You are on page 1of 7

ORIGINAL ARTICLE

Intisari Sains Medis 2017, Volume 8, Number 2: 118-124


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Prevalensi musculoskeletal disorders (MSDs) pada


pengemudi angkutan umum di terminal mengwi,
kabupaten Badung-Bali CrossMark
Published by DiscoverSys
Vimalavarati Sekaaram,1* Luh Seri Ani2

ABSTRACT

Musculoskeletal disorders (MSDs) is a global health issues because of accidental sampling technique. Data obtained from structured interview
its high prevalence among public transportation driver. Health and using questionnaire and Nordic Musculoskeletal Questionnaire
safety aspects should be the main attention but in facts MSDs still (NMQ) Results of the study showed the prevalence of MSDs on public
showed high number in prevalence. Public transportation driver had a transportation driver in Terminal Mengwi is 76.7%, with distribution
very high risk developing health problems especially MSDs. Risk factors the most frequent complaint on waist 73.91%. It was also obtained that
that affects MSDs on public transportation driver such as older age, respondents within ≥47 years old group experienced MSDs as much as
work hours more than normal, long period of working, and smoking 80%, working hours ≥12 hour/day experienced more MSDs (91,7%),
habits. This study is conducted to know the prevalence of MSDs among period of working ≥18 years had 80% of MSDs, and smoking habits >20
public transportation driver in Terminal Mengwi Kabupaten Badung. cigarette/day all experienced MSDs (100%). It can be concluded that the
Thus, it is expected to prevent the high prevalence of MSDs on public prevalence of MSDs on public transportation driver in Terminal Mengwi
transportation driver in order to enhance their health and safety. This is quite high. It was influenced by some risk factors such as age, working
study uses descriptive cross sectional design. It was done between April hours, periods of working, and smoking habits. Researcher suggests
to Mei 2016 with 30 samples whom is public transportation driver in stakeholders of public transportation and healthcare staffs give enough
Terminal Mengwi, Kabupaten Badung. Samples were chosen using education for all drivers to prevent MSDs.

Keywords: driver, public transportation, MSDs


Cite This Article: Sekaaram, V., Ani, L.S. 2017. Prevalensi musculoskeletal disorders (MSDs) pada pengemudi angkutan umum di terminal mengwi,
kabupaten Badung-Bali. Intisari Sains Medis 8(2): 118-124. DOI: 10.1556/ism.v8i2.125

ABSTRAK

Musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan permasalahan kesehatan diperoleh dari wawancara terstruktur menggunakan kuesioner
global karena prevalensinya yang tinggi pada pekerja. Kesehatan dan Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ) Hasil penelitian
dan keselamatan pekerja seharusnya diutamakan namun pada menunjukan prevalensi MSDs pada pengemudi angkutan umum di
kenyataannya kejadian MSDs tetap tinggi. Pengemudi angkutan Terminal Mengwi yaitu 76,7%, dengan distribusi keluhan terbanyak
umum sangat berisiko mengalami gangguan kesehatan terutama pada bagian pinggang sebesar 73,91%. Kelompok usia ≥47 tahun
MSDs. Faktor- faktor risiko MSDs pada pengemudi angkutan umum mengalami MSDs sebesar 80%, durasi kerja ≥12 jam/hari lebih
meliputi usia tua, durasi kerja melebihi normal, masa kerja lama, banyak mengalami MSDs yaitu 91,7%, masa kerja ≥18 tahun
dan kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan mengetahui mengalami MSDs sebesar 80%, dan kebiasaan merokok >20 rokok/
prevalensi MSDs pada pengemudi angkutan umum di Terminal hari mengalami keluhan MSDs sebesar 100% Dapat disimpulkan
1
Program Studi Pendidikan Dokter Mengwi Kabupaten Badung. Dengan demikian, diharapkan mampu bahwa prevalensi MSDs pada pengemudi angkutan umum di Terminal
2
Ilmu Kedokteran Komunitas-Ilmu
mencegah terjadinya MSDs sehingga meningkatkan kesehatan Mengwi cukup tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko
Kedokteran Pencegahan, Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana dan keselamatan kerja pengemudi angkutan umum. Penelitian ini seperti usia, durasi kerja, masa kerja, dan kebiasaan merokok. Peneliti
menggunakan rancangan deskriptif cross sectional yang dilaksanakan merekomendasikan kepada pemegang kebijakan angkutan umum
*
Correspondence to: Vimalavarati dari bulan April hingga Mei 2016, dengan sampel berjumlah 30 orang dan tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi kepada seluruh
Sekaaram, Program Studi yang merupakan pengemudi angkutan umum di Terminal Mengwi, pengemudi angkutan umum mengenai aspek ergonomi dalam
Pendidikan Dokter Kabupaten Badung, menggunakan teknik accidental sampling. Data mengemudi untuk mencegah MSDs.
VimalavaratiSekaaram@gmail.com

