You are on page 1of 11

Hempri Suyatna dan Yanti Nurhasanah, Sociopreneurship Sebagai Tren Karir Anak Muda

 Hempri Suyatna dan Yanti Nurhasanah


Universitas Gadjah Mada

Sociopreneurship Sebagai Tren Karir Anak Muda

Abstract

The Demographic Bonus that has taken place in this decade has a significant
influence on Indonesia's social, political, economic and cultural system. Youth who are the
drivers of the demographic bonus are rapidly taking up positions and roles in the world of
workforce to the political and idealism platforms that intersect on the space of capitalism.
In taking on the role of the flow of economic system, several youth feel that they have the
potential and space of freedom to develop business and self potential through the way of
entrepreneurship. Furthermore, youth are trying to take the role of becoming a social
entrepreneur agent. Socioenterpreneurship is not new for several youth as the key to
reducing the level of disparities in Indonesia. In addition, the emergence of smart city
trends, a challenge the government to collaborate with the private sector and civil society
to create a good social business ecosystem in the village. In other hand, smart village
becomes an interesting output as the mainstreaming goal of sociopreneurship.
Empowerment and creative economy become a play area for youth and society to do social
business. Especially with the potential of nature and international market share has been
from history always looking at the creative products of young Indonesians. So, this is not
difficult to achieve. This paper is a partial summary of the results of the author's experience
in interacting for several years with start-ups, creative economy business actors, social
business communities, and social entrepreneurs in the community. From the results of this
paper, it was found that youth with a variety of technologies that are very fast and
sophisticated have begun to looking social business opportunities as a choice of survival
amid their narrowness in finding a job. Social entrepreneurship becomes one of the keys for
the Indonesian state to accelerate rapid and equitable economic and social development.

Keywords: Sociopreneurship, Empowerment, Creative economy

A. Pengantar Dijelaskan oleh BKKBN, bahwa bonus


demografi merupakan kondisi dimana
Bonus demografi yang tercatat akan populasi usia produktif lebih banyak dari
hadir di Indonesia pada tahun 2030-2045, usia nonproduktif. Indonesia sendiri
nyatanya sudah mulai terasa pada diprediksi akan mengalami puncak bonus
peralihan masa demi masa di awal tahun demografi pada 2030 mendatang. Bonus
ini. Sudah banyak agenda-agenda dari demografi diartikan secara singkat adalah
lingkungan perguruan tinggi, pemerintah, munculnya secara besar jumlah angkatan
maupun swasta yang menekankan muda yang diasumsikan sebagai angkatan
fenomena bonus demografi agar dapat produktif (16-30 tahun) pada tahun 2025-
dimanfaatkan sebesar-besarnya, entah 2045. Berbicara tentang keuntungan
dipandang dari berbagai bidang dan terjadinya bonus demografi Indonesia di
cara seperti apa.

