You are on page 1of 8

UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No.

1, Januari 2013

PENGARUH PENGOMPOSAN TERHADAP RASIO C/N KOTORAN AYAM DAN


KADAR HARA NPK TERSEDIA SERTA KAPASITAS TUKAR KATION TANAH

COMPOSTING EFFECT OF CHICKEN MANURE TOWARDS C/N RATIO AND


AVAILABLE NPK NUTRIENT AND SOIL CATION EXCHANGE CAPACITY

Riza Elsa Surya* dan Suyono


Jurusan Kimia FMIPA-Universitas Negeri Surabaya

Koresponden: e-mail*: elsauspedas@gmail.com

Abstrak. Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pengomposan terhadap rasio C/N kotoran ayam dan
kadar hara NPK tersedia serta kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Penelitian ini terdiri dari dua tahap
yaitu: pertama mengetahui pengaruh pengomposan terhadap kadar C-organik, N-total, dan rasio C/N pupuk
kandang ayam. Kedua mengetahui perubahan kadar NPK tersedia dan KTK tanah pupuk kandang ayam
yang dicampur dengan tanah selama 8 minggu. Hasil penelitian menunjukkan pupuk kandang ayam hasil
fermentasi EM4 memiliki kadar C-organik 17,4%; N-total 1,73%; dan rasio C/N 10. Rasio C/N yang
didapatkan telah masuk dalam rentang standar yaitu 10-20. Pengukuran kadar hara NPK bentuk tersedia
tertinggi didapatkan pada minggu ke-8. Kadar hara NPK tersedia berturut-turut adalah 10,7354 ppm;
164,6667 ppm; dan 235,1667 ppm. Masing-masing kadar masuk dalam kategori rendah, sangat tinggi, dan
sedang. KTK tanah tertinggi ada pada minggu ke-8 yaitu 206,2899 meq/100gram.

Kata kunci: pengomposan, kotoran ayam, NPK tersedia, KTK tanah

Abstract. A studied about the composting effect of chicken manure towards C/N ratio and available NPK
nutrient and soil cation exchange capacity (CEC) had been done. This studied consisted of two phases: first
determine the effect of composting on levels of C-organic, N-total, and C / N ratio of chicken manure. The
second were to know the changes of NPK available and soil CEC on chicken manure that mixed with soil for
8 weeks. The results showed chicken manure fermented using EM4 had 17,4% of C-organic; of 1,73% N-
total; and 10 of C/N ratio. Its has been obtained in the standard range is 10-20. Measurement of levels of
available NPK nutrients had higher levels obtained at eighth weeks is 10,7354 ppm; 164,6667 ppm; and
235,1667 ppm. Each level in the category of low, very high, and medium. Soil CEC had higher levels at eighth
week is 206.2899 meq/100gram.

Keywords: composting, chicken manure, available NPK, soil CEC

PENDAHULUAN dengan menggunakan starter. Menurut Indriani


Pupuk organik memiliki kandungan hara [2], starter mengandung mikroorganisme dalam
yang cukup lengkap diantaranya seperti nitrogen, keadaan dorman yang dengan cepat akan
fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur berkembangbiak ketika ditambahkan pada
[1]. Sayangnya peran pupuk organik selama ini substratnya.
masih sebagai pupuk pelengkap disamping pupuk Beberapa studi telah dilakukan terkait
komersial. Hal tersebut disebabkan karena manfaat pengomposan antara lain: Siburian [3]
kemampuan pupuk organik dalam menyediakan dalam penelitiannya menyatakan, pengomposan
unsur hara lambat tersedia (slow release). memberikan hasil peningkatan yang signifikan
Unsur hara dalam pupuk organik terhadap kadar hara NPK kompos melalui
umumnya masih terikat dalam senyawa pemberian 25% konsentrasi starter EM4 dengan
makromolekulnya, sehingga dapat terlepas atau waktu pengomposan selama 20 hari. Abdurohim
tersedia secara perlahan. Untuk mempercepat [4], menunjukkan bahwa kompos memberikan
pelepasan hara dalam bahan organik, maka perlu peningkatan kadar kalium pada tanah lebih tinggi
dilakukan proses pengomposan. daripada kalium yang disediakan oleh pupuk
Pengomposan merupakan upaya untuk komersial, namun kadar fosfor tidak.
mempercepat proses penguraian bahan organik

