You are on page 1of 233
Se TLNDARBNBN GN LEN DEVAS @ DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASi iMANUSIA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA Menimbang Mengingat NOMOR: vas - 09.7R.91.92 BATON 2016 TENTANG STANDAR BIMBINGAN KLIEN PEMASYARAKATAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, a, Bahwa dalam rangka optimalisasi pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan perlu dilakukan _langkah-langkah komprehensif untuk melakukan Re-Integrasi_ Warga Binaan Pemasyarakatan melalui proses dan tahap- tahap pembinaan dan pembimbingan. Bahwa untuk menyamakan persepsi gerak dan langkah dalam melaksanakan bimbingan klien sebagaimana perlu disusun standar bimbingan klien Pemasyarakatan Bahwa berdasarkanpertimbangan _ sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Standar Bimbingan Klien Pemasyarakatan ( Anak dan Dewasa ) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3614); . Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 5332) Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Narapidana dan Klien Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3845); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3846) sebagaimana telah Menetapkan KESATU KEDUA beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5359); Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1999 tentang Kerja Sama —Penyelenggaraan — Pembinaan danPembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3857); .. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat. . Peraturan Menteri Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM. MEMUTUSKAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TENTANG STANDAR BIMBINGAN KEMANDIRIAN KLIEN PEMASYARAKATAN Standar Bimbingan Kemandirian Klien Pemasyarakatan merupakan acuan serta tolak ukur dalam melaksanakan bimbingan kemandirian bagi klien Pemasyarakatan yang dilaksanakan oleh Divisi Pemasyarakatan, dan Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan. Standar Bimbingan Kemandirian Klien Pemasyarakatan sebagaimana disebut dalam DIKTUM KESATU disusun dengan sistematika sebagai berikut: Latar Belakang Norma dan Dasar Hukum Definisi Global dan Detail Standar Maksud dan Tujyan . Kebutuhan Sumber Daya Manusia . Kebutuhan Sarana dan Prasarana Kebutuhan Biaya Pelaksanaan onmoop> KETIGA KEEMPAT H. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur 1. Instrumen Penilaian Kinerja Standar Bimbingan Kemandirian Klien Dewasa sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini, Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila ada perubahan maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Berlaku pada tanggal: 30 Varet 2016 L PEMASYARAKATAN DIREKTORAT BIMGINGAN XEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HIUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI TENTANG STANDAR BIMBINGAN KLIEN PEMASYARAKATAN Daftar Isi Daftar Lampiran BAB | PENDAHUIUAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi global dan Detail standar D. Maksud dan Tujuan BAB IISIS1 M, MEKANISME DAN PROSEDUR A. Sistem B. Mekanisme Bimbingan Klicn 1 2. 3. 4, 5, BimbinganTahap Awal (0-1/4 masa bimbingan) Bimbingan Tahap Lanjut (1/4-3/4 masa bimbingan) Bimbingan Tahap Akhir (3/4-selesai bimbingan) a, Rencana program pengakhiran bimbingan b. Rencana program pengakhiran ¢. Sidang TPP menentukan program pengakhiran bimbingan d. Pelaksanaan bimbingan akhir Pengawasan dan Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Akhir Bimbingan Tambahan (After Care) CC. Operasional Prosedur Bimbingan BAB III SUMBER DAYA DALAM PENYELE MAweeNo Pencrimaan Pendaftaran / Pencatatan / Admisi Oricntasi Pengenalan Lingkungan Dalam Balai Pemasyarakatan Penclitian Kemasyarakatan Pelaksanaan Bimbingan Klien Evaluasi Bimbingan Klien Pengakhiran Bimbingan Klien IGGARAAN