You are on page 1of 9

Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN 2302-0172

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp. 65- 73

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN PEMERINTAH


INDONESIA

Asahdi1, Abubakar Hamzah2, Said Musnadi3


1)
Mahasiswa Magister Ilmu Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)
Magister Ilmu Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Abstract : This study aimed to analyze the factors that influence the Indonesian government
spending for 10 years where economic growth in Indonesia is still in a developmental stage. with
the passing of government, government expenditures on activities that include government
spending in politics and in the economic field where everything is planned in the State Budget
(APBN). In managing resource revenues and government spending, the government is doing good
policies in the field of monetary policy or policies fiskal.yang where this policy will impact a major
influence on the government in carrying out activities in the field of economy in Indonesia,
Indonesia as one of the country which is well underway to promote national development,
realizing the importance of development and the welfare of society as well as catch up with other
countries that an attempt to improve the standard of living, foreign debt often makes the
government less motivated to increase revenue in this negerinya.Hal shown shortcomings in
financing government spending in the state budget which is always closed with debt, particularly
foreign debt outside the township negeri.Utang often lacking focus and unclear
pemanfaatannya.Seperti poverty alleviation programs, policies like raises a big question because
the state constitution to relinquish responsibility for the welfare of the poor with run programs
donor countries and this situation creates a dependency between countries with the miskin.Hal
that should be done is the independence of the poor in the welfare of her with open jobs spacious
and easily accessible to the poor and to provide protection to their products.

Keywords : The lifeblood of government comes from the people

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Faktor-faktor yang mempengaruhi


Pengeluaran Pemerintah Indonesia selama 10 tahun dimana pertumbuhan ekonomi di Indonesia
masih berada pada tahap perkembangan. seiring dengan berjalannya pemerintahan, pengeluaran
pemerintah atas kegiatan-kegiatan pemerintahan yang mencakup pengeluaran di bidang politik
maupun di bidang ekonomi yang mana semuanya sudah di rencanakan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam mengelola sumber pendapatan dan pengeluaran
pemerintah, pemerintah dalam ini melakukan kebijakan-kebijakan baik kebijakan di bidang
moneter maupun kebijakan fiskal.yang mana kebijakan ini akan memberikan dampak yang
berpengaruh besar terhadap pemerintah dalam menjalankan kegiatan di bidang perekonomian di
Indonesia, Indonesia sebagai salah satu negara yang tengah giat–giatnya menggalakkan
pembangunan nasional, menyadari akan pentingnya pembangunan dan tingkat kesejahteraan
masyarakat serta mengejar ketertinggalannya dari negara–negara lain yang merupakan usaha untuk
meningkatkan taraf kehidupan, Utang luar negeri sering membuat pemerintah kurang terpacu
untuk meningkatkan pendapatan dalam negerinya.Hal ini ditunjukkan kekurangan dalam
pembiayaan pengeluaran pemerintah dalam APBN yang selalu ditutup dengan utang, terutama
utang luar negeri.Utang luar negeripun sering kurang fokus dan tidak jelas pemanfaatannya.Seperti
program pengentasan kemiskinan, kebijakan sejenisnya menimbulkan pertanyaan besar karena
Negara melepaskan tanggungjawab dalam konstitusi untuk mensejahterakan kaum miskin dengan
menjalankan program negara donor dan situasi ini menciptakan ketergantungan antara negara
dengan orang miskin.Hal yang seharusnya dilakukan adalah kemandirian kaum miskin dalam
mensejahterakan dirinya dengan membuka lapangan pekerjaan yang luas dan mudah diakses kaum
miskin tersebut serta memberikan proteksi terhadap produk yang mereka hasilkan.

