You are on page 1of 27

Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 98-106

Jurnal MIPA
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JM

PROFIL PROTEIN SUSU DAN PRODUK OLAHANNYA

R. Susanti1  E Hidayat2

1Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia


2SD Negeri 1 Suka Mulya, Kecamatan Lemong, Pesisir Barat, Lampung

Info Artikel Abstrak


_______________________ __________________________________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar protein dan profil protein pada beberapa susu (susu kedelai,
Diterima Agustus 2016 susu kambing) dan olahannya (yogurt, tofu). Kadar protein diukur dengan metode Lowry, sedangkan profil
Disetujui September 2016 protein dianalisis menggunakan SDS PAGE. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Kadar protein
tertinggi pada sampel yang dianalisis terdapat pada produk yogurt A (579,5 mg/ml), disusul susu kedelai
Dipublikasikan Oktober
(289,99 mg/ml) dan susu kambing (133,1 mg/ml). Analisis profil protein terlihat pita protein dengan mobilitas
2016
terendah sampai tertinggi terletak pada berat molekul 14-150 KDa. Pita protein khas yang hanya dimiliki susu
_______________________ kambing adalah pita 150kDa. Sementara pita protein khas yang hanya dimiliki susu kedelai adalah pita 44 kDa
Keywords: dan 55kDa. Pita protein yang khas hanya dimiliki yogurt A (dengan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus) adalah pita 65Da. Semua jenis susu dan olahannya memiliki pita 70kDa, kecuali
protein profile; milk;
susu kedelai. Profil protein susu kedelai dan tofu menunjukkan profil protein yang sangat berbeda, namun
dairy product
keduanya memiliki pita 18kDa.
_____________________________

ABSTRACT
__________________________________________________________________________________________
This study aimed to observe protein level and profiles on some milks (soy milk, goat's milk) and dairy (yogurt, tofu)
product. Protein content was observed by Lowry method, whereas the protein profiles were analyzed by
polyacrylamide gel electrophoresis. Data were analyzed descriptively. The highest protein content of the observed
sample was in yogurt A products (579,5 mg/ml), followed by soy milk (289,99 mg/ml) and goat's milk (133,1
mg/ml). Analysis of protein profiles showed protein bands with lowest to highest mobility lies in the molecular
weight of 14-150 KDa. Typical protein band of goat's milk was a 150kDa band. While the typical protein bands of
soy milk were 44 kDa and 55kDa band. The typical protein band of yogurt A (with Lactobacillus bulgaricus and
Streptococcus thermophillus bacterium) was 65Da. All types of milks and dairy had 70kDa band, except for soy
milk. Protein profile of soy milk and tofu was very different, but both had 18kDa band.

© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 0215-9945
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229

98
R. Susanti & E Hidayat / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 98-106

PENDAHULUAN antimikroba utama dalam susu adalah


imunoglobulin, laktoferin, laktoperoksidase dan
Kesadaran akan pentingnya kualitas hidup lisozim (Tanaka 2007). Mekanisme antimikrobial
menuntut masyarakat untuk cenderung mencari imunoglobulin (IgG, IgM dan IgA sekretori)
produk-produk pangan alami demi menjaga melibatkan reaksi antigen-antibodi.
kesehatan. Produk pangan alami tersebut antara Selain protein-protein pada susu dengan
lain bahan pangan fungsional asal tanaman atau manfaatnya, seperti diungkap sebelumnya, susu
hewan. Susu adalah cairan biologis yang dihasilkan juga mengandung protein allergen. Susu sapi
mamalia, untuk memenuhi semua kebutuhan gizi mengandung lebih dari 20 protein (alergen) yang
anaknya yang baru lahir. Susu mengandung dapat menyebabkan reaksi alergi (Docena et al.
karbohidrat (laktosa), protein, lemak, vitamin, dan 1996). Susu sapi merupakan salah satu makanan
mineral yang dibutuhkan tubuh (Safitri & alergen yang paling umum pada anak-anak, terjadi
Swarastuti 2011). Namun komposisi susu berbeda- 0,3-7,5% dari populasi bayi (Carroccio et al. 2000).
beda untuk spesies yang berbeda, karena Kebanyakan penelitian mengungkapkan bahwa
kebutuhan neonatus setiap spesies juga berbeda. kasein dan -laktoglobulin merupakan alergen
Protein merupakan komponen makro utama dari susu sapi (Heyman & Desjeux 1992).
molekul utama yang dibutuhkan makhluk hidup. Sebagai pengganti susu sapi bagi anak-anak
Fungsi protein lebih diutamakan untuk sintesis yang alergi protein susu sapi, tetapi tidak bisa
protein-protein baru sesuai kebutuhan tubuh, mendapatkan ASI dari ibunya, perlu diberikan
sementara karbohidrat dan lipid digunakan untuk alternatif selain susu sapi, yaitu susu kambing atau
menjamin ketertersediaan energi untuk tubuh. susu kedelai. Susu kambing mengandung total
Diet protein secara sempurna akan dihidrolisis di protein, kasein, lemak susu, mineral dan vitamin A
saluran gastrointestinal dan hanya asam amino lebih tinggi dibanding susu sapi (Haenlein 2004).
bebas yang dapat diserap usus. Kemudian asam Asam lemak pada susu kambing kaya dengan asam
amino dan peptida yang terbentuk dari lemak volatil, yaitu kaproat, kaprilat dan kaparat
pencernaan protein alami akan diabsorbsi dan yang berkontribusi pada pembentukan rasa dan
dianabolisme di berbagai jaringan dan organ bau spesifik. Lemak susu kambing juga
sebagai protein tubuh (Pacheco et al. 2008). mengandung asam lemak rantai pendek (C6, C8,
Konsep baru berkaitan dengan protein dan C10) yang disintesis oleh kelenjar mamae
menunjukkan bahwa elemen makro dan mikro (Chilliard et al. 2003). Aroma susu kambing inilah
(seperti vitamin dan mineral) dapat berinteraksi yang menyebabkan masyarakat Indonesia masih
untuk melakukan fungsi yang berbeda dalam belum banyak mengonsumsi susu kambing (Sodiq
tubuh (Pacheco et al. 2008). & Abidin 2008). Sebagian masyarakat mulai
Protein susu merupakan kelompok molekul mengonsumsi susu kambing karena beranggapan
yang sangat heterogen, terdiri dari lima kategori susu kambing dapat menyembuhkan berbagai
yaitu kasein, protein whey, protein globul lemak macam penyakit, seperti asma, TBC, alergi, dan
susu, enzim dan protein minor lainnya (Ng-Kwai- kanker (Susilorini et al. 2009; Greppi et al. 2008).
Hang 2003). Protein utama adalah kasein dan Walaupun anggapan tersebut belum terbukti
protein whey. Kasein terfraksinasi menjadi -, - secara ilmiah, namun dilaporkan ada satu
dan k-kasein, sementara protein whey termasuk - polipeptida aktif yang kemungkinan menyebabkan
laktalbumin, -laktoglobulin, bovine serum albumin susu kambing berkhasiat dan dapat digunakan
(BSA) dan imunoglobulin (Ig) (Heyman & Desjeux untuk terapi penyakit-penyakit tersebut.
1992). Protein susu bukan hanya berfungsi sebagai Pada bentuk aslinya (native), protein pada
asupan kecukupan gizi, tetapi juga fungsi lainnya. susu tidak selalu aktif dan akan aktif jika ada aktivitas
Bahkan, susu mengandung berbagai senyawa proteolitik yang mengubah protein tersebut menjadi
bioaktif dengan sifat khusus yang terkait dengan molekul yang lebih kecil dan aktif. Salah satu cara
perkembangan, pertumbuhan dan kelangsungan untuk mengaktifkan protein adalah dengan proses
hidup bayi (Schanbacher et al. 1998), salah satunya fermentasi. Beberapa produk fermentasi yang disukai
adalah sebagai antimikrobia. Protein masyarakat adalah

99
R. Susanti & E Hidayat / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 98-106

yogurt. Bakteri asam laktat (BAL) yang digunakan 6000 rpm suhu 4°C selama 15 menit. Supernatan
dalam pembuatan yogurt mampu menghidrolisis diambil dan ditambahkan larutan etanol dingin
kasein menjadi molekul protein yang lebih kecil (1:1), kemudian disimpan pada suhu 4°C selama
(peptida) dan diduga mengaktifkan fungsi dari 12 jam. Sampel disentrifus pada kecepatan 6000
protein (Ramchandran et al. 2009). Menurut rpm suhu 4°C selama 15 menit. Pelet dikeringkan
Oberman (1985), fermentasi susu dapat hingga etanol hilang. Selanjutnya ditambah Tris-
memperbaiki cita rasa, nutrisi, memberi nilai HCl pH 6,8 (1:1), dan disimpan pada suhu -20°C
tambah dan menghasilkan produk baru. (Khoiriyah & Fatchiyah 2013).
Pengolahan susu juga berfungsi untuk Profil protein dianalisis dengan SDS-PAGE
memperpanjang masa simpan. Susu fermentasi sistem discontinous pada separating gel 15%. Sampel
dapat digolongkan beberapa macam menurut jenis protein yang telah diukur kadar proteinnya dengan
bakteri inokulum, misalnya yogurt adalah susu Nanospektro ditambah Tris pH 6,8 dan reducting
yang diinokulasi dengan L. bulgaricus dan S. sample buffer (1:1). Sampel dipanaskan pada suhu
thermophillus atau L. casei. 100°C selama 5 menit. Running elektroforesis
Pengetahuan tentang protein pada susu dilakukan pada arus konstan 200 mA selama 95
kambing, susu sapi dan susu kedelai saat ini menit. Distribusi pita diketahui dengan pewarnaan
semakin berkembang. Protein susu yang paling gel Coomasie Brilliant Blue (CBBR-250) (Khoiriyah &
banyak dikaji adalah kasein dan whey. Komposisi Fatchiyah 2013).
susu berbeda-beda untuk spesies yang berbeda,
karena kebutuhan neonatus setiap spesies juga Analisis kadar protein
berbeda. Hal ini berimplikasi peptide bioaktif dan Analisis kadar protein dilakukan menurut
asam amino esensial dalam susu juga berbeda- metode Lowry et al. (1951). Sebelum dilakukan
beda. Demikian juga faktor pengolahan susu analisis, sampel terlebih dahulu diencerkan 10x.
dengan fermentasi juga mempengaruhi komposisi Sampel yang telah diencerkan diambil sebanyak 1
protein dalam susu. Berdasarkan uraian di atas, ml dan ditambah 10 ml akuades. Sebanyak 4 ml
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil dari sampel tersebut ditambah dengan 6 ml
protein berbagai susu dan produk olahan susu. larutan biuret. Larutan didiamkan selama 10 menit
pada suhu 37oC, kemudian dianalisis kadar
METODE PENELITIAN proteinnya dengan dibaca serapannya pada
panjang gelombang 595 nm menggunakan
Penelitian ini menggunakan susu kambing, spektrofotometer UV Vis.
susu kedelai, tofu susu sapi, dan produk olahan
susu sapi berupa yogurt A (dengan bakteri HASIL DAN PEMBAHASAN
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophiles), dan yogurt B (dengan bakteri Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar
Lactobacillus casei) yang beredar di masyarakat. protein tertinggi pada sampel yang dianalisis
Kadar protein diukur dengan spektrofotometer terdapat pada produk yogurt A (579,5 mg/ml),
ultraviolet visible (UV Vis), sedangan profil protein disusul susu kedelai (289,99 mg/ml) dan susu
dianalisis dengan dodecyl sulfate polyacrylamide kambing (133,1 mg/ml) (Gambar 1). Sementara
gel electrophoresis (SDS PAGE). Penelitian yogurt B dan tofu, besar serapannya tidak terbaca
dilakukan di Laboratorium FALITMA Fakultas oleh spektrofotometer sehingga kadar protein
Biologi UGM. tidak dapat diketahui. Kadar protein yogurt A lebih
tinggi dibanding susu kambing dan susu kedelai.
Profil Protein Yogurt merupakan minuman fermentasi. Beberapa
Sebelum dianalisis profil proteinnya, sampel penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa
diisolasi proteinnya. Sampel sebanyak 1 ml fermentasi meningkatkan konsentrasi asam amino.
ditambah 4mM PMSF+PBS-T sebanyak 5 kali Kadar asam amino esensial (valin, treonin,
volume. Selanjutnya larutan disonikasi dengan metionin, isoleusin, leusin, histidin, lisin,
amplitudo 20% selama 10 menit, dan disentrifus fenilalanin dan tirosin) pada fermentasi susu unta