Diterima: 22 Maret 2017 Kata kunci: pengemudi, angkutan umum, MSDs


Disetujui: 26 April 2017 Cite Pasal Ini: Sekaaram, V., Ani, L.S. 2017. Prevalensi musculoskeletal disorders (MSDs) pada pengemudi angkutan umum di terminal mengwi,
Diterbitkan: 8 Mei 2017 kabupaten Badung-Bali. Intisari Sains Medis 8(2): 118-124. DOI: 10.1556/ism.v8i2.125

118 Open access: http://isainsmedis.id/


ORIGINAL ARTICLE

PENDAHULUAN Hingga saat ini belum ada laporan tentang angka


prevalensi MSDs dan karakteristik pengemudi
Musculoskeletal disorders (MSDs) adalah gangguan angkutan umum yang ada di Bali. Adapun pene-
yang mempengaruhi fungsi normal sistem musku- litian mengenai nyeri punggung bawah (low back
loskeletal akibat paparan berulang berbagai faktor pain) pada pengemudi bus yang dilakukan di Bali
risiko di tempat bekerja.1 Sistem muskuloskeletal memberi hasil persentase kejadian low back pain
meliputi tendon, bantalan tendon (tendon sheath), (LBP) pada pengemudi bus yang mengendarai bus
ligamen, bursa, pembuluh darah, sendi, tulang, otot, ergonomi sebesar 36,36%, sedangkan pada penge-
dan persarafan. MSDs terjadi tidak secara langsung mudi bus yang mengendarai bus non ergonomi sebe-
melainkan kombinasi dan akumulasi dari cedera sar 65,95%.6 Sehingga, penelitian ini ditujukan untuk
yang terjadi secara terus menerus dalam jangka mengetahui prevalensi musculoskeletal ­disorders
waktu yang cukup lama. MSDs menyebabkan pada pengemudi angkutan umum, khususnya di
permasalahan kerja yang signifikan akibat pening- Terminal Mengwi yang berlokasi di sekitar wilayah
katan kompensasi biaya kesehatan, penurunan Puskemas Mengwi I. Hasil penelitian ini diharapkan
produktivitas, dan rendahnya kualitas hidup. Secara dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait dalam
global, MSDs berkontribusi sebesar 42%–58% dari upaya pelayanan kesehatan kerja masyarakat.
seluruh penyakit terkait pekerjaan dan 40% dari
seluruh biaya kesehatan terkait pekerjaan. Biaya
kerugian akibat MSDs diperkirakan mencapai rata- METODE
rata 14.726 dolar pertahun atau sekitar 150 juta Penelitian ini mempergunakan desain deskrip-
rupiah.2,3 Sehingga, permasalahan MSDs bila tidak tif cross-sectional untuk memperoleh gambaran
segera diobati dan dicegah dapat menyebabkan umum mengenai prevalensi musculoskeletal disor-
proses kerja terhambat dan tidak maksimal. ders (MSDs) pada pengemudi angkutan umum di
Dominansi MSDs sebagai permasalahan keseha- Terminal Mengwi Kabupaten Badung. Penelitian
tan mayor terkait pekerjaan dapat pula dilihat dari ini dilakukan di Terminal Mengwi, Kecamatan
hasil penelitian di berbagai negara yang menya- Mengwi, Kabupaten Badung dari bulan April
takan bahwa MSDs menduduki posisi pertama. hingga Mei 2016. Sampel pada penelitian ini
Pernyataan ini didukung oleh data dari Labour berjumlah 30  orang yang merupakan pengemudi
ForceSurvey (LFS) U.K., yang menunjukkan MSDs angkutan umum di Terminal Mengwi, Kabupaten
pada pekerja sangat tinggi yaitu sejumlah 1.144.000 Badung yang memenuhi kriteria inklusi yaitu,
kasus dengan distribusi kasus yang menyerang Pengemudi angkutan umum yang telah bekerja
punggung sebesar 493.000 kasus, anggota tubuh selama minimal satu tahun di Terminal Mengwi,
bagian atas atau leher 426.000 kasus, dan anggota Kabupaten Badung dan bersedia menjadi respon-
tubuh bagian bawah 224.000 kasus.4 Hasil pene- den dalam penelitian ini. Kriteria ekslusi sampel
litian serupa di Amerika adalah terdapat sekitar pada penelitian ini adalah pengemudi angkutan
enam juta kasus MSDs pertahun atau rata-rata 300 umum yang memiliki keluhan pada otot dan/
- 400 kasus per- 100.000  orang pekerja. Diantara atau tulang sebelum bekerja sebagai pengemudi,
berbagai jenis pekerjaan, prevalensi MSDs pada memiliki kelainan kongenital pada otot dan/atau
pengemudi angkutan umum di berbagai belahan tulang, dan pernah mengalami kecelakaan berat
dunia sangat tinggi yakni berkisar antara 53% yang menyebabkan patah tulang dalam 5 tahun
hingga 91%. Perbedaan antar negara disebabkan terakhir. Sample dikumpulan menggunakan teknik
oleh latar belakang ras, lokasi geografis, etnis, dan accidental sampling. Data diperoleh dari wawan-
sosiodemografi yang berbeda-beda.2 cara terstruktur menggunakan kuesioner untuk
Studi dari Departemen Kesehatan dalam profil mencatat data demografi maupun karakteristik
masalah kesehatan di Indonesia menunjukkan pengemudi angkutan umum dan Kuisioner Nordic
bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita pekerja Musculoskeletal Questionnaire (NMQ) ntuk menge-
berhubungan dengan pekerjaan. Gangguan kese- tahui adanya keluhan muskuloskeletal pada bagian
hatan yang dialami pekerja berdasarkan penelitian tubuh dari pengemudi. Data yang diperoleh dianal-
yang dilakukan pada 9.482 pekerja di 12 kabupaten/ isis secara deskriptif (persentase) dan disajikan
kota di Indonesia menunjukkan angka tertinggi dalam bentuk tabel dan narasi.
diraih oleh gangguan muskuloskeletal (16%), disu-
sul gangguan kardiovaskular (8%), gangguan saraf
HASIL
(5%), gangguan pernapasan (3%) serta gangguan
THT (1.5%).4 Sedangkan, jenis angkutan umum Karakteristik Pengemudi Angkutan Umum
darat yang dapat dijumpai di Indonesia antara lain di Terminal Mengwi Kabupaten Badung
angkutan kota (angkot), bus, taksi, metro mini, dan Karakteristik responden diperoleh melalui pengi-
masih banyak lainnya.5 sian kuesioner pada lampiran 2. Distribusi usia

