You are on page 1of 104
KEMENTERIAN e ot KESEHATAN GERMAS » REPUBLIK Seren tnajankat INDONESIA Hidup Sehat LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT MUTU DAN AKREDITASI PELAYANAN KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur ke khadirat Allah SWT berkat dan rahmat- Nya, Laporan Kinerja Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan tahun 2020 dapat tersusun. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini merupakan media pertanggung jawaban kinerja dan salah satu cara evaluasi yang obyektif, efisien dan efektif Diharapkan laporan ini dapat menjadi bahan masukan dalam pengambilan kebijakan pimpinan dan perencanaan pada tahun mendatang serta dapat memberikan kontribusi kepada Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dan Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan penyelenggaraan kinerja yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi serta nepotisme. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25/Menkes/Per/X/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, maka Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan diharapkan dengan transformasi pelaporan kinerja ini dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan lebih baik Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan laporan ini. Masukan, saran dan umpan balk sangat kami harapkan guna penyempurnaan dan perbaikan kinerja Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan di masa mendatang di waktu yang akandatang. Jakarta, — anuari 2021 Direktur Mut\i dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan, drg. Farichah yi NIP 196412101994032002 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) ini merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggung-jawaban Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan beserta seluruh satuan kerja dilingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan sebagai sumber informasi untuk perbaikan perencanaan ke depan serta peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Secara keseluruhan hasil capaian kinerja Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan tahun 2020belum sepenuhnya memenuhi target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja terkendala Pandemi Covid-19. Pencapaian presentase pada Indikator Kinerja utama program terbantu dengan capaian pada tahun 2019, sehingga capaian target tahun 2020 dapat terpenuhi sebesar 96,78% sebagaimana tercantum pada capaian e-monev DJA, selain dari pada itu indikator kinerja kegiatan memenuhi target dari yangditetapkan. Upaya yang telah dilakukan pada masa Pandemi Covid-19 untuk mencapai indikator kinerja diatas adalah dengan melakukan modifikasi_kegiatan Sosialisasi, Advokasi, Bimbingan Teknis, Peningkatan Kemampuan SDM pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, Fasilitas Kesehatan Tingkat Rujukan dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Penundaan kegiatan Pendampingan Akreditasi, serta pengalokasian anggaran sesuai prioritas. Permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan akses dan waktu pelaksanaan kegiatan serta koordinasi karena adanya revisi_ anggaran, kesesuaian persepsi antara evaluator LAKIP dengan satker terhadap kertas kerja evaluasi Realisasi anggaran sampai dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar 93,73% dari alokasi Rp. 13.530.076.000,-. Sesuai tugas Direktorat Mutu dan Akreditasi yaitu pembinaan pelayanan kesehatan dilingkungan lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan, maka dana tersebut dialokasikan untuk mendukung pencapaian indikator kinerja serta pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan DAFTAR ISI KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEK\ DAFTAR ISI. LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM .. B, ORGANISASI DIREKTORAT MUTU DAN AKREDITASI PELAYANAN KESEHATAN... 1. Sumber DayaManusia.... 2. Sumber Daya Anggaran. C. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI DAN ISU STRATEGIS YANG DIHADAPI 1) Akses dan mutu pelayanan kesehatan ome. <) 2) Ketersediaan dan kepatuhan terhadap standar mutu klinis dan keselamatan pasien..... : 1" aan one Zeoive 3) Budaya mutu di fasilitas Kesehatan dan program kesehatan 112 4) Peran dan pemberdayaan pasien, keluarga dan masyarakat.......0.0.. 12 5) Penguatan tata kelola, struktur organisasi mutu dan sistem kesehatan lainnya.....r : 13 6) Komitmen pemerintah pusat, daerah dan pemangku kepentingan 13 7) Data, indikator, sistem informasi dan pengembangan-pemanfaatannya.. 