j terfokus
2) observas an mini t
a tahap ini pencliti sudah me unt ditokecs.”™tin
i telah dip Kuskan pag.”
suatu obscrvast yang Siu a dinamakan observasi terfokug Pk
tertentu. Observast it i kan analisis taksonomi sehj is,
ahap ini pencliti meta ‘unjuk Sehin,
pak fokus. Pada ga ur eee rereli tea,
ja do! Desa WF kee
dapat memfokuskan pada mstruktur. Bila dilihat dar cei ty
” sih belum
“angka’ ,namun masin 0¢ iti telah melakukan analisi: aly
data, maka pada tahap int penel pula 2. s tk
yang sclanjutnya menghasilkan '
3) Observasi terseleksi
Pada tahap observasi ini peneliti ‘telah menguraikan fokus
ditemukan schingga datanya lebih rinci. Dengan melakukan anaji,
komponensial terhadap fokus, maka pada tahap ini peneliti t,,
menemukan karakteristik, kontras-kontras/perbedaan dan Kesamamy
antar Kategori, scrta menemukan hubungan antara satu kates;
dengan kategori yang lain. Pada tahap ini diharapkan peneliti telh
dapat menemukan pemahaman yang mendalam atau _hipotesis.
Menurut Spradley, observasi terseleksi ini masih dinamakan mini tow
observation.
Selanjutnya Spradiey (1980) mengemukakan hubungan antan
tahap penelitian dengan waktu yang diperlukan untuk observa
ditunjukkan pada gambar 12.4 berikut.
2. Pengumpulan data dengan wawancara/interview
Esterberg (2002) mendefiniskan interview scbagai berikut. “a meets
of ino persons to exchange information and idea through question
mmeanine nes, resulting ™ communication and joint construc ‘
ee particular topic”. Wawancara adalah mer"
a orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanyt
Jawab, schingga dapat dj
tertenty ee “MAPat dikonstruksikan makna dalam sual top"
410wavancara digunakan sebagai teknik
eliti ingin melakukan studi pendahal
aad toe harus diteliti, ttapi_juga apabila penelt in
meng 1 Can responden yang lebih me : bene ingin
gengumpulan data ini mendasarkan diri pada Ia ndalam. Teknik
sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya Ln tentang diri
atau keyakinan pribadi. Pada pengetahuan dan
umpulan data apabila
van untuk
. mene:
ju nemukan
s
8
PARTISIPATIF
3 4 5 6
Urutan waktu observasi
Waktu yang diperlukan untuk observasi
3
PERSIAPAN OBSERVASI
Gambar 12.4 Hubungan antara tahap penelitian dengan wakt
yang diperlukan untuk observasiang ditcliti. Pada penetiy
endalam tentang: sub dapatkan informasi awal a
Jiti berusaha mean nda pada obyck, ssh’
masala ; sermasalahan atau variabe]
2 ambaran asalah:
jtcliti. Untuk mendapatkan Takuan evan mn re
vrai tingkatan yang ada dalam obyek,
jtian tentang iklim kerja perusahaan,
fihak-fihak yani i reli
melakukan pet dengan pekerja tingkat bawah,
Misalnya akan
maka dapat dilakukan wawancara
supervisor, dan manajer. /
Untuk mendapatkan informasi yanB lebih dalam tentang
responden, maka pencliti dapat juga menggunakan wawancara tidak
terstruktur. Misalnya sescorang Yang dicurigai sebagai penjahat, maka
tidak terstruktur secara
akan melakukan wawancara
sampai_diperoleh keterangan bahwa orang tersebut
pencliti
mendalam,
penjahat atau bukan.
Dalam wawancara tidak terstruktur, pencliti belum mengeiahui
secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih
banyak mendengarkan apa yang diceriterakan oleh responden.
Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut,
maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikumya yang
lebih terarah pada suatu tujuan. Dalam melakukan wawancara peneliti
dapat menggunakan cara “berputar-putar baru menukik” artinya pada
awal wawancara, yang dibicarakan adalah hal-hal yang tidak terkait
ngan tujuan, dan bila sudah terbuka kesempatan untuk menanyakan
sesuatu yang menjadi tujuan, maka segera ditanyakan
e. maupun
di kontak
iasi dan
Wawancara baik yang di
8 dilakukan deng: n~
ren fe on
cl itis De » aka 2 e
‘arena itu pewawancara perlu memahami sill
kondisi schingga d: .
harus acini eae waktu yang tepat kapan dan di mana
bekerja, sedang_mempun ‘ara. Pada saat responden sedans sibu!
h berat, sedang mulai jstirahal,
sedang tidak sehat, atau
melakukan wawancara,
Seperti itu, maka akan mengh;
a harus hati-hati dalam
dis!
M dipaksal
asilka
silkan data yang tidak valid dan aki
414esponden yang akan diwawancara
ta sebaiknya sebelum melakukan wa
mn terlebih dulu, kapan dan dimana bisa melakukan wawancara.
gan cara ini, maka Suasana wawancara akan lebih baik, sehingga
data Yan, diperoleh akan lebih lengkap dan valid,
Informasi atau data yang di
I telah ditentukan orangnya,
wancara, pewawancara minta
. peroleh dari wawancara sering bias.
pias adalah menyimpang dari yang Scharusnya, sehingga dapat
dinyatakan data tersebut subyektif dan tidak akurat. Kebiasaan data ini
akan tergantung pada pewawancara, yang diwawancarai (responden)
dan situasi & kondisi pada saat wawancard, Pewawancara yang tidak
alam posisi netral, misalnya ada maksud tertentu, diberi sponsor akan
memberikan interpretasi data yang berbeda dengan apa yang
dsampaikan oleh responden. Responden akan memberi data yang
bias, bila responden tidak dapat menangkap dengan jelas apa yang
ditanyakan peneliti atau pewawancara. Oleh karena itu peneliti jangan
memberi pertanyaan yang bias. Selanjutnya situasi dan kondisi seperti
yang juga telah dikemukakan di atas, sangat mempengaruhi Proses
wawancara, yang pada akhimya juga akan mempengaruhi validitas
data,
b. Langkah-langkah wawancara
incon y dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh
alam aa
dalam penelitian kualitatif, ya
1) menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
kok masalah yang akan menjadi bahan
2) menyiapkan pokok-P
pembicaraan
. ‘m!
3) mengawali atau me
8 Jur wawaneara
puka alur wawancara
4) melangsungkan #
eptisar
aacan ikhtis
5) mengkonfirmas! y wawvancara ke dalam eacatan lapangan
i
6) Menuliskan has
hasil wawancara dan mengakhirinya
A1Sek.
‘ hasil. wawancara yan,
7) Mengidentifikasi tindak lanjut B telah
diperoleh .
in dalam wawancara.
c. Jenis-jenis pertanyaal -
Patton dalam Molleong (2002) menggolongkan enam jenis pertanyaay
yang saling berkaitan yaitu:
1) Pertanyaan yang berkaitan den .
ini di kapkan pengalaman yan;
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungxap