You are on page 1of 394
BAB1 “Claaaaaa, akhirnya kita lulus juga! Selamat, nilaimu tertinggi di sekolahan kita.” Ucap Bella sahabat Clara di sekolah dengan tulus. “Terimakasih Bell.” Jawab Clara "Apa rencanamu setelah lulus Cla?” Tanya Bella, “Mungkin aku akan bekerja dulu sebelum kuliah Bel.” “Bukankah kau mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahmu Cla?" “lya, tapi aku tetap harus bekerjakan? Aku harus membayar kost, makan dan keperluanku sehari-hari lainnya, kalau tidak bekerja dari mana aku mendapatkan uang Bella? Tabunganku juga sudah menipis. Aku juga tidak mau kuliah sambil bekerja, aku takut nilaiku tidak akan maksimal dan membuat beasiswaku dicabut ditengah jalan nantinya. Lagi pula beasiswanya bisa diambil kapan saja Bel, tidak harus tahun ini Rencananya aku akan bekerja 1 atau 2 tahun sambil menabung, baru nanti aku akan melanjutkan untuk kuliah.” "Maaf ya Cla, aku juga tidak bisa membantu apa-apa.” "Tidak apa-apa Bella, aku mengerti, Kau akan kuliah dimana?" "Sepertinya aku akan kuliah di Jogjakarta Cla." “Yah...kita bakalan berjauhan ya? Mengapa jauh sekali Bella? Aku akan sendirian disini?" Ucap Clara sedih, “Iya Cla, Maafkan aku, ini permintaan orang tuaku." Kata Bella yang juga terlihat sedih, "Dimanapun kau berada Bella, aku harap kau akan sukses nantinya." “Terima kasih Cla. Aku juga mengharapakan yang sama untukmu." Clara dan Bella berpisah setelah acara kelulusan SMA. Bella langsung ke Jogjakarta untuk mengurus kuliah dan mencari kost-kost-san untuknya selama tinggal disana, Mereka hanya berhubungan via telepon dan video call saja, tetapi hubungan mereka masih sangat baik. Sementara Bella disibukkan dengan urusan perkuliahannya, Clara sedang berusaha mencari pekerjaan di Jakarta. Clara memberikan CVnya ke beberapa sekolah dasar, agar nanti jika ada murid yang membutuhkan guru les privat, pihak sekolahan bisa menghubunginya. “Aku tidak menyangka, mencari pekerjaan akan sesulit ini." Ucap Clara saat duduk di taman memeluk map yang berisi lamaran pekerjaan sambil mengistirahatkan kakinya yang lelah berjalan sedari pagi hingga sore hari i Saat Clara akan beranjak untuk pulang, seorang ibu-ibu menghampirinya dan memberikan semacam selebaran kepadanya, "Permisi dek. Sedang mencari pekerjaan? Bisa minta waktunya sebentar?” “Iya bu, bisa saya bantu?" "Begini dek, saya dari yayasan Bina Mandiri mau menawarkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga dan baby sitter. Yayasan kami resmi dan bisa dipertanggung jawabkan. Kami kekurangan tenaga saat ini. Kalau-kalau adek berkenan atau ada tetangga, saudara yang bersedia bisa datang langsung ke kantor kami atau bisa hubungi nomor yang tertera di selebaran itu dek." “Oh iya bu, nanti akan saya infokan ke teman saya yang lain." "Terima kasih atas waktunya dek." “lya bu sama-sama.” Setelah kepergian ibu-ibu tadi, Clara tampak mempertimbangkan_pekerjaan tersebut. Apa tidak apa-apa aku jadi pembantu? Tapi hanya pekerjaan ini yang tersedia saat ini, Baiklah Clara, kita tunggu sampai besok. Jika belum ada panggilan pekerjaan sampai besok, kita akan ambil langkah ini." Ucap Clara pada dirinya sendiri kemudian bergegas pulang menuju kost-annya, "Hai Cla." Sapa Bella yang melakukan panggilan video call dengan Clara. "Hai Bel.” "Bagaimana? Apa kau sudah mendapatkan pekerjaan?” "Belum. Hah... ternyata sangat susah mencari pekerjaan.” "Semangat Cla, jangan menyerah!" “Ya, aku tidak akan menyerah Bella. Emmm... Bel!" "Ya Cla?” “Tadi ada ibu-ibu dari yayasan pembantu dan baby sitter menawariku pekerjaan. ‘Apa sebaiknya aku ambil pekerjaan itu?” "Pembantu Cla? Aku tidak menyarankan sih Cla, tapi jika kau sangat membutuhkan pekerjaan, mungkin bisa kau ambil dulu selagi kau menunggu panggilan kerja ditempat yang lain.” "Ya kau benar Bel, jika besok masih tidak ada panggilan pekerjaan untukku, aku akan pergi ke yayasan itu.” "Cla, maaf aku harus pergi. Sepertinya kamar kost sebelah memanggilku. Kau tetap semangat ya Cla. Aku menyayangimu. Bye.” "Ya Bel, aku juga menyayangimu, Bye.” "Sudah jam 2 siang dan masih belum ada panggilan pekerjaan untukku. Apa sebaiknya aku pergi ke yayasan itu? Baiklah, semangat Clara!" Kata Clara menyemangati dirinya sendiri, Saat sedang bersiap untuk pergi ke yayasan itu, ponsel Clara berdering tampak Bella menghubunginya melalui video call. "Ya Bell "Kau mau pergi Cla?” “Iya, aku mau ke yayasan itu.” "Jadi belum ada panggilan kerja? Berarti aku meneleponmu diwaktu yang tepat.” "Ada apa?” “Teman mamaku tante Joice sedang mencari pengasuh untuk cucunya. Apa kau bersedia’ "Pengasuh? Aku belum pernah mengasuh anak-anak Bella, apa aku bisa?" "Coba saja dulu Cla, tetapi. "Apa?" "Cucunya kembar." “Apa? Satu saja aku belum tentu bisa, dan ini dua? Maaf Bella, sepertinya aku tidak bisa. "Begini Cla...tante Joice bilang kalau seandainya kau mau kau bisa langsung menghubunginya..." "Tapi apa?" Ucap Clara saat dilihatnya Bella sedikit agak ragu. "Cucu-cucunya sangat nakal dan susah diatur.” "Sepertinya aku akan menyerah sebelum menerimanya Bella, terima kasih atas penawarannya.” Clara merasa satu saja dia belum tentu bisa ini kembar dan ternyata nakal semua. Clara tidak akan sanggup. "Tetapi jika kau bisa bertahan, kau akan dijanjikan gaji yang lumayan besar. "Karena?" "Karena biasanya para pengasuh yang datang hanya bertahan beberapa jam saja dan paling lama 1 hari. Jika kau bisa bertahan, kau bahkan bisa membayar kuliahmu di universitas favorit tanpa mengambil beasiswamu itu Cla.” "Sebanyak itu?" Ucap Clara kaget. Dilihatnya disana Bella hanya mengangguk- anggukkan kepalanya. "Memangnya senakal apa mereka?" “Aku belum pernah bertemu mereka Cla. Apa kau mau mencobanya?" "Entahlah Bel, aku takut mengecewakan. Bagaimana aku bisa bertahan, jika yang berpengalaman pun bisa menyerah secepat itu.” “Ayolah Cla, cobalah dulu!" "Mengapa kau sangat antusias hm?" “Jika kau mau, tante Joice akan memberiku komi juga.” Ucap Bella sambil tersenyum malu-malu.” "Jadi kau mengumpankanku agar mendapat uang?" "Ayolah Cla, please aku juga butuh tambahan uang disini! Uang sakuku sangat minim." “Baiklah akan ku coba, berikan alamat dan nomor teleponnya!" "Aaaaaaa... terima kasih sayangku! Akan ku kirim segera." "Dasar teman macam apa kau?” "Maaf maaf sayangku... aku tutup ya! Setelah ini akan ku kirim alamat dan nomor ponsel tante Joice.” Lalu Bella menutup panggilan video callnya. "Dasar!" Ucap Clara kesal tapi tersenyum kemudian. "Baik Clara mari kita coba! Tidak ada salahnya mencoba bukan?” BAB2 Clara berdiri memandang takjub rumah yang ada di depannya saat ini, Sedikit ragu Jalu melihat alamat yang tertulis di buku notenya untuk mencocokkan alamatnya dan ternyata benar rumah ini yang dicarinya. Clara menghampiri security yang berada di post dekat gerbang rumah tersebut. "Selamat pagi pak!" “Iya mbak bisa saya bantu?" Ucap Security itu ramah. “Saya diminta oleh nyonya Joice kesini untuk menjadi pengasuh cucu-cucunya. Dan saya diperintahkan untuk menemui bi Minah sebelumnya.” "Oh baik mbak, akan saya antar menemui bi Minah. Mari ikut saya!” “Baik pak.” Kemudian Clara mengikuti security itu dan menemui bi Minah yang berada di dapur sedang membersihkan meja dapur. "Bi Minah, ini ada pengasuh baru dari nyonya Joice.” Ucap security itu memberitahu Bi Minah. "Baik pak Mu’in terima kasih.” Ucap bi Minah lalu mengamati Clara dengan sedikit ragu, Karena Clara terlihat masih terlalu muda. "Halo bi, saya Clara Pradipta.” "Baik Clara, saya Minah, biasanya suka di panggil bi Minah." Ucapnya ramah, “Apa kau yakin mau melamar kerja ini sebagai pengasuh tuan muda Joe dan nona muda Cloe? Sudah tau seperti apa mereka?" “Emmm... sebenarnya saya hanya tau sedikit dari nyonya Joice, saya belum pernah bertemu dengan mereka secara langsung.” “Baiklah Clara, ayo ikut denganku, kau akan ku antar untuk menemui tuan Ethan terlebih dahulu. Tuan Ethan Alexander adalah ayah tuan muda Joe dan nona muda Cloe, Clara.” Ucap bi Minah saat melihat raut kebingungan di wajah Clara. “Baik bi Saat Clara dan bi Minah memasuki ruang tamu, Clara mendengar suara teriakan seorang pria yang sedang berteriak marah kepada dua anak kecil yang berdiri didepannya yang terlihat ketakutan. “Tidak ada bermain, tidak ada coklat, tidak ada cookies, tidak ada permen selama seminggu! "N0000000!1!!!" Teriak kedua anak itu berbarengan. “JANGAN BERTERIAK KEPADA DADDY!" “I WANT MOMMY! AKU TIDAK MAU WITH DADD) " Ucap anak laki-laki yang bernama Joe. "AKU JUGA MAU SAMA MOMMY!” Kali ini ucapan anak perempuan yang bernama Cloe. Tampaknya dia suka mengikuti saudaranya. "DADDY JUGA AKAN MELARANG MOMMY DATANG JIKA KALIAN MASIH NAKAL!" "I HATE DADDY" Ucap Joe. "ME TOO DAD!" Ucap Cloe yang sepertinya memang suka mengikuti Joe. Kemudian kedua anak itu berlarian menjatuhkan barang-barang yang berada disekitar mereka, Tampak Ethan memijit keningnya untuk mengurangi rasa pusingnya karena menghadapi anak-anaknya yang sangat nakal itu. "AGUS! NORMAN!" "Ya tuan.” Ucap Agus dan Norman yang datang hampir bersamaan. "Kurung mereka berdua dikamarnya!" "NO DADDY... NOQOOO!" Teriak Joe dan Cloe bersahutan yang membuat ruangan terdengar sangat riuh, “I REALLY-REALLY HATE YOU DADDY! I WILL TELL MOMMY! IF DADDY NAKAL!" Ucap Joe sambil menangis. "YA WILL TELL MOMMY TOO KALAU DADDY NAKAL!" Ucap Cloe kemudian, "Cloe jangan selalu mengikutiku!" Ucap Joe kesal. "Aku juga ingin mengatakan itu, tapi kau yang lebih dulu mengatakannya.” Ucap Cloe tidak terima, "Kurung mereka dikamar yang terpisah!" Ucap Ethan kemudian. Clara yang mendengar teriakan kemarahan dari majikannya itu tampak akan berbalik dan membatalkan niatnya bekerja disana tetapi tindakannya kalah cepat dengan Ethan yang sudah berbalik terlebih dahulu mengamatinya dengan penasaran. "Tuan, perkenalkan ini Clara, Dia pengasuh yang baru disini