Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Konsentrasi Kitosan Terhadap Aktivitas Antibakteri Dengan Metode Difusi Agar (Sumur)
Pengaruh Konsentrasi Kitosan Terhadap Aktivitas Antibakteri Dengan Metode Difusi Agar (Sumur)
ABSTRACT
The aim of this work was to obtain the minimal concentration of chitosan which possess
antibacterial characteristic. The concentrations of chitosan that used were 0%; 0,2%; 0,4%;
0,6%; and 0,8% (w/v), whereas bacteria cultures used to examine antibacterial activity of
chitosan were Escherichia coli, Bacillus subtilis and Staphylococcus aureus. Well method (gel
diffusion) was utilized to test the chitosan antibacterial activity. The result was analyzed
using descriptive method and presented in the graphic form. The result showed the activity of
chitosan restraint as antibacterial. The test of chitosan antibacterial activity utilizes gel
diffusion (well) method. The data analyzed descriptively and presented in the graphic form.
The result showed the activity of chitosan restraint as anti bacteria against Staphylococcus
aureus, Bacillus subtilis or Escherichia coli with the highest restraint diameter was noticed at
the addition of 0,2% chitosan, which were 20,27 mm/mg chitosan, 24,50 mm/mg chitosan and
31,53 mg chitosan, respectively. The lowest restraint diameter was found at the addition of
0,8% chitosan, which were 6,82 mm/mg chitosan, 12,14 mm/mg chitosan and 14,23 mm/mg
chitosan, respectively.
Keywords: Antibacterial activity, chitosan, gel diffusion method
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 13, No. 2, September 2008 117
Nurainy et al. Pengaruh Konsentrasi Kitosan …
daging super, dan jambal roti. (Anonim , Vogel Johnson Agar (VJA), dan Eosin
2005). Methylene Blue Agar (EMBA). Bahan
Penggunaan formalin sebagai kimia yang digunakan adalah alcohol 70%,
pengawet bahan pangan diduga karena spiritus, buffer pH 4 dan pH 7.
tingkat kesadaran produsennya akan Peralatan yang digunakan adalah
kesehatan masyarakat masih sangat rendah, Clean Bench (ruang aseptic yang dilengkapi
di samping mereka tidak mempunyai lampu UV) merk Kotterman-Jerman, lemari
pengetahuan yang memadai mengenai inkubator, autoklaf, hotplate, cawan petri,
bahaya bahan kimia terlarang tersebut. neraca analitik, Erlenmeyer, tabung reaksi,
Faktor lain, formalin juga mudah dijumpai pipet tetes, pipet volumetrik, jarum ose,
di pasar bebas dengan harga yang murah. gelas ukur, labu takar, lampu bunsen, dan
Baik formalin maupun boraks merupakan alat-alat pembantu lainnya.
bahan kimia yang sangat berbahaya bagi
Perlakuan Penelitian
kesehatan manusia.
Perlakuan yang diterapkan pada
Salah satu alternatif pengganti
bakteri uji ini adalah konsentrasi kitosan
formalin sebagai pengawet makanan adalah
yang ditambahkan. Konsentrasi kitosan
penggunaan kitosan yang lebih aman dan
yang digunakan adalah 0; 0,2; 0,4; 0,6; dan
tidak berefek negatif terhadap kesehatan
0,8 persen (w/v). Pengujian aktivitas
tubuh. Kitosan dapat berfungsi sebagai
antibakteri kitosan menggunakan metode
bahan pengawet karena mempunyai sifat
difusi agar (sumur; Murhadi, 2002).
anti bakteri (Zheng dan Zhu, 2002; No et
Percobaan dilakukan dengan 3 kali ulangan.
al., 2002). Diduga terdapat konsentrasi
Data hasil pengamatan disajikan dalam
minimum kitosan sebagai antimikroba
bentuk tabel dan atau grafik kemudian
dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
dianalisis secara deskriptif.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
untuk mengetahui konsentrasi minimum Persiapan Kultur Bakteri Uji
kitosan yang dapat digunakan untuk Kultur bakteri uji yang akan
menghambat pertumbuhan bakteri yang digunakan disiapkan dengan cara
bersifat patogen dan perusak makanan. mengambil satu ose bakteri dari agar miring
NA, kemudian diinokulasikan ke dalam 10
METODE PENELITIAN ml NB steril. Selanjutnya divortek untuk
meratakan bakteri di dalam NB, lalu
Bahan dan Alat diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.
Bahan utama yang digunakan adalah Setelah 24 jam didapatkan inokulum yang
kitosan yang diperoleh dari PT. Vital House langsung dapat digunakan untuk pengujian
Indonesia dan kultur bakteri yang diperoleh aktivitas antibakteri (Lukman, 1984 dalam
dari Laboratorium Kesehatan Lampung. Apriyanto 2002).