Kata Kunci : urat nadi pemerintahan berasal dari rakyat

65 - Volume 3, No. 2, Mei 2015


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

PENDAHULUAN STUDI KEPUSTAKAAN


Pertumbuhan ekonomi di Indonesia Pengeluaran Pengeluaran pemerintah
masih berada pada tahap perkembangan. merupakan salah satu komponen kebijakan
seiring dengan berjalannya pemerintahan, fiskal yang bertujuan untuk laju investasi,
pengeluaran pemerintah atas kegiatan-kegiatan meningkatkan kesempatan kerja, memelihara
pemerintahan yang mencakup pengeluaran di kestabilan ekonomi dan menciptakan distribusi
bidang politik maupun di bidang ekonomi yang pendapatan yang merata melalui belanja negara
mana semuanya sudah di rencanakan dalam baik itu belanja rutin maupun belanja
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pembangunan .
(APBN). Dalam mengelola sumber pendapatan
dan pengeluaran pemerintah, pemerintah dalam Penentu-Penentu Pengeluaran Pemerintah
hal ini melakukan kebijakan-kebijakan baik Jumlah pengeluaran pemerintah yang
kebijakan di bidang moneter maupun kebijakan akan dilakukan dalam suatu periode tertentu
fiskal. yang mana kebijakan ini akan tergantung kepada banyak faktor. Yang penting
memberikan dampak yang berpengaruh besar diantaranya adalah: jumlah pajak yang akan
terhadap pemerintah dalam menjalankan diterima, tujuan-tujuan kegiatan ekonomi
kegiatan di bidang perekonomian Indonesia jangka pendek dan pembangunan ekonomi
Keberhasilan pembangunan ditandai jangka panjang, dan pertimbangan politik dan
dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang keamanan.
tinggi. Pertumbuhan ekonomi diharapkan Salah satu faktor penting yang
mampu meningkatkan faktor – faktor produksi, menentukan besarnya pengeluaran pemerintah
yang merangsang perkembangan ekonomi adalah jumlah pajak yang diramalkan. Dalam
dalam skala besar. Pertumbuhan ekonomi yang menyusun anggaran belanjanya pemerintah
stabil akan berdampak pada semakin harus terlebih dahulu membuat proyeksi
meningkatnya pendapatan penduduk yang mengenai jumlah pajak yang akan diterimanya.
akhirnya bertujuan meningkatkan kesejahteraan Makin banyak jumlah pajak yang dapat
masyarakat. dikumpulkan, makin banyak pula perbelanjaan
Hal yang seharusnya dilakukan adalah pemerintah yang akan dilakukan.
kemandirian kaum miskin dalam
mensejahterakan dirinya dengan membuka Fungsi Pengeluaran Pemerintah
lapangan pekerjaan yang luas dan mudah Hyman (1996) menjelaskan
diakses kaum miskin tersebut serta memberikan pengeluaran pemerintah yang didistribusikan
proteksi terhadap produk yang mereka hasilkan dengan daya beli di tengah masyarakat disebut
(Sukarna dan Mamun, 2005). dengan pembayaran transfer pemerintah.

Volume 3, No. 2, Mei 2015 - 66


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Pembayaran transfer ini membuat sumber- senantiasa berusaha untuk memperbesar


sumber pendapatan menyokong pada pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka
penerimaan yang tidak mampu menyediakan membayar pajak yang semakin besar untuk
pelayanan sebagai impalan dari pendapatan membiayai pengeluaran pemerintah yang
yang diterima kemudian. semakin besar tersebut.