tuan.” Ucap bi Minah memperkenalkan Clara lalu berpamitan meninggalkan mereka berdua. Clara sedikit terpesona melihat warna mata Ethan yang berwarna biru pucatnya, Tetapi tatapan tajamnya membuatnya takut. "Se..selamat pagi tuan. Saya Clara Pradipta. Saya diperintahkan nyonya Joice untuk bekerja disini sebagai pengasuh.” "Kau sudah melihat anak-anakku bukan? Kalau kau merasa tidak sanggup kau bisa keluar sekarang juga! Tidak usah membuang-buang waktuku.” “Saya akan berusaha semaksimal kemampuan saya tuan, "Mereka semua mengatakan hal yang sama dan berakhir dalam hitungan jam kemudian kabur melarikan dir, Apa yang membuatmu yakin bisa mengatasi anak- anakku?" Clara tampak terdiam. Ya dia tidak bisa menjawabnya karena pengalaman pun ia tak punya, "Beri saya waktu satu minggu tuan, jika saya gagal, saya tidak akan meminta gaji saya selama seminggu itu!” Alis Ethan terangkat, "Satu minggu? Kau yakin tidak ingin mengatakan satu hari?” "Satu minggu tuan, beri saya satu minggu!” “Baiklah 1 minggu! Kembalilah besok saat hukuman anak-anakku sudah selesai! Dan untuk peraturan dan jam kerjamu kau bisa bertanya dengan bi Minah!" “Baik tuan saya permisi." Clara berjalan ke dapur untuk menghampiri bi Minah dan meninggalkan Ethan yang masih mengawasinya dari belakang. “Bibi.” Ucap Clara memanggil bi Minah. "Ya Clara?" "Tuan Ethan meminta saya menemui bibi.” "Jadi kau mengambil pekerjaan ini?” Kemudian terdengar desahan dari mulut bi Minah, "Sebenarnya aku cukup lelah dan bosan menjelaskan berulang-ulang kali mengenai peraturan dan jam kerja disi ." Ucapnya yang terdengar memang lelah. "Maafkan saya bi, bibi bisa memberitahu saya jam kerjanya dulu dan peraturan yang penting dahulu bi. Yang lainnya bisa menyusul.” Ucap Clara memaklumi dilihat banyaknya pengasuh yang keluar masuk di rumah ini. "Baiklah Clara aku setuju usulmu. Apa nyonya Joice tidak mengatakan padamu untuk menginap?” Clara hanya menggeleng untuk jawaban, "Jadi kau hanya berkerja dari pagi sampai malam hari? Kau bisa kesini setiap hari dari jam 6 sampai tuan muda dan nona muda tidur baru kau bisa pulang. Apa kau keberatan? Jika bagimu terlalu pagi kau bisa tinggal disini.” "saya." “Sudah tidak usah pakai bahasa formal!" “Baik bi, aku tidak keberatan bibi. Tapi sepertinya tinggal disini ide yang bagus bi. ‘Aku akan pikirkan lagi nant.” Clara tampak mempertimbangkan tawaran menginap dirumah ini, disamping menghemat biaya kost, juga agar memudahkannya bersiap pada pagi harinya tanpa harus repot naik angkutan umum, "Baik kalau begitu aku akan mengatakan tugas-tugasmu dirumah ini! Kau harus membangunkan tuan muda Joe dan nona muda Cloe setiap pagi jam 6 dan memandikan mereka! Setelah itu menyuruh mereka untuk sarapan bersama tuan Ethan dimeja makan. Selama tuan muda dan nona muda makan, kau bisa membersihkan kamar mereka, Setelah itu kau mengawasi mereka dan menyiapkan apapun keperluan tuan dan nona muda termasuk makan siang dan makan malam mereka. Sarapan pagi pukul 7 pagi, makan siang pukul 12 siang dan makan malam pukul 7 malam, Kau harus selalu berada disamping mereka apapun yang terjadi jangan biarkan mereka berbuat ulah atau kau akan menerima kemarahan tuan Ethan. Siang hari setelah makan siang kau harus menidurkan mereka! Selama mereka tidur kau bisa beristirahat dan melanjutkan pekerjaanmu setelah mereka bangun. Intinya tugas terbesarmu disini mengawasi mereka agar tidak berbuat ulah lagi. Mereka biasa tidur pukul 8 malam. Dan kebetulan besok hari libur, tuan Ethan ada dirumab, Jadi usahakan tuan muda Joe dan nona muda Cloe tidak berbuat ulah yang membuat tuan Ethan marah!" itu. bekerj Clara menelan ludah dengan susah payah. Tidak menyangka tugasnya akan seberat "Apa kau sanggup?" Tanya bi Minah saat melihat muka pucat Clara. "Aku akan mengusahakannya bibi." Ucap Clara kemudian, "Baus. Kapan kau akan mulai bekerja?" “Besok, tuan Ethan menyuruhku kembali besok.” “Baiklah, bawa sekalian bajumu jika kau memutuskan untuk tinggal disi "Baik bibi. Aku permisi dulu bi "Ya... hati-hati Cla... sampai jumpa besok pagi.” “Sampai jumpa bi.” “Hai Bel!" Sapa Clara saat melakukan panggilan video call dengan Bella. “Hai Cla!" "Apa kau sibuk2" "Tidak, aku sedang menunggu delivery makananku. Bagaimana? Kau sudah mulai "Besok." Ucap Clara tampak lesu. "Ada apa?” “Aku tidak yakin sanggup bekerja disana Bel, Kau tau... cucu nyonya Joane sangat nakal. Dan... tuan Ethan terlihat menyeramkan.” "Jangan menyerah Cla... coba dulu saja. Ingat saja gajinya yang besar oke! Tentang Ethan, aku pernah bertemu dengannya beberapa kali, dia memang seperti itu setelah bercerai dengan istrinya.” "Bercerai? Jadi itu sebabnya aku tidak melihat istrinya tad." “Ya, aku dengar istrinya berselingkuh. Entahlah aku juga tidak terlalu tau.” "Kemungkinan aku akan tinggal disana Bel, jam kerjanya sangat pagi. Aku takut aku akan terlambat jika harus bangun pagi-pagi dan masih harus mencari angkutan umun." "Ya aku harap kau bertahan disana Cla, paling tidak sampai kau mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik.” "Terima kasih Bel, Sudah dulu ya, aku harus berkemas.” "Oke Cla, aku menyayangimu. Bye.” "Mee too Bel, bye! BAB3 Keesokan harinya, tepat pukul 5.30 Clara sudah berada di rumah majikannya. Clara membawa sedikit pakaian dan barang-barang pribadinya yang ia butuhkan selama tinggal disana, Clara masih mempertahankan kost-annya untuk berjaga-jaga jika dia akan keluar dari pekerjaan ini suatu hari nanti.. “Pagi bibi.” Sapa Clara kepada bi Minah. “Pagi Cla, kau sudah datang rupanya. Kau juga sudah membawa bajumu?" “lya, lebih baik aku tinggal disini bi, lebih mudah jika harus bersiap pagi-pagi." "Bagus Clara. Kau udah sarapan?” “Sudah bi. Apa aku harus pakai seragam bi?" “Tidak perlu, disini bebas Cla, kau juga boleh menggunakan daster seperti yang sering aku kenakan.” “Iya bi." Jawab Clara dengan tersenyum. "Baiklah kalau begitu. Sebaiknya kau mulai bersiap. Nana!" Bi Minah memanggil pelayan yang berada diujung dapur yang sedang menyapu lantai.” “Iya bi." Jawab Nana kemudian menghampirinya. "Perkenalkan ini Clara, dia pengasuh baru disini. Dan tolong antar Clara ke kamarnya yang berada di belakang disamping kamarmu!" “Baik bi." Lalu Nana menengok ke arah Clara. "Hallo Clara, aku Nana." Ucap Nana sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Clara. “Senang berkenalan denganmu Nana." Kemudian Clara membalas jabatan tangan Nana. Ayo, aku akan mengantarmu kekamarmu Clara.” “Terimakasih Nana. Bibi, aku permisi dulu." Pamit Clara kemudian. Dan dibalas anggukan oleh bi Minah. "Kamarmu yang paling ujung Cla, kamarku tepat ada disamping kananmu. Kalau begitu aku mau melanjutkan pekerjaanku dulu." Ucap Nana berpamitan. “Tunggu Na, aku belum tau kamar tuan muda dan nona muda, bisa kau mengantarkanku ke sana?" "Oke! Apa kau tidak akan berberes dulu Cla?" "Aku bisa memberekannya nanti.” "Ayo aku antar. Sekalian akan ku ajak berkeliling ke rumah ini." "Baik Nana, terima kasih banyak." Ucap Clara tersenyum senang. "Sudah berapa Jama kau bekerja disini Na?" "Aku baru 4 bulan Cla, Aku harap kau betah bekerja disini, Seperti yang kau dengar, banyak pengasuh yang keluar masuk karena tidak sanggup dengan ulah nakal tuan muda Joe dan nona muda Cloe.” "Ya... aku harap juga begitu. Karena aku sangat membutuhkan pekerjaan “Nah. ini kamar mereka.” Ucap Nana saat berada di lantai dua tepat di depan kamar Joe dan Cloe.” "Masih ada 15 menit lagi, maukah kau mengantarku berkeliling seperti yang kau janjikan tadi." Ucap Clara sambil tersenyum. "Dengan senang hati Cla, ayo ikuti aku!" Nana baru menunjukkan sebagian kecil ruangan di rumah ini, karena sisa waktu 15 itu terlalu singkat untuk tour di rumah yang sangat besar ini. "Na, waktuku sudah habis, bagaimana kalau kita melanjutkannya setelah selesai jam kerja kita nanti?” "Oke Cla, nanti juga akan ku perkenalkan kau dengan orang-orang yang bekerja “Terima kasih banyak Na. Aku akan membangunkan tuan muda dan nona muda dulu.” “Baik Cla, aku juga akan kembali bekerja.” Clara segera ke kamar Joe dan Cloe setelah kepergian Nana. Setibanya dikamar mereka, Clara mengetuk pintu kamar mereka dan tidak mendapat sahutan dari dalam. Tok tok tok "Tuan muda... nona muda?" Clara membuka pintu kamar mereka dan menghampiri Joe terlebih dahulu yang memang ranjang Joe adalah yang paling dekat dengan pintu. Clara tampak bingung harus membangunkan mereka dengan cara seperti apa. "Aku baru lihat anak kembar sepasang ternyata memang ada. Mereka lucu sekali.” Ucapnya sambil tersenyum. "Tuan muda, ayo bangun!" Ucap Clara sambil mengusap lembut kepala Joe. Joe tampak terusik dengan usapan Clara dirambutnya dan bergerak pelan membuka matanya, “Pengasuh baru?" Tanyanya. Clara tersenyum dan menjawab, “Iya, namaku Clara. Tuan muda bangun ya, setelah itu mandi!” Joe tampak memperhatikan Clara yang bergerak ke arah Cloe untuk membangunkannya. Diotak Joe saat ini, ia sedang menyusun rencana untuk mengerjai Clara agar membuatnya pergi seperti para pengasuhnya yang lain, "Nona muda ayo bangun!” Clara membangunkan Cloe dengan cara yang sama dengan membangunkan Joe. Joe memperhatikan Clara yang tampak berbeda dengan pengasuh yang sebelum-sebelumnya. Cloe mengerjapkan matanya lalu terduduk sambil mengucek matanya. “Pengasuh baru?” “lya namaku Clara.” “Tidak perlu memberitahu kami, kai lak akan mengingatnya. Nanti juga kau akan pergi seperti yang lainnya. Dan besok pasti ada pengasuh baru lagi yang akan datang menggantikanmu." Ucap Cloe dengan polosnya. Clara tersenyum menatap Joe dan Cloe bergantian lau berkata, "Apa kalian mau mengingat namaku jika aku bertahan sampai besok?" Joe dan Cloe menyeringai sepertinya mereka akan menyusun ide untuk mengerjai Clara nanti, "We will see." Ucap Joe dan di angguki oleh Cloe. "Baiklah, siapa yang akan mandi terlebih