BIMBINGAN ‘A. Kebutuhan Sumber Daya Manusia B. Kebutuhan Sarana dan Prasarana C. Jangka Waktu Penyclesaian 1D. Kebutuhan Biaya Pelaks iii 10 18 23 29 29 30 30 31 37 38 40 41 41 42 43 43 44 44 45 45 47 4B 52 BAB IV EVALUASI, MONITORING DAN PENILAIAN KINERJA A. Evaluasi dan Monitoring B. Penilian Kinerja BAB V PENUTUP | DIREKTORAT BIMGINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK f 213 34 34 355 56 . SOP Pelaksaan Sidang DIREXTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK DAFTAR LAMPIRAN |. Proses Sistem Pemasyarakatan, SOP Penerimaan Klien Pemasyarakatan. SOP Penerimaan Klien Pil SOP Pemeriksaan Kelengkapan Berkas. SOP Pelaksanaan Registr SOP Pengambilan Sidik Jari Klien Pemasyarakatan. SOP Pengambilan Foto Klien Pemasyarakata. i di Bapas. SOP Pengenalan Hak, Kewajiban, L_arangan dan Sangsi Bagi Klien. SOP Penunjukkan Pembimbing Kemasyarakatan. SOP Penyerahan Klien Kepada Pembimbing Kemasyarakatan. . SOP Pengisian Identitas Klien pada Kartu Bimbingan. . SOP Pelaksanaan Asesment dan Klasifikasi. . SOP Penyusunan Rencana Program Bimbingan. . SOP Penyusunan Litmas Bimbingan. ‘SOP Pengajuan Litmas/Bahan Sidang ke TPP Bapas. SOP Persiapan Sidang TPP di Bapas. PP di Bapas. SOP Pembuatan Notulensi Hasil Sidang TPP. SOP Persiapan Sidang TPP di Lapas/Rutan. SOP Pelaksanaan Koordinasi. . SOP Pelaksanaan Fvaluasi. . SOP Pencabutan PB, CMB dan CB. . SOP Ijin Keluar Negeri . SOP Pelimpahan. . SOP Kunjungan Rumah Klien, . SOP Lapor Diri Klien, . SOP Latihan Kepribadian, . SOP Latihan Kemandirian, . SOP E:valuasi bingan, SOP Pelaksanaan Kerjasama. . SOP Pelaksanaan Afier Care Penilaian Pembimbing Kemasyarakatan. . Blangko Penerimaan Klien. iii 33, 34, 35. 36. 37. 38. 39, 40. 4. 42, 43. 45. DDIREKTORAT BIMBINGAN XEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK ¢ 20" Blangko Sidik Jari Blangko Berita A Blangko Surat Penerimaan. ‘ugas Pembimbing Kemasyarakatan. Instrumen Assesment Resiko dan Assesment Kebutuhan, Panduan Pelaksaan Assesment Resiko dan Assesment Kebutuhan. Blangko Kartu {dentitas Bimbingan dan Penyuluhan. Blangko 1.itmas Bimbingan, Blangko Laporan Perkembangan Bimbingan Klien (Awal, Lanjutan, Akhir). Blangko Catatan Bimbingan dan Konseling Klicn. Blangko Laporan I:valuasi Bimbingan, Blangko Laporan Pengakhiran Bimbingan. Blangko Berita Acara Pemeriksaan. Instrumen Penilaian Kinerja, iv DIREKTORAT BIMBINGAN KE MASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK © BABI PENDAHULUAN A. Latar Betakang Bila kita mencermati dan memahami pengertian tentang _sistern pemasyarakatan merupakan salah satu unsur dalam sistem yang terbentuk disebut sistem peradilan pidana dimana sistem tersebut dapat berjalan atau berfungsi karena terlaksana antara fungsi kepolisian, kejaksaan, pengadilan menghasilkan pemidanaan dan pemasyarakatan sebagai pelaksana pemidanaan. Hasil proses dalam sistem tersebut yang dikatakan dengan pemidanaan tidaklah semata-mata bertujuan hanya untuk menegakkan hukum belaka tetapi sebagai upaya untuk menyadarkan pelanggar hukum agar menyesali perbuatannya dan memgembalikannya menjadi warga masyarakat yang baik, taat hukurn, menjunjung tinggi nilai-nilai moral, sosial/keagamaan schingga tercapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan damai. ‘Terkait dengan tujuan pemidanaan tersebut peranan pemasyarakatan sangat penting dan strategis Sistem pemasyarakatan yang berlaku dewasa ini, secara konseptual dan historis sangatlah berbeda sistem pemasyarakatan menempatkan tahanan, warga binaan pemasyarakatan dan klien pemasyarakatan sebagai subjek dan dipandang sebagai pribadi dan warga negara biasa serta dihadapi bukan dengan latar belakang pembalasan tetapi dengan pembinaan dan bimbingan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor :12 tahun 1995 Bab I ketentuan umum, pasal 1 ayat 