7 10,6473a 6,9044b 0,6244c
konstan. Dapat dikatakan pula bahwa rasio C/N
pupuk kandang ayam merupakan perameter 8 10,7354a 7,1686b 0,6068c
tingkat kematangan kompos yang dihasilkan. Ket: Angka-angka yang diikuti oleh superscript yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf
Berdasarkan Tabel 1 rasio C/N PKA
signifikansi 5%
fermentasi yang didapatkan sebesar 10. Nilai
tersebut telah masuk dalam rentang standar yang
Kadar N-tersedia PKA fermentasi yang
ditetapkan yaitu 10-20 [6], sedangkan rasio C/N
diukur selama 8 minggu rata-rata lebih besar
PKA nonfermentasi berbeda nyata dengan standar
daripada PKA nonfermentasi. Hal ini
yaitu sebesar 65,5. Hal ini membuktikan bahwa
menunjukkan bahwa proses fermentasi
proses pengomposan telah berhasil menurunkan
menggunakan EM4 memberikan pengaruh
rasio C/N pupuk kandang ayam.
terhadap kadar N-tersedia tanah. Apabila ditinjau
Dasar penentuan besar rasio C/N ini juga
dari kadar N-total metode UV-Vis masing-masing
berasal dari perbandingan rasio C/N humus.
pupuk, PKA fermentasi telah melepaskan hara
Menurut Metson [5], kandungan karbon dalam
N-tersedia sebanyak 72%, sedangkan PKA
humus adalah 56,24%, sedangkan kadar
nonfermentasi sebesar 68% masing-masing pada
nitrogennya sebesar 5,6%. Oleh karena itu hasil
minggu ke-8. Perbedaan nilai tersebut
bagi C/N rata-rata adalah 10,04. Hubungan
membuktikan bahwa, PKA fermentasi
karbon-nitrogen dalam humus tersebut relatif
menghasilkan ion ammonium lebih banyak
konstan dan berada pada nilai antara 10-12. Oleh
dibandingkan PKA nonfermentasi karena proses
karena itulah nilai rasio C/N tersebut juga
mineralisasi didalam tanah telah dibantu oleh
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan
proses pengomposan terlebih dahulu.
kompos.
Pengukuran kadar N-tersedia baik PKA
Dari beberapa hasil uji coba pembuatan
fermentasi maupun nonfermentasi selama
kompos, telah diketahui bahwa untuk
8 minggu tidak menunjukkan perbedaan yang
mendapatkan rasio C/N 10-12 diperlukan
signifikan. Hal tersebut dapat disebabkan karena
campuran bahan baku yang memiliki C-organik di
kadar unsur nitrogen dalam pupuk telah berkurang
atas 30% [2]. Oleh karena itu dalam penelitian ini
sebelum pencampuran dengan tanah.
ditambahkan sekam padi yang memiliki kadar
Berkurangnya unsur nitrogen tersebut sebagai
C-organik sebesar 30%. Selain itu sekam padi
akibat dari proses pengomposan. Selama proses
banyak mengandung unsur silika dan kalium,
pengomposan mikroorganisme memanfaatkan
sehingga dapat menambah kandungan unsur hara
sebagian besar unsur nitrogen untuk proses
dalam campuran kompos.
metabolismenya karena nitrogen merupakan unsur
makro yang penting terutama untuk sintesis
Kadar N-tersedia
protein sel, sehingga kadar nitrogen dalam pupuk
Unsur hara N-tersedia dalam penelitian
kemungkinan akan mengalami penurunan. Oleh
ini adalah Ion ammonium yang berasal dari
karena itu pada saat dilakukan pencampuran
hidrolisis protein menghasilkan asam amino,
dengan tanah, kadar N-tersedia yang didapatkan
kemudian mengalami amonifikasi menjadi NH3.
tidak memberikan peningkatan yang nyata.