137
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1, Januari 2013

Berdasarkan penelitian yang telah ada,


maka dalam penelitian ini starter EM4 digunakan Penentuan kadar N-total
untuk memfermentasi pupuk kandang ayam Timbang 0,5 gram sampel kemudian
(PKA) selama 10 hari. Keberhasilan proses masukkan ke dalam Kjeldhal destruction.
pengomposan dapat diketahui melalui kadar Tambahkan 1 buah tablet Kjeldahl, 7,5 mL H2SO4
C-organik, N-total, dan penurunan rasio C/N. pekat lalu panaskan secara perlahan hingga suhu
Kompos yang dihasilkan selanjutnya dicampurkan 300oC. Setelah terbentuk suspensi berwarna hijau,
dengan tanah untuk mengetahui pengaruhnya tabung diangkat dan dinginkan. Pindahkan ke
terhadap kadar NPK bentuk tersedia dan KTK dalam labu destilasi dan tambahkan 50 mL
tanah. aquades dan 25 mL NaOH 40%, kemudian
didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam
25 mL HCl 0,1 N, dan 5 tetes indikator metil
METODE PENELITIAN merah. Selanjutnya dititrasi dengan NaOH 0,5 N
hingga tidak berwarna. Lakukan prosedur yang
Alat sama untuk blanko. %N-total dihitung dengan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus:
Kjeldhal destruction, shaker, sentrifuge, neraca
analitik, oven, desikator, Spektrofotometer UV-
Vis, Spektrofotometer Serapan Atom dan
beberapa peralatan kaca. Penentuan kadar N-tersedia
Timbang 5 gram sampel lalu masukkan
Bahan ke dalam botol kocok, tambahkan pengekstrak
Beberapa bahan yang digunakan adalah: kotoran CaCl2 0,01 M shaker selama 60 menit kemudian
ayam, sekam, molase, EM4, H2SO4 pekat, disentrifuge 30 menit. Hasil ekstraksi didekantasi
K2Cr2O7, FeSO4, Kjeltab, NaOH, HCl, CaCl2, atau disaring. Untuk penentuan kadar ion
EDTA, buffer tartrat, NaOCl, Na-nitroprusside, ammonium, ekstrak sampel diambil 2 mL
NaHCO3, pereaksi P pekat, pewarna P, NH4OAc, dimasukkan tabung reaksi. Tambahkan 4 mL
dan etanol 95%. larutan buffer tartrat, 2 mL Na-nitroprusside, dan
biarklan selama 10 menit. Tambahkan 2 mL
Prosedur Penelitian NaOCl 5%, dan 2 mL Na-EDTA kemudian kocok
hingga homogen. Ukur serapan pada panjang
Pembuatan Kompos Pupuk Kandang Ayam gelombang 300 nm dengan spektrofotometer
Kotoran ayam, sekam, dan bekatu UV-Vis. Konsentrasi larutan standar amonium
dicampur merata di atas lahan yang teduh dan yang digunakan adalah 0,1; 0.5; 1; 1,5 ppm.
kering. Selanjutnya larutkan EM4, gula, dan air ke
dalam ember, kemudian siramkan secara Penentuan kadar P-tersedia
perlahan-lahan sambil diaduk kemudian ditutup Timbang 1 gram sampel, ditambahkan
dengan terpal plastik. Sesekali terpal penutup pengekstrak NaHCO3 0,5 N 20 mL, kemudian
dibuka dan adonan dibolak-balik kemudian shaker selama 60 menit dan sentrifuge 30 menit.
ditutup kembali. Setelah 10 hari pupuk telah filtrat disaring atau didekantasi lalu pipet 2 mL
selesai terfermentasi yang ditandai dengan ekstrak masukkan ke dalam tabung reaksi. Sampel
ditumbuhi jamur berwarna putih dan deret standar masing-masing ditambah 10 mL
pereaksi pewarna P, dikocok dan dibiarkan
Penentuan kadar C-organik 30 menit. Ukur absorbansinya pada panjang
Timbang 1 gram sampel dan masukkan ke gelombang 830 nm. Konsentrasi larutan standar
dalam Erlenmeyer. Tambahkan 10 mL larutan H2PO4- yang digunakan adalah 5, 10, 15, 20, dan
K2Cr2O71 N dan tambahkan 2 mL H2SO4 pekat 25 ppm.
secara perlahan-lahan. Kocok selama 1 menit,
kemudian diamkan selama 30 menit. Tambahkan Penentuan kadar K-tersedia dan KTK tanah
20 mL aquades dan 5 tetes larutan phenantrolin. Timbang 5 gram sampel lalu masukkan
Selanjutnya titrasi dengan larutan FeSO4 0,5 N dalam botol kocok. Tambahkan 25 mL NH4OAc
hingga timbul warna hijau. Lakukan prosedur pH=7, shaker selama 60 menit kemudian
yang sama pada blanko. %C-organik dihitung sentrifuge pada 2400 rpm selama 30 menit. Saring
dengan menggunakan rumus: filtrat dan masukkan ke dalam labu ukur 100 mL,
sedangkan endapannya dibilas dengan etanol 95%

