You are on page 1of 14
BUPATI PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH INSTRUKSI BUPATI PEKALONGAN NOMOR 08 TAHUN 2021 TENTANG PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT (PPKM) LEVEL 3CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DI KABUPATEN PEKALONGAN MenindaklanjutiInstruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2021 tanggal 23 Agustus 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, dan Level 2 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali dan Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2021 tanggal 24 Agustus 2021 tentang Implementasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, Level 3 dan Level 2 Corona Virus Disease 2019 di Provinsi Jawa ‘Tengah, untuk itu dengan ini diinstruksikan: Kepada : _1.Forkopimda Kabupaten Pekalongan; 2. Kepala Kepolisian Resor Pekalongan Kota; 3, Kepala Instansi Vertikal/BUMN/BUMD se-Kabupaten Pekalongan; 4. Kepala Organisasi Perangkat Daerah se-Kabupaten Pekalongan; 5, Camat se-Kabupaten Pekalongan; 6. Lurah dan Kepala Desa se-Kabupaten Pekalongan Untuk KESATU : Menerapkan PPKM Kriteria Level 3 di Kabupaten Pekalongan pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, pada : 1)Perguruan Tinggi dan Akademi, dilaksanakan sesuai kebijakan Pemerintah Pusat dan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2)satuan pendidikan, dilaksanakan melalui pembelajaran jarak jauh dan/atau simulasi pembelajaran tatap muka terbatas serta pembatasan kapasitas sesuai ketentuan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2021; Jl. Alun-Alun Utara No.1 TELP (0285) 381000 - 381001 FAX. 381006 KAJ E NKode Pos : 51161 b.pelaksanaan kegiatan pada sector non esensial diberlakukan 100% (seratus persen) Work From Home (WH); c. pelaksanaan kegiatan pada sektor: 1) esensial seperti : a. keuangan dan perbankan hanya meliputi asuransi, bank, pegadaian, dana pensiun, dan Iembaga pembiayaan (yang berorientasi pada pelayanan fisik dengan pelanggan (customer); teknologi informasi dan komunikasi meliputi operator seluler, data center, internet, pos, media terkait dengan penyebaran informasi kepada masyarakat; perhotelan/penginapan/losmen/homestay/dan sejenisnya non penanganan karantina; dan industri orientasi ekspor dimana _pihak perusahaan harus menunjukkan bukti contoh dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) selama 12 (dua belas) bulan terakhir atau dokumen lain yang menunjukkan rencana ekspor dan wajib memiliki Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) dengan memperhatikan pengaturanteknis dari Kementerian Perindustrian. dapat beroperasi dengan ketentuan : 1. untuk huruf a dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen) staf untuk lokasi yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat, serta 25% (dua puluh lima persen) untuk —_pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung operasional; untuk huruf b dan huruf ¢ dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen) staf; dan untuk huruf d hanya dapat beroperasi dengan pengaturan shift dengan kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen) staf untuk setiap shift hanya di fasilitas produksi/pabrik, serta 10% {sepuluh persen) untuk pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung operasional, dengan menerapkan protokol _kesehatan, pengaturan masuk dan pulang serta makan karyawan tidak bersamaan. 