You are on page 1of 67
u & PEMERINTAH IRSUDJanRIKOESMAY KABUPATEN TUBAN [KABUPATENTUBAN] RLU Gey aU eee DR Reed BOURSES User eri Ue Cree EU LC Leta) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER R. KOESMA . TIM PROMOS! KESEHATAN RUMAH SAKIT . Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo no. 800 Telp (0356) 321010, 325696, 323266 a Tuban - 62315 Nota Dinas Kepada : Yth. Direktur RSUD dr. R. Koesma Kabupaten Tuban Dari : Ketua Tim PKRS RSUD dr. R. Koesma Kabupaten Tuban Tanggal : 31 Juli 2019 Nomor 441.7/09/414.103.001/2019 Sifat 7 Penting Lampiran: 1 bandel Perihal B Pedoman Komunikasi Efektif 2019 Bersama ini kami sampaikan Pedoman Komunikasi Efektif Rumah Sakit tahun > 2019, sebagaimana terlampir. 5 Demikian untuk menjadikan periksa dan atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih KETUA TIM PKRS RSUD dr. R. KOESMA KAB.TUBAN (Ist = i NANANG SUGIYARTO.\SKM. MM - NIP. 19650315 198603 1016 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER R. KOESMA Jl. Dr, Wahidin Sudirohusodo No.800 Telp. (0356) 321010, 325696 TUBAN-62315 PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. KOESMA KABUPATEN TUBAN NOMOR 94 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF RSUD dr.R. KOESMA KABUPATEN TUBAN TAHUN 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. KOESMA KABUPATEN TUBAN, Menimbang: a. bahwa rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan _perlu menyelenggarakan pengelolaan komunikasi yang efektif di lingkungan rumah sakit; b. bahwa dalam upaya meningkatkan komunikasi efektif di rumah sakit dalam rangka memberikan pelayanan Kesehatan yang optimal perlu melibatkan _pasien, keluarga, masyarakat dan staf rumah sakit dalam; c. bahwa berdasarkan _—pertimbangan _—sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan pedoman komunikasi efektif Rumah Sakit dengan Peraturan Direktur; Mengingat ig 10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan undang-undang nomor 9 tahun 2015; Undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan; Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/ Menkes/ SK / X / 2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/ SK/VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah; Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tuban sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 13 tahun 2012; Peraturan Bupati Tuban Nomor 16 Tahun 2013 tentang Uraian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Koesma Kabupaten Tuban sebagaimana diubah 2 kali dengan Peraturan Bupati Tuban Nomor 31 Tahun 2018; 11. Peraturan Bupati Tuban Nomor 63 Tahun 2014 tentang Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Koesma Kabupaten Tuban; MEMUTUSKAN : PERATURAN DIREKTUR RSUD dr.R.KOESMA KABUPATEN TUBAN TENTANG PEDOMAN KOMUNIKAS! EFEKTIF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr R. KOESMA KABUPATEN TUBAN Pasal 1 Dengan Peraturan Direktur ini merupakan Pedoman Komunikasi Bfektif Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Koesma Kabupaten Tuban sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini Pasal 2 Pedoman Komunikasi Efektif Rumah Sakit Umum Daerah drR.Koesma Kabupaten Tuban yang dimaksud dalam pasal 1 digunakan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan pada pasien dan keluarga di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Koesma Pasal 3 Peraturan Direktur ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan Ditetapkan di Tuban pada tanggal 31 Desember 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan ridho-Nya telah tersusun Pedoman Komunikasi Efektif Rumah Sakit Dr.R.Koesma Kabupaten Tuban Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit, Dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal di rumah sakit, diperlukan adanya suatu sasaran dari keselamatan pasien yang mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien, salah satunya adalah peningkatan komunikasi efektif di rumah sakit Dengan disusunnya pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para pemberi layanan di rumah sakit untuk meningkatkan komunikasi efektif dan mengurangi kesalahan akibat komunikasi yang tidak efektif di rumah sakit Disadari bahwa masih banyak ha-hal yang mungkin belum tertampung dalam pedoman ini, dengan kata lain bahwa pedoman ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritikan yang membangun dan saran- saran dari berbagai pihak guna perbaikan dimasa mendatang. Terima kasih Tim Penyusun DAFTAR ISI Halaman SK DIREKTUR PEMBERLAKUAN PEDOMAN i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB | PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 TUJUAN SASARAN RUANG LINGKUP BATASAN OPERASIONAL LANDASAN HUKUM KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA BAB Il KOMUNIKAS! EFEKTIF DENGAN PASIEN DAN KELUARGA A. PENGERTIAN B. SASARAN C. MACAM-MACAM KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN 5 PASIEN DAN KELUARGA 1. Asasmen kemauan dan kemampuan belajar serta 5 rencana edukasi pasien dan keluarga O7™mMo9Oo Oo ONRNNN a 2. Asasmen kebutuhan edukasi 6 3. Pemberian informasi kepada pasien dan keluarga 7 4, Pemberian edukasi 8 5. Edukasi proses penyakit 9 6. Edukasi penggunaan alat medis. 10 7. Edukasi manajemen nyeri 4 8. Edukasi teknik rehabilitasi 12 9. Edukasi penggunaan obat 14 10. Edukasi diet 14 11. Edukasi cuci tangan 12, Edukasi pasien rawat inap secara individu 13, Edukasi pasien rawat jalan secara individu 14, Pencatatan pendidikan pasien 15. Pemberian pendidikan pasien dan keluarga secara kolaboratif 16. Verifikasi materi pendidikan kepada pasien 17. Pemberian penyuluhan kepada pasien atau keluarga 18. Merujuk pasien ke komunitas sesuai kebutuhan BAB III KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR STAF A. PENGERTIAN B. SASARAN C. MACAM-MACAM KOMUNIKASI ANTAR STAF a. Staf Kiinis 1. Pengisian formulir pencatatan dan perencanaan terintegrasi Konsultasi medis Hand-over (timbang terima) SBAR Pemulangan pasien rawat inap dewasa Pemulangan pasein rawat inap bayi Noanron Transfer pasien intra rumah sakit b. Antar Staf 1. Code blue 2. Code red 3. Penanganan penculikan bayi/anak/pasien 4. Penanganan ancaman bom BAB IV KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN MASYARAKAT A. PENGERTIAN B. SASARAN 15 16 17 18 19 20 20 a1 22 22 22 22 22 22 24 25 27 28 29 30 32 33 34 36 38 a a a ‘C. MACAM-MACAM KOMUNIKAS!I DENGAN MASYARAKAT 1. Aplikasi si palin ceria (sistem pendaftaran online cepat, ringkas, dan akurat) 2. Jejaring aspirasi masyarakat (Jaring