527 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 1 MEI 2017


Hempri Suyatna dan Yanti Nurhasanah, Sociopreneurship Sebagai Tren Karir Anak
Muda
tahun 2045 mendatang, Indonesia individu dalam rentang usia 16-30 tahun),
sepertinya harus siap untuk menciptakan tetap saja kaum muda diharapkan memiliki
berbagai macam peluang untuk peranan yang signifikan terhadap
memanfaatkan bonus demografi. Tercatat perkembangan sebuah negara.
bahwa bonus demografi di 100 tahun Transisi pemuda dalam perekonomian
Indonesia merdeka diperkirakan terjadi yang terus berubah menjadikan pemuda
dengan jumlah penduduk mencapai 309 harus cepat berinovasi. Pendidikan
juta jiwa. Didominasi oleh penduduk merupakan salah satu langkah tepat dalam
dengan usia produktif yaitu mereka yang berjejaring dan menemukan inovasi. Citra
masih mampu mendapatkan penghasilan populer kesuksesan kelas menengah
dan diperkirakan mampu mendongkrak sebagaimana diperlihatkan oleh negara dan
pendapatan per kapita hingga US $ 30.000 beredar di media mendorong orang tua
pertahun (detik.com, 2017). Hal ini mengupayakan anak-anak mereka dapat
menempuh pendidikan menengah dan
menyiratkan bahwa potensi pemuda
pendidikan tinggi, dengan harapan hal
dilibatkan dalam membangun tatanan tersebut akan mendongkrak kesempatan
dalam perekonomian negara. Sebagai anak mereka untuk mengalami mobilitas
upaya dalam membangun perekonomian sosial vertikal dan membuka pintu bagi
negara dimana pelibatan bonus demografi kerja profesional di pemerintahan atau
dibutuhkan adalah munculnya aktor muda perusahaan swasta. Kelompok pemuda
ekonomi baru sebagai agen sociopreneur berpendidikan memasuki dunia kerja yang
kompleks dan berubah, dimana peluang
B. Potensi Pemuda dan Urgensi Dalam yang terbuka diikuti juga oleh tantangan-
Sociopreneur tantangan baru. Dengan berpendidikan,
kaum muda akan lebih mudah
Belakangan ini kaum urban telah menyesuaikan berbagai macam tantangan
bergeser pola konsumsinya dari hidangan baru dalam dunia pekerjaan.
cepat saji menuju hidangan berbahan Saat ini, pemuda yang lahir diatas
organik. Misalnya, beras putih mulai tahun 1980 hingga 1997 disebut sebagai
disubtitusikan dengan beras merah atau generasi millenial (Tirto.id, 2017).
Generasi millenial identik dengan adanya
kentang. Pergeseran ini mengakibatkan
transformasi jenis pekerjaan yang lebih
adanya perubahan budaya dalam memilih tidak terlihat formal. Sebagai contoh jenis
jenis makanan dan minuman yang pekerjaan yang diminati oleh generasi
dikonsumsi. Kondisi ini sepertinya dapat millenial adalah industri kreatif. Alvin
dimanfaatkan oleh berbagai kalangan Toffler, seorang futuris Amerika
pebisnis sosial (sociopreneur) untuk turut memprediksi creative industry akan
mendukung adanya pergeseran budaya menggantikan era keemasan information
konsumsi ini. sehingga menjadi salah satu technology (IT) dan akan menjadi tren
peluang terciptanya relasi kuasa bisnis dimasa depan (Sindonews, 2016).
sociopreneurship dengan pasar. Potensi Hal ini mungkin sedang dirasakan oleh
dari kapasitas pemuda yang sering para generasi millenial yang mana
digaungkan oleh pemerintah sebagai agen kehidupan
perubahan nyatanya memang tidak hanya keseharian mereka sudah dipenuhi oleh
sebagai wacana semata. Pemuda yang berbagai aktivitas dunia maya, misal saja
mana hobi dalam berjejaring. Kiprah toko online sebagai mediumnya. Saat ini
pemuda yang sejatinya memiliki orientasi sudah banyak berbagai jenis toko online
yang menjual berbagai jenis produk sesuai
beranekaragam sangat mudah termotivasi
selera generasi millenial. Tren membeli
untuk mencoba. Tetapi dengan berbagai
barang-barang secara online juga turut
situasi yang menghimpit kaum muda
(Undang-Undang No. 40 Tahun 2009 yaitu
mempengaruhi perkembangan kultur contoh lainnya, yaitu La Fageda, yang
masyakarakat. Dengan adanya toko online, didirikan pada 1982 dan saat meraih sukses
kesempatan generasi millenial dan bisnis yang luar biasa, bisnis ini
masyarakat untuk mendapat harga yang memberikan perhatian kepada orang-orang
lebih terjangkau dapat lebih banyak dan dengan keterbelakangan mental di wilayah
mudah. Mereka akan mencoba mencari La Garrotxa, Spanyol. Ini merupakan sikap
produk-produk yang lebih murah di bisnis yang patut diteladani. (Kusumasari
internet. Selain praktis, mereka akan dkk, 2015: 12). Indonesia mulai tertarik
banyak membandingkan antara produk dengan sociopreneurship karena dengan
yang dijual oleh satu toko online dengan menerapkan nilai-nilai sociopreneurship,
toko online lainnya atau toko masalah sosial dapat terurai secara
konvensional. perlahan.
Generasi millenial dan internet Terciptanya Sociopreneur berangkat
merupakan dua subjek yang tidak dapat dari adanya kondisi wilayah dan
dipisahkan. Kedua subjek tersebut masyarakat yang terjepit dalam pemenuhan
disinggung-singgung dapat merubah dunia kebutuhan dan meningkatnya tantangan
secara cepat. Perubahan tersebut bisa global. Kehadiran nilai-nilai sosial yang
berbentuk baik atau buruk. Kewirausahaan disalurkan oleh Grammen Bank, Indonesia
sosial misalnya, menjadi salah satu bentuk Mengajar, Dreamdelion, Agradaya, Taman
perubahan baik karena konsep yang Sungai Mudal, Osiris, dan Banten Farm
diangkat adalah membangun bisnis untuk membangun kemandirian kepada para
mengatasi masalah sosial, ekonomi, dan mitra binaan yang diberdayakan.Banyak
