Professional Documents
Culture Documents
104-Article Text-201-1-10-20190525
104-Article Text-201-1-10-20190525
Keywords: Spray Gels, Sunscreens, Physical Stability, Rhizome Temugiring And Cortex
Kayumanis
208
Youstiana Dwi Rusita, Uji Aktifitas Tabir Surya Dan Stabilitas 209
Abstrak: Gel Semprot, Tabir Surya, Stabilitas Fisik, Rimpang Temugiring Dan
Kayumanis. Kayu manis (Cinnamomum Burmanni Nees.) yang memiliki aktifitas tabir
surya, karena mengandung senyawa sinamaldehid selain itu juga memiliki aktifitas
sebagai antioksidan. Rimpang temugiring (Curcuma Heyneana Val.) mengandung
flavanoid dengan aktifitas antioksidan yang cukup tinggi. Sediaan gel mempunyai
beberapa keuntungan diantaranya tidak lengket dan gel mempunyai aliran tiksotropik
dan pseudoplastik yaitu gel berbentuk padat apabila disimpan dan akan segera mencair
bila dikocok. Tehnik semprot merupakan salah satu sediaan baru yang mempunyai
keuntungan dimana dengan teknik disemprot memungkinkan sediaan terdispersi secara
merata tanpa perlu kontak secara langsung untuk meratakan. Basis yang sering
digunakan dalam pembuatan gel antara lain karbopol dan HPMC. Jenis rancangan
Penelitian ini adalah True Experiment. Formula yang digunakan ada 3 jenis dengan
kombinasi karbopol dan HPMC. Hasil penelitian gel semprot ekstrak kayumanis dan
ekstrak temugiring pada stabilitas fisik Uji organoleptik Formula I warna merah bau
khas kayumanis, bentuk kental, sebagian atau sedikit keruh, ada gelembung udara
sebagian dan dingin di kulit bila disemprotkan. Formula II, warna sediaan merah bata
aroma khas kayumanis, bentuk kental, tidak keruh dan sedikit gelembung udara, dingin
bila didispersikan ke kulit; Uji viskositas Formula I 4000mPas, Formula II 1000mPas,
Formula III 1500 mPas; Uji daya sebar lekat Formula I melekat tidak menetes untuk
formulasi II sedikit melekat dan menetes, Formula III tidak terlalu melekat atau
mengalir; Uji pola semprot, Formula I dan II pola yang terbentuk adalah bulat tidak
menyebar, Formula III pola yang terbentuk bulat menyebar; Uji homogenitas Formulasi
I, II, dan III tidak ada partikel; Uji iritasi Formulasi I, II, dan III tidak adanya gejala
iritasi. Sedangkan untuk uji stabilitas antioksidan Formula I nilai IC50 rata-rata 1,21 nilai
SPF rata-rata 10,48, Formula II nilai IC50 rata-rata 1,23 nilai SPF rata-rata 19,29,
Formula III nilai IC50 rata-rata 1,18 nilai SPF rata-rata 12,51. Tiap formula tidak ada
beda aktifitas nilai IC50 dan SPF dengan adanya kombinasi karbopol dan HPMC. Uji
stabilitas fisik dan antioksidan yang baik adalah formula III dengan kombinasi Karbopol
50% dan HPMC 50%
Kata Kunci : Gel Semprot, Tabir Surya, Stabilitas Fisik, Rimpang Temugiring Dan
Kayumanis
Tabel 2 Tabel 3
Hasil Hasil Uji Normalitas Nilai SPF Hasil Analisis Kruskal-Wallis Dengan
dengan Saphiro – Wilk Nilai IC50 dan SPF Pada Formula Gel
nilai Kesimpulan Semprot Ekstrak Kayu Manis dan
Uji Formula Minggu p- Ekstrak Temugiring Dengan Variasi
value
1 0,637
Karbopol dan HPMC
Uji Nilai Sig. Kesimpulan
2 0,637
I Normal IC50 0,00 Tidak ada beda
3 1,000
SPF 0,00 Tidak ada beda
4 0,463
1 1,000
2 1,000 PEMBAHASAN
SPF II Normal
3 0,274 Proses pertama setelah didapatkan
4 1,000 serbuk simplisia adalah uji organoleptik
1 0,637 pada serbuk simplisia kayu manis dan
2 0,056 rimpang temugiring. Menurut Departemen
III Normal
3 1,000
4 0,463
Kesehatan RI (2000), pemeriksaan
Uji normalitas pada nilai SPF organoleptik bertujuan untuk pengenalan
menggunakan analisis Shapiro-wilk awal yang sederhana dan seobyektif
menunjukan bahwa data berdistribusi mungkin menggunakan panca indera
normal (p-value > 0,05). Data ini adalah dengan mendeskripsikan warna, bau,
pengukuran nilai SPF selama 4 minggu. bentuk, dan tekstur obyek yang
Uji normalitas pada nilai diamati.Serbuk simplisia kayu manis dan
SPFmenggunakananalisis Shapiro-wilk rimpang temugiring masing-masing
menunjukan bahwa data berdistribusi memiliki karakteristik yang
normal (p-value> 0,05). Data ini adalah berbeda.Serbuk simplisia kulit batang
pengukuran nilai SPFselama 4 kayu manis memiliki karakteristik
minggu.Berikut ini merupakan hasil organoleptik dengan bentuk serbuk halus,
analisis yang menunjukkan aktifitas warna coklat,dan aroma khas kayu manis.