asmara) 3. Hallo dokter 4. Layanan pengaduan BAB V STRATEGI KOMUNIKAS! EFEKTIF A. DATA DEMOGRAFI B. ANALISA DATA DEMOGRAFI RSUD dr.R KOESMA KABUPATEN TUBAN C. STRATEGI KOMUNIKAS! EFEKTIF BAB VI PENUTUP a a 41 42 42 44 52 87 58 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil keputusan tentang asuhannya. Berbagai staf yang berbeda dalam rumah sakit memberikan pendidikan atau penyuluhan kepada pasien dan keluarganya. Pendidikan atau penyuluhan diberikan ketika pasien berinteraksi dengan dokter atau perawatnya. Demikian juga petugas kesehatan lainnya memberikan pendidikan secara spesifik, diantaranya terapi diet, rehabilitasi atau persiapan pasien pulang dan asuhan pasien berkelanjutan. Mengingat banyak staf terlibat dalam pendidikan pasien dan keluarganya, hal ini penting diperhatikan bahwa anggota yang terlibat dikoordinasikan kegiatannya dan fokus pada kebutuhan pembelajaran Pasien. Pendidikan yang efektif diawali dengan asesmen kebutuhan pembelajaran pasien dan keluarganya. Asesmen ini menjelaskan bukan hanya kebutuhan akan pembelajaran, tetapi juga bagaimana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Pembelajaran akan lebih ketika disesuaikan dengan keyakinan, pilihan pembelajaran yang tepat, agama, nilai budaya dan kemampuan membaca, serta bahasa. Demikian juga ketika ditemukan hal yang dibutuhkan dalam proses pelayanan pasien. Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan, staf menginformasikan asuhan pelayanan, rencana pelayanan dan pengobatan dengan cara dan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien dan keluarga, sehingga pasien atau keluarga dapat berpartisipasi dalam membuat keputusan pelayanan tanpa merasa dipaksa dan rasa takut. Untuk itu staf rumah sakit dididik dan dilatih untuk dapat memberikan informasi yang tepat dan lengkap, dapat berkomunikasi yang efektif dan jelas dengan pasien atau keluarga. Dalam menunjang pelayanan kesehatan dibutuhkan informasi dan komunikasi yang akurat antar sejawat dan staf klinis. Antar sejawat meliputi perawat dengan perawat atau dokter dengan dokter. Antar profesi meliputi dokter / perawat dengan staf klinis lain ( farmasi, gizi, rehabilitasi medik). Untuk memberikan akses yang lebih luas, rumah sakit juga mengembangkan informasi ke masyarakat melalui jaringan tokoh masyarakat, siaran radio dan website rsud dr R,koesma Tuban B. Tujuan 1. Sebagai pedoman dalam melakukan komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan di RSUD dr. R. Koesma Tuban 2. Memahami bagaimana cara dan proses melakukan komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan di rumah sakit) yang sesuai dengan standard prosedur operasional yang ada C. Sasaran Sasaran pedoman komunikasi efektif di rumah sakit adalah masyarakat di rumah sakit, yang terdiri dari: 1. Petugas 2. Pasien dan/atau keluarga pasien 3. Pengunjung 4, Masyarakat yang tinggal/berada di sekitar rumah sakit D. Ruang Lingkup 1. Komunikasi antar petugas dengan pasien / dan keluarga 2. Komunikasi antar staf 3. Komunikasi pihak rumah sakit dengan masyarakat E. Batasan Operasional 4. Komunikasi adalah sebagai proses dimana seorang_ individu (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dengan lambang kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain. 2. Komunikasi efektif adalah proses komunikasi yang baik dan berdampak sesuai dengan yang diinginkan komunikator. 3. Komunikator (sender) adalah orang yang melakukan komunikasi dengan orang lain untuk mengirimkan suatu pesarvinformasi kepada orang lain yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak 4. Komunikan (receiver) adalah orang yang menerima pesan / informasi dari komunikator. 5. Pesan (message) adalah informasi yang disampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung dari komunikator ke komunikan. 6. Media (channel) adalah alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan. F. Landasan Hukum Dalam pembuatan pedoman komunikasi efektif rumah sakit, maka diperlukan landasan / dasar hukum sebagai berikut : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang raktik kedokteran 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. 3. Undang-Undang Republik indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien G. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien memiliki Pengetahuan dan keterampilan dalam konseling. Pengetahuan yang Cukup dibuktikan dengan ijasah kelulusan formal pendidikan petugas, keterampilan dalam melakukan konseling dibuktikan dengan sertiikat Pelatihan komunikasi efektf yang diperoleh dari pelatihan intemal maupun ekstemal rumah sakit. diselenggarakan oleh komunikasi Tabel 1. Standar Keterampilan melakukan komunikasi secara efektif tumah sakit melalui program pelatihan/kursus Tenaga Edukator Kesehatan di Rumah Sakit Edukator Persyaratan Lulusan S1 Kedokteran dan profesi dokter, telah | Dokter mendapatkan pelatihan komunikasi efektif baik a internal maupun eksternal _ | Lulusan pendidikan formal Keperawatan, telah Perawat mendapatkan pelatihan komunikasi efektif baik intemal maupun eksternal | Bidan Lulusan pendidikan formal kebidanan, telah mendapatkan pelatihan komunikasi efektif baik internal maupun ekstemal Apoteker Lulusan sarjana farmasi dan pendidikan profesi Apoteker/ —_Asisten | apoteker/ lulusan D3 Farmasi, telah mendapatkan pelatihan komunikasi efektif baik internal maupun eksternal Ahli Gizi Lulusan D3 atau S1 pendidikan gizi, telah mendapatkan pelatihan komunikasi efektif baik internal maupun ekstemal Fisioterapis dan telah mendapatkan pelatinan komunikasi efektif baik internal maupun ekstemal Lulusan D3, D4 atau S1 pendidikan fisioterapi , | Hu Care/Kerohanian Minimal lulusan D3 semua jurusan (formal), Lulusan pesantren (informal) dan telah mendapatkan pelatihan komunikasi efektif baik internal maupun eksternal | Analis Radiografer [Lulusan D3, D4 analis Kesehatan, telah mendapatkan pelatihan komunikasi efektif baik | internal maupun eksternal Lulusan D3 Radiografi, telah mendapatkan pelatihan komunikasi efektif baik internal BABII KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN PASIEN DAN KELUARGA A.Pengertian Kegiatan memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarga yang berkaitan dengan kondisi kesehatannya. B. Sasaran Pasien dan keluarga pasien C.Macam-macam komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga 1, Asesmen kemauan dan kemampuan belajar serta rencana edukasi pasien dan keluarga a. Pengertian Pengkajian untuk mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang menjadi kekuatan dan kekurangan pasien dan keluarga pasien dalam menerima edukasi b. Prosedur 1) Petugas menyiapkan dokumen rekam medis 2) Petugas melakukan pengkajian kemauan dan kemampuan belajar pasien dan keluarga pasien dengan menggali informasi mengenai : - Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga ~ Kemampuan membaca, tingkat pendidikan, gaya bicara dan bahasa yang digunakan - Hambatan emosional dan motivasi - Keterbatasan fisik dan kognitif - Kesediaan pasien atau keluarga menerima informasi dan kebutuhan pembelajaran 3) Jika pasien atau keluarga bersedia menerima informasi yang akan disampaikan petugas, maka petugas dapat melakukan pengkajian sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan pasien 4) Jika pasien atau keluarga tidak bersedia menerima informasi maka petugas mencatatnya dalam rekam medis 5) Petugas memberikan kesempatan pada pasien dan atau keluarga untuk bertanya dan memberikan kritik saran kepada RSUD dr. R. Koesma 6) Petugas membuat rencana pendidikan yang akan diberikan kepada pasien berdasarkan hasil pengkajian kemauan belajar pasien 7) Petugas mencatat hasil pengkajian kemauan belajar pasien dalam dokumen rekam medis pasien 2. Asasmen kebutuhan edukasi a. Pengertian Kegiatan pengkajian untuk mengidentifikasi kebutuhan Pengetahuan masing-masing pasien dan keluarganya ; b. Prosedur : 1) Petugas menganalisa kebutuhan edukasi pasien dan atau . keluarga dengan melihat data rekam medis dan menanyakan gejala penyakit yang dirasakan, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, pengobatan yang dilakukan sekarang, dan cara cuci tangan 2) Setelah menganalisa, petugas memberikan informasi tentang kondisi kesehatan dan diagnosa penyakit pasien, penggunaan obat, manajemen nutrisi dan diet, manajemen nyeri, rencana tindakan,penggunaan peralatan medis, rencana rehabilitasi dan cara cui tangan yang benar. 3) Petugas memberikan edukasi sesuai keyakinan, tingkat edukasi, hambatan emosional, keterbatasan fisik dan kognitif, kesediaan pasien menerima informasi, kebutuhan pasien dan atau keluarga pasien dengan sopan dan bahasa yang mudah . dimengerti dengan menggunakan materi penunjang berupa . leafet 7 4) Petugas memberikan kesempatan pada pasien dan atau . keluarga untuk bertanya dan memberikan kritik saran. 5) Petugas melakukan review materi edukasi yang telah diberikan untuk mengetahui tingkat pemahaman/ penerimaan materi yang telah disampaikan. 6) Jika pasien dan atau keluarga belum paham dengan materi yang diberikan maka petugas akan kembali_ memberikan Penjelasan. 7) Jika pasien dan atau keluarga telah memahami materi yang diberikan, petugas segera mengakhiri pemberian edukasi 8) Petugas _mencatat hasil pengkajian edukasi pasien dalam tekam medis dengan benar, jelas, lengkap dan jujur. 9) Petugas menulis hari, tanggal dan nama petugas yang melakukan asesmen. 10) Petugas menandatangani form asesmen edukasi 3. Pemberian informasi kepada pasien dan keluarga a. Pengertian Kegiatan memberikan informasi kepada pasien dan atau keluarga yang berkaitan dengan kondisi kesehatan dan seluruh proses pelayanan di rumah sakit b. Prosedur 1) Ucapkan salam 2) Pastikan identitas pasien 3) Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah 4) Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda 5) Sampaikan materi yang berkaitan dengan informasi kepada pasien dan atau keluarga 6) Lakukan verifkasi kepada pasien dan keluarga terhadap informasi yang telah diberikan 7) Berikan formulir informasi ditandatangani oleh pasien/ keluarga 8) Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi sewaktu- waktu jika diperlukan 9) Tawarkan bantuan kembali “Apakah masih ada yang dapat saya bantu?” 10) Ucapkan terima kasih dan semoga cepat sembuh 11) Berdiri ketika pasien hendak pulang 4, Pemberian edukasi a. Pengertian Kegiatan memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarga yang berkaitan dengan kondisi kesehatannya b. Prosedur 1) Ucapkan salam 2) Pastikan identitas pasien 3) Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah 4) Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda 5) Kaji kebutuhan edukasi pasien dan atau keluarga 6) Sampaikan materi yang berkaitan dengan edukasi yang dibutuhkan pasien dan atau keluarga secara efektif dan jelas 7) Lakukan verifikasi kepada pasien dan keluarga terhadap edukasi yang telah diberikan dengan memberikan pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan 8) Tawarkan bantuan kembali "Apakah masih ada yang dapat saya bantu?” atau “Dari yang kami sampaikan, apakah ada yang ingin Anda tanyakan?” 9) Jika telah paham, berikan formulir edukasi untuk ditandatangani oleh pasien atau keluarga 10) Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi sewaktu-waktu jika dipertukan 11) Ucapkan terima kasih dan semoga cepat sembuh 12) Berdiri ketika pasien hendak pulang 5. Edukasi proses penyakit a. Pengertian Kegiatan membantu pasien untuk memahami informasi yang berkaitan dengan proses penyakit yang dideritanya b. Prosedur 1) Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang proses _suatu penyakit 2) Berikan penjelasan tentang patofisiologi penyakit, kaitkan dengan anatomi dan fisiologi secara tepat 3) Berikan gambaran tanda dan gejala penyakit dengan tepat 4) Berikan gambaran tentang proses penyakit secara tepat 5) Berikan pasien informasi tentang kondisi penyakitnya secara tepat : 6) Hindari hal-hal yang menyebabkan hati tidak tenang 7) Berikan informasi kepada keluarga tentang perkembangan kondisi pasien secara tepat 8) Berikan informasi tentang pengkajian diagnostik yang dilakukan dengan tepat 9) Diskusikan tentang diperlukannya perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya komplikasi dan atau untuk mengontrol penyakit 10) Diskusikan tentang pilihan pengobatan atau terapi 11) Dukung pasien untuk mencari dan mendapatkan second opinion sesuai kebutuhan atau indikasi 12) Berikan penjetasan tentang rasionalisasi dari manajemen terapi 18) Berikan penjelasan tentang komplikasi kronik yang mungkin terjadi dengan tepat 14) Instruksikan pasien untuk melakukan pencegahan dengan tepat 15) Minta pasien untuk melaporkan tanda dan gejala yang ada ke pemberi layanan kesehatan dengan tepat 16) Berikan nomor telepon yang dapat dihubungi jika terjadi komplikasi 17) Berikan penguatan terhadap informasi yang telah diberikan 18) Berikan kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan 19) Verifikasi pemahaman pasien dan atau