138
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1, Januari 2013

sebanyak 20 mL, kemudian dishaker 60 menit dan


sentifuge selama 30 menit (ulangi langkah HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut sebanyak tiga kali). Masukkan semua Pada penelitian ini parameter utama yang
hasil ekstraksi kedalam labu ukur 100 mL digunakan untuk menentukan keberhasilan
kemudian tambahkan aquademin hingga tanda pengomposan adalah sifat kimia kompos
batas. Selanjutnya ukur konsentrasi masing- diantaranya seperti kadar C-organik, N-total, dan
masing kation Ca, Mg, Na, dan K (sebagai kadar rasio C/N, tetapi untuk memperkuat data yang
K-tersedia) menggunakan Spektroskopi Serapan didapatkan, maka ditambahkan beberapa variabel
Atom. Hitung KTK tanah dengan menggunakan tambahan seperti uji organoleptik, sifat fisik, dan
rumus: sifat kimia yang disajikan pada Tabel 1.
KTK = Ʃ Meq Ca, Mg, Na, dan K

Tabel 1 Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik Pupuk Kandang Ayam


PKA Standar
No. Parameter
nonfermentasi fermentasi (SNI-19-7030-2004)
Organoleptik:
Warna Kecoklatan Hitam kecoklatan Hitam kecoklatan
1
Bau Seperti tanah Seperti tanah Seperti tanah
2
Tekstur Gembur Menggumpal Menggumpal
3
Tumbuh hifa Tidak ada ada ada
4
Sifat fisik:
Suhu 28oC 28oC 28oC
5
Sifat kimia:
Kadar air (%) 4,5a 5,3a 15b
6 a b
C-organik (%) 26,2 17,4 26-32a
7 a b
8 N-total Kjeldhal (%) 0,4 1,73 1,6b
9 N-total UV-Vis (ppm) 9,94a 15,664b -
a
10 P-total (ppm) 137,58 283,14b -
11 K-total (ppm) 229,625a 259,75b -
12 KTKtotal (meq/100gram) 160,4152 a
207,5506 b
≥ 200b
13 a b
Rasio C/N 65,5 10 10-20b
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh superscript yang sama dalam satu baris menunjukkan tidak
berbeda nyata pada taraf signifikansi 5%.

Kadar C-organik sebagian unsur karbon yang ada dalam campuran


C-Organik menyatakan banyaknya pupuk kotoran ayam sebagai sumber makanan
senyawa organik sebagai sumber unsur karbon untuk berkembangbiak, sehingga akan menjadi
yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, lebih kecil ketika difermentasi dengan EM4.
fraksi bahan organik ringan, biomassa Kadar N-total
mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam Pada penelitian ini asam amino dalam
air, dan bahan organik yang stabil atau humus protein kasar pupuk kandang ayam dianalisis
[12]. sebagai kadar N-total dengan metode Kjeldhal
Kadar C-organik PKA fermentasi yang [13]. Berdasarkan Tabel 1 kadar N-total PKA
didapatkan sebesar 17,4% lebih kecil dari standar fermentasi yang didapatkan sebesar 1,73% lebih
yang ditetapkan yaitu antara 26-32%, sedangkan besar daripada kadar N-total PKA nonfermentasi
kadar C-organik PKA nonfermentasi didapatkan yaitu 0,4%. Tingginya kadar N-total PKA
sebesar 26,2% telah masuk dalam rentang standar fermentasi tersebut dapat disebabkan karena
[6]. Hasil uji beda rata-rata menunjukkan kadar adanya tambahan bahan-bahan organik seperti
C-organik PKA fermentasi berbeda nyata dengan sekam, molase, dan larutan EM4 yang menambah
standar. Hal ini dapat disebabkan karena bahan kadar protein kasar dalam kompos kotoran ayam.
organik dalam campuran pupuk seperti kotoran Kadar protein kasar dalam sekam adalah 3,03%,
ayam, sekam, bekatul, dan molase memiliki kadar sedangkan kadar protein kasar dalam molase dan
C-organik antara 32-30%. Selain itu, selama larutan EM4 sekitar 4-3% [10,11]. Prosentase
proses pengomposan bakteri menggunakan kadar N-total PKA fermentasi yang didapatkan