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(2): 118-124 | doi: 10.15562/ism.v8i2.125 119
ORIGINAL ARTICLE

responden yang didapatkan berkisar antara kerja terlama adalah 40 tahun. Prevalensi respon-
30-60 tahun dengan usia minimal yaitu 33 tahun den dengan masa kerja <18 tahun dan responden
(2 responden), usia maksimal yaitu 60 tahun dengan masa kerja ≥ 18 tahun adalah sama yaitu
(1  responden) dan usia rerata responden yaitu 50% untuk tiap kategori. Lebih dari setengah
47  tahun. Usia responden dalam penelitian ini total responden yang diambil datanya merupakan
dikelompokkan menjadi dua berdasarkan usia perokok aktif dalam satu tahun terakhir (66,7%),
rerata sehingga diperoleh hasil seperti pada Tabel 1. dimana sebagian besar jumlah rokok yang dikon-
yaitu persentase usia responden <47 tahun dengan sumsi perhari yaitu 1-10 batang/hari sebanyak 9
≥47 tahun adalah sama (50%). Sedangkan, durasi responden (30%), 11 -20 batang/ hari sebanyak 9
kerja pengemudi angkutan umum dikelompok- responden (30%) dan >20 batang/hari sebanyak
kan menjadi 2 berdasarkan risiko kejadian MSDs 2 responden (6,7%). Total responden yang tidak
menurut penelitian terdahulu (tabel 1). Data dalam mengkonsumsi rokok selama satu tahun terakhir
Tabel 1. juga menyajikan jumlah pengemudi yang yaitu 10 responden (33,3%). Pada penelitian ini
bekerja < 12 jam perhari lebih tinggi yaitu seban- jenis angkutan umum yang digunakan yaitu angku-
yak 18 responden (60%) daripada pengemudi yang tan umum dengan trayek diantaranya angkutan
bekerja ≥ 12 jam perhari sebanyak 12 responden umum jarak jauh (bus besar dan bus sedang) dan
(40%). Berdasarkan Tabel 1, masa kerja responden angkutan umum jarak dekat (bus kecil dan mobil
sebagai pengemudi angkutan umum dikelompok- penumpang). Seperti halnya masa kerja responden,
kan berdasarkan nilai rerata, dimana nilai rerata prevalensi jenis angkutan umum jarak jauh dan
masa kerja pengemudi yaitu 18 tahun, dengan jarak dekat adalah seimbang yakni masing-masing
masa kerja paling singkat adalah 3 tahun dan masa 15 responden (50%).

