Professional Documents
Culture Documents
Aktivitas Antibakteri Ekstrak BIJI KAPULAGA (Amomum Compactum Sol. Ex Maton)
Aktivitas Antibakteri Ekstrak BIJI KAPULAGA (Amomum Compactum Sol. Ex Maton)
Aktivitas Antibakteri Ekstrak BIJI KAPULAGA (Amomum Compactum Sol. Ex Maton)
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015: 119-129 Akreditasi No: 540/AU1/P2MI-LIPI/06/2013
Dede Sukandar, Sandra Hermanto, Eka Rizki Amelia dan Muhamad Zaenudin
Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jalan Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Telp. (62-21) 7493606
Email: sukandarkimia@uinjkt.ac.id
ABSTRAK ABSTRACT
119
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015
(a) (b)
Gambar 1. (a) Tanaman dan (b) Biji Kapulaga Lokal
120
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Kapulaga (Amomum Compactum Sol. Ex Maton)
: Dede Sukandar, dkk
121
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015
Hasil fraksinasi menunjukkan bahwa etil asetat dan n-butanol, serta kontrol
terdapat lebih banyak golongan senyawa positif kloramfenikol maupun kontrol
semi polar dan senyawa polar dibanding negatif pelarut dimetilsulfoksida (DMSO)
senyawa non polar. menggunakan bakteri uji Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli yang dilakukan
secara in vitro dengan metode difusi
Hasil Uji Fitokimia cakram. Perbedaan zona hambat masing-
Hasil pengujian fitokimia terhadap ekstrak masing ekstrak terhadap bakteri S. aureus
kasar metanol dan ekstrak hasil partisi cair- dan E. coli terlihat pada Gambar 2 dan 3.
cair tertera pada Tabel 1. Hasil uji aktivitas antibakteri
menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol
hanya mampu membentuk zona hambat
Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Kasar dan
terhadap bakteri E. coli dengan diameter
Hasil Fraksinasi
zona hambat tertinggi sebesar 14,00 ± 3,39
Uji Ekstrak Ekstrak Ekstrak Ekstrak mm pada konsentrasi 3200 µg/mL:, tetapi
Fitokimia Kasar Fraksi Fraksi Fraksi
Metanol n- Etil n- tidak mampu menghambat pertumbuhan S.
heksana asetat butanol aureus. Hal ini diduga karena ekstrak
Alkaloid - - - - metanol lebih aktif menghambat bakteri
Flavonoid - - - -
Fenol + - + + Gram negatif (E. coli) tetapi tidak mampu
Tanin + - + + menghambat bakteri Gram positif (S.
Terpenoid + + + - aureus), yang disebabkan lebih banyak
Saponin - - - -
Keterangan : mengandung senyawa polar. Menurut
(+) Menunjukkan hasil positif pada uji fitokimia Moat, et.al (8) senyawa dalam ekstrak polar
(-) Menunjukkan hasil negatif pada uji fitokimia dapat mudah berpenetrasi pada dinding sel
bakteri Gram negatif karena adanya gugus
Hasil uji fitokimia menunjukkan hidrofilik. Selain itu menurut Franklin dan
bahwa ekstrak kasar metanol etil asetat biji Snow(9) dinding sel bakteri Gram negatif
kapulaga lokal (Amomum compactum Sol. mengandung gugus protein yang disebut
Ex Maton) mengandung senyawa golongan porin yang membentuk pori-pori hidrofilik
fenol, tanin dan terpenoid. Sedangkan pada lapisan membran luar sel sehingga
ekstrak n-heksan mengandung terpenoid senyawa polar dapat lebih mudah
dan ekstrak n-butanol mengandung fenol menembus dinding sel. Sedangkan menurut
dan tanin. Hasil yang diperoleh sedikit Davidson dan Branen(10) bakteri Gram
berbeda dari hasil penelitian Kaushik, positif (S. aureus) lebih sensitif terhadap
et.al(7) yang melaporkan bahwa ekstrak senyawa non polar yang disebabkan
kasar akuades buah kapulaga sabrang komponen dasar penyusun dinding sel
(Elettaria cardamomum Maton) bakteri Gram positif yaitu peptidoglikan
mengandung senyawa golongan alkaloid, yang salah satu penyusunnya adalah asam
tanin, terpenoid dan flavonoid. Pada ekstrak amino alanin yang bersifat hidrofobik (non
metanol dan fraksi kapulaga lokal tidak polar) sehingga mudah ditembuh oleh
terdeteksi adanya alkaloid. senyawa non polar, selain itu menurut
Madigan, et.al(11) bakteri Gram positif
terdiri dari 90 % peptidoglikan yang
Aktivitas Antibakteri mengandung asam amino D-alanin dan
lapisan tipis berupa asam teikoat.