lingkungan. Kewirausahaan sosial dari mereka merupakan pebisnis sosial
dimaknai sebagai aktivitas inovatif yang dikalangan muda. Hal ini membuktikan
menciptakan nilai sosial didalam atau bahwa kaum muda punya potensi jika
melalui sektor pemerintah, bisnis, atau akses kreativitas diberikan oleh lingkungan
nirlaba (Austin, Stevenson, dkk; 2006). sosial disekitarnya.
Lain pandangan, menurut Dees (1998a)
melihat kewirausahaan sosial berdasarkan A. Pemuda Sebagai Aktor
fokus utamanya pada misi sosial hingga Pembangunan
orientasi utamanya pada sisi komersial dan Indonesia merupakan negara dengan
tujuan sosial. Menurutnya, sebuah penduduk terpadat keempat didunia dan
kewirausahaan sosial tidaklah harus angka kemiskinan yang cukup tinggi.
bersifat filantropis (dermawan) atau Pemuda sebagai aktor utama pembangunan
bersifat komersial untuk mencapai di masa datang memiliki karakteristik yang
keseimbangan yang produktif. Sebaiknya, berbeda-beda. Hal ini dilatarbelakangi
kewirausahaan sosial menggunakan akibat dari pengalaman dan bagaimana
banyak opsi serta berjalan layaknya sebuah mereka dalam belajar maupun bekerja.
bisnis yang memiliki sumber daya dan These workers (youth as well as adults)
menawarkan produk atau jasa. struggle to support themselves and their
Menjamurnya kewirausahaan sosial families with jobs that offer little
sekarang ini tidak lepas dari pada 1970-an advancement, few benefits, low wages, and
dengan berdirinya Grameen Bank. are unhealthy (psychologically and
Sociopreneurship mulai menjadi tren di physically) (Delgado, 2004: 17). Seorang
masyarakat dimulai dengan adanya Sociopreneur tidak perlu banyak berpikir
Grammen Bank sebagai penggeraknya. mengkhawatirkan dirinya mendapatkan
Dari Grammen Bank muncul ide-ide bisnis gaji yang rendah karena mereka sendiri lah
sosial yang bermacam-macam dengan yang mengatur gaji untuk mereka. Dimensi
mencontoh aktivitas sosial seperti peluang dan tantangan semakin
Grammen Bank. Sementara itu, ada pula
berkembang membuat kaum muda antusias 2017). Dengan demikian transisi menuju
mencari dan menemukan masalah apa yang kedewasaan di kalangan pemuda dalam
patut untuk dipecahkan. Kapitalisme yang menciptakan peningkatan ekonomi. Tak
terus berkembang sehingga kadang lain ini merupakan sebuah kebaharuan
mengancam sistem ekologi. Seperti prinsip dalam pandangan konstruksi pembangunan
yang dikelola oleh Grammen Bank bahwa yang sering diidentikkan pada fisik dan
jika bank memburu orang kaya, saya lebih infrastruktur. Melihat sebuah sisi yang tak
memilih kaum miskin. Jika bank mencari terjamah oleh publik, sociopreneurship
pria sukses, saya mencari anak-anak muda. menjadi alternatif pilihan model
Jika bank mengincar pusat perkotaan, saya pembangunan berjangka panjang.
lebih fokus ke daerah tertinggal. (Yunus
dalam Kusumasari dkk, 2015). Pemikiran C. Masalah dan Tantangan
Muhammad Yunus sepertinya memang Pengembangan Sociopreneur Muda
perlu dikembangkan untuk menjadi sebuah
pandangan holistik oleh negara, private, Menurut Beck (1992), pada era
dan civil society dalam menjalankan modernitas lanjut ketersediaan lapangan
fungsi- fungsi penyelesaian masalah sosial. pekerjaan baik dari lembaga negara
Pemuda sebagai aktor pembangunan maupun perusahaan swasta menjadi hal
dari berbagai dimensi perlu untuk yang langka (Beck dalam Sutopo dan
dipersiapkan secara sistematis dan Meiji,
strategis. Berbagai bidang seperti bidang 2017). Para pemuda secara refleksif
perikanan, pertanian, kelautan, kehutanan, menerapkan berbagai macam strategi guna
industri kreatif, hingga teknologi tentu mengatasi keterbatasan lapangan kerja,
harus memberi akses kepada pemuda agar strategi ini termanifestasi secara objektif
baik dalam sektor formal maupun non-
pemuda dapat mengaktualisasikan diri
formal. Hal ini secara teoritis,
secara bebas sesuai dengan harapan menunjukkan bahwa sebagai subjek
pembangunan dewasa ini. Mereka patut refleksif. Di era perkembangan teknologi
untuk diberi ruang untuk mencoba yang begitu pesat, kaum muda memiliki
berbagai alternatif pilihan dalam konteks kecenderungan untuk memiliki pilihan
sosial dan ekonomi. Beck dalam Sutopo dalam melanjutkan sistem ekonomi di
dan Meiji (2017) menjelaskan bahwa masyarakat dengan cara mereka sendiri,
individu harus semakin reflektif supaya contohnya membangun usaha/bisnis.
dapat bertahan di tengah ketidakpastian Sudah banyak start-up yang ada di
dan resiko dalam berbagai aspek Indonesia dimana penggeraknya adalah
kehidupan. Refleksivitas ini menjadi anak muda. Menurut GEI (Global
semacam unintended consequences dalam Enterpreneurship Index) 2018, ada 13
kondisi masyarakat yang terindividualisasi. indikator untuk melihat apakah sebuah
Dalam kajian kepemudaan, transisi negara sudah dapat membangun ekosistem
pemuda menuju dunia kerja dalam era entrepreneurship dengan baik.
sebelumnya namun cenderung fragmented,
uncertain, dan insecure (Furlong dan
Cartmel, 2007 dalam Sutopo 2017). Hal ini
mengakibatkan pada pembiasaan diri
individu untuk menyesuaikan aktivitas
yang sebelumnya belum bekerja menjadi
bekerja. Transisi menuju dunia kerja
merupakan salah satu fase yang penting
sebagai penanda menuju kedewasaan
(Furlong dan Cartmel, 2007 dalam Sutopo
Pilar Komponen Pilar Komponen
Indikator Indikator
Ekosistem Ekosistem
Ketercapaian Ketercapaian
Enterpreneurship Enterpreneurship

