Professional Documents
Culture Documents
NIM : 041814985
Kelas : Akuntansi semester 3
UPBJJ : Malang
Source :
1. My opinion
2. https://news.detik.com/opini/d-1562308/ancaman-kenaikan-inflasi-tanggung-jawab-siapa
3. https://www.bmeb-bi.org/index.php/BEMP/article/download/325/302
4. http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/blob/F16533/Mencegah
%20Pelarian%20Modal.htm
Translate :
Pemerintah adalah yang paling bertanggung jawab jika Capital Flight terjadi di suatu
negara.
Ya saya setuju dengan pernyataan tersebut, bagi suatu negara, pesatnya aliran modal
merupakan kesempatan guna memperoleh pembiayaan pembangunan ekonomi.
Bagaimanapun, penanaman modal (domestik maupun asing) ini merupakan langkah awal
kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal (sumber pembiayaan modal)
mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, yang mencerminkan marak-lesunya
pembangunan. Sehingga, dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara berusaha
menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Sasaran yang dituju bukan hanya
masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tapi juga investor asing. Meski arus modal
masuk (capital inflow) tengah deras derasnya, namun pemerintah juga harus mewaspadai
terjadinya arus modal ke luar negeri (capital flight). Upaya pemerintah untuk secara terus
menerus membangun kembali fondasi legitimasi dan kredibilitasnya mutlak harus dilakukan
guna mendorong kembali masuknya modal asing. Dari legitimasi dan kredibilitas itu akan
lahir kepercayaan negara memang sedang menuju arah yang benar. Dengan kepercayaan
itu, capital inflow akan terjadi, baik berupa investasi portofolio maupun investasi langsung
lainnya. Jelas disini dibutuhkan suatu kemauan politik yang kuat dari unsur birokrasi
pemerintah tanpa terkecuali
Saya ambil contoh fenomena capital flight di Indonesia. Aliran modal keluar dari
Indonesia dipengaruhi antara lain tukar rupiah (REER), Perbedaan tingkat suku bunga
Indonesia dan Amerika, utang luar negeri, tingkat pertumbuhan PDB riil, Inflasi dalam
negeri, investasi asing langsung, dan unsur ketidakpastian. Bisa kita lihat salah satu penyebab
capital flight adalah inflasi. Suatu pemandangan yang wajar apabila kemudian investor lebih
memilih untuk memegang mata uang dolar dibandingkan rupiah, karena di samping memiliki
risiko yang relatif kecil juga terdapat sejumlah return yang menguntungkan, akibatnya nilai
dollar AS semakin ter-apresiasi terhadap rupiah. Kondisi ini diyakini sebagai satu penyebab
terjadi pelarian modal besar-besaran ke luar negeri. Inflasi yang terus mengancam
perekonomian di Indonesia berasal dari ketidakmampuan pemerintah dalam mengantisipasi
fenomena alam sehingga menekan inflasi inti. Pentingnya besaran inflasi inti dalam
pengukuran kesehatan ekonomi berdampak pada tingginya tekanan inflasi dan risiko
sustainabilitas masa depan ekonomi. Hal ini pada gilirannya mendorong Bank Indonesia
menaikkan Bi rate untuk meredam dampak tingginya inflasi. Dengan demikian, pihak
pemerintahlah yang dinilai paling bertanggung jawab dalam memicu instabilitas
perekonomian akhir-akhir ini di Indonesia. inflasi yang terjadi akhir-akhir ini bukanlah
sepenuhnya kesalahan BI, namun lebih kepada merespons gejolak pasar dari sisi penawaran
barang yang sejatinya berada pada domain pemerintah.
Untuk mengurangi terjadinya tingkat pelarian modal yang lebih tinggi dimasa yang
akan datang, perlu diambil langkah-langkah dan berbagai kebijakan dari pemerintah baik dari
sisi eksternal maupun internal, terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel fundamental
yang diteliti. Pemerintah sebagai pemegang otoritas, sangat penting untuk membuat langkah-
langkah selain menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, tapi juga secara bersama-sama berusaha
mengurangi kenaikan utang luar negeri, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi,
mendorong masuknya FDI, dan mengawasi kenaikan stabilitas harga secara umum. Bagi
otoritas moneter, yang lebih penting bukan hanya kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah, tetapi
bagaimana menciptakan kestabilan kondisi politik, ekonomi, dan keuangan Indonesia.
Adanya langkah-langkah tersebut, bagaimanapun diharapkan dapat berdampak pada makin
meningkatnya kepercayaan investor dan pemilik modal terhadap kondisi ekonomi Indonesia.
Lambat-laun langkah-langkah tersebut dapat menciptakan kestabilan ekonomi dan mengikis
kondisi ketidakpastian sebagai pengaruh yang paling dominan terhadap capital flight.
Pemerintah harus hati – hati dalam mengelolanya. Kalau kebijakan ekonomi bagus maka
pertumbuhan ekonomi juga akan bagus.