You are on page 1of 6

e-J.

Agrotekbis 3 (4) : 515-520, Agustus 2015 ISSN : 2338 -3011

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN


GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE
KOTA PALU
Income Analysis and Salt Making Marketing in Talise Village Mantikulore Sub
District Palu City
Hermina Ismail1)
1)
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
e-mail : Nanahermina403@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to understand how much income received by farmers salt, to know marketing
channel, the margin, and the efficiency of marketing. Study was conducted in October until
December 2014, located in Kelurahan Talise Mantikulore sub-district Palu. The determination
of respondents were with a method of random simple (Simple Random Sampling) with the total
sample 34 farmers from 160 to commodity farmers salt. Traders done by means of the sample
collection method tracing sampling so acquired as many as 6 middle-man. Analysis method used
is an analysis of income and marketing analysis. The results of research suggests that the average
income salt in Kelurahan Talise Mantikulore a Palu in one city in the production of Rp 17.294.563
times. The analysis showed that the marketing of marketing channels salt in kelurahan talise only
one channel marketing, namely the farmers and traders to the consumer end. The analysis
of marketing margins salt on a tract omnipresence namely mt Rp 25,000, and efficiency
of marketing show that marketing talise urban village in the level of farmers to middle-men worth
100 % and in the middle-men to the consumer of 58,33% and 61,53 %.

Key Word : Income and marketing, the business of making salt Talise Urban Village.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pendapatan yang diterima oleh petani
garam, untuk mengetahui saluran pemasaran, margin, serta efisiensi pemasaran. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014, bertempat di Kelurahan Talise
Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Penentuan responden dilakukan dengan metode acak sederhana
(Simple Random Sampling) dengan jumlah sampel 34 petani dari 160 petani mengusahakan
komoditi garam. Pengambilan sampel pedagang dilakukan dengan cara metode penjajakan
(Tracing Sampling) sehingga diperoleh sebanyak 6 orang pedagang pengumpul. Metode analisis
digunakan adalah analisis pendapatan dan analisis pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata pendapatan garam di Kelurahan Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu dalam satu kali
produksi sebesar Rp 17.294.563. Hasil analisis pemasaran menunjukkan bahwa saluran pemasaran
Garam di Kelurahan Talise hanya satu saluran pemasaran, yaitu : Petani ke Pedagang Pengumpul
ke Konsumen Akhir. Hasil analisis margin pemasaran Garam pada saluran pemasarannya yaitu
Mt Rp 25.000, dan efisiensi pemasaran menunjukkan bahwa pemasaran Kelurahan Talise di tingkat
petani ke pedagang pengumpul sebesar 100% dan di tingkat pedagang pengumpul ke konsumen
sebesar 58,33% dan 61,53%.

Kata Kunci : Pendapatan dan pemasaran, usaha pembuatan garam, Kelurahan Talise.

