You are on page 1of 7

J. Hort. Indonesia 2(1):27-33. April 2011.

Kajian Atmosfir Terkendali untuk Memperlambat Penurunan


Mutu Buah Mangga Arumanis selama Penyimpanan
Study on controlled atmosphere to decelerate the deterioration of arumanis mango during storage

I Made Supartha Utama1*, Yohanes Setiyo1, Ida Ayu Rina Pratiwi Puja1 dan Nyoman Semadi Antara2
Diterima 17 Oktober 2010/Disetujui 18 Maret 2011

ABSTRACT
Arumanis Mango (Mangifera indica L. cv Arumanis) which is one of Indonesia’s tropical fruits having a
high potency to be developed as an export commodity. Limited volumes of the fruit have been exported using air
cargo and attempts in using sea freights with reefer containers for long distance market had not given convincing
result. Therefore, efforts in optimizing the use of a reefer container are essential. Investigations, were performed
in order to decelerate the deterioration fruits which involved different combined concentrations of O2 and CO2
gases during storage of Arumanis mango at cold (12+1.5oC) and room (28+2oC) temperatures. Four different
combined gases of O2 and CO2, namely 5% O2 and 5 % CO2; 5% O2 and 10% CO2; 10% O2 and 5% CO2; and
10% O2 and 10% CO2 were surged surrounding the fruits stored at the cold and room temperatures. Fruits
without treatments with the combined gases were prepared as kontrols. The investigation indicated that the cold
temperature of storage was still the best way to slowing down the deterioration of the fruit. There were no
significant different effects on the rate of deterioration among the fruits treated with the different combined
concentrations of O2 and CO2. The controlled atmospheres, however, were better for storing the fruits compared
to those stored without controlled atmosphere.

Key words: controlled atmosphere, Arumanis, mango

PENDAHULUAN yaitu India, Meksiko dan negara Amerika Latin


lainnya.
Indonesia merupakan salah satu produsen Permasalahan penting untuk pengembangan
Mangga (Mangifera indica L.) dengan keragaman pasar ekspor, khususnya untuk pasar international
varietas tinggi. Namun, Indonesia masih yang jaraknya relatif jauh seperti Negara Timur
memberikan kontribusi produksi relatif kecil yaitu Tengah, Eropa dan Amerika Serikat, ialah biaya
sekitar 5% dari produksi mangga dunia. Negara yang tinggi karena pengirimannya menggunakan
produsen terbesar adalah India (51%). Di Asia, pesawat udara. Uji coba dengan menggunakan
negara penghasil mangga yang cukup berarti selain container berpendingin (reefer container) dengan
Indonesia ialah Cina (9%), Thailand (6%), Pakistan pengiriman melalui laut ke Timur Tengah yang
(4%) dan Philipina (2%). Dari segi ekspor, walau membutuhkan waktu tempuh 16-21 hari, belum
Indonesia menunjukkan peningkatan berarti dari memberikan hasil maksimal. Hal ini disebabkan, di
tahun ke tahun, tetapi dibandingkan dengan samping adanya kerusakan dingin akibat kurang
produksinya sendiri maka ekspor tersebut masih seragamnya kematangan, juga karena buah mangga
sangat rendah, yaitu (0.07%) (BPS, 2007). telah mengalami pemasakan setelah sampai di
Peningkatan ekspor terjadi karena perkembangan negara tujuan. Walaupun dapat dipasarkan, tetapi
pasar-pasar baru di Timur Tengah seperti Uni Emirat waktu pemasaran di Negara tujuan relatif singkat.
Arab, Saudi Arabia, Kuwait, Qatar dan Bahrain. Uji coba pengiriman lewat laut telah pula dilakukan
Ada dua kultivar mangga di Indonesia yang oleh Pemerintah Australia Utara untuk mangga
mempunyai potensi untuk lebih dikembangkan Kengsington Pride ke Guangzhou di tahun 2001
sebagai komoditas ekspor yaitu varietas Arumanis (Thom et al., 2002) dengan permasalahan utama
dan Gedong Gincu. Mangga Arumanis tersebar yang dihadapi ialah melembeknya buah (fruit
hampir di seluruh propinsi. Mangga Arumanis softening), karena proses pemasakan.
mempunyai keunggulan karena citarasanya yang Dengan perkembangan teknologi sekarang ini
khas dengan tekstur lembut, creamy dengan sedikit dan permasalahan ekspor tersebut, perusahaan-
serat. Peluang untuk ekspor jenis mangga ini sangat perusahaan pelayaran telah mengembangkan
tinggi karena jenis yang sama tidak dihasilkan oleh container berpendingin dengan konsentrasi gas
negara penghasil dan pengekspor mangga dunia oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) dapat
1
Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali,
Phone/fax: +62 361 701801, Email : suparthautama@ymail.com
(*Penulis untuk korespondensi)
2
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Badung,
Bali, Phone/fax: +62 361 701801
27
J. Hort. Indonesia 2(1):27-33. April 2011.

