You are on page 1of 6

PERANG DUNIA DAN PERANG DINGIN

A. PERANG DUNIA I
Perang Dunia dimulai ketika Austria menyatakan perang terhadap Serbia pada tanggal 28 Juli
1914. Perang ini meluas dengan keikutsertaan seperti Jerman, Rusia, Perancis, Inggris, dan
beberapa negara lain.
1. LATAR BELAKANG
Perang Dunia I dilatarbelakangi oleh penembakan Putra Mahkota Austria Francis
Ferdinand. Penembakan tersebut dilakukan oleh seorang ekstrimis Serbia bernama
Gavillo Princip. Peristiwa tersebut membuat Austria meminta Serbia menyerahkan
pembunuh putra mahkota. Akan tetapi, permintaan Austria tidak ditanggapi Serbia
(yang didukung Rusia). Oleh karena itu, Austria menyatakan perang terhadap Serbia
pada tanggal 28 Juli 1914.

Pernyataan perang Austria terhadap Serbia mendorong sekutu kedua negara tersebut
terlibat. Pada tanggal 1 Agustus 1914 Jerman menyatakan perang terhadap Serbia.
Selanjutnya, pada tanggal 3 Agustus 1914 Perancis menyatakan perang terhadap Jerman
yang diikuti dengan pernyataan perang Inggris terhadap Jerman pada tanggal 14 Agustus
1914. Perang meluas melibatkan sejumlah negara Eropa. Adapun negara yang terlibat
dalam Perang Dunia I terbagi menjadi dua blok sebagai berikut.
a. Blok Sentral: Jerman, Austro-Hungaria, Turki, Italia, dan Bulgaria.
b. Blok Sekutu: Inggris, Perancis, Serbia, Rusia, Jepang, Amerika Serikat.

2. JALANNYA PERANG DUNIA I


Perang Dunia terbagi menjadi dua front, yaitu Front Barat dan Front Timur. Front Barat
merupakan pertempuran antara Jerman dan Prancis, sedangkan front timur merupakan
pertempuran antara Jerman dan Uni Soviet. Front Barat dipimpin oleh Jenderal von
Schlieffen, sehingga Jerman menyebut pertempuran Front Barat dengan Operasi
Schlieffen. Pada tahun 1914 Jerman menyerang Belgia yang mengakibatkan Jerman
dapat menguasai tiga negara yaitu Prancis, Luxemburg, dan Belgia. Oleh karena
penguasaan Jerman atas Belgia melanggar syarat pejanjian London, Inggris menyatakan
perang melawan Jerman.

Pada tahun 1915 Inggris melakukan strategi pertempuran gerak cepat. Untuk
menjalankan strategi tersebut, Inggris mulai melakukan rekrutmen besar-besaran
pasukan sipil untuk dilibatkan dalam pertempuran melawan Jerman. Pada tahun 1915,
Amerika Serikat juga mulai telibat dalam Perang Dunia I. Amerika Serikat bergabung
dengan blok Sekutu. Sementara itu, Jerman mulai memperkenalkan senjata baru, yaitu
berupa gas beracun (khlorine). Tahun 1915 merupakan periode terburuk bagi pasukan
Sekutu dalam Perang Dunia I. Pasukan Sekutu sering salah menerapkan strategi. Selain
itu, buruknya komunikasi antarnegara Sekutu semakin menambah keterpurukan.
Sementara itu, Jerman berhasil memenangkan sebagian besar pertempuran melawan
sekutu.

Pada bulan Juli 1917 meletuslah pertempuran Ypres. Dalam serangan ini Sekutu
bertujuan memutus jalur kereta api yang untuk digunakan menyalurkan logistik bagi
pasukan Jerman di medan pertempuran. Selanjutnya, Inggris menyerang sebuah kota
kecil di sekitar Ypres yang bernama Passchendaele. Pada tanggal 5 November 1917
dengan bantuan pasukan Kanada, Inggris berhasil menguasai Passchendaele. Akan
tetapi, kedudukan Inggris di Passchendaele hanya berlangsung selama lima bulan. Pada
bulan April 1918 pasukan Jerman kembali merebut Passchendaele.
Sementara itu, pertempuran Front Timur terjadi di wilayah antara Laut Baltik dan Laut
Hitam serta wilayah Turki. Pada tahun 1915 Sekutu membantu Rusia dalam
pertempuran Front Timur. Tujuannya yaitu merebut kekaisaran Ottoman dan
menyediakan rute aman untuk perdagangan militer dan hasil bumi Uni Soviet. Pasukan
Sekutu yang dibantu pasukan ANZAC (Australia and New Zealand Army Corps) mendarat
di Gallipoli dan berusaha menguasai lokasi-lokasi strategis agar dapat mengawasi Selat
Dardanella.