1: Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan dan cara pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana, Pasal 1 ayat 2 Sistem Pemasyarakatan adalah suatu Tatanan mengenai arah dan batas serta pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima Kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif’ berperan dalam IREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK pembangunan dan dapat hidup secara wajar scbagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Rumah Tahanan Negara yang selanjutnya disebut dengan Rutan adalah tempat untuk melaksanakan proses penyidikan, penuntutan dan peradilan bagi seorang tahanan. Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut dengan Lapas adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan Narapidana dan anak didik Pemasyarakatan. Balai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut dengan Bapas adalah pranata untuk melaksanakan Bimbingan Klien Pemasyarakatan. Secara umum dapat dikatakan bahwa pembinaan dan bimbingan pemasyarakatan harus ditingkatkan melalui pendekatan mental, jasmani, perawatan, pelayanan dan kedisiplinan yang diatur secara rinci oleh lembaga-lembaga tersebut diatas yang terangkum dalam tugas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Pemenuhan hak dan kewajiban warga binaan pemasyarakatan dan klien pemasyarakatan menjadi bagian yang tidak terlepas dari konsep sistem pemasyarakatan sesuai dengan amanat dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Sistem Pemasyarakatan. Pelaksanaan bimbingan Klien Pemasyarakatan adalah tugas Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan anak (BISPA) selaku unit pelaksana tehnis untuk kepentingan integrasi klien dengan masyarakat. Bimbingan Klien Pemasyarakatan adalah agian dari_ sistem Pemasyarakatan yang menjiwai tata peradilan pidana dan mengandung aspek penegakan hukum dalam rangka pencegahan kejahatan dan bimbingan pelanggar hukum, maka harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Untuk melaksanakan kegiatan bimbingan klien Pemasyarakatan tersebut diatas sccara maksimal dan berstandar maka diperlukan petunjuk tentang standarisasi Bimbingan Klien Pemasyarakat yang mengatur tentang mekanisme dan prosedur bimbingan Klien, Untuk mencapai sistem pemasyarakatan yang optimal sesuai dengan yang diamanahkan dalam Undang Undang Nomor : 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dircktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak Direktorat Jenderal Pemasyarakatan sesuai yang digariskan dalam Reformasi Birokrasi. 2 DOIREKTORAT BINBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK B. Norma dan Dasar Hukum 1, Undang-Undang Nomor : 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan; 2. Undang-Undang Nomor : 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia; 3. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan; 4, Peraturan Pemerintah RI Nomor : 32 Tahun 1999 jo. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2006 Jo, Peraturan Pemerintah RI Nomor : 99 Tahun 2012 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan; 5. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 57 Tahun 1999 tentang Kerjasama Pelaksanaan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan; 6, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 12 Tahun 2013 tanggal 14 Maret 2013 tentang Assesment Resiko dan Assesment Kebutuhan; 7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : 21 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat; 8, Petunjuk Pelaksanaan Menteri Kehakiman RI Nomor : £.39-PR.05.03 Tahun 1987 9. Petunjuk Teknis Menteri Kehakiman RI Nomor : ggal 8 September 1987 tentang Bimbingan Klien Pemasyarakatan; -40-PR.05.03 Tahun 1987 Tanggal 8 September 1987 tentang Bimbingan Klien Pemasyarakatan. C. Definisi Global dan Detail Standar