139
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1, Januari 2013

telah memenuhi standar yang telah berlaku yaitu Tabel 2 Rerata Kadar N-tersedia Pupuk Kandang
sebesar 1,6% [6]. Hal ini membuktikan bahwa Ayam dan Tanah Selama 8 Minggu
fermentasi EM4 telah membantu meningkatkan Minggu PKA + Tanah (ppm) Tanah
kadar N-total pupuk kandang ayam. ke- fermentasi nonfermentasi (ppm)
1 9,8987a 6,0678b 0,6024c
Rasio C/N a
2 9,8547 6,2880b 0,8666c
Rasio C/N didapatkan dengan membagi
kadar C-organik dengan N-total masing-masing 3 10,2950a 6,6402b 0,6816c
pupuk kandang ayam. Karena rasio karbon- 4 10,3831a 6,5962b 0,6156c
nitrogen merupakan cara yang mudah untuk 5 10,3391a 6,6402b 0,6244c
menyatakan kadar nitrogen relatif terhadap kadar 6 10,3391 a
6,8164 b
0,6156c
karbon dalam bahan organik pupuk relatif
7 10,6473a 6,9044b 0,6244c
konstan. Dapat dikatakan pula bahwa rasio C/N
pupuk kandang ayam merupakan perameter 8 10,7354a 7,1686b 0,6068c
tingkat kematangan kompos yang dihasilkan. Ket: Angka-angka yang diikuti oleh superscript yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf
Berdasarkan Tabel 1 rasio C/N PKA
signifikansi 5%
fermentasi yang didapatkan sebesar 10. Nilai
tersebut telah masuk dalam rentang standar yang
Kadar N-tersedia PKA fermentasi yang
ditetapkan yaitu 10-20 [6], sedangkan rasio C/N
diukur selama 8 minggu rata-rata lebih besar
PKA nonfermentasi berbeda nyata dengan standar
daripada PKA nonfermentasi. Hal ini
yaitu sebesar 65,5. Hal ini membuktikan bahwa
menunjukkan bahwa proses fermentasi
proses pengomposan telah berhasil menurunkan
menggunakan EM4 memberikan pengaruh
rasio C/N pupuk kandang ayam.
terhadap kadar N-tersedia tanah. Apabila ditinjau
Dasar penentuan besar rasio C/N ini juga
dari kadar N-total metode UV-Vis masing-masing
berasal dari perbandingan rasio C/N humus.
pupuk, PKA fermentasi telah melepaskan hara
Menurut Metson [5], kandungan karbon dalam
N-tersedia sebanyak 72%, sedangkan PKA
humus adalah 56,24%, sedangkan kadar
nonfermentasi sebesar 68% masing-masing pada
nitrogennya sebesar 5,6%. Oleh karena itu hasil
minggu ke-8. Perbedaan nilai tersebut
bagi C/N rata-rata adalah 10,04. Hubungan
membuktikan bahwa, PKA fermentasi
karbon-nitrogen dalam humus tersebut relatif
menghasilkan ion ammonium lebih banyak
konstan dan berada pada nilai antara 10-12. Oleh
dibandingkan PKA nonfermentasi karena proses
karena itulah nilai rasio C/N tersebut juga
mineralisasi didalam tanah telah dibantu oleh
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan
proses pengomposan terlebih dahulu.
kompos.
Pengukuran kadar N-tersedia baik PKA
Dari beberapa hasil uji coba pembuatan
fermentasi maupun nonfermentasi selama
kompos, telah diketahui bahwa untuk
8 minggu tidak menunjukkan perbedaan yang
mendapatkan rasio C/N 10-12 diperlukan
signifikan. Hal tersebut dapat disebabkan karena
campuran bahan baku yang memiliki C-organik di
kadar unsur nitrogen dalam pupuk telah berkurang
atas 30% [2]. Oleh karena itu dalam penelitian ini
sebelum pencampuran dengan tanah.
ditambahkan sekam padi yang memiliki kadar
Berkurangnya unsur nitrogen tersebut sebagai
C-organik sebesar 30%. Selain itu sekam padi
akibat dari proses pengomposan. Selama proses
banyak mengandung unsur silika dan kalium,
pengomposan mikroorganisme memanfaatkan
sehingga dapat menambah kandungan unsur hara
sebagian besar unsur nitrogen untuk proses
dalam campuran kompos.
metabolismenya karena nitrogen merupakan unsur
makro yang penting terutama untuk sintesis
Kadar N-tersedia
protein sel, sehingga kadar nitrogen dalam pupuk
Unsur hara N-tersedia dalam penelitian
kemungkinan akan mengalami penurunan. Oleh
ini adalah Ion ammonium yang berasal dari
karena itu pada saat dilakukan pencampuran
hidrolisis protein menghasilkan asam amino,
dengan tanah, kadar N-tersedia yang didapatkan
kemudian mengalami amonifikasi menjadi NH3.
tidak memberikan peningkatan yang nyata.
Pada tanah yang lembap atau basah ammonia
Kadar N-tersedia PKA fermentasi
akan terlarut dalam air membentuk ion
memiliki nilai tertinggi pada minggu ke-8 yaitu
ammonium [14]. Pengukuran kadar N-tersedia
10,7354 ppm dan memberikan pengaruh
dilakukan setiap 1 minggu setelah pencampuran
peningkatan pada tanah (kontrol) sebesar 87,3%.
pupuk kandang ayam dengan tanah disajikan pada
Besarnya prosentase peningkatan kadar N-tersedia
Tabel 2.

