You are on page 1of 9

Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 11 Nomor 1, Juni 2012

MODAL SOSIAL
KOMUNITAS ADAT BANCEUY DI DESA SANCA
KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG

Theresia Martina Marwanti¹, Enung Huripah²


Fungsional Dosen Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung
Jl. Ir. H. Juanda No.367 Bandung
¹martina.wanti@gmail.com, ²hurip@hotmail.co.id

Abstract
Traditional communities, particularly indigenous people tend to have a better social capital than
modern society. Similarly with indigenous people of Banceuy which own a very closely tie among the
community members that unite by the values of custom/culture makes indigenous people members
increasingly have a close bond of responsibility and have a sense of belonging in their life. This study
wants to understand the social capital which the indigenous people of Banceuy. Research methods
used a qualitative-descriptive approach. The determination of informants conducting by purposive
sampling. Data collection techniques using in-depth interviews, participant observation, focus group
discussions and study documentation. The results of the study, indigenous people of Banceuy is a
community which still adhere to values, norms, customs, and beliefs that are believed able to balance
the life. Basically, that is, the norms that organize the relationships between each other and related
with religion. In terms of belief, indigenous people of Banceuy are very well with anyone, so open
especially with people in the community. Network with outsider of the indigenous people, are also
established well and respect one another.

Keywords: trust, network, norm

Abstrak
Masyarakat tradisional, khususnya komunitas adat cenderung memiliki modal sosial yang lebih baik
dari masyarakat yang modern. Begitu pula halnya dengan komunitas adat Banceuy memiliki ikatan
diantara anggota komunitas sangat erat, yang disatukan dengan nilai-nilai adat/budaya menjadikan
warga komunitas adat semakin memiliki ikatan yang erat untuk bertanggungjawab dan mempunyai
rasa saling memiliki (sense of belonging) di dalam kehidupannya. Penelitian ini ingin memahami
modal sosial yang dimiliki komunitas adat Banceuy. Metode peneilitian ini menggunakan pendekatan
deskiptif kualitatif. Data penelitian adalah data primer dan data sekunder. Penentuan informan dengan
cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi
partisipatif, FGD dan studi dokumentasi. Hasil penelitian, komunitas adat Banceuy adalah sebuah
komunitas yang masih memegang teguh nilai, norma, adat, dan kepercayaan yang diyakini dapat
menyeimbangkan kehidupannya. Pada dasarnya norma yang mengatur hubungan dengan sesama dan
yang berkaitan dengan keagamaan. Dalam hal kepercayaan, masyarakat komunitas adat Banceuy
dengan siapapun sangat baik, terbuka apalagi dengan orang-orang di lingkungan masyarakat ada.
Jaringan dengan orang diluar lingkungan komunitas adat, juga terjalin dengan baik dan saling
menghormati.

Kata kunci: kepercayaan, jaringan, norma

Pendahuluan bergotong royong, saling menolong, saling


Harus kita akui bahwa sesungguhnya masyarakat percaya, dan sebagainya adalah masyarakat yang
tradisional, khususnya komunitas adat cenderung kaya akan modal sosial. Sebaliknya masyarakat
memiliki modal sosial yang lebih baik dari modern yang cenderung tidak saling kenal, tidak
masyarakat yang modern. Hidup guyub, rukun, saling percaya, saling curiga, serta bersikap