Prevalensi Musculoskeletal Disorders


Tabel 1  Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (MSDs) Pada Pengemudi Angkutan Umum
Variabel Total (n=30) Persentase (%) di Terminal Mengwi Kabupaten Badung
Berdasarkan tabel 2, didapatkan status sebagian besar
Usia
responden adalah mengalami MSDs paling sedikit
< 47 tahun 15 50 pada satu anggota tubuh selama 12 bulan terakhir
≥ 47 tahun 15 50 yaitu sebanyak 23 responden (76,7%) dan yang tidak
Durasi Kerja mengalami MSDs hanya 7 responden (23,3%).
< 12 jam/hari 18 60.0
Gambaran Jenis-Jenis Musculoskeletal
≥ 12 jam/hari 12 40.0
Disorders (MSDs) pada Pengemudi
Masa Kerja Angkutan Umum di Terminal Mengwi
< 18 tahun 15 50 Kabupaten Badung
≥ 18 tahun 15 50 Total keseluruhan 30 responden, 23 (76,6%)
Kebiasaan Merokok responden yang mengalami MSDs dihitung
frekuensi untuk mengetahui distribusi jenis-jenis
Ya 20 66.7
MSDs dan tingkat keluhan yang dialami di setiap
1-10 batang/hari 9 30.0 bagian tubuh yang dikeluhkan menggunakan kusi-
11-20 batang/hari 9 30.0 sioner NMQ dan didapatkan hasil sesuai dalam
>20 batang/hari 2 6.7 Tabel 3.
Hasil yang diperoleh dalam tabel 3. memperli-
Tidak 10 33.3
hatkan dari 23 responden yang mengalami MSDs,
Jenis Angkutan Umum jenis MSDs yang paling sering ditemui adalah pada
Angkutan Umum Jarak Jauh 15 50 area pinggang dimana terdapat 17 responden atau
Angkutan Umum Jarak Dekat 15 50 sebesar 73,91%. Tanda bercetak tebal membantu
membedakan area dengan tingkat keluhan yang
sering dilaporkan responden. Sedangkan gambar
Tabel 2  Prevalensi Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada 4. memetakan area tubuh responden yang sering
Pengemudi Angkutan Umum di Terminal Mengwi
mengalami MSDs. Area yang dimaksud diberi
Kabupaten Badung
warna merah sesuai dengan urutan nomor pada
Status MSDs Jumlah Persentase (%) kuesioner NMQ (lampiran 3). Sehingga, dapat dili-
Ya 23 76,6 hat dengan lebih jelas 5 area tersering yang dike-
Tidak 7 23,3 luhkan responden. Posisi kedua setelah pinggang
yaitu pada bagian leher atas sebanyak 12 responden
Total 30 100
(52,17%) disusul oleh area bahu kanan sebanyak 11

120 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(2): 118-124 | doi: 10.15562/ism.v8i2.125
ORIGINAL ARTICLE