dikendalikan di dalam atmosfir container atau Untuk memastikan bahwa konsentrasi kedua gas O2
disebut Controlled Atmosphere-Reefer Container dan CO2 di dalam chambers sesuai dengan
(CARC). Hal ini bertujuan untuk mengatasi kombinasi gas perlakuan maka setiap hari
permasalahan tersebut terutama untuk pemasaran konsentrasinya diperiksa menggunakan pengukur
buah mangga dengan jarak relatif jauh. Agar dapat gas O2 (Cosmotector tipe XP-318) dan CO2
menggunakan CARC sangat diperlukan penelitian (Cosmotector tipe XP-314). Bila terjadi sedikit
untuk mendapatkan kondisi optimum kombinasi penyimpangan maka aliran gas segera diatur melalui
kedua gas tersebut untuk spesifik varietas mangga, regulator pada masing-masing tabung. Instalasi
seperti halnya mangga Arumanis. controlled atmosphere tersebut dapat dilihat pada
Teknik atmosfir terkendali sekitar produk Gambar 1.
bertujuan untuk mengendalikan metabolisme produk Percobaan dilakukan dengan rancangan acak
segar sehingga masa simpan dapat diperpanjang. lengkap dengan dua faktor yaitu perlakuan
Konsentrasi gas O2 dan/atau CO2 di sekitar produk komposisi gas dan suhu penyimpanan yang mana
segar dijaga pada suatu konsentrasi yang diinginkan. suhu penyimpanan ini sama dengan suhu pada
Dengan adanya pengendalian kedua gas tersebut penelitian pertama. Percobaan diulang tiga kali
akan terjadi hambatan laju respirasi sehingga laju dengan unit percobaan masing-masing 20 buah
respirasi relatif rendah pada batas tidak mangga Arumanis. Penyimpanan dilakukan sampai
menimbulkan kondisi respirasi anaerobic pada 50 hari dan pengamatan terhadap parameter
produk segar tersebut. penelitian dilakukan setiap periode 5 hari
Memperhatikan manfaat dari teknologi penyimpanan.
atmosfir terkendali tersebut, maka eksplorasi Peubah pengamatan yaitu: (1) Kekerasan
pemanfaatannya untuk buah-buah tropis potensial Buah, kekerasan buah diukur dengan menggunakan
sangat penting dilakukan. Salah satu produk buah texture analyser (TA.XTplus, England). Alat texture
tropis yang mempunyai pasar potensial baik di analyser dihubungkan dengan perangkat komputer
dalam maupun luar negeri ialah buah mangga yang dilengkapi dengan software “Texture Exponent
Arumanis. Artikel ini merupakan laporan hasil 32”. Probe yang digunakan pada alat ini adalah
kajian teknologi atmosfir terkendali tersebut terhadap probe bentuk silinder panjang dengan diameter 0.5