Kultur bakteri yang digunakan dalam Pengujian Aktivitas Antibakteri Kitosan
penelitian ini adalah bakteri Gram negatif, dengan Metode Sumur
yaitu Escherichia coli dan bakteri Gram Metode sumur (difusi agar)
positif yaitu Bacillus subtilis dan didasarkan pada kemampuan senyawa-
Staphylococcus aureus. Media agar yang senyawa antibakteri yang diuji untuk
digunakan adalah Nutrient Agar (NA), menghasilkan jari-jari zona penghambatan
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 13, No. 2, September 2008 118
Nurainy et al. Pengaruh Konsentrasi Kitosan …
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 13, No. 2, September 2008 119
Nurainy et al. Pengaruh Konsentrasi Kitosan …
seiring peningkatan konsentrasi kitosan. (b/v) adalah 4,87; 20,27, 9,27, 8,58, dan
Diameter penghambatan antibkteri kitosan 6,82 mm/mg kitosan. Histogram zona
terhadap Staphylococcus aureus berturut penghambatan kitosan secara parsial
turut pada penambahan kitosan dengan terhadap Staphylococcus aureus disajikan
konsentrasi 0; 0,2; 0,4; 0,6; dan 0,8 persen pada Gambar 1.
25,0000
Diameter Penghambatan (mm/mg kitosan)
20,2652
20,0000
0 % Kitosan
15,0000
0,2 % Kitosan
0,4 % Kitosan
0,6 % Kitosan
10,0000 9,2667
8,5785
0,8 % Kitosan
6,8229
4,8722
5,0000
0,0000
Konsentrasi Kitosan
Pada Gambar 1 terlihat bahwa larutan larutan kitosan dengan konsentrasi kitosan
kitosan memberikan efek penghambatan, 0,2% (b/v), terjadi penghambatan tertinggi
terhadap Staphylococcus aureus tetapi dengan diameter penghambatan sebesar
polanya menurun. Pada larutan kitosan 20,27 mm/mg kitosan. Hal tersebut diduga
dengan konsentrasi kitosan 0% tetap terjadi karena kekentalan larutan kitosan masih
penghambatan dengan diameter pengham- rendah sehingga masih dapat berdifusi ke
batan sebesar 4,87 mm. Hal tersebut dapat media agar tempat tumbuhnya
terjadi karena adanya asam asetat dalam Staphylococcus aureus. Pada larutan kitosan
larutan sebagai pelarut. Efek penghambatan dengan konsentrasi kitosan 0,8%(b/v),
tersebut bukan merupakan aktivitas kitosan, terjadi penghambatan terendah. Hal tersebut
karena asam asetat juga memiliki diduga karena larutan kitosan 0,8%(b/v)
kemampuan menghambat bakteri. Pada
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 13, No. 2, September 2008 120
Nurainy et al. Pengaruh Konsentrasi Kitosan …
sudah terlalu kental sehingga tidak dapat memiliki asam teikoat, polimer yang
berdifusi secara baik dalam media agar. bersifat asam yang mengandung ribitol,
Staphylococcus aureus merupakan fosfat, atau gliserol fosfat. Menurut Yusman
jenis bakteri Gram positif. Menurut Pelezar (2006), asam teikoat yang bersifat asam dan
dan Chan (1986), struktur dinding bakteri mengandung ulangan rantai gliserol fosfat
Gram positif relatif sederhana sehingga dan ribotol fosfat pada bakteri Gram Positif
memudahkan senyawa antibakteri menyebabkan bakteri Gram positif
menemukan sasaran untuk bekerja. Pada bermuatan negatif. Muatan negatif pada
kenyataannya, pengujian sifat antibakteri dinding sel bakteri akan berikatan dengan
kitosan menggunakan metode sumur dengan muatan positif dari kitosan membentuk
peningkatan konsentrasi kitosaan tidak senyawa yang tidak bermuatan. Selain asam
menunjukkan sifat antibakteri kitosan teikoat akan berikatan dengan kitosan yang
terhadap Staphylococcus aureus yang bersifat bersifat basa.
meningkat pula. Pada pengujian dengan
Aktivitas Anti-Bacillus subtilis
metode difusi agar (sumur), kitosan yang
Hasil penelitian menunjukkan
ditambahkan ke dalam sumur uji
diameter penghambatan yang menurun
diharapkan akan berdifusi ke media tumbuh
seiring peningkatan konsentrasi kitosan.
bakteri. Konsentrasi kitosan yang tinggi
Diameter penghambatan antibakteri kitosan
akan menghasilkan larutan yang kental.
terhadap Bacillus subtilis berturut turut pada
Larutan yang terlalu kental akan sulit
penambahan kitosan dengan konsentrasi
melakukan difusi dibandingkan dengan
0,2; 0,4; 0,6; dan 0,8 persen (b/v) adalah
larutan yang lebih encer. Akibatnya, data
24,50; 17,96; 14,44; dan 12,13 mm/mg
diameter penghambatan kitosan menunjuk-
kitosan. Histogram diameter penghambatan
kan penurunan sifat penghambatan.
kitosan secara parsial terhadap Bacillus
Percobaan pendahuluan menggunakan
subtilis disajikan pada Gambar 2.
metode kontak menunjukkan adanya sifat
Pada Gambar 2 terlihat bahwa larutan
penghambatan antibakteri kitosan terhadap
kitosan memberikan efek penghambatan
pertumbuhan Staphylococcus aureus.
yang menurun terhadap Bacillus subtilis.