2 2)esensial pada sektor pemerintahan yang memberikan pelayanan publik yang tidak bisa ditunda pelaksanaannya diberlakukan 25% (dua puluh lima persen) makeimal staf WFO dengan protokol kesehatan secara ketat; 3) kritikal seperti : a. Poe poe geo kesehatan; keamanan dan ketertiban masyarakat; penanganan bencana; energi; logistik transportasi dan distribusi terutama untuk kebutuhan pokok masyarakat; makanan dan minuman serta penunjangnya, termasuk untuk ternak/hewan peliharaan; pupuk dan petrokimia; semen dan bahan bangunan; obyek vital nasional; proyek strategis nasional; konstruksi (infrastruktur publik); utilitas dasar (listrik, air dan pengelolaan sampah). dapat beroperasi dengan ketentuan : a untuk huruf a sampai dengan huruf c dapat beroperasi 100% (seratus persen) staf tanpa ada pengecualian antara lain Dinas Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, —_ Sentra Vaksinasi, BPBD serta Satpol PP dan Damkar; untuk huruf d sampai dengan huruf 1 dapat beroperasi 100% (seratus persen) maksimal staf, hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/ pelayanan kepada masyarakat dan untuk pelayanan administrasi_ perkantoran guna mendukung —operasional, _—_diberlakukan maksimal 25 % (dua puluh lima persen) staf WFO; perusahaan yang termasuk dalam sektor pada huruf d, e, f, gh, k, dan 1 wajib untuk menggunakan aplikasi Peduli Lindungi mulai tanggal 6 September 2021 guna melakukan skrining terhadap semua pegawai dan pengunjung yang masuk kepada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan dan wilayah administrasi perkantoran; dan 4. perusahaan yang termasuk dalam kategori sektor sesuai angka 3 wajib mendapatkan rekomendasi dari kementerian teknis pembina sektornya sebelum dapat memperoleh akses untuk menggunakan aplikasi Peduli Lindungi. 4) toko kelontong dan toko modern yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional sampai pukul 20.00 WIB dengan kapasitas pengunjung 50% (lima puluh persen); 5) pasar tradisional dibatasi jam operasional sampai pukul 15.00 WIB dengan kapasitas pengunjung 50% (lima puluh persen); 6) pasar rakyat yang menjual barang non kebutuhan sehari-hari dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen) dan jam operasional sampai pukul 15.00 WIB; 7) agen/outlet voucher, barbershop/pangkas rambut, laundry, pedagang asongan, bengkel kecil, cucian kendaraan, dan lain sejenisnya diizinkan buka dengan protokol kesehatan ketat sampai dengan pukul 20.00 WIB; 8) untuk apotek dan toko obat dapat buka selama 24 (dua puluh empat) jam. |. pelaksanaan kegiatan makan/minum di tempat umum (warung makan, rumah makan, kafe, pedagang kaki lima, lapak jajanan) dibatasi jam operasional sampai pukul 21.00 WIB, dilarang menyelenggarakan live music/karaoke; 1) warung makan/warteg, pedagang kaki lima, lapak jajanan dan sejenisnya diizinkan buka dengan protokol kesehatan yang ketat sampai dengan pukul 21.00 WIB dengan maksimal pengunjung maken 25% (dua puluh lima persen) dari kapasitas dan waktu makan maksimal 30 (tiga puluh) menit; 2) restoran/rumah makan, kafe dengan lokasi yang berada dalam gedung/toko tertutup yang berada pada lokasi tersendiri hanya menerima delivery/take away dan tidak menerima makan ditempat (dine-in); dan 3) restoran/rumah makan, kafe dengan area pelayanan di ruang terbuka diizinkan buka dengan protokol kesehatan yang ketat sampai 21.00 WIB dengan maksimal 25% (dua puluh lima persen), satu meja maksimal 2 (dua) orang, dan waktu makan maksimal 30 (tiga puluh) menit. ¢. pelaksanaan kegiatan konstruksi untuk infrastruktur publik (tempat konstruksi dan lokasi proyek) beroperasi 100% (seratus persen) dan konstruksi skala kecil diizinkan maksimal 10 (sepuluh) orang dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat; f. tempat ibadah (Masjid, Musholla, Gereja, Pura, Vihara dan Klenteng serta tempat lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah}, dapat mengadakan —_kegiatan _peribadatan/keagamaan berjamaah dengan maksimal 50% (lima puluh persen) kapasitas atau 50 (lima puluh) orang dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat dengan memperhatikan ketentuan teknis dari Kementerian Agama; g. fasilitas umum (area publik, taman umum, tempat wisata