keluarga terhadap materi yang telah diberikan dengan memberikan pertanyaan seputar materi tersebut 20) Jika pasien dan atau keluarga telah memahami materi edukasi, petugas mengakhiri edukasi dengan berpamitan dan mengucapkan terimakasih 21) Catat hasil edukasi tersebut pada lembar rekam medis 6. Edukasi penggunaan alat medis a. Pengertian Kegiatan menyiapkan pasien untuk menggunakan peralatan medis secara tepat dan aman b. Prosedur 1) Berikan informasi tentang peralatan medis yang digunakan 2) Berikan penjelasan tentang tujuan penggunaan_peralatan medis 3) Berikan penjelasan kepada pasien tentang bagaimana penggunaan peralatan medis yang tepat 4) Evaluasi kemampuan pasien dalam menggunakan peralatan medis tersebut 5) Berikan pejelasan kepada pasien akibat yang akan terjadi jika menghentikan pengunaan peralatan medis sebelum selesai program 6) Berikan penjelasan kepada pasien tentang efek samping yang mungkin ada dari pemakaian peralatan medis 10 7) Berikan penguatan terhadap informasi yang telah diberikan 8) Berikan kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan 9) Verifikasi pemahaman pasien dan atau keluarga terhadap materi yang telah diberikan dengan memberikan pertanyaan seputar materi tersebut 10) Jika pasien dan atau keluarga telah memahami materi edukasi, petugas mengakhiri edukasi dengan berpamitan dan mengucapkan terimakasih 11) Catat hasil edukasi tersebut pada lembar rekam medis 7. Edukasi manajemen nyeri a. Pengertian Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan. b. Prosedur 1) Ucapkan salam 2) Pastikan identitas pasien. 3) Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah 4) Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda 5) Lakukan asesmen tentang manajemen nyeri 6) Lakukan pengkajian yang komprehensif tentang _nyeri meliputi : - Lokasi nyeri - Intensitas nyeri (gunakan skala nyeri sesuai dengan umur pasien) - Lama nyeri - Faktor pencetus ~ Kualitas nyeri (terbakar, tumpul, tertekan, berat, tajam,kram) uw 7) Jelaskan tentang nyeri (penyebab nyeri, berapa lama akan berakhir antisipasi ketidaknyamanan) 8) Jelaskan tentang managemen nyeri : a) Nyeri ringan sampai dengan sedang (skala 0 — 5) maka lakukan terapi non farmakologis yaitu * Atur posisi yang nyaman + Lakukan perangsangan kutaneus dengan cara menggosok daerah yang nyeri, kompres panas / dingin + Lakukan teknik distraksi dengan cara pengalihkan perhatian Pasien terhadap nyeri yang dialami + Lakukan relaksasi dengan cara tarik nafas panjang melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut secara perlahan-lahan sLakukan terapi musik, terapi bermain, terapi aktifitas, kompres dingin, kompres hangat. *Ciptakan suasana ruangan yang tenang, bila perlu diiringi musik dan humor * Kurangi cahaya + Kurangi interaksi verbal jika nyeri hebat ») Nyeri tak tertahankan (skala 6-10) kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologis 9) Observasi respon pasien dan keluarga selama pembelajaran diberikan 10) Dorong pasien dan keluarga untuk aktif dalam proses diskusi 11) Catat pada format managemen nyeri yang sudah baku 12) Simpan dalam dokumen rekam medik pasien 8, Edukasi teknik rehabilitasi a. Pengertian Kegiatan menyiapkan pasien untuk mendapatkan kemampuan psikomotorik yang optimal 2 b. Prosedur 1) Kaji kebutuhan rehabilitasi pasien sesuai dengan penyakitnya 2) Jelaskan tentang tujuan teknik rehabilitasi yang diberikan 3) Demonstrasikan tindakan kepada pasien 4) Berikan arahan langkah demi langkah dengan jelas 5) Berikan alasan dilakukannya tindakan dengan spesifik 8) Berikan bimbingan kepada pasien bahwa dia akan mengalami sensasi fisik terkait dengan gerakan jika tepat 7) Berikan informasi tertulis 8) Sediakan waktu latihan 9) Berikan waktu yang adekuat untuk penguasaan keterampilan Observasi kemampuan pasien mendemonstrasikan tindakan 10) Berkan umpan balik yang sering terhadap tindakan yang dilakukan pasien baik benar ataupun salah sehingga kebiasaan buruk tidak terulang 11) Berikan informasi tentang alat yang dapat digunakan untuk membantu pasien mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan 12) Berikan penjelasan cara merakit, menggunakan dan merawat alat bantu dengan tepat 13) Berikan penguatan terhadap materi edukasi agar pasien dapat mematuhi teknik rehabilitasi yang telah dijelaskan 14) Berikan kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan 15) Verifikasi pemahaman pasien dan atau keluarga terhadap materi yang telah diberikan dengan memberikan pertanyaan seputar materi tersebut 16) Jika pasien dan atau keluarga telah memahami materi edukasi, petugas mengakhiri edukasi dengan berpamitan dan mengucapkan terimakasih 17) Catat hasil edukasi tersebut pada lembar rekam medis 2B 9. Edukasi penggunaan obat a. Pengertian Menyiapkan pasien untuk mendapatkan edukasi pengobatan yang aman dan memonitor efek dari pengobatan b. Prosedur 1) Berikan penjelasan tentang tujuan diberikannya obat tersebut dan aksi setiap obat 2) Berikan penjelasan kepada pasien obat-obatan yang dikonsumsi, kegunaannya obat sesuai dengan penyakitnya, aturan pemakaian, dosis, efek samping obat yang mungkin terjadi, kontraindikasi, interaksi, dan cara penyimpanan obat 3) Berikan penjelasan kepada pasien akibat yang akan terjadi jika menghentikan pengobatan 4) Peringatkan pasien tentang bahaya penggunaan obat kadaluarsa 5) Peringatkan pasien untuk tidak memberikan obat yang diresepkan kepada orang lain 6) Berikan penguatan terhadap informasi yang telah diberikan 7) Berikan kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan 8) Verifikasi pemahaman pasien dan atau keluarga terhadap materi yang telah diberikan dengan memberikan pertanyaan seputar materi tersebut 9) Jika pasien dan atau keluarga telah memahami materi edukasi Pelugas mengakhiri edukasi dengan berpamitan dan mengucapkan terimakasih 10) Catat hasil edukasi tersebut pada lembar rekam medis 10, Edukasi diet a. Pengertian Kegiatan menyiapkan pasien untuk mengikuti diet yang dianjurkan dengan benar sesuai dengan penyakit yang dideritanya 14 b. Prosedur 1) Kaji pengetahuan pasien tentang diet yang dianjurkan sesuai dengan penyakitnya 2) Petugas mendatangi pasien dan memberikan edukasi tentang diet yang dianjurkan, tujuan diet, jenis bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, jumlah makanan yang harus dikonsumsi, dan pengaturan waktu makan. 3) Berikan penjelasan tentang berapa lama diet harus dilakukan. 4) Berikan penjelasan kepada pasien tentang bagaimana membuat agenda makan secara tepat. 