1 Pandangan 7 Apakah
SDM masyarakat Apakah para
terhadap peluang dapat mengidentifikasienterpreneur
peluang untuk
teredukasi sangat
memulai bisnis dan lingkungan institusional
tinggi, terampil
mendukung adanya aktivitas usaha?
dalam bisnis dan
dapat bergerak bebas
di pasar tenaga
kerja?
8 Kompetisi Apakah enterpreneur
2 Keterampilan Apakah masyarakat membuat produk-
start-up memiliki keterampilanproduk unik danbisnis
untuk memulai
melayani serta
dan ketersediaan atas pendidikan padapasar
dunia
usaha? dapat menerima
usaha yang
dijalankan?

3 Penerimaan resiko 9 Apakah


Inovasi produk
individu- Apakah negara dapat
membangun
individu dapat mengambil produk
resiko untuk
memulai bisnis? baru dan terintegrasi
pada teknologi baru?

4 Jaringan 10 Apakah
Proses inovasi Apakah bisnis
menggunakan
enterpreneur mengetahui pengusaha lainnya
teknologi dalam
dan bagaimana secara geografis baru dan
mereka
menjangkau jaringan tersebut? dapat
mengakses SDM
yang tinggi dalam
lapangan STEM?

11 Pertumbuhan tinggi Apakah bisnis


5 Dukungan budaya Bagaimana negara dimaksudkan untuk
memandang enterpreneurship?
tumbuh dan menjadi
apakah korupsi kapasitas strategi
membuat enterpreneurship
untuk mencapai
relatif kesulitan pertumbuhan
untuk akselerasi karir mereka?
tersebut?