Kitosan dapat berikatan dengan lipid
Pada larutan kitosan dengan konsentrasi
yang ada pada permukaan dinding sel
kitosan 0% tetap terjadi penghambatan
bakteri. Staphylococcus aureus merupakan
dengan diameter penghambatan sebesar
jenis bakteri Gram positif. Menurut Lay dan
9,80 mm. Hal tersebut dapat terjadi karena
Sugyo (1992) dalam Yusman (2006),
adanya asam asetat dalam larutan sebagai
bakteri Gram positif memiliki kandungan
pelarut. Efek penghambatan tersebut bukan
peptidoglikan yang tinggi dibandingkan
merupakan aktivitas kitosan, karena asam
dengan bakteri Gram negatif. Kandungan
asetat juga memiliki kemampuan
peptidoglikan yang tinggi akan mengakibat-
menghambat bakteri. Pada larutan kitosan
kan tingginya kandungan lipid. Menurut
dengan konsentrasi kitosan 0,2%, terjadi
Widodo et al. (2006), kitosan bersifat
penghambatan tertinggi. Hal tersebut diduga
polikationik dapat mengikat lipid dan
karena kekentalan larutan kitosan masih
logam berat. Rusaknya lipid pada dinding
rendah sehingga masih dapat berdifusi ke
sel bakteri akan mengakibatkan rusaknya
media percobaan tempat tumbuhnya
pertahanan sel. Bakteri Gram positif
Bacillus subtilis. Pada larutan kitosan
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 13, No. 2, September 2008 121
Nurainy et al. Pengaruh Konsentrasi Kitosan …
dengan konsentrasi kitosan 0,8%, terjadi kental sehingga tidak dapat berdifusi secara
penghambatan terendah. Hal tersebut diduga baik.
karena larutan kitosan 0,8% sudah terlalu
30,0000
D ia m e t e r P e n g h a m b a t a n ( m m /m g k it o s a n )
24,5022
25,0000
5,0000
0,0000
Konsentrasi Kitosan
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 13, No. 2, September 2008 122
Nurainy et al. Pengaruh Konsentrasi Kitosan …
(b/v) adalah 31,53; 21,57; 16,97 dan 14,23 terhadap Escherichia coli disajikan pada
mm/mg kitosan. Histogram diameter Gambar 3.
penghambatan kitosan secara parsial
35,0000
Diameter Penghambatan (mm/mg kitosan)
31,5312
30,0000
25,0000
0 % Kitosan
21,5724
0,2 % Kitosan
20,0000
16,9667
0,4 % Kitosan
14,2273
15,0000
0,6 % Kitosan
11,0811
0,8 % Kitosan
10,0000
5,0000
0,0000
Konsentrasi Kitosan
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 13, No. 2, September 2008 123
Nurainy et al. Pengaruh Konsentrasi Kitosan …
dari 31,53 mm/mg kitosan sampai 14,23 coli sehingga secara keseluruhan lebih
mm/mg kitosan. bermuatan negatif daripada Staphylococcus
Escherichia coli merupakan jenis aureus. Perbandingan diameter pengham-
bakteri Gram negatif. Menurut Yusman batan antara bakteri Gram positif
(2006), Escherichia coli lebih bermuatan (Staphilococcus aureus dan Bacillus
negatif dibandingkan dengan Staphylo- subtilis) dan bakteri Gram negatif
coccus aureus (bakteri Gram positif). Hal (Escherichia coli) dapat dilihat pada Tabel
tersebut dapat terjadi karena adanya 1.
lipopolisakarida dan peptidoglikan yang
mengandung gugus COO- pada Escherichia
Tabel 1. Perbandingan diameter penghambatan antara bakteri Gram positif dan bakteri
Gram negatif.
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 13, No. 2, September 2008 124
Nurainy et al Pengaruh Konsentrasi Chitosan …
Anonim. 2005. Kian Marak Penggunaan Yusman, D.A. 2006. Hubungan Antara
Formalin pada Makanan: Ditemukan Aktivitas Antibakteri Kitosan dan Ciri
pada Mi Basah, Tahu dan Ikan Asin. Permukaan Dinding Sel Bakteri.
Kompas: 28 Desember 2005. Jurnal Penelitian IPB. Departemen
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Apriyanto, D. 2002. Aktivitas Antibakteri
Pengetahuan Alam IPB. 10 hlm.
Bubuk Lada (Piper nigrum L.)
terhadap Bakteri Patogen dan Perusak Zheng, L.Y. and J.F. Zhu. 2002. Study on
Makanan dengan Metode Sumur. antimicrobial activity of chitosan with
Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil different molecular weights.
Pertanian Unila. Bandar Lampung. Carbohydrate Polimers. 54(4): 527-
530.
Helander, I.M., E.L. Numiaho, R.
Ahvenainen, J. Rohoades, and S.
Roller. 2001. Chitosan disrupts the
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 13, No. 2, September 2008 125