1
individualis, adalah masyarakat yang miskin dipertahankan “upacara ruwatan bumi” yang
modal sosial. Selain modal sosial, sebenarnya konon dipercaya dapat menolak bala sekaligus
masih ada berbagai aset yang bisa dipahami sebagai ungkapan penghormatan terhadap nenek
dalam memberdayakan komunitas, misalnya moyang mereka yang telah berjasa dalam
modal fisik (physical capital), modal finansial meningkatkan taraf hidup warga di Komunitas
(financial capital), modal lingkungan Adat Banceuy.
(environmental capital), modal teknologi
(technological capital), modal manusia (human Walaupun memiliki modal sosial yang tinggi,
capital) dan modal sosial (social capital) (Adi, komunitas adat Banceuy tidak luput dari
Isbandi, 2006: 286). Diantara berbagai modal persoalan-persoalan lain yang dihadapinya
tersebut, nampaknya modal sosial, yang secara antara lain: masuknya pengaruh budaya dari luar,
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi banyaknya pendatang sehingga masyarakatnya
kualitas hidup individu dan keberlangsungan tidak lagi homogen, dan rendahnya sumber daya
komunitas adat. Modal sosial inilah yang manusia (SDM). Bila persoalan ini tidak segera
menjadi elemen penting bagi hidup mereka. diatasi, maka hal ini cenderung membuat
komunitas adat teralienasi di dalam
Modal sosial awalnya dipahami sebagai suatu lingkungannya sendiri. Mereka terpinggirkan
bentuk di mana masyarakat menaruh oleh pendatang: yang kurang mau mentaati nilai-
kepercayaan terhadap komunitas dan individu nilai yang telah ada, kurang mau melestarikan
sebagai bagian di dalamnya. Mereka membuat adat/tradisi leluhur mereka, dan cenderung
aturan kesepakatan bersama sebagai suatu nilai mengabaikan tatanan sosial yang telah ada.
dalam komunitasnya. Komunitas (community)
dalam perspektif sosiologi adalah warga Terlepas dari berbagai persoalan yang dihadapi,
setempat yang dapat dibedakan dari masyarakat tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah komunitas
lebih luas (society). Oleh karenanya dalam terbangun karena adanya ikatan-ikatan sosial di
memahami komunitas tentunya akan berbeda antara anggotanya. Ikatan sosial yang terbangun
dengan masyarakat pada umumnya. Para anggota di antara warga komunitas adat yang masih
komunitas mempunyai kebutuhan bersama memegang teguh nilai, norma, dan adat istiadat
(common needs). Jika tidak ada kebutuhan yang kuat, membuat mereka bisa tetap bertahan
bersama itu bukan suatu komunitas (Ife, Jim, hidup (survive) dalam menghadapi berbagai
1995: 85). Komunitas menunjuk pada bagian perubahan. Mereka saling berinteraksi dan
masyarakat yang bertempat tinggal di suatu bekerja sama dalam sebuah hubungan sosial
wilayah (dalam arti geografis) dengan batas- yang didasarkan kepada suatu kebutuhan dan
batas tertentu dan faktor utama yang menjadi tujuan bersama.
dasar adalah interaksi yang lebih besar di antara
para anggotanya, dibandingkan dengan Pengertian Modal Sosial menurut Fukuyama
penduduk di luar batas wilayahnya (Soekanto, yang dikutip oleh Robert Lawang (2004: 212):
Soerjono, 2006: 103). “Modal Sosial adalah kapabilitas yang muncul
dari kepercayaan umum di dalam sebuah
Komunitas adat Banceuy, di Desa Sanca, yang masyarakat atau bagian bagian tertentu darinya”.
terletak di wilayah kabupaten Subang bagian The Great (1999) yang dikutip Robert Lawang
selatan, dan termasuk wilayah kecamatan Ciater. (2004: 212), “…kapital sosial menunjuk pada
Modal sosial yang dimiliki mereka adalah serangkaian nilai atau norma informal yang
adanya ikatan diantara anggota komunitas sangat dimiliki bersama di antara para anggota suatu
erat, yang disatukan dengan nilai-nilai kelompok yang memungkinkan terjalinnya
adat/budaya yang menganggap dirinya masih kerjasama di antara mereka”. Menurut Bank
satu keturunan dengan karuhun Eyang Karlan, Dunia, “social capital menunjuk pada norma,
yang dianggap sebagai ketua komunitas adat institusi dan hubungan sosial yang membentuk
Banceuy. Kecuali itu modal sosial yang dimiliki kualitas interaksi sosial dalam masyarakat”.
komunitas adat Banceuy adalah masih Selain itu dijelaskan pula bahwa modal sosial

2
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 11 Nomor 1, Juni 2012

adalah menunjuk pada norma, institusi dan Berdasarkan penjelasan di atas maka
hubungan sosial yang memungkinkan orang permasalahan dalam penelitian ini adalah
dapat bekerja sama. Edi Suharto (2007: 2) ingin melihat ”Bagaimanakah modal sosial
memberikan penjelasan yang berbeda mengenai yang dimiliki komunitas adat Banceuy?”.
modal sosial yaitu : “sebagai sumber yang timbul Tujuan penelitian ini adalah untuk
dari adanya interaksi antara orang orang dalam mengetahui: a. Profil komunitas adat
suatu komunitas, namun demikian pengukuran Banceuy; b. Kepercayaan (trust) yang
modal sosial melibatkan pengukuran terhadap terbangun dalam komunitas; c. Nilai/norma
interaksi itu. melainkan hasil dari interaksi yang mengikat anggota/warga pada
tersebut, seperti terciptanya atau terpeliharanya komunitas; dan d. Jaringan diantara
kepercayaan antar warga masyarakat” anggota/warga pada komunitas