Tabel 3  D
 istribusi Frekuensi Jenis-Jenis Musculoskeletal Disorders MSDs pada ekstremitas bawah sisi kanan yaitu
(MSDs) pada Pengemudi Angkutan Umum di Terminal paha kanan sebanyak 5 responden (21,73%), betis
Mengwi Kabupaten Badung kanan sebanyak 5 responden (21,73%), pergelan-
MSDs (n=23)
gan kaki kanan sebanyak 6 responden (26,09%),
dan pada kaki kanan sebanyak 4 responden
No Jenis Keluhan Ya Persentase (%) (17,39%). Pada ekstremitas bawah sisi kiri yang
1 Sakit pada pinggang 17 73,91% mengalami MSDs lebih sedikit dibandingkan
2 Sakit/kaku di leher bagian atas 12 52,17% ekstremitas sisi kanan, dimana bagaian tubuh yang
mengalami keluhan yaitu lutut kiri sebanyak 5
3 Sakit di bahu kanan 11 47,82%
responden (21,73%), betis kiri sebanyak 2 respon-
4 Sakit pada pinggul 9 39,13% den (8,69%) dan pada kaki kiri hanya 1 responden
5 Sakit pada lutut kanan 8 34,78% (4,34). Sedangkan bagian lain yang mengalami
6 Sakit pada pergelangan kaki kanan 6 26,09% MSDs meliputi area pinggul sebanyak 9 responden
7 Sakit pada betis kanan 5 21,73% (39,13%), area pantat 4 responden (17,39%), serta
area punggung (bagian atas) hanya sebanyak 2
8 Sakit pada lutut kiri 5 21,73%
responden (8,69%), Beberapa bagian tubuh yang
9 Sakit pada paha kanan 5 21,73% tidak dikeluhkan mengalami MSDs yaitu pada
10 Sakit pada tangan kanan 5 21,73% lengan atas kiri, lengan bawah kiri, paha kiri, dan
11 Sakit di bahu kiri 4 17,39% pergelangan kaki kiri.
12 Sakit pada kaki kanan 4 17,39%
13 Sakit pada pantat 4 17,39% PEMBAHASAN
14 Sakit pada pergelangan tangan kanan 4 17,39% Prevalensi MSDs dalam penelitian yang dilakukan
15 Sakit pada lengan bawah kanan 3 13,04% pada pengemudi angkutan umum di Terminal
16 Sakit pada siku kanan 3 13,04% Mengwi, Kabupaten Badung ini adalah sebesar
17 Sakit/kaku di bagian leher bagian bawah 3 13,04%
76,7%. Sedangkan, dalam penelitian yang dilaku-
kan pada PO. Restu Mulya Jawa Timur tahun 2015
18 Sakit di punggung 2 8,69% terhadap pengemudi bus malam jarak jauh menun-
19 Sakit pada betis kiri 2 8,69% jukkan angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 83,3%
20 Sakit pada lengan atas kanan 2 8,69% pengemudi mengalami MSDs.7 Bahkan, penelitian
21 Sakit pada siku kiri 2 8,69% lain yang dilakukan terhadap pengemudi angkutan
umum di Nigeria menunjukkan 89,3% penge-
22 Sakit pada tangan kiri 2 8,69%
mudi mengalami MSDs selama 12 tahun terakhir
23 Sakit pada kaki kiri 1 4,34% dimana nyeri punggung merupakan jenis keluhan
24 Sakit pada pergelangan tangan kiri 1 4,34% terbanyak.8 Kedua penelitian yang telah disebutkan
mendukung hasil penelitian ini yaitu prevalensi
responden (47,82%), dan area lutut kanan sebanyak MSDs pada pengemudi angkutan umum masih
8 responden (34,78%). cukup tinggi.
Kuesioner NMQ berisi 28 area tubuh yang Perbedaan persentase hasil yang terjadi pada
dapat mengalami MSDs. Hasil penelitian ini penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat
hanya mencantumkan 24 area tubuh yang dike- disebabkan oleh perbedaan jumlah sampel yang
luhkan oleh responden dalam tabel 3. Kelompok digunakan, dimana penelitian yang dilakukan di
bagian tubuh atas seperti area leher bawah Nigeria memiliki jumlah sampel yang lebih besar
yang mengalami MSDs sebanyak 3 responden yaitu 159 pengemudi,8 sedangkan pada penelitian
(13,04%). Pada ekstremitas atas sisi kanan yaitu yang dilakukan oleh Fahmi (2015) menggunakan
area lengan atas kanan yang mengalami MSDs sampel yang lebih sedikit yaitu sebanyak 12 penge-
sebanyak 2 responden (8,69%), siku kanan dan mudi,7 dan pada penelitian ini sampel yang digu-
lengan bawah kanan masing-masing sebanyak nakan yaitu 30 pengemudi. Perbedaan prevalensi
3  responden (13,04%), pergelangan tangan ini juga dapat disebabkan beberapa faktor seperti
kanan sebanyak 4 responden (17,39%), serta area sampel yang digunakan pada penelitian Fahmi
tangan kanan sebanyak 5 responden (21,73%). (2015) merupakan sopir bus malam jarak jauh yang
Pada ekstremitas atas sisi kiri, bagian tubuh yang memiliki lebih banyak faktor yang menyebabkan
mengalami MSDs yaitu bahu kiri sebanyak 4 munculnya keluhan MSDs, seperti durasi kerja
responden (17,39%), siku kiri sebanyak 2 respon- yang lebih lama, jarak tempuh yang lebih jauh dan
den (8,69%), pergelangan tangan kiri sebanyak 1 waktu mengemudi malam hari yang merupakan
responden (4,34) dan pada tangan kiri sebanyak waktu untuk istirahat,7 sedangkan penelitian yang
2 responden (8,69%). dilakukan di Nigeria tidak hanya pada pengemudi

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(2): 118-124 | doi: 10.15562/ism.v8i2.125 121
ORIGINAL ARTICLE