515
PENDAHULUAN mendukung, sehingga petani garam terjerat
pada tengkulak atau juragan yang menghargai
Indonesia dikenal sebagai negara garamnya di bawah standar nasional sehingga
maritim dengan potensi sumberdaya kelautan dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang
baik hayati maupun non hayati yang sangat menyebabkan penurunan kesejahteraan para
besar. Salah satu kekayaan sumber daya petani garam di Kelurahan Talise Kecamatan
kelautan non hayati yang dimiliki Indonesia Mantikulore Kota Palu.
adalah garam. Sebagai negara maritim dengan Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
wilayah yang sebagian besar merupakan perlu melakukan penelitian tentang analisis
lautan, Indonesia mempunyai banyak potensi pendapatan dan pemasaran usaha pembuatan
ekonomi yang bersumber dari kekayaan laut garam di Kelurahan Talise Kecamatan
ironisnya Indonesia masih menjadi importir Mantikulore Kota Palu.
garam yang cukup besar terutama pada garam Tujuan dari penelitian ini untuk :
beryodium dan garam industri. 1. Mengetahui besarnya pendapatan petani
Garam merupakan komoditi strategis garam di Kelurahan Talise Kecamatan
sebagai bahan baku industri dan bahan Mantikulore Kota Palu dalam satu kali
pangan yang sangat dibutuhkan oleh produksi.
masyarakat, tetapi dewasa ini keadaan petani 2. Mengetahui proses pemasaran hasil
garam sebagaimana kehidupan pada produksi garam di Kelurahan Talise
masyarakat pesisir umumnya, menghadapi Kecamatan Mantikulore Kota Palu.
berbagai permasalahan yang menyebabkan 3. Mengetahui berapa besar margin
kemiskinan. Mereka menggantungkan pemasaran garam pada saluran pemasaran
hidupnya dari pemanfaatan sumberdaya laut di Kelurahan Talise Kecamatan
dan pantai yang membutuhkan investasi besar Mantikulore Kota Palu.
dan sangat bergantung pada iklim yang ada. 4. Mengetahui efesiensi yang telah dicapai
Iklim dan cuaca yang seringkali berubah, dalam pemasaran garam di Kelurahan
akan berakibat fatal bagi petani garam dimana Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu.
mekanisme harga dan pasar garam yang
cenderung tidak berpihak akan menjadikan METODE PENELITIAN
usaha penggaraman ini dilingkupi dengan
resiko yang besar yang nantinya akan Penelitian ini dilaksanakan dikompleks
mendatangkan kerugian bagi petani garam di usaha pertanian garam rakyat di penggaraman
Indonesia (Widodo dan Ihsannudin, 2010). Kelurahan Talise Kecamatan Mantikulore
Kelurahan Talise adalah salah satu Kota Palu. Lokasi penelitian ini dipilih secara
daerah penghasil garam di Kota Palu Provinsi sengaja (Purposive) dengan pertimbangan
Sulawesi Tengah, yang mempunyai peranan bahwa Kelurahan Talise merupakan satu-
penting dalam perekonomian yang di arahkan satunya daerah penghasil garam di
untuk peningkatan pendapatan dan produksi. Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Waktu
Peneliti memandang bahwa Penelitian dilaksanakan pada bulan
permasalahan yang dihadapi petani garam Oktober - Desember 2014.
dengan adanya perubahan iklim global yang Responden dalam penelitian ini adalah
mengakibatkan penurunan produktivitas petani yang mengusahakan pembuatan garam
garam, teknologi masih cukup sederhana sebanyak 34 responden dari 160 populasi.
menjadikan produksi berkualitas rendah Pengambilan sampel pedagang garam yang
sehingga sangat peka terhadap goncangan didasarkan atas informasi petani sampel
pasar, terbatasnya infrastruktur dan fasilitas sebanyak 6 pedagang pengumpul.
produksi serta regulasi yang tidak berpihak ke Teknik pengumpulan data dalam
petani mengakibatkan lemahnya sistem penelitian ini bersumber dari data primer dan
tataniaga yang kurang menguntungkan data sekunder. Pengumpulan data primer
penggaram, sisi permodalan kurang dilakukan dengan cara observasi, dan