140
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1, Januari 2013

yang diberikan oleh PKA fermentasi tersebut Ket: Angka-angka yang diikuti oleh superscript yang
disebabkan karena rendahnya kadar N-tersedia sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf
yang dimiliki tanah sebesar 0,6068 ppm. Hal ini signifikansi 5%
menunjukkan bahwa tanah yang digunakan
sebagai kontrol sangat membutuhkan tambahan Pengukuran kadar P-tersedia yang
bahan organik untuk menunjang kesuburannya, dilakukan dalam kurun 8 minggu memperlihatkan
tetapi menurut BPT [6], kadar tersebut masih adanya pengaruh pengomposan terhadap kadar
berada dalam kategori rendah terhadap kriteria fosfat. PKA fermentasi memiliki kadar P-tersedia
kesuburan tanah. Sementara itu kadar N-tersedia lebih tinggi daripada PKA nonfermentasi. Hal ini
untuk PKA nonfermentasi pada minggu ke-8 dapat disebabkan karena selama proses
sebesar 7,1686 ppm masuk dalam kategori sangat pengomposan mikroorganisme EM4 membantu
rendah, tetapi memberikan peningkatan kadar mendegradasi senyawa-senyawa polifosfat dalam
N-tersedia tanah sebesar 84,4%. Rendahnya kadar bahan organik pupuk, sehingga ketika
nitrogen yang diperoleh menunjukkan bahwa, pencampuran dengan tanah proses mineralisasi
perlunya penambahan komposisi pupuk lebih unsur fosfat akan lebih cepat tersedia. Apabila
banyak lagi atau mengurangi konsentrasi starter ditinjau dari kadar P-total masing-masing pupuk,
EM4 pada proses pengomposan, sehingga pada minggu ke-8 PKA fermentasi telah
peningkatan kadar N-tersedia terhadap tanah melepaskan hara P-tersedia sebanyak 56,7%,
dapat memberikan kriteria kesuburan yang lebih sedangkan untuk PKA nonfermentasi sebesar
baik 50%. Selain itu selama proses pengomposan
mikroorganisme memanfaatkan hanya sebagian
Kadar P-tersedia kecil unsur fosfat untuk kegiatan metabolismenya,
Unsur fosfor di dalam tanah terdapat sehingga kemungkinan keberadaan pospat dalam
dalam tiga bentuk, tetapi yang paling mudah pupuk akan tetap tinggi daripada nitrogen.
diserap oleh tanaman adalah bentuk ion ortofosfat Kadar P-tersedia PKA fermentasi
primer (H2PO4-) dan ortofosfat sekunder (HPO42), memperlihatkan peningkatan yang signifikan
sedangkan bentuk PO43- lebih sulit diserap oleh setiap minggunya, sedangkan PKA nonfermentasi
tanaman [8]. Ortofosfat disebut juga sebagai tidak. Kadar P-tersedia PKA fermentasi tertinggi
bentuk P-tersedia karena merupakan bentuk fosfat ada pada minggu ke-8 yaitu 164,6667 ppm dan
yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh memberikan peningkatan kadar P-tersedia tanah
tanaman, sedangkan polifosfat (sumber P-organik: sebesar 94,86%, sedangkan kadar P-tersedia PKA
fosfolipid, asam nukleat, dan fitat) harus nonfermentasi mengalami penurunan pada
mengalami hidrolisis terlebih dahulu sebelum minggu ke-8 yaitu 69,6667 ppm. Kadar
dimanfaatkan sebagai sumber fosfor. Pada P-tersedia PKA nonfermentasi tertinggi
penelitian ini kadar P-tersedia yang diukuir didapatkan pada minggu ke-7 yaitu sebesar
selama 8 minggu menggunakan metode Olsen 80,0833 ppm. Peningkatan kadar P-tersedia yang
[15], sehingga ketiga bentuk ion fosfat dapat diberikan PKA nonfermentasi terhadap tanah pada
terukur karena metode tersebut dapat digunakan minggu itu sebesar 89,5%. Penurunan kadar
pada pH tanah asam maupun basa. P-tersedia juga dialami oleh sampel tanah pada
minggu ke-6 dan seterusnya. Penurunan kadar ion
Tabel 3 Rerata Kadar P-tersedia Pupuk Kandang ortofosfat pada sampel tanah dapat disebabkan
Ayam dan Tanah Selama 8 Minggu karena tidak adanya tambahan bahan organik
sebagai sumber P-organik, karena sumber
Minggu PKA + Tanah (ppm) Tanah P-anorganik dalam batuan mineral lebih sedikit
ke- fermentasi nonfermentasi (ppm)
dan sukar larut dalam tanah [7].
1 89,2500ab 50,0833bc 3,5917c Berdasarkan harkat unsur hara P-tersedia
2 90,0833ab 53,4167bc 3,7583c dalam tanah [6], kadar P-tersedia dalam tanah
3 93,8333ac 60,9167bc 3,9667c untuk sampel PKA fermentasi pada minggu ke-8
4 98,0000ad 64,6667bd 4,2583c
berada dalam kategori sangat tinggi yaitu
>160 ppm, sedangkan untuk PKA nonfermentasi
5 100,5000ad 66,3333bd 5,3417c masuk dalam kategori sedang yaitu antara
6 132,5833ae 71,3333be 5,1333c 50-100 ppm. Kadar tanah sawah yang diambil
7 136,3333ae 80,0833bf 4,4250c sebagai kontrol dalam penelitian ini berada dalam
8 164,6667ae 69,6667be 4,3417c kategori sangat rendah yaitu <10 ppm.