bus, namun menggunakan seluruh pekerja penge- dikeluhkan mengalami MSDs meliputi LBP
mudi yang berada di Terminal Ibadan, Nigeria.8 (58,8%), nyeri leher (25%), nyeri punggung atas
Pada penelitian yang dilakukan di Nigeria, (22,3%), nyeri bahu (18,2%), nyeri lutut (14,9%),
perbedaan dapat juga disebabkan oleh perbedaan nyeri pergelangan kaki (9,5%), nyeri pergelangan
karakteristik sampel yang digunakan, seperti tangan (7,4%), nyeri siku (4,7%), dan nyeri paha/
fasilitas yang disediakan pada setiap kendaraan pinggul (2,7%).2 Pada penelitan lain yang dilaku-
angkutan umum, lokasi geografis, etnis, kondisi kan oleh Fahmi (2015) pada pengemudi bus PO
sosiodemografi, dan latar belakang ras yang menye- Restu Mulya di Jawa Timur menunjukan titik
babkan perbedaan tinggi badan dan antopometri keluhan MSD tersering yaitu pada pantat (100%),
lainya. bokong (91,67%), pinggang (75%), betis kanan
Distribusi jenis MSDs pada penelitian ini (58,33%), betis kiri (41,67%) leher atas (50%) dan
yang dialami oleh pengemudi angkutan umum di leher bawah (58,33%).7 Hasil penelitian-penelitian
Terminal Mengwi, Kabupaten Badung yaitu terban- tersebut mendukung hasil penelitian ini, namun
yak terjadi pada bagian pinggang 17 responden terdapat perbedaan persentase keluhan. Hal terse-
(73,91%). Selain pada pinggang, daerah keluhan but dapat disebabkan oleh perbedaan sampel yang
pada daerah bokong juga dialami oleh beberapa digunakan pada penelitian Abledu dkk (2014) yaitu
pengemdi yaitu sebanyak 9 responden (39,13%) 148 sampel2 dan pada penelitian Fahmi (2015)
dan keluhan pada daerah punggung hanya dialami sampel yang digunakan 12 sampel,7 sedangkan
oleh 8,69% responden dengan MSDs. Keluhan lain pada penelitian ini menggunakan sampel sebanyak
juga dialami oleh responden pada bagian tubuh 30 pengemudi. Selain itu pada penelitian Fahmi
tertentu seperti leher atas (52,17%), leher bawah menggunakan sampel pengemudi bus malam jarak
(13,04%), bahu kanan (47,82%), bahu kiri 17,39%), jauh yang memiliki risiko lebih tinggi mengalami
dan area ekstremitas. LBP.
Area ekstremitas atas terdapat kecendrungan Dalam penelitian yang dilakukan oleh Szeto dan
distribusi keluhan MSDs yang dialami responden Lam (2007) pada pengemudi bus di Hongkong,
lebih banyak pada ekstremitas sisi kanan diband- menunjukkan bahwa selain nyeri leher dan pung-
ingkan sisi kiri. Seluruh bagian tubuh ekstremitas gung, daerah bahu dan lutut/paha juga merupakan
atas sisi kanan mengalami keluhan MSDs, sedang- area penting yang mengalami ketidaknyamanan
kan pada sisi kiri hanya beberapa bagian tubuh pada pengemudi bus.9 Penelitian tersebut juga
yang mengalami keluhan. Pada ekstremitas atas didukung dengan penelitian yang dilakukan
sisi kanan yang mengalami keluhan yaitu lengan Onawumi dkk (2012) pada pengemudi taxicab di
atas kanan (8,69%), siku kanan (13,04%), lengan Nigeria, dimana selain mengalami keluhan pada
bawah kanan (13,04%), pergelangan tangan kanan leher, punggung dan bokong, responden juga
(17,39%), dan tangan kanan (21,73%), sedangkan mengalami MSDs pada lutut (kiri maupun kanan)
pada sisi kiri yang mengalami keluhan hanya pada dan pergelangan kaki (kiri maupun kanan) memi-
bagian siku kiri (8,69%), pergelangan tangan kiri liki persentase bervariasi antara 5% hingga 7%
(4,34) dan tangan kiri (8,69%). dalam 12 bulan terakhir.10
Pada ekstremitas bawah juga mengalami Keluhan pada bagian-bagian tubuh yang dira-
kecenderungan distribusi keluhan MSDs pada sisi sakan oleh pengemudi, terutama LBP kemungk-
kanan dibandingkan sisi kiri. Bagian tubuh kanan inan disebabkan oleh posisi duduk statis dalam
yang banyak dikeluhkan pengemudi yaitu pada jangka waktu yang lama dan tidak adanya kesem-
lutut kanan sebanyak 34,78% dari pengemudi yang patan untuk olahraga ringan. Bentuk tempat
mengalami MSDs. Pada bagian tubuh ekstremitas duduk yang tidak ergonomis juga meningkatkan
bawah sisi kanan lain yang dikeluhan mengalami risiko keluhan MSDs. Ketidaksesuaian ergonomi
MSDs oleh beberapa responden yaitu paha kanan yaitu ketidaksesuaian ukuran antropometri penge-
(21,73%), betis kanan (21,73%), pergelangan kaki mudi dengan lingkungan fisik mereka contohnya
kanan (26,09%) dan kaki kanan (17,39). Sedangkan mekanisme mengemudi (otomatis atau manual).11
pada bagian tubuh ekstremitas bawah sisi kiri, Posisi duduk yang tidak alamiah atau tidak ergon-
tidak semua bagian tubuh mengalami keluhan dan omis akan menimbulkan kontraksi otot secara
bila ada jumlah responden yang mengeluh MSDs isometris (melawan tahanan) pada otot-otot utama
pada bagian tersebut tidak banyak seperti pada yang terlibat dalam pekerjaan. Otototot punggung
lutut kiri sebanyak 5 responden (21,73%), betis kiri akan bekerja keras menahan beban anggota gerak
sebanyak 2 responden (8,69%) dan kaki kiri hanya atas yang sedang melakukan pekerjaan. Akibatnya
1 responden (4,34%). beban kerja bertumpu di daerah pinggang dan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh menyebabkan otot pinggang sebagai penahan
Abledu dkk (2014) pada pengemudi minibus di beban utama akan mudah mengalami nyeri pada
Ghana menunjukan bagian tubuh yang sering otot sekitar pinggang atau punggung bawah.12