Pada tanah yang lembap atau basah ammonia
Kadar N-tersedia PKA fermentasi
akan terlarut dalam air membentuk ion
memiliki nilai tertinggi pada minggu ke-8 yaitu
ammonium [14]. Pengukuran kadar N-tersedia
10,7354 ppm dan memberikan pengaruh
dilakukan setiap 1 minggu setelah pencampuran
peningkatan pada tanah (kontrol) sebesar 87,3%.
pupuk kandang ayam dengan tanah disajikan pada
Besarnya prosentase peningkatan kadar N-tersedia
Tabel 2.
140
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1, Januari 2013
yang diberikan oleh PKA fermentasi tersebut Ket: Angka-angka yang diikuti oleh superscript yang
disebabkan karena rendahnya kadar N-tersedia sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf
yang dimiliki tanah sebesar 0,6068 ppm. Hal ini signifikansi 5%
menunjukkan bahwa tanah yang digunakan
sebagai kontrol sangat membutuhkan tambahan Pengukuran kadar P-tersedia yang
bahan organik untuk menunjang kesuburannya, dilakukan dalam kurun 8 minggu memperlihatkan
tetapi menurut BPT [6], kadar tersebut masih adanya pengaruh pengomposan terhadap kadar
berada dalam kategori rendah terhadap kriteria fosfat. PKA fermentasi memiliki kadar P-tersedia
kesuburan tanah. Sementara itu kadar N-tersedia lebih tinggi daripada PKA nonfermentasi. Hal ini
untuk PKA nonfermentasi pada minggu ke-8 dapat disebabkan karena selama proses
sebesar 7,1686 ppm masuk dalam kategori sangat pengomposan mikroorganisme EM4 membantu
rendah, tetapi memberikan peningkatan kadar mendegradasi senyawa-senyawa polifosfat dalam
N-tersedia tanah sebesar 84,4%. Rendahnya kadar bahan organik pupuk, sehingga ketika
nitrogen yang diperoleh menunjukkan bahwa, pencampuran dengan tanah proses mineralisasi
perlunya penambahan komposisi pupuk lebih unsur fosfat akan lebih cepat tersedia. Apabila
banyak lagi atau mengurangi konsentrasi starter ditinjau dari kadar P-total masing-masing pupuk,
EM4 pada proses pengomposan, sehingga pada minggu ke-8 PKA fermentasi telah
peningkatan kadar N-tersedia terhadap tanah melepaskan hara P-tersedia sebanyak 56,7%,
dapat memberikan kriteria kesuburan yang lebih sedangkan untuk PKA nonfermentasi sebesar
baik 50%. Selain itu selama proses pengomposan
mikroorganisme memanfaatkan hanya sebagian
Kadar P-tersedia kecil unsur fosfat untuk kegiatan metabolismenya,
Unsur fosfor di dalam tanah terdapat sehingga kemungkinan keberadaan pospat dalam
dalam tiga bentuk, tetapi yang paling mudah pupuk akan tetap tinggi daripada nitrogen.