buah mangga Arumanis. cm. Nilai kekerasan secara langsung diperlihatkan
pada komputer dengan satuan kg yang merupakan
tenaga dibutuhkan oleh probe untuk menekan dan
BAHAN DAN METODE memecah jaringan dermal daging buah. (2) Padatan
Terlarut Total (PTT), pengukuran total padatan
Bahan utama penelitian ini ialah buah mangga terlarut dilakukan dengan alat digital refractometer
Arumanis yang telah matang 75%. Buah dikoleksi (Atago Pcket PAL-1, Japan). Daging buah
dari satu kebun petani di Desa Depeha, Kecamatan dihancurkan terlebih dahulu, cairan yang diperoleh
Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. diteteskan pada prisma refractometer dan secara
Buah diseleksi dan buah cacat dibuang seperti buah otomatis nilai PTT akan terlihat pada pintu pembaca
lecet, memar, busuk, buah telah masak, adanya tanda dalam satuan oBrix. Sebelum digunakan, alat terlebih
pembusukan pada bagian pangkal buah, dan dahulu di kalibrasi dengan cara meneteskan aquades
sebagainya untuk mengendalikan homogenitas pada permukaan prisma refractometer dan
bahan. menyesuaikan bacaan pada angka nol (0), kemudian
Penelitian ini menggunakan empat ragam dibersihkan dengan tissue lalu sampel dteteskan. (3)
kombinasi gas terkendali yaitu 5% O2 dan 5% CO2; pH Daging Buah, pengukuran pH dilakukan
5% O2 dan 10% CO2; 10% O2 dan 5% CO2; 10% O2 menggunakan digital pHmeter (Shindengen Isfet KS
dan 10% CO2, serta kontrol disediakan untuk melihat 701, Japan). Alat di kalibrasi dengan cara
efektifitas perlakuan tersebut. Empat kombinasi meneteskan larutan buffer pH 6,9 pada permukaan
komposisi gas yang khusus dibeli dengan tabung sensor alat. Daging buah mangga di peras kemudian
berbeda dialirkan secara terkendali (controlled flow disaring dengan kertas saring selanjutnya hasil
through system) dengan menggunakan double stage saringan diteteskan pada sensor pHmeter. Setelah itu,
regulator pada masing-masing tabung ke dalam gas alat akan bekerja secara otomatis sehingga muncul
tight plastic chambers di dalam cold storage yang di angka yang menunjukkan pH dari jus buah
dalamnya ditempatkan buah mangga Arumanis. mangga.(4) Warna Buah, pengukuran warna pada
Chamber yang sama ditempatkan pula pada suhu daging buah dilakukan menggunakan alat
kamar untuk mengetahui efectivitas controlled colorimeter (AccuProbe HH 06, New York, USA).
atmosphere ini tanpa kombinasi dengan pendingin. Alat colorimeter dihubungkan ke perangkat