antioksidan dengan nilai IC50 dan nilai Sedangkan serbuk simplisia temugiring
SPF pada formula I, formula II , dan memiliki karakteristik organoleptik
formula III dengan variasi karbopol dan dengan bentuk serbuk halus, warna
HPMC. Data yang didapatkan tidak kumimg muda, dan memiliki aroma khas
homogeny perlu dilakukan uji N-Par temugiring.
analissi Kruskal Wallis Test. Analisis ini Penentuan kadar air berguna untuk
untuk mengetahui ada atau tidak ada mengetahui ketahanan suatu bahan dalam
pengaruh karbopol dan HPMC terhadap penyimpanannya dan merupakan cara
nilai IC50 dan nilai SPF pada sediaan gel penanganan terbaik bagi suatu bahan
semprot sebagai tabir surya dari ekstrak untuk menghindari pengaruh aktivitas
Kayumabis dan ekstrak temugiring mikroba (Mokoginta et al, 2013). Menurut
Departemen Kesehatan RI (1986), serbuk
simplisia harus memenuhi standar kadar
212 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 6, No 2,November 2017, hlm 118-240
air yang memenuhi persyaratan. Standar gram dengan nilai randemen 23,07%.
kadar air yang memenuhi persyaratan Secara organoleptik ekstrak kayu manis
adalah tidak lebih dari 10%. Berdasarkan berbentuk kental berwarna coklat
perhitungan, kadar air serbuk simplisia kemerahan aroma khas kayu manis
kayumanisadalah 7,2 % dan serbuk sedangkan untuk rimpang temugiring
simplisia rimpang temugiring adalah 8,2 berbentuk semipadat berwarnakuning
%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa muda aroma khas temugiring. Ekstrak ini
serbuk simplisia masih memenuhi syarat kemudian akan dibuat sebagai bahan aktif
standar kadar air serbuk. Bahan yang pembuatan sediaan gel semprot ekstrak
memiliki kadar air tinggi akan lebih kayu manis dan temu giring.
mudah rusak karena produk tersebut Pengujian stabilitas fisik sediaan
menjadi media yang kondusif untuk gel semprot berdasarkan percobaan yang
pertumbuhan mikroorganisme. Bahan dilakukan oleh Susanti dkk., 2012 yaitu
dengan kadar air rendah relatif lebih stabil dengan penyimpanan gel semprot yang
selama proses penyimpanan daripada dihasilkan pada alat climatic chamber (27-
bahan dengan kadar air tinggi (Pardede et 30°C) dalam waktu 1 bulan, dengan
al, 2013). pengujian dilakukan setiap minggu
Serbuk simplisia kayu manis dengan parameter fisik meliputi
dan rimpang temugiring dilakukan organoleptik yaitu warna, bau, bentuk,
ekstraksi dengan cara maserasi kekeruhan, gelembung udara, rasa dikulit,
menggunakan cairan penyari etanol 95% pH, daya lekat sebar, daya pola semprot,
dan etanol 70%. Pada proses maserasi homogenitas, viskositas.
cairan penyari akan menembus dinding Dari segi organoleptik
sel dan masuk ke dalam rongga sel yang penambahan NaCl mempengaruhi
mengandung zat aktif yang akan larut, dan kekeruhan sediaan.Hal ini terjadi karena
karena adanya perbedaan konsentrasi adanya daya hidrasi NaCl yang besar
antara larutan zat aktifyang di dalam sehingga lebih larut dalam air dan
dengan di luar sel, maka larutan yang mendesak ikatan karbopol dengan air.