diserap oleh tanaman adalah bentuk ion ortofosfat Kadar P-tersedia PKA fermentasi
primer (H2PO4-) dan ortofosfat sekunder (HPO42), memperlihatkan peningkatan yang signifikan
sedangkan bentuk PO43- lebih sulit diserap oleh setiap minggunya, sedangkan PKA nonfermentasi
tanaman [8]. Ortofosfat disebut juga sebagai tidak. Kadar P-tersedia PKA fermentasi tertinggi
bentuk P-tersedia karena merupakan bentuk fosfat ada pada minggu ke-8 yaitu 164,6667 ppm dan
yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh memberikan peningkatan kadar P-tersedia tanah
tanaman, sedangkan polifosfat (sumber P-organik: sebesar 94,86%, sedangkan kadar P-tersedia PKA
fosfolipid, asam nukleat, dan fitat) harus nonfermentasi mengalami penurunan pada
mengalami hidrolisis terlebih dahulu sebelum minggu ke-8 yaitu 69,6667 ppm. Kadar
dimanfaatkan sebagai sumber fosfor. Pada P-tersedia PKA nonfermentasi tertinggi
penelitian ini kadar P-tersedia yang diukuir didapatkan pada minggu ke-7 yaitu sebesar
selama 8 minggu menggunakan metode Olsen 80,0833 ppm. Peningkatan kadar P-tersedia yang
[15], sehingga ketiga bentuk ion fosfat dapat diberikan PKA nonfermentasi terhadap tanah pada
terukur karena metode tersebut dapat digunakan minggu itu sebesar 89,5%. Penurunan kadar
pada pH tanah asam maupun basa. P-tersedia juga dialami oleh sampel tanah pada
minggu ke-6 dan seterusnya. Penurunan kadar ion
Tabel 3 Rerata Kadar P-tersedia Pupuk Kandang ortofosfat pada sampel tanah dapat disebabkan
Ayam dan Tanah Selama 8 Minggu karena tidak adanya tambahan bahan organik
sebagai sumber P-organik, karena sumber
Minggu PKA + Tanah (ppm) Tanah P-anorganik dalam batuan mineral lebih sedikit
ke- fermentasi nonfermentasi (ppm)
dan sukar larut dalam tanah [7].
1 89,2500ab 50,0833bc 3,5917c Berdasarkan harkat unsur hara P-tersedia
2 90,0833ab 53,4167bc 3,7583c dalam tanah [6], kadar P-tersedia dalam tanah
3 93,8333ac 60,9167bc 3,9667c untuk sampel PKA fermentasi pada minggu ke-8
4 98,0000ad 64,6667bd 4,2583c
berada dalam kategori sangat tinggi yaitu
>160 ppm, sedangkan untuk PKA nonfermentasi
5 100,5000ad 66,3333bd 5,3417c masuk dalam kategori sedang yaitu antara
6 132,5833ae 71,3333be 5,1333c 50-100 ppm. Kadar tanah sawah yang diambil
7 136,3333ae 80,0833bf 4,4250c sebagai kontrol dalam penelitian ini berada dalam
8 164,6667ae 69,6667be 4,3417c kategori sangat rendah yaitu <10 ppm.
Kadar K-tersedia
141
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1, Januari 2013
Dalam penelitian ini unsur kalium yang nonfermentasi sebesar 225,1667 ppm pada
didapatkan dapat berasal dari batuan mineral minggu yang sama. Kedua sampel tersebut
pembawa kalium sampel tanah sawah yang memiliki harkat kadar K-tersedia yang masuk
dipakai sebagai kontrol atau berasal dari bahan dalam kategori sedang dan bahkan sama-sama
organik. Unsur kalium tidak pernah ditemukan memberikan pengaruh peningkatan kadar
terikat dengan senyawa organik, sumber kalium K-tersedia terhadap tanah sebesar 99,6%.
dalam bahan organik adalah berasal dari Sementara itu hasil uji beda rata-rata
sitoplasma sel-sel tanaman atau mikroba yang menunjukkan perbedaan yang signifikan.
telah mati. Sama halnya dengan unsur fosfat, Meskipun kadar kedua varian sama-sama berada
bakteri pelarut fosfat umumnya juga dapat dalam kategori sedang, tetapi pengaruh fermentasi
melarutkan unsur kalium dalam bahan organik. masih terlihat dari perbedaan kadar K-tersedia
Pengomposan pupuk kandang ayam dengan EM4 yang didapatkan.