100
R. Susanti & E Hidayat / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 98-106

dengan BAL termofilik, lebih tinggi dibandingkan kanker, HIV, hepatitis B, penyakit kardiovaskuler,
standar FAO (Osman et al. 2010). Muradyan et al. osteoporosis, dan agen anti mikrobial (Marshall
(1986) melaporkan bahwa fermentasi susu dengan 2004).
bakteri asam laktat (BAL) termofilik menghasilkan Susu kambing mengandung total protein,
produk yang kaya dengan 4 asam amino (sistein, kasein, lemak susu, mineral dan vitamin A lebih
prolin, valin, dan arginin). tinggi dibanding susu sapi (Haenlein 2004). Asam
Protein susu, terutama kasein dan whey, lemak pada susu kambing kaya dengan asam
mengandung semua asam amino esensial dalam lemak volatil, yaitu kaproat, kaprilat dan kaparat
jumlah optimal serta sumber peptide bioaktif yang yang berkontribusi pada pembentukan rasa dan
sangat vital (Cozma et al. 2011). Protein whey, bau spesifik. Lemak susu kambing juga
merupakan suatu byproduct dari manufacturing mengandung asam lemak rantai pendek (C6, C8,
curd dan keju, pernah dianggap sebagai produk dan C10) yang disintesis pada kelenjar mamae
limbah (Pelmus et al. 2012). Saat ini, protein whey (Chilliard et al. 2003). Aroma susu kambing inilah
dianggap sebagai sumber pangan fungsional baru yang menyebabkan masyarakat Indonesia masih
dari total protein dalam susu, terdiri dari α
(Marshall 2004). Protein whey merupakan 18-20% belum banyak mengonsumsi susu kambing (Sodiq
Lactalbumin (α La) 20%, β Lactoglobulin (β - & Abidin 2008). Namun sebagian masyarakat
- - -Lg) mulai mengonsumsi susu kambing karena
50%, bovine serum albumin (BSA) 10%, dan beranggapan susu kambing dapat menyembuhkan
imunoglobulin (Ig) 10% (Jovanovic et al. 2007). berbagai macam penyakit, seperti asma, TBC,
terdiri dari αs1 , αs2 casein, β
Kasein merupakan protein insoluble pada susu, alergi, dan kanker sudah (Susilorini et al. 2009;
and γ -casein - -casein, K- Greppi et al. 2008). Walaupun anggapan tersebut
casein - casein (Cozma et al. 2011). belum terbukti secara ilmiah, namun dilaporkan
Konsentrasi protein whey paling tinggi terdapat ada satu polipeptida aktif yang kemungkinan
pada susu domba (23,36 mg/mL) dan paling menyebabkan susu kambing berkhasiat dan dapat
sedikit pada susu sapi (11.79 mg/mL) dan digunakan sebagai terapi penyakit-penyakit
konsentrasi sedang adalah susu kambing tersebut (Padaga et al. 2009). Penelitian Padaga et
(17,7mg/mL) (Cozma et al. 2011). al. (2009) tentang pangan nutrasetika dengan
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa bahan susu kambing menunjukkan adanya protein
kasein terendah tercatat pada susu sapi spesifik dengan berat molekul 36-55 kDa yang
(28,26mg/ml) diikuti domba (42,55 mg/ml) dan berbeda dengan susu sapi. Protein spesifik ini
susu kambing (44,03 mg/ml) (Cozma et al. 2011). berpotensi menurunkan proses peradangan dan
Pada susu kerbau, mengandung kasein berkisar terbukti berfungsi sebagai antioksidan,
68-72% dan whey protein berkisar 21,89 -28,14 % antiinflamasi dan imunomodulator dalam
(Pasquini et al. 2011). Pada domba, analisis perbaikan jaringan target pada tikus yang
presenta fraksi protein susu domba, menunjukkan menderita rheumatoid arthritis (RA). Pada
bahwa protein kasein 74,1% dari total protein penelitian ini, susu kambing terdeteksi protein
diikuti whey protein (25,84%) (Pelmus et al. 2012). dengan berat molekul 37kDa (Gambar 1)
Komponen protein whey meliputi lactoferrin, beta- Profil protein pada beberapa susu dan
lactoglobulin, alpha-lactalbumin, produk olahannya (yogurt, tofu susu)
glycomacropeptide, dan imunoglobulin. Komponen menunjukkan profil yang berbeda-beda. Profil
tersebut terlibat peningkatan sistem imun. Di sisi protein disajikan dalam Gambar 1 dan Tabel 1.
lain, protein whey juga berperan sebagai Penentuan berat molekul pada penelitian ini
antioksidan, anti hipertensi, anti tumor, dilakukan dengan bantuan marka atau penanda.
hipolipidemik, anti viral, anti bakteri dan agen Menurut Cavalli et al. (2006) untuk menentukan
pengkelat. Mekanisme utama protein whey adalah berat molekul protein dilakukan dengan
mengkonversi asam amino intraseluler sistein menghitung Rf dari masing-masing pita, dari
menjadi glutation, glutation berperan sebagai marka yang sudah diketahui berat molekulnya
antioksidan intraseluler. Beberapa penelitian menggunakan rumus Rf. Pemisahan protein dalam
terkait whey berhasil digunakan untuk treatmen

101
R. Susanti & E Hidayat / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 98-106

penelitian ini dilakukan pada gel poliakrilamida sehingga dapat membentuk berat molekul protein
15% (Hames & Rickwood 1990). yang lebih berat. Hal ini sesuai dengan pendapat
Analisis profil protein terlihat pita protein Diftis dan Kiosseoglou (2006) yang menjelaskan
dengan mobilitas terendah sampai tertinggi bahwa reaksi maillard antara protein dengan
terletak pada berat molekul 14-150 KDa (Gambar polisakarida dapat menghasilkan berat molekul
1). Pita protein yang khas hanya dimiliki susu protein yang lebih tinggi. Menurut Van Boekel
kambing adalah pita 150kDa. Sementara pita (2001), faktor yang mempengaruhi hasil reaksi
protein yang khas hanya dimiliki susu kedelai maillard adalah waktu pemanasan, pH, aktivitas
adalah pita 44 kDa dan 55kDa. Pita protein yang air, sifat intrinsik protein dan gula, dan rasio
khas hanya dimiliki yogurt A adalah pita 65Da. perbandingan gugus asam amino dengan gula
Semua jenis susu dan olahannya memiliki pita reduksi. Pada penelitian ini, proses pemanasan
70kDa, kecuali susu kedelai. Profil protein susu hanya mempengaruhi profil protein susu kambing,
kedelai dan tofu menunjukkan profil protein yang dan tidak pada yogurt dan tofu. Dengan kata lain,
sangat berbeda, namun keduanya memiliki pita efek pemanasan pada produk olahan susu (yogurt,
18kDa. tofu) tidak mempengaruhi profil proteinnya. Pada
Adanya perbedaan antara profil protein profil protein susu kambing tanpa dipanaskan
pada susu kambing, yogurt, tofu dan susu kedelai ditemukan 6 pita protein yaitu 150 kDa, 70 kDa, 37
dimungkinkan karena adanya proses glikasi antara kDa, 28 kDa, dan 14 kD. Sementara pada susu
gugus karbon gula reduksi dengan gugus asam kambing yang dipanaskan ditemukan ada 150 kDa,
amino bebas protein susu dalam reaksi maillard 70 kDa, 42 kDa, 35 kDa, 18 kDa dan 14 kDa.

Gambar 1. Profil protein susu dan produk olahannya. (1) Susu kedelai, (2) Yogurt A(3) Yogurt A yang
dipanaskan, (4). Yogurt B, (5) Yogurt B yang dipanaskan, (6) Tofu susu sapi, (7) Tofu susu sapi yang
dipanaskan, (8) Susu kambing (9) Susu kambing yang dipanaskan, dan M adalah Marker (penanda berat
molekul protein)

102
R. Susanti & E Hidayat / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 98-106

Tabel 1. Ukuran berat molekul protein susu dan produk olahannya


Ukuran berat molekul protein (kDa)
Susu dan produk olahannya
150 70 65 55 50 44 42 40 37 35 28 18 14
Susu kedelai √ √ √ √ √
Yogurt A √ √ √
Yogurt A dipanaskan √ √ √
Yogurt B √ √
Yogurt B dipanaskan √ √
Tofu susu sapi √ √ √ √ √
Tofu susu sapi dipanaskan √ √ √ √ √
Susu kambing √ √ √ √ √ √
Susu kambing dipanaskan √ √ √ √ √ √

Keseluruhan komposisi dari protein susu (2015) menunjukkan bahwa jenis protein yang
k -Kasein ksidase (70kDa), α
terkandung di dalam kefir su u kambing adalah
terdiri dari dua fraksi utama yaitu kasein dan whey asein (65kDa), dan β
(Bonizzi et al. 2009; Haenlein (2004); Greppi et al. laktoferin (80kD ), laktofero -
2008; Zevchak 2007). Nitsche (2011) menyatakan (45kDa).
bahwa protein p da susu dengan berat molekul Profil protein susu kedelai terlihat adanya
37 kDa adalah - -kasein, 46 pita 65 kDa, 55 kDa, 44 kDa, 37 kDa, dan 18 kDa.
- 37 kDa adalah α
kasein, -laktoglobulin

- α kasein, 33 kDa adalah β Susu Menurut Nitsche (2011) protein dengan berat
β
-laktalbumin.