dahulu? Tuan muda Joe atau nona muda Cloe terlebih dahulu?" "Cloe dulu!" Ucap Joe. "No...Joe dulu!" Ucap Cloe tidak mau kalah. "You first Cloe!" “No, kamu duluan Joe!" Clara mengamati mereka yang sibuk berdebat dan merasa bingung harus menyikapinya seperti apa. "Bagaimana kalau kalian suit?" Joe dan Cloe menatap Clara bingung. "Yang kalah yang mandi terlebih dahulu. Bagaimana? Adil kan?" "Seperti apa suit itu?" Tanya Cloe. “Jadi kalian belum tau apa itu suit?” Tanya Clara dan mereka hanya menggelngkan kepalanya sebagai jawaban. Lalu Clara mengajari mereka suit batu, gunting, kertas. Dan mereka sangat menyukainya. Mereka mengulanginya sampai S kali dan akhirnya Joe yang kalah suit dari Cloe dan dengan lesu dia masuk kedalam kamar mandi. "Mau saya mandikan tuan muda?” “Aku bukan anak kecil." Jawabnya sambil masuk kedalam kamar mandi. Clara tersenyum kemudian Clara menyiapkan baju untuk Joe dan menaruhnya di sofa didekat jendela kamar mereka. “Nona mau memakai baju apa hari ini?" Tanya Clara yang melihat Cloe sedang memperhatikan gerak-geriknya, “Aku mau warna pink.” "Baik nona. Nona mau yang ini?" Kata Clara sambil menunjukkan gaun selutut warna pink yang diangguki oleh Cloe. "Mengapa kau tidak galak seperti yang lainnya?" "Galak?" Tanya Clara tersenyum, "Aku tidak tau, aku memang seperti ini.” “Namamu Clara bukan?” Clara mengangguk. “aku akan mengingatnya." “Terima kasih nona muda Cloe." Ucap Clara tersenyum terlihat senang. Tak lama Joe keluar dari kamar mandi dengan melilitkan handuknya dipinggang dan menghampiri Coe, “Cepat mandi dasar kau lambat!” “Aku tidak lambat, kau yang lambat." Ucap Cloe tidak terima. "Nona ayo cepat mandi atau kalian akan terlambat untuk sarapan! Kau juga mandi sendiri?” Tanya Clara kemudian. "Tentu saja, aku juga sudah besar." Cloe berjalan ke kamar mandi dengan muka cemberut. "Baiklah nona." Jawab Clara sambil tersenyum. Lalu mengambilkan baju Joe yang sudah dipersiapkannya di atas sofa. "Ini bajunya tuan muda.” “Aku mau warna merah hari ini.” “Baik tuan muda.” Ucap Clara lalu mengembalikan baju yang sudah ia ambil sebelumnya lalu menggantinya dengan baju yang ditunjuk oleh Joe. "Hadap kesana, jangan mengintip!" Kata Joe menyuruh Clara menghadap ke tembok Jalu melepas handuknya dan mulai berpakaian. ‘Tak lama Cloe keluar dari kamar mandi dan menghampiri Clara. "Aku sudah selesai, pakaikan aku baju!" Perintahnya, “Baik nona." “Katanya kau sudah besar? Baju saja masih dipakaikan.” Ucap Joe mengejek Cloe. “Baju wanita itu lebih rumit dari baju pria, kau tidak tau itu.” Ucap Cloe membela dir Clara sangat senang memperhatikan interaksi antara keduanya, mereka sangat menggemaskan bagi Clara. Kemudian Clara membantu Cloe memakaikan bajunya dan menyisir rambut Cloe dengan perlahan-lahan, "Kau mau aku mengikat rambutmu atau membiarkannya terurai?” "Kau mau melakukannya? Mengikat rambutku?” "Tentu saja nona, bahkan aku bisa mengikat rambutmu dengan pita warna warni yang lucu.” “Benarkah? Aku mau, lakukan it "Baik nona." Clara membentuk kepangan kecil di rambut Cloe dengan memberikan jepit rambut lucu diatas kepangannya, Cloe sangat senang dan memamerkannya kepada Joe. “Lihat Joe, rambutku kerenkan?" Joe mengawasi Clara dengan pandangan tidak suka. Joe menghampiri Cloe dan menarik rambutnya sampai kepangan dirambut Cloe rusak. "“Hwaaaaaa... Joe nakal, akan ku adukan kepada daddy!" Cloe menangis karena ulah Joe yang membuat rambutnya berantakan. "Dasar tukang adu.”" Ucap Joe cuek. "Tuan muda, jangan seperti itu! Tidak baik merusak kepunyaan orang lain!" Ucap Clara yang membuat Joe semakin kesal. Lalu Clara menghampiri Cloe dan membenahi kepangan dirambutnya. "Sudah nona, jangan menangis lagi! Liat rambutnya sudah rapi lagi!" Ucap Clara sambil tersenyum lembut. Lalu Cloe berhenti menangis dan memeriksanya di cermin, Lalu duduk menjauh dari Joe, Cloe takut Joe akan merusak tatanan rambutnya lagi Clara menghampiri Joe yang sedang kesal duduk dipinggir ranjang. "Tuan muda, apa kau juga mau di sisir rambutnya? Aku lihat tuan muda punya gel rambut, mau aku bantu merapikan rambutmu?” Joe menatap Clara dengan minat tapi terlalu gengsi untuk mengiyakan. Dan Clara mengetahui itu. Clara tersenyum dan mengambil sisir dan juga gel rambut yang berada di meja rias. Lalu tanpa meminta ijin lagi, Clara menyisir rambut pendek Joe dan membentuk kai oleh Joe. rambut Joe dengan gaya mohawk yang ternyata sangat "Apa aku terlihat keren juga?" Tanya Joe malu-malu. "Tentu saja! Sangat keren." Ucap Clara meyakinkan. “Oh tidak kita terlambat 10 menit.” Ucap Clara saat melihat jam dinding diatas pintu kamar Joe dan Cloe. "Ayo, aku akan mengantar kalian untuk sarapan." "KALIAN TERLAMBAT LAGI!" Bentak Ethan saat melihat anak-anaknya terlambat memasuki rang makan untuk sarapan bersama. Joe dan Cloe sudah tidak kaget lagi, karena mereka sudah terbiasa dengan bentakan daddy mereka, Berbeda dengan Clara yang terlonjak kaget dan otomaris memegang dadanya untuk menetralkan detak jantungnya yang berdegup kencang antara gugup dan takut. "Sorry daddy, seperti biasa Cloe very slowly dad." Ucap Joe menyalahkan Cloe atas keterlambatan mereka, "Joe yang lamban dad. Daddy, Joe tadi nakal, tadi Joe merusak rambut kerenku. Untung saja Clara bisa memperbaikinya lagi. Lihat dad, kerenkan rambutku?" Ucap Cloe sambil menunjukkan rambut hasil karya Clara. “Iya Cloe, kau terlihat cantik sayang, Benar itu Joe?” Tanya Ethan kemudian menatap Joe, "Cloe berlebihan dad, aku hanya menariknya sedikit, Bukankah Clara sudah memperbaikinya." Ucap Joe membela diri, Ethan melihat Clara sekilas. Lalu kembali fokus ke makanan yang berada di piringnya. Setelah mengambilkan makan untuk Joe dan Cloe, Clara berniat untuk pamit membereskan kamar Joe dan Cloe tetapi lagi-lagi dirinya terlonjak dan membuat dadanya berdebar kencang saat mendengar suara teriakan kemarahan dari majikannya yang sedang memarahi anak-anaknya. "BERHENTI BERMAIN-MAIN JOE, MAKAN MAKANANMU! DAN KAU CLOE JANGAN MEMILIH-MILIH MAKANAN!" Teriak Ethan marah melihat tingkah anak-anaknya, Lalu Ethan melirik ke arah Clara yang berdiri tak jauh dari Cloe. "Pengasuh baru, awasi mereka, Buat mereka makan dengan benar!" “Ba... baik tan.” “Namanya Clara dad." Ucap Cloe dengan polosnya. Clara merasa tidak nyaman berada satu ruangan dengan Ethan. Pasalnya aura intimidasi yang terpancar dari tatapan mata Ethan membuatnya gugup dan takut. "Clara, singkirkan sayur ini! Aku tidak mau memakannya.” Ucap Cloe. “Iya nona.” “aku mau ikan itu!" Pinta Joe. "Baik tuan muda." “aku mau disuapi Cla, pakai ayam goreng itu!" “Baik nona muda." Clara dengan telaten melayani majikan kecilnya dengan sabar dan tanpa disadari semua perlakuannya terhadap Joe dan Cloe tak luput dari pengamatan Ethan, "Panggil mereka dengan namanya saja, Joe dan Cloe. Terdengar risih ditelingaku mendengarmu menyebut mereka tuan muda dan nona muda berulang kali.” Ucap Ethan lalu meninggalkan ruang makan setelahnya. “Baik tuan.” BAB4 “Ayo nona, habiskan makananmu!" "Daddy told you to call me just Cloe, Clara." "Oke Cloe. Ayo habiskan sarapanmu! Joe, mengapa kau hanya mengaduk-aduk makananmu saja hm?" “You only care sama Cloe, You abandoned me." "No, that not true.” Sanggah Clara, Clara menahan tawa, bagaimana mungkin anak sekecil Joe bisa mengatakan kata menelantarkan kepada Clara hanya karena dia menyuapi Cloe dan tidak menyuapinya juga. Padahal mereka baru saja saling mengenal hari ini, dan bahkan baru beberapa jam yang lalu. "Tell me Joe, kau ingin aku menyuapimu juga?" Joe mengangguk dengan malu-malu. "Baiklah, kau mau lauk apa?" Tanya Clara, "Lwant same like Cloe eats." "Oke, let me sit between you and Cloe now!" Clara menyuapi Joe dan Cloe secara bergantian dan mengajak mereka bercerita dan mengobrol yang membuat mereka makan dengan banyak dan _lahap. Ethan mengawasi mereka bertiga dari kejauhan dan mengakui kehebatan Clara dalam mengasuh anak-anaknya, Ethan melihat Joe dan Cloe bisa patuh pada Clara saat ini, dan mereka terlihat makan dengan tenang sambil mendengarkan dengan antusias apa yang Clara ucapkan. “Bibi, bisa tolong menjaga mereka sebentar? Aku harus membersihkan kamar mereka karena tadi tuan Ethan menyuruhku menemani mereka saat sarapan. Karena itu aku belum sempat membereskan kamar mereka." Ucap Clara saat melihat bi Minah berjalan ke arahnya membawa jus dan camilan untuk Joe dan Cloe yang saat ini sedang duduk bermain dikarpet di ruang tamu. “Tidak apa-apa Clara, kau temani saja mereka. Mulai sekarang biarkan pelayan lain yang akan membersihkan kamar mereka. Tadi tuan Ethan sudah memberitahuku dan mengatakan bahwa kau hanya ditugaskan untuk mengawasi anak-anak saja." “Baik bibi terima kasi "Ya sama-sama Cla.” Kemudian bi Minah pergi meninggalkan mereka, "Hwaaaaaaaaa...." Suara tangisan Cloe memenuhi ruang tamu saat ini. Saat barbie yang sedang dimainkan oleh Cloe direbut paksa dan dipatahkan oleh Joe. "Cloe, sudah jangan menangis, aku akan memperbaikinya nanti oke!" Ucap Anna mencoba menenangkan Cloe. "My barbie broken Clara, bagaimana kau akan memperbai sudah rusak. Daddy... nya? Hwaaaaaa..... ini 111!" Tangisan Cloe semakin kencang. "Joe, mengapa kau melakukan ini hm?" Joe yang ditanya hanya diam saja tidak terpengaruh dengan pertanyaan Clara dan masih melanjutkan bermain dengan mobil- mobilannya, “DADD' 1" Teriak Cloe saat melihat daddynya masuk keruang tamu menghampi mereka dengan raut wajah yang terlihat marah karena mendengar suara tangisan Cloe. Cloe langsung berlari memeluk Ethan dan mengadu padanya. "Look daddy, my barbie broken. Joe yang mematahkannya." Ucap Cloe sambil sesegukan yang kini sudah berada di gendongan Ethan. "JOE!" Bentak Ethan saat menatap anak laki-lakinya. "Why you do that? You hear me Joe?" Ucap Ethan sambil menggeram saat dilihatnya tidak ada respon dari Joe. “Oke, terima