12 Internasionalisasi Apakah enterpreneur


ingin masuk pada
6 Penyerapan Apakah teknologi pasar global dan
teknologi apakah sistem
sektor besar dan bisakah
ekonomi
bisnis/usaha secara cepat yang ada
menyerap
teknologi baru? sudah cukup untuk
memproduksi ide
yang bernilai global?
13 Modal Resiko Apakah modal dari
individu atau
investor?
Tabel 1.1 Indikator GEI 2018
Dengan menilik indikator sociopreneur pemuda salah satunya adalah
ketercapaian ekosistem usaha berdasarkan adanya bonus demografi. Lingkungan dan
tabel diatas, dapat dilihat bahwa berbagai komunitas sangat berpengaruh terhadap
dukungan untuk mencapai kesuksesan perkembangan antusiasme, energi, dan
ekonomi suatu negara salah satunya keterampilan anak-anak, partisipasi, dan
ditopang dengan cairnya iklim wirausaha. stabilitas sosial (World Bank, 2007).
GEI (2018) menjelaskan bahwa untuk UNDP mengartikan sociopreneurship
wilayah Asia- Pasifik rata-rata nilai terbaik adalah bisnis inklusif yang melibatkan
dan saat ini masih bergerak adalah dalam masyarakat miskin dalam rantai nilai
hal produk inovasi. Wilayah ini juga kuat sebuah perusahaan, baik sebagai
dalam bidang Sumber Daya Manusia pelanggan, penyedia, pengusaha atau
(SDM). Disebutkan pula bahwa Indonesia karyawan (UNDP, 2013).
masuk pada urutan 94 dari 137 negara di Aktivitas sociopreneurship
dunia. Angka tersebut terlihat masih sangat membutuhkan proses untuk mencapai hasil
rendah mengingat pada dasarnya Indonesia yang maksimal. Sociopreneurship
memiliki jumlah SDM khususnya usia membutuhkan berbagai jenis partisipasi
produktif yang tinggi serta melimpahnya masyarakat partisipasi masyarakat menjadi
sumber daya alam. Tentu hal ini kekuatan dalam mewujudkan ketajaman
menimbulkan berbagai permasalahan baru social impact dari sociopreneur. Bonus
yang mana sebaran pengusaha di Indonesia demografi yang akan dirasakan Indonesia
ini tidak merata. Artinya terdapat dimensi berjangka panjang dengan memanfaatkan
pendidikan yang tidak menyebar secara kenaikan akumulasi aset yang dapat
luas. menjadi investasi produktif. Dalam
Banyak pengusaha yang mengambil memanfaatkan bonus demografi, investasi
alih roda ekonomi besar berasal dari kaum utama yang diperlukan terbagi menjadi 2
urban. Sedangkan wilayah desa hanya jenis yaitu investasi SDM (Sumber Daya
sebagian kecil menikmati peluang ekonomi Modal) dan investasi modal. Investasi
ini. Oleh karena itu penting kiranya adanya SDM salah satunya yang berhubungan
sebuah transformasi dalam usaha dengan sociopreneurship yakni
penyebaran potensi pengusaha. Desa meningkatkan akses dan kualitas
dimana sumber kekayaan alam Indonesia pendidikan tinggi serta meningkatkan
berada, perlu disentuh untuk pelatihan keterampilan angkatan kerja.
memaksimalkan potensi dalam Sedangkan dukungan investasi kapital
perkembangan ekonomi dan sosial. salah satunya adalah stabilitas politik dan
Disamping itu, kaum muda yang sudah ekonomi.
menjadi sarjana, masih banyak yang Kebijakan yang mendukung bonus
mengalami pengangguran. Mereka tidak demografi antara lain perluasan
mengetahui apa yang harus dirinya lakukan kesempatan kerja yang baik. Oleh karena
setelah beranjak dari perkuliahan. Padahal itu, dengan semakin meningkatnya jumlah
mereka merupakan bagian dari angka usia sociopreneur di Indonesia, maka akan
produktif. Dengan adanya sebuah iklim membuka luas kesempatan kerja sekaligus
bisnis lain dengan mengusung kolaborasi membangun iklim ketenagakerjaan yang
antara bisnis dan pemberdayaan kondusif. Seperti yang dijelaskan diawal,
masyarakat, hal ini menjadi pilihan yang pemanfaatan bonus demografi salah
menarik bagi kaum muda. Masalah yang satunya bisa dalam bentuk penguatan
dihadapi oleh sociopreneur saat ini adalah kapasitas pemuda dalam konsep
sulitnya membangun kontinitas dalam sociopreneurship. Dapat disampaikan
berbisnis sosial. Selain itu, masalah beberapa contoh-contoh sociopreneur yang
sekaligus tantangan pengembangan dilakukan pemuda misalnya Nur Agis
Aulia yang memiliki Banten Bangun Desa
(Banten Farm). Nur Agis Aulia memiliki belum mendapatkan perhatian serius dari
mitra binaan yaitu para petani dan peternak pemerintah. Namun demikian, tidak dapat
sapi. Dirinya dalam mengelola bisnis sosial dipungkiri juga bahwa pemerintah pusat
tersebut, tidak hanya mementingkan pada kenyataannya telah memberikan
keuntungan untuk dirinya sendiri, tetapi kontribusi secara spesifik yakni adanya
pula melakukan kreasi bagaimana kerjasama dalam agenda bisnis sosial.
meningkatkan kesejahteraan petani dan Kementerian Pemuda dan Olahraga
peternak binaannya. Selain di bidang (Kemenpora) misalnya 2 tahun belakangan
pertanian, ada juga bidang industri kreatif ini peduli dan merasa bahwa sociopreneur