kDa adalah κ -18 kDa adalah β pada


dan 14 kDa adalah α
sein yang dominan

molekul -kasein dan 18 kDa adalah


memiliki protein αkDa -kasein pada berat laktoglobulin. Perlu penelitian lebih lanjut untuk
mengidentifikasi jenis-jenis protein pada susu
berat molekul 38 dan κ
molekul 45 kDa (Nitsche 2011) sedangkan susu kedelai, terutama protein dengan berat molekul 70
didominasi oleh κ
kambing berat molekul 30-60 kDa
pada kDa, 65 kDa, dan 44 kDa.Susu kedelai terbuat dari
-kasein (Tay & Gam 2011). ekstrak biji kedelai yang merupakan bahan nabati
Protein kasein pada berat molekul antara 30-38 berprotein tinggi. Kedelai secara alami mampu
kDa adalah α
S1 kasein dan pada berat molekul 36 menurunkan kolesterol, melalui mekanisme
penghambatan penyerapan kolesterol oleh
kDa adalah α- -S2 kasein (Khoiriyah & Fatchiyah
2013). komponen bioaktif yang terdapat dalam kedelai
kambing adalah- α Kasein, β Kasein, κ Kasein, β
Protein yang terkandung dalam susu seperti saponin, isoflavon atau potongan-potongan
Laktoglobulin, α - - - - peptida (Carroll 1991; Potter 1995). Berdasarkan
Laktalbumin, dan laktoferin (Tay hasil penelitian, susu kedelai steril mengikat
& Gam 2011). Rasio perbandingan protein susu kolesterol lebih banyak dibandingkan susu kedelai
kambing antara kasein dan whey pada susu tanpa sterilisasi. Susu kedelai fermentasi dengan
kambing sebesar 80% dan 20% (Miranda et al. Lactobacillus sp. mampu mengikat kolesterol lebih
2004). Profil protein susu kambing segar dalam tinggi dibandingkan susu kedelai fermentasi
penelitian ini ditemukan 6 pita protein yaitu 150 (dengan bakteri L.bulgaricus dan S.thermophilus)
kDa, 70 kDa, 37 kDa, 18 kDa, dan 14 kD. serta fermentasi dengan Lactobacillus sp.
molekul 37 kDa adalah α -kasein, 18 kDa adalah β - L.bulgaricus dan S.thermophilus (Nisa et al. 2007).
Berdasarkan Nitsche (2011) protein dengan berat
Produk olahan susu yang dikaji dalam
laktoglobulin dan 14 kDa ad -laktalbumin. penelitian ini adalah yogurt A dan B dengan bahan
Sementara menurut Tay & alah α
Gam (2011) pita
baku susu sapi. Kedua produk tersebut merupakan
olehproteinκ 30-60 kDa pada susu kambing didominasi produk fermentasi. Yogurt B menggunakan
-kasein. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mikroorganisme L. casei, yogurt A menggunakan L
mengidentifikasi jenis-jenis protein pada susu bulgarius dan Streptococcus thermophiles. Profil
kambing, terutama protein dengan berat molekul protein pada yogurt B adalah 70 kDa dan 37 kDa.
150 kDa dan 70 kDa. Pada susu kambing yang Menurut Nitsche (2011)h αprotein dengan berat
dipanaskan, muncul protein dengan erat molekul molekul 37 kDa adala -kasein. Profil protein pada
42 kDa dan 35 kDa. Hasil penelitian Hidayat et al. yogurt A adalah 70 kDa, 65 kDa dan 42 kDa.

103
R. Susanti & E Hidayat / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 98-106

Sementara pada tofu susu sapi, terdapat protein mikroorganisme. Contohnya, L. Casei merombak
dengan berat molekul 70 kDa, 50 kDa, 40 kDa, 35 karbohidrat ribosa menjadi asam laktat dan asam
laktoglobulin. Perlu 18 kDa adalah β asetat yang diinduksi oleh faseketolase
kDa dan 18 kDa. Menurut Nitsche (2011) protein
dengan berat molekul - (Verdamulthu 1982). Osman et al. (2010)
penelitian lebih lanjut untuk menemukan asam amino esensial valin, treonin,
mengidentifikasi jenis-jenis protein pada olahan metionin, isoleusin, leusin, histidin, lisin dan
susu, terutama protein dengan berat molekul 70 fenilalanin, tirosin dalam fermentasi susu unta
kDa, 65 kDa, 42 kDa, 50 kDa, 40 kDa dan 35 kDa. dengan BAL termofilik lebih tinggi dibanding
Menurut Oberman (1985), fermentasi susu dapat standar FAO. Muradyan et al (1986) melaporkan
memperbaiki citarasa, nutrisi, memberi nilai fermentasi susu dg BAL termofilik menghasilkan
tambah dan menghasilkan produk baru. produk yang diperkaya 4 asam amino (sistein,
Pengolahan susu juga berfungsi untuk valin, prolin, arginin). Namun, hasil penelitian
memperpanjang masa simpan. Selama proses Kustyawati et al. (2012) menunjukkan bahwa
fermentasi, terjadi perubahan fisik, komponen zat kandungan asam-asam amino dalam susu kambing
gizi, dan adanya produksi metabolit primer dan maupun susu sapi tidak mengalami perubahan
sekunder. Pada proses fermentasi dengan adanya selama proses fermentasi. Selanjutnya dijelaskan
aktivitas enzim dari mikroba, komponen- bahwa kemungkinan BAL mesofilik L.casei tidak
komponen seperti pati, lemak, protein, zat toksik, memberikan kontribusi hidrolisis protein selama
dan senyawa-senyawa lain dapat dipecah. Teknik fermentasi.
fermentasi ini banyak diaplikasikan pada bahan
pangan terutama susu, karena adanya efek SIMPULAN
peningkatan zat gizi dan pengaruh positif bagi
kesehatan (Khalil 2006). Proses fermentasi pada Kadar protein tertinggi pada sampel yang
yogurt akan terjadi pemecahan laktosa menjadi dianalisis terdapat pada produk yogurt A (579,5
glukosa dan galaktosa, sehingga masalah mg/ml), disusul susu kedelai (289,99 mg/ml) dan
intolerance dapat teratasi (Effendi et al. 2009; susu kambing (133,1 mg/ml). Analisis profil
Greppi et al. 2008). Meskipun demikian, protein terlihat pita protein dengan mobilitas
penggunaan sel hidup dalam fermentasi susu terendah sampai tertinggi terletak pada berat
mempunyai beberapa kendala baik dalam molekul 14-150 KDa. Pita protein yang khas hanya
pengolahan, penyimpanan maupun distribusi, dimiliki susu kambing adalah pita 150kDa.
sehingga perlu dilakukan cara lain dalam Sementara pita protein yang khas hanya dimiliki
penggunaan mikroba dalam produk susu. susu kedelai adalah pita 44 kDa dan 55kDa. Pita
Penggunaan mikroorganisme dapat memberikan protein yang khas hanya dimiliki yogurt A (dengan
efek menguntungkan dengan dua cara yaitu efek bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
langsung dari sel hidup mikroba dan efek tidak thermophillus) adalah pita 65Da. Semua jenis susu
langsung melalui metabolit dari sel tersebut. dan olahannya memiliki pita 70kDa, kecuali susu
Metabolit peptida hasil fermentasi susu (susu kedelai. Profil protein susu kedelai dan tofu susu
asam) bermanfaat bagi kesehatan yaitu dapat sapi menunjukkan profil protein yang sangat
menurunkan tekanan darah (Mitsuoka 1976). berbeda, namun keduanya memiliki pita 18kDa.
Susu fermentasi dapat digolongkan Perlu penelitian lebih lanjut untuk
beberapa macam menurut jenis bakteri inokulum. mengidentifikasi jenis-jenis protein pada berbagai
Yogurt adalah susu yang diinokulasikan dengan susu dan olahannya.
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus atau L casei, sementara kefir adalah DAFTAR PUSTAKA
susu yang diinokulasikan dengan Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus serta Bonizzi I, Buffoni JN, & Feligini M. 2009. Quantification of
khamir. Fermentasi akan mempengaruhi bovine casein fractions by direct
keragaman citarasa susu akibat perubahan chromatographic analysis of milk. J
Chromatography. 1216(1):165-168
kompisisi kimia (terutama karbohidrat) oleh

104
R. Susanti & E Hidayat / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 98-106
Carroccio A, Cavataio F, Montalto G, D’Amico D, Alabrese cow’sL,&Iaconomilk G.

Khoiriyah LK & Fatchiyah F. 2013. Karakter biokimia dan


proteins2000.Intoleranceininfants:tohydrolysedclinical
profil protein yogurt kambing pe difermentasi bakteri
asam laktat. J Exp Life Sci 3(1): 1-6.
characteristics and dietary treatment. Clin Exp
Allergy 30: 1597-1603 Kustyawati ME, Susilawi, Tobing D, & Trimaryanto. 2012.
CarrollKK. 1991. Review of clinical studies on Profil asam lemak dan asam amino susu kambing segar
cholesterol-lowering response to soy protein. J dan terfermentasi. J Teknol dan industri Pangan. 23(1):
Am Diet Ass. 91: 820-7. 47-52
Cavalli SV, Silva SV, Cimino C, Malcata FX, & Priolo N. Lowry O, Rosebrough HNJ, Farr AL, & Randal RJ. 1951.
2006. Hydrolysis of caprine and ovine milk Protein measurement with the folin phenol reagent. J Biol
proteins, brought about by aspartic peptidases Chem. 193: 265-275
from Silybum marianum flowers: Argentina- Marshall K. 2004. Therapeutic applications of whey
Portugal. pp.1-7 protein. Altern Med Rev 9(2):136-56
Chilliard Y, Ferlay A, Rouel J, & Lamberet G. 2003. A Miranda G, Mahé M, Leroux C, Martin P. 2004. Proteomic
review of nutritional and physiological factors tools to characterize the protein fraction of Equidae milk.
Proteomics 4:2496-2509.
affecting goat milk lipid synthesis and lipolysis. J
Dairy Sci 86 (5): 1751-1770 Mitsuoka T. 1976. Taxonomy of lactic acid bacteria and
Cozma A, Andrei S, Miere D, Filip L, & Loghin F. 2011. medical effect of sour milk. Jap J Dairy Food Sci 25: A170-6.
Proteins profile in milk from three species of
ruminants. Not Sci Biol 3(1):26-29 Muradyan EA, Erzhynkyan LA, & Sapondzhyan MS. 1986.
Diftis N & Kiosseoglou V. 2006. Stability against heat- Composition of three amino acids in fermented milk
induced aggregation of emulsions prepared with product. Biologicheskii-Zhurnal-Armenil 29: 111-112
a dry-heated soy protein isolate-dextran mixture.
J Food Hydrocolloids 20(6): 787-792 Ng-Kwai-Hang KF. 2003. Milk proteins-heterogeneity,
Docena GH, Ferandez R, Chirdo FG, & Fossati CA. 1996. andIdentificationantigenic
fractionation and isolation. In: Roginski H, Fuquay JW, Fox
ofproteincaseinofascow’sthe milkajor. allergenic PF, editors, Encyclopedia of Dairy Sciences. London:
Allergy 51:
Academic Press. pp. 1881-1894
412-416
EffendiMH, Hartini S, & Lusiastuti AM. 2009. Nisa FZ, Marsono Y, Harmayani E. 2007. Efek
Peningkatan kualitas yogurt dari susu kambing hipokolesterolemik susu kedelai fermentasi steril secara
dengan penambahan bubuk susu skim dan in vitro. Berita kedokteran masyarakat 23(2): 47-51
pengaturan suhu pemeraman. J Penelit Med
Eksakta 8(3):185-192.
Nitsche R. 2011. Milk protein analysis with the Agilent
Greppi GF, Roncada P, & Fortin R. 2008. Protein components of 2100 Bioanalyzer and the Agilent Protein 80 kit.
goat’s milk. Dairy goats feeding and Germany: Agilent Technologies, Inc.
nutrition. pp :71-94
Oberman H. 1985. Microbiology of Fermented Food.
Haenlein GFW. 2004. Goat milk in human nutrition. J Elsevier Applied Sci. Published. London and New York. Pp
Small Rumres. 51(2):155-163 25-29.
Hames & Rickwood. 1990. Gel Electrophoresis of Proteins Osman MA, Rahman EIEA, & Dirar HA. 2010. Biochemical
A Practical Approach. Third Edition. New York: changes occuring during fermentation of camel milk by
Oxford University Press selected bacterial starter cultures. African J Biotechnol 9:
Heyman M & Desjeux JF. 1992. Significance of intestinal 7331-7336
food protein transport. J Pediatr Gastroent Nutr
15: 48-57.
Pacheco MTB, Costa Antunes AE, & Sgarbieri VC. 2008.
Hidayat E, Kinayungan I, Irhas M, Sidiq F, & Susanti R. New Technological and physiological functional properties
2015. Analysis of proximate and protein profile of milk proteins. In: Boscoe AB, Listow CR, editors, Protein
of kefir from fermented goat and cow milk. Research Progress. New York: Nova Science Publishers
Biosaintifika 7(2): 87-91 Inc. pp. 117-168
Jovanovic S, Barac M, Macej O, Vucic T, & Lacnjevac C. Padaga M, Savitry ME, & Murwani S. 2009. Potensi Protein
2007. SDS-PAGE analysis of soluble proteins in Spesifik Susu Kambing Sebagai Immunomodulator Dan
reconstituted milk exposed to different heat Immunogen: Upaya Pengembangan Pangan Nutrasetika:
treatments. Sensors 7: 371-383 Laporan Penelitian.
Khalil AA. 2006. Nutritional improvement of an Egyptian http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/sear
breed of mung bean by probiotic lactobacilli. J
Biotechnology 5(2):206-212.