Uji aktivitas antibakteri dilakukan
terhadap ekstrak metanol, fraksi n-heksana,
122
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Kapulaga (Amomum Compactum Sol. Ex Maton)
: Dede Sukandar, dkk
123
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015
Hasil uji antibakteri terhadap kontrol mudah ditembus oleh zat antibakteri
positif antibiotik kloramfenikol dibandingkan dengan dinding sel bakteri E.
menghasilkan zona hambat tertinggi coli.
terhadap bakteri S. aureus sebesar 27,80 ± Besar diameter zona hambat setiap
1,97 mm dan terhadap bakteri E. coli ekstrak lebih rendah dibandingkan dengan
sebesar 25,50 ± 0,70 mm pada konsentrasi
kontrol positif antibiotik kloramfenikol
3200 µg/mL, sedangkan kontrol negatif yang merupakan antibiotik berspektrum
DMSO tidak menghasilkan zona hambat luas sehingga efektif terhadap bakteri Gram
pada kedua bakteri uji. Hasil penelitian ini positif maupun Gram negatif (14).
menunjukkan ekstrak kasar metanol biji
kapulaga lokal (A. compactum Sol. Ex Hasil uji antibakteri menunjukkan
Maton) dan hasil partisinya memiliki bahwa Fraksi 1 tidak memberikan
aktivitas antibakteri S. aureus yang lebih hambatan terhadap kedua bakteri uji,
rendah dari ekstrak metanol dengan zona sedangkan Fraksi 2 dan Fraksi 3 hanya
hambat sebesar 15 mm (100 mg/mL) mampu menghambat bakteri S. aureus.
maupun ekstak dietil eter biji kapulaga Berdasarkan hal ini, diduga Fraksi 2 dan
sabrang (Elettaria cardamomum Maton) Fraksi 3 memiliki komponen senyawa yang
yang menghasilkan zona hambat terhadap bersifat antibakteri dengan spektrum sempit
bakteri E. coli dan S. aureus masing-masing yang efektif melawan sebagian bakteri
sebesar 13 mm dan 30 mm(4,5). Gram positif (15).
Besar zona hambat yang dihasilkan
ketiga fraksi terhadap bakteri S. aureus Hasil Kromatografi Kolom
cenderung lebih besar dibandingkan dengan
bakteri E. coli. Adanya perbedaan kepekaan Hasil kromatografi kolom dengan
pada bakteri Gram positif dan Gram negatif fase gerak campuran etil asetat:n-heksana
terhadap zat antibakteri yang terkandung (3:2) diperoleh 30 fraksi dan dilakukan
dalam ketiga fraksi tersebut diduga karena penggabungan menjadi 3 fraksi yaitu F1
perbedaan struktur dinding sel bakteri. (fraksi 1-9= 14,6 mg), F2 (fraksi 10-18= 8,1
Menurut Jawetz, et.al(13), perbedaan mg) dan F3 (fraksi 19-30= 4,6 mg). Fraksi
kepekaan pada bakteri Gram positif dan gabungan F1, F2, F3 hasil pemisahan
Gram negatif terhadap zat antibakteri kromatografi kolom dilakukan uji
diduga karena perbedaan struktur dinding antibakteri terhadap E. coli dan S. aureus
sel seperti jumlah kandungan peptidoglikan, pada konsentrasi 800 µg/mL. Hasil uji
lipid dan aktivitas enzim yang menentukan antibakteri F1, F2 dan F3 tertera pada Tabel
penetrasi, pengikatan dan aktivitas 2.
antibakteri. Bakteri S. aureus (Gram positif)
mempunyai struktur dinding sel yang
mengandung polisakarida, protein, dan lipid Hasil Analisa GCMS
yang rendah (1-4 %), sedangkan E. coli Berdasarkan hasil analisa GCMS
(negatif) mempunyai dinding sel dengan diperoleh sedikitnya 20 puncak
kandungan lipid yang tinggi (11-22 %) kromatogram yang menunjukkan adanya
serta struktur dinding sel yang berlapis tiga dua puluh komponen senyawa yang
(multilayer) yaitu lipoprotein, membran terdapat dalam Fraksi 2. Adapun
luar fosfolipid dan lipopolisakarida. kromatogram hasil analisa GCMS terdapat
Membran luar fosfolipid dan pada Gambar 4 dan Kedua puluh senyawa
lipopolisakarida dapat mengurangi dari hasil analisa GCMS dapat dilihat pada
masuknya zat antibakteri ke dalam sel, Tabel 3.
sehingga dinding sel bakteri S. aureus lebih
124
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Kapulaga (Amomum Compactum Sol. Ex Maton)
: Dede Sukandar, dkk
125
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015
Senyawa yang diduga memiliki sel bakteri dan membentuk ikatan polimer
aktivitas antibakteri yang terindentifikasi yang kuat sehingga mengakibatkan
menggunakan GCMS pada fraksi 2 yaitu rusaknya porin. Rusaknya porin yang
senyawa pada waktu retensi (Rt) 19,930 merupakan pintu keluar masuknya senyawa
dengan persen luas area 24,95 % yang yang dibutuhkan sel bakteri akan
memiliki kemiripan dengan senyawa 2,9- mengurangi permeabilitas dinding sel
dihidroksi-1,8-sineol (1) dan senyawa pada bakteri yang mengakibatkan sel bakteri
waktu retensi (Rt) 17.796 dengan persen akan kekurangan nutrisi, sehingga
luas area 3,21 % yang memiliki kemiripan pertumbuhan bakteri terhambat atau mati.
dengan senyawa 2,4-dihidroksi-1,8-sineol Selain itu senyawa yang diduga
(2). memiliki aktivitas antibakteri yaitu
CH3 senyawa pada waktu retensi (Rt) 39,980
HO dengan persen luas area 1,28 % yang
O OH memiliki kemiripan dengan senyawa 2,2’-
metilen bis[6-(1,1-dimetiletil)-4-etil] fenol
CH3
(3).
CH3
CH3 OH
OH
O
H 3C H 3C CH3
CH3
H 3C
OH HO
CH3
126
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Kapulaga (Amomum Compactum Sol. Ex Maton)
: Dede Sukandar, dkk
KESIMPULAN
127
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015
128
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Kapulaga (Amomum Compactum Sol. Ex Maton)
: Dede Sukandar, dkk
129
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015
130