Teori Perkembangan Pengeluaran Kebijakan Fiskal


Pemerintah
Kebijakan fiskal merupakan salah satu
Tingkat Pengeluaran pemerintah instrumen dari kebijakan makroekonomi.
mencerminkan kebijakan pemerintah apabila Kebijakan makroekonomi tersebut adalah
pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
untuk membeli barang dan jasa. Pengeluaran output yang tinggi dengan laju pertumbuhan
pemerintah mencerminkan biaya yang harus yang cepat, kesempatan kerja yang tinggi,
dikeluarkan oleh pemerintah untuk stabilitas harga, serta keseimbangan dalam
meleksanakan kebijakan tersebut. Teori neraca pembayaran. Apabila dibandingkan
mengenai pengeluaran pemerintah terdiri dari dengan kebijakan moneter, Keynes lebih
pendekatan teori makro (Basri danSubri, 2003). mengandalkan kebijakan fiskal untuk mencapai
Teori makro mengenai perkembangan sasaran-sasaran pembangunan.
pengeluaran pemerintah banyak dikemukakan
oleh para ahli ekonomi, antara lain : Jumlah Penduduk
1. Hukum Wagner Penduduk adalah orang-orang yang
Berdasarkan pengalaman empiris dari berada di dalam suatu wilayah yang terkait oleh
negara – negara maju (USA, Jerman, Jepang), atura-aturan yang berlaku dan saling
Wagner mengemukakan bahwa dalam suatu berinteraksi satu sama lain secara terus menerus.
perekonomian, apabila pendapatan perkapita Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan
meningkat secara relatif pengeluaran manusia yang menempati wilayah geografi dan
pemerintah pun akan meningkat. Meskipun ruang tertentu.
demikian, Wagner menyadari bahwa dengan
tumbuhnya perekonomian hubungan antara Inflasi
industri, hubungan industri dengan masyarakat Inflasi adalah kecendrungan dari harga-
dan sebagainya menjadi semakin rumit atau harga untuk naik secara umum dan terus-
kompleks. menerus dalam kurun waktu tertentu. Diartikan
2. Teori Peacok dan Wiserman juga sebagai naiknya terus menerus tingkat
Teori Peacok dan Wiserman didasarkan harga pada suatu perekonomian akibat kenaikan
pada suatu pandangan bahwa pemerintah permintaan agregat/penurunan penawaran

67 - Volume 3, No. 2, Mei 2015


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

agregat. Indeks harga konsumen adalah ukuran pembangunan dan infrastruktur.


tingkat harga sebagai indikator inflasi. IHK
dihitung setiap bulan berdasar perkembangan Table 4.1 Total Pengeluaran Pemerintah
harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah periode 2002-2012 (triliun rupiah)
tangga seluruh ibu kota propinsi di Indonesia Tahun Pengeluaran
(D. Soebagiyo dan E. H. Prasetyawati, 2002). Pemerintah
2002 322,200.00
Nilai Tukar (Kurs) 2003 370,600.00
Nilai tukar (kurs) memegang peranan 2004 427,226.60
penting dalam perdagangan internasional, 2005 565,070.00
karena dengan adanya kurs dapat 2006 699,099.00
membandingkan harga barang dan jasa yang 2007 752,373.00
dihasilkan oleh berbagai negara. Apabila suatu 2008 989,494.00
barang ditukar dengan barang lain, tentu di 2009 1.000,844.00
dalamnya terdapat perbandingan nilai tukar 2010 1.126,146.00
antar keduanya. Nilai tukar ini sebenarnya 2011 1.320,751.00
merupakan semacam “harga” di dalam
2012 1.548,310.00
pertukaran tersebut. Demikian pula pertukaran
Sumber: Laporan APBN, Bank Indonesia dan
antara dua mata uang yang berbeda, maka akan
BPS, 2002-2012
terdapat perbandingan nilai atau harga antara
Dari tahun 2002 pengeluaran
kedua mata uang tersebut.
pemerintah sebesar 322,200.00 triliun rupiah
meningkat menjadi 370,600.00 triliun rupiah
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada tahun 2003 atau terjadi kenaikan realisasi
Peran pemerintah sangat penting dalam
pengeluaran pemerintah meningkat 15,02
perekonomian pada suatu Negara
persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
berkembang.Pemegang kebijakan fiskal sangat
Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh
berperan pada setiap kebijakan yang diambil
kenaikan pengeluaran untuk pembayaran pokok
khususnya memberikan multiplier effect pada
dan bunga utang luar.
area makro sebuah Negara khususnya pada
Negara berkembang. Salah satu kebijakan fiskal
Jumlah Penduduk
yaitu pada government expenditure atau
Tingkat pertumbuhan penduduk di
pengeluaran pemerintah dimana harapan
suatu wilayah atau negara pada dasarnya sangat
kebijakan pengeluaran pemerintah dapat
dipengaruhi oleh angka kematian, kelahiran,
mendorong kenaikan investasi dengan
migrasi, dan transmigrasi yang terjadi di Negara
pengeluaran pemerintah di area pengeluaran
atau wilayah tersebut. Jumlah Penduduk
Volume 3, No. 2, Mei 2015 - 68
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

