You are on page 1of 5
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI fa UNIVERSITAS DIPONEGORO roel eens, Nomor — 9484 /UN7.P/ TU /2021 Lampiran 315 22 OCT 2021 Hal : Permohonan puisi karya Dosen dan Guru Besar Undip Yth Bapak/Ibu Dosen dan Guru Besar Di lingkungan Universitas Diponegoro Semarang Dengan ini kami informasikan bahwa dalam rangkaian acara Dies Natalis ke-64 Universitas Diponegoro tahun 2021 ini, kami berencana akan menerbitkan antologi puisi karya dari para Dosen dan Guru Besar di Undip. Schubungan dengan hal tersebut, kami mohon perkenan Bapak/Ibu Dosen dan Guru Besar dapat berperan serta dalam menuliskan pengalaman hidupnya ke dalam sebuah puisi dengan tema UNDIP : Ibu Kandung Peradaban. ‘Adapun antologi puisi ini akan disusun oleh dosen Fakultas lImu Budaya. Kami menunggu puisi Bapak/Ibu tidak lebih dari 1 halaman, dan mohon dapat dikirimkan paling lambat tanggal 1 November 2021 melalui email: lauraandri@lecturer.undip.ac.id; dan khothibulumam@lecturer.undip.ac.id. Demikian permohonan kami, atas perhatian dan perkenan Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih, Syhan Utama, SH,M.Hum 87031004 Ak UNDIP: Ibu Kandung Peradaban Undangan Menulis Puisi dalam Rangka Dies Natalis Undip ke-64 Pengantar Puisi sebagai seni yang memadukan ketrampilan menulis, berpikir, merenung dengan wahana bahasa, baik tentang keindahan ataupun pikiran Iritis, sangat tepat berkembang di dunia akademik, Hasil karya berupa puisi dapat menjadi representasi diri penulis, kondisi alam, situasi bangsa dan segala macam baik yang sifatnya pengalaman, amatan, atau idealisma. Tema Pada perhelatan kali ini, dengan mengambil momen Dies Natalis Undip yang ke-64, kami melakukan kontemplasi tentang Universitas Diponegoro yang sangat kita cintai dan banggakan. Selama 64 tahun eksistensi sebagai perguruan tinggi yang patut diapresiasi dengan berbagai capaian yang membanggakan, tidak lepas dari usaha keras civitas akademika melalui tantangan zaman dan selalu berpikir dalam menyajikan pembelajaran, menghasilkan lulusan yang berkarya, menggali ilmu pengetahuan, serta kiprah para dosen dalam kegiatan nyata di masyarakat. Sudah sepantasnya jika kita lahir dari seorang ibu kandung, besar bersama pendidikan dasar sampai menengah, dan berperadaban melalui pendidikan tinggi. Undip adalah salah satu bagian yang harus sadar bahwa selama ini menjadi garda terdepan mengawal peradaban bangsa. Sumbangannya melintas waktu dan benua. Oleh karena itulah, tema yang dipilih adalah UNDIP: Ibu Kandung Peradaban. Sudut Pandang Puisi adalah curahan jiwa. Jiwa yang terus bergejolak mencari makna. Bagaimana Undip saat ini dapat dilihat dari kacamata berbagai sudut pandang. Sudut pandang kelahiran, halangan masa lalu, upaya civitas akademika melalui masa-masa lalu, kesuksesan, jiwa organisasi, nilai-nilai Pangeran Diponegoro, visi, tujuan, harapan, idealisme, suka cita, romantisma, bahkan kritik ataupun sedih hati. Puisi adalah untaian seni dengan menyajikan nilai filsafati, cara pikir yang jernih membawa pergumulan pemikiran yang dalam dan substansial, memandang ke dalam dan jauh ke depan. Universitas, dosen dan seluruh komponen perlu diberi ruang pemikiran dalam bentuk puisi dan menjadi dokumen universitas yang bisa menjadi karya monumental. Semoga upaya mengumpulkan pemikiran civitas akademika dalam bentuk puisi menjadi ikon Undip sebagai tempat para pemikir berkarya. Sumbangan Penulisan Puisi Perlu diberi ruang yang seluas-uasnya bagi semua orang di Undip. Para “pujangga” di Undip sangat banyak, namun kesempatan itu diberikan secara bertahap agar dapat dikelola dengan baik dan berkelanjutan. Untuk edisi kali ini, karena keterbatasan waktu kami mengundang para dosen dan guru besar untuk menuliskan pengalaman dan persinggungan hidupnya di Undip ke dalam sebuah puisi. Puisi kami harapkan tidak lebih dari 1 (satu) halaman. Kami tunggu hingga 1 November 2021. Bisa dikirimkan ke alamat _ surel: Jauraandri@lecturer.undip.ac.id ; khothibulumam @lecturer.undip.ac.id. Selanjutnya puisi akan kami kurasi dan susun menjadi sebuah antologi bersama. Diharapkan dapat terbit pada bulan November 2021. Terima kasih

You might also like