hukumanmu karena sudah membangkang hari Ethan menurunkan Cloe dan menghampiri Joe kemudian menarik lengan Joe kasar agar berdiri dan memukul pantat Joe dengan menggunakan telapak tangannya berulang kali, Joe menahan tangisannya saat merasakan rasa sakit dipantatnya karena pukulan dari telapak tangan Ethan yang datang bertubi-tubi dengan sedikit kencang. Cloe yang menyaksikan Joe dipukuli oleh ayahnya merasa menyesal telah mengadu padanya. Cloe meminta Clara memeluknya dan Cloe menyembunyikan wajahnya diceruk leher Clara. “Tuan tolong hentikan!” Teriak Clara saat tidak tega melihat Joe kesal Ethan menghentikan pukulannya dan menatap Clara tajam. "Siapa kau berani mengaturku? Kau hanya seorang pengasuh, apa aku harus mengingatkanmu?" “Maafkan saya tuan, tapi Joe sudah terlihat sangat kesakitan, biarkan saya berbicara dengannya nanti!” Ucap Clara kemudian, “Baik, buat dia menurut! Jika tidak Joe akan menerima hukuman yang lebih berat saat dia melakukan kesalahan lagi!" Ucap Ethan kemudian pergi meninggalkan mereka. Clara menghembuskan nafasnya lega. Para pelayan yang berdiri dipojokan yang penasaran dengan apa yang terjadi saat ini ikut menghembuskan nafas lega karena ikut menahan nafas saat Clara dengan beraninya menghentikan tindakan majikan mereka, Mereka menilai tindakan Clara terlalu berani tetapi mereka juga membenarkan tindakan Clara karena merasa kasihan dengan Joe. "Cloe bisa duduk dulu disofa itu!” Ucap Clara lembut. Dan Cloe menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya patub, Lalu Clara menghampiri Joe yang terlihat masih menahan tangisannya dengan menunduk memainkan kakinya dikarpet. "Joe, apa sakit?" Tanyanya lembut. Joe hanya mengangguk sebagai jawaban. "Mau ikut aku ke kamar?" Joe mengangguk lagi sebagai jawaban. Clara memanggil Cloe dan menggandeng tangannya di sebelah kiri dan menggandeng Joe disebelah kanannya. Saat tiba di dalam kamarnya, Clara menyuruh Cloe bermain diatas kasurnya sedangkan ia kini duduk diranjang Joe dengan Joe berdiri di depannya. "Boleh aku melihat dimana yang sakit?” Tanya Clara kemudian. Joe mengangguk tetapi masih menunduk menatap lantai, Clara membuka celana panjang yang dipakai Joe dan memutar badan Joe untuk melihat pantat Joe yang memerah akibat pukulan dari Ethan, "Masih sakit?” Joe mengangguk. “Mau aku obati?" Joe mengangguk lagi. “Baik tunggu disini aku akan mengambil obatnya!” Kemudian Clara keluar kamar mencari bi Minah untuk meminta obat salep untuk Joe dan kembali kekamar mereka setelah mendapatkan obat tersebut. Setelah Clara mengobati pantat Joe, Clara membaringkan Joe diranjangnya dengan posisi miring dan Clara duduk disamping Joe dan menghadap ke arahnya, Masih sakit atau sudah berkurang?" "More than better." Ucap Joe lirih. “Joe, kau tau seperti apa saat daddymu marah bukan?” Joe mengangguk. "Saat daddymu marah, bisakah kau mengakui kesalahan yang kau perbuat dan meminta maaf padanya?” Joe tampak terdiam. "Dan jangan mengganggu adikmu lagi Joe, jangan membuatnya menangis, itu bukan perbuatan yang baik, itu juga bisa memancing kemarahan daddymu. Kau mengerti?” Joe mengangguk tanda mengerti. "Bagus. Apa aku bisa mendapatkan janjimu?” "I don't know Cla, aku tidak bisa berjanji.” Clara tersenyum dan mengusap punggung Joe untuk memberinya kenyamanan. ‘Tampak Joe ingin mengucapkan terima kasih kepada Clara tetapi rasa gengsinya menahan Joe untuk mengucapkannya. "Kalau kau sudah merasa nyaman dan sakitnya sudah membaik, kau bisa mencobanya untuk duduk, tapi usahakan ditempat yang empuk dulu ya! Dan maukah kau meminta maaf kepada Cloe karena sudah merusak barbienya?" Joe mengangguk, lalu berbalik menghadap ke arah Cloe masih dengan posisi tidur menyamping. "I'm sorry Cloe.” “Iya, tapi jangan merusak mainanku lagi Joe. Kau sering melakukannya.” “Iya, kau sangat bawel." Ucap Joe cemberut. "Joe!" Tegur Clara. Joe menghela nafasnya. "Iya Cloe aku tidak akan melakukannya lagi. Tapi itu janjiku hanya untuk hari ini." Jawab Joe kemudian. Clara hanya menggeleng-gelengkan kepalanya merasa lelah dengan sikap kedua anak ini, terutama sikap Joe yang tidak mau kalah, egois dan pemberontak. Berbeda dengan Cloe, Clara merasa, Cloe anak yang manis hanya saja dia sering mengikuti apa yang dilakukan oleh Joe dan sifat memerintahnya adalah yang dominan, Cloe diam-diam memperhatikan Clara dan mendengarkan semua pembicaraannya dengan Joe. Bagi Cloe, Clara pengasuh yang berbeda, dia cantik, baik dan lembut juga tidak galak seperti pengasuhnya yang terdahulu. Begitu juga Joe memikirkan hal yang sama. Mungkin mereka merubah pikiran mereka untuk tidak akan pernah mengerjai Clara, Mereka merasa keberadaan Clara saat ini seperti ada seseorang yang perhatian dan perduli kepada mereka lagi. “Ada apa Cloe?" Tanya Clara saat dilihatnya Cloe sedang menatapnya. "Aku ingin bermain diluar.” Jawab Cloe. “Ide yang bagus. Mmmm..Joe, apa kau juga ingin bermain diluar?" Tanya Clara kepada Joe. "Ya, tapi..aku takut bertemu dengan daddy." Jawab Joe sedih, "Bagaimana kalau aku menemanimu meminta maaf kepada daddymu?” "Kau janji tidak akan meninggalkanku hanya berdua dengan daddy! Daddy terlihat seperti singa mengaum saat sedang marah, dan aku takut melihatnya.” Clara tersenyum mendengar perumpamaan Joe untuk daddynya, lalu memberikan jari kelingkingnya kepada Joe. "Aku janji!” “Janji jari kelingking!” Seru Joe bersemangat. “aku juga mau janji jari kelingking!" Teriak Cloe menghampiri Clara dan Joe. "Memangnya kau berjanji apa?" Tanya Joe kepada Cloe. mmmm....janji...mmmm aku tidak tau." Jawab Cloe lesu saat tidak bisa menemukan janji apa yang akan ia buat dan itu membuat Clara tertawa. "Baiklah Cloe, maukah kau berjanji hari ini untuk tidak bertengkar dengan Joe?" Tanya Clara kepada Cloe saat membantunya membuat janji agar bisa menggunakan jari kelingkingnya untuk berjanji. "Ya.ya.ya aku berjanji_ Clare Ucapnya —sangat__bersemangat. "Ayo..ayo janji jari kelingking!" Tok tok tok "Masuk!" Suara berat seorang pria terdengar dari balik pintu ruang baca. Clara masuk kedalam bersama Joe dan Cloe yang menggandeng tangannya. "Ada apa?" Tanyanya dengan ekspresi dingin. "Permisi tuan, Joe ingin mengucapkan sesuatu kepada anda." Alis kiri Ethan naik ke atas terlihat heran dan penasaran. "Ayo Joe!" Ucap Clara kepada Joe yang saat ini bersembunyi dibalik badannya, Clara berjongkok dan tersenyum kepada Joe memberinya semangat. “Ayo, aku disini. Cepat katakan kepada daddy!" Dengan takut-takut Joe menghadap daddynya. "Daddy, i want to apologize. I'm sorry daddy. Aku juga sudah meminta maaf kepada Cloe." Ethan specless mendengar Joe yang biasanya sangat angkuh kini mau meminta maaf padanya. Ethan menatap Clara dan diam-diam memujinya di dalam hatinya, "Gadis ini istimewa, apa yang dilakukannya sampai membuat anak-anakku patuh padanya?" "Kemarilah Joe!" Ethan berdiri menghampiri Joe dan berlutut di depannya merentangkan tangannya untuk memeluk Joe Joe melirik ke arah Clara, dan saat Clara mengangguk Joe mendekati daddynya. Ethan memeluk Joe. "Maafkan daddy juga sudah memukulmu, Mau memaafkan daddy?" Joe mengangguk dan memeluk daddynya. "DADDY! THIS IS NOT FAIR! Joe yang nakal, why daddy hug Joe bukan Cloe?" Ucap Cloe marah kepada Ethan. Ethan dan Clara tertawa mendengarnya. “sini sayang, daddy juga akan memelukmu." Lalu Cloe berlari dan merangkulkan tangan mungilnya memeluk leher Ethan disamping Joe. Ethan menatap Clara yang saat ini berdiri dengan tersenyum. Senyum Clara memudar dan berubah gugup saat mata Ethan menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan, “Ayo kids, pekerjaan daddy masih banyak, ayo kita segera ke taman!" Ucap Clara menyudahi suasana yang awkward ini. BABS "Clara! Look..." Cloe memanggil Clara saat melihat kupu-kupu yang terbang dan hinggap di bunga matahari di taman belakang rumah. "/ want that butterfly. Catch for me Cla!" Perintah Cloe kepada Clara. Clara mendekati kupu-kupu itu dan mendekatkan punggung tangannya ke arahnya. Dan keberuntungan didapatnya saat kupu-kupu itu terbang rendah dan hinggap di punggung tangannya. Clara membawa kupu-kupu itu kepada Cloe. "Jangan menangkapnya sayang, biarkan dia bebas!" Ucap Clara. "Mengapa?" Tanya Cloe. "Dia bukan hewan peliharaan, dia suka bunga, dan dia suka terban; “Oke, baiklah. Boleh aku menyentuhnya?” “Tentu. Dan Cloe, jika kau meminta bantuan kepada orang lain, gunakanlah kata tolong oke!” "Mmmmm Oke." Jawab Cloe kemudian, "Joe, kau mau menyentuhnya juga?” Tanya Clara saat memandang Joe yang memperhatikannya dari kejauhan tampak minat tetapi gengsi untuk ikut mendekat. "Kupu-kupu mainan anak cewek." Jawabnya. “Ini bukan mainan Joe, kau juga boleh menyentuhnya. Kemarilah!" Perintah Clara sambil menjaga agar kupu-kuu itu tidak terbang. Joe mendekat dan perlahan menyentuhnya. Setelahnya Clara melepas kupu-kupu itu. “Kalian mau bermain?" Tanya Clara. “Bermain apa? Kami hanya punya bola untuk bisa bermain di taman." Kata Cloe. “Mau bermain petak umpet?" Tanya Clara kemudian, “Apa itu petak umpet?" Tanya Joe penasaran. “Kalian belum pernah memainkannya?" Tanya Clara yang dijawab gelengan kepala oleh Joe dan Cloe. "Baik, akan ku jelaskan, Permainannya adalah kita harus bersembunyi dari 1 orang yang jaga agar tidak tertangkap. Bagaimana?” Joe tampak tertarik sedangkan Cloe masih belum mengerti. "Kita coba saja." Jawab Joe. "Oke, kalo begitu kita mulai saja sekarang! Karena kita bermain dengan 3 orang, maka sebelumnya kita harus menentukan 1 orang yang harus jaga dengan cara, pertama kita harus melakukan gambreng." Clara mengajari mereka gambreng dan mereka mengikuti petunjuk Clara dengan antusias. Cloe memenangkannya dan terlihat sangat gembira, "Tinggal kita berdua Joe, ayo kita suit!" “Aku akan mengalahkanmu Cla.” Jawab Joe bersemangat. “Ayo, siapa takut." Jawab Clara. "Yeeeee...aku