memegang peranan penting dalam 2002 yaitu Rp.9,335.59.Selama tiga tahun


mempengaruhi pengeluaran pemerintah dimana terakhir laju inflasi : 5,06 persen (2003), 6,4
pos pengeluaran yang dipengaruhi yang paling persen (2004) dan naik 17,11 persen pada tahun
nyata yaitu pada pos penegluran untuk 2005. (Laporan Tahunan BI, 2002 – 2012).
kesehatan dan pendidikan. Tabel 4.3 Data Inflasi Di Indonesia 2002-2012
Tahun Inflasi (%)
Tabel 4.2 Total Jumlah Penduduk periode 2002- 2002 10,03
2012 (Juta Jiwa)
2003 5,06
Tahun Jumlah Penduduk
2004 6,4
2002 210.736,30
2005 17,11
2003 213.550,50
2006 6,6
2004 216.381,60
2007 6,59
2005 219.204,70
2008 11,06
2006 222.051,30
2009 2,78
2007 224.904,90
2010 6,96
2008 227.779,10
2011 3,79
2009 230.632,70
2012 4,3
2010 233.477,40
Sumber : www.bps.go.id
2011 236.331,30
2012 239.174,30 Selain itu inflasi juga terjadi karena
Sumber : BPS dan Data Statistik – Indonesia 2002-
2012 tekanan dari luar yaitu depresiasi nilai rupiah
Pada Tahun 2002 jumlah penduduk dan juga karena harga barang luar negeri
indonesia sebesar 210,736.30 orang dan (imported inflation). Perilaku harga cenderung
mengalami kenaiakan sebesar 1.33 persen mudah meningkat karena pengaruh
menjadi 213,550.50 pada tahun 2003. melemahnya nilai tukar rupiah dimana harga
Begitupun pada tahun 2004 ke tahun 2005 yaitu cenderung sulit untuk turun apabila nilai tukar
mengalami kenaikan jumlah penduduk sebesar rupiah menguat.
1,30 persen dari 216,381.60 orang menjadi Perkembangan Nilai Kurs
219,204.70. Tahun 2006 ke tahun 2007 Tabel 4.4 Perkembangan Nilai kurs dollar
terhadap Rupiah 2002-2012
kenaikan terjadi sebesar 285,360 orang. Dari Tahun Kurs
Tahun 2002 sampai pada tahun 2012 kenaikan 2002 9.335.59
2003 8.589.18
penduduk rata – rata sebesar 199,587.55 orang 2004 8.950.83
setiap tahunnya. 2005 9.727.70
2006 9.182.83
2007 9.152.49
2008 9.696.22
Perkembangan Inflasi
2009 10.415.59
Laju inflasi tertinggi selama tahun 2002 2010 9.101.43
2011 8.795.85
sampai2012 terjadi pada tahun 2002 mencapai 2012 9.427.22
10,03 persen dan tahun 2005 sebesar 17,11 Sumber : www.bi.go.id
Pada tahun 2002 nilai tukar rupiah
persen. Meningkatnya tekanan harga terutama
terhadap dolar menembus angka Rp.
berasal dari sisi penawaran sebagai akibat
9,335.59,hal tersebut tidak lepas dari kenaikan
depresiasi rupiah yang sangat tajam pada tahun

69 - Volume 3, No. 2, Mei 2015


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

harga BBM yang ditetapkan oleh pemerintah 4 X3 0,623 1,464 0,152


sehingga mendorong pelemahan pada
n =12 Catatan :
perekonomian dalam negeri dan mengakibatkan 2
R = 0,786 *** Signifikan pada α 1%
terpuruknya sebagaian besar industri. Dari F-stat =31,173 ** Signifikan pada α 5%
tahun 2003 sampai pada tahun 2012 nilai dollar F-sign. = 0,000 * Signifikan pada α 10%
mengalami pergerakan yang tidak terlalu DW-stat = 1,493