Dalam menghadapi pasukan Sekutu, Turki mendapat bantuan dari pasukan Jerman yang
dipimpin Otto Liman von Sanders. Untuk membendung pergerakan pasukan Sekutu,
Jerman menempatkan dua divisi yang membentuk pertahanan di sepanjang pantai
Semenanjung Helles. Divisi pasukan Jerman mendapat dukungan pasukan Turki yang
dipimpin Mustafa Kemal Attaturk. Dalam pertempuran Gallipoli, Sekutu mengalami
kekalahan. Kekalahan pasukan sekutu disebabkan oleh ketidaksiapan pasukan sekutu
dengan kondisi medan pertempuran dan sikap meremehkan kekuatan musuh.

Pada Perang Dunia I juga terjadi pertempuran laut besar yaitu pertempuran Jutland.
Pertempuran Jutland terjadi antara Angkatan Laut Jerman dan Angkatan Laut Inggris.
Jerman menjalankan strategi baru yaitu dengan menggunakan kapal selam. Pada tahun
1916 torpedo kapal selam U-Boats menenggelamkan kapal Lusitania milik Amerika
Serikat. Insiden tesebut yang menyebabkan Amerika Serikat bergabung dengan blok
sekutu dalam Perang Dunia I. Sejak insiden itu, seluruh kapal perang Inggris dan Amerika
Serikat dilengkapi persenjataan lengkap. Pada tahun 1917 Jerman menerapkan
peperangan kapal selam tanpa batas karena mengetahui bahwa Amerika Serikat
bergabung dengan blok Sekutu.

Memasuki tahun 1917 ancaman serangan kapal selam Jerman berkurang karena seluruh
kapal dagang milik Inggris dan Amerika Serikat berlayar secara berkonvoi dan dikawal
oleh kapal-kapal perusak. Ditambah lagi kapal perusak Inggris dilengkapi teknologi baru
berupa hydrophone dan depth charges yang mampu menyerang posisi kapal selam
Jerman secara akurat. Oleh karena itu, tahun 1917 merupakan periode kekalahan
Jerman karena kekalahan telak dalam pertempuran Jutland. Sisa- sisa Angkatan Laut
Jerman hanya dapat bertahan di pelabuhan hingga Perang Dunia I berakhir.

3. AKHIR PERANG DUNIA I


Setelah melalui konflik panjang selama empat tahun, Perang Dunia I dinyatakan berakhir
pada tanggal 11 November 1918. Kemenangan blok Sekutu dalam Perang Dunia I diawali
dengan keberhasilan pasukan sekutu menembus garis pertahanan Jerman di Hidenburg.
Selanjutnya, pada tanggal 6 November 1918 di sebuah gerbong kereta di Compiegne,
Jerman menandatangani perjanjian gencatan senjata. Dalam perjanjian tersebut, Jerman
sepakat untuk menarik pasukan dari Front Barat dan Front Timur serta menyerahkan
angkatan lautnya kepada pasukan Sekutu. Selanjutnya, pada tanggal 1 Desember 1918
pasukan Sekutu mulai menduduki Rhineland, sebuah wilayah strategis di Jerman yang
dapat mengontrol wilayah lainnya. Dengan pendudukan Rhineland, Perang Dunia I pun
resmi berakhir.

Mulai tahun 1919 negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia I mulai membahas
konferensi damai. Salah satu perjanjian penting yang dilaksanakan setelah Perang Dunia
I berakhir adalah Perjanjian Versailles yang menyatakan Jerman merupakan pihak
tunggal yang harus bertanggung jawab atas Perang Dunia I. Perjanjian-perjanjian yang
menandai berakhirnya Perang Dunia I antara lain Perjanjian Saint Germain, Perjanjian
Neuilly, Perjanjian Trianon, Perjanjian Sevres, dan Perjanjian Lausane.

B. PERANG DUNIA II
Perang Dunia II merupakan konflik terbesar dalam sejarah umat manusia. Perang Dunia Il
meletus saat Jerman menyerang Polandia pada tanggal 1 September 1939. Tindakan
tersebut memicu Inggris dan Perancis untuk menyatakan perang terhadap Jerman pada
tanggal 3 September 1939.