5) Berikan penjelasan tentang interaksi obat dan makanan yang mungkin terjadi 6) Berikan penjelasan kepada pasien cara membaca label makanan dan memilih makanan yang tepat 7) Berikan alat bantu edukasi, seperti leaflet atau booklet 8) Berikan penguatan terhadap materi edukasi agar pasien dapat mematuhi diet yang telah dijelaskan 9) Berikan kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan 10) Verifikasi pemahaman pasien dan atau keluarga terhadap materi yang telah diberikan dengan memberikan pertanyaan seputar materi tersebut 11) Jika pasien dan atau keluarga telah memahami materi edukasi, petugas mengakhiri edukasi dengan berpamitan dan mengucapkan terimakasih 12) Catat hasil edukasi tersebut pada lembar rekam medis 11. Edukasi cuci tangan a, Pengertian Teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi 15 b. Prosedur 1) Ucapkan salam 2) Perkenalkan diri dan jelskan tugas dan peran anda 3) Kaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang cara cuci tangan. 4) Jelaskan tentang tujuan cuci tangan yang benar 5) Berikan penjelasan dan demonstrasi tentang cara cuci tangan yang benar sesuai dengan 5 momen dan 6 langkah cuci tangan 6) Lakukan verifikasi pemahaman pasien dan atau keluarga terhadap materi yang telah diberikan dengan cara melakukan kembali cuci tangan 7) Jika pasien dan atau keluarga telah memahami materi edukasi, petugas mengakhiri edukasi dengan berpamitan dan mengucapkan terimakasih 8) Catat hasil edukasi tersebut pada lembar rekam medis 12. Edukasi pasien rawat inap secara individu a. Pengertian Kegiatan menyampaikan edukasi kepada pasien rawat inap secara individu agar pasien dapat mengetahui alur atau prosedur yang diperiukan b. Prosedur 1) Kaji kebutuhan edukasi pasien dan atau keluarga saat di rawat inap 2) Berikan penjelasan tentang tujuan adanya berbagai macam pelayanan rawat inap secara individu 3) Berikan penjelasan kepada pasien tentang memilih pelayan rawat inap sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan pasien 4) Evaluasi kebutuhan pasien tentang macam pelayanan dan cara memilih pelayanan yang diperlukan 16 5) Berikan pejelasan kepada pasien tentang berbagai macam jaminan kesehatan yang ada dan bisa dipergunakan untuk mendapatkan pelayanan rawat inap 6) Berikan penjelasan kepada pasien akibat salah memilih pelayanan dan tidak tertib dalam menggunakan pelayanan 7) Berikan penguatan terhadap edukasi yang telah disampaikan 8) Berikan kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya mengenai edukasi yang telah disampaikan 9) Verifikasi pemahaman pasien dan atau keluarga terhadap edukasi yang telah diberikan 10) Catat hasil tersebut pada lembar rekam medis 13, Edukasi pasien rawat jalan secara individu a. Pengertian Kegiatan menyampaikan edukasi kepada pasien rawat jalan secara individu agar pasien dapat mengetahui alur atau prosedur yang diperlukan b. Prosedur 1) Berikan edukasi tentang alur pelayanan rawat jalan 2) Berikan penjelasan tentang tujuan adanya berbagai macam pelayanan rawat jalan secara individu 3) Berikan penjelasan kepada pasien tentang memilih pelayan rawat jalan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan pasien 4) Evaluasi kemampuan pasien tentang pengetahuan alur pelayanan dan cara memilih pelayanan yang diperlukan 5) Berikan pejelasan kepada pasien tentang berbagai macam jaminan kesehatan yang ada dan bisa dipergunakan untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan 6) Berikan penjelasan kepada pasien akibat salah memilih pelayanan dan tidak tertib dalam mengunakan pelayanan 7) Berikan penguatan terhadap edukasi yang telah disampaikan v 8) Berikan kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya mengenai edukasi yang telah disampaikan 9) Verifikasi pemahaman pasien dan atau keluarga terhadap edukasi yang telah diberikan 10) Catat hasil tersebut pada lembar rekam medis 14, Pencatatan pendidikan pasien a. Pengertian Merupakan proses pencatatan informasi dan edukasi dari petugas kepada pasien atau keluarga pasien terkait dengan pengetahuan serta ketrampilan spesifik yang berhubungan dengan diagnosis dan asuhan perawatan selanjutnya sesuai pemahaman dan kebutuhan pasien. b. Prosedur 1) Petugas melakukan asesmen kebutuhan pendidikan pasien rawat jalan dan rawat inap dengan memperhatikan tingkat pendidikan, nilai-nilai keyakinan dan menentukan ada tidaknya gangguan pendengaran dan wicara atau ada tidaknya keterbatasan bahasa, status mental dan kesediaan menerima informasi. 2)Petugas menjelaskan tentang diagnosis penyakit, tindakan kedokteran yang akan dilakukan, alat atau bahan yang akan dipasang, komplikasi, resiko dan perawatan yang diperlukan yang dituangkan dalam tabel pada rekam medis. 3) Petugas melakukan verifikasi materi yang telah disampaikan dengan menanyakan kembali materi yang telah disampaikan dan memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya 4) Jika pasien sudah jelas petugas dan pasien atau keluarga pasien membubuhkan tanda tangan dan nama terang dikolom yang sudah disediakan. 5) Jika pasien belum jelas maka petugas menjelaskan ulang materi secara singkat, selanjutnya petugas dan pasien atau 18 keluarga pasien membubuhkan tanda tangan dan nama terang dikolom yang sudah disediakan 15, Pemberian pendidikan pasien dan keluarga secara kolaboratif a, Pengertian Tata cara dalam memberikan pendidikan pasien dan keluarga secara kolaboratif b. Prosedur 4) Dokter menyatakan pasien memerlukan edukasi secara kolaboratif dari disiplin klinis maupun bagian lain 2) Dokter merencanakan edukasi yang akan diberikan kepada pasien 3) Dokter_merekomendasikan disiplin Klinis atau bagian lain seperti dokter spesialis lain, gizi, farmasi, rehabilitasi medis atau Hu Care untuk melakukan edukasi kepada pasien secara bersama 4) Dokter menulis dalam rekam medis pasien advis untuk disiplin klinis atau bagian lain yang dibutuhkan pasien 5) Perawat/bidan menyampaikan advis tersebut kepada disiplin Klinis atau bagian yang dituju 6) Perawat/bidan mempersilakan petugas untuk —melakukan edukasi, pemeriksaan atau tindakan kepada pasien sesuai dengan kompetensinya 7) Apabila dalam melakukan asesmen kepada pasien didapatkan permasalahan, maka petugas berkomunikasi dengan disiplin klinis atau bagian yang dituju secara langsung atau dengan menuliskan dalam lembar asuhan komprehensif untuk mencari solusi yang relevan bagi pasien 8) Petugas mendokumentasikan kegiatan dalam rekam medis 19 16. Verifikasi materi pendidikan kepada pasien a. Pengertian