28 I Made Supartha Utama, Yohanes Setiyo, Ida Ayu Rina Pratiwi Puja, dan Nyoman Semadi Antara
J. Hort. Indonesia 2(1):27-33. April 2011.

komputer, lalu alat dan komputer dinyalakan. menggambarkan keputihan warna (range = 0 - 100;
Software “AccuWin 32” dibuka dan di setting sesuai angka bertambah besar berarti lebih putih), huruf a
perlakuan. Sampel diambil dan dilakukan menggambarkan warna merah/hijau (range = (-128)
pengukuran pada tiga titik (ujung, tengah dan - 127; + warna lebih merah; - warna lebih hijau), dan
pangkal buah) lalu tombol ditekan untuk mulai huruf b menggambarkan warna kuning/biru (range =
pengukuran. Standar warna yang digunakan (-128) - 127; + warna lebih kuning; - warna lebih
berdasarkan skala Hunter L, a, dan b, dimana L biru).

Gambar 1. Skematik instalasi controlled atmosphere storage (CAS) untuk buah mangga Arumanis

Analisis Statistika
terkendali. Pada penyimpanan suhu dingin, tekstur
Data dianalisis dengan analisis keragaman daging buah kontrol secara berarti lebih rendah
(Walpole dan Myers, 1978) dan bila terjadi pengaruh selama penyimpanan dibandingkan dengan buah
nyata akibat perlakuan terhadap parameter yang yang diberi perlakuan campuran gas O2 dan CO2.
diukur, maka pengujian dilanjutkan dengan uji beda Ragam kombinasi campuran gas cenderung tidak
rata-rata antar aras perlakuan atau kombinasinya memberikan pengaruh berarti terhadap kekerasan
dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test buah selama penyimpanan dingin. Secara jelas
(DMRT 5%). terlihat pada Gambar 2 bahwa hambatan penurunan
kekerasan lebih berarti pada suhu dingin dan
memperpanjang masa simpan. Penyimpanan
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan suhu dingin tetap menjadi pilihan utama
untuk mempertahankan tekstur, sedangkan
Tekstur atau Kekerasan Daging Buah perlakuan atmosfir terkendali hanyalah bersifat
additional dan bermanfaat dari aspek lainnya, seperti
Laju penurunan kekerasan daging buah secara untuk menghindari transpirasi tinggi, menghambat
cepat terjadi pada suhu kamar (Gambar 2). Pada pertumbuhan mikroorganisme perusak dan
suhu penyimpanan ini, buah kontrol mengalami menghindari kerusakan mekanis (Kitinoja, 2001;
penurunan kekerasan secara dramatik cepat Kader, 2002).
dibandingkan dengan buah yang diberi atmosfir

Kajian Atmosfir Terkendali untuk Memperlambat….. 29

29
J. Hort. Indonesia 2(1):27-33. April 2011.

18 18
16 16
14 Sk C0 14 Sd C0
12
Tekstur (kg)

12

Tekstur (kg)
Sk C1 Sd C1
10 Sk C2 10 Sd C2
Sk C3 Sd C3
8 8
Sk C4 Sd C4
6 6
4 4
2 2
0 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Umur Simpan (hari) Umur Simpan (hari)
Tekstur dalam kg diukur menggunakan probe 0.5 Cm ID Tekstur dalam kg diukur menggunakan probe 0.5 Cm ID
Gambar 2. CoTekstur atau C1=
= Tanpa engemas; kekerasan
5% O2 dan 5%daging buah
CO2; C2 = 5% yang
O2 dan 10% diberi perlakuan
Co = kombinasi gas
Tanpa engemas; C1= 5% O dan
O22dan COC22 (C1-C4)
5% CO2; serta
= 5% O2 dan 10%
CO2; C3 = !0% O2 dan 5% CO2; C4 = !0% O2 dan !0% CO2 CO2; C3 = !0% O2 dan 5% CO2; C4 = !0% O2 dan !0% CO2
kontrol (C0) pada penyimpanan dalam suhu kamar (Sk) dan suhu dingin (Sd)

80 80

75 75

70 70
Nilai Warna "L"

Nilai Warna "L"

65 65
60 Sk C0 60 Sd C0
55 Sk C1 55 Sd C1
Sk C2
50 50 Sd C2
Sk C3
45 Sd C3
Sk C4 45
Sd C4
40 40
0 10 20 30 40 50 1 2 3 4 5 6
Waktu simpan (hari) Waktu Simpan (hari)

Gambar 3. Perubahan nilai warna L* daging buah yang diberikan perlakuan atmosfir terkendali (C1-C4) dan
kontrol (C0) pada penyimpanan suhu kamar (Sk) dan suhu dingin (Sd) selama periode 0-50 hari