menang, kau yang jaga Cla!" Ucap Joe bersemangat. "Baiklah, aku yang jaga. Aku akan menutup mataku dan menghitung sampai 10, kalian harus cepat bersembunyi ! Setelah hitungan ke 10 berakhir aku akan mulai mencari kalian, Kalian sudah mengerti?” "Ya..ya..ya...ayo cepat Clara! Cepat tutup matamu!" Teriak Cloe tidak sabar. "Baik." Clara mulai menutup matanya dengan menggunakan kedua telapak tangannya. Dan Clara mulai berhitung yang membuat Cloe dan Joe berlarian mencari tempat persembunyian, "....8..9..10. Oke, aku akan mulai mencari kalian." Teriak Clara agar Joe dan Cloe mendengarnya sambil berjalan menelusuri taman. Ethan merasa jenuh di dalam ruang baca, Ethan merasa pekerjaanya serasa tak ada habisnya sehingga ia memutuskan untuk menghirup udara segar _diluar. Ethan berjalan keluar dari ruang baca dan mengarah ke taman belakang. Samar-samar ia mendengar suara Clara yang memanggil Cloe dan juga Joe. "Apa Cloe dan Joe mengerjai Clara? Oh tidak, dasar anak-anak itu’ Ethan mempercepat langkahnya saat melihat Clara sedang menyibak salah satu tanaman seperti sedang mencari sesuatu. "Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Ethan, “Akh. Pekik Clara terkejut mendengar suara Ethan yang berada tepat dibelakangnya secara tiba-tiba. "Tu..tuan." Kata Clara terbata karena gugup. "Apa yang sedang kau lakukan?" Ulangnya. "s..saya...bhm..maksud saya, kami sedang bermain petak umpet dan saya yang jaga. Saya sedang mencari mereka sekarang tuan." Ethan menatap Clara dengan pandangan yang sulit diartikan dan itu selalu berhasil membuat Clara salah tingkah. “Mengapa tuan Ethan selalu memandangku dengan tatapan seperti itu?" Batin Clara. “"Mereka ada disana." Ucap Ethan memberitahu Clara sambil menunjuk pohon besar yang terdapat banyak tanaman bunga di dekatnya. Clara menengok dimana jari telunjuk Ethan mengarah. "Terima kasih tuan, saya permisi.” Ucap Clara berpamitan. Dan Ethan hanya mengangguk sambil terus mengamati gerak gerik Clara, "Gotcha!" Teriak Clara yang menangkap Cloe dan Joe. Mereka bersembunyi di tempat yang sama sehingga memudahkan Clara tanpa harus mencari lagi. "Noooo..... kau terlalu cepat menemukan kami Cla.” Ucap Joe kesal. “Ha ha ha, sekarang kalian suit untuk menentukan siapa yang harus jaga.” Mereka bermain sampai siang hari sampai dengan saat jam makan siang. “ayo kids, saatnya makan siang." Ucap Clara. “Ayo Cla, kami juga sudah lapar.” Ucap Joe. "Permainannya seru Cla, besok boleh main lagi?" Tanya Cloe. “Tentu saja, besok aku akan mencari permainan yang lain agar bisa bermain lagi ditaman, bagaimana?" "Oke." Jawab Joe dan Cloe antusias. Clara, Joe dan Cloe tiba diruang makan setelah sebelumnya mencuci tangan dan kakinya akibat kotor dari bermain ditaman. Dan Ethan sudah duduk di meja makan menunggu mereka. "Hai kids. Kalian tampak senang, apa yang kalian lakukan tadi ditaman?" ‘Tanya Ethan kepada anak-anaknya setelah mereka duduk di kursi meja makan, “Kami bermain petak umpet daddy, Cla yang mengajari kami." Jawab Cloe ceria. "Dan dia berjanji akan mengajak kami bermain dengan permainan yang baru besok." Lanjut Joe antusias. "Really?" Tanya Ethan sambil menatap Clara Clara yang sebelumnya tersenyum kini menunduk malu saat Ethan menatapnya. "Ya daddy. Tadi sangat seru!” Jawab Joe. "Seharusnya daddy juga ikut bermain, aku yakin kau akan menyukainya dad!" Ucap Cloe bersemangat. "Duduklah bersama kami Cl jukankah aku memerintahkanmu menemani mereka saat mereka sedang makan?" Perintah Ethan, “Baik tuan.” Jawab Clara dan duduk disamping Cloe. Tatapan Ethan mengikuti kemana arah Clara bergerak. Dan Clara memustuskan untuk tidak terlalu perduli dengan itu. "Kau ingin makan pakai lauk apa Cloe?" Tanya Clara kepada Cloe. "I want that chicken and tempe goreng Cla." Jawab Cloe sambil menunjuk ayam goreng dan tempe goreng. Clara tersenyum mendengar kosa kata bahasa Cloe yang masih bercampur antara bahasa Inggris dan bahas Indonesia, sebenarnya Joe juga melakukan hal sama dengan Cloe. Mungkin lain waktu Clara akan mengajari mereka menggunakan bahasa inggris dan bahasa Indonesia yang benar. Setelah mengambilkan makanan untuk Cloe, Clara berdiri dan menghampiri Joe. "Joe, kau mau lauk apa?" “Aku mau that fish dan juga tempe goreng." Jawab Joe. "Cla, maukah kau menyuapi kami seperti tadi pagi?” Tanya Joe malu-malu, Clara menoleh ke arah Ethan meminta persetujuan. Dan dibalas anggukan kepala oleh Ethan sebagai persetujuannya. "Baiklah, Cloe sayang.. bisakah kau pindah ke kursi di sebelahmu?” Ucap Clara kemudian. "Oke...oke... yeeeeaaaaaay aku mau kau setiap hari menyuapi kami Cla!" Teriak girang Cloe saat Clara bersedia menyuapi mereka, "Me too." Ucap Joe menyetujui, "Baiklah, jika kalian berjanji akan makan sayur, aku akan dengan senang hati melakukannya untuk kalian.” "Yaaaaah.... why harus eat sayur?” Tanya Cloe lemas. “Iya Cla, mengapa harus sayur?” Tanya Joe kemudian. "Karena sayur bagus untuk kalian, untuk tubuh kita, Bagaimana? Hm?" Ucap Clara mencoba membuat kesepakatan dengan Cloe dan Joe. "Baiklah aku setuju.” Ucap Joe kemudian. "Kalau Joe sudah setuju, lalu apalagi yang bisa aku lakukan? Baiklah kalau begitu aku juga setuju.” Jawab Cloe dengan muka yang menggemaskan dan membuat Clara tersenyum dibuatnya. Ethan terpesona dengan senyuman Clara, terlebih cara Clara mengajari anak- anaknya. "Baiklah kalau begitu deal.” Ucap Clara kemudian. "Ayo buka mulutmu Joe!" Clara menyuapi Joe terlebih dahulu lalu Cloe kemudian begitupun seterusnya, Ethan makan dengan diam, Ethan lebih memilih melihat dan mengamati interaksi antara anak-anaknya bersama Clara, Clara gadis muda yang cukup cekatan dan telaten, Ethan harus berterima kasih dan mengakui kehebatan mommynya dalam mencari pengasuh untuk Cloe dan Joe kali ini. Ethan terkagum dengan sikap Clara hari ini, meskipun Clara bekerja baru 1 hari, tetapi ia bisa membuat anak-anaknya merasa nyaman dan patuh padanya. "Temui aku setelah kau menidurkan mereka!” Perintah Ethan kepada Clara lalu bergegas dan meninggalkan ruang makan, BAB6 “Temui aku setelah kau menidurkan mereka!" Perintah Ethan kepada Clara lalu bergegas meninggalkan ruang makan, Clara belum sempat menjawabnya dan Ethan sudah pergi meninggalkan mereka diruang makan, Clara mendesah antara cemas, takut dan gugup. "Kau takut pada daddy Cla?” Tanya Joe saat melihat raut kecemasan diwajah Clara. Clara hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Ayo makan lagi, cepat selesaikan makan kalian!" Tok tok tok. Clara mengetuk pintu ruang kerja Ethan saat diberitahu bi Minah bahwa Ethan berada di ruang kerjanya. "Com'in!” "Permisi tuan, apa anda memerlukan bantuan saya?” “Tidak! Aku hanya ingin berbicara denganmu. Duduklah!" Ucap Ethan duduk dari balik meja kerjanya. "Baik." Lalu Clara duduk di kursi di depan meja kerja Ethan. Kini Ethan dan Clara duduk berhadapan dengan dipisahkan meja kerja Ethan diantara mereka. "Apa anak-anak sudah tidur?" Tanyanya basa-basi. “Iya, sudah tuan.” “Ini Kontrak kerjamu, tanda tanganilah!” Perintah Ethan to the point, Clara sedi heran dengan adanya kontrak perjanjian kerja itu, pasalnya ia meminta percobaan selama satu minggu, tetapi baru satu hari kerja dan dia sudah diberikan kontrak kerja oleh Ethan. “Apa boleh saya membacanya dulu tuan?” "Silahkan." Setelah Clara membacanya sekilas lalu mulai menandatangani kontrak kerjanya. Ethan mengambilnya lalu menyimpannya didalam brangkasnya yang berada didalam lemari meja kerjanya. "Bagaimana anak-anakku menurutmu?” Clara tersenyum teringat kelakuan Joe dan Cloe yang menurutnya sangat menggemaskan dan lucu, "Mereka anak-anak yang manis tuan, dan saya beruntung menjadi pengasuh mereka.” Ucap Clara tulus. "That is bullshit! Semuanya tau anak-anakku nakal dan susah diatur. "Jujurlah saja Cla, aku tidak suka dengan seorang penjilat.” Ucap Ethan terdengar muak. Senyuman Clara menghilang digantikan rasa terkejutnya mendengar perkataan Ethan yang telah menyinggung perasaannya. Clara menatap Ethan dengan menahan amarah. "Saya tidak berbohong tuan. Dan saya tidak perlu menjilat siapapun untuk bisa bekerja disini, Perlu anda tau, nyonya Joice yang meminta saya untuk bekerja disini sebagai pengasuh mereka.” Ucap Clara tegas membela harga dirinya, Ethan menaikkan alis kirinya menatap remeh Clara. Clara menghembuskan nafasnya lalu berkata. "Saya berkata jujur, memang saya akui mereka nakal dan suka membangkang, tetapi sebenarnya mereka adalah anak-anak yang manis. Menurut saya, kenakalan mereka tidak luput bahwa mereka seperti itu karena waktu anda yang Kurang bersama mereka, Dan dari cara anda sendiri saat menangani mereka pada saat mereka melakukan kesalahan terlalu keras menurut saya! Padahal mereka masih anak-anak." Ucap Clara sedih, "Kau menyalahkanku?" Tanyanya marah, "Saya hanya mengatakan apa yang saya lihat tuan. Menurut saya mereka kurang perhatian dan kurang kasih sayang dari orang terdekat meraka. Sebaiknya anda sebagai orang tuanya meluangkan waktu untuk mereka walau hanya sebentar!" “Apa kau mengajariku Clara?” Ethan memicingkan matanya terlihat tidak suka, "Lancang sekali kau!" Ucapnya penuh amarah. "Kau hanya pengasuh, lakukan saja tugasmu!" "Anda bertanya dan saya hanya menjawab, maaf jika kata-kata saya telah menyinggung anda, Jika tidak ada yang perlu dikatakan lagi saya undur diri tuan, permisi.” Ucap Clara lalu berdiri dari kursi, "AKU BELUM SELESAI DENGANMU CLA!!!" Teriak Ethan yang juga ikut berdiri, Lagi-lagi Clara tersentak mendengar teriakan Ethan, namun kali ini Clara tidak memperlihatkannya kepada Ethan. Clara terlalu tinggi menjunjung harga dirinya, sehingga kini yang terlihat adalah Clara hanya seorang gadis yang angkuh dimata Ethan. Clara masih berdiri dan menatap Ethan untuk menantangnya dengan sorot mata marah. "Apa seperti ini caramu berbicara dengan majikanmu?" Tanya Ethan