Kadar K-tersedia

141
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1, Januari 2013

Dalam penelitian ini unsur kalium yang nonfermentasi sebesar 225,1667 ppm pada
didapatkan dapat berasal dari batuan mineral minggu yang sama. Kedua sampel tersebut
pembawa kalium sampel tanah sawah yang memiliki harkat kadar K-tersedia yang masuk
dipakai sebagai kontrol atau berasal dari bahan dalam kategori sedang dan bahkan sama-sama
organik. Unsur kalium tidak pernah ditemukan memberikan pengaruh peningkatan kadar
terikat dengan senyawa organik, sumber kalium K-tersedia terhadap tanah sebesar 99,6%.
dalam bahan organik adalah berasal dari Sementara itu hasil uji beda rata-rata
sitoplasma sel-sel tanaman atau mikroba yang menunjukkan perbedaan yang signifikan.
telah mati. Sama halnya dengan unsur fosfat, Meskipun kadar kedua varian sama-sama berada
bakteri pelarut fosfat umumnya juga dapat dalam kategori sedang, tetapi pengaruh fermentasi
melarutkan unsur kalium dalam bahan organik. masih terlihat dari perbedaan kadar K-tersedia
Pengomposan pupuk kandang ayam dengan EM4 yang didapatkan.
diharapkan dapat melepaskan unsur kalium dalam Sementara itu kadar K-tersedia sampel
bahan organik menjadi bentuk K-tersedia. tanah mengalami penurunan sejak minggu ke-4
dan berada dalam kategori sangat rendah. Hal ini
Tabel 4 Rerata Kadar K-tersedia Pupuk Kandang disebabkan kaena tidak adanya tambahan bahan
Ayam dan Tanah Selama 8 Minggu. organik pada tanah, sehingga unsur kalium yang
Minggu PKA + Tanah (ppm) Tanah berasal dari batuan mineral tanah mudah hilang
ke- fermentasi nonfermentasi (ppm) akibat pelindian. Menurut Hanafiah [8], sebagian
1 149,5833ab 98,3333b 20,0000c besar unsur kalium yang berada dalam mineral
2 82,5000ac 51,2500bc 10,4167cd tanah kurang tahan terhadap pengaruh air,
ad bd
3 93,3333 115,8333 11,6667cd terutama air yang mengandung CO2. Kalium
ae bd
4 127,5000 114,1667 1,2500ce dalam tanah yang berasal dari mineral dapat
af be
5 236,000 190,3333 0,8333ce dibebaskan oleh pengaruh asam karbonat. Unsur
af be
6 238,000 189,5000 1,2500ce
ac be kalium yang dibebaskan melalui reaksi tersebut
7 232,7083 187,5000 2,5000ce
af bf mudah hilang bersama air drainase.
8 235,1667 225,1667 0,4167ce