Pada suhu dingin, nilai warna a* daging buah


secara umum tidak ada perubahan selama
Warna Daging Buah penyimpanan, kecuali pada kontrol (Gambar 4).
Mulai hari ke 10 nilai a* pada kontrol meningkat
Laju penurunan nilai L* daging buah pada sampai hari ke 30, kemudian menurun sampai hari
suhu kamar sangat tinggi selama penyimpanan ke 50. Peningkatan nilai a* mencirikan adanya
(Gambar 3). Perlakuan atmosfir terkendali pada perubahan buah menuju kemerahan yang identik
penyimpanan suhu ini tidak menunjukkan pola yang dengan terjadinya proses pemasakan buah.
jelas. Pada suhu dingin, penurunan laju nilai L* Penurunan yang terjadi karena berkembangnya areal
relatif kecil, tetapi atmosfir terkendali memberikan kecil berwarna coklat yang menunjukkan adanya
penurunan nilai L* daging buah lebih kecil kerusakan dingin (chilling injury). Hasil yang sama
dibandingkan dengan kontrol selama penyimpanan. didapatkan pada perubahan nilai b* (Gambar 5).

30 I Made Supartha Utama, Yohanes Setiyo, Ida Ayu Rina Pratiwi Puja, dan Nyoman Semadi Antara
J. Hort. Indonesia 2(1):27-33. April 2011.

25 25
Sk C0 Sd C0
20 20
Nilai Warna "a" Sk C1 Sd C1

Nilai Warna "a"


Sk C2 Sd C2
15 15
Sk C3 Sd C3
Sk C4 Sd C4
10 10

5 5

0 0
0 10 20 30 40 50 0 10 20 30 40 50
Waktu Simpan (hari) Waktu Simpan (hari)

Gambar 4. Perubahan nilai warna a* daging buah yang diberikan perlakuan atmosfir terkendali (C1-C4) dan
kontrol (C0) pada penyimpanan suhu kamar (Sk) dan suhu dingin (Sd) selama periode 0-50 hari.

80 80

75 75

70
Nilai Warna "b"

70
Nilai Warna "b"
65 65

60 60
Sk C0 Sd C0
55 Sk C1 Sd C1
55
Sk C2 Sd C2
50 Sk C3 50 Sd C3
Sk C4 Sd C4
45 45
0 10 20 30 40 50 0 10 20 30 40 50
Waktu Simpan (hari) Waktu Simpan (hari)

Gambar 5. Perubahan nilai warna b* daging buah yang diberikan perlakuan atmosfir terkendali (C1-C4) dan
kontrol (C0) pada penyimpanan suhu kamar (Sk) dan suhu dingin (Sd) selama periode 0-50 hari.

Penurunan nilai b* berlangsung cepat pada setelah periode penyimpanan tersebut, tetapi
suhu kamar dibandingkan suhu dingin. Hal ini perubahan tersebut tidak berpola jelas untuk dapat
berarti terjadi perubahan unsur nilai warna kuning membedakan satu dengan yang lainnya selama
menjadi lebih pekat yang mencirikan perubahan periode penyimpanan.
karena proses pemasakan buah. Buah kontrol Perubahan PTT daging buah secara berarti
cenderung mempunyai nilai warna b* lebih rendah disebabkan oleh suhu penyimpanan. Pada suhu
dibandingkan daging buah yang diberi perlakuan kamar, perlakuan atmosfir terkendali memberikan
atmosfir terkendali (C1-C4) walaupun perbedaan pengaruh secara nyata terhadap laju perubahan PTT,
tersebut secara statistik tidak berarti selama periode tetapi perbedaan perubahan yang terjadi menjadi
penyimpanan 50 hari. tidak bermanfaat akibat masa simpan yang singkat
sampai hari ke 20 karena pada hari ke 25 buah untuk
Padatan Terlarut Total (PTT) Daging Buah keseluruhan perlakuan telah mengalami
pembusukan. Lain halnya dengan penyimpanan
Pada penyimpanan suhu dingin, PTT daging pada suhu dingin, masa simpan dibatasi oleh adanya
buah yang diberi perlakuan atmosfir terkendali yang gejala kerusakan dingin pada hari ke 50.
berbeda tidak menunjukkan perbedaan secara berarti Dibandingkan dengan penyimpanan suhu kamar,
sampai memasuki periode penyimpanan ke 20 perpanjangan masa simpan sampai hari 40-45 cukup
(Gambar 6). Perbedaan secara berarti muncul berarti.