yang digeluti oleh sociopreneur. Sheila dapat menjadi salah satu alternatif pilihan
misalnya, yang memiliki bisnis eskrim dalam mengatasi masalah sosial. Salah satu
buah naga (OSIRIS) dimana karyawan contoh adanya dukungan dari pemerintah
yang bekerja adalah kelompok disabilitas. pusat terhadap sociopreneur adalah
Bisnis sosial yang bertempat di Bantul, bekerjasamanya Kemenpora dengan Youth
DIY ini menjadi ikon baru sociopreneur di Studies Centre (YouSure), FISIPOL,
bidang industri kreatif dan memberikan UGM. Kemenpora menyasar untuk
variasi jenis eskrim yang ada di wilayah mendukung program yang dijalankan oleh
Yogyakarta YouSure bernama Sociopreneur Muda
Contoh lain pelaku Indonesia (SOPREMA). Dengan
sociopreneurship berada di wilayah Jawa mendukungnya SOPREMA untuk
Barat. Beberapa contoh kegiatan diselenggarakan artinya pemerintah
sociopreneurship yang telah berjalan sepakat bahwa aktivitas sociopreneur
antara lain Fruitsup (konsep pemberdayaan dirasa mampu meminimalisir masalah
petani mangga), Entog Jenggot sosial serta semakin meningkatkan kualitas
(pemberdayaan peternak unggas dan Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas
masyarakat sekitar kampus Universitas SDM ini bisa dilihat dari mitra binaan
Padjajaran) YourGood (Pemberdayaan ataupun pelaku kewirausahaan sosial.
peternak sapi), Frutavera (pemberdayaan Selain itu, dalam nilai-nilai SOPREMA,
bidang kesehatan). Beberapa sociopreneur dikembangkan sebuah pemahaman dengan
tersebut mengembangkan bisnis sosialnya mengangkat nilai-nilai bisnis yang baik
selain untuk menambah nilai dari produk agar bisnis tersebut dapat berkelanjutan dan
sebelumnya (yang dahulu hanya sebatas mampu memecahkan masalah-masalah
bahan dasar) menjadi produk yang lebih sosial.
bernilai guna. Kebanyakan dari mereka Sociopreneur dalam membangun
mengandalkan sektor agraris dalam bisnis sosialnya, pada hakikatnya wajib
pengembangan bisnis sosialnya. Kondisi memiliki kapasitas dalam mentransfer
geografis yang mendukung pertanian di nilai-nilai baik dalam berwirausaha kepada
daerah Jawa Barat menjadi sangat subur, masyarakat mitra binaannya. Kebanyakan
membuat pelaku bisnis sosial di daerah ini masyarakat binaan yang menjadi partner
sangat mudah mengambil peluang untuk kerja sociopreneur adalah mereka yang
memproduksi hasil pertanian dengan kurang terhadap akses pendidikan (kaum
kuantitas maksimal. marjinal). Dibutuhkan suatu cara
Saat ini dunia sociopreneur tengah pendekatan yang unik dan tepat sasaran
mendapati perhatian yang cukup besar dari dalam mentransfer nilai-nilai yang
publik tentang potensinya dalam dimaksud. Nilai yang ditransfer adalah
mengurangi masalah sosial. Konsep nilai-nilai kepercayaan yang dihimpun oleh
kolaborasi bisnis dan pemberdayaan sociopreneur agar dapat menarik minat
masyarakat menjadi satu-satunya pusat kepercayaan untuk mau bekerja sama
yang tak bisa dipatahkan dengan kondisi dengan sociopreneur tersebut. Kebanyakan
sosial ekonomi Indonesia yang memang
dari mereka akan mengirimkan nilai-nilai Sociopreneur atau dalam pencapaian
kepribadian untuk mandiri, inovatif, tak kinerja (Kusumasari,dkk, 2015: 14).
pantang menyerah, dan sebagainya dengan Penciptaan nilai adalah tahap awal
mitra binaan. Nilai menjadi penting untuk dalam membangun trust. Penciptaan nilai
dimunculkan karena nilai menjadi merupakan pusat dari setiap model bisnis
pedoman bagi sociopreneur maupun mitra karena umumnya bisnis akan menangkap
binaan dalam menjalankan usaha nilai dengan mengukur adanya peluang
bisnisnya. Sociopreneur harus berusaha bisnis baru, pasar baru, dan pendapatan
terus mencari peluang dan menciptakan baru (Beltramell, dkk, 2013 dan Teece,
berbagai aktivitas inovatif untuk 2010 dalam Delgado 2004). Sedangkan
meningkatkan taraf ekonomi dan sosial nilai proposisi mampu memberikan nilai
ekologis dengan nilai sosial yang sama
masyarakat marjinal. Para pelaku
dengan nilai ekonomi (Boons dan Ludeke-
sociopreneurship harus bisa memahami Freud dalam Delgado 2004). Penciptaan
permasalahan sosial dan menggunakan nilai menjadi sumber utama dalam
kemampuan kewirausahaan membangun setiap sistem yang diinginkan
(entrepreneurship) untuk menciptakan oleh sociopreneur dan juga mitra binaan.
peningkatan terutama di bidang Termasuk didalamnya bagaimana
kesejahteraan, pendidikan, lingkungan, dan sociopreneur mendorong untuk adanya
ekonomi. sebuah inovasi dalam menciptakan produk.
Situasi di tempat bisnis sosial tak Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010),
ubahnya menjadi sarana dan prasarana proposisi mengarah pada nilai kebaruan
yang harus mampu dikelola secara baik (newness), memiliki performa yang andal