Dari berbagai definisi di atas, maka modal sosial Metode


dapat disimpulkan sebagai potensi atau sumber Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
yang dimiliki masyarakat berdasarkan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk
kesepakatan (norma dan kepercayaan) dan relasi memahami secara detail dan mendalam tentang
(jaringan dan kelompok) yang dapat digunakan bagaimana modal sosial yang dimiliki
untuk mengatasi berbagai masalah di komunitas adat Banceuy yang dapat dijadikan
masyarakat. Lawang (2004) menjelaskan bahwa aset dalam memberdayakan mereka. Sesuai
Kepercayaan (trust) bisa merupakan kata benda dengan makna dari pendekatan kualitatif, peneliti
dan kata kerja. Sebagai kata benda trust berarti melakukan penelitian dengan cara terlibat
kepercayaan, keyakinan atau juga rasa percaya, langsung dengan warga komunitas adat Banceuy
sedangkan sebagai kata kerja, trust berarti proses untuk mendapatkan pemahaman yang
mempercayai sesuatu yang jelas sasarannya. menyeluruh dan mendalam tentang situasi yang
Norma merupakan aturan atau ketentuan yang dialami oleh warga masyarakat. Alasan
mengikat warga kelompok dalam masyarakat, penelitian ini menggunakan pendekatan
dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali kualitatif adalah dilakukan pada latar alamiah
tingkah laku yang sesuai dan setiap warga atau pada konteks dari suatu keutuhan dan yang
masyarakat harus mentaati norma yang berlaku. dijadikan instrumen adalah manusia. Dalam
Jaringan (network), dalam modal sosial artinya penelitian ini yang menjadi pengumpul data
adalah :a Ada ikatan antar simpul yang utama adalah peneliti sendiri.
dihubungkan dengan media. Hubungan sosial
diikat dengan kepercayaan, boleh dalam bentuk Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
strategik, boleh pula dalam bentuk moralistik, adalah berupa data kualitatif, yaitu data yang
kepercayaan itu dipertahankan oleh norma yang berasal dari pengalaman, pikiran, sikap dan
mengikat kedua belah pihak; b. Ada kerja antar keyakinan orang yang dikumpulkan melalaui
simpul (orang atau kelompok) yang melalui penelaahan peneliti atas hasil observasi,
media hubungan sosial menjadi satu kerjasama, wawancara studi dokumentasi dan diskusi
bukan kerja bersama-sama; c. Sebuah jaring kelompok terfokus tentang modal sosial yang
kerja (yang tidak putus) yang terjalin antar dimiliki komunitas adat Banceuy dalam
simpul itu pasti kuat dalam menahan beban memberdayakan mereka. Jenis data yang akan
bersama. Jaringan dalam modal sosial bisa terjadi dikumpulkan berupa: a) Kata-kata dan tindakan,
antara dua orang saja; dan d, Dalam kerja jaring itu yaitu kata-kata dan tindakan dari para informan
ada ikatan (simpul) yang tidak dapat berdiri yang terlibat dalam penelitian yang dilakukan
sendiri, kalau satu simpul putus, maka yakni pengurus dan tokoh komunitas adat
keseluruhan jaring itu tidak bisa berfungsi lagi, Banceuy. b) Sumber tertulis, yaitu data yang
sampai simpul itu diperbaiki lagi. Semua simpul berasal dari dokumen-dokumen yang ada yang
menjadi satu kesatuan dan ikatan yang kuat. diperlukan dalam kegiatan penelitian tentang
kepercayaan, jejaring dan norma yang sebagai
modal sosial dalam memberdayakan komunitas