Kajian Atmosfir Terkendali untuk Memperlambat….. 31


31
J. Hort. Indonesia 2(1):27-33. April 2011.

20 20
18 Sk C0 18
Sk C1
16 16
Sk C2
14 Sk C3 14

TSS oBrix
12
TSS oBrix

12 Sk C4

10 10

8
8
Sd C0
6 Sd C1
6
4 Sd C2
4
Sd C3
2
2 Sd C4
0
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Waktu Simpan (hari)
Waktu Simpan (hari)
Sk = Suhu Kamar; Co = Tanpa engemas; C1= 5% O2 dan 5% CO2; C2 = 5% O2 dan Sd = Suhu Dingan (12+1.5 oC); Co = Tanpa engemas; C1= 5% O2
10% CO2; C3 = !0% O2 dan 5% CO2; C4 = !0% O2 dan !0% CO2 dan 5% CO2; C2 = 5% O2 dan 10% CO2; C3 = !0% O2 dan 5%
CO2; C4 = !0% O2 dan !0% CO2

Gambar 6. Perubahan PTT daging buah (oBrix) yang diberi perlakuan atmosfir terkendali (C1-C4) dan kontrol
(C0) pada penyimpanan suhu kamar (Sk) dan suhu dingin (Sd) selama periode penyimpanan 0-50
hari

6 6

5 5

4 Sk C0 4
Sk C1
pH

pH

3 Sk C2 3
Sk C3 Sd C0
2 Sk C4 2 Sd C1
Sd C2
1 1 Sd C3
Sd C4
0 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Waktu Simpan (hari) Waktu Simpan (hari)
o
Sk = Suhu Kamar; Co = Tanpa engemas; C1= 5% O2 dan 5% CO2; Sd = Suhu Dingan (12+1.5 C); Co = Tanpa engemas; C1= 5% O2
C2 = 5% O2 dan 10% CO2; C3 = !0% O2 dan 5% CO2; C4 = !0% dan 5% CO2; C2 = 5% O2 dan 10% CO2; C3 = !0% O2 dan 5%
O2 dan !0% CO2 CO2; C4 = !0% O2 dan !0% CO2

Gambar 7. Perubahan pH daging buah yang diberi perlakuan atmosfir terkendali (C1-C4) dan kontrol (C0) pada
penyimpanan suhu kamar (Sk) dan suhu dingin (Sd) selama periode penyimpanan 0-50 hari.

pH Daging Buah  Penyimpanan pada suhu dingin (12+1.5oC),


perlakuan atmosfir terkendali tidak memberikan
Penyimpanan pada suhu kamar, pH buah perbedaan nyata terhadap mutu dan masa simpan
kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan buah buah mangga Arumanis.
dengan perlakuan atmosfir termodifikasi sampai  Perlakuan atmosfir terkendali lebih baik untuk
penyimpanan hari ke 25 pada saat buah telah menurunkan laju proses kemunduran mutu buah
mengalami pembusukan (Gambar 7). Tampak mangga Arumanis dibandingkan buah tanpa
perlakuan C2 memberikan nilai pH terendah selama pengendalian atmosfir pada penyimpanan suhu
periode penyimpanan. Namun dilihat pada dingin.
pengamatan PTT, pelonjakan PTT daging buah pada  Penyimpanan pada suhu kamar (28+2oC),
hari ke 15 pada perlakuan ini tidak menyebabkan perlakuan atmosfir terkendali memberikan
pelonjakan terhadap pH, walaupun sampai hari ke 10 perbedaan nyata terhadap mutu dan masa
nilai PTT relatif stabil simpan buah mangga Arumanis, terlebih lagi
dibandingkan dengan buah kontrol.
 Proses pembusukan buah berjalan cepat pada
KESIMPULAN suhu kamar baik yang diberikan perlakuan
atmosfir terkendali serta kontrol.

32 I Made Supartha Utama, Yohanes Setiyo, Ida Ayu Rina Pratiwi Puja, dan Nyoman Semadi Antara
J. Hort. Indonesia 2(1):27-33. April 2011.

