“Nonverbal Expectancy Violation Theory”:
Esensi dan Perkembangannya
Antar Venus
ABSTRAK
Settap orang memiliti harapan tertentu pada peritaku nonverbal orang lain. Jika
hharapan tersebut difanggar, maka orang akan bereaks} dengan memberikan penilaicn
positif atau negatif sesuat karakterisik pelaku pelangyaran tersebuat. Bile kita
imenyukai orang tersebul maka besar kemungkinan kita akan menerima pelungearan
tersebut sebagal sesuatu yong wafar dan menilainya secara posts. Sebalikya bila
sumber pelanggaran dipersepsi tidak menartk arau Kita tidak menyubainve: maket kita
akan menilai pelanggaran tersebut sebugai sesuata yang negatif.
Latar Belakang Teori
Judee K. Burgoon, Profesor Komunikasi dari
Universitas Arizona AS, merupekan salah seorang,
teoretikus wamita yang paling tekun dalam meneliti
berbagai dimensi Komunikasi nonverbal sepanjane.
‘éasawarsa 1970-an hingga 1990-an, Pemikiranrya
yang tersebar daiatn rauusan artikel yang dimuat
éalam jureal dan buku-buku Somunikasi
memberiken pengaruh yang besar dalam
membentuk pemahaman kita tentang berbagai
aspek komunikast nonverbal dewasa ini
‘Ada kisah unik di balik ketertarikan Burgoon
pada bidang komunikasi nonverbal. Cerivanya,
‘etka masih kuliah i ingkat sarjana di Unive
tas West Virginia, Amerika Serikat, Burgoon
termasuk mahasiswi yang sangat ccrdas tapi
kurang menyvkai topik-topik mata kuliah yang
berkaitan dengan komunikasi nonverbal
Colukanya, dalam mata kuliah seminar yang
ditkutinya salah seorang dosen justre memintanya
untuk mengupas topik tentang Komunikasi non
verbal. Merasa tidak punya piliban akhiraya
dengan segala kesungeuhan (dan juga
keterpaksaan) Burgoon membaca semua literatur
yang ada. Hasilnya, ternyata Tuar biasa, Ia tidak
‘aja borhasil menyelesaikan tagasterscbut dengan
hobot akacemis yang tinggi, tetapi juga
memibekaskan minat yang mendalam untuk
‘melakukan penelitian koraunikasi nonverbal lebih
Janjut, khususnya tentang penggunaan suang dan
Jarak dalam berkomunikas.
Studi tentang penggunaan rueng, dan jarak
delsm berkomunixasi, atau lebih populer disebut
Proksemika sebenarnya telah dikembangkan oich
ztwara'T- Hall sejok tahun 1960-an, Dalam teociny,
Hall membedskan empat macam jarak yang
menurutaya, menggambarkan ragam jarak
komunikasi yang dipesbolenkan divlam kultue
Amerika, yakni java intim (018 nei, jarakpribad
(18inct- kaki, jarak sosial (4- 1O kaki), dan rake
publik (lebih dar 10 kaki).
‘Terkait dengan kecmpat macam jacakterschut,
kemmudian timbul pertanyaan-pertanyaan seperti
‘berikut;"Apa yang akan terjadi ketika sescorang
menunjukkan tingkah taku nonverbal yang
mengejuikar, atau €i lua: dugaan?” Atay,
“Bagaimana persepsi seseorang tethadap tingkah
Jaku nonverbal yang mengejutkan cersebut bila
dikaitkan dengan daya tarik antarpribudi? Berawa
‘Rntar Venus. Nonverbal Expacianey Volaton Theo
301dari pertanyaan macam itulab kemudian Burgeon
‘meneliti perlaky komunikasi nonverbal masyarakat
‘Amerikx yang mengantarkannya pada penernuan
sebuah fecni yang kermudian dikenal sebagai Non-
verbal Expectancy Violation Theory (NEY
Theory)
“Teoritersebut untuk pertama kalinya diursikan
secara panjang lebar dalam tulisan Burgoon
bertajuk” A communication Model of Personal
Space Violations : Explication and an Initial
Test.” yang diterbitkan dafam Fumal Hunan Com-
munication Reserch Volume 4 Tahun 1978,
Esensi Teori
‘Trott ini bertolak dari keyakinan bahwa ki
memiki hurapan-harapan tertentu tentang
bagaimana ovang lain sepatutnya berperilaku atau
bertindak ketika berinteraksi dengan kita,
Kepatutan tindakan tersebut pada prinsipnya
diukur berdasarkan nerma-norms sosial yang
berlaku, atau berdasarkan kerangka pengalamran
kita sebelumaya (Field of experience), Terpenubi
ticaknya ekspektas ini akan mempengaruhi, bukan
saja cara interaksi kita dengan mercka, tapi juga
bagaimana penilzian kita terhadap mereka serta
bagaimana kelanjuton hubungan kita dengan
mereka
Bertola dari pemyataan di ataskemudian toon
ini berasumsi tahwa “setiap orang memilikt
harapan-harapan tertentu pada perilaku nonver-
hal ornglain, Jka harapen tesebutdilanggnr aka
‘nung akan bereaksi dengan memiberikan penila
postif alau ncgatif sesuai Sarakteristk pelaku
pelanggaran tersebut.”