3
adat Banceuy. c) Foto, yaitu bukti visual dari 1999. Empat desa yang berada pada ketinggian
kegiatan penelitian yang dilakukan yang dapat 800-1.100 meter di atas permukaan laut itu
memberikan gambaran tentang latar penelitian meliputi Desa Sanca, Cibitung, Cibadak, dan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan. Cibeusi. Semuanya di wilayah Kecamatan
Ciater. Kawasan Wangun Harja memiliki
Sumber data terdiri dari sumber data primer dan sejumlah obyek yang bisa dikunjungi. Di area
sumber data sekunder : a) Sumber data primer seluas sekitar 100 hektar itu terdapat Bukit
yaitu data yang diperoleh langsung dari informan Wangun Harja, Curug Bentang (di perbatasan
dalam penelitian ini data diperoleh dari tokoh Desa Sanca dan Cibitung), Curug Cibareubeuy
adat Banceuy. b) Sumber data sekunder yaitu (Desa Cibeusi), dan Situs Cibadak (Desa
data penunjang yang didapat dari pihak-pihak Cibadak). Di desa tersebut terdapat sebuah
terkait seperti tokoh masyarakat, aparat sungai besar yang menjadi sumber air bagi
pemerintah setempat, pengurus organisasi yang pertanian penduduk. Pada aliran sungai inilah
ada di Desa Sanca, serta dokumen-dokumen terdapat curug bentang yang biasanya para
yang ada. Teknik pengumpulan data terdiri dari : wisatawan mandi di bawah curug tersebut.
wawancara mendalam (in-depth interview),
observasi partisipasi (Participan Observation), Kampung tempat tinggal komunitas adat
dan diskusi kelompok terfokus (Fokus Group Banceuy berjarak sekitar 30 km dari pusat
Discussion), serta Studi Dokumentasi. Kabupaten Subang, 32 km dari Bandung, atau
Pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan 185 km dari Jakarta (melalui Tol Jakarta-
adalah melalui : perpanjangan pengamatan, Cikampek). Dari Subang atau Bandung, lokasi
meningkatkan ketekunan dan triangulasi. Teknik itu bisa ditempuh selama 40-60 menit perjalanan
analisis data dengan melalui: reduksi data, darat melalui Desa Palasari, Sarireja, atau
penyajian data, dan penarikan kesimpulan atas Kasomalang di Kecamatan Ciater.
data yang telah disajikan.
Kampung Banceuy didirikan sekitar tahun 1807
Hasil dan Pembahasan yang merupakan perpindahan dari kampung
Komunitas adat Banceuy tepatnya berada di Negla yaitu 200 meter arah timur dari kampung
wilayah Desa Sanca Kecamatan Ciater Banceuy. Kampung Banceuy terdapat di wilayah
Kabupaten Subang bagian Selatan. Komunitas Subang Selatan, tepatnya di Desa Sanca,
adat Banceuy terdiri dari 6 Rukun Tetangga yaitu Kecamatan. Ciater, Kabupaten Subang. Asal
RT 13, RT 14, RT 15, RT 16, RT, 17 dan RT 18 mula Kampung Banceuy adalah Kampung
dan 2 Rukun Warga yaitu RW 05 dan RW 06. Negla. Dahulu, di kampung itu hanya terdapat
Secara geografis komunitas adat Banceuy tujuh rumah yaitu Eyang Ito, Aki Leutik, Eyang
memiliki luas wilayah yang mencapai 157 Malim, Aki Alan, Eyang Ono, Aki Uti dan Aki
hektar, 47 hektar diantaranya hutan, 78 hektar Arsiam.
sawah, 20 hektar kebun, dan 12 hektar lagi
digunakan untuk hunian, dengan batas-batas Dinamakan Kampug Negla karena kampung
disekelilingnya adalah : di sebelah utara tersebut berada di wilayah dataran tinggi dan
berbatasan dengan sawah Tegal Malaka, sebelah terbuka. Di kampung ini pernah terjadi bencana
selatan berbatasan dengan Cipaparingan, sebelah angin ribut karena hantaman angin topan, ketujuh
barat dengan Solokan Cipatat dan sebelah timur rumah tersebut hancur. Ketujuh tokoh diatas
berbatasan dengan Sungai Cipunagara. ngabanceuy (bermusyawarah) untuk mengatasi
masalah yang ada, mereka sepakat untuk
Desa adat Banceuy termasuk ke dalam wilayah mengundang paranormal yang bernama Bapak
admistratif desa Sanca, Kecamatan Ciater, Suhab yang berasal dari Kampung Ciuki Desa
Kabupaten Subang, Provinsi. Jawa Barat. Pasanggrahan untuk mendirikan sebuah
Kampung Banceuy adalah satu dari empat lokasi kampung baru, yang letaknya 100 meter dari
yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Subang Banceuy (Negla) yang dulu. Akhirnya ketujuh
sebagai Desa Wisata Wangun Harja sejak tahun sesepuh tersebut memutuskan untuk melakukan