umum dan area publik lainnya) ditutup tara; den, ser h.kegiatan pertemuan Rapat, Seminar, Focus Group Discussion (FGD), Workshop dan pertemuan sejenis lainnya dilaksanakan secara Luring/Daring atau gabungan keduanya dengan protokol kesehatan yang sangat ketat; i. kegiatan keagamaan, seni, budaya, olahraga dan sosial kemasyarakatan (lokasi keagamaan, seni, budaya, sarana olahraga dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan) ditutup sementara, kecuali untuk: 1) kegiatan olahraga dilakukan pada ruang terbuka (outdoor) baik secara individu atau kelompok kecil maksimal 4 (empat) orang, tidak melibatkan kontak fisik dengan orang lain dan tidak secara rutin memerlukan interaksi individu dalam jarak dekat dapat dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, kegiatan olahraga pada ruangan tertutup, kegiatan olahraga yang dilakukan secara berkelompok, dan pertandingan olahraga ditutup sementara; 2) fasilitas olahraga di ruang terbuka diizinkan dibuke denga: 1 25% (dua puluh lima persen) dari kapasitas maksimal; 3) masker harus digunakan selama melakukan aktivitas olahraga, kecuali untuk aktivitas olahraga yang harus melepas masker, seperti renang. Untuk aktivitas olahraga yang harus melepas masker, masker hanya dilepas ketika pelaksanaan aktivitas olahraga; 4} pengecekan suhu dilakukan kepada setiap orang yang masuk ke dalam fasilitas olahraga; 5) restoran/rumah makan dan kafe di dalam fasilitas olahraga tidak diizinkan menerima makan di tempat (dine in); 6) fasilitas penunjang seperti loker dan tempat mandi tidak diizinkan digunakan kecuali untuk akses toilet; 7) pengguna fasilitas olahraga tidak diizinkan berkumpui sebelum maupun sesudah melakukan aktivitas olahraga. © dan —sharus _tetap menjaga jarak; 8) skrining untuk pengunjung pada _fasilitas olahraga wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi; dan 9) fasilitas olahraga yang melakukan pelanggaran terhadap protokol Kesehatan akan dikenakan sanksi berupa penutupan sementara, j. transportasi umum (kendaraan umum, angkutan masal, taksi (konvensional dan online) dan Kendaraan sewa/rental) diberlakukan dengan pengaturan kapasitas maksimal 70% (tujuh puluh persen) dengan menerapkan protokol Kesehatan secara lebih ketat; . pelaksanaan resepsi pernikahan dan hajatan lainnya dapat diadakan dengan maksimal 20 (dua puluh) undangan dan tidak mengadakan makan ditempat dan tidak mengadakan hiburan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat; pelaku perjalanan domestik yang menggunakan mobil pribadi, sepeda motor dan transportasi umum jarak jauh (pesawat udara, bis, kapal laut dan kereta api) harus : 1) menunjukkan kartu vaksin (minimal vaksinasi dosis pert 5 2) menunjukkan PCR H-2 untuk pesawat udara gen (H-1) untuk m mobil pribadi, sepeda motor, bis, kereta api dan kapal laut; 3) ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan angka 2) hanya berlaku untuk kedatangan dan keberangkatan dari dan ke Jawa dan Bali serta tidak berlaku untuk transportasi dalam wilayah aglomerasi; 4) untuk perjalanan dengan pesawat udara antar kota/kabupaten di dalam Jawa Bali dapat menunjukkan hasil negatif Antigen (H-1) dnegan syarat sudah memperoleh vaksinasi dosis kedua dan hasil negative PCR H-2 jika baru memperoleh vaksin dosis 1; dan 5) untuk sopir kendaraan logistik dan transportasi barang lainnya dikecualikan dari ketentuan memiliki kartu vaksin. tetap memakai masker dengan benar dan konsisten saat melaksanakan kegiatan di luar rumah serta tidak diizinkan penggunaan face shield tanpa menggunakan masker; ksanaan = PPKM i tingkat «= RT/ RW, Desa/Kelurahan dan Kecamatan tetap diberlakukan dengan mengaktifkan Posko-posko di _setiap tingkatan dengan melihat —kriteria__—_zonasi pengendalian wilayah; dalam rangka meningkatkan efektivitas penanganan COVID-19 di