Scbuah contoh kecil mungkin akan
‘momperjelas pemahaman Anda tentang asurasi
tori ini. Angeaplah Anda seorung "gadis juju”
yang sedang dituksir dua orang pemuda. Anda
tidak bingung karena jolas Ands hanya ttenyukai
salah secvang di artara mereka. Aps yang tera
ketika “pemuda yang Anda senangi terscbut.
‘ener Anda dan berdirtrlalu dekat sehingge
melanggar jarak Kormunikasi antarpribadi yang
diterima secara normatif? Besar kermangkinan
‘Andaakan menilainya secara posit! “ulah tanda
pettatian yang talus atay itulal perilaku pria
sejati," jar Anda, Siamon hagaimana halaya bila
‘yang meiakekan tindakan tersebut pria yang bukan
‘Anda senangi? Anda akan bereaksi secara negli,
Anda akan mengatasan bahywa orang it tidak tah.
sopan santun atau mungkin dalam hati anda akan
berujar “dasar fu, kagak taku divi!”
adi, ita menitasuatu petanggaran clidasarkan
pada bageinana perasain kita pada orang terschut,
Bila kita menyukai orang tersebut, maka besar
keimungkinan kita akan menerima pelanggaran
torsebut sebagai sesuatu yang wajar dan
imenilainya secara positif. Sebaliknya, bila sumber
pelanggaran dipersepsi tidak menarik atau kita
tidak menyukainya maki kits akan menilai
Pelunggaran tersebut sebagai sesuatu yang.
negati
‘Menurut Burgoon, ada tiga konstruk pokok
dari teori ini yakni; Barapan (Expectancies)
Pelanggaran Harapan (Expectancy vielutions),
ddan Valensi ganjaran Kemunikator (communica
torreward valence}(Griftin, 200)
“Harapan atau Ekspektasi merujuk kepada pola-
pola komunikasi yang dientisipasi oleh individu
berdasarkan pijakan normatif masing-masing
individu atau piakan kelompok, Dengan kata k
‘ita memiliki harapan terhadap tngkah laku non
verbal apa yang pantas dilakukan orang lain
terhadap diri kita, Jika perilaku nonverbal
sescorang, Ketika berkomusikasi dengan kita,
sesuai atau kurang lebih sama, dengan
pengharapan kita, maka kitakan merase nyaman,
bik secarafisik maupun psikologis. Prsatannya
‘ulalah tidak selamanya tingkah laku orang lain
sama dengan apa yang kita harapkan. Bila hal
terjadi, maka akan terjadi gangguan psikologis
‘maupun kogniif dalam dii kita, alk yang sifatnya
positif ataupun negatit
Ketikaharapan nonverbal kta ditanggar oleh
orang Iain, kita kemudian melakukan penafsiran
sckaligus menilai apakah pelanggaran (erseut
positit atau negatif, Ini disobut juga violation va
ence atau Valensi pelanggaran. Violation valence
dikatakan posit bila kita menyukai tindakan
pelanggaran tersebut, misalaya karena ada
Keetertanikan atau suka sama suka dengan lawan
302
MemaTor, Vol.4 = No.2 # 2003jen’s, Dengan kata lain, jks kita menyekai orang
‘yang melanggar tersebut, kita tidak akan terfokus
pada pelanggaran yang dibuatnya, justru
cenderung berharap ager orang tersebut tidek
‘mematuhi norma-norma yang berlakt. Sebalikny,
bila orang yang melanggar zersebut adalsh orang
‘yg tidak kita suai, maka kita akan terfokus pada
pelanggeran atau kesalahannya dan berharap or-
fang (ersebut memacuhi atau tidak melanggar
norta-norma sosisl yang bertaku.
Communicator reward valence stay Valensi
{ganjaran Komunikator adalah keseluruhan sifat~
sifat positif maupun negatif yang dimiliki oleh
komunikatorfermasuk kemampun komunikator
dalam memberikan keuntungan/ganjaran atau
kerugien kepada kita di masa davang. Status sosial,
Jabatan, Keahlian tertentu atau penampitan fisik
‘yang menarik dari Komunikator dianggap sebagai
Sumber ganjaran yang potensial, Orang-orang
yang masux dalam Kategori ini dalam istilah
Burgoon disebut High-reward Person. Sementara,
kebodohum atau kejelekan rupa, misainya, cinta:
sebagai sumber yang tidak potensial dalam
memberikan keuntungan herkomunikasi, dan
mereka yang berada dalam posisi ini disebut
dengan istilah Low-Reward Person. Dalam
konstruk Communicator reward valence, juga
tercakup hasil dari katkulasi atau “audit mental”
‘entang apa keuntungan atau Kerugian dari suatu
tansaksi komunikasi dengan orang lain.
‘Di samping tiga konsteuk pokok sebagaimana
diuraikan diatas, Burgoon juga mengajukan sebelas
proposisi yang menjadi landasan teoretisnya,
Proposisi-proposisi ini tidak mengalams perubahan
scjak penaban teor ini pada tahun 1978, Berikaus
adalah kesebelas proposisi tersebut
(_ Manusia memitiki dua kebunutan yang saling
berlomnba untuk dipenuhi yakni Keburuhan
untuk berkumpul stan bersama-sama dengan
‘orang lain dan kebutuhan untuk menyendici
(ersonat space). Kedus kebutuhan in tidak
dapat dipenuhi secara bersamaan,
Tiasrat untuk bergabung dengan orang, Iain
digerakkan atau diperbesar oleh hadirnya