4
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 11 Nomor 1, Juni 2012

penangkalan dengan cara menumbal. Setelah


melakukan penumbalan mereka mengadakan Tingkat pendidikan yang dicapai warga
musyawarah lagi dengan tujuan untuk mengganti komunitas adat Banceuy dapat dilihat pada
nama kampung. angka-angka berikut ini: 270 orang tidak lulus
SD, 323 orang lulus SD, 48 orang lulus SMP dan
Berdasarkan pada hitungan penanggalan Jawa 18 orang lulus SMA. Selain pendidikan formal,
atau waktu, nama baru disepakati adalah anak-anak juga mendapat pendidikan informal di
Kampung Banceuy sebagai pengganti Kampung bidang keagamaan. Bentuknya adalah sekolah
Negla yang diyakini sebagai nama yang agama di mesjid jami dan mesjid kecil. Selain itu
menyebabkan bencana terhadap kampung dan pendidikan informal lainnya yang tidak kalah
penduduknya. Pencarian nama pengganti Negla penting adalah pendidikan di dalam keluarga.
ini dilaksanakan dengan cara musyawarah. Lingkungan keluarga begitu berperan dalam
Sedangkan kata Banceuy sendiri diambil dari mendidik dan membimbing anak-anaknya agar
bahasa keseharian masyarakat Banceuy yaitu mereka diterima oleh lingkungan masyarakat dan
bahasa Sunda, yang artinya adalah musyawarah. budayanya.
Nama Banceuy diambil dari riwayat dicarinya
nama tersebut yang dilakukan dengan cara Sistem kekerabatan yang dianut oleh warga
ngabanceuy atau musyawarah, supaya kampung komunitas adat Banceuy tidak jauh berbeda dari
tersebut bisa dijadikan tempat berkumpul dan sistem kekerabatan yang berlaku pada
tempat bertukar pikiran pada saat itu maupun masyarakat Sunda pada umumnya. Mereka
untuk masa yang akan datang. Banceuy menurut menganut perkawinan monogami, sistem
pengakuan pupuhunya yaitu Abah Karlan penarikan garis keturunan, mereka menganut
mempunyai kaitan yang sangat erat dengan sistem bilateral, dimana baik kerabat dari pihak
Cirebon karena ada kemungkinan Uyut ayah maupun dari pihak ibu sama-sama
Artawijaya atau yang dikenal dengan Eyang Ito diperhitungkan sebagai anggota kerabat.
merupakan keturunan dari Cirebon, sehingga
jenis padi yang dipakai oleh warganya juga sama Adat menetap setelah menikah bersifat neolokal,
dengan Cirebon yaitu padi putih. bagaimana pasangan suami istri yang baru
menikah yang belum bisa membangun rumah,
Komunitas Adat Banceuy adalah orang Sunda. untuk sementara waktu mereka akan tinggal di
Meskipun demikian sudah mulai masuk beberapa rumah orangtua istri. Sementara, orangtua kedua
orang suku Jawa. Kedatangan mereka karena belah pihak berusaha keras untuk membangun
adanya ikatan pernikahan dengan warga rumah bagi anak mereka yang baru menikah.
setempat. Istilah kekerabatan maupun istilah sapaan bagi
kaum kerabat tidak berbeda dengan apa yang
Pada umumnya mata pencaharian peduduk terdapat dalam sistem kekerabatan orang Sunda.
komunitas adat Banceuy sebagai petani, baik Mereka pun mengenal istilah-istilah silsilah
sebagai petani kebun maupun padi. Untuk mata kekerabatan sampai tujuh generasi ke atas dan
pencaharian tambahan penduduk komunitas adat tujuh generasi ke bawah. Namun, sebagaian
Banceuy dengan cara memelihara hewan antara besar warga komunitas, hanya mengenal garis
lain kerbau, sapi, domba dan ayam kampung. keturunannya sampai 3 generasi ke atas (uyut),
Kandang ternak mereka biasanya berada di dan 3 generasi ke bawah (buyut).
belakang rumah. Warga komunitas adat Banceuy Dalam hal sistem pembagian waris, mereka
mempunyai tempat komplek hewan ternak. memiliki adat istiadat sendiri yang telah
berlangsung secara turun temurun. Sistem bagi
Tanah sebagai tempat bercocok tanam di wilayah waris menurut adat istiadat setempat tidak
Kampung Banceuy sangat subur, sehingga bisa membedakan antara anak laki-laki dengan anak
mendapatkan hasil yang melimpah. Hasil panen perempuan mendapatkan bagian yang sama
dari sektor pertanian sekitar 4 truk/ 6 truk dengan harta warisan orang tuanya. Mereka
perminggu. masing-masing mendapat ½ bagian yang disebut

5
juga sistem waris parental. Alasan pembagian Untuk memperoleh gambaran tentang
hak waris tersebut adalah: a) pandangan bahwa kepercayaan (trust), norma serta jejaring dalam
baik laki-laki maupun perempuan adalah sama- memberdayakan warga masyarakat adat
sama anak mereka juga, darah daging mereka, b) Banceuy, peneliti mengumpulkan data dari
bila sudah usia lanjut (uzur), orangtua biasanya beberapa sumber atau informan. Proses
lebih cenderung ikut atau bergantung pada anak penggalian informasi melalui teknik wawancara
perempuan, ketimbang anak laki-laki, c) secara mendalam dilakukan terhadap 3 orang informan.
normatif tanggung jawab menafkahi keluarga Adapun karakteristik informan adalah sebagai
terdapat pada suami/laki-laki, akan tetapi berikut :
istri/perempuan pun memiliki kemampuan dan
kesempatan yang sama untuk bekerja (di sawah a. Bapak “O”:
atau di ladang). Informan O saat ini berusia 34 tahun, masuk
katagori usia produktif. Bapak ”O” dapat
Ada dua upacara adat di komunitas adat Banceuy melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupan
yang gaungnya cukup besar, yakni ngabeungkat sehari-harinya. Khususnya dalam kegiatan di
dan ngaruat lembur atau hajat bumi. Ruwatan komunitas adat Banceuy Bapak “O” sangat giat
bumi, dilakukan setiap satu kali per tahun. Dalam dan dinamis.Tingkat pendidikan Bapak “O”
menentukan hari untuk melakukan ruwatan adalah tamat SMA. Tingkat pendidikan sangat
sudah ditentukan dari dulu, tepatnya ruwatan berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan
harus dilaksanakan pada hari Rabu akhir bulan keterampilan yang dimiliki, sehingga Bapak “O”
Rayagung (Desember). Ruwatan dilakukan diangkat sebagai sekretaris di komunitas adat
untuk peningkatan perekonomian dan Banceuy. Bapak ”O” adalah seorang pemuda,
merupakan wujud syukur atas meningkatnya yang bekerja wiraswasta berdagang dan bertani
hasil panen. Jadi, setelah ngarumat dan ngarawat bersama dengan orang tuanya. Status marital
maka dilakukuan ngaruwat agar diberi kekuatan Bapak “O” belum berkeluarga, dengan statusnya
dalam menjalani hidup. Ruwatan hanya yang masih lajang aktivitas dan mobilitas Bapak
dilakukan oleh masyarakat Banceuy. Proses “O” dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
pelaksanaan ruwatan ini dimulai sejak hari di komunitas adat Banceuy sangat bervariatif dan
Selasa subuh untuk mempersiapkan bahan-bahan menjadi seorang tokoh pemuda yang diandalkan.
ruwatan, pemasangan tanda akan diadakan Ia merupakan seorang pemuda yang diandalkan,
ruwatan. Ruwatan bumi pertama kali dilakukan mempunyai peranan yang sangat besar dan selalu
oleh warga Banceuy pada tahun 1807. Dalam terlibat aktif dalam setiap kegiatan kelompok.
melakukan ruwatan, diperlukan dana yang tidak
sedikit, untuk kondisi sekarang biaya ruwatan b. Bapak “R”:
kurang lebih menghabiskan dana Rp. 20 juta. Informan “R” adalah seorang kepala keluarga
Warga menyumbangkan dana seadanya. saat ini berusia 67 tahun, usia masuk katagori
lanjut usia, namun masih produktif. Bapak “R”
Di komunitas adat Banceuy terdapat, larangan seorang yang ditokohkan dan dituakan
dan pantangan masih bersifat lisan/petuah para komunitas adat Banceuy. Tingkat pendidikan
leluhur; seperti tidak boleh menebang pohon- Bapak “R” adalah tamat SD. Walaupun hanya
pohon yang dianggap mempunyai nilai magis tamat SD namun Bapak “R” mempunyai
dan mistis. Perempuan di Banceuy dilarang pengaruh dan pengalaman yang bisa menjadi
untuk keluar malam kecuali untuk ke masjid, panutan di komunitas adat Banceuy. Pekerjaan
sebab ditakutkan diculik dan dihamili oleh utama Bapak ”R” adalah sebagai petani, dengan
kelong. Kelong disini maksudnya bukan hantu lahan yang cukup luas. Status marital Bapak “R”
melainkan laki-laki. Di Banceuy ada satu amanat telah berkeluarga dan mempunyai seorang istri
yang harus selalu diingat khususnya untuk kaum dengan 5 orang anak. Empat dari anak bapak “R”
perempuan, yaitu “sebagai wanita, yaitu sangat telah berkeluarga dan hidup terpisah, yang masih
menjaga keperawanan (virginitas) . serumah dengan tinggal satu orang lagi. Keluarga
bapak “R” sangat mendukung dalam tugas dan