diharapkan dapat melepaskan unsur kalium dalam Sementara itu kadar K-tersedia sampel
bahan organik menjadi bentuk K-tersedia. tanah mengalami penurunan sejak minggu ke-4
dan berada dalam kategori sangat rendah. Hal ini
Tabel 4 Rerata Kadar K-tersedia Pupuk Kandang disebabkan kaena tidak adanya tambahan bahan
Ayam dan Tanah Selama 8 Minggu. organik pada tanah, sehingga unsur kalium yang
Minggu PKA + Tanah (ppm) Tanah berasal dari batuan mineral tanah mudah hilang
ke- fermentasi nonfermentasi (ppm) akibat pelindian. Menurut Hanafiah [8], sebagian
1 149,5833ab 98,3333b 20,0000c besar unsur kalium yang berada dalam mineral
2 82,5000ac 51,2500bc 10,4167cd tanah kurang tahan terhadap pengaruh air,
ad bd
3 93,3333 115,8333 11,6667cd terutama air yang mengandung CO2. Kalium
ae bd
4 127,5000 114,1667 1,2500ce dalam tanah yang berasal dari mineral dapat
af be
5 236,000 190,3333 0,8333ce dibebaskan oleh pengaruh asam karbonat. Unsur
af be
6 238,000 189,5000 1,2500ce
ac be kalium yang dibebaskan melalui reaksi tersebut
7 232,7083 187,5000 2,5000ce
af bf mudah hilang bersama air drainase.
8 235,1667 225,1667 0,4167ce
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh superscript yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf Kadar KTK tanah
signifikansi 5% Banyaknya kation yang terjerap dan
dipertukarkan oleh koloid tanah disebut juga
Berdasarkan hasil analisis selama sebagai Kapasitas Tukar Kation (KTK). Pada
8 minggu, PKA fermentasi memiliki kadar penelitian ini kation yang akan dianalisis sebagai
K-tersedia rata-rata lebih besar daripada PKA kadar KTK adalah kation Na, K, Mg, dan Ca.
nonfermentasi. Hal ini dapat disebabkan karena Besarnya kadar KTK dapat menunjukkan adanya
selama proses pengomposan mikroorganisme peran koloid tanah dalam mempertahankan
EM4 membantu mendegradasi senyawa-senyawa keberadaan unsur hara di dalam tanah.
makromolekul bahan organik pupuk menjadi lebih Koloid tanah tersebut terdiri dari koloid
sederhana, sehingga akan mempermudah proses anorganik (liat) dan koloid organik (humus),
mineralisasi unsur kalium oleh mikroba. Selain itu tetapi koloid organik yang paling besar
selama proses pengomposan mikroorganisme pengaruhnya dalam peningkatan KTK tanah.
memanfaatkan hanya sebagian kecil unsur kalium Menurut Buckman & Brady [9], sekitar setengah
untuk kegiatan metabolismenya, sehingga dari koloid tanah berasal dari humus. Melalui
kemungkinan keberadaan kalium dalam pupuk proses pengomposan, pupuk kandang ayam hasil
akan tetap tinggi sama seperti unsur fosfat. fermentasi dengan EM4 telah memiliki beberapa
Apabila ditinjau dari kadar K-total karakter yang hampir sama dengan humus,
masing-masing pupuk, pada minggu ke-8 PKA sehingga dapat membuktikan bahwa kompos yang
fermentasi telah melepaskan hara K-tersedia dihasilkan dapat meningkatkan kesuburan tanah.
sebanyak 90,5%, sedangkan PKA nonfermentasi
sebesar 98%. Tingginya prosentase unsur kalium Tabel 5 Rerata Kadar KTK Pupuk Kandang Ayam
yang dilepaskan oleh PKA nonfermentasi dan Tanah Selama 8 Minggu.
disebabkan karena kadar K-total sampel tersebut Minggu PKA + Tanah (meq) Tanah
lebih kecil daripada PKA fermentasi. Sementara ke- fermentasi nonfermentasi (meq)
itu kadar K-tersedia PKA fermentasi tertinggi 1 69,4283ab 11,7270c 11,4509c
a
didapatkan ada pada minggu ke-8 yaitu sebesar 2 61,2135 13,1085c 10,6396c
ab
235,1667 ppm lebih besar daripada PKA 3 68,7525 17,2747b 10,7294c
ab
4 71,2724 17,9953b 6,1954cd
142
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1, Januari 2013
143
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1, Januari 2013
144