wilayah Kabupaten Pekalongan agar: 1) Kepala Dinas Kesehatan untuk : a}meningkatkan kegiatan pelacakan kontak minimal 15 (lima belas) orang pada setiap kasus baru dan memastikan pemeriksaan laboratorium PCR harian/mingguan dengan mengacu pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2021 dan memastikan hasil pemeriksaan dapat diterima di faskes pengirim paling lambat 36 (tiga puluh enam) jam setelah input data melalui aplikasi; b)memastikan distribusi_ vaksin dengan menggunakan sistem “Rantai Dingin” sesuai ketentuan dalam rangka menjaga mutu uh fasilitas 2) 3) pelayanan kesehatan untuk secara tertib dan real time memasukkan data-data pelayanannya menggunakan sistem/aplikasi_ yang telah disediakan; d) agar menginformasikan kepada Rumah Sakit, Fasvankes, Laboratorium dan Klinik di wilayah Kabupaten Pekalongan terkait integrasi data antara aplikasi Allrecord TC19 (NAR) dengan aplikasi Corona Jateng, dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah terkait pelaksanaannya; e) melaporkan secara periodik setiap hari cakupan vaksinasi melalui aplikasi “P-CARE” dan realisasi stok penggunaan vaksin melalui aplikasi “SMILE” yang akan dijadikan dasar pertimbangan pengalokasian vaksin kepada Kabupaten; f) melaksanakan langkah _—strategis_ dan kolaboratif dalam penanganan kebutuhan oksigen (02) medis serta melakukan updating data setiap hari melalui aplikasi SIRS Online kementerian kesehatan RI dan Jateng Oxygen Stock System (JOSS). Kepala BKD Diklat berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi. Jawa = Tengah ~—untuk mengalokasikan ASN dan Non ASN di luar Dinas, Kesehatan untuk membantu melakukan input data terkait dengan: a)data konfirmasi Covid-19 khususnya data kasus aktif, data kesembuhan dan data kematian; b) testing, tracing dan vaksinasi di Fasyankes serta jumlah orang yang melaksanakan isolasi mandiri, karantina terpusat dan kejadian kematian; ©) data vaksinasi meliputi logistik vaksin dan cakupan vaksinasi; di Rumah Sakit Rujukan Covid-19 dan Puskesmas pada wilayah Kabupaten Pekalongan secara real time; Kepala Dinas PMD, P3A dan PPKB untuk memaksimalkan Satgas Jogo Tonggo di tingkat Desa/K han dalam melaporkan 8 4) 5) perkembangan warga yang melakukan _isolasi i aplikasi Jogo Tongge, yang datanya dapat digunakan juga sebagai dasar pemberian bantuan logistik beras dan obat- obatan oleh TNI/Polri; Kepala Satpol PP dan Damkar agar melakukan edukasi kepada masyarakat dengan pendekatan secara persuasif terkait penerapan protokol Kesehatan Covid-19 di lingkungan pasar saat pedagang/pembeli beraktivitas di pasar; Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Usaha Kecil dan — Menegah (Disperindagkop UKM) untuk : a) membentuk “Polisi Covid”_berbasis masyarakat yang bertugas mengingatkan kepada masyarakat dalam lingkungan pasar (pengunjung dan pembeli) terkait penerapan protokol kesehatan sebagai bagian konsep “eling lan ngelingke” kepada masyarakat; b) mengatur jarak lapak antar pedagang di dalam = maupun di_—sluar_pasar, yang pengaturan tata tempat lapak dapat dilakukan secara inovatif sesuai dengan protokol kesehatan; c}_ mendorong petugas pemungut retribusi untuk ikut berperan melakukan pendataan dan menghimbau pedagang lansia di lingkungan pasar untuk dilakukan vaksinasi; d) berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan untuk pelaksanaan vaksinasi pedagang lansia di lingkungan pasar sesuai _protokol Kesehatan; e) memastikan agar warung/toko kelontong/PKL dan usaha mikro/kecil/menengah lainnya yang terdampak —kebijakan = PPKM terinventarisir_ dan masuk dalam program bantuan yang akan disalurkan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah, termasuk memfasilitasi UMKM untuk dapat berpartisipasi_ sebagai penyedia dalam pengadaan barang dan jasa secara online; f) mendorong pelaksanaan gerakan “PEKAN JAJAN” dalam = rangka ~—_meningkatkan hadap _keberlangsungan kepedulian te 9 6) 7 8) 9) ekonomi mikro di sektor riil dengan cara Jjajan produk UKM (ls fashion, kerajinan tangan, hasil pertanian, peternakan, perikanan dan lain-lain) baik untuk dikonsumsi sendiri maupun diberikan kepada warga yang membutuhkan. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Usaha Kecil. dan == Menegah (Disperindagkop UKM) dan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (Dinas PM PTSP dan Naker) untuk : a) melakukan koordinasi dengan pengurus Kamar Dagang dan, Industei Daerah/Pengusaha atau Pengelola Kawasan Industri terkait pelaksanaan aturan Work Form Office (WFO) di kegiatan usaha sektor esensial dan kritikal sesuai ketentuan termasuk kemungkinan dilakukannya pengaturan sistem kerja secara bergantian (shifting); b) teknis pelaksanaan dan pengawasan kegiatan sektor esensial, non esensial dan kritikal mengacu pada ketetntuan Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2021 Kepala Dinas Sosial (Dinsos) untuk melakukan percepatan serta pemantauan realisasi bantuan sosial dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dan unsur TNI/Polri secara efektif dan tepat sasaran; Kepala Dinas PMD, P3A dan PPKB serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk melaksanakan pendataan dampak — pandemi Covid-19 bagi anak-anak yang kehilangan orang tua serta memerlukan biaya hidup dan biaya Pendidikan; Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah terkait pelaksanaan pembelajaran jarah jauh dan/atau pembelajaran tatap muka terbatas pada satuan pendidikan masing-masing, 10 KEDUA KETIGA 10) Camat agar : phan tempat isolasi bagi masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan meniadakan isolasi mandiri di rumah bersama keluarga; dan b) mengoptimalkan Pos Komando (Posko} di Desa/Kelurahan dan Kecamatan bersama Satgas Jogo Tonggo dan Satgas Covid-19 yang telah dibentuk dengan tugas melakukan pendataan dan melaporkan pelacakan kasus (contact tracing) di dalam _wilayah Desa/Kelurahan, serta di luar wilayah Desa/Keluarahan dan berkoordinasi dengan Puskesmas, unsur TNI/Polri dan Dinas Kesehatan secara berjenjang; Melarang setiap bentuk aktivitas/kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan. Melaksanakan pengetatan aktivitas dan edukasi 5M dan 3T dengan prinsip sebagai berikut : a. COVID-19 paling menular pada kondisi tertutup, pertemuan pertemuan panjang (lebih dari 15 menit], interaksi jarak dekat, keramaian, aktivitas dengan bernapas kuat misalnya bernyanyi, berbicara dan tertawa dan tidak memakai masker seperti pada saat makan bersama; b. penggunaan masker dengan benar dan konsisten adalah protokol Kesehatan paling minimal yang harus diterapkan setiap orang; c. mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer secara berulang terutama setelah menyentuh benda yang disentuh orang lain (seperti gagang pintu atau pegangan tangga), menyentuh daerah wajah dengan tangan perlu dihindari; d. jenis masker yang lebih baik, akan lebih melindungi (sebagai contoh masker bedah sekali pakai lebih baik dari masker kain, dan masker N95 lebih baik dari masker bedah). Saat ini penggunaan masker sebanyak 2 (dua) lapis merupakan pilihan yang baik, Masker sebaiknya perlu diganti setelah digunakan (>4 (lebih dari empat) jam); ¢, penerapan protokol kesehatan dilakukan dengan udara, d mempertimbangkan faktor ventila: ul dan jarak interaksi, untuk meminimalisir risiko pertimbangan jarak dapat diterapkan sebagai berikut: 1) beraktivitas dari rumah saja, dan berinteraksi hanya dengan orang-orang yang__tinggal serumah; 2) jika harus meninggalkan rumah, maka harus selalu mengupayakan jarak minimal 2 (dua) meter dalam berinteraksi dengan orang lain. Mengurangi/menghindari kontak dengan orang lain yang