6
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 11 Nomor 1, Juni 2012

pekerjaan, baik sebagai kepala keluarga maupun sarana mobilitas dan alat transportasi sangat
sebagai tokoh adat. Kedudukan dalam membantu dan berpengaruh pada masuknya
masyarakat .Dalam komunitas adat Banceuy informasi dan berhubungan dengan pihak luar.
bapak “R” diangkat sebagai wakil ketua adat
(Abah Karlan), untuk urusan ritual ngaruat dan Kepercayaan yang terbangun pada masyarakat
kesenian lainnya. Kesenian yang terdapat di adat Banceuy yang terdiri dari satu suku dan
daerah Banceuy antara lain pencak silat, mayoritas warganya masih terikat dalam
Gembyung dan Dog-dog, tetapi kesenian yang pertalian darah, cenderung memiliki ikatan
paling terkenal adalah gembyung atau terebang. emosional yang kuat satu sama lain. Ikatan yang
kuat tersebut melahirkan rasa saling memberi
c. Abah “K”: dan menerima secara simultan satu sama lain.
Informan “K” adalah seorang kepala keluarga Rasa percaya dengan dilandasi keyakinan bahwa
saat ini berusia 86 tahun, usia masuk katagori satu sama lain tidak akan melakukan perbuatan
lanjut usia, namun masih produktif. Bapak “K” yang merugikan, dan pada akhirnya akan
seorang yang di tokohkan dan dituakan di melahirkan rasa aman di dalam suatu komunitas
Komunitas adat Banceuy. Pendidikan Tingkat atau masyarakat .
pendidikan bapak “K” adalah tamat SR.
Walaupun hanya tamat SR namun Abah “K” Tumbuhnya kepercayaan diantara warganya
mempunyai pengaruh dan pengalaman yang bisa dilandasi niai-nilai universal menyangkut
menjadi panutan di komunitas adat Banceuy. kemanusiaan seperti, saling mencintai,
Pekerjaan Pada awalnya Pekerjaan utama Abah perdamaian sejati, kerukunan, keadilan anti
”K” adalah sebagai pedagang dan petani, dengan kekerasan, dan kepedulian terhadap lingkungan,
lahan yang cukup luas, namun dengan yang ditawarkan mampu dielaborasi dan
bertambahnya usia lahan pertaniannya sudah didialogkan oleh para elit, baik elit agama
dibagikan dan digarap serta dikelola oleh anak- maupun tetua adat sebagai peluang dalam
anak dan cucu-cucunya, Abah tinggal menerima kebersamaan hidup.
hasilnya untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Status marital Abah “K” telah Pada dasarnya norma yang selalu mengitari
berkeluarga dan mempunyai seorang istri dengan kehidupan komunitas adat Banceuy berkisar
6 orang anak. Semua anak bapak “K” telah pada norma yang mengatur hubungan dengan
berkeluarga dan hidup terpisah, Abah saat ini sesama dan yang berkaitan dengan keagamaan.
tinggal bersama istri dan sebagian cucu-cucunya. Norma yang mengatur hubungan dengan sesama
Keluarga abah “K” sangat mendukung dalam terlihat dari tradisi gotong royong sebagai bagian
tugas dan pekerjaan, baik sebagai kepala yang tidak terpisahkan dalam hidup mereka.
keluarga maupun sebagai tokoh adat, tepatnya Gotong royong membangun rumah adalah
sebagai Ketua Adat komunitas adat Banceuy. kebiasaan yang sudah dilaksanakan sejak nenek
moyang hingga sekarang masih dilestarikan.
Hubungan warga Komunitas Adat Banceuy Prinsip gotong royong yang mereka lakukan
dengan siapapun sangat baik, terbuka apalagi akan berlaku sama, bila ada warga lainnya akan
dengan orang-orang di lingkungan masyarakat membangun rumah, maka warga yang telah
adat, mereka seperti saudara karena mereka mendapatkan bantuan tenaga dari orang tersebut,
sudah merasa terikat dengan adat dan kebiasaan wajib membalasnya. Nampak principle of
yang diturunkan dari orang tua dan sesepuh reciprocity (prinsip timbal balik) berlaku bagi
komunitas adat. Hubungan dengan orang di luar komunitas Adat Banceuy. Pada dasarnya warga
lingkungan masyarakat Adat, juga terjalin komunitas adat adalah masyarakat yang senang
dengan baik dan saling menghormati, karena akan kedamaian. Bila ada sedikit gesekan, norma
dalam kehidupan tidak akan bisa lepas dari yang berkaitan dengan penyelesaian konflik akan
bantuan dan berhubungan dengan pihak luar, hal dilakukan secara damai (persuasive).
ini ditunjang oleh letak geografis komunitas adat Menyelesaikan konflik akan dikakukan melalui
Banceuy yang sangat terbuka, tidak terisolasi, musyawarah pada acara pengajian atau pada