terpekat akan terdesak keluar, peristiwa Interaksi molekul garam dengan molekul
tersebut akan berulang sehingga tercapai air menyebabkan penurunan kelarutan
keseimbangan konsentrasi antara larutan karbopol yang disebut dengan salting out
yang di dalam dan di luar sel (BPOM, (Zalts J.A. dalam Tristiana, Erawati,
1986).Etanol 70%dan 96% juga sangat 2005). Penambahan larutan NaCl tiap
efektif dalam menghasilkan jumlah bahan formulasi berbeda yaitu antara 8 ml
aktif yang optimal, dimana bahan sampai 13 ml karena menghasilkan
penganggu hanya skala kecil yang turut ke kekeruhan yang berbeda. Banyaknya
dalam cairan pengekstraksi (Voight, 1994 gelembung udara dalam sediaan terbentuk
dalam Juwita, 2013). setelah karnopol dinetralkan dengan basa.
Hasil maserasi dari serbuk kulit Hal ini disebabkan karena penambahan
batang kayu manis sebanyak 500 gram basa terhadap karbopol dilakukan segera
menghasilkan ekstrak 171,3gram dengan setelah karbopol terdispersi dalam air.
nilai randemen 34,30%. Sedangkan hasil Menurut Ling Tong Joe (1968) polimer
dari serbuk rimpang temugiring sebanyak karbopol tidak memeiliki pengaruh
500 gram menghasilkan ekstrak 115, 35 terhadap pembentukan udara kecuali
Youstiana Dwi Rusita, Uji Aktifitas Tabir Surya Dan Stabilitas 213
iritasi dan bagaimana cara mengetahui dilanjutkan dengan uji ANOVA One Way
adanya iritasi atau tidak. Setiap responden dan menghasilkan nilai sig. 0,000 dimana
diberikan lembar inform consent. Hasil nilai sig. < 0,05 Ho ditolak yang berarti
yang didapat tidak ada yang iritasi.Hal ini tidak ada perbedaan antara minggu I, II,
ditandai dengan tidak adanya gejala iritasi III, IV pada nilai IC50 untuk Formula II.
seperti kulit merah ditempat gel yang Hasil uji lavene menunjukkan nilai p >
disemprotkan, tidak panas dan tidak 0,05 yaitu 0,702. Hal ini menunjukkan
bengkak. bahwa data tersebut homogen dan normal.
Hasil uji antioksidan dan aktifitas Kemudian dilanjutkan dengan uji ANOVA
sebagai tabir surya bisa dilihat dengan One Way dan menghasilkan nilai sig.
nilai rata-rata pada Formula I IC50 = 1,12 0,000 dimana nilai sig. < 0,05 yang berarti
dan nilai SPF =10,48, pada formula II tidak ada perbedaan antara minggu I, II,
nilai rata-rata pada Formula II IC50 = 1,28 III, IV terhadap nilai IC50 pada formula III
dan nilai SPF =19,29, nilai rata-rata pada Untuk mengetahui apakah ada
Formula III IC50 = 1,18 dan nilai SPF perbedaan tiap formula terhadap nilai SPF
=12,50. Nilai IC50 merupakan bilangan dan IC50 maka dilakukan uji Saphiro Wilk
yang menunjukkan konsentrasi ekstrak untuk mengetahui normalitas dan
(ppm) yang mampu menghambat proses homogenitas data. Data yang didapat tidak
oksidasi sebesar 50 %. Semakin kecil nilai normal dan homogen sehingga perlu
IC50 berarti semakin tinggi aktivitas dilakukan uji Kruskal Wallis, dan
antioksidan (Zuhra et al, 2008). Menurut didapatkan data dengan nilai p- value <
Wasitaatmadja (1997), sediaan dikatakan 0,05 yang berarti bahwa Ho ditolak atau
dapat memberikan perlindungan apabila Tidak ada beda tiap formula
memiliki nilai SPF 2-100 dan dianggap
baik jika nilai berada di atas 15. KESIMPULAN DAN SARAN
Untuk mengetahui adanya Berdasarkan hasil penelitian uji
pengaruh kombinasi HPMC dan karbopol stabilitas dan aktifitas gel semprot tabir
terhadap stabilitas fisik dan aktifitas tabir surya ekstrak kayumanis dan ekstrak
surya maka data yang diperoleh perlu temugiring
dianalisa dengan statistik. Pada 1. Hasil sifat fisik sediaan gel
pengamatan tiap minggu pada aktifitas semprot dari ekstrak Temugiring
antiosidan, pada Formula I dengan uji (Curcuma heyneana Val.) dan
lavene menunjukkan nilai p > 0,05 yaitu ekstrak Kayu Manis
0,670. Hal ini menunjukkan bahwa data (Cinnamomum burmanii Nees.)