tidak tinggal serumah; dan 3) mensosialisasikan berbagai petunjuk visual di tempat umum terkait pencegahan dan penanganan COVID-19. pertimbangan durasi dapat diterapkan sebagai berikut: 1) jika harus berinteraksi dengan orang lain atau ghadiri suatu kegiatan, dil gan durasi yang singkat untuk mengurangi risiko penularan; dan 2) dalam perkantoran dan situasi berkegiatan lainnya, penjadwalan dan rotasi dapat membantu untuk mengurangi durasi interaksi, pertimbangan ventilasi dapat diterapkan sebagai berikut: 1) berkegiatan di luar ruangan memiliki_risiko penularan yang jauh lebih rendah dibandingkan di dalam ruangan; dan 2) ruangan harus selalu diupayakan untuk memiliki ventilasi udara yang baik. Membuka pintu, jendela dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularan, Dalam kondisi pintu atau jendela tidak dapat dibuka, maka air purifier dengan High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter dapat digunakan di dalam ruangan. dalam kondisi penularan sudah meluas di komunitas, maka intervensi yang lebih ketat dengan membatasi mobilitas masyarakat perlu dilakukan; penguatan 3T (testing, tracing, treatment}; 1) testing ditingkatkan sesuai dengan tingkat positivity rate mingguan dengan target positivity rate <10% (sepuluh) persen; 12 KEEMPAT a 2) tracing dilakukan sampai mencapai lebih dari 15 kontak erat per kasus konfirmasi; 3) treatment dilakukan dengan komprehensif sesuai dengan berat gejala, hanya pasien bergejala sedang, berat dan kritis yang perlu dirawat di rumah sakit. upaya percepatan vaksinasi terus dilakukan untuk melindungi sebanyak mungkin orang dan upaya ini dilakukan untuk menurunkan laju penularan serta mengutamakan keselamatan mereka yang rentan untuk meninggal (seperti lansia, orang dengan komorbid) mengingat kapasitas kesehatan yang terbatas dan dampak jangka panjang dari infeksi COVID-19. Untuk Pelaku Usaha, Restoran, Pusat Perbelanjaan, Transportasi Umum sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU huruf c, huruf d, dan hurufj yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur dalam Instruksi ini dikenakan sanksi administratif sampai dengan penutupan usaha sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan Setiap orang dapat dikenakan sanksi bagi yang melakukan pelanggaran dalam rangka pengendalian wabah penyakit menular berdasarkan: 1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 212 sampai dengan pasal 218; 2)Undang-Undang Nomor 4 ‘Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular; 3)Undang-Undang Nomor 6 ‘Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan; dan 4) Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 2 tahun 2012 tentang Ketertiban Umum; 5) Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Sehat dan Produktif pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 di Kabupaten Pekalongan; 6) Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 41 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 di Kabupaten Pekalongan; 13 KELIMA KEENAM Tembusan : 7)Ketentuan _peraturan _perundang-undangan lainnya yang terkait; Kepala Kepolisian Resor Pekalongan, Komandan Komando Distrik Militer 0710/Pekalongan, Kepala Kepolisian Resor Pekalongan Kota, Pimpinan Instansi Vertikal di Kabupaten Pekalongan, Pimpinan OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Pimpinan BUMN/BUMD, Camat, Lurah dan Kepala Desa di Kabupaten Pekalongan agar mendukung pelaksanaan di lapangan sesuai kewenangan masing- masing. Instruksi Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 24 Agustus 2021 sampai dengan tanggal 30 Agustus 2021 Dikeluarkan di Kajen Pada tanggal 24 Agustus 2021 1) Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia; 2) Gubernur Jawa Tengah; 3) Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan. 14

You might also like