13 BAB II PERENCANAAN KINERJA . 15 ‘A. RENCANA AKSIPROGRAI 15 B, PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT MUTU DAN AKREDITASI PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2020.. 22 BAB Il AKUNTABILITAS KINERJA. 51 A. CAPAIAN KINERJA ORG? AT MUTU DAN AKREDITASI PELAYANAN KESEHATAN ese 51 1. Capaian Kinerja Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan tahUN2020 .....esocesoreeneeee 51 B, REALISASI ANGGARAN.. ++. 98 BAB IV PENUTUP.. 102 DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN 103 LAMPIRAN 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan ‘Tahun2020 Dokumen Analisa dan Kertas Kerja Penetapan Target Tahun2020 3. Laporan Capaian Target Kinerja Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Tahun2020 Data Capaian Akreditasi Puskesmas Tahun 2020 Data Capaian Akreditasi Rumah Sakit Tahun 2020 Dokumen Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor hasil evalusi Capaian Akreditasi Puskesmas dan Rumah Sakit Tahun2020 Data Pegawai Direktorat Mutu dan Akreditasi PelayananKesehatan DataBuktiLaporL HKPNPejabatdil ingkunganDirektoratMutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Tahun2020 9. Dokumen Tindak Lanjut hasilaudit 10. Monitoring pencapaian Indikator Kinerja Eselon 3 dan 4 di lingkungan Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Tahun2020 11. Data Pemantauan Evaluasi capaian Output pada e-monev Bappenas tahun 2020 dan data evaluasi pelaksanaan anggaran prioritas nasional tahun anggaran 2020 42. Ikhtisar hasil reviu Laporan Keuangan Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Tahun2020 13. Data hasil evaluasi LAKIP Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Tahun2019 BABI PENDAHULUAN A. UMUM Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Tahun 2020 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan. Amanat penyusunan Laporan Kinerja telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan bagi setiap Instansi Pemerintah untuk menyusun dokumen perencanaan strategis berupa Rencana Strategis, Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Perjanjian Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja. Secara teknis, tata cara penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Tahun 2020 disusun untuk memberikan informasi mengenai pencapaian kinerja dalam mencapai sasaran strategisnya melalui pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan selama periode Tahun 2020 dan sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi, Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas kepada publik sesuai dengan tuntutan reformasi birokrasi. Laporan Akuntabilitas Kinerja juga bermanfaat sebagai bahan dalam rangka pemantauan, penilaian, evaluasi dan pengendalian atas kualitas kinerja sekaligus menjadi pendorong perbaikan kinerja dalam rangka terciptanya tata kelola kepemerintahan yangbaik. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan tahun 2020 merupakan bentuk pertanggung jawaban secara tertulis yang memuat keberhasilan maupun hambatan pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2020 yang harus di pertanggungjawabkanolehDirektoratMutudanAkreditasiPelayanan ee eee B. ORGANISASI DIREKTORAT MUTU DAN AKREDITASI PELAYANAN KESEHATAN Berdasarkan Pasal 127 Peraturan Menteri Kesehatan nomor 25/Menkes/Per/X/2020 Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang mutu dan akreditasi pelayanan kesehatan. Pasal 128 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 127, Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang mutu dan akreditasi pelayanan Kesehatan primer, pelayanan Kesehatan rujukan, dan pelayanan kesehatan lainnya; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang mutu dan akreditasi pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, dan pelayanan kesehatan lainnya; ¢. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang mutu dan akreditasi pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, dan pelayanan kesehatanlainnya; d. Fasilitasi pengelolaan di bidang mutu dan akreditasi pelayanan kesehatan primer, rujukan, dan pelayanan kesehatanlainnya; e. Pelaksanaan kegiatan teknis berskala nasional di bidang mutu dan akreditasi pelayanan kesehatan primer, rujukan, dan pelayanan kesehatanlainnya; f, Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang mutu dan akreditasi pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, dan pelayanan kesehatanlainnya; g. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang mutu dan akreditasi pelayanan kesehatan primer, pelayanan Kesehatan rujukan, dan pelayanan kesehatan lainnya;dan h. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Kc ee Berdasarkan Peraturan — Menteri Kesehatan Nomor 25/Menkes/Per/X/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT MUTU DAN AKREDITASI PELAYANAN KESEHATAN deg inh Masa, Kos Repala Subbagian Administasi Umum ‘Kern Sobers Nat AbeedinsPaayanin Keehn Prine ‘Kewrdinno Sebdieiora at an Abedin i Pehyanen esau Rjakan ‘Rvrdinsor Sobtinkoa Nat aa Abedin PeyananKesbaes Laing =a ae, ei i 8 ae KM Tag NOR fe. Sumit ALK ‘Sab Kowrdiaer ta Peapae Seb Koeln Malayan Sab Kowrdinaer Maja de Den u, MHOE tee Wy Prat, AOL dry. Taine Raj Ata, OL ‘Sib Rowrdinor Abia Pepe ‘Sab Kowrditer Akin etna ‘ab Rowe Abney Dit aed Dvd SX, NHS de Amy Rabresct E, ota Pai, ARS Sumber Daya Manusia sebanyak 74 (Tujuh puluh Empat) orang, yang terdiri dari: a Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan (Eselon Il), membawahi 3 (tiga) Koordinator Mutu dan Akrediatsi Pelayanan Kesehatan, 3 (tiga) orang Sub Koordinator Mutu Pelayanan Kesehatan,3 (tiga) orang Sub Koordinator Akreditasi Pelayanan Kesehatan, dan 1 (satu) Kepala Sub BagianAdministrasi Umum Direktorat Mutu dan Akreditasi PelayananKesehatan bh Staf ASN sebanyak : 5 orang & Staf Honorer (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak Kerja) sebanyak : 19 orang. 2. Sumber Daya Anggaran Dalam rangka peningkatan dan penajaman serta percepatan prioritas program dan kegiatan Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan guna mendukung upaya pencapaian sasaran strategis, maka dialokasikan anggaran pada DIPA Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan sebesar Rp. 28.931.092.000,- (Dua puluh delapan milyar sembilan ratus tiga puluh satu juta sembilan puluh dua ribu rupiah) Anggaran tersebut mengalami penurunan dikarenakan Revisi Anggaran dalam rangka pencegahan dan pengendalian corona virus disease 2019 (COVID-19) sehingga anggaran Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan pada tanggal 11 Mei 2020 menjadi sebesar Rp. 6.601.943.000,- (Enam milyar enam ratus satu juta sembilan ratus empat puluh tiga ribu rupiah). Dalam rangka memenuhi kebutuhan prioritas guna mendukung dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maka Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan mengusulkan penambahan anggaran sebesar Rp. 4.670.040.000,- (empat milyar enam ratus tujuh puluh juta empat puluh ribu rupiah) sehingga pada tanggal 20 Juli 2020 menjadi sebesar Rp. 11.271.983.000,- (sebelas milyar dua ratus tujuh puluh satu juta sembilan ratus delapan puluh tiga ribu rupiah) ee eT ee ee Sehubungan dengan adanya Realokasi Anggaran Pasca Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji Tahun Anggaran 2020 maka Direktorat Mutu dan Akreditasi terdapat penambahan anggaran sebesar Rp. 1.631.040.000,- (satu milyar enam ratus tiga puluh satu juta empat puluh ribu rupiah) sehingga pada tanggal 29 Agustus 2020 menjadi sebesar Rp. 12.903.023.000,- (dua belas milyar sembilan ratus tiga juta dua puluh tiga ribu rupiah). Terdapat penambahan Pagu DIPA sehubungan dengan penerimaan Hibah Luar Negeri dalam bentuk uang yang dilaksanakan —secara__—langsung = oleh_-—Kementerian Kesehatan/Lembaga yang telah dihitung dan dialokasikan sesuai dengan standar biaya dan peruntukannya dengan anggaran sebesar Rp. 627.053.000,- (enam ratus dua puluh tujuh juta lima puluh tiga ribu rupiah) yang berasal dari UNICEF dan WHO sehingga pada tanggal 26 November 2020 Pagu Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan menjadi sebesar Rp. 13.530.076.000,- (tiga belas milyar lima ratus tiga puluh juta tujuh puluh enam ribu rupiah). Terdapat penambahan Pagu DIPA sehubungan dengan penerimaan Hibah Luar Negeri dalam bentuk uang yang dilaksanakan —secara__—langsung = oleh_~—Kementerian Kesehatan/Lembaga yang telah dihitung dan dialokasikan sesual dengan standar biaya dan peruntukannya dengan anggaran sebesar Rp. 190.945.000,- (seratus sembilan puluh juta sembilan ratus empat puluh lima ribu rupiah) yang berasal dari UNICEF sehingga pada tanggal 28 Desember 2020 Pagu Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan menjadi sebesar Rp. 13.721.021.000,- (tiga belas milyar tujuh ratus dua puluh satu juta dua puluh satu ribu rupiah) ASPEK STRATEGIS ORGANISASI DAN ISU STRATEGIS YANG DIHADAPI Periode tahun 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPUPN) 2005-2025, sehingga merupakan periode pembangunan jangka menengah yang sangat penting dan strategis. RPJMN 2020-2024 akan memengaruhi pencapaian target pembangunan dalam RPJPN, di mana pendapatan perkapita Indonesia akan mencapai tingkat kesejahteraan setara dengan negara-negara berpenghasilanmenengah atas (Upper-Middle Income Country) yang memiliki Kondisi infrastruktur, kualitas sumber daya manusia, pelayanan publik, serta kesejahteraan rakyat yang lebih baik. Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah mewyjudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh _berlandaskan keunggulan kompetitf di berbagai bidang yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing Adanya pandemi Covid-19 di tahun 2020 harus dipergunakan sebagai pembelajaran terkait kesiapsiagaan menghadapi penyakit baru muncul (new emerging diseases), khususnya dalam menyiapkan sistem kesehatan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 14 menyatakan, “Pemerintah bertanggungjawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat’. Hal ini selaras dengan pasal 55 yang intinya mengamanahkan bahwa pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan, Berdasarkan Permenkes Nomor 25 tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMN dan Renstra Kemenkes 2020 - 2024. Tujuan Strategis kementeriaan Kesehatan untuk mewujudkan Misi Presiden di Bidang Kesehatan Tahun 2020-2024, yakni: 1) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan siklus hidup 2) Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan 3) Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit dan pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat 4) Peningkatan sumber daya kesehatan 5) Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif Untuk mencapai Tujuan Strategi kedua Penguatan pelayanan Kesehatan dasar dan rujukan, telah ditetapkan Sasaran Strategis berupa “Meningkatnya ketersediaan dan mutu fasyankes dasar dan rujukan’. Salah satu upaya Penguatan SistemKesehatan, melalui penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan difokuskanpada penyempurnaan sistem akreditasi pelayanan kesehatan pemerintah danswasta. Arah kebijakan pembangunan kesehatan nasional yang ditetapkan dalam RPJMN 2021 2024 adalah meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penguatan pelayanan kesehatan dasar (primary health care) dan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi, Terdapat 2 (dua) indikator terkait mutu diantara 15 (lima belas) indikator yang menjadi tanggung jawab Kementeriaan Kesehatan yaitu Persentase fasilitas kesehatan tingkat pertama terakreditasi (%) dan Persentase rumah sakit terakreditasi Tantangan dan Isu strategis yang dihadapi oleh Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan : Sebagaimana tertuang di dalam Rencana Aksi Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan kesehatan tahun 2020 — 2024, isu strategis yang dihadapi adalah sebagai berikut: 1) Akses dan mutu pelayanan kesehatan Selama dekade terakhir, jumlah fasilitas kesehatan dan sumber daya manusia tenaga kesehatan telah menunjukkan peningkatan yang berarti, Namun demikian, terdapat tantangan terutama untuk distribusi fasilitas kesehatan dan sumber daya manusia sehingga menimbulkan kesenjangan antar wilayah di Indonesia. Demikian pula dalam ketersediaan sarana dan prasarananya, input fasilitas pelayanan kesehatan masih bervariasi. Mutu pelayanan kesehatan telah menjadi agenda penting di bidang pelayanan kesehatan. Terlepas dari jumlah regulasi yang cukup banyak yang mengatur mengenai mutu pelayanan kesehatan, belum tersedia definisi mutu pelayanan kesehatan yang seragam serta dimensi mutunya, Hal ini dapat berimplikasi pada pengukuran mutu yang belum mengarah pada dimensi mutu yang menjadi komitmen program. Berbagai program kesehatan menggunakan indikator berbasis cakupan, namun belum menetapkan mutu dari cakupan tersebut. 2)Ketersediaan dan kepatuhan terhadap standar mutu klinis dan keselamatan pasien Kebutuhan masyarakat akan pelayanan Klinis yang terstandar dan keselamatan pasien telah semakin nyata, didukung pula oleh pembiayaan dengan sistem jaminan kesehatan nasional. Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer maupun rujukan tingkat lanjutan dituntut untuk memberikan pelayanan sesuai dengan standar mutu klinis dan mengutamakan keselamatan pasien. Untuk itu, ketersediaan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran dan Panduan Praktik Klinis eT ee ee

You might also like