105
R. Susanti & E Hidayat / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 98-106

chkatalog/byId/ 60212. Diakses tanggal 12 Sodiq A & Abidin Z. 2008. Meningkatkan produksi susu
November 2012 kambing peranakan etawa. PT. Agro Media
Pasquini M, Tommei B & Mattii S. 2011. Buffalo milk: Pustaka. Jakarta.
proteins electrophoretic profile and somatic cell Susilorini TE, Sawitri ME, Muharlien. 2009. Budidaya 22
count. Ital J Anim Sci 2(1S):299-301 Ternak Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta
Pelmus RS, Pistol GC, Lazar C, Marin DE, Gras M, Radu M Tanaka T. 2007. Antimicrobial activity of lactoferrin and
& Ghita E. 2012. Preliminary study on milk lactoperoxidase in milk. In: Ling JR, editor, Dietary
composition and milk protein polymorphism in Proteins Research Trends. New York: Nova
the romanian local sheep breed teleorman black Science Publishers Inc. pp. 101-115.
head tsigai. Rom Biotech Lett 17(5): 75-83. Tay EP & Gam LH. 2011. Proteomics of human and the
Potter SM. 1995. Overview of possible mechanisms for domestic bovine and caprine milk. J Mol Biol
the hypocholesterolemic effect of soy perotein. J Biotechnol 19: 45-53.
Nutr 125: 606S-611S Van Boekel MAJS. 2001. Kinetic aspects of the maillard
Ramchandran L, Sciences H & Campus W. 2009. Low-fat reaction: A critical review. J Nahrung 45 :150-159
yoghurt as influenced by fat replacer. Faculty of Verdamuthu ER. 1982. Fermented milk dalam economic
Health, Engineering and Science Victoria microbiology. Fermented Food Vol 7. Edited by
University. Australia AH Rose. Uzadenic Press. London. Pp:200-215
Safitri MF & Swarastuti A. 2011. Kualitas kefir Zevchak SE. 2007. The impact of agglomeration on flavor
berdasarkan konsentrasi kefir grain. Jurnal and flavor stability of whey proteins. The Thesis.
Aplikasi Teknologi Pangan 2(2):87-92 The Graduate Faculty of North California States
Schanbacher FL, Talhouk RS, Murray FA, Gherman LI, & University. United States of America.
Willett LB. 1998. Milk-borne bioactive peptides.
Int Dairy J 8: 393-403.

STUDI LITE v.TUR

FUNGSIDANMETABOLISME PROTEIN
DALAMTUBUHMANUSIA

Fivi Melva Diana*

ABSTRACT

Latin America and Developing countries 15-30% of natural child less age nutrition 0 until 4 year in the
year
2005. In Indonesia, Yogyakarta (15, 1%) and the highest of Gorontalo (46, 11%),In West Sumatra ugly nutrient that is
(30, 4%). Padang 2,2% children underfive with ugly nutrient. One of the district in Padang having number of children
underfive with status of nutrient highest good is district ofNanggalo. Malnutrtition happened because lack of energy
andprotein. Inour body Protein have manyfunctionfor baby and adult, protein as energy source after carbohidrat,for
growing and metabolism in our body.Protein has been metabolism by pepsine in gaster.

Pendahuluan Di Sumatera Barat prevalensi gizi kurang dan gizi


Berdasarkan laporan organisasi kesehatan dunia buruk yaitu (30,4%). Hasil pemantauan status gizi (PSG)
(WHO/ World Health Organization) menunjukkan kota Padang tahun 2007 menunjukkan bahwa di Padang
kesehatan masyarakat Indonesia terendah di Asean yaitu 2,2% baiita dengan gizi buruk , 14% baiita gizi kurang dan
peringkat ke- 142 dari 170 negara. DiAmerika latin,negara 82,5% baiita gizi baik (indikator BB/U), 10 % baiita sangat
maju,Asia ,Negaraberkembang danAfrika persentase anak pendek, 16,2% baiita pendek dan 73,7% baiita normal
yang mengaiami kurang gizi usia 0 sampai 4 tahim pada (indikator TB/U), 1,5%baiitasangat kurus,7,4%baiitakurus
tahun 2005 yaitu Amerika latin dan negara berkembang ( dan 85,2 %baiitanormal (indikator BB/TB).3
5% ),Afrika dan negara berkembang(15-30%) sedangkan Masalah gizi makro terutama KEP mendomonasi
Asia nampir sama denganAfrika.1 perhatian pakar gizi selama puluhan tahun. Kekurangan
Di Indonesia berdasarkan susenas (1980-2005) gizi ini dapat berdampak pada meningkatnya angka
keadaan kecendrungan prevalensi baiita kurang gizi kematianbaiita, berpengaruh terhadap proses pertumbuhan
menurun dalam kurun waktu 1989 - 2000 dan sedikit dan perkembangan anak. Anak akan mengaiami
meningkat padaperiode 2001-2005.Persentase anak baiita keterlambatan pada perkembangan fungsi motorik seperti
kategori gizi kurang dan buruk umumnya meningkat dari dapat mengurangimotivasi dan keingintahuan serta dapat
24,7 % tahun 2000 menjadi 27,5% tahun 2003 kemudian menurunkan aktiviatas dan kemampuan eksplorasi anak.
naik lagi menjadi 28% tahun 2005. Persentase gizi kurang Menurut UNICEF (1998) kurang gizi pada anak dapat
tertinggi berdasarkan keiompok umur adalah usia 37-49 menyebabkan irtenurunnya perkembangan fisik,
bulan, usia ini palingtinggi untuk mengaiami gizi kurang kecerdasan, mental, kemampuan interaksi anak dengan
yaitu 48%. Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan iingkungan pengasuhnya. Ha! ini sesuai dengan hasil
Republik Indonesiadata status gizi buruk dan kurangtidal: penelitian Husaini (2003) bahwa anak dengan status gizi
mengaiami perubahan yang signifikan dari tahun ketahun. buruk cendrung lebih banyak terhambat perkembangan
Angka kejadian prevalensi gizi kurang di 53 kabupaten / motorik kasarnya ( 25 % ) dan 8 kali lebih bassr
kota di Indonesia masih di atas 40 % dari populasi baiita kemungkinan teriambat perkembangan motorik kasarnya
dan hampir merata terjadi di semua provinsi kecuaii DKI dibandingkan anak yang berstatus gizi norma!. Hal yang
Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali. Sebaran sama juga dinyatakan dalam hasil penelitian Ferdiyana
KEP ( kurang energi dan protein) baiita menurut propinsi (2003) sernakin rendah status gizi anak makasemakin tinggi
di Indonesia menurut susenas (2005) prevalensi terendah keterlambatan perkembangannya.4-5
masalah gizi buruk dan gizi kurang adalah Yogyakarta Kurang gizi pada anak baiita dapat disebabkan olefi
(15,1%) dantertinggi Gorontalo (46,11%). Dipropinsi Bali kurangnya konsumsi energi dan protein. Protein adalah
prevalensi gizi kurang dan gizi buruk yaitu (16,18%)7 zat yang paling penting dalam setiap organisme dan juga
merupakan bagian dari semua sei hidup yang merupakan
bagian terbesar tubutt setelah air. Protein di dalam tubuh
* Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakuitas Kedokteran bertiingsisebagai : sumber utama energi selain karbohidral
Universitas Andalas dan iemak, sebagai zat pembangun, sebagai zat-zat

47
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4, No. 1

pengatur. protein mengatur proses-proses metabolisma Protein di simpan di dalamtubuhterdiri dari seperlima
dalam bentuk enzim dan hormon dan sebagai mekanisme disimapan di dalam |keseimbangan nitrogen adaiah 0,75
pertahanantubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik gram/kg berat badan, berupa protein patokan tinggi yattu
lainyang datang dari tuar, serta memeiiharasel danjaringan protein telur (mutu cerna/digestibility dan dava manfaat/
tubuh. Dalam bentuk khromosom, protein juga berperan utility telur adaiah 100).Angka ini dinamakan safe level of
daiain menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan intake atau taraf suapan terjamin. Angka kecukupanprotein
daiam bentuk genes. Di damm genes ini tersimpan codin yang dianjurkan dalam taraf suapan terjamin menurut
untuk sintesa protein enzim tertentu, sehingga proses kelompokumurdapatdilihatpada label 1 dibawahini
metabolisme diturunkan dari orang tua kepada anaknya Angka kecukupan protein dipengaruhi oleh mutu
dan terus kepada generasi-generasi selanjutnya, secara proteinhidanganyang dinyatakan dalam skor Asam Amino
berkesinambungan. Mengingat berbagai fungsi protein (SAA), daya cerna Protein (DP) danberat badan seseorang.
yang sangat penting di atas, sudah seiayaknya bila kepada Cara menaksir AKP dapat dilihat pada tabei 2.
protein ini diberikan perhatian dan tempat penting khusus Widyakarya Pangan Nasional 1998 menetapkanAKP
dalam penyediaan pangan, baik bagi anak-anak maupun untuk penduduk Indonesia berdasarkan berat badan
orang tua.6 patokan, mutu. protein, dan daya cerna protein hidangan
di peaesaan seperti dapat dilihat pada Tabel 2. (6)