signifikan yaitu pada level Rp. 8,589.18 pada


Berdasarkan tabel di atas dapat ditentukan
tahun 2003, Rp 8,950.83 pada tahun 2004, Rp.
hasil model estimasi sebagai berikut :
9,727.70 pada tahun 2005 dan mengalami
Y = 28,274 + 19,094 X1-4,792 X2 +
penurun kembali menjadi Rp.9,182.83 pada
0,623 X3
tahun 2006 namun akibat rencana kebijakan
Berdasarkan hasil model estimasi dapat
pemerintah dalam menaikan harga BBM dan
diketahui bahwa variabel perubahan Jumlah
pada tahun 2007 dan 2008 yang menembus
Penduduk berpengaruh positif terhadap
angka Rp.9,152.49 dan 9,696.22 serta akibat
perubahan Pengeluaran Pemerintah dengan
dari krisis keuangan dunia. Selanjutnya pada
koefisien sebesar 19,094 Triliun. Artinya
tahun 2009 nilai rupiah kembali melemah
apabila perubahan Jumlah penduduk naik
terhadap dollar yaitu sebesar Rp. 10,415.59.
sebesar 1 Juta jiwa, ceteris paribus, maka akan
Selama tahun 2010 sampai 2012 nilai tukar
meningkatkan perubahan Pengeluaran
rupiah mulai stabil karena berada pada kisaran
Pemerintah sebesar 19,094 Triliun Rupiah.
Rp. 9,101.43, Rp. 8,795.85 dan Rp. 9,427.22.
Variabel perubahan Inflasi berpengaruh negarif
terhadap perubahan Pengeluaran Pemerintah
Hasil Estimasi Faktor–Faktor Yang
Mempengaruhi Pengeluaran Pemerintah Di dengan koefisien sebesar minus 4,792 Triliun.
Indonesia. Artinya apabila perubahan Inflasi naik sebesar 1
Persamaan pengeluaran pemerintah persen, ceteris paribus, maka akan menurunkan
berdasarkan persamaan penelitian di pengaruhi perubahan Pengeluaran Pemerintah sebesar
oleh jumlah penduduk, inflasi, kurs dan cicilan minus 4,792 Triliun Rupiah.
utang luar negeri. Adapun koefisien untuk Variabel perubahan Kurs berpengaruh
masing-masing variabel persamaan dapat dilihat positif terhadap perubahan Pengeluaran
pada tabel berikut ini : Pemerintah dengan koefisien sebesar 0,623
Tabel 4.6 Koefisien Persamaan Pengeluaran Triliun. Artinya apabila perubahan Kurs naik
Pemerintah sebesar $1, ceteris paribus, maka akan
Sign
No Variabel Koefisien t-stat
. meningkatkan perubahan Pengeluaran
1 Konstanta 28,274 1,166 0,252 Pemerintah sebesar 0,623 Triliun Rupiah. Dan
2 X1 19,094 6,643*** 0,000
variabel perubahan Cicilan utang luar negeri
3 X2 -4,792 - 4,685*** 0,000

Volume 3, No. 2, Mei 2015 - 70


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

berpengaruh positif terhadap perubahan korelasi serta tolerence dan VIF. Adapun hasil
Pengeluaran Pemerintah dengan koefisien pengujiannya adalah sebagai berikut :
sebesar 9,688 Triliun. Artinya apabila
Tabel 4.8
perubahan Cicilan utang luar negeri naik
Hasil Pengujian Multiokonieritas
sebesar 1 milyar Rupiah, ceteris paribus, maka Persamaan Pengeluaran Pemerintah
akan dapat meningkatkan perubahan Jumlah
Variabel Inflasi Kurs Tol VIF
Penduduk
Pengeluaran Pemerintah sebesar 0,368 Triliun
Jumlah -
1,000 0,307 0,598 1,672
Rupiah. Penduduk 0,041