Tata cara dalam melakukan verifikasi materi edukasi yang telah disampaikan kepada pasien b, Prosedur 1) Petugas menyiapkan ceklist verifikasi pengetahuan pasien 2) Petugas menemui pasien atau keluarganya dan menyampaikan maksud kedatangannya 3) Petugas meminta waktu kepada pasien untuk melakukan tugasnya 4) Jika pasien tidak berkenan petugas dapat meminta jadwal pada waktu lain sesuai yang disepakati dengan pasien 5)Petugas menanyakan kembali materi edukasi yang sudah disampaikan oleh petugas yang berkompeten kepada pasien atau keluarga pasien 6) Petugas mengisi ceklist edukasi sesuai dengan jawaban pasien atau keluarga pasien 7)Petugas meminta tanda tangan dan paraf pasien atau keluarganya 8) Petugas berpamitan dan ucapkan terima kasih 9)Petugas _melaporkan —hasil_~—verifikasi_ © dengan mendokumentasikannya dalam rekam medis 17. Pemberian penyuluhan kepada pasien atau keluarga a. Pengertian Tata cara penyuluhan kepada pasien atau keluarga pasien tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyakit. Pasien dapat mengerti tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyakit b. Prosedur 1) Membuat SAP sesuai materi penyuluhan 2) Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga pasien 20 3) Mengunakan bahasa yang mudah di terima 4) Mengunakan cara diskusi dan atau demonstrasi 5) Mengunakan alat bantu bila di perlukan 6) Mengadakan evaluasi 7) Memberikan umpan balik 8) Menyusun perencanaan lanjutan 18. Merujuk pasien ke komunitas sesuai kebutuhan a. Pengertian Kegiatan untuk merujuk pasien yang memerlukan pelayanan kesehatan berkelanjutan kekomunitas sesuai dengan kebutuhan pasien b. Prosedur 1) Petugas menyatakan bahwa pasien memeriukan pendidikan dan penanganan berkelanjutan berkaitan dengan kebutuhan kesehatannya 2) Petugas _menielaskan kondisi pasien terakhir, rencana tindakan selanjutnya, rencana merujuk pasien ke komunitas yang dibutuhkan pasien 3) Petugas merujuk pasien ke komunitas yang dimaksud atas persetujuan pasien atau keluarga pasien 4) Petugas mendokumentasikan kegiatan dalam rekam medis 21 BAB IIL KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR STAF ‘A. Pengertian Komunikasi yang dilakukan antar staf Klinis dalam rangka berkolaborasi untuk memberikan asuhan kepada pasien. B. Sasaran Staf Klinis meliputi : = Dokter - Perawat - Bidan - Apoteker = Abii Gizi - Fisioterapi C.Macam- macam Komunikasi Antar Staf a.Staf klinis 41. Pengisian Formulir Pencatatan dan Perencanaan Terintegrasi a, Pengertian Tahapan yang harus dikerjakan pada saat pengisian formulir pencatatan dan perencanaan terintegrasi b. Prosedur 1) Perawat/bidan : menulis data pasien pada kolom kanan atas yang terdiri dari - Nomor RM pasien - Nama Pasien - Umur dan lingkari jenis kelamin pasien yang sesuai - Alamat pasien 2) Ruang dan kelas tempat pasien dirawat DPJP utama menulis nama dikolom yang sesuai 3) Dokter rawat bersama : menulis nama dikolom yang sesuai 4) Dokter dan PPA lain : tulis tanggal dan jam, tanda tangan dan nama terang dikolom yang sesuai setiap melakukan pencatatan perkembangan pasien 5) DPJP/Dokter : menulis perkembangan pasien dengan metode SOAP, menulis hasil pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah diberikan kepada pasien pada kolom Catatan Asuha Medis 6) DPJP/Dokter : mengisi stempel VERIFIKAS| DPJP yang berisi tanggal, jam, tandatangan dan nama DPJP sebagai bukti bahwa DPJP telah memverifikasi catatan asuhan PPA lain pada tanggal yang sama disaat visite. 7) Membubuhkan stempel VERIFIKAS! DPJP di kolom asuhan PPA lain, 8) PPA lain (perawat, bidan, ahli gizi, apoteker, fisioterapis, dll) menulis rencana asuhan, —_perkembangan _pasien, pelaksanaan instruksi dokter dikolom Catatan Asuhan PPA lain dengan pola SOAP. 9) PPA lain (perawat, bidan, ahli gizi, apoteker, fisioterapis, dll) Menulis hasil konsultasi via telepon kepada Dokter/DPJP pada kolom Catatan Asuhan PPA lain dan membubuhkan stempel "VERIFIKAS| SBAR” dibawah catatan hasil konsultasi yang telah ditulis. 10)Dokter/DPJP penerima konsulan/laporan : baca, isi dan tandatangani stempel tersebut dalam waktu < 24 jam Stempel “VERIFIKASI SBAR” berisi tentang tandatangan, nama, tanggal, dan jam pemberi perintah, penerima perintah, pelaksana perintah 11)Perawat dinas malam : tulis resume medis pasien dari shif pagi-shif malam dengan metode SOAP pada kolom catatan Asuha PPA lain 23 2. Konsultasi Medis a. Pengertian Konsultasi medis adalah permintaan pertimbangan medis untuk tindakan atau penatalaksanaan pasien dari Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) kepada dokter ahii lainnya. Konsultasi medis dapat berupa : rawat bersama, pindah rawat, konsul/saran terapi b. Prosedur 1) Setelah DPJP memeriksa pasien dan dipandang perlu untuk dirawat bersama dengan dokter SMF lain, maka DPJP akan melakukan konsultasi medis berupa rawat bersama. 2) DPUP memberikan informasi kepada pasien/keluarga tentang penyakit, tujuan pelayanan, outcome yang diharapkan dan rencana untuk rawat bersama dokter SMF lain. 3) Jika pasien/keluarga-pasien —setuju, maka _pasien dikonsultasikan ke dokter lain. 4) DPJP menulis surat konsul di lembar konsul 5) Bidan atau perawat ruangan menghubungi dokter yang ditunjuk 6) Dokter yang di tunjuk memberikan jawaban bisa secara lisan atau datang, memeriksa pasien dan kemudian menulis jawaban konsul di lembar konsul. Untuk kunjungan/ tindakan berikutnya, dokter yang ditunjuk menulis hasil pemeriksaan di catatan terintegrasi Pindah Rawat Pasien 1) Setelan DPJP memriksa pasien dan dipandang perlu untuk dirawat dokter lain (pasien diserahkan), maka DPJP akan melakukan konsultasi medis berupa pindah rawat. 2) DPJP memberikan informasi tentang penyakit kepada pasien/ keluarga dan bahwa pasien akan diserahkan kepada dokter lain yang lebih tepat bidang ahlinya 24 3) Jikapasien/keluargasetuju, maka pasien/_ keluarga menandatangani surat persetujuan pengalihan DPJP, dan DPJP menulis surat konsul pindah rawat di surat pengalihan DPUP. 4) Apabila pindah rawat dikehendaki oleh pasien/keluarga sendiri, maka pasien/keluarga harus menandatangani lembar surat pemyataan pindah rawat dokter dengan DPJP 5) Selanjutnya dokter yang menrima pindah rawat akan menjadi DPJP pasien tersebut Konsultasi dan Saran Terapi 1) Setelah DPJP memeriksa pasien, dan dipandang perlu untuk konsultasi mengenai kondisi medis pasien atau tindakan kedokteran yang akan dilakukannya kepada dokter ahii lainnya, maka DPJP akan melakukan konsultasi medis. 