Tabe! 1. Angka kecukupan protein menurut kelompok umur dinyatakan dalam taraf suapan terjamin

dumber: FAO/WHO/UNU, 19S5


PST: Protein Seniiai Telur

tulang dan tulang rawan, sepersepuluh ada padakulit asam amino metionin. (6)
dan selebihnya di daiam jaringan lain dan cairan tubuh. Padi-padiandan hasilnya relatifrendahdalam protein,
Proteinterdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang tetapi karena dimakan dalam jumiah banyak, member!
terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Ada 20 jenis sumbangan besar terhadap konsumsi protein sehari.
asam amino yang menyusun protein diantaranya 9 asam protein padi-padian tidak komplit, dengan asam amino
amino esensiai oan 1 1 asam amino non esensial.7 pemoatas lisin. Daiam merencanakan diet, di samping
memperhatijcan jumiah protein periu diperhatikan puia
Angka Kecukupan Protein
mutunya. Protein hewani pada umumnya mempunyai
Angka Kecukupan Protein (AKP) orang dewasa susunan asam amino yang paling sesuai untuk kebutunan
menurut hasil-hasil peneiitian
manusia. Akan tetapi harganya relatif mahal. Untuk
Sumber Protein menjamin mutu protein dalam makanan sehari-hari,
Bahan makanan hewani meruDakan sumber protein dianjurkan sepertiga bagian protein yang dibutuhkan
yang baik, dalamjumiah maupunmutu, seperti telur, susu, berasai dari protein hewani.(6,7). Kandungan protein
daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati beberapa bahan makanan dapat diiihat pada Tabel 3.
adaiah kacangKedelaidan hasilnya, seperti tempe dan tabu,
sertakacang-kacangan lain. Kacang kedelai merupakan sumber
protem nabati yang mempunyai mutu atau niiai biologitertinggi.
protein kacang-kacanganterbatas dalam

43
Jurnal Kesehatan Masyarakat September 2009 - Maret 2010, Vol. 4, No. 1

MetabolismaProtein dengan sumber protein hewani.


a. Protein dalam makanan Memasak makanan dengan memanaskannya
Protein dalammakanan nabatiterlindung oleh dinding
akan merusak dan memecahkan dinding sel
sel yang terdiriatas selulosa, yang tidak dapat dicerna oleh
tersebut, sehingga protein yang terdapat didalam sel
menjadi terbuka dan dapat dicapai oleh cairan
cairan oencernaan, sehingga daya cerna sumber protein
pencernaan saluran gastrointestinal.
nabati pada umumnya lebih rendah dibandingkan

Tabel 2. Angka Kecukupan Protein Yang Dianjurkan (per orang per hari)
Golongan Berat Tinggi Protein Golongan Berat Tinggi Protein
Umur Badan badan umur badan badan
(kg) (cm) G (kg) (cm) (g)
0-6 bl 5,5 60 12 Wanita
7-12 bi 8,5 71 15 10-12 th 35 140 54
1-3 th 12 90 23 13-15 th 46 153 63
4-6 th 18 110 32 16-19 th 50 154 51
7-9 th 24 120 37 20-45 th 54 156 48
46-59 th 54 154 48
Pria: > 60 th 54 154 48
10-12 th 30 135 45 Hamii + 12
13-15 th 45 150 64 Menyusui
16-19 th 56 160 66 0-6 bl
20-45 th 62 165 55 7-12 bS + 12
16
46-59 th 62 165 55
> 60 th 62 165 55

Tabel 3. NilaiProteinBerbagai BahanMakanan (gram/100 gram)


Niiai Nilai
Bahan Makanan Protein Bahan Makanan Protein
Kacang kedelai 34,9 Keiu 22,8
Kacang merab 29,1 Kerupuk udang 17,2
Kacang tanah terkelupas 25,3 Jagung kuning pipit 9,2
Kacang hijau 22,2 Ron putih 8,0
Biiijambu monyet (mente) 21,2 Mie kering 7,9
Tempe kacang kedelai rnurni 18,3 Beras setengah giling 7,6
Tahu 7,8 Kentang 2,0
Daging sapi 18,8 Gaplek 1,5
Ayan 18,2 Keteia potion (singkong) 152
Telur bebek 13,1 Daun singkong 6,8
Telur ayam 12,0 Bayam 3,5
Udang segar 21,0 Kangkung 3,0
ikan segar 16,0 Worte! 1,2
Tepung susu skim 35,6 Tomat masak 1,0
Tepung susu 24,6 Mangga harummanis 0,4

Protein hewani pada umumnya mempunyai kualitas bernilai gizi tinggi karena pengaruh saling supiementasi.
(nilaigizi) lebihtinggi dibandingkan dengan proteinnabati. Juga bubur kacanghijaudengan ketanhitam yang banyak
Namun demikian campuran beberapa bahan makanan dijual diwarung-warung di tepijaian di kota-kotadi. Pulau
sumebr protein nabati dapat menghasilkankomposisi asam Jawa, adalah komposisi yang baik untuk mendapatkan
amino yang secara keseluruhannya mempunyai kualitas campuran asam-asam amino bernilai proteintinggi.
cukup tinggi .bahanmakanan sumber protein hewani pada Miebakso merupakanmakananrakvat yang bernilai
umumnya lebih mahai disbanding dengan sumber protein protein tinggi tinggi, karena protein terigu di dalam mie
dicampur dengan protein daging atau ikan di dalam
nabati.
Campuran nasi dengan kacang kedele atauhasil olah baksonya. (6)
kedelai memberikan komposisi asam-asam amino yang

49
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4, No. 1

b. Pencernaan Protein Makanan makanan. Memang di dalam tinja ada protein, tetapi bukan
Di dalam rongga mulut, protein makanan belum ÿerasal dari makanan, melainkan dan cairan pencernaan,
mengalami proses pencernaan. Baru di dalam lambung dari sel-sel epithel usus yang terlepas dan sebagian besar dari
terdapat enzimpepsine dan HC1yang bekerjasama mikroflora usus yang terbawa ke dalam tinja tersebut.
memecah protein makanan menjadi metabolite intermediate 6,9

ringkat polypeptiaa, yaitu peptone, aloumosa dan proteosa, Pada gangguan pencernaan dan penyerapan, protein
Di dalam duodenum protein makanan yang sudah makanan dapat terbawa ke dalam colon dan dipecah oleh
mengalami pencernaan parsial itu dicerna lebih lanjut oleh mikroflora usus. Pemecahan protein oleh microflora usus
enzim yang berasal dari cairan pancreas dan dari binding menimbuikan proses pembusukan (putrefaction); hasi!
usus halus. Pancreas menghasilkanenzim-enzim proteolitik pemecahan protein dan asam amino diantaranya gas H,S,
trypsine dan chemotrypsine, sedangkan sekresi dinding idol dan skatol, yang berbau busuk. Dekarboksilasi asam-
usus mula-muia disangka hanya terdiri atas satu enzim yang ÿsam amino menghasilkan berbagai ikatan amino yang
toksik. Kumpulan ikatan-ikatan ini di'oeri nama ptomaine; aua
aiberi nama erepsine, tetapi kemudian ternyata bahwa
ptomaine
erepsine tersebut merupakancampuran dari sejumlan enzim- anggota ialah putrescine dan cadaverine. [Zat-zat
enzim oligopeptidase, yaitu yang memecah ikatan-ikatan toksik inidapat diserap oleh tubuh dan memberikan
oligopeptida. Oleh erepsine, oligopeptida dipecah lebih keluhan-keluhan, seperti demam dan gatal-gatal. 6
lanjut menjadi asam-asam amino, Cairan empedu tidak Ada pula polypeptida atau molekul-molekul protein
bengan berat molekul rendah yang dapat menembus
mengandung enzim yang memecah protein.(6 S)
lapisan epitel usus dan masuk diserap ke dalam cairan
tubuh dan aiiran darah. Polypeptida dan protein asing
c.Absorpsi dan Transpor
(bukan asli dibuat di dalam metabolisma tubuh itu sendiri)
Di dalam usus halus protein makanan dicerna total
yang masuk ke dalam milieu interieur, bersifat antigenik,
menjadi asam-asam amino, yang kemudian diserap melaiui
merangsang alat pertahanan tubuh untuk menggerakkan
sel-sel epithelium dinding usus. Semua asam amino larut di
upaya-upaya perlawanan, diantaranya dengan membuat
dalam air sehingga dapat berdifusi secara pasif melaiui
badan-badaii anti (antibodies).Antibody bereaksi melawan
membrana sei. Ternyata bahwa kecepatan dan mudalinya
antigen, clan reaksi aemikian disebut reaksi allergik,
asam amino menembus membrana se! melebihihasii dirusi
menimbuikan gejala-gejala alergik. Pada dasarnyagejalan-
pasif, dan untuk berbagai asam amino tidaK sama, ada
gejaia inimenyangkut pembuluh darah dan otot-otot polos.
yang lebih mudah dan cepat, tetapi ada yang lebih lambat
Manifestasi reaksi alergik dapat berupa kontraksi otot-otot
penyerapanya. Bahkan asam-asam amino tersebut dapat
polos pada saluran pernafasan, sehingga terjadi serangan
diserap menentang suatu gradient konsentrasi
asmatik. Dapat pula reaksi tersebut berupa permeabilitas |
(concentration gradient). Yang tidak mungkin terjadi pada
kapiler darah meningkat, sehingga terjadi oedema lokal,
difusi pasif. 6
Penverapan asam-asam amino telah banyak sekaii terutama pada permukaan kulit, sehingga terjadi
dipelajari, baik in vivo maupun in vitro, (metoda cincin urticaria (biduran). 6
usus, kantong intestine bagi penelitian in vitro; intestinal Atas dasar inilah terdapat orang-orang yang allergis
loop, balance technique bagi invivo) Penelitian-penelitian terhadap beberapajenis makanan sumber protein,
terutama jenis lkan laut, kerang dan udang. Malah ada pula
tersebut menunjukkan bahwa asam-asam ammo diserap
kasus allergik terhaaan air susu. Setelah asam-asam amino
secara aktif. Ada tanda-tanda bahwa masing-masing
diserap ke dalam jaringan dinding usus, terus dialirkan ke
kelompok asam amino (asam amino netral, asam amino
daiam kapiler darah dan melaiui Vena protae ke daiam haii.
basa cian asam amino asam), diserao secara aktif
Postprandial kadar asam amino di dalam darah terteria!
mempergunakan satu transport carrier untuk mastng-
meningkat lebih tinggi daripada di dalam darah vena.
masingkelompok tersendiri-sendiri.
Kenaikankadar asam amino di dalam plasma darah initidak
Beberapa sifat terdapat pada suatu mekanisme
menyolok, karena asam-asam amino sangat cepat ditangkap
penyerapan aktif :
oleh sel-sel tubuh, sehingga kadarnya di daiam aliran daran
at Aliran zat yang diserap dapat menentang gradien
tidak sampai niemuncak tinggi. Meskipun demiktan. dengan
konsentras;
tekniK penentuan yang cukup sensitif
& Memeriukan enersi
dapat diperlihatkan kadar asam-asam amino yang berbeda
& Menunjukkan fenomena jenuh pada ketinggian
konsentrasi tertentu antara daraharterial dan darah vena. Kaaar protein 7%
di daiam makanan sudah sanggup menyebabkan
& Menunjukkan gejaia persaingan antara para
perbedaan kaaar asam amino dalam darah, sebelum
anggota dari satu kelompok yang
mempergunakan carrier yang sama, dart dan setelah pemoerian dosis. 6
Di dalam rongga intestine, campuran asam-asam
& Dihambat oleh zat-zat penghambat oksidasi
amino hasii pencernaan protein makanan itu ditambah
Pada umumnya protein dicerna dan diserap secara dengan asam-asam amino endogen sehingga "
konsentrasinya menjadi 3-4 kali yang berasal da;
sempurna, sehingga di dalam tinja praktistak tersisa protein