ikut terpancing amarah, Clara menghembuskan nafasnya lelah. Yah Clara memang merasa ucapannya tidak pantas kepada Ethan, itu semua hanya didasari oleh rasa marah sesaat karena Ethan menuduhnya sebagai seorang penjilat. “Saya minta maaf tuan. Saya akui saya salah, tidak sepantasnya saya berkata seperti itu kepada anda. Jika tuan tidak menyukai cara saya mengasuh anak-anak anda, saya akan mengundurkan diri.” Ucapnya sambil menunduk. Tanpa Clara tau, Ethan tersenyum merasa menang mendengar permintaan maaf dari Clara, "Kau memintaku memberimu waktu satu minggu, dan apa ini? Baru setengah hari dan kau sudah akan menyerah? Sudah kukatakan kemarin bukan, jika kau memang tidak sanggup sebaiknya tidak usah memulai sama sekali” Clara mengepalkan kedua telapak tangannya disamping pahanya menahan emosi yang sebentar lagi akan meledak. Clara tidak tau bahwa majikannya akan semenyebalkan ini, “Tuan, bahkan jika tuan memberikan saya kontrak harus menjaga mereka seumur hidup saya, saya akan dengan senang hati menerimanya. Yang membuat saya merasa tidak nyaman dan tidak betah bekerja disini adalah karena sifat tuan yang sangat menyebalkan seperti ini." Ucap Clara sambil melotot kepada Ethan. Ethan mengetatkan rahangnya. Memutari mejanya dan menghampiri Clara kemudian menarik lengan Clara agar tubuh Clara berhadapan _kepadanya. “Lancang sekali kau!" Ucapnya penuh penekanan, “Lepaskan saya!" Ucap Clara sambil menyentak lengannya. Ethan maju dan Clara mundur begitu sampai punggung Clara membentur rak buku yang ada di belakangnya. "Kau gadis kecil, apa perlu mulutmu harus ku ajari bagaimana cara berbicara yang sopan kepada majikanmu?" Ucap Ethan sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Clara. “Ti..tidak perlu..sa.saya mengundurkan diri mulai dari sekarang.” Ethan hanya tersenyum miring mendengar perkataan Clara, Lalu Clara dengan kasar mendorong dada Ethan. Karena Ethan tidak menyadari gerakan tiba-tiba dari Clara, tubuh Ethan terdorong satu langkah kebelakang. Ethan menangkap telapak tangan Clara yang ada didadanya lalu menekannya disamping kepala Clara untuk mengukungnya. “Kau lupa sudah menandatangani kontrak itu Cla." Ucap Ethan diatas bibir Clara, “L..itu ko...kontrak kerja biasa, anda merobeknya!" Ethan tertawa lalu bergerak mundur kemudian berjalan kearah brangkas tempatnya menyimpan kontrak itu. Ethan mengambilnya dan berjalan ke arah mesin fotokopi yang berada tak jauh dari meja kerjanya lalu mengkopi berkas itu dan memberikannya kepada Clara. "Bacalah lagi saat kau senggang Cla! Jika ada yang ingin kau tanyakan kau bisa mencarikut!" Ucap Ethan dengan tersenyum licik. "Saya sudah membacanya, saya tidak perlu lagi membaca ulang!" "Kau yakin? Aku rasa kau melewatkan satu point dalam konrak itu Cla, jika aku jadi kau, aku akan membacanya ulang." Tanpa membuang waktu lagi Clara membaca ulang kontrak itu, Tangan Clara gemetar setelah membaca ulang berkas itu. “Ba.bagaimana © mungkin, _ta.tadi_ tidak = ada_—perjanjian ini?” "Anda menjebak saya?" Ucap Clara marah. "Kau yang tidak teliti, mengapa menyalahkanku?" ‘Tanpa sepengetahuan Clara, Ethan sudah menyiapkan satu lembar kontrak dengan menambahkan 1—=operjanjian’~—lagi_~—diurutan.—paling-~—bawah, “Clara sebagai pihak ke dua hanya bisa berhenti jika dia menikah. Dan jika Clara melanggar perjanjian itu maka pihak pertama berhak memberikan sanksi apapun yang pihak pertama inginkan.” Itulah isi dari point terakhir. Dan dengan kepintaran Ethan, di kertas paling akhir yang ditanda tangani oleh Clara hanya diisi dengan peraturan dan jam kerja Clara, Sehingga, Ethan bisa mengganti isinya dengan mudah. “Tapi saya yakin tadi tidak ada point itu." Ucap Clara panik. "Kontrak sudah dibuat Cla, dan kau sudah menandatanganinya. Aku sudah selesai denganmu, kembalilah bekerja! Oh ya satu lagi, kau bisa menyimpan salinan kontrak itu." Clara menatap Ethan dengan tatapan marah dan pergi meninggalkan Ethan begitu saja. Ethan tersenyum merasa menang. "Kau sudah ada digenggamanku Cla." "Kau milikku sekarang.” BAB7 Pukul 8.10 pm, Joe dan Cloe sudah tertidur dikamar mereka. Itu tandanya jam kerja Clara sudah berakhir. Clara meninggalkan kamar mereka dan berjalan menuju ke arah kamarnya. Aaah... lelah sekali hari ini.” Batin Clara sambil menautkan jemari tangannya dan menarik lengannya ke depan, lalu berjalan menuju ke arah kamarnya. “Cla!” Panggil Nana saat melihat Clara di lorong menuju kamar mereka. Clara menengok dan mendapati Nana sedang berjalan kearahnya. “Na, jam kerjamu juga sudah selesai juga?" “Iya, kebetulan bertemu denganmu disini. Ayo aku kenalkan kau dengan yang lai Sebenarnya Clara merasa lelah, tetapi ajakan Nana untuk bertemu dan mengenal para pelayan dirumah ini tidak bisa ia tolak. "Ayo." Katanya mengiyakan. "Bagaimana hari pertamamu Cla? Aku tidak menyangka kau bisa melewati hari ini, sepertinya Nona dan tuan muda tidak menjahilimu, sukurlah mereka terlihat menyukaimu. Kami semua sampai khawatir jika nasibmu akan sama seperti para pengasuh yang lainnya.” Ucap Nana sambil tersenyum. "Cukup lelah tetapi aku senang, mereka anak-anak yang manis. Aku bisa mengerti mengapa mereka bisa sampai bertingkah seperti itu. Aku hanya perlu bersabar mendekati mereka agar mereka menjadi anak-anak yang penurut. “Kau hebat Cla, bahkan tadi kami lihat baru beberapa jam saja kau sudah bisa mengendalikan mereka." "Kau berlebihan Na.” Ucap Clara sambil tertawa. "Kau memang benar hebat Cla, seandainya kau tau nasib para pengasuh sebelum- sebelumnya, Aku yakin kau tidak akan pernah mau untuk mencoba menjadi pengasuh mereka, Nah itu mereka." Kata Nana saat melihat para pelayan berkumpul diruang makan khusus pelayan, "Semuanya.... mohon perhatiaanya! Perkenalkan ini pengasuh baru namanya Clara.” Kemudian Nana mengajak Clara untuk berkenalan dengan satu persatu orang yang bekerja dirumah itu. "Bi Minah... tentu kau sudah mengenalnya kan Cla, dia kepala pelayan dan koki disini, masakannya tidak usah diragukan lagi kelezatannya. Bi Minah benar-benar koki yang hebat.” “Iya, kau benar masakannya memang lezat, aku sudah mencicipinya saat makan siang tadi.” Jawab Clara sambil tersenyum ke arah bi Minah. “Kalian terlalu memujiku." Ucap bi Minah sabil tertawa. “Ini pak Iskandar dan ini pak Samsul, mereka adalah security disini Cla, mereka shift siang dan shift malam sedangkan shift pagi ada pak Mu'in besok akan aku kenalkan kau padanya.” Lanjut Nana setelahnya. “Aku sudah mengenal pak Mu'in kemarin Na." Jawab Clara setelah menjabat tangan pak Islandar dan pak Samsul. “Oh oke.” Lalu Nana melanjutkan memperkenalkan Clara ke yang lainnya. "Ini bi Ani dan mbak Yanti, mereka bagian cuci dan setrika. Semua yang ada dari baju, tirai, sprei dan semuanya linen disini itu adalah bagian mereka, kecuali punya pelayan ha ha... kita memcucinya sendiri.” “Iya.” Ucap Clara ikut tertawa. “Irma, Mbak Nora, Risty dan aku adalah bagian bersih-bersih bagian di dalam rumah.” Saat menyalami Risty, Clara merasa Risty tidak menyukainya. Pasalnya Risty terkesan jutek dan judes saat berkenalan dengannya. Tetapi Clara mengabaikannya. Mungkin hanya perasaannya saja, pikir Clara. "Mbak Anti, Mega dan Sari, mereka bagian bersih-bersih dibagian luar rumah. Nah itu pak Yanto tukan kebun kita, Dia juga suami dari bi Ani.” Clara tersenyum dan menjabat tangan pak Yanto. “Ini Agus supir tuan Ethan, Dan ini Norman asisten tuan Ethan." Kami semua tinggal disini.” Clara takjub dengan banyaknya orang yang bekerja disini, sudah Clara ingat-ingat tetapi masih lupa dengan sebagian nama mereka. Clara akan mengingatnya nanti. Lalu mereka berpamitan dan Nana mengajaknya untuk makan malam. “Ayo Cla kita makan, aku menunggumu untuk makan malam bersama.” Ajak Nana, “Kau tidak perlu menungguku Na.” "Aku yakin kau pasti masih malu dan kikuk dihari pertamamu, karenanya aku menunggumu Cla, aku lihat siang tadi kau juga makan dengan sedikit. “Iya, terima kasih Na, kau baik sekali kepadaku.” "Sudah, biasa saja. Aku hanya senang memiliki teman seumuran denganku he he. Kelihatannya kau capek hari ini, aku akan mengajakmu berkeliling besok saja, bagaimana?" “Iya, memang aku lelah hari ini. Aku setuju besok saja kita berkeliling,” "Ayo kita makan! Aku sudah sangat lapar." Ucap Nana sambil mengusap-usap perutnya. “Baik.” Jawab Clara tertawa melihat tingkah Nana. Sesampainya dikamar, Clara mengambil ponselnya dari laci meja nakasnya dan menghidupkan ponselnya. Ada panggilan tak terjawab dari Bella dan beberapa pesan whatsapp yang juga dari Bella. Clara membaca pesannya dan membalas pesannya kemudian, "Maaf Bel, aku mematikan ponselku saat bekerja, dan aku sangat lelah hari ini, aku akan meneleponmu besok pagi. Miss u so much dari.” Isi pesan whatsappnya untuk Bella. Setelah meletakkan kembali ponselnya, Clara mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi khusus pelayan, Dan setelahnya Clara tertidur tak lama saat kepalanya menyentuh, bantal. Hari yang melelahkan buatnya. "Pagi anak-anak, ayo cepat kalian mandi!" Ucap Clara sesaat setelah membangunkan Joe dan Cloe. “Pagi Cla." Ucap Joe dan Cloe hampir bersamaan. “ayo siapa duluan yang mau mandi? Apa kalian akan suit lagi?” “aku duluan!" Ucap Joe cepat. "Tidak..tidak... aku yang akan mandi duluan!" "Aku..." Ucap Cloe. Begitu terus selama beberapa menit hingga sampai Clara harus memutuskan mereka untuk melakukan suit saja, Dan suit dimenangkan oleh Joe. “Nah kalian sudah keren sekarang, ayo sebaiknya kita cepat menuju ruang makan, tunjukkan pada daddy, bahwa hari ini kalian tidak terlambat untuk sarapan! Boleh aku tau, apa yang membuat kalian bersemangat pagi ini?" Tanya Clara penasaran. "Kau berjaji akan mengajak kami bermain ditaman hari ini Cla. Jangan-jangan kau lupa?" Tanya Cloe cemberut. "Oh ha ha ha... mana mungkin aku lupa. Ayo, kalau begitu kita keruang makan