7
rapat-rapat yang diadakan di balai musyawarah, Komunitas adat Banceuy adalah sebuah
yang rutin dilakukan 2 minggu sekali atau komunitas yang masih memegang teguh nilai,
musyawarah bisa diadakan tergantung norma, adat, dan kepercayaan yang diyakini
kepentingan. Nampak bahwa norma yang dapat menyeimbangkan kehidupannya.
mengatur hubungan dengan sesama bagi Kehidupan mereka berpusat pada keberadaan
komunitas adat Banceuy, adalah menjunjung seorang tokoh pemimpinnya (sesepuhnya) yang
tinggi sikap hidup damai, yaitu dengan bernama Abah Karlan. Pada umumnya mata
menghindari konflik. Keserasian hubungan pencaharian peduduk komunitas adat Banceuy
dengan sesama harus mereka jaga sebaik sebagai petani baik sebagai petani kebun maupun
mungkin. padi. Ada dua upacara adat yang tidak terlepas
dari kehidupannya sebagi petani, yakni
Norma yang mengatur kehidupan warga ngabeungkat dan ngaruat lembur (hajat bumi).
komunitas adat Banceuy sangat menjunjung Ngabeungkat diselenggarakan pada awal musim
tinggi nilai-nilai adat dan keagamaan. hujan, yaitu upacara syukur menyambut
Kadangkala agak sulit membedakan norma- datangnya musim hujan sebagai tanda
norma mana saja yang berkaitan dengan adat atau dimulainya bercocok tanam atau menggarap
keagamaan. Kehadiran tokoh adat dalam sawah.
kehidupan warga komunitas merupakan tokoh
sentral bagi hidup mereka, oleh karenanya tokoh Dalam hal kepercayaan, masyarakat komunitas
adat harus menjadi teladan atau panutan lahir dan adat Banceuy dengan siapapun sangat baik,
batin bagi warganya. Prinsip tersebut terbuka apalagi dengan orang-orang di
menunjukkan adanya keserasian hidup dalam lingkungan masyarakat adat, mereka seperti
hubungannya dengan Sang Pencipta. Menjalani saudara karena mereka sudah merasa terikat
hidup secara baik dan wajar, tidak perlu dengan adat dan kebiasaan yang diturunkan dari
berlebihan. orang tua dan sesepuh kampung adat.