Asumsi dalam regresi adalah nilai rata- Inflasi 1,000 0,361 0,816 1,226
rata dari faktor pengganggu adalah nol. Untuk
Kurs 1,000 0,664 1,506
menguji apakah normal atau tidaknya faktor
pengganggu, maka perlu dilakukan uji
Dari tabel di atas dapat diambil suatu
normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-
kesimpulan yang menyatakan bahwa antara
SmirnovTest dengan asumsi sebagai berikut :
variabel bebas pada penelitian ini telah terbebas
H0 = 0 (data berdistribusi normal)
dari gejala multikolinieritas. Hal ini
H1 ≠ 0 (data tidak berdistribusi normal)
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi
Dengan dasar penolakan H0 jika nilai
yang lebih kecil dibandingkan 0,750. Selain itu,
probabilitas pengujian < nilaiα. Adapun hasil
nilai tolerence dan VIF yang lebih kecil dari 1
uji normalitas penelitian ini adalah sebagai
dan 10 juga menunjukkan penelitian telah
berikut :
terbebas dari masalah multikolinieritas.
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Normalitas Persamaan Adapun hasil pengujian autokorelasi adalah
Pengeluaran Pemerintah sebagai berikut :
Standart Kolmogorov-
Sumber
Deviasi
Mean
Smirnov
Probability Tabel 4.9
Hasil Pengujian Autokorelasi Persamaan
Unstandarize
Pengeluaran Pemerintah
88,663 0,000 1,092 0,184 Durbin
Predicted Sumber DL DU
Watson
Nilai 1,493 1,27 1,72
Dari tabel di atas diperoleh bahwa nilai
probabilitas di atas > nilai α = 5%, sehingga
Dari tabel di atas dapat diambil suatu
kita harus menerima hipotesis nul (H0). Dengan
kesimpulan yang menyatakan bahwa antara
demikian dapat disimpulkan bahwa data
variabel bebas pada penelitian ini tidak dapat
penelitian untuk persamaan Pengeluaran
memberikan kesimpulan yang pasti terhadap
Pemerintah telah berdistribusi normal.
ada atau tidaknya gejala autokorelasi pada data
Uji Multikolinieritas ini dilakukan
pengamatan, karena dL ≤ d ≤ dU (1,27≤ 1,493 ≤
dengan cara membandingkan nilai koefisien
1,72).

71 - Volume 3, No. 2, Mei 2015


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Persamaan Pengeluaran Pemerintah pemerintah. Sedangkan Inflasi mempunyai


a. Pengaruh Jumlah penduduk pengaruh negatif terhadap pengeluaran
Dengan tanda koefisien positif maka pemerintah.
variabel perubahan Jumlah penduduk telah Saran
sesuai dengan hipotesis penelitian dan Dari hasil penelitian dan kesimpulan
signifikan mempengaruhi perubahan diatas maka Penulis menyarankan beberapa hal
Pengeluaran Pemerintah. Dimana jika yang dianggap penting seperti :
perubahan Jumlah pendudukmengalami Alokasi anggaran pengeluaran pemerintah lebih
peningkatan maka akan dibarengi dengan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat,
naiknya perubahan Pengeluaran Pemerintah. perlu diupayakan agar laju pertumbuhan
b. Pengaruh Inflasi penduduk dapat ditekan sehingga alokasi
Dengan tanda koefisien negatif maka pengeluaran pemerintah lebih ditujukan
variabel perubahan Inflasi telah sesuai dengan penekanannya pada sektor yang meningkatkan
hipotesis penelitian dan signifikan kapasitas produksi yang selanjutnya akan
mempengaruhi perubahan Pengeluaran meningkatkan pendapatan perkapita. Dimana
Pemerintah. Dimana jika perubahan Inflasi perubahan dari pendapatan sebagai akibat dari
mengalami peningkatan maka akan dibarengi pertumbuhan ekonomi yang juga akan
dengan turunya perubahan Pengeluaran mempengaruhi pengeluaran pemerintah.
Pemerintah. Perlunya Koordinasi yang baik antara
pemerintah dan pihak pengambil kebijakan,
c. Pengaruh Kurs dimana kebijakan anggaran setidaknya
Dengan tanda koefisien positif maka variabel keputusan yang diambil agar tidak menggangu
perubahan Kurs telah sesuai dengan hipotesis stabilitas fiskal, moneter dan politik pemerintah
penelitian tetapi tidak signifikan mempengaruhi Indonesia.
perubahan Pengeluaran Pemerintah. Dimana
DAFTAR PUSTAKA
jika perubahan Kurs mengalami peningkatan
Almizan, U. 2005. “Studi Analisis Kebijakan
maka akan dibarengi dengan naiknya perubahan
Fiskal Dan Struktur Pembiayaan
Pengeluaran Pemerintah. Jangka Menengah di Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN Aziz, I.J. 1994. Ilmu Ekonomi Regional dan
Kesimpulan Beberapa Aplikasinya di Indonesia.
LPFE-UI. Jakarta.
Dari hasil studi empiris mengenai analisis
yang mempengaruhi pengeluaran pemerintah Boediono. 1998. Teori Pertumbuhan Ekonomi,
Yogyakarta. BPFE.
Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa,
Adapun jumlah penduduk dan kurs, Basri, Z., dan Yuswan S.M. 2003. Keuangan
Negara dan Analisis Kebijakan
berpengaruh positif terhadap pengeluaran
Utang Luar Negeri. Jakarta. PT. Raja