sekarang!” "Memangnya kita nanti akan bermain apa Cla?" Tanya Joe. "Masih rahasia.” Jawab Clara sambil mengusap rambut Joe, dan Joe tampak menyukainya, "Baiklah, aku harap itu bagus." Ucap Joe. "Kita lihat saja nanti, apa kalian akan menyukainya.” Jawab Clara sambil tersenyum. Di dalam ruang makan, Ethan yang sudah rapi dengan pakaian kantornya, sudah menunggu mereka untuk sarapan bersama, “Wow, kalian tidak terlambat sarapan kali ini. Bagus kids. Kalian hebat." Ucap Ethan senang. "Thanks dad." Jawab Joe. “Terima kasih daddy." Jawab Cloe. Seperti biasa, Clara melayani makan untuk Cloe dan Joe dan menyuapi mereka. Dari sudut matanya, Clara mengetahui bahwa Ethan sedang mengawasi gerak-geriknya, Clara memilih mengabaikannya saja. Memang setelah pertemuannya dengan Ethan kemarin, Clara memutuskan memilih mengabaikan keberadaan Ethan setelahnya dan itu membuat Ethan kesal setengah mati. “Kalian sudah selesai sarapan?" Tanya Ethan kepada anak-anaknya. "Sudah daddy." Jawab Joe dan Cloe bersamaan. "Baiklah, daddy akan berangkat ke kantor, beri daddy pelukan dan ciuman!" Pinta Ethan kepada Joe dan Cloe. Kemudian Joe dan Cloe berhambur memeluk Ethan dan berebut menciumi pipi Ethan. “Ha ha ha... thank's kids, jangan nakal dan turuti semua perkataan Clara! Oke!" "Oke daddy.” Jawab mereka. Lalu Ethan menatap ke arah Clara. "Dan kau Clara." Clara menatap Ethan saat namanya disebut. "Sampai jumpa anti." Ucap Ethan sambil tersenyum miring kemudian menciumi pipi anak-anaknya dan bersiap untuk pergi ke kantornya, BABS “MOMMY! eriak Joe dan Cloe sambil berlari saat melihat Sofia, mommy mereka datang mengunjungi mereka. "Sayang-sayangku, mommy sangat merindukan kalian.” “Me too mom." Jawab Cloe dan Joe. “Hail” Sapa Sofia ramah kepada Clara. "Kau pengasuh baru mereka?" Tanya Sofia. “Iya nyonya, Saya baru dua hari ini bekerja disini sebagai pengasuh mereka.” Jawab Clara sambil tersenyum. "Dua hari? Berarti kau istimewa.” Ucap Sofia sambil tersenyum lembut kepada Clara. Clara hanya tersenyum yang sebenarnya tidak memahami maksud dari perkataan Sofia, "Apa yang mommy bawa?" Tanya Cloe saat melihat dua box besar yang mommy mereka bawa. "Buka saja!" Jawab Sofia, "Yang mana untukku mom?" Tanya Joe tidak sabar. "Yang biru punyamu Joe, dan yang pink punya Cloe." Jawab Sofia. "Yeaaaaay.... mobil remot control. Thank's mommy. Aku sayang mommy. Muach.” Ucap Joe terlihat senang dan menghadiahi mommynya dengan ciuman dipipinya. “Wow... rumah barbie. Terima kasih mommy, aku sangat menyukainya. Aku juga sayang mommy, Muach." Cloe melakukan hal yang sama dengan apa yang Joe lakukan. "Bagaimana kabar daddy kalian sayang?" "Masih sama seperti biasanya mom, masih galak dan suka berteriak.” Jawab Cloe dengan cueknya. "Apa daddy kalian baik-baik saja?" "Kurasa daddy baik, selama daddy masih suka berteriak itu tandanya daddy sehat mommy." Jawab Joe polos sambil memainkan mainan mobil barunya dan membuat Sofia tertawa begitupun dengan Clara yang memilih menahan tawanya merasa tidak enak dengan Sofia karena ikut menertawakan mantan suaminya. Clara menatap Sofia dan terpukau dengan kecantikan yang sofia miliki, “Cantik sekali dan ramah. Nyonya Sofia juga lemah lembut. Mana mungkin nyonya Sofia berselingkuh? Dan dia juga terlihat masih sangat mencintai tuan Ethan. Sayang sekali mereka harus bercerai." Batin Clara, “Apa anak-anakku menyusahkanmu?" Tanya Sofia disela-sela waktunya bermain dengan Joe dan Cloe dan membuat Clara tersentak dari lamunannya. "Tidak nyonya, mereka adalah anak-anak yang mani * Jawab Clara terlihat tulus. Apa kau tau, hanya kau yang mengatakan mereka anak-anak yang manis.” Ucapnya sambil tertawa. "Mereka tidak pernah menjahili saya nyonya, mereka baik dan penurut.” "Benarkah?" Tanya Sofia heran. "Kau terlihat masih sangat muda, tentu kau belum banyak pengalaman mengasuh anak-anak bukan? Berapa usiamu?" “Saya 18 tahun nyonya, baru lulus sma tahun i pengalaman pertama saya.” "Wow, kau benar istimewa kalau begitu." Pujinya tulus sambil tersenyum, "Terima kasih nyonya.” "Apa Ethan menyulitkanmu?” Tanya Sofia kemudian, “Iya.” Clara ingin mengatakan itu, tetapi yang keluar dari mulutnya adalah, "Tidak nyonya." Ucap Clara sedikit ragu dan Sofia mengetahuinya lalu tersenyum. "Mantan suamiku sedikit kaku Clara, tetapi sebenarnya dia adalah orang yang baik.” ‘Ada raut kerinduan yang terlihat dari raut wajah Sofia, Lalu Clara memilih tersenyum untuk menjawab perkataan Sofia. Baiklah, aku tidak bisa berlama-lama disini, Mantan suamiku tidak mau bertemu denganku, sebaiknya aku pergi sebelum dia pulang kantor sore ini, Atau kau akan mendengar teriakannya yang mengerikan itu ha ha." Ucap Sofia sambil tertawa yang Clara tau sebenarnya Sofia merasa sedih saat mengatakannya. Clara ikut sedih mendengarnya. Nyonya Sofia benar-benar terlihat sangat baik dan ibu yang penuh Kasih sayang kepada anak-anaknya. Sungguh sangat disayangkan mereka harus berpisah. "Anak-anak, mommy pulang dulu ya! Mommy akan usahakan datang menemui kalian sesering mungkin. "Mengapa mommy tidak tinggal bersama kami saja seperti dulu?" Tanya Cloe sedih. "Maaf sayang, mommy tidak bisa. Tepatnya daddy kalian yang tidak mau." Jawab Sofia tersenyum meskipun matanya terlihat sebaliknya. "Mommy bisa tidur bersama kami." Kata Cloe kemudian, "Bagaimana kalau kami yang memintanya langsung pada daddy?" Kata Joe menimpali. “Jangan sayang, mommy tidak mau daddy marah pada kalian. Tidak apa-apa mommy akan sering kesini saat daddy berada di kantor oke.” "Janji mom?" Kata Cloe. "Mommy janji." Lalu Sofia memeluk Joe dan Cloe dan berpamitan kepada Clara. "Senang mereka mempunyai pengasuh sepertimu Clara. Jaga mereka untukku! Terima kasi ”" Ucap Sofia pada Clara sesaat sebelum ia pergi Clara mengangguk sebagai jawabannya dan berjalan hendak mengantar Sofia keluar tetapi Sofia menolaknya. "Tidak perlu Cla, aku bisa keluar sendiri Kau bersama mereka saja!" "Baiklah nyonya hati-hati.” Sofia mengangguk dan berlalu pergi. Hari ini Clara merasa senang, pasalnya orang yang dihindarinya tidak berada dirumah seharian ini, Entah lembur atau ada urusan lain diluar rumah Clara tidak perduli, Yang terpenting bagi Clara dia terbebas dari pandangan Ethan yang selalu membuatnya sesak. "Nana!" Clara menghampiri Nana yang sedang memasukkan alat bersih-bersihnya kedalam lemari tempat penyimpanan berbagai alat kebersihan. “Cla, tuan muda dan nona muda sudah tidur?" Tanya Nana, "Ya, dan jam kerjaku sudah selesai." "Benarkah? Cepat sekali mereka tidur. Ini bahkan belum ada jam setengah 8." "Mungkin mereka terlalu lelah bermain sore ini." Jawab Clara kemudian. “Baiklah Cla, tunggu aku slesai jam 8 ini oke. Kau bisa makan malam dulu, nanti aku akan menyusulmu!" "Kita makan bersama saja Na, tidak apa aku akan berjalan-jalan ditaman sambil menunggumu." "Oke." Lalu Clara menuju taman yang berada di belakang rumah, berjalan ke arah bangku taman yang tampak terlihat nyaman dan Clara memutuskan untuk duduk disana. Taman itu luas, ada beberapa tanaman bunga dan pepohonan dengan letak yang terpisah. Meskipun luas, Clara sudah familier dengan taman itu karena dua hari ini sudah bermain bersama Joe dan Cloe ditaman ini pada saat siang atau sore hari. “Berapa luas taman ini? Begitu banyak bunga dan tanaman lain. Apa pak Yanto tidak kelelahan mengurust ini semua sendiri?” Batin Clara. Clara bangkit dari kursi taman itu dan berkeliling sendiri sambil menikmati indahnya malam ini. “Huh... ternyata dingin, sebaiknya aku masuk saja." Ucapnya lalu berjalan ke arah kolam renang dan berniat masuk dari pintu penghubung antara kolam renang dan ruang keluarga. Karena jika harus lewat pintu samping, Clara harus memutari taman itu lagi dan pastinya akan kedinginan lebih lama lagi. Clara tidak mau itu, “Suara apa itu?" Tanya Clara dalam hati kemudian berusaha mendekati sumber suara. "Aaaah.... eeemmmmppphhh..... Sayaaaaang...” Terdengar suara erangan dan rintihan yang keluar dari mulut seorang wanita yang saat ini sedang duduk diatas pangkuan Ethan dengan baju bagian atas yang sudah melorot sampai kepinggang, mulut yang saling menempel dan tangan Ethan yang bergerak meremas kedua payudara wanita itu. "Ya tuhan." Ucapnya lirih lalu bersembunyi dibalik pohon besar yang berada tepat di sampingnya. Clara berdiri gemetaran dan memejamkan matanya. Kedua tangannya menutupi kedua telinganya, "Ya tuhan." Bisiknya lagi. Clara berdiri dengan posisi seperti itu sampai saat Clara menyadari kakinya terlalu lelah untuk berdiri dan dia membuka sedikit telinganya untuk mendengarkan apakah mereka masih melakukannya atau tidak. Saat dirasa sudah tidak ada suara apapun, Clara menurunkan tangannya dan membuka matanya untuk mengintip ke tempat dimana Ethan dan wanita itu berada. "syukurlah, mereka sudah pergi. Fiuuuh.... " Ucapnya sambil menghembuskan nafasnya lega. Clara membalikkan badannya dan "Aaakkhhh..." Clara terpekik kaget saat dia menabrak dada bidang seorang laki-laki yang berdiri tepat didepannya. “Mau kemana gadis pengintip?” “Tu...tuan?" BAB9 Ethan pulang cepat dari kantor hari ini, tetapi tidak langsung pulang ke rumah. Miranda kekasih Ethan menghubunginya dan memintanya untuk menemuinya di apartemennya. Dengan senang hati Ethan menghabiskan sore harinya bersama Miranda di atas ranjang di dalam kamar apartemen milik Miranda, sebelum akhirnya memutuskan pulang kerumah setelah matahari sudah tak terlihat lagi. Saat melihat Ethan akan pulang, Miranda merayu Ethan untuk membawanya ikut serta pulang bersamanya, Miranda menjanjikan pada Ethan akan melanjutkan aksi mereka yang tampaknya masih belum tuntas. Dan Ethan menyetujuinya dengan antusias. Ethan mengenal Miranda saat berada di dalam club malam sekitar 3 bulan yang lalu. Mereka mulai menjalin hubungan satu bulan setelah berkenalan di club malam waktu itu. Miranda