50
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4, No. 1

makanan. Penambahan ini menyebabkan komposisi asam- Jenis RNA yang kedua ini diberi nama transfer RNA (t-
asam amino menjadi lebih seimbang, yang meningkatkan RNA) dengan codon tersebut di atas. Padat-RNA terdapat
penyerapan. 6 apa yang disebut anticodon, yaitu rumusan khusus yang
Dalam aliran darah, asam amino aitransport merupakan lawan (counterpart) dari sesuatu codon
bersama albumin, tetani lkatannya sangat longgar sehingga tertentu. Maka asam amino tertentu dibawa ke tempat
dianggap sebagai asam amino bebas. Dengan codon tertentu dengan meiaiui pengenaian oleh t-RNA
menambahkan alkohol kepada sampei plasma, lkacan dengan anti codonnya. Demikiamah setiap t-RNA yang
asam amino dnegan albumin ini terputus dan terdapatlah ber'beda-bedamembawa asam amino tertentu. sehingga
asam amino bebas di dalam plasma tersebut, yang dapat menjadi dereian asam-asam amino menurut kode yang
6A"
ditentukan kuantitasnya. Plasma amino acid pattern dapat dibawa oleh m_RNA.
ditentukan dengan metoda khromatographi kertas atau Setelah asam-asam amino yang jenisnya sesuai
TLC. Khromatogram yang terdapat demikian disebut dengan perintah code yang terdapat dari genes dibawa oleh
fingerprinting dari asam amino bebas di dalam plasma. 6 m_RNA,maka asam-asam amino itu salign dikaitkan meialui
ikatan peptida. Jadi jenis kode yang dibawa oleh
Ekskresi Protein & RNA merupakan kode untuk susunan struktur primer
Pada umumnya orang sehat tidak mengekskresikan dari sesuatu protein.Terjadiiah rantai panjang dari asam-
protein, melainkan sebagai metaboiitnya atau sisa asam amino, ialah susunan struktur primer polypeptide
metaboiisma (metabolic wasta product). Selain CO, dan H,0 sesuatu protein tertentu. Setelah struktur primer dari
protein disintesa secara lengkap, maka protein tersebut
sebagai hasil sisa metaboiisma protein, terjadi pula berbagai
ikatan organucyang mengandung nitrogen seperti urea dan dilepaskan dari ribosoma. Kemudian gaya-gaya sekunder
ikatan lain yang tidak mengandung nitrogen. mulai saling berinteraksi dan memberikan tambanan struktur
Nitrogen yang dilepaskan pada proses deaminasi sekunaer, kemudian bereaksi pulagaya-gaya tertier
masuk ke daiam siklus Urea dari KREBS-HEINSLET dar. yang memberikanstruktur proteinyang semakin kompleks,
diekskresikan urea meialuiginjal di dalam air seni. Biia air mencapai struktur akhir yang disebut struktur native, dan
seni dibiarkan di udara terbuka, ureutn akan dipecah oleh terjadiiah moiekul proteindengan struktumya seperti
mikroba, menghasiikan amonia (NH3) yang menguap dan yang terdapat di daiam alam (native protein). 6
memberikan bau khas air seni (pesing). 6 Setiap tingkat darireaksi-reaksipembentukan protein
Nitrogen yang dilepaskan pada proses transaminasi itudiatur oleh enzim-enzim tertentu, yang pada gilirannya
tidak dibuang ke luar tubuh, tetapi dipergunakan lagi daiam diatur pula oleh berbagai hormon. Bagaimana mekanisma
sintesa proteintubuh. Nitrogenjuga ada yang ikut terbuang di yang tepat dari sintesa protein dark pengatur-annya oleh enzim
6>1°
daiam tinja, karena terbuang di dalam cairan pencernaan dan hormon, masih terus diteliti dan dipelajari,
atau di dalam sel-sel epithe! usus yang teriepas dan Protein yang telah siap, ada yang tetap tinggai di
terbuang aus. Pada Keadaan sakit ginjal, ada protein yang dalam sel produsennya dan dipergunakan di situ, tetapi ada
terbuang di dalam air seni, yang disebut pro-teinuria. pula yang oipersiapkan oleh anparat Goigi, untuk
Protein Benz-Jones terdapat di daiam urine pada kondisi kemudiandikeiuarkanoleh sei, untuk dibawa ke seljaringan
sakit tertentu, Juga mungkin ada asam amino atau lain dan memenuhi fungsinya di situ. Secara ringkasnya
metaboiitnya yang terbuang di daiam air seni padakondisi proses metabolisme di atas dapat diiihat pada gambar 1
6-s
abnormal tertentu.
Kesimpuiau
Sintesa Protein Protein mempunyai banyak fungsi bagi tubuh kiia
Aparat untuk sintesa proteintubuh sangat kompleks, bai.< untuk orang dewasa maupun untuk anak-anak. fungsi
menyangkut faktor yang diturunkan (faktor keturunan - protein yaitu: sebagai zat pembangun, protein juga
gene). Kegiatan dimulai dengan DNA (de-oksi ribonucleic berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh meiawan
acid) yang terdapat di dalam khromosoma di dalam inti sel. berbagai mikrobadan zat toksik lainyang oatang dari luar,
DNA meiakukan dupiikasi dan menghasiikan RNA protein mengatur proses-proses metaboiisma daiam bentuk
(ribonnucleic acid) yang membawakode bagipembentukan enzim dan hormon., protein adalah saiah satu sumber utama
suatu jenis proteintertentu. Kode ini dibawa oleh apa yang enersi, Dalam bentuk khromosom, proteinjuga berperan
disebut messenger-RNA dari khromosoma di dalam inti ke 'dalammenyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan
dalam cytoplasma di luar inti sel, dan dilekafkan pada dalam bentuk genes
ribosoma yang terdapat melekat pada endoplasmic
reticulum.6,9
Didaiam cairan protoplasms terdapat RNAyang lain,
yang mengikat asam amino tertentu, laiu membawa asam
amino tersebut ke tempat pada ribosoma yang ditentukan
oleh kode (codon) di dalam messenger-RNA yang teiah
melekat menjadi acuan (template) pada ribosomatersebut.

51
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4, No. 1

Sumber Eksogen Sumber Endogen


Kl. 70 g/hari kl.140g/hari

Proteinjaringan
Protein Enzim, protein,
makanan dsb

Pencemaan dan \ Sintesis / Sintesis dan


(asam amino non esensial)
/
i
absorpsi \ degradast

V | Persediaan asam amino

/
V
Ekskresi Ginjai/ Transaminase konvers

/ Desaminase

Had Amonia

Kelebihan asam amino a-Asam I Bahan-oahar.


V jaringan non
(0,9-1,0 g/hari) | Urea protein, nitrogen
T I esensial (purin,
Oksidasi, dsb pirimidin,
I kolin,kreatin,niasi
i Urin
n, portion,
epineprin
Glukosa
tiroksin, asam
Bahan Keton, dsb
empedu melanin,
I
dll.)

Asetil * KoA

Siktus TCA

C02 + H20 + ATP


Gambar 1. Metabolisme protein dan asam amino
Sumber :Mahan L.K, dan M.T. Arlin, Krause's food. Diet Theraphy, 1992,him.61

Di dalam rongga mulut, protein makanan belurn Susenas, di akses dari http ://www.google.corn 27 Oktober
mengalami proses pencernaan. Baru di dalam lambung 2006.
terdapat enzim pepsine dan HC1yang bekerjasama Husaini, Y, Rehabilitasi dan Fleksibilitas Penggunaan KMS
memecah protein makanan menjadi metabolite intermediate Perkembangan Motorik Kasar. di akses dari htto://
tingkat polypeptide yaitu peptone, albumosa dan proteosa. www.google.com 17juli 2006
& Husaini, Jahari AB, dkk, KMS Perkembangan Anak :
Di dalam duodenum protein maKanan yang sudah Teknologi sederhana yang relevan dengan program
mengalami pencernaanparsial itu dicerna lebih lanjut oleh SDM.www.google.com
peningkatan 26 desember 2006
enzim yang berasal dart cairan pancreas dan dari abiding
& Almatsier, S, Prinsip Dasar llmu Gizi, Pt Gramedia,
usus halus. Di dalam usus halus protein makanan dicerna Jakarta,2005.
total menjaQt asam-asam amino, yang kemudian oiserap & Sediaoetania,Achmad ,D, llmu Gizi Untuk Mahasiswa
melalui sel-sel epithelium dinding usus. Semua asam dan Profesi,Dian Rakyat,Jakarta ,1996
amino larut di dalam air sehingga dapat berdifusi & Campbe!,Bioiogi,Erlangga,Jakarta,2002
secara pasif melaiui membrana sei & Mayes,PeterA,BiokimiaHarper,Buku
Kedokteran,Jakarta,1992
10. Fakuitas kedokteran Universitas inaonesiajkhtisar Biokimia
DAFTARPUSTAKa
Dasar,Jakarta ,2002.
11. Ganong, Fisiologi Kedokteran,Buku Kedokteran,Jakara
1. Gaoway.R. Global Health Mini University, di akses
dari http'www.googie.com27. Oktober 2006.
2. Dtnas Kesehatan Kota Padang 2007

135

KONSUMSI PROTEIN UNTUK


PENINGKATAN PRESTASI
Oleh: Cerika Rismayanthi
Dosen Prodi Ilmu Keolahragaan FIK U N Y

Abstrak
Gizi yang cukup yang dapat nnenjamin kesehatan optimal dibutuhkan oleh
seorang atlet untuk berprestasi tinggi. Meskipun demikian, banyak atlet yang
berbakat tidak mengerti hubungan langsung gizi yang cukup dengan bentuk tubuh,
endurance,fitness, dan pencegahan terhadap kecelakaan berlatih. Tuiisan di bawah ini
akan membahas salah satu zat gizi, yaitu protein dalam hubungannya dengan
praktik makan atlet, pertumbuhan, dan kekuatan, serta performance atlet, dengan
harapan bahwa atlet, pelatih, manajer, ahli gizi, dan orang-orang yang memberikan
pelayanan kepada atlet, memahami serta dapat mempraktikkannya dalam tugas
nyata sehari-hari.
Dalam hidup protein memegang peraran yang penting. Proses kimia dalam
tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suaai protein yang
berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah
merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke
selumh bagian aibuh, adalah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang
berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu
protein.

KcMisumsi Protein untulc Peningkatan Prestasi (Cerika Rismayanthi)


136

Maniisia memperoleh protein dari makanan yang berasal


dari hewan dan tumbuhan. Protein yang berasal dari tumbuhan
disebut protein nabati, sedangkan yang berasal dari hewan disebut
protein hewani. Beberapa sumber protein adalah daging, telur, '
susu, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan.