516
wawancara langsung dengan menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
daftar pertanyaan (quisioner), sedangkan data
sekunder diperoleh dari beberapa literature a. Pendapatan Usaha
dan instansi terkait dalam penelitian ini.
Analisis data yang digunakan adalah Analisis pendapatan dalam penelitian
analisis pendapatan dan analisis pemasaran ini digunakan untuk mengetahui besarnya
yang berkaitan dengan masalah dan tujuan pendapatan yang diperoleh petani responden
penelitian. Secara matematis persamaannya pada usaha pembuatan garam di Kelurahan
Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu.
dapat dituliskan sebagai berikut :
Untuk mengetahui besarnya
TR = P.Q
pendapatan yang diperoleh petani responden,
Keterangan :
maka perlu diketahui terlebih dahulu besarnya
TR = Jumlah Penerimaan / Total Revenue
tingkat penerimaan yang diperoleh serta
(kg)
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
P = Harga / Price (Rp)
melakukan suatu usaha pembuatan garam
Q = Produksi / Quantity (Rp)
tersebut.
Pendapatan petani garam menggunakan
Pendapatan merupakan bagian yang
konsep pendapatan sebagai berikut:
sangat penting dalam keberlangsungan usaha
Π = TR - TC
pembuatan garam bagi petani responden.
Keterangan :
Pendapatan usaha pembuatan garam di
Π = Pendapatan petani garam / income
Kelurahan Talise untuk satu kali produksi.
TR = Total Penerimaan / Total Revenue
Penerimaan merupakan total nilai yang
TC = Jumlah Biaya Produksi / Total Cost
diperoleh dari hasil kali antara jumlah
Untuk menghitung besarnya margin
produksi dengan harga jual yang berlaku
pemasaran dihitung dengan menggunakan
ditingkat petani. Jadi, besar kecilnya
rumus (Agustina dan Setiajie, 2008) sebagai
penerimaan ditentukan oleh besar kecilnya
berikut :
produksi dan harga jual
M = Hp - Hb
(Daniel, 2002).
Keterangan :
Rata-rata produksi garam yang
M = Margin Pemasaran (Rp)
dihasilkan petani responden usaha pembuatan
Hp = Harga Penjualan (Rp)
garam di Kelurahan Talise selama satu kali
Hb = Harga Pembelian (Rp)
produksi berbeda-beda berdasarkan luas lahan
Margin total pemasaran (Mt) adalah
yang diusahakan.
jumlah margin semua lembaga pemasaran Biaya produksi adalah jumlah dari biaya
yang terlibat dalam pemasaran garam tetap dan biaya variabel, dimana setiap
dihitung dengan menggunakan rumus : kegiatan usaha pembuatan garam tidak pernah
Mt = M1 + M2 + M3 +…..Mn terlepas dari biaya untuk mengelola usaha
Keterangan : pembuatan garam agar memperoleh hasil
Mt = Margin total pemasaran yang diharapkan.
M1 + M2 + M3…Mn = Margin dari setiap Biaya tetap adalah biaya yang tidak
lembaga pemasaran berpengaruh pada volume produksi, misalnya
Untuk menghitung efisiensi pemasaran pajak lahan. Biaya variabel adalah biaya yang
garam pada masing-masing lembaga besar kecilnya di pengaruhi oleh besarnya
pemasaran, (Sisfahyuni, dkk, 2008), sebagai volume produksi, misalnya tenaga kerja.
berikut : Pada tingkat pendapatan dengan luas
ET = (HLPJ / HLPB ) × 100% lahan 24 – 162 m2 diperoleh rata-rata total
Keterangan : penerimaan Rp 8.140.000 dengan rata-rata
ET = Efisiensi Tataniaga total biaya Rp 48.470,833, maka rata-rata
HLPJ = Harga di Tingkat Lembaga Penjual pendapatan Rp 8.091.529,167 dan luas lahan
HLPB = Harga di Tingkat Lembaga Pembeli 168 – 1120 m2 diperoleh rata-rata total