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh superscript yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf Kadar KTK tanah
signifikansi 5% Banyaknya kation yang terjerap dan
dipertukarkan oleh koloid tanah disebut juga
Berdasarkan hasil analisis selama sebagai Kapasitas Tukar Kation (KTK). Pada
8 minggu, PKA fermentasi memiliki kadar penelitian ini kation yang akan dianalisis sebagai
K-tersedia rata-rata lebih besar daripada PKA kadar KTK adalah kation Na, K, Mg, dan Ca.
nonfermentasi. Hal ini dapat disebabkan karena Besarnya kadar KTK dapat menunjukkan adanya
selama proses pengomposan mikroorganisme peran koloid tanah dalam mempertahankan
EM4 membantu mendegradasi senyawa-senyawa keberadaan unsur hara di dalam tanah.
makromolekul bahan organik pupuk menjadi lebih Koloid tanah tersebut terdiri dari koloid
sederhana, sehingga akan mempermudah proses anorganik (liat) dan koloid organik (humus),
mineralisasi unsur kalium oleh mikroba. Selain itu tetapi koloid organik yang paling besar
selama proses pengomposan mikroorganisme pengaruhnya dalam peningkatan KTK tanah.
memanfaatkan hanya sebagian kecil unsur kalium Menurut Buckman & Brady [9], sekitar setengah
untuk kegiatan metabolismenya, sehingga dari koloid tanah berasal dari humus. Melalui
kemungkinan keberadaan kalium dalam pupuk proses pengomposan, pupuk kandang ayam hasil
akan tetap tinggi sama seperti unsur fosfat. fermentasi dengan EM4 telah memiliki beberapa
Apabila ditinjau dari kadar K-total karakter yang hampir sama dengan humus,
masing-masing pupuk, pada minggu ke-8 PKA sehingga dapat membuktikan bahwa kompos yang
fermentasi telah melepaskan hara K-tersedia dihasilkan dapat meningkatkan kesuburan tanah.
sebanyak 90,5%, sedangkan PKA nonfermentasi
sebesar 98%. Tingginya prosentase unsur kalium Tabel 5 Rerata Kadar KTK Pupuk Kandang Ayam
yang dilepaskan oleh PKA nonfermentasi dan Tanah Selama 8 Minggu.
disebabkan karena kadar K-total sampel tersebut Minggu PKA + Tanah (meq) Tanah
lebih kecil daripada PKA fermentasi. Sementara ke- fermentasi nonfermentasi (meq)
itu kadar K-tersedia PKA fermentasi tertinggi 1 69,4283ab 11,7270c 11,4509c
a
didapatkan ada pada minggu ke-8 yaitu sebesar 2 61,2135 13,1085c 10,6396c
ab
235,1667 ppm lebih besar daripada PKA 3 68,7525 17,2747b 10,7294c
ab
4 71,2724 17,9953b 6,1954cd