tersebut homogen dan normal. Kemudian dengan kombinasi Karbopol dan
dilajutkan dengan uji ANOVA One Way HPMC meliputi
dan menghasilkan nilai sig. 0,001 dimana a. Uji organoleptik
nilai sig. < 0,05 yaitu Ho ditolak yang Pada formula I warna merah
berarti tidak ada perbedaan antara minggu bau khas kayumanis, bentuk
I, II, III, IV pada nilai IC50 untuk Formula kental, sebagian atau sedikit
I. Pada formula II menunjukkan hasil uji keruh, ada gelembung udara
lavene nilai p- value> 0,05 yaitu 1,00. Hal sebagian dan dingin di kulit
ini menunjukkan bahwa data tersebut bila disemprotkan. Formula II,
homogen dan normal. Kemudian warna sediaan merah bata
Youstiana Dwi Rusita, Uji Aktifitas Tabir Surya Dan Stabilitas 215
Miksusanti, E., dan S. Hotdelina. 2012. Sudjoyo, TA., Mimin Honnasih, Yuanita
Aktivitas Antioksidan dan Sifat Ratna P., 2012. Pengaruh
Kestabilan Warna Campuran konsentrasi Gelling Agent
Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Carbomer 934 Dan HPMC Pada
Manggis (Garcinia mangostana Formulasi Gel Lender Bekicot
L.) dan Kayu Secang (Caesalpinia (Achatinafulica) terhadap
sappan L.), Jurnal Penelitian kecepatan penyembuhan luka
SAINS, Vol. 15, No. 2, PP. 60-69. bakar pada punggung kelinci .,
Priani, Ega S., HumanisyaHaniva, PHARMACON : JurnalFarmasi
Darusman, F. 2014. “Development Indonesia Vol 13(1).
of Sunscreen Emulgel Containing Vadas, E.B. (2000). Stability of
Cinnamomom Burmanni Stem Pharmaceutical products, in:
Bark Extract, Internasional Gennero, A.R., Ed., Remington
Journal of Science of Research The Science and Practice of
(LJSR), Dess vol. 3, Issue 12 Hal. Pharmacy, 20th ed., Lippincott
Rismunandar dan Farry B. Paimin. 2001. Williams & Wilkins, Philadelphia,
Kayu Manis Budidaya dan Chap. 52
Pengolahan Penebar Swadaya, Voight, R., 1995, Buku Pelajaran
Jakarta. Teknologi Farmasi, ditejemahkan
Rogers, T. L. 2009. Hypromellose, In: oleh Soendari Noerono, Gajah
Rowe, R. C., Paul J. S., & Marian Mada University Press,
E. Q. (eds.), 6th Edition, 326-329, Yogyakarta.
Hand Book of Pharmaceutical Wade, Ainley, and Paul J. Weller.1994,
Excipient, Pharmaceutical Press. Handbookof Pharmaceutical
USA Recipient, second edition,
Rowe, R. C., Shesky, P. J. & Own, S. C. American Pharmaceutical
2009. Hand Book of association, Washington.
Pharmaceutical Excipient 6th Wasitaatmadja, S. M. 1997. Penuntun
Edition, Pharmaceutical Press and Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta :
American Pharmacist Association, Penerbit UI-Press
Washington USA. Wilkinson, J.B. 1982 Harry’s
Sari, D. M., et. al. 2015. Uji Aktifitas Cosmeticologi7 Th Edition.
Tabir Surya Kulit Batang PenerbitGeorge Godwin: London.
Kayumanis (Cinnamomum Wood, C & Murphy E. 2000.Sunscreen
burmanni Nees ex BI) Secara In effancy.globcosmet. Indo. Duluth,
vitro. Prosiding Penelitian 5
SPESIA. Zuhra, C.F., Tarigan, J.B., Sihotang, H.
Suardi M., Armenia & Maryawati A. 2008. Aktivitas antioksidan
2008, Formulasi dan uji klinik Gel senyawa flavonoid dari daun katuk
Anti Jerawat Benzoil Peroksida- (Sauropus androgunus (L) Merr.).
HPMC, Karya ilmiah, Fakultas [Jurnal : Jurnal Biologi Sumatera:
Farmasi Universitas Andalas, 7-10.]. Universitas Sumatera
Sumatra Barat. Utara.