517
penerimaan Rp 9.310.000 dengan rata-rata garam dengan harga yang dibayarkan oleh
total biaya Rp 106.966,67 maka rata-rata konsumen. Dari hasil analisis margin
pendapatan Rp 9.203.033,33 sehingga dimaksudkan untuk mengetahui biaya pada
diperoleh rata-rata pendapatan garam di lembaga pemasaran yang terlibat dalam
Kelurahan Talise dalam satu kali produksi saluran pemasaran dalam proses produksi jual
yaitu sebesar Rp 17.294.563,. beli garam. Harga yang dibayar konsumen
akhir merupakan harga di tingkat pedagang
b. Saluran Pemasaran pengumpul. Perhitungan margin pemasaran
digunakan untuk mengetahui aliran biaya
Pemasaran merupakan sebagai proses pemasaran pada lembaga yang terlibat dalam
yang mengakibatkan aliran produk suatu proses pemasaran (Bagus, 2011).
sistem dari produsen ke konsumen. Saluran Dari hasil analisis margin dimaksudkan
pemasaran terdiri dari sekelompok individu untuk mengetahui penyebaran biaya pada
atau lembaga yang mempunyai hak lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran
kepemilikan atas barang-barang yang pemasaran dalam proses produksi jual beli
dipasarkan dan membantu dalam garam. Untuk menghitung margin pemasaran
penyampaian hak kepemilikan tersebut dari pada saluran pemasaran garam digunakan
produsen ke konsumen. Dalam proses rumus sebagai berikut:
pengaliran atau pergerakan barang dari tangan a. Harga Penjualan Pedagang Pengumpul ke
produsen sampai ke tangan konsumen Konsumen – Harga Pembelian ditingkat
terdapat banyak kegiatan-kegiatan yang Petani
saling bekerjasama (Antara, 2012). M = Hp – Hb
Lembaga pemasaran garam di = Rp 60.000/Krg – Rp35.000/Krg
Kelurahan Talise Kecamatan Mantikulore = Rp 25.000
Kota Palu adalah individu yang b. Harga Penjualan Pedagang Pengumpul ke
menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan Konsumen – Harga Pembelian ditingkat
jasa dan komoditinya dari produsen ke Petani
konsumen akhir serta mempunyai hubungan M = Hp – Hb
dengan individu lainnya. = Rp 65.000/Krg – Rp 40.000/Krg
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, = Rp 25.000
maka lembaga pemasaran yang terlibat di Harga penjualan petani atau harga
Kelurahan Talise Kecamatan Mantikulore pembelian pedagang pengumpul sebesar
Kota Palu dalam menyalurkan komoditi Rp 35.000/karung sampai Rp 40.000/karung
garam dari produsen ke konsumen terdiri dan harga penjualan pedagang pengumpul
dari: ke konsumen sebesar Rp 60.000/karung
1. Pedagang Pengumpul sampai Rp 65.000/karung. Sehingga margin
Pedagang pengumpul merupakan yang diterima ditingkat pedagang pengumpul
pedagang yang membeli garam langsung dari sebesar Rp 25.000,.
petani di Kelurahan Talise Kecamatan Margin pemasaran Garam di Kelurahan
Mantikulore Kota Palu sebagai produsen. Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu
Hasil pembelian tersebut dikumpulkan dan yang merupakan suatu proses penambahan
dijual kembali kepada konsumen. nilai atau kepuasan dari produsen
Di Kelurahan Talise Kecamatan ke pedagang pengumpul dan akhirnya
Mantikulore Kota Palu hanya terdapat satu ke konsumen akhir, dapat diketahui bahwa
saluran pemasaran garam yang meliputi bagian harga yang diterima petani pada
petani ke pedagang pengumpul, dan saluran pemasaran adalah sebagai berikut :
konsumen akhir. Saluran pemasaran
c. Margin Pemasaran Sf = Pf / Pr x 100 %
Margin pemasaran garam adalah selisih = Rp 35.000 / 60.000 x 100 %
harga yang dibayarkan petani atau produsen = 58,33 %