142
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1, Januari 2013

5 160,0706ab 150,6013bc 5,7556cd masing-masing masuk dalam kategori rendah,


ae bd
6 209,1484 154,9732 5,4651cd sangat tinggi, dan sedang. 3) kadar KTK tanah
ad be
7 192,4510 115,2743 5,9205cd tertinggi juga didapatkan pada minggu ke-8
ae ab
8 206,2899 160,1866 5,7011cd sebesar 206,2899 meq/100gram.
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh superscript yang
sama dalam satu baris menunjukkan tidak berbeda DAFTAR PUSTAKA
nyata pada taraf signifikansi 5%
1. Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara
Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Berdasarkan Tabel 5 kadar KTK kedua
sampel baik PKA fermentasi maupun
2. Indriani, Y.H. 1999. Membuat Kompos
nonfermentasi mengalami kenaikan setiap
Secara Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya.
minggu. Sementara itu kadar KTK tanah (kontrol)
mengalami penurunan. Tidak adanya bahan
3. Siburian, R. 2006. Pengaruh Konsentrasi
organik dalam sampel tanah sawah yang dipakai
dan Waktu Ingkubasi EM4 terhadap Kualitas
dalam penelitian ini, menjadi penyebab terjadinya
Kimia Kompos. Jurusan Kimia, Fakultas
penurunan kadar KTK karena tidak mampu
Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana.
mempertahankan unsur hara dalam waktu yang
lama.
4. Abdurohim, Oim. 2008. Pengaruh Kompos
Pada minggu ke-5 kadar KTK sampel
Terhadap Ketersediaan Hara Dan Produksi
PKA fermentasi mengalami peningkatan yang
Tanaman Caisin Pada Tanah Latosol Dari
signifikan. Kadar KTK tertinggi diperoleh pada
Gunung Sindur. IPB Repository.
minggu ke-8 pada sampel PKA fermentasi yaitu
sebesar 206,2899 meq/100gram, sedangkan PKA
nonfermentasi sebesar 160,1866 meq/100gram. 5. Metson, A.J., 1961. Methods of Chemical
Kadar KTK PKA fermentasi mampu memberikan Analysis of Soil Survey Sampel. Govt.
pengaruh peningkatan KTK tanah sebesar 94,6%, Printers. Wellington, New Zealand.
sedangkan PKA nonfermentasi 93%. Besarnya
kadar KTK sampel PKA fermentasi pada minggu 6. Balai Penelitian Tanah. 2004. SNI-19-7030-
ke-5 hingga ke-8 telah mencapai kadar KTK yang 2004 tentang Kualitas Kompos. KepMenTan
dimiliki oleh humus yaitu 200 meq/100gram. tahun 2004.
Kadar KTK sampel PKA fermentasi tetap
tinggi selama beberapa minggu meskipun telah 7. Rao, A.V., B. Venkateswarin, and P. Kami.
dilakukan penyiraman. Berbeda dengan kadar 1982. Isolation of a phosphate dissolving soil
KTK tanah (kontrol) yang semakin menurun actinomycete. Curr. Sci. 51: 1.117-1.118.
karena tidak adanya peran bahan organik dalam
mempertahankan unsur hara di dalamnya. 8. Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-dasar Ilmu
Kemampuan sampel PKA fermentasi dalam Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
mempertahankan unsur hara selama beberapa
minggu tersebut menyerupai kemampuan humus, 9. Buckman, H.O., Brady, N.C. 1969. The
yaitu dalam menjerap dan mempertahankan unsur Nature and Properties of Soil. New York:
hara bagi tanaman agar tidak hilang atau tercuci Macmillan.
ke lapisan tanah yang lebih dalam. Kadar KTK
yang dimiliki oleh pupuk kandang ayam hasil 10. Suharno, dkk. 1979. “Peluang agrobisnis
fermentasi telah menyerupai KTK humus, abu sekam”. Balai Penelitian Pascapanen
sehingga dapat diasumsikan bahwa telah Pertanian. balitpasca2001@hotmail.com. hal
terbentuk humus sebagai hasil dari fermentasi 1-2.
menggunakan starter EM4.
11. Cheeke, 1999; McDonald dkk., 2001.Cane-
SIMPULAN Beet Molasses. Mole. Biol. Revis. 49 vol (3):
Simpulan yang dapat diambil dari
347 – 495.
penelitian ini adalah 1) pupuk kandang ayam yang
difermemtasi dengan EM4 menghasilkan kadar
C-organik, N-total, dan rasio C/N berturut-turut 12. Stevenson, F. J. 1994. Humus Chemistry;
sebesar 17,4%; 1,73%; dan 10. 2) Kadar N, P, K Genesis, Composition, Reaction. New York:
tersedia tertinggi ada pada minggu ke-8 yaitu: A Wiley-Interscience Publication, John
10,7354 ppm; 164,6667 ppm; 235,1667 ppm, Wiley & Sons Inc.

143
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1, Januari 2013

13. Tan, Kim H. 1995. Soil Sampling,


Preparation, and Analysis. New York:
Marcel Dekker, Inc.

14. Leiwakabessy, F.M. 1998. Kesuburan Tanah.


Pertanian IPB. Bogor.

15. Tan, Kim H. 1995. Soil Sampling,


Preparation, and Analysis. New York:
Marcel Dekker, Inc.

144

You might also like