 Penggunaan suhu dingin merupakan cara terbaik Ben-Yehoshua, S. 1991. New development in
untuk mengendalikan laju metabolisme dan applying individual seal-packaging for
memperpanjang masa simpan buah mangga improved handling of fruits and vegetables. In
Arumanis. Proc. Int. Citrus Symp., Guangzhou, China
 Atmosfir terkendali pada suhu ini tetap (1990). Bangyan H. and Qian Y. (eds.): 755-
bermanfaat untuk mengendalikan laju transpirasi 771.
air buah yang rendah, sehingga masa simpan
buah mangga Arumanis dapat sampai 40-45 hari. Kader, A.A., 2002. Postharvest Tecnology of
Horticultural Crops. University of California
Agriculture and Natoral Resourch. USA.
SARAN
Kays, S. J. 1991. Postharvest Physiology of
 Untuk memperpanjang masa simpan dan Perishable Plant Products. An AVI Book, NY.
pemasaran jarak jauh buah mangga Arumanis,
penyimpanan suhu dingin dan menyediakan Kitinoja, L. 2001. Postharvest Handling of Fruits
rantai pendingin selama distribusi dan and Vegetables: Intended for Cold Storage.
pemasarannya adalah cara terbaik. Untuk IARW India.
mencegah proses dehidrasi yang tinggi buah
mangga Arumanis pada kondisi penyimpanan Lane, F.K, Surrey, K. 1974. Description of
dingin dan selama pendistribusian serta Pathogenic Fungi and Bacteria. Issued by The
pemasarannya yang menggunakan rantai Commenwealth Mycological Inst, London.
pendingin, perlu dikaji pelibatan pengemasan
individu dengan menggunakan plastik film. Sommer, N.F. 1989. Manipulati the postharvest
 Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji environment to enhance or maintain resistance.
atau menguji pemasakan secara normal pada Phytopathol. 79(12):1377-339.
buah mangga Arumanis setelah disimpan pada
atmosfir terkendali dan suhu dingin, bila Thom, L., Gosbee, M., Johnson, P. 2002. Mango
dikembalikan ke dalam suhu kamar setelah Sea Freight Trial Using Controlled and
mengalami penyimpanan selama 40-45 hari pada Modified Atmosphere Technology for
suhu dingin (28+2oC). Extending the Shelf Life of Mango Exports
from the Northern Territory and Western
Australia. A report prepared by Nothern
Teritory Gov and Gov. of Western Australia.
DAFTAR PUSTAKA
Walpole, R.E., Myers, RH. 1978. Probability and
Aked, J. 2002. Maintaining the Postharvest Quality Statistics for Engineers and Scientist.
of Fruits and Vegetables. In Fruit and Mcmillan Pub. Co., Inc. Translated by
Vegetable Processing. Jorgan, W. (ed), Sembiring, R.K. and Suroso, ITB, Bandung.
Woodhead Pub. Ltd and CRC Press, LLC,
Boca Raton FL, USA. Wills, R.B.H., T.H. Lee, D. Graham, W.B. Mc.
Galsson, E.G. Hall. 1998. Postharvest, an
Badan Pusat Statistik. 2007. Statistik Indonesia. Introduction to the Physiology and Handling of
http:\\www.bps.go.id. Fruits and Vegetables. The AVI Pub. Co. Inc.
Westport, Connecticut.
Bender, R.J., Brecht, JK., and Campbel, C.A. 1994.
Response of Kent and Tomy Atkins mangoes Wilson, C. L. 1989. Managing the microflora of
to reduced O2 and elevated CO2. 107th Annual harvested fruits and vegetables to enhance
Meeting of the Florida State Horticultural resistance. Phytopathol. 79(12):1387-1390.
Society, Orlando, Florida, USA, 30 Oct to 1
Dec 1994.

Kajian Atmosfir Terkendali untuk Memperlambat….. 33


33

You might also like