2) DPJP menjelaskan kondisi pasien dan penyakit yang dialami dan menyampaikan rencana konsultasi tersebut kepada pasien atau keluarga 3) DPJP menuliskan konsultasi di catatan terintegrasi dan lembar konsultasi pada rekam medis pasien. 4) Bidan atau perawat menghubungi dokter ahli yang diminta konsultasi untuk memberikan pendapatnya, saran, dan terapi kepada pasien atau keluarga 3. Hand-over (Timbang Terima) a. Pengertian Timbang terima sering disebut dengan operan atau hand- over. Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. b. Prosedur 1) Kedua shift jaga dalam keadaan siap 25 2) Shif yang akan menyerahkan menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan 3) Shif yang akan bertugas menyiapkan buku catatan 4) Melaksanakan timbang terima setiap pergantiap shif/operan jaga dan dimulai 15 menit sebelum pergantian dinas 5) Memulai dari meja kerja perawat (nurse station) 6) Timbang terima dipimpin oleh Kepala ruang/Ka.Tim/Case manajer atau Pj.Shif dan diikuti oleh semua tenaga perawat atau bidan yang pada saat itu dinas. 7) Ka.Tim/ Case manajer atau P.J. Shif menyampaikan laporan timbang terima meliputi - Nama pasien dan diagnose medis - Masalah keperawatan yang masih muncul - Tindakan keperawatan yang sudah atau belum dilaksanakan -Rencana umum/ intervensi dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya (yang bukan rutin) 8) Melanjutkan kunjungan ke kamar pasien 9)Menyapa pasien dengan memperkenalkan iri yaitu menyebutkan nama perawat yang akan jaga berikutnya. 10) Berpamitan pada pasien dengan mengucapkan salam dan mendoakan semoga cepat sembuh. 11) Kembali ke meja perawat atau nurse station untuk saling klarifikasi 12) Perawat jaga berikutnya meminta klarifikasi 13) Perawat jaga sebelumnya memberikan klarifikasi dengan jelas. 14) Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang lengkap dicatat secara khusus untuk kemudian diserahkan kepada perawat jaga berikutnya. 15) Buku laporan ditandatangani oleh kedua shif jaga (Ka. Tim/Case Manajer/Pj.Shif) 16) Penutup (diisi dengan doa) 26 4. SBAR a. Pengertian Komunikasi efektif adalah penyampaian informasi secara tepat antara dokter dan petugas pemberi perawatan yang lain dengan teknik SBAR (Situation, Background, Assessment, dan Recommendation) b. Prosedur 1) Catat_hal-hal yang perlu dilaporkan di dokumen rekam medis pasien, 2) Ucapkan salam, sebutkan nama pelapor dan ruangan. 3) Bacakan Lapor kondisi pasien dengan menggunakan SBAR S ( Situation) Menyampaikan laporan situasi : nama pasien, diagnosa dan keadaan pasien saat ini misalnya, - Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk dan hari perawatan serta dokter yang merawat. - Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah teratasi/keluhan utama. B (Background): Menyampaikan data pendukung dan riwayat pendukung berkaitan dengan kondisi pasien saat ini termasuk tindakan yang sudah perawat lakukan, misalnya: ~ Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respon pasien dari setiap diagnosa keperawatan. - Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat infasif dan obat-obatan termasuk cairan infus yang digunakan. - Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosa medis. ‘A (Assesment): Menyampaikan kemungkinan masalah yang sedang terjadi pada pasien ,misainya, 7 - Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti TTV, skor nyeri, tingkat kesadaran, resiko jatuh, status nutrisi, kemampuan eliminasi dil = Jelaskan informasi Klinik lain yang mendukung/hasil penunjang. R (Recommendation) Mengusulkan alternatif tindakan yang mungkin dilakukan, misalnya: - Meminta pada dokter penanggung jawab langkah selanjutnya yang akan dilakukan - Hasil advis dokter. 4) Bila program dokter berupa pemberian medikasi, maka lakukanlah hal-hal sebagai berikut - Menulis nama obat pada Rekam Medis pasien = Baca kembali nama obat, dilanjutkan dengan mengeja nama obat tersebut huruf demi huruf untuk obat-obatan yang ‘sound alike’ (nama hampir mirip dg obat lain) dengan huruf alfabet internasional - Konfirmasi kembali dengan menyebutkan isi perintah 5) Pastikan kembali pada dokter bahwa konfirmasi sudah benar 6) Tutup pembicaraan dengan mengingatkan dokter segera datang untuk menandatangani progam yang sudah diberikan. 5. Pemulangan pasien rawat inap dewasa a. b. Pengertian Proses pemulangan pasien dari ruang rawat inap RSUD Dr. R Koesma Prosedur 1) Mengkonfirmasikan (dokter) kepada pasien atau keluarga pasien bahwa pasien boleh pulang 2) Mengintruksikan (dokter) kepada perawat atau bidan bahwa pasien boleh pulang dan melengkapi 28 - Ringkasan pulang pasien rawat inap (resume medis) - Resep obat yang dibawa pulang 3) Melakukan (perawat atau bidan) pengecekan ulang mengenai tindakan — tindakan pelayanan yang telah dilakukan di billing sytem (komputer) 4) Menginformasikan pelayanan yang telah dilakukan kepada petugas administrasi dan menyarankan keluarga_pasien membawa print tindakan ke kasir untuk mengurusi administrasi. 5) Menganjurkan keluarga pasien untuk memberikan bukti pengurusan administrasi ke pada perawat ruang rawat inap. 6) Memberikan salinan ringkasan pasien pulang rawat inap (resume medis) yang sudah diisi dan ditandatangani oleh DPJP pasien dan pasien atau keluarga pasien. 7) Menganjurkan kontrol sesuai tempat dan tanggal kontrol 8) Menganjurkan ke IGD RSUD Dr. R. Koesma atau IGD puskesmas atau IGD rumah sakit terdekat bila terjadi kondisi yang mendesak atau gawat (penurunan kesadaran, Perdarahan pada luka bekas Operasi dll) 9) Mengantar pasien sampai ketempat penjemputan (bila perlu) 6. Pemulangan pasien rawat inap bayi a. Pengertian Pemulangan pasien bayi dari ruang rawat inap di RSUD dr. R. Koesma b. Prosedur 1) Mengkonfirmasikan (dokter) kepada keluarga pasien dan perawat ruang bayi bahwa pasien boleh pulang. 2) Menyiapkan dan melengkapi - _ Ringkasan pulang pasien rawat inap (resum medis) - _ Resep untuk obat yang dibawa pulang (bila perlu) 3) Melakukan pengecekan ulang mengenai_ tindakan-tindakan pelayanan yang telah dilakukan 29 4) Menginformasikan pelayanan yang telah dilakukan kepada petugas administrasi (keluarga pasien membawa kwitansi ke loket pembayaran untuk pasien bayar) 5) Meminta bukti pembayaran (pasien bayar) kepada keluarga pasien 6) Memberikan salinan ringkasan pulang pasien rawat inap (resume medis),obat (bila ada) 7) Memberikan edukasi pada keluarga pasien (ibu bayi) tentang perawatan bayi di rumah, dan bagaimana cara penanganan jika ada masalah di rumah. 