Komunitas adat Banceuy dalam melakukan Pada dasarnya norma yang selalu mengitari
jaringan sosial mengharapkan agar semua kehidupan komunitas adat Banceuy berkisar
kebiasaan peninggalan leluhur tetap terjaga dan pada norma yang mengatur hubungan dengan
tidak ditinggalkan begitu saja oleh komunitas sesama dan yang berkaitan dengan keagamaan.
adat Banceuy, tetapi juga oleh komunitas luar Norma-norma menurut isinya berwujud: perintah
Banceuy. Jaringan sosial yang dilakukan oleh dan larangan. Perintah merupakan kewajiban
komunitas adat Banceuy yang utama adalah bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena
dengan sesama anggota di lingkungan komunitas akibat-akibatnya dipandang baik. Sedangkan
adat Banceuy. Hal ini dilakukan agar jalinan larangan merupakan kewajiban bagi seseorang
kekeluargaan tetap terpelihara, terjaga dan tetap untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-
memegang teguh kebiasaan peninggalan leluhur akibatnya dipandang tidak baik.
yang menjadi pedoman hidupnya. Selanjutnya
jaringan dilakukan terhadap masyarakat luar Gotong royong, tolong menolong, solider
Banceuy agar keberadaan komunitas adat terhadap sesama, menjaga relasi sosial yang
Banceuy lebih dikenal dan dapat dimiliki bukan harmonis, menjaga tali silaturahmi, bekerja
hanya oleh komunitas adat Banceuy. keras, mengutamakan kedamaian, taat kepada
adat, harus selalu ingat kepada Sang Pencipta,
Jaringan dilakukan terhadap masyarakat luar dalam melakukan sesuatu harus yang diridhoi
Banceuy agar keberadaan komunitas adat oleh Tuhan, harus taat kepada agama, harus
Banceuy lebih dikenal dan dapat dimiliki bukan menjalankan solat, percaya pada takdir adalah
hanya oleh komunitas adat Banceuy meliputi: hal yang harus dijadikan pedoman bagi hidup
Jaringan Internal, Jaringan Eksternal. mereka. Norma yang berupa larangan: tidak
saling mencurigai diantara warga komunitas,
Simpulan jangan suka menyalahkan orang lain, jangan

8
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Volume 11 Nomor 1, Juni 2012

hidup secara berlebihan, menghindari konflik, dan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait.
jangan melawan takdir nanti pamali, jangan lupa Jaringan yang sudah dilakukan oleh komunitas
selalu berterima kasih kepada Tuhan, jangan adat Banceuy sudah dilakukan baik di dalam
melawan adat istiadat yang sudah turun temurun, dengan sesama warga maupun di luar Banceuy,
dan jangan melakukan sesuatu yang tidak halal. baik secara langsung maupun tidak langsung.

Jaringan di lingkungan komunitas adat Bancey, Modal sosial yang berkaitan dengan norma,
terjalin dengan baik dan saling menghormati, kepercayaan, dan jaringan sosial pada komunitas
karena dalam kehidupan tidak akan bisa lepas adat Banceuy inilah merupakan kekuatan atau
dari bantuan dan berhubungan dengan pihak luar, potensi yang harus dihargai keberadaannya, bila
hal ini ditunjang oleh letak geografis komunitas perlu bisa dikembangkan kearah yang lebih baik
adat Banceuy yang sangat terbuka, tidak lagi. Modal sosial yang mereka miliki ini telah
terisolasi, sarana mobilitas dan alat transportasi melalui proses “pematangan” yang berjalan
sangat membantu dan berpengaruh pada cukup panjang sehingga modal sosial tersebut
masuknya. informasi dan berhubungan dengan telah dikembangkan berdasarkan pola pikir dan
pihak luar. Demikian juga dengan tingkat perkembangan pengetahuan mereka.
institusi/kelembagaan yang ada, secara Oleh karenanya pemberdayaan dengan
administrasi masih berada pada lingkungan pendekatan partisipatif, tidak boleh lagi
administrasi kelembagaan formal sebagai bagian beranggapan bahwa mereka bukanlah
dari masyarakat Desa, Kecamatan dan sekumpulan orang tidak punya kekuatan apa-apa,
Kabupaten otomatis hubungannya baik karena sebaliknya mereka memiliki kekuatan modal
untuk keperluan yang berkaitan dengan sosial yang perlu lebih diberdayakan lagi.
administrasi tidak bisa terlepas dari hubungan

Daftar Pustaka
Awan Mutakin, dkk. 2004. Dinamika Masyarakat Indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Cary, Lee J. 1970. Community Development as A Process. Columbia: University of Missouri Press.
Harry Hikmat. 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press.
IIfe, Jim. 1995. Community Development: Creating Community Alternatives-Vision: Analysis and
Practice. Australia: Longman House.
Isbandi Rukminto Adi. 2002. Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
________. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas: Pengantar
pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan Bangsa Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Midgley, James. 1986. Community Participation, Sosial Development and The State, Methuen and Co.
LTD. London.
Moh. Eryk Kamsori. 2008. Studi Masyarakat Pedesaan di Indonesia. Bandung: Humaniora Utama
Robert M.Z. Lawang. 2004. Social Capital. Jakarta: FISIP UI Press.

You might also like