Volume 3, No. 2, Mei 2015 - 72


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Grafindo Persada. Narwati, B. 2004. Analisis Faktor–Faktor Yang


Mempengaruhi Pengeluaran
Bose dan Haque. 2003. Public Expenditure and Pemerintah Di Propinsi Riau (1976 -
Economic Growth; A Disaggregated 2000).
Analysis for Developing Countries.
Journal of Applied Economic. Peggi M., dan Richard, M. 1991. Keuangan
Negara Dalam Teori dan Praktek.
Dorn, B.R. 1997. Makro Ekonomi. Erlangga, Erlangga. Jakarta.
Jakarta.
Razak dan Maidin, 1996. Pengantar Ilmu
Djojohadikusumo, S. 1986. Ekonomi Ekonomi Untuk Kesehatan. FKM
Pembangunan. Pustaka Ekonomi, UNHAS. Makassar.
Jakarta.
Soemitro, R. 1979. Dasar –dasar Hukum Pajak
Grossman, P. 1988. Government and Economic dan Pajak Pendapatan. Eresco.
Growth; A Non Linier Relationship. Bandung.
Public Choice.
Suparmoko, M. 1996. Keuangan Negara dalam
Gujarati, D.N.1978. Ekonometika Dasar Teori dan Praktek, Edisi Ke-3.
Terjemahan Sumarno Zain. 1995. Yogyakarta. BPFE.
Jakarta. Erlangga.
Samuelson dan Nordaus. 1956. Ekonomi,
Helmi, A. 2003. Analisis Pengaruh Terjemahan Indonesia, Edisi Ke-12.
Pengeluaran Pemerintah dan Jakarta. Erlangga.
Investasi Terhadap PDRB di
Kalimantan Timur. LEPHAS. Sihombing, T.P. 2003. Analisis Faktor –Faktor
Makassar. Yang Mempengaruhi Pengeluaran
Pemerintah Dengan Pendekatan
Jhingan, L. M. 1994. Ekonomi Pembangunan Error Corection Model.
Perencanaan. Jakarta. Rajawali Press.

Kunarjo. 1996. Perencanaan dan Pembiayaan


Pebangunan. Jakarta. Universitas
Indonesia.

Laporan Bank Indonesia 2012-2013


www.bi.co.id.

Mamesah, D. J. 1995. Sistem Informasi


Keuangan Negara. Jakarta. PT.
Gramedia.

Nopirin. 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro


dan Mikro II.BP-FE
UGM,Yogyakarta.

Nirdukita, R., Rulli R. (2006). “Analisis


Pengaruh Variabel Indikator
Ekonomi Makro Terhadap
Perekonomian Indonesia:
Pendekatan Pasar Barang Dan Pasar
Uang (Periode 1996-2005).

73 - Volume 3, No. 2, Mei 2015

You might also like