518
Sf = Pf / Pr x 100 % pembagian yang adil dari pada keseluruhan
= Rp 40.000 / 65.000 x 100 % harga yang dibayar oleh konsumen terakhir
= 61,53 % kepada semua pihak yang ikut serta dalam
Pada saluran ini pedagang pengumpul kegiatan produksi dan pemasaran barang itu.
melakukan penjuaan ke konsumen dengan
harga Rp 60.000/krg dan Rp 65.000/krg, total KESIMPULAN DAN SARAN
biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 7.000/krg,
dan memperoleh keuntungan sebesar Berdasarkan hasil penelitian terhadap
Rp 18.000/krg. Kelembagaan yang paling Usaha Pembuatan Garam di Kelurahan Talise
besar mengeluarkan biaya adalah pedagang Kecamatan Mantikulore Kota Palu
pengumpul, besarnya biaya dikeluarkan memberikan beberapa kesimpulan sebagai
akibat biaya pemasaran yaitu biaya tenaga berikut :
kerja dan biaya pengepakan garam sampai Pendapatan rata-rata yang diperoleh
ke konsumen, bagian harga yang diterima petani usaha pembuatan garam di Kelurahan
oleh petani sebesar 58,33% dan 61,53%. Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu dari
yang diusahakan dalam satu kali produksi
d. Efesiensi Tataniaga sebesar Rp 17.294.563/m2 (b) Pedagang
pengumpul membeli garam dengan petani
Efisiensi tataniaga (pemasaran) diukur mulai dari harga Rp 35.000/Krg sampai
berdasarkan pada perbandingan dua harga Rp 40.000/Krg, (c) Saluran Pemasaran garam
dalam persamaan identitas di konversi kenilai di Kelurahan Talise Kecamatan Mantikulore
persentasi (%), makin besar efisiensi Kota Palu terdiridari 1 saluran, yaitu : Petani
tataniaga makin besar bagian harga yang ke Pedagang Pengumpul ke Konsumen,
diterima petani (Sisfahyuni, dkk, 2008). (d) Hasil perhitungan bahwa total margin
Untuk mengetahui efisiensi pemasaran garam pemasaran Kelurahan Talise Kecamatan
di Kelurahan Talise Kecamatan Mantikulore Mantikulore Kota Palu pada saluran
Kota Palu pada saluran pemasaran digunakan pemasarannya adalah sebesar Rp 25.000,
rumus sebagai berikut: (e) Hasil perhitungan efisiensi pemasaran
a. Saluran Pemasaran Petani → Pedagang menunjukkan bahwa pemasaran Kelurahan
Pengumpul Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu di
ET = (HLPJ / HLPB) x 100 % tingkat petani → pedagang pengumpul
= (35.000 / 35.000) x 100 % sebesar 100% dan di tingkat pedagang
= 100 % pengumpul → konsumen sebesar 58,33% dan
ET = (HLPJ / HLPB) x 100 % 61,53%.
= (40.000 / 40.000) x 100 %
= 100 % Saran
b. Saluran Pedagang Pengumpul Melalui penelitian ini, penulis berharap
→ Konsumen pemerintah perlu menetapkan harga garam
ET = (HLPJ / HLPB) × 100 % sehingga tidak merugikan kedua belah pihak
= (Rp 35.000 / Rp 60.000) × 100 % karena harga yang diterima petani terkadang
= 58,33 % tidak sesuai dengan yang diinginkan petani
ET = (HLPJ / HLPB) × 100 % dalam menjalankan usahanya sehingga petani
= (Rp 40.000 / Rp 65.000) × 100 % dapat meningkatkan pendapatannya dan
= 61,53 % memiliki keberlanjutan yang pada akhirnya
Menurut Sudiyono (2004), sistem dapat meningkatkan posisi tawar petani.
pemasaran dapat dianggap efisien apabila
memenuhi syarat, yaitu mampu DAFTAR PUSTAKA
menyampaikan hasil dari petani produsen
Agustian, A. Setiajie, I. 2008. Analisis Perkembangan
kepada konsumen dengan biaya semurah Harga dan Rantai Pemasaran Komoditas
mungkin, dan mampu mengadakan Cabai Merah di Provinsi Jawa Barat. Pusat

519
analisis social ekonomi dan kebijakan
pertanian Departemen Pertanian.

Antara, M. 2012. Agribisnis dan Penerapannya dalam


Penelitian. Edukasi Mitra Grafika. Palu.

Bagus, N. G. 2011. Analisis Pendapatan dan


Pemasaran Usahatani Cabai Merah Keriting
Di Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten Sigi. Skripsi Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Tadulako. Palu.

Daniel M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian.


Bumi Aksara. Jakarta.

Sisfahyuni, Ludin, Taufik dan M.R. Yantu, 2008.


Efisiensi Tataniaga Komoditi Kakao Biji Asal
Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi
Tengah. J. Agribisnis 9 (3) : 150 –159.

Sudiyono, A. 2004. Pemasaran Pertanian.


Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Malang.

Widodo. S. dan Ihsannudin. 2010. Pengelolaan


Sumberdaya Lahan Guna Pencapaian
Swasembada Garam Nasional. Prosiding.
Seminar Nasional Reformasi Pertanian
Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan.
Surabaya.

520

You might also like