1. LATAR BELAKANG
Perang Dunia II diawali dengan pembentukan dua poros besar yang saling bermusuhan,
yaitu blok Poros/Sentral dan blok Sekutu. Bahkan keadaan politik dunia pada periode
1938-1939 mirip dengan kondisi politik pada tahun 1900–1914. Menjelang Perang Dunia
II beberapa negara di Eropa memiliki keinginan balas dendam (revanche of idea) akibat
kekalahan dalam Perang Dunia I.

Secara umum Perang Dunia II dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu


ketidakmampuan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) mencegah pertikaian di wilayah Eropa,
perlombaan pengadaan senjata di berrbagai negara, pembentukan aliansi politik akibat
perasaan saling curiga antarnegara, perkembangan negara ultranasional yang
menjalankan imperialisme gaya baru, dan terjadi penyerbuan-penyerbuan ke beberapa
wilayah oleh negara-negara sentral. Adapun sebab khusus terjadinya Perang Dunia Il
yaitu terjadi serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia, penyerbuan
Jepang atas China, dan penyerbuan Jepang atas pangkalan militer Amerika Serikat di
Pearl Harbour.

2. JALANNYA PERANG DUNIA II


Perang Dunia II di benua Eropa dimulai ketika tahun 1939 blok Poros ingin memperluas
wilayah kekuasaan yang dimulai dengan serangan Jerman atas Polandia. Tujuan
serangan tersebut untuk merebut kembali Kota Danzig yang berpenduduk bangsa
Jerman. Dua hari setelah invasi Jerman ke Polandia, Inggris dan Prancis mengumumkan
perang terhadap Jerman.

Kekuasaan fasis Adolf Hitler berhasil menguasai Sebagian besar wilayah Eropa.
Penguasaan ini mendorong Adolf Hitler menginvasi Inggris. Pertempuran di Britania
(Inggris) berlangsung hingga tanggal 31 Oktober 1940. Dalam pertempuran Britania,
Jerman gagal menduduki Inggris karena angkatan perang Inggris mendapatkan pasokan
dan peralatan militer dari Amerika Serikat. Pada tanggal 22 Juni 1941 Jerman
mengalihkan serangannya ke Uni Soviet dengan tujuan menguasai sumber minyak bumi
di Eropa Timur. Pasukan Jerman membombardir garis pertahanan Uni Soviet. Akan
tetapi, Jerman tidak mampu melanjutkan serangannya di kota Moskow dan Leningrad
karena musim dingin yang melanda Uni Soviet.

Memasuki bulan November 1942 pasukan Soviet mengepung Kota Stalingrad dan
menjebak sekira 200 ribu pasukan Jerman. Pasukan Soviet pun menyerang Stalingrad
dengan kekuatan penuh hingga menyebabkan pasukan Jerman terpojok. Pada bulan
Februari 1943 pasukan Jerman mengalami kekalahan.

Kemenangan dalam pertempuran Stalingrad menyebabkan Inggris dan Amerika Serikat


mulai menyerang pusat industri dan kota di Jerman. Kedatangan pasukan Sekutu di Italia
memicu kejatuhan Mussolini dan menyerahnya Italia dalam peperangan. Sementara itu,
posisi Jerman semakin terdesak saat Amerika Serikat ikut serta dalam Perang Dunia II.

Pada tanggal 6 Juni 1944 Sekutu mendaratkan pasukannya di pantai Normandia, Prancis.
Peristiwa pendaratan ini sering disebut dengan istilah Decision Day (D-Day). Dalam
serangan Normandia yang berlangsung hampir dua bulan, sekira 45 ribu pasukan Sekutu
tewas karena kegigihan pasukan Jerman. Dalam perkembangannya, pasukan Sekutu
berhasil membebaskan Paris dari pendudukan Jerman. Selanjutnya, mereka bergerak ke
utara dari Normandia untuk membebaskan Belanda dan Belgia.

Pada tahun 1945 pasukan Sekutu dan Uni Soviet berupaya mengepung Kota Berlin dari
berbagai arah. Pasukan Sekutu menyerang dari barat sedangkan pasukan Uni Soviet
menyerang dari timur. Pada tanggal 30 April 1945 Kota Berlin mendapat serangan
sporadis dari pasukan Sekutu dan Uni Soviet. Serangan dahsyat ini menyebabkan Adolf
Hitler melakukan bunuh diri. Akhirnya, Jerman menyerah tanpa syarat pada tanggal 7
Mei 1945.