wanita yang cantik, sexy dan menggairahkan. Dan Ethan suka dengan Miranda yang menjadi agresif dan liar saat berada di atas diranjang. Miranda seorang model ternama, Dari awal Ethan tidak pernah manjanjikan apapun kepada Miranda, mereka sepakat dengan itu, walaupun sebenarnya Miranda berharap lebih pada hubungan mereka. Miranda berharap Ethan akan berubah pikiran kelak suatu hari nanti dan mau menikahinya. Miranda sering datang ke rumah Ethan. Tetapi tidak pernah sampai menginap disana. Ethan tidak mau memperlihatkan kelakuan bejatnya kepada anak-anaknya, yah ig kali Ethan dan memastikan terlebih dahulu, bahwa anak-anaknya sudah tidur dan berpesan kepada para walaupun s nda bercumbu di dalam rumah, tetapi Ethan akan pelayan dirumahnya untuk tidak mengganggunya saat bersama dengan Miranda. Dan setelahnya Ethan akan mengantar Miranda pulang ke apartemennya. Tetapi sialnya malam ini, Clara memergoki mereka saat sedang bercumbu dengan panasnya di kursi kolam renang. Secara tak sengaja Ethan melihatnya saat Clara berusaha bersembunyi dibalik pohon. Dan mood Ethan menjadi rusak karenanya. Ia meminta Miranda pulang dan menyuruh Agus untuk mengantarnya, "Tu..tuan.” Ethan berdiri menjulang didepan Clara dengan posisi tangan berada disaku celananya, Clara yang tinggi badannya hanya sampai sebatas pundak Ethan sampai harus mendongak untuk menatap wajahnya, Clara menelan ludah antara gugup dan takut, campur aduk karena sudah ketahuan mengintip Ethan dan kekasihnya yang sedang bermesraan di kursi pinggir kolam renang, walaupun secara tidak disengaja. “Apa saja yang sudah kau lihat?” Tanya Ethan dengan ekspresi datarnya yang membuat Clara merasa terintimidasi, apalagi saat ini posisi Ethan yang seperti mengukungnya memposisikan Clara diantara tubuhnya dan pohon besar yang ada di belakang Clara. “Semuanya.” Batin Clara ingin berteriak. "Sa..saya hanya melihat sedikit, itupun tidak disengaja tu..tuan.” Ucap Clara terdengar ketakutan, "Kau tau? Kau sudah merusak moodku saat bersama kekasihku tadi.” Ucapnya lirih tetapi terdengar menakutkan bagi Clara. Ma. maafkan sa...saya tuan! Sa...saya benar-benar tidak sengaja." Ethan mendekatkan bibirnya ketelinga Clara dan berbisik kepadanya. "Kau harus bertanggung jawab! Buat moodku kembali bagus Cla! Sebagai gantinya kau harus memaniku malam ini!" Clara melebarkan matanya lalu mendorong dada Ethan. Ethan terdorong satu langkah kebelakang lalu menyipitkan matanya kemudian berjalan mendekat ke arah Clara, menghimpitnya hingga tidak ada lagi ruang diantara mereka. “Tu..tuan. Sebaiknya anda minggir atau sa..saya akan berteriak!" “Dasar buaya, sudah punya kekasih masih juga merayuku!" Batin Clara kesal tetapi tidak berani mengutarakannya secara langsung. "Coba saja!" Ucap Ethan lalu menaruh kedua telapak tangannya di tengkuk Clara kemudian mendongakkan wajah Clara dan "cup", Ethan mencium bibir Clara dan melumatnya kasar. Clara memberontak sekuat tenaga berusaha melepaskan diri dari Ethan. Segala macam cara ia lakukan sampai memukuli tangan dan bahu Ethan namun semuanya nihil. Hingga, "Aaaahhbh.... fuauuuuck! Fuuuck...fuuuuck!” Umpat Ethan membungkuk sambil memegang selakangannya dan bertumpu pada pohon yang sebelumnya ia gunakan untuk mengukung Clara. Clara menggunakan kesempatan itu untuk berlari sekuat tenaga, sampai kalimat Ethan menghentikannya. "You broke my stuff Cla!" Ucapnya sambil menggeram menahan sakit. Clara menengok kebelakang dan melihat Ethan benar-benar terlihat kesakitan, padahal tadi lutut Clara tidak sengaja mengenainya dengan pelan. Clara menghampirinya berniat membantu Ethan dan meminta maf. "Maafkan saya tuan, apa sangat sakit?" Tanyanya khawatir. "Menurutmu?" Ucapnya sengit. "Maaf, saya tidak sengaja.” “Huh..!" Ethan hanya mendengus kesal. Clara terlihat sangat merasa bersalah karenanya. Dan Ethan memanfaatkan kesempatan itu untuk mencuri kesempatan untuk mengerjai Clara. Memang sakit, tapi lutut Clara mengenai selakangan Ethan tak begitu keras. Sehingga tak berapa lama rasa sakit itu sudah berkurang, "Apa kau tau pentingnya ini untuk seorang laki-laki?” Tanya Ethan sambil menunjuk selangkangannya. Ini masa depan kami, Dan kau telah menghancurkannya.” Clara. menelan Judahnya ketakutan dan hampir menangis karenanya. Dia pernah melihat adegan seperti itu di TV dan iya mereka terlihat kesakitan saat selakangan mereka kena tendang. "Tetapi itu di TV, mereka kan hanya berakting." Tapi tak urung Clara meminta maaf juga. “Maafkan saya tuan, apa yang harus saya lakukan?" Saya benar-benar tidak sengaja.” "Mengapa aku sial sekali malam ini?” Batin Clara. "Kau harus membantuku memastikannya terlihat baik-baik saja!” “Baik tuan, saya akan mengantar anda kerumah sakit.” “Antar saja aku ke kamarku!" “Tapi tuan?" "Just do it Cla!" "Baik tuan.” "Got you Cla!” Batin Ethan senang. Kemudian tanpa disuruh lagi, Clara langsung membantu memapah Ethan berjalan kembali ke kamarnya, "Apa anda yakin tidak ingin ke rumah sakit?" “Turuti saja apa mauku Cla! Jangan banyak bertanya!” Clara menutup mulutnya rapat-rapat dan tanpa sadar menahan nafasnya saat melihat Ethan meringis kesakitan, walau sebenarnya hanyalah akting Ethan untuk membuatnya terlihat meyakinkan, “Apa tadi aku mengenainya sekeras itu sampai tuan Ethan sangat kesakitan? Ya tuhan Cla, habis kau kali ini.” Batin Clara ingin menangis. Clara membantu Ethan duduk dipinggir kasurnya, Lalu kembali_ menunduk ketakutan, "Kemari Cla!" Perintah Ethan menyuruh Clara mendekat. Clara menurut dan mendekat ke arah Ethan. "Apa yang harus saya lakukan tuan?" ‘Tanyanya menunduk sambil menahan tangis. Ethan menyeringai puas. "Kau harus bertanggung jawab membuatnya berfungsi secara normal lagi!” "Hah?" Clara terkejut dan melotot menatap Ethan dengan mulut ternganga. “Apa? Kau tidak mau? Bagaimana kalau kekasihku merasa kecewa padaku lalu meminta putus?” "Ba..bagaimana ka..kalau anda meminta bantuan kepada kekasih anda untuk masalah itu tuan?" Ucap Clara memelas. “Jadi kau ingin membuatku malu didepannya hm? Dengan menunjukkan ketidak mampuanku memuaskannya diranjang?” Bu..bukan begitu." Ucapnya panik dengan wajah merona karena ucapan frontal Ethan mengenai masalah yang berhubungan dengan ranjang. Lalu Clara tersadar, "mungkinkah Ethan mengerjainya? Ia yakin lututnya tak sekeras itu saat mengenai selakangannya." "Saya akan bertanggung jawab dengan mengantar anda ke rumah sakit." Ucap Clara tegas. Ethan mengetatkan rahangnya. "Sialan, harus putar otaki.” Pikirnya. "Tapi aku mau kau yang menyembuhkannya, Kau hanya perlu menyentuhnya dan memastikan ia bisa berdiri dengan tegak kembali!” Clara menatap Ethan dengan jijik. "Anda gila! Meskipun saya belum pernah menikah dan belum pernah berpacaran, tetapi saya tau itu tidaklah benar. Apa anda mengerjai saya?" "Ha ha ha.. baiklah! Kita akhiri permainan ini!" Ucap Ethan lalu berdiri melangkahkan kakinya mendekati Clara. "jadi tadi itu adalah ciuman pertamamu?" Clara hanya terdiam menatap Ethan dengan pandangan marah, saat ia teringat first kissnya diambil paksa oleh pak tua yang berada didepannya ini, Ethan semakin mendekat ke arah Clara, Dilihat dari cara berjalannya yang terlihat biasa saja, kini Clara yakin Ethan benar-benar mengerjainya. “sial, dia benar-benar mengerjaiku!" Batinnya. Clara mundur setiap langkah kaki Ethan berusaha mendekat ke arahnya. "Tetap disana tuan!" "Kau mulai berani memerintahku?" Tanyanya dengan memamerkan smirknya. Langkah mundur Clara terhenti saat menabrak tembok yang ada dibelakangnya. Ethan semakin melebarkan senyumnya saat ia berhasil kembali mengukung Clara dengan menaruh tangannya disisi kepala Clara dan menghimpit tubuh Clara dengan tubuhnya. "Got you Cla!" Bisiknya ditelinga Clara lalu mengendus leher Clara, menikmati aroma tubuh Clara yang memabukkan yang ternyata Ethan sangat menyukainya, Aroma mawar yang lembut. "Not yet sir!" Ucap Clara sambil kembali melayangkan lututnya ke arah selakangan Erhan, Dan kali ini lebih kencang dari sebelumnya, lalu Clara mendorong Ethan dan berlari keluar kamar Ethan tanpa memperdulikan Ethan yang meraung kesakitan didalam kamarnya. "Fuuuuuckkkk.. brengsek...! Aaaaaahhhhhhh.....Fuuuccccckkkk.. damn you Cla!" Shit..shit...shit..1 Clara you're gonna pay it!" Geram Ethan dengan muka memerah menahan sakit dengan suara yang terdengar menakutkan, tetapi Clara sudah tidak perduli Jagi dan tetap berlari menjauh dari kamar Ethan, "Rasakan, kali ini aku tidak akan termakan tipuanmu!” Balas Clara bersungut- sungut. Dasar buaya tua mesum!" BAB 10 Seperti biasa, Ethan sudah menunggu anak-anaknya di meja makan untuk sarapan bersama mereka. Tetapi kali ini, sebenarnya Ethan lebih menantikan untuk bertemu dengan Clara di pagi hari ini. Ethan memperhatikan Clara saat Clara masuk keruang makan berjalan sambil mengobrol bersama Cloe dan Joe dengan bergandengan tangan. Tanpa disadari Ethan tersenyum ke arah mereka. Clara sengaja tidak mau menatap Ethan sama sekali, karena Clara masih marah kepada Ethan atas kejadian semalam saat Ethan mengerjainya, ia memilih mengabaikan Ethan dan memilih mengobrol dengan Cloe dan Joe untuk menghindari tatapan Ethan yang ia tau mengarah kepadanya. Kecuekan Clara itu membuat mood Ethan drop seketika. "Morning kids.” Sapa Ethan kepada anak-anaknya tetapi tatapannya masih ke arah Clara. “Morning dad." Ucap Joe. "Morning daddy.” Ucap Cloe kemudian, Saat akan mengambil nasi untuknya sendiri, ponsel Ethan berdering. Drrrtt drrrtt drrrtt. Ethan menatap layar ponselnya untuk mengetahui siapa yang meneleponnya pagi ini dan mengganggu sarapannya. Ternyata nama Miranda yang muncul dilayar ponselnya. Sebelum berdiri untuk mengangkat ponselnya, Ethan berkata kepada anak-anaknya. “Lanjutkan makan kalian kids, daddy akan menerima telepon sebentar." "Oke daddy." Jawab Joe dan Cloe.

You might also like