oleh sociopreneur. Nilai dan misi sosial (performance), dan adanya penyesuaian
biasanya turut hadir jika sociopreneur (produk dan jasa) sesuai dengan keinginan
menjalankan dengan komitmen tinggi. pelanggan. Value proposition
Untuk menghadapi berbagai macam misi menggambarkan nilai yang diberikan
sosial dengan nilai sosial yang tercipta sociopreneur kepada pelanggan dan
kebutuhan pelanggan yang telah dipenuhi
dalam bisnis yang diteliti maka desain
oleh perusahaan.
bisnis yang dianalisis menitikberatkan
Penciptaan nilai hingga
pada
penangkapan nilai oleh sociopreneur
3 aspek jenis: value proposition (preposisi
memang memberikan arti yang signifikan
nilai), value creation (penciptaan nilai),
kepada berbagai aktor yang
dan value capture (tangkapan nilai). Dari
berkepentingan. Misalnya saja, aktor mitra
buku yang ditulis oleh Bevaola
binaan yang mengharapkan adanya nilai-
Kusumasari mengenai memahami model
nilai kreatif dan mandiri yang mereka
bisnis social entrepreneurship di
ketahui untuk dipelajari dan diaplikasikan
Indonesia, value proposition dilihat dari
secara keseharian. Tentu hal ini merupakan
latar belakang pembentukkan organisasi,
aspek positif dari seorang sociopreneur
tujuan yang ingin dicapai bisnis, isu
karena dapat berpengaruh pada
sosial yang ingin dijawab, siapa yang
kemandirian ekonomi sosial untuk
menjadi pelanggannya, dan apa yang
disebarluaskan kepada mitra binaan.
ditawarkan kepada pelanggan atau
pengguna jasa/produk bisnis. Kemudian
D. Dunia Ekonomi Dalam Perputaran
value creation mencakup aktivitas bisnis
Bisnis Sociopreneur
untuk mencapai nilai bisnis, cara kerja,
keberlanjutan suatu perusahaan dengan
Perputaran ekonomi dalam bisnis
siapa perusahaan melakukan kerja sama,
sosial berbeda dengan bisnis pada
dan pembiayaan aktivitas suatu bisnis.
Selanjutnya value capture menekankan
pada cara bisnis mendapatkan keuntungan,
definisi sukses bagi suatu bisnis, dan
pengukuran kinerja
umumnya. Perputaran ekonomi dalam dipatuhi agar dapat mendefinisikan
bisnis sosial memposisikan sumber daya strategi, menarik sumber daya, serta
modal sebagai tools dalam mengelola membangun kapabilitas yang diperlukan
bisnis sosial agar berkelanjutan. Adanya dalam melakukan strategi dan menciptakan
permasalahan sosial yang dirasakan bagi nilai bagi seluruh individu dan juga
kaum disabilitas membuat orang-orang kelompok.
seperti Sheila, sociopreneur muda yang
membangun bisnis sosial ‘Osiris’ dan E. Arah Kebijakan Pengembangan
bekerjasama dengan kelompok disabilitas. Sociopreneur Muda
Adanya social engagement yang dibangun
antara pengusaha (sociopreneur) dengan Kebijakan adalah bagian kerangka
masyarakat disabilitas menjadi penentu hukum yang tidak dapat dipisahkan dalam
bagaimana sistem bisnis sosial itu berjalan. tataran nilai sosial bermasyarakat. Pada
Jika sociopreneur dapat intens bertemu dan dasarnya kebijakan harus dimiliki negara
dipercaya oleh masyarakat mitra binaan, sebagai landasan dari kegiatan
maka akan semakin mudah dalam sociopreneurship. Konsep-konsep UMKM
membangun social engagement. Social ataupun ekonomi kreatif merupakan
engagement menjadi sangat penting karena kerangka besar yang selalu berkorelasi
menjadi pengikat komitmen binaan. dengan aktivitas sociopreneur. Dari sudut
Bagaimana intensitas interaksi dan pandang pemerintah, kehadiran
komunikasi di antara mereka sociopreneur saat ini sudah dianggap
mempengaruhi tingkat loyalitas dan sebagai sebuah profesi yang tak hanya
kepercayaan mitra binaan terhadap dilirik dari segi outputnya saja, tetapi pula
sociopreneur. Sering berada di tempat dari sisi prosesnya. Hingga saat ini belum
produksi misalnya, menjadi alternatif dari ada aturan atau regulasi jelas tentang
sociopreneur dengan mitra binaan untuk aktivisme sociopreneur. Hanya saja
tujuan sosial. Ketika masyarakat miskin beberapa kementerian ada yang
melihat adanya bisnis, keuntungan tersebut memasukan program-program
akan digunakan untuk mengangkat mereka sociopreneurship, misalnya Kementerian
dari kemiskinan. Koperasi dan UMKM, Kementerian
Keuntungan yang dimiliki oleh Pemuda dan Olahraga, serta Badan
sociopreneur akan terus diputar untuk Ekonomi Kreatif (Bekraf). Sebagai akhir,
membangun keberlangsungan bisnis sosial, kebijakan pengembangan sociopreneur
terutama di sektor kebutuhan produksi pemuda di Indonesia harus digalakkan
sesuai kesepakatan antara sociopreneur secara besar. Hal ini untuk membangun
dengan mitra binaan. Mitra binaan dalam semangat etos kerja sesuai dengan minat
dunia sociopreneurship diposisikan karir kaum muda dewasa ini.
sebagai rekan kerja (ironisnya sebagian Sejauh ini kesepakatan umum yang
sociopreneur menjadikannya sebagai objek berada pada tataran masyarakat menjadi