Katakunci: protein, kebutuhan, prestasi.

Protein membentuk sebagian besar stmktur di dalam sel termasuk sebagai enzim
dan pigmen respiiatori. Protein dibenaik dari percantuman unit asas yang dikenal
sebagai asam amino. Protein dibagi menjadi dua jenis, yuitu protein fibrous yang
banyak bergantung kepada staiktur sekundcr, yaitu bentuk protein yang dapat
diulang dan protein globular (enzim dan antibodi) yang banyak bergantung pada
interaksi stmktur bebas yang terdapat 20 jenis asam amino yang digunakan untuk
membentuk rantai polipeptida (protein). Fungsi, bentuk, ukuran dan jenis protein
akan ditentukan oleh jenis, bilangan, dan taburan asam amino yang terdapat di
dalam stmktur tersebut. Penamaan beberapa asam amino dinamakan tindakbalas
kondensasi dengan ciri adanya pembentukan ikatan peptida dan pembentukan
molekul air. Penamaan ini akan menghasilkan rantai peptida yang lebih dikenal
sebagai polipeptida dengan mempunyai dua ujung rantai yang berbeda sifamya.
Di ujung yang mempunyai kumpulan amino dikenal sebagai terminal N (amino)
dan ujung yang mempunyai kumpulan karboksil dikenal sebagai terminal N .
Penyambungan rantai asam amino ini memerlukan tenaga yang tinggi dan
ketepatan urutan asam amino dan rantai ini pula bergantung pada koordinasi di
antara mRNA dan tRNA.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian teibesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh protein, separuhnya ada di dalam otot,
seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan
selebihnya di dalam jaringan lain, dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai
hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya
adalah protein. Di samping itu, asam amino yang membentuk protein bertindak
sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-
molekul yang esensial untuk kehidupan. Protein mempunyai fungsi

BUEUKSU Vol. II, No. 2, Oktober 2006: 135 - 145.


137

khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta
memelihara sel-sel clan jaringan tubuh.
Protein yang dibentuk dengan hanya menggunakan satu polipeptida
dinamakan sebagai protein monomerik dan yang dibentuk oleh beberapa
polipeptida contohnya hemoglobin pula dikenali sebagai protein multimerik.
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama")
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan
protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam
fungsi struktural atau mekanis, seperti inisalnya protein yang membenaik
batang dan sendi sitosbeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun)
sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotroj).
Protein mempakan salali saai dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,
lipida, dan polinukleotida, yang mempakan penyusun utama makhluk hidup.
Selain itu, protein mempakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti
dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa
DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi
yang dilakukan ribosoma. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya
tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi,
terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
Dalam kefiidupan, protein memegang peranan yang penting, proses kimia
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim yang berflingsi
sebagai biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau
eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
bagian tubuh adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan
tintuk melawan bakteri penyakit atau disebut antigen, juga suatu protein.

Konsumsi Protein unmk Penin^catan Prestasi (Cerika Rismayanthi)


138

ZAT PROTEIN
Protein dari makanan yang di konsumsi sehari-hari dapat berasal dari
hewani maupun nabati. Protein yang berasal dari hewani, seperti: daging, ikan,
ayam, telur, dan susu disebut protein hewani, sedangkan protein yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, seperti: kacang-kacangan, tempe, dan tahu disebut protein
nabati. Dahulu, protein hewani dianggap berkualitas lebih tinggi daripada menu
seimbang protein nabati, karena mengandung asam-asam amino yang lebih
komplit. Hasil penelitian akhir-akhir ini membuktikan bahwa kualitas protein
nabati dapat setinggi kulaitas protein hewani, asalkan makanan sehari-hari
beraneka ragam. Dengan susunan hidangan yang beragam, kekurangan asam
amino dari bahan makanan yang satu, dapat ditutupi oleh kelebihan asam-asam
amino dari bahan makanan lainnya. Jadi, dengan hidangan: ada nasi atau
penggantinya, lauk-pauk, sayur-sayuran, dan buah-buahan, apalagi ditambah
susu adalah sehat. Bukan saja jumlah atau kualitas zat-zat gizi yang dibutuhkan
tercukupi, tetapi juga kualitas zat-zat gizi yang dikonsumsi bermutu tinggi.
Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, pembentukan
otot, pembentukan sel-sel darah merah, pertahanan tubuh terhadap penyakit,
enzim dan hormon, dan sintesis jaringan-jaringan tubuh lainnya. Protein dicema
menjadi asam-asam amino, yang kemudian dibentuk protein tubuh di dalam otot
dan jaringan lain. Protein dapat berfungsi sebagai sumber energi apabila
kaibohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi seperti pada waktu berdiet ketat
atau pada waktu latihan fisik intensif. Sebaiknya, kurang lebih 15 % dari total
kalori yang dikonsumsi berasal dari protein.

Sintesis Protein
Tumbuh-tumbuhan dan hewan dapat mensintesls protein, yaim tumbuh-
tumbuhan dari nitrogen yang tersedia di tanah, sedangkan hewan dari asam
amino yang diperoleh dari makanan berasal dari tumlDuh-tumbuhan dan hewan.
Hewan dapat mensintesis beberapa macam asam amino dari nitrogen yang berasal
dari makanan. Sintesis protein meliputi pembentukan rantai panjang asam amino
yang dinamakan rantai peptida. Ikatan kimia yang mengaitkan dua asam amino
satu sama lain dinamakan ikatam peptida. Ikatan ini terjadi karena satu hidrogen
& dari gugus amino suatu asam amino bersatu dengan hidroksil (OH) dari
gugus karboksil asam amino yang lain. Proses ini menghasilkan satu molekul

lEiiliHi Vol. II, No. 2, Oktober 2006: 135 - 145.


139

air, sedangkan CO dan N H yang tersisa akan menbentuk ikatan peptida. Sebalik-
nya, ikatan peptida ini dapat dipecah menjadi asam amino, oleh asam atau enzim
pencema dengan penambahan satu molekul air. Proses ini dinamakan hidrolisis.
Hasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino dan ini
segera diabsorpsi dalam waktu lima belas menit setelah makan. Absorpsi
terutama terjadi dalam usus halus berupa empat sistem absorpsi aktif yang
membutuhkan energi, yaitu masing-masing untuk asam amino netral, asam
amino asam dan basa, serta untuk prolin dan hidroksiprolin. Absorpsi ini
menggunakan mekanisme transpor natriun seperti halnya pada absorpsi
glukosa. Asam amino yang diabsorpsi memasuki sirkulasi darah melalui vena
porta dan dibawa ke hati. Sebagian asam amino digunakan oleh hati, dan
sebagian lagi melalui sirkulasi darah dibawa ke sel-sel jaringan.
Kadang-kadang protein yang belum dicema dapat memasuki mukosa usus
halus dan muncul dalam darah. Hal ini sering terjadi pada protein susu dan
protein telur yang dapat menimbulkangejala aleigi iimmunohgicalserisUiwprvteiri).
Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di
ujung usus halus. Hanya 1 % protein yang dimakan ditemukan dalam feses.
Protein endogen yang berasal dari seknssi saluran cema dan sel-sel yang rusak
juga dicema dan diabsorpsi. Ribuan protein yang terdapat dalam tubuh manusia
melakukan berbagai fungsi yang begitu banyak untuk dituliskan. Fungsi ini
menyangkut pekerjaan sebagai pembawa vitainin, oksigen, dan karbondioksida
plus peranan stmktural, kinetik, katalitik, serta pembentukan sinyal.

APAKAH ATLET HARUS MAKAN BANYAK PROTEIN?


Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh,
yang mempunyai dampak positif terhadap derajat keseliatan, oleh karena itu
olahraga dianjurkan untuk dilaksanakan secara teratur sesuai dengan kondisi
seseorang. Bagi adet asupan gizi yang terkait dengan olahraga mempunyai arti
penting selain untuk mempertahankan kebugaran juga untuk meningkatkan
prestasi atlet tersebut dalam cabang olahraga yang diikutinya.
Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menems dipertahankan dan
ditingkatkan lagi. Salah satu faktoryang penting untuk mewujudkan adalah melalui
gizi seimbang, yaitu energi yang dikeluarkan untuk olahraga harus seimbang

Konsumsi Protein untuk Peningkatan Prestasi (Cerika Rismayanthi)


140

atau sama dengan energi yang masuk dari makanan. Makanan untuk seorang atlet
harus mengandung zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan untuk aktivitas
sehari-hari dan olahraga. Makanan harus mengandung zat gizi penghasil energi
yang jumlahnya tertentu. Selain itu, makanan juga harus mampu mengganti zat
gizi dalam tubuh yang berkurang akibat digunakan untuk aktivitas olahraga.
Pengaturan makanan terhadap seorang atlet harus individual. Pemberian
makanan harus memperhatikan jenis kelamin atlet, umur, berat badan, serta jenis
olahraga. Selain itu, pemberian makanan juga hams memperhatikan periodisasi
latihan, masa kompetisi, dan masa pemulihan. Gerak yang terjadi pada olahraga
karena adanya kontraksi otot. Otot dapat berkontraksi karena adanya pembebasan
energi beaipa ATP yang tersedia di dalam sel otot. ATP dalam sel otot jumlahnya
terbatas dan dapat dipakai sebagai sumber energi hanya dalam waktu 1 - 2 detik.
Kontraksi otot akan tetap berlangsung apabila ATP yang telah berkurang dibentuk
kembali. Pembentukan kembali ATP dapat berasal dari protein, kreatin fosfat,
glukosa, glikogen, dan asam lemak.
Kebutuhan gizi bagi para atlet mempunyai kekhususan, bergantung
pada cabang olahraga yang dilakukan. Oleh karena itu untuk mendapatkan
atlet yang beq^restasi, faktor gizi sangat perlu diperhatikan sejak saat
pembinaan di tempat pelatihan sampai pada saat pertandingan.
Secara tradisional, atlet diharuskan makan lebih banyak daging, telur,
ikan, ayam, dan bahan makanan sumber protein lainnya, karena menumt teori,
protein akan membentuk otot yang dibutuhkan atlet. Hasil penelitian mutakhir
membuktikan bahwa bukan ekstraprotein yang membentuk otot, melainkan
latihan. Latihan yang intensif yang membentuk otot. Untuk membangun dan
memperkuat otot, anda harus memasukkan latihan resistan seperti angkat besi
di dalam program latihan. Agar cukup energi yang dikonsumsi untuk latihan
pembentukan otot, makanan hams mengandung 60 % karbohidrat dan 15 %
protein dari total energi. Kedengarannya aneh, tetapi sesungguhnya seorang
atlet binaragawan dan pelari maraton dapat mengkonsumsi makanan dari
hidangan yang sama. Seorang binaragawan cenderung berotot lebih besar dari
pelari, karena itu ia membutuhkan lebih banyak energi.
Besamya jumlah protein yang dikonsumsi, dapat dilihat dari
perhitungan di bawah ini.

m B i i Vol. 11, No. 2, Oktober 2006: 135 - 145.