Sementara itu, Perang Dunia II di front Afrika berawal saat pasukan Jerman dan Italia
mendarat di Libia pada tahun 1940. Front Afrika merupakan medan pertempuran yang
melibatkan Jerman dan Italia melawan Inggris. Italia melakukan invasi ke Mesir, tetapi
digagalkan pasukan Inggris. Jerman kemudian mengirim bantuan pasukan dan
persenjataan yang dipimpin oleh Jenderal Erwin Rommel. Jenderal Erwin Rommel
berhasil memasuki wilayah Mesir. Dalam perkembangannya, Jerman menarik
pasukkannya karena sibuk menghadapi Uni Soviet di front Eropa. Selanjutnya, pasukan
Inggris di bawah pimpinan Bernard Montgomery berhasil menghalau tentara Italia dan
Jerman pada tanggal 23 Oktober 1942.

Adapun pertempuran di Samudera Pasifik dimulai sejak bulan Maret 1942 yang ditandai
pertempuran pasukan Amerika Serikat dan pasukan Jepang di Kepulauan Filipina. Dalam
pertempuran tersebut, pasukan Amerika Serikat mengalami kekalahan. Oleh karena itu,
pada tahun 1942 Jepang berhasil menguasai Burma, Hongkong, Singapura, Malaya,
Thailand, Filipina, dan Indonesia.

Pertempuran di front Pasifik berlanjut pada tanggal 4-8 Mei 1942 dalam Pertempuran
Laut Koral. Dalam peristiwa ini tidak jelas pihak yang memenangi pertempuran karena
kedua belah pihak sama-sama kehilangan pesawat tempur dalam jumlah cukup besar.
Pertempuran Jepang dan Amerika Serikat kembali terjadi pada tanggal 4-7 Juni 1942 di
Kepulauan Midway. Dengan strategi bertempur yang lebih efektif, Amerika Serikat
akhirnya mampu mengalahkan Jepang dalam pertempuran Midway. Pertempuran
Midway menentukan kemenangan Amerika Serikat dan menjadi titik balik perang. Pada
bulan Februari 1943 Amerika Serikat mulai menyerang beberapa pulau di Samudra
Pasifik yang dikuasai Jepang. Tujuan serangan ini adalah merebut beberapa pulau yang
memiliki landasan pesawat. Dengan begitu, Amerika Serikat dapat mempersiapkan
serangan udara menuju Jepang. Pada bulan Februari 1945 Amerika Serikat berhasil
menguasai wilayah lwo Jima.

3. AKHIR PERANG DUNIA II


Perang Dunia Il berakhir dengan kemenangan blok Sekutu. Kematian Adolf Hitler
menyebabkan Jerman akhirnya menyerah kepada Sekutu dan Uni Soviet pada tanggal 7
Mei 1945. Melalui perjanjian damai di Paris, Prancis, Jerman menyerah tanpa syarat.
Perjanjian ini disaksikan oleh komandan tertinggi Sekutu, Jenderal Dwight Eisenhower.
Setelah perjanjian ini ditandatangani, pertempuran yang terjadi di front Eropa resmi
berakhir.

Kemenangan Sekutu dalam pertempuran di front Samudra Pasifik mendorong keinginan


Amerika Serikat segera mengakhiri peperangan. Pada akhir bulan Juli 1945 Sekutu
mengultimatum Jepang agar segara menyerah. Akan tetapi, ultimatum tersebut
diabaikan. Akhirnya, pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Amerika Serikat membom kota
Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa tersebut mengakhiri perlawanan Jepang. Jepang
akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Peristiwa
tersebut menandai akhir Perang Dunia Il yang dimenangi pihak Sekutu.

Akhir Perang Dunia II juga ditandai dengan penandatanganan beberapa perjanjian


seperti Perjanjian Postdam (2 Agustus 1945) dan Perjanjian San Fransisco (8 september
1951). Perjanjian Postdam berisi pembagian wilayah Jerman menjadi dua yaitu Jerman
Barat yang diduduki Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis serta Jerman Timur yang
diduduki Uni Soviet. Adapun Perjanjian San Fransisco berisi penyerahan wilayah
pendudukan Jepang kepada Uni Soviet dan Amerika Serikat.