peningkatan nilai produk saja). Bisnis yang landasan hukum secara informal yang
dijalani dewasa ini melewati berbagai dapat menggerakkan berbagai elemen di
cakupan kekuasaan dan keterlibatan masyarakat untuk tergerak pada bisnis
pengaruh berbagai pihak. Sebagian besar sosial. Munculnya secara terus menerus
bisnis berada pada dasar piramida ekonomi permasalahan sosial yang belum secara
dan bekerja dalam bentuk kemitraan tuntas diselesaikan oleh pemerintah
dengan model bisnis yang melibatkan membuat masyarakat mencoba melakukan
beberapa bisnis lainnya. Dalam konteks langkah aktif dan strategis melalui aktivitas
sociopreneurship, interaksi bisnis dengan bisnis untuk memecahkan masalah-
lingkungannya menjadi dogma yang patut masalah sosial. Misi sosial yang diangkat
adalah mengatasi masalah sosial dan
lingkungan. Berbagai macam agenda Detik. 2017. Sri mulyani Bicara Soal
publik banyak yang sudah menyentuh Keuntungan Bonus Demografi.
aktivitas sociopreneurship sebagai topik https://finance.detik.com/berita-
yang menarik. Hal ini tidak lepas dari ekonomi-bisnis/3738924/sri-
cakupan kegiatan sociopreneurship yang mulyani-bicara-soal-keuntungan-
luas dan beririsan dengan berbagai bidang bonus-demografi-ri-di-2045. Diakses
lainnya. pada tanggal 25 Desember 2017.
Haryati, Dewi Meisari (Ed). 2015. Social
E. Penutup Entrepreneurship
https://www.dbs.com/iwov-
Sebagai penutup, dapat dikatakan resources/pdf/indonesia/social-
bahwa aktivitas bisnis sosial merupakan good/Berani-jadi-SE-24Jun2015-
pilihan lain bagi berbagai kelas sosial final.pdf. Diakses pada tanggal 25
dalam menciptakan peluang ekonomi. Desember 2017.
Kesenjangan distribusi ekonomi di Kumparan. 2017. Kemenpora Dukung
masyarakat akibat kesejahteraan yang Fisipol UGM Jadi Pusat
selalu berkorelasi pada pemenuhan Pengembangan Pemuda
kebutuhan material nyatanya dapat Sociopreneur Melalui SOPREMA.
disubstitusi pada pilihan menjadi agen https://kumparan.com/soprema-
sociopreneur muda. Bonus demografi yang ugm/kemenpora-dukung-fisipol-
akan dirasakan oleh Indonesia pada tahun ugm-jadi-pusat-pengembangan-
2030-2045 menjadi momentum dalam pemuda-sociopreneur-melalui-
pengembangan sociopreneurship. Adanya soprema. Diakses pada tanggal 11
peluang yang dimiliki kaum muda untuk Januari 2018.
berkreasi di berbagai bidang sekaligus Kumparan.2017.Tantangan Ekonomi
mengurangi ketimpangan ekonomi antar https://kumparan.com/soprema-
masyarakat merupakan sebuah tantangan ugm/inilah-tantangan-ekonomi-
serius yang dapat diwujudkan dalam digital-indonesia. Diakses pada
memanfaatkan momentum bonus tanggal 11 januari 2018.
demografi. Kumparan. 2017. Kangpuj Farm Gunakan
Lalat Tentara Hitam Untuk
***** Integrated Urban
Farming.
DAFTAR PUSTAKA
https://kumparan.com/soprema-
Acs,J Zoltan, Szerb Laszlo, dan Llyod ugm/kangpuj-farm-gunakan-lalat-
Ainsley. 2018. Global tentara-hitam-untuk-integrated-
Entrepreneurship Index. USA: urban-farming. Diakses pada tanggal
GEDI Institute. 11 januari 2018.
BKKBN. 2017. Bonus Demografi Kusumasari, Suyatna, dkk, 2015.
Meningkatkan Kualitas Hidup Memahami Model Bisnis Organisasi
Penduduk Melalui Keluarga. Sosial (Social Entrepreneurship) di
https://www.bkkbn.go.id/detailpost/b Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
onus-demografi-meningkatkan- Osterwalder, A, Pigneur,Y. 2010. Business
kualitas-penduduk-melalui-keluarga. Model Generations. London: Aalto
Diakses pada tanggal 11 januari University.
2018 Sutopo, Oki Rahadianto. 2017.
Delgado, Melvin. 2004. Social Youth Menjembatani Perspektif Budaya
Entrepreneurship. USA: dan Perspektif Transisi Dalam
Greenwood. Kajian (Resensi). Jurnal Sosiologi
Volume 22, No 1, Januari. Jakarta:
Lab Sosio, Pusat Kajian Sosiologi Ulrich Beck and Gernsheim Elisabeth B.
FISIP-UI. 2002. Individualization. USA.
Sutopo, Oki Rahadianto dan Meiji, Nanda SAGE.
Harda. 2017. Kapasitas Refleksif UNDP. 2013. Development Report.
Pemuda Dalam Transisi Menuju http://hdr.undp.org/sites/default/files
Dunia Kerja. Jurnal Sosiologi /reports/14/hdr2013_en_complete.pd
Walisongo. Vol 1 No. 1. Semarang: f Diakses pada tanggal 11 Januari
Laboratorium Sosiologi, Fakultas 2018.
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, World Bank. 2007. Development and The
Universitas Islam Negeri Walisongo. Next Generation. USA.
Tirto. 2017. Selamat Tinggal Generasi http://documents.worldbank.org/cura
Millenial Selamat Datang Genrasi Z. ted/en/556251468128407787/pdf/35
https://tirto.id/selamat-tinggal- 9990WDR0complete.pdf. Diakses
generasi-milenial-selamat-datang- pada tanggal 25 Desember 2017.
generasi-z- cnzX. Diakses
pada tanggal 11 Januari 2018.

You might also like