122 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(2): 118-124 | doi: 10.15562/ism.v8i2.125
ORIGINAL ARTICLE

Posisi menopang saat mengatur roda kemudi empat di Indonesia berada pada sisi kanan. Kaki
(setir) dan pedal membutuhkan aktititas otot kanan merupakan topangan utama yang digu-
yang statis pada bagian cervical dan lumbal serta nakan dalam mengontrol pedal gas dan rem secara
sendi-sendi besar seperti sendi bahu, sendi panggul bergantian, sedangkan kaki kiri hanya mengon-
dan sendi lutut. Apabila kondisi ini berlangsung trol pedal kopling. Kondisi ini menyebabkan kaki
dalam jangka waktu yang lama tanpa istrahat akan bagian kanan memiliki beban kerja yang lebih berat
menimbulkan keluhan nyeri pada bagianbagian untuk mempertahankan posisi dan jalanya kenda-
tubuh tersebut. Keluhan pada leher dan sendi bahu raan. Kondisi yang berulang dan melebihi waktu
juga sering ditimbulkan oleh posisi mengemudi kerja akan menimbulkan keluhan pada otot-otot
yang salah dan posisi kaca spion kendaraan penge- dan sendi-sendi besar pada kaki seperti sendi pang-
mudi yang tidak sesuai. Kondisi ini akan menye- gul dan sendi lutut bagian kanan.5,12 Hal tersebut
babkan pengemudi harus memiringkan lehernya sesuai dengan hasil penelitian ini yang menggam-
dalam sudut yang besar untuk melihat kaca spion. barkan kecenderungan distribusi keluhan MSDs
Tindakan ini tidak menimbulkan beban yang besar pada ekstremitas bawah sisi kanan.
pada leher, namun pengulangan dan durasi kerja
yang lama akan menyebabkan keluhan nyeri pada
bagian ini.9 SIMPULAN
Selain faktor individu, kejadian MSDs pada Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini
pengemudi juga dipengaruhi faktor biomekanik adalah prevalensi musculoskeletal disorders (MSDs)
salah satunya getaran dari kendaran. Getaran terse- pada pengemudi angkutan umum di Terminal
but terbagi menjadi whole body vibration dan hand Mengwi Kabupaten Badung selama bulan April
and arm vibration. Getaran tersebut dapat memicu hingga Mei 2016 adalah 76,7%. Karakteristik
terjadinya nyeri punggung bawah, nyeri leher, nyeri responden dalam penelitian didapat distribusi usia
kepala, serta gangguan non muskuloskeletal seperti rerata responden yaitu 47 tahun dengan persentase
penglihatan kabur.6 Beberapa nyeri atau rasa tidak masing-masing kelompok sebesar 50%. Distribusi
nyaman kemungkinan merupakan suatu nyeri yang berdasarkan durasi kerja lebih banyak pada respon-
menjalar (referred pain) dari tulang belakang, atau den dengan durasi kerja < 12 jam perhari seban-
sumber lokal akibat pembebanan mekanik pada yak 60%. Rata-rata masa kerja reponden yaitu 18
sendi tersebut yang berhubungan dengan posisi tahun dengan persentase masing-masing kelompok
statis yang lama serta gerakan repetititif saat menge- sebesar 50%. Responden yang merokok dalam satu
mudi.9 Hal ini mendukung hasil penelitian yang tahun terakhir sebanyak 66,7% dengan konsumsi
menunjukan bahwa sebagian besar responden pada rokok perhari terbanyak yaitu 1-20 batang/hari
penelitian ini mengalami keluhan pada punggung (30%) dan 11 -20 batang/ hari (30%). Jenis angku-
bawah dan beberapa responden juga mengalami tan umum yang digunakan yaitu angkutan umum
keluhan pada bagian leher, bahu dan lutut. dengan trayek diantaranya angkutan umum jarak
Pada penelitian ini beberapa responden jauh dan angkutan umum jarak dekat masingmas-
mengalami keluhan pada ekstremitas dan sebagian ing sebanyak 50%. Jenis MSDs yang paling sering
besar ekstremitas yang mengalami keluhan yaitu ditemui berada pada area pinggang yaitu sebesar
ekstremitas bagian kanan baik ekstremitas atas dan 73,91%. Untuk melindungi kesehatan pengemudi,
bawah. Hal ini didukung oleh penelitian Onawumi semua pekerja pengemudi harus menerima edukasi
dkk. (2012), dimana persentase responden yang tentang semua aspek ergonomi, termasuk sikap dan
mengalami keluhan pada kaki tubuh sisi kanan posisi kerja, waktu kerja perhari, waktu istirahat,
dalam 12 bulan terakhir lebih banyak yaitu 17% pengaruh konsumsi rokok, latihan fisik dan pere-
dibandingkan dengan sisi kaki bagian kiri yang gangan otot secara rutin, menjaga kesehatan fisik
hanya sebesar 14%. Sedangkan pada ekstremitas dan psikologis, dan dianjurkan untuk menurunkan
atas keluhan MSDs yang signifikan pada penelitian berat badan.13 Selain mengetahui cara untuk meng-
tersebut dirasakan pada pergelangan tangan kanan hindari dan mengurangi faktor risiko timbulnya
dan kiri sebesar 20% dan 18%.10 MSDs, pengemudi juga harus tahu cara menangani
Keluhan pada ekstremitas atas sering ditimbul- keluhan MSDs dan tidak dibiarkan tanpa penanga-
kan oleh adanya getaran pada lengan dan tangan nan. Dengan adanya edukasi kepada pengemudi,
yang berasal dari kendaran. Selain faktor biome- kesedaran dan kewaspadaan para pengemudi terh-
kanik dari kendaran keluhan pada ekstremitas adap keluhan MSDs yang dialami akan meningkat.8
juga dapat berasal dari penjalaran nyeri dari leher
atau tulang belakang. Kecendrungan keluhan yang
dirasakan pengemudi pada ekstremitas sisi kanan DAFTAR PUSTAKA
dapat disebabkan oleh rancangan (design) kenda- 1. Occupational Health and Safety Council of Ontario.
raan yang dikemudikan. Seluruh kendaraan roda Musculoskeletal Disorders. [Online].; 2007 [cited