C. PERANG DINGIN
Perang Dingin merupakan dampak dari Perang Dunia II. Pasca-Perang Dunia II Amerika
Serikat dan Uni Soviet tampil sebagai dua negara adidaya. Tampilnya kedua negara tersebut
memicu Perang Dingin di antara keduanya. Pada masa itu, baik Amerika Serikat maupun Uni
Soviet berusaha mencari dukungan dari negara-negara lain. Kedua negara tersebut mencari
dukungan dengan kekuatan modal, teknologi, dan persenjataan. Akibatnya, dunia terbagi
menjadi dua blok, yaitu blok Barat di bawah pengaruh Amerika Serikat dan blok Timur di
bawah pengaruh Uni Soviet.

Pada masa Perang Dingin Amerika Serikat dan Uni Soviet sama-sama berambisi menjadi
negara terkuat. Kedua negara adikuasa tersebut saling menunjukkan superioritasnya di
dunia internasional. Oleh karena itu, kedua negara tersebut saling berebut pengaruh.
Amerika Serikat berusaha mengembangkan paham demokrasi dan kapitalisme di negara-
negara yang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II, seperti Jepang dan Jerman.
Adapun Uni Soviet mendengungkan pembangunan dengan metode terpimpin di negara-
negara Eropa Timur seperti Polandia, Bulgaria, dan Cekoslovakia. Oleh karena itu, Amerika
Serikat juga menyusun strategi politik Containment Policy untuk membendung pengaruh
komunis Uni Soviet.

Dalam bidang ekonomi, Amerika Serikat memberikan bantuan kepada negara-negara


berkembang melalui program Marshall Plan (European Recovery Program). Sebagai
tandingannya, Uni Soviet membentuk Comecon dan Molotov Plan sebagai bantuan ekonomi
bagi negara-negara komunis di Eropa Timur.

Perang Dingin juga memunculkan kegiatan spionase (CIA dan KGB), sistem aliansi (NATO,
Pakta Warsawa), persaingan persenjataan, dan persaingan teknologi ruang angkasa antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Bahkan, persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet
juga memicu konflik-konflik bersenjata di berbagai negara seperti Korea, Kamboja, dan Kuba.
Dalam konflik bersenjata di daerah-daerah tersebut, Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak
berkonfrontasi secara langsung melainkan berada di belakang setiap pihak yang
bersengketa.
Perang Dingin yang melanda dunia berlangsung hampir setengah abad. Negara-negara di
dunia khawatir apabila dua negara adikuasa tersebut berkonfrontasi secara langsung dan
memicu perang nuklir. Oleh karena itu, negara-negara yang tidak terlibat dalam Perang
Dingin berusaha meredam meluasnya Perang Dingin. Salah satunya adalah pembentukan
Gerakan Non Blok yang diprakarsai Indonesia, Mesir, India, Yugoslavia, dan Ghana. PBB juga
berupaya meredam Perang Dingin dengan cara mengirim pasukan perdamaian di daerah
konflik yang dipicu oleh kepentingan Uni Soviet dan Amerika Serikat.

Pada pertengahan dekade 1980-an suasana Perang Dingin mulai mencair berkat kebijakan
yang diterapkan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev. Pada tahun 1985 Presiden
Amerika Serikat, Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev mengadakan pertemuan untuk
mencairkan hubungan kedua negara.

Mikhail Gorbachev merupakan pemimpin yang responsif terhadap perkembangan yang


mendukung penerapan pemerintahan terbuka dan demokratis. Pada masa
pemerintahannya, Mikhail Gorbachev menerapkan keterbukaan (glasnost) dan
demokratisasi (perestroika) dalam kehidupan masyarakat Uni Soviet. Munculnya kebijakan
tersebut berdampak pada munculnya keinginan negara-negara yang tergabung dalam Uni
Soviet memisahkan diri. Pada tahun 1989 satu demi satu wilayah Eropa Timur yang berada
di bawah naungan Uni Soviet melepaskan diri. Akibatnya, pada tahun 1991 Uni Soviet runtuh
dan terpecah menjadi lima belas negara. Peristiwa tersebut menandai akhir dari Perang
Dingin. Akhir dari Perang Dingin juga ditandai dengan peristiwa reunifikasi Jerman Barat dan
Jerman Timur pada tahun 1989-1990. Dunia.

You might also like