141

& Seorang pelari yang beratnya 70 kg membutuhkan 2,600 kkal. Sebanyak 15


% dari 2.600 kkal ini berasal dari protein yaitu 390 kkal atau antara 74 g
protein.
& Seorang binaragawan yang beratnya 95 kg membutuhkan 3-600 kkal.
Sebanyak 15 % dari 3.600 kkal yaitu 540 kkal berasal dari protein atau
setara dengan 108 g protein.

Jadi seorang atlet pelari maraton membuailikan 74 g protein, dan seorang


binaragawan membutuhkan 108 g protein dari hidangan makanan yang sama.
Tidak jarang nasihat makanan yang diberikan membingungkan atlet.
Seoiang atlet angkat dilwapkan makan daging, steak, telur, ayam lebili banyak
untuk pembentukan otot, dan dianjurkan minum minuman yang mengandung
protein. Sesunggulinya tidak demikian! Seorang atlet angkat besi membutuhkan
kaibohidrat lebili banyak, karena karlxihidrat dibutuhkan unaik cadangan energi
di dalam otot. Seorang atlet ridak akan dapat mengangkat beban yang berat
kalau jumlah karlx)hidrat yang tersedia di dalam otot sudah menipis. Makanan
yang mengandilkan protein tidak menyediakan l:)alian bakar untuk otot,
sehingga prestasi yang dicapai tidak akan optimal.
Aktivitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme
basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar
metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paai-paru memeriukan
tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat dan oksogen ke seluaih tubuh.
Banyaknya energi yang dibutuhkan l:)erganaing pada terapa banyak otot yang
bergerak, berapa lama, dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan. Protein
memegang peranan esensial dalam mengangkut zat-zat gizi diri dtrah ke jaringan-
jaringan, dan melalui membran sel ke dalam sel-sel. Sebagian tear bahan-bahan ini
adalah protein. Sebagai sumber energi, protein ekuivalen dengan kaibohidrat,
karena menghasilkan 4 kkal/g protein. Meskipun demikian, protein sebagai
sumber energi relatif lebih mahal, baik dalam harga maupun dalam jumlah energi
yang dibutuhkan untuk metabolisme energi. Makanan yang terbaik untuk atlet
hams mensuplai cukup protein tetapi tidak berlebihan untuk keperluan
perkembangan dan perbaikan jaringan otot yang aus, oduksi hormon, dan
mengganti sel-sel darah merah yang mati dengan yang baru. Seringkali atlet

Konsumsi Protein untuk Peningkatan Prestasi (Cerika Rismayanthi)


142

mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi protein, sehingga mereka


mendapatkan dobel dari kebutuhannya; kelebihan protein yang dikonsumsi ini
disimpan dalam bentuk lemak badan.

KEBUTUHAN PROTEIN
Kebutuhan akan protein bervariasi antaratlet. Menumt angka
kecukupan konsumsi zat-zat gizi (AKKZG), seseorang membutuhkan 1 g
protein per kg berat badan, tetapi ada atlet yang membuaihkan lebih banyak,
misalnya seorang pelari yang sedang berlatih intensif, atau seseorang yang
sedang berdiet yang mengkonsumsi rendah kalori, atau seorang pemula yang
bam mulai berlatih. Di bawah ini diilustrasikan anjuran konsumsi protein.

Tabel 1. Kebutuhan Protein Atlet

Macam Atlet Gram Protein/kg BB


Atlet beilatih ringan 1,0
Atlet yang mtin berlatih 1,2
Atlet remaja (sedang tumbuh) 1,5
Atlet yang memerlukan otot 1,5

Untuk menghitung berapa banyak protein yang dibutuhkan sangat


mudah. Mula-mula, atlet mengidentifikasi diri termasuk golongan atlet yang
mana, misalnya termasuk atlet yang secara mtin berlatih. Umurnya 25 tahun,
berat badan 70 kg,, ia setiap hari sesungguhnya membutuhkan sebanyak 70 x
1,2 g protein = 84 g protein.
Estela itu, dibuat daftar makanan dan minuman selama 24 jam, misalnya
mulai bangun pagi hari sampai pagi hari berikutnya dicatat jenis, komposisi, dan
banyaknya makanan dan minuman yang dikonsumsi. Dengan mempergunakan
daftar komposisi bahan makanan (DKBM) ia akan mengetahui jumlah protein
yang dikonsumsi dalam sehari. Kemudian dibandingkan dengan anjuran, apakah
kurang atau lebih banyak dari yang direkomendasikan.
Kebutuhan protein menurut F A O / W H O / U N U (1985) adalah
"konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan

MEiBil Vol. II, No. 2, Oktober 2006: 135 - 145.


143

memiingkinkan produksi protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan,


kehamilan, atau menyusui." Angka kecukupan protein (AKP) orang dewasa
menumt hasil-hasil penelitian keseimbangan nitrogen adalali 0,75 gram/kg
berat badan, bempa protein patokan tinggi yaiai protein telur (mutu
cem^/digestibility daya manfaat/utility telur adalah 100). Angka ini dinamakan
safe level of intake atau taraf suapan terjamin. AKP dipengamhi oleh mutu
protein hidangan yang dinyatakan dalam skor asam amino (SAA).
Walaupun fungsi utama pR)tein adalah untLik pertumbuhan, apabila
tubuh kekurangan zat energi fungsi protein untuk menghasilkan energi atau
untuk membentuk glukosa akan didahulukan. Apabila glukosa atau asam
lemak di dalam tubuh terbatas, sel tepaksa menggunakan protein untuk
membentuk glukosa dan energi. Pemecalian protein tubuh guna memenuhi
kebutuhan energi dan glukosa pada akhimya akan menyebabkan melemahnya
otot-otot. Oleh karena itu, dibutuhkan konsumsi karbohidrat dan lemak yang
cukup tiap hari, sehingga protein dapat digunakan sesuai fungsi utamanya,
yaitu untuk peinbentuk sel tubuh.

KELEBIHAN PROTEIN
Setiap orang yang terlalu Iranyak mengkonsumsi protein, akan lebili sering
kencing karena protein di dalam badan dicema menjadi urea, suatu senyawa dalam
bentuk sisa yang fraais dibuang melalui urine. Terlalu sering ke toilet akan kurang
menyenangkan karena mengganggu latihan, apalagi kalau sedang dalam kompetisi.
Terlalu banyak atau sering kencing meaipiikan pula beban berat ginjal dan
meningkatkan risiko terhadap dehidrasi atau kekurangan cairan buat atlet. Bahan
makanan berprotein tinggi, misalnya: daging, ayam, dan ikan liarganya relatif mahal.
Kalau bahan pangan ini dikurangi, dan makan lebih banyak sereal, sayur, dan buah,
berarti akan ada pengliematan, karena harga balian-bahan pangan yang disebut
terakliir ini lebih murah. Selain itu, bahan makanan tinggi protein biasanya
mengandung pula tinggi lemak. Unaik kesehatan jantung, pencegahan kegemukan,
dan peningkatan petfotmance, sebaiknya seorang atlet tidak makan banyak lemak,
temtama lemak hewani yang seringkali terdapat banyak dalam bahan makanan
berprotein tinggi. Dalam keadaan tx^rlebihan protein seorang atlet akan mengalami
deaminase. Nitrogen dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa

Konsumsi Protein untuk Peningkatan Prestasi (Cerika Rismayanthi)


144

ikatan kait)on akan diubah menjadi lemak dan disimpan didalam tubuli. Dengan
demikian, makan protein secara berlebihan dapat menyebabkan kegemukan.

SUPLEMEN PROTEIN
Advertensi sering memberikan harapan yang muluk-muluk, tetapi lebih
baik seorang atlet tidak mempercayainya atau paling sedikit, lebih bijaksana
menginter-pretasikannya. Menurut advertensi, protein poivder atau asam-asam
arrunopowder, seperti: arginine, ornithine, dan asam-asam amino bebas adalah
esensial untuk pembentukan otot. Seorang atlet menurut advertensi tersebut
direkomendasikan makan suplemen ini kalau menginginkan pembentukan otot
yang optimal. Jika ia menginginkan otot yang lebih besar dan lebih kuat, ia
akan mendapat keuntungan yang lebih banyak daripada mengkonsumsi
suplemen, apabila ia memahami keterangan berikut:
& Latihan, bukan protein yang berperanan membuat otot lebih besar dan kuat.
& Jika para atlet mengkonsumsi cukup kalori dari kaibohidrat, kelebihan
protein yang dikonsumsi akan dikonversi atau disimpan dalam bentuk
lemak badan. Badan atlet tersebut akan bertambah gemuk, dan prestasi
optimal tidak akan tercapai.
& Jumlah uang yang biasanya banyak dibelanjakan untuk suplemen jauh
lebih banyak, dobel atau tripel dari jumlah uang yang dibelanjakan untuk
makanan untuk mendapatkan jumlah zat-zat gizi yang sama.

KESIMPULAN
Kualitas protein nabati dapat setinggi kualitas protein hewani, asalkan
menu makanan beiagam. Meskipun demikian bahan makanan hewani merupakan
sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu,
daging, unggas, ikan dan kerang. Bahan makanan hewani kaya dalam protein
bermutu tinggi, tetapi hanya merupakan 18,4 % konsumsi protein rata-rata setiap
hari. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti: temf>e
dan tahu, serta kacang-kacangan lain. Kacang kedelai merupakan sumber protein
nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi. Padi-padian dan
hasilnya relatif rendah dalam protein, tetapi karena dimakan dalam jumlah yang
banyak, dapat memberi sumbangan besar terhadap konsumsi protein sehari.

liEDinRA Vol. II, No. 2, Oktober 2006: 135 - 145.


145

Latihan, bukan ekstraprotein yang membentuk dan membuat kuat otot.


Oieh sebab itu, hidangan makanan untuk atlet dari berbagai cabang olahraga
tidak perlu dibedakan. Untuk menjamin prestasi optimal, kebutuhan akan
protein perlu terpenuhi, tetapi tidak berlebihan. Kalau berlebihan akan
berisiko terhadap dehidrasi, beban ginjal, dan penyakit jantung koroner.
Seorang atlet lebih baik untuk tidak mempercayai advertensi mengenai
suplemen yang beikhasiat muluk-muluk, atau paling sedikit ia liarus
menginterpretasikannya dengan lebih bijaksana. Ia tidak periu suplemen
protein atau asam-asam amino, jika makanannya cukup bergizi dan sehat.
Dalam merencanakan diet untuk atlet, di samping harus memperhatikan
jumlah protein perlu diperhatikan pula mutunya. Protein hewani pada umumnya
mempunyai susunan asam amino yang paling sesuai untuk kebutuhan manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Anna Poedjiadi. (1994). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Ul-Press.

BPS. (2(XX)). KorisuTTisiKiikfficianFivlein Fiend 1999.j2kai^ Biro


Pusat Statistik.

Direktorat Gizi. Dq^kes RI. (1995). Nutrition in Indonesia: Prokdem, Strategy andPrograms.
Jakarta: Direktorat Gizi, Depkes RI.

FAO. (1985). "Energi and protein 'RG(^irem&n\s" Report of joint FAO/WHO/JJN expert
consultation. Geneva: WHO Series 724.

Sunita Almatsier. (2005). PrinsipDasarUmu Gisn'. Jakarta: Gramedia

You might also like