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(2): 118-124 | doi: 10.15562/ism.v8i2.125 123
ORIGINAL ARTICLE

2016 April 23. Available from: www.wsps.ca/ among Occupational Drivers in Ibadan, Nigeria. African
InformationResources/Topics/MSDs.aspx. Journal of Biomedical Research. 2011; 14: p. 89-94.
2. Abledu JK, Offei EB, Abledu GK. Predictors of Work- 9. Szeto G, Lam P. Work-related musculoskeletal disorders in
Related Musculoskeletal Disorders among Commercial urban bus drivers of Hong Kong. Journal of Occupational
Minibus Drivers in Accra Metropolis, Ghana. Advances in Rehabilitation. 2007; 17: p. 181-198.
Epidemiology. 2014; 2014. 10. Onawumi LE. The Prevalence Of Work-Related
3. Magnavita N, Elovainio M, Nardis ID, Heponiemi T, Musculoskeletal Disorder Among Occupational Taxicabs
Bergamaschi A. Environmental discomfort and musculo- Drivers In Nigeria. IJRRAS. 2012; 11(3): p. 561-567.
skeletal disorders. Occupational Disorder. 2011; 61(3): p. 11. Yasobant S, Chandran M, Redd EM. Are Bus Drivers at an
196-201. Increased Risk for Developing Musculoskeletal Disorders?
4. Nurhikmah. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan An Ergonomic Risk Assessment Study. J Ergonomics.
Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Furnitur 2015; 3(11): p. 165-170.
di Kecamatan Benda Kota Tangerang Tahun 2011. 12. Fitriningsih , Hariyono W. Hubungan umur, beban kerja
Universitas Islam Negeri SYarif Hidayatullah. 2011. dan posisi duduk saat bekerja dengan keluhan nyeri pung-
5. Hadyan M. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kejadian gung pada pengemudi angkutan kota di kabupaten wono-
Low Back Pain pada Pengemudi Transportasi Publik. sobo jawa tengah. KESMAS. 2011; 5(2).
Majority. 2015; 4(7). 13. Mozafari A, Vahedian M, Mohebi S, Najafi M. Work-
6. Raditya I, Griadhi I. Perbedaan Persentase Kejadian Low related musculoskeletal disorders in truck drivers and offi-
Back Pain (LBP) Antara Supir Bus Yang Mengendarai Bus cial workers. Acta Med Iran. 2015; 53(7): p. 432-438.
Ergonomis Dan Tidak Ergonomis Di Terminal Ubung
Dan Mengwi. Ejournal Medika Universitas Udayana. 2014;
3(11): p. 1-16.
7. Fahmi R. Gambaran Kelelahan dan Keluhan
Musculoskeletal Pada Pengemudi Bus Malam Jarak Jauh
PO. Restu Mulya. The Indonesian Journal of Occupational
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
Safety and Health. 2015; 4(2): p. 167-176.
8. Akinpelu O, Oyewole C, Odole A, Olukoya R. Prevalence
of Musculoskeletal Pain and Health seeking Behaviour

124 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(2): 118-124 | doi: 10.15562/ism.v8i2.125

You might also like