8) Memberitahu pada ibu dan kleuarga tentang diit yang diberikan dan imunisasi yang harus diberikan sesuai jadwal 9) Mendorong keluarga bayi (ibu bayi) untuk memberikan komentar dan menganjukan pertanyaan untuk hal yang belum dimengerti 10)Memeriksa ulang identitas bayi 11)Mencocokkan gelang bayi dan gelang ibu bayi 12)Menganjurkan keluargapasien untuk = mengisi_ dan menandatangani form serah terima bayi, dan menunjukkan kartu identitas berupa KK/ KTP/SIM/surat keterangan penduduk dari desa asli yang mencantumkan nama ibu bayi 13)Meminta keluarga bayi (ibu bayi) menunjukkan surat kontrol ibu (ka melahirkan di RSUD Dr. R. Koesma Tuban) 14)Melepas gelang identitas bayi 15)Petugas ruang bayi (perawat) menyerahkan bayi ke ibunya atau keluarga bayi 7. Transfer pasien intra rumah sakit a. Pengertian Transfer Pasien adalah pemindahan pasien sejak dari awal pasien dinyatakan rawat inap maupun selama proses perawatan yang melibatkan beberapa instalasi di rumah sakit 30 Prosedur 1) DPJP pasien menyatakan pasien akan dirawat inapkan apabila DPJP mengisi form pengantar transfer pasien 2) DPJP pasien melakukan seleksi terhadap pasien yang memiliki indikasi masuk ruang rawat inap 3) Dokter menentukan pakah pasien masuk ruang rawat inap biasa atau masuk ke ruang perawatan intensif 4) Menganjurkan pasien atau keluarga pasien untuk mengurus kamar di loket pendaftaran rawat inap 5) Bila pasien akan dimasukkan keruang rawat intensif, pasien harus dikonsultasikan ke DPJP ruang perawatan_ intensif terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan dari DPJP perawatan intensif 6) Adapun indikasi dan criteria pasien yang akan masuk dan keluar ruang perawatan intensif adalah berdasarkan skala prioritas (linat kriteria pasien masuk dan keluar ruang perawatan intensif 7) Petugas dari pasien berasal menghubungi dan memesankan kamar yang akan dituju 8) Sebelum dipindah keruang rawat inap, DPJP menentukan derajat transfer dan petugas pendamping pasien selama transfer. 9) Petugas pengantar menyiapkan rekam medis pasien, obat (bila ada), hasil pemeriksaan penunjang (bila ada). 10) Petugas pengantar mengantar pasien ke ruang rawat inap yang dituju (pendamping pasien/petugas pengantar dan fasilitas yang diperlukan selama transfer disesuaikan dengan derajat transfer pasien), secara umum: - Untuk pasien yang akan ditransfer dengan tujuan perawatan intensif (ICU, PICU, NICU, ICCU) atau pasien 31 yang perlu observasi wajib didampingi minimal satu tenaga perawat/bidan. - Untuk pasien yang masuk ke ruang ICCU, NICU, PICU diantar oleh petugas dari pasien tersebut berasal, untuk pasien yang keluar dari ruang ICCU, NICU, PICU diantar oleh petugas ICCU, NICU, PICU keruangan tujuan = Untuk pasien yang akan masuk keruang ICU diantar oleh petugas dari pasien tersebut berasal dan untuk pasien yang keluar dari ruang ICU diambil oleh petugas dari ruangan yang akan dituju oleh pasien = Untuk pasien dari IGD dengan tujuan IBS maka wajib didampingi dan diserah terimakan oleh perawat/bidan dan setelah selesai operasi, pasien diambil oleh perawat/bidan ruang rawat inap baru yang akan ditempati - Untuk pasien yang akan dioperasi dari ruang rawat inap, maka diantar oleh perawat/bidan tempat pasien berasal dan setelah selesai dilakukan operasi maka perawat/bidan dari pasien berasal mengambil pasien di IBS, bila setelah operasi temyata pasien mengalami perburukan kondisi dan ada indikasi masuk ICU maka perawat ICU mengambil pasien dari IBS 11) Melakukan serah terima pasien, rekam medis, obat dan hasil penunjang bila ada dan mengisi form serah terima pasien 12) Pelugas penerima pasien memasukkan form serah terima tersebut ke dalam rekam medis pasien. 13) Petugas pengantar kembali ke ruang asal b. Antar staf ‘Ada kalanya di rumah sakit memerlukan penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu, khususnya keadaan yang urgent seperti code blue, code red, dan perintah evakuasi. Tepat waktu untuk code blue 32 adalah tim code blue harus datang kurang dari 5 menit pada saat pasien dilakukan bantuan hidup dasar (BHD). 1, Code Blue a. Pengertian Code Blue adalah Kondisi gawat darurat yang terjadi di rumah sakit atau suatu institusi dimana terdapat pasien yang mengalami cardiopulmonary arrest dan merupakan kata sandi yang digunakan untuk menyatakan bahwa pasien dalam kondis igawat darurat. Tim Code Blue adalah suatu system dengan organisasi yang bertujuan memberikan penanganan resusitasi pasien, keluarga maupun pengunjung di lingkungan RSUD dr. R. KoesmaTuban b. Prosedur 1) Ada keadaan gawat darurat yang membutuhkan penanganan segera di area lingkungan rumah sakit 2) Petugas / Staf pada lokasi kejadian : a. Mendatangi pasien untuk memastikan keadaan pasien b, Meminta bantuan / aktifkan sistim code blue ke Line Telepon intemal Rumah Sakit nomor 333. c. Memberikan pertolongan pertama (resusitasi) d. Menyiapkan alat & obat resusitasi (emergency kit) e. Membawa emergency kit ke lokasi kejadian 3) Operator / bagian informasi a, Segera Mengumumkan via public paging (code blue 3X) beserta lokasi kejadian (zonakejadian) b. Menghubungi petugas tim emergency via telepon bagi petugas yang tidak terjangkau (public paging). 4) Bagian yang ada di zona kejadian Masing-masing bagian di zona rumah sakit mengirimkan tim code blue atau dokter — paramedis ke lokasi kejadian untuk membantu melakukan resusitasi 33 5) Koordinator masing-masing Zona : a. Mengirimkan tim code blue b. Mengetahui lokasi penyimpanan peralatan emergency set di setiap zona ¢. Koordinator / petugas tempat dimana peralatan emergency set berada, segera mengirim peralatan tersebut ke lokasi kejadian. d. Memback-up peralatan dan obat medis emergency yang dibutuhkan. e, Membantu memimpin resusitasi §. Membuat laporan singkat tentang proses penanganan resusitasi 6) Security Membantu memberikan pengamanan. 7) Apabila resusitasi berhasil / pasien dalam kondisi stabil, pasien segera dipindahkan ke ruang ICU. 8) Apabila resusitasi tidak berhasil / pasien meninggal, dilakukan observasi selama 15 - 30 menit, setelah itu pasien dipindahkan ke ruang jenazah dan dilakukan observasi selama 2 jam dari jam pasien meninggal. 2. Code red a. Pengertian Penanganan Kebakaran adalah proses _kegiatan pemadaman kebakaran dengan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Hidran b. Prosedur 1) Tetap tenang jangan panik 2)Laporkan kepetugas area tempat terjadinya kebakaran 3) Koordinator code red melakukan penanggulangan kebakaran 4) Segera telpon ke informasi, sampaikan dengan jelas telah terjadi 34

You might also like