Definisi Global 1. Admisi Orientasi adalah tahapan yang harus dilalui oleh seorang WBP/Klien sebelum memulai program pembinaan waktu berada di dalam Lapas atau Rutan ‘maupun Klien sebclum mendapat/menjalani proses pembimbingan; 2. Aflercare adalah rangkaian bentuk pelayanan yang didasari oleh permohonan dari instansi dar/atau orangtua /wali kepada petugas Bapas (PK) untuk memberikan bimbingan lanjutan bagi klien dengan waktu yang telah ditentukan; 3. Assi yang dilaksanakan dengan membaurkan Narapidana dan Anak Didik si adalah proses pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan Pemasyarakatan dalam kehidupan masyarakat (Peraturan Pemarintah RI Nomor :31 tahun 1999 Bab I pasal 1 ayat 9); 4, Assesment kebutuhan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pembinaan atau pembimbingan yang paling tepat bagi narapidana 3 10. 12. 13. 14. 15. DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK i atau Klien pemasyarakatanberdasarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tindak pidana yang dilakukannya: ‘Assesment Resiko adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat resiko pengulangan tindak pidana narapidana atau klien pemasyarakatan (Permen Nomor : 12 tahun 2013); Balai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut BAPAS adalah pranata untuk melaksanakan bimbingan Klien Pemasyarakatan (Pasal 1 ayat (4) UU Nomor : 12 Tahun 199: . Bimbingan Klien pemasyarakatan adalah bagian dari sistem pemasyarakatan yang menjiwai tata peradilan pidana dan mengandung aspek penegakan hukum dalam rangka mencegah kejahatan dan bimbingan bagi pelanggar hukum yang ditujukan untuk kepentingan integrasi klien dengan masyarakal; . Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK) adalah program pembinaan untuk memberikan kesempatan kepada narapidan dan anak didik pemasyarakatan untuk berasimiliasi dengan masyarakat dan keluarga; ). Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (ouput) dan hasil (out came) terhadap rencana dan standar pelaksanaan sistim peradilan pidana anak; Fasilitator adalah sescorang yang bertugas untuk membantu dan mengarahkan peserta didik untuk mempelajari sesuatu hal, kemudian menyimpulkan tentang inti dari pembelajaran tersebut; Identitas adalah data diri yang memuat nama lengkap, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, keluarga, agama dan pendidikan; Klien adalah Orang yang berada di dalam pelayanan pendampingan, pembimbingan, pengawasan dan penindakan yang dilakukan olch Pembimbing Kemasyarakatan ( Undang-Undang Pemasyarakatan Bab 1 pasal 1 ayat 9); Kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan sescorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain (informasi dari wikipedia); Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, temperamen, citi-ciri khas dan prilaku sescorang (informasi dari wikipedia); Mediator adalah seseorang yang mengatur tentang pertemuan antara dua pihak atau lebih untuk mencapai hasil akhir yang adil, tanpa biaya besar (ctapi tetap efektif dan ditcrima sepenuhnya olch kedua belah pihak; 4 DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK 16. Mitra Kerja sama adalah instansi Pemerintah lain yang terkait, badan-badan kemasyarakatan dan atau perorangan yang mengadakan kerjasama den; LAPAS atau BAPAS dalam rangka kegiatan pembinaan dan atau pembimbingan tethadap Warga Binaan Pemasyarakatan; 17. Partisipasi Masyarakat adalah Masyarakat dapat memberikan respon positif dalam artian mendukung atau memberikan masukan terhadap program atau kebijakan yang diambil pemerintah, ataupun dapat juga menolak kebijakan; Adapun bentuk partisipasi masyarakat adalah : a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan b. Dukungan terhadap program bimbingan ¢. Controling terhadap pelaksanaan bimbingan 4d. Evaluasi program 18. Pelaporan adalah proses penyelenggraan laporan yang meliputi penentuan penggunaan sistim, prosedur, isi, format, jenis, Sifat, waktu, evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan sisitim peradilan pidana anak; 19. Pembebasan Bersyarat (PB), Cuti Menjelang Bebas (CMB) dan Cuti Bersyarat (CB) adalah proses pembinaan untuk mengintegerasikan narapidana dan anak didik Pemasyarakatan ke dalam kehidupan masyarakat setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan; 20. Pembimbingan adalah pemberian tuntunan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, intelektual. sikap dan perilaku, profesionalime, kesehatan jasmani dan rohani Klien Pemasyarakatan (Peraturan Pemerintah RI Nomor : 31 tahun 1999 Bab I pasal 1 ayat 2); 21. Pembimbing Kemasyarakatan adalah pejabat fungsional penegak hukum yang melaksanakan penelitian kemasyarakatan, pembimbingan, pengawasan dan pendampingan terhadap anak di dalam dan di luar proses peradilan pidana (Kep.Menteri Kehakiman RI Nomor : M.01.PK.04.10 tahun 1998 Bab J pasal 1 ayat 2); 22. Penelitian Kemasyarakatan (Litas) adalah kegiatan penelitian yang dilaksanakan untuk memperoleh informasi tentang berbagai permasalahan, baik permasalahan aktual maupun permasalahan potensial klien. Litmas merupakan catatan atau laporan sebagai produksi dari sesuatu yang terjadi dalam situasi sosial klicn yang mengalami permasalahan. (Peraturan Pemerintah RI Nomor : 31 tahun 1999 Bab I pasal 1 ayat 3); 5 DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK 23. Pidana Bersy (PiB) adalah Penctapan hukuman bagi orang dewasa yang dilaksanakan di luar lembaga; 24. Register pembimbingan adalah catatan mengenai proses _pelaksanaan pembimbingan bagi klien pemasyarakatan; 2. Sistim Data Base Pemasyarakatan (SDP) adalah mekaniseme pelaporan dan konsolidasi pengelolaan data Warga Binaan Pemasyarakatan yang berfungsi sebagai alat bantu kerja scsuai kebutuhan unit pelaksana tcknis pemasyarakatan, divisi pemasyarakatan dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan; 26. Sistem Pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima Kembali oleh lingkungan masyarakat dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab; 27. Standar adalah suatu ukuran yang dipakai untuk keseragaman dalam melakukan sesuatu dimulai dari mengawali sampai dengan mengakhiri dengan bentuk yang sama; 28. Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) adalah suatu kegiatan Tim atau badan yang bertugas membantu Kepala Balai Pemasyarakatan / Rumah Tahanan ‘Negara/Lembaga Pemasyarakatan dalam melaksanakan pelayanan/pembinaan dan pembimbingan ( Kep.Men RI M.01.PK.04.10 tahun 1999 Bab I pasal 1), Detail Standar Dalam pembelajaran ini petugas pemasyarakatan yang _melaksanakan pembimbingan Terhadap klien Pemasyarakatan diharapkan dapat menjelaskan detail standar pembimbingan yang perlu diperhatikan : 1, Pengertian apa yang dimaksud dengan bimbingan; 2. Bimbingan diberikan kepada siapa; 3. Lembaga/instansi yang mengeluarkan SK pelaksanmaan bimbingan; 4, Bimbingan dilaksanakan oleh siapa; 5. Prinsip dan azas bimbingan; 6. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan: 6 DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK | >> 7. Mckanisme dalam penyelenggaraan bimbingan klien Pemasyarakatan; yarakatan; 8. Proscs operational prosedur bimbingan klien Pema 9. Bentuk bimbingan dalam perencanaan program; 10. Bagaimana bentuk pengawasan ,laporan dan evaluasi dalam penyclenggaraan bimbingan; 11. Berapa lama klien Pemasyarakatan mendapatkan bimbingan; 12. Bagaimana peran serta keluarga dan pertisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Bimbingan. D. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Maksud dari disusunnya Standar bimbingan bagi klien dewasa ini untuk memberikan persamaan persepsi dan gerak langkah dalam melakukan pembimbingan, pengawasan dan tindakan terhadap Warga _Binaan Pemasyarakatan dan klien pemasyarakatan yang di lakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan di Bapas. 2. Tujuan Tujuan dari standar ini Pembimbing Kemasyarakatan dapat menggunakan sebagai petunjuk teknis dalam pelaksanaan pembimbingan, pengawasan dan tindakan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan dan klien pemasyarakatan. DIREKTORAT BIMBINGAN KEWASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK * BABI SISTEM, MEKANISME DAN PROSEDUR A. Sistem Adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara yang dilaksanakan secara terpadu untuk meningkatkan kwalitas dan kwantitas sumber daya dalam suatu organisasi. Bahwa sistem peradilan pidana (Integrated criminal justice system) merupakan proses penegakan hukum, poses perlakuan dan pembinaan pelanggar hukum yang harus dilaksanakan secara terintegrasi dimulai sejak tahap pra adjudikasi, adjudikasi dan pos adjudikasi. Sistem Pemasyarakatan mempunyai peran strategis dalam proses penegakan hukum, proses perlakuan, dan pembinaan pelanggar hukum di Indonesia, yang dilaksanakan berdasarkan system pemasyarakatan, melalui proses dan tahap-tahap pembinaan dan pembimbingan pemasyarakatan Bahwa sejalan dengan filosofi Pemasyarakatan (Re Integrasi sosial) tujuan pemidanaan tidak semata-mata melindungi masyarakat tetapi juga melindungi pelanggar hukum. Oleh karena itu tujuan pemidanaan dan proses pembinaan pelanggar hukum adalah pemulihan (pulihnya) kesatuan hidup, kehidupan dan penghidupan antara individu pelanggar hukum dan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut Undang-Undang nomor :12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan secara tegas mengamanatkan bahwa pelaksanaan pembinaan berdasarkan sistem Pemasyarakatan harus dilaksanakan berdasarkan proses dan tahap-tahap pembinaan dan pembimbingan klien Pemasyarakatan, Bahwa proses bimbingan Klien merupakan upaya sistematis dalam sistem Peradilan Pidana dan sistem pembinaan pelanggar hukum yang mengandung aspck perlindungan dan penegakan hukum. Dalam rangka pencegahan kejahatan dan perlakuan pelanggar hukum yang harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Undang-Undang nomor 112 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Undang-Undang nomor :11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak mengamanatkan bahwa proses perlakuan, pembinaan dan pembimbingan dimulai sejak pra-adjudikasi, adjudikasi dan post adjudikasi. Pelaksanaan perlakuan dan pembimbingan menjadi strategis dalam 8 DIRETORAT BIMBINGEN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANA proses Peradilan pidana yang dilaksanakan berdasarkan proses dan tahap-tahap pembinaan, proses bimbingan dimana dilaksanakan secara_komprehensif’ terintegrasi dengan proses peradilan. SISTEM PEMASYARAKATAN DALAM PROSES PERADILAN PIDANA 9 DIREXTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK | B. Mekanisme Bimbingan Klien PROS BIMBINGAN Mckanisme adalah penyelenggaraan sesuai dengan reneana pro; dengan mengarah kepada kemajuan pada setiap tahapan dengan senantiasa melakukan evaluasi dan pengawasan untuk kesempurnaan suatu standar. Hal-hal yang terkait dengan mekanisme dalam standar litmas pembinaan dan .an klien adalah sebagai berikut : pembiml 1, Ruang lingkup Ruang lingkup dalam standar dewasa meliputi: a. Admisi bimbingan adalah kegiatan dalam 1) Penerimaan klien dan copy berkas/data 2) Pendafiaran (Kegiatan pencatatan pada register bimbingan — standar registrasi). Orientasi bimbingan adalah kegiatan yang berisikan pengenalan pada Klien tentang hak, kewajiban, larangan dan sanesi pada proses pembimbingan, ngsi_ dalam bimbingan klien Penjelasan hak, kewajiban, larangan dan pemasyarakatan : 10 OREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK { Pejabat memberikan penjelasan tentang status, hak, kewajiban, larangan dan sangsi terhadap klien pemasyarakatan yang meliputi : 1) Hak-hak klien pemasyarakatan : Hak untuk metakukan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing- masing. a) Hak untuk memperolch pembimbingan; b) Hak untuk memperoleh konscling; ©) Hak untuk mendapatkan ketrampilan; 4) Hak untuk memperoleh perawatan; ¢) Hak untuk mendapatkan hidup yang layak didalam masyarakat; f) Hak untuk memperoleh pekerjaan; g) Hak untuk memperoleh informasi terkait dengan pembit bingan; 1h) Hak untuk memperoleh ijin keluar negeri sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (berobat dan beribadah); i) Hak untuk memperoleh kartu pembimbingan. 2) Kewajiban klien pemasyarakatan meliputi : a) Kewajiban untuk melapor selama pembimbingan; b) Kewajiban melaksanakan bimbingan dengan penuh tanggung jawab; ¢) Kewajiban mentaati peraturan dan program bimbingan; 4) Kewajiban melaporkan apabila terjadi perubahan alamat; ¢) Kewajiban melapor apabila terjadi ancaman selama pembimbingan; f) Kewajiban senantiasa tetap komunikasi dan koordinasi selama masa bimbingan dan masa percobaan selesai. 3) Larangan a) Tidak melakukan pelanggaran hukum lagi; b) Hidup sccara tidak teratur dan menimbulkan keresahan dalam masyarakat; ©) Malas bekerja; 4) Tidak mengikuti/mematuhi program pembimbingan yang ditetapkan oleh Pembimbing Kemasyarakatan; ©) Pindah alamattempat tinggal tanpa melapor pada Pembimbing Kemasyarakatan/petugas Bapas yang membimbing. nN (DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK 4) Sangsi Dilakukan pencabutan sementara / tetap sesuai aturan yang diberlakukan pada Bapas yang membimbing / Jaksa yang melakukan pengawasan, Hal-hal yang telah tertulis pada kolom kewajiban dan larangan, dimana ditemukan ketidak patuhan klien pemasyarakatan dalam melaksanakan bimbingan sclama 3 (tiga) kali berturut-turut dan dilengkapi dengan data dukung a) Surat pemanggilan selama 3 (tiga) kali; b) Keterangan dari pemerintah setempat / masyarakat dan ditambah dengan dokumen lain untuk mendukung terjadinya pelanggaran terhadap syarat-syarat khusus; ©) Hasil kunjungan Pembimbing Kemasyarakatan ke tempat klien. Maka selanjutnya dilakukan pencabutan sementara oleh Pembimbing Kemasyarakatan melalui persetujuan sidang TPP dan ditandatangani oleh Kepala Bapas dilanjutkan proses pencabutan tersebut ke Kantor Wilayah dan disetujui oleh TPP Kanwil dan ditandatangani oleh Kepala Kanwil dilanjutkan usul tersebut ke Direktorat Jenderal Pemasyarakatan cq Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak melalui persetujuan TPP Pusat mengesahkan pencabutan SK reintegrasi sosial (PB). Setelah Pejabat menjelaskan yang (ercantum pada point diatas selanjutnya dibuatkan pernyataan yang isinya tentang kesanggupan Klien untuk mematuhi hal tersebut, dilanjutkan dengan penandatanganan oleh klien dan disaksikan olch keluarga yang menjamin serta Pembimbing Kemasyarakatan dan dikukuhkan oleh Kepala Bapas. Staf Registrasi menyerahkan fotocopy berkas tersebut kepada Kasi/Kasubsi Klien Dewasa untuk dipelajari dan selanjutnya menunjuk Pembimbing Kemasyarakatan, Surat Penunjukan Pembimbing Kemasyarakatan dilanjutkan untuk mendapatkan persetujuan dari Kepala Bapas melalui staf Tata Usaha (proses Surat Tugas PK). Kepala Bapas memberikan persetujuan terhadap Surat Penunjukan Pembimbing Kemasyarakatan, 12 DIREXTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK | Surat Penunjukan Pembimbing Kemasyarakatan yang sudah disetujui oleh Kepala Bapas diteruskan atau diberikan langsung kepada Pembimbing Kemasyarakatan yang harus melakukan pembimbingan. Penelitian Kemasyarakatan meliputi kegiatan : 1) Pembimbing Kemasyarakatan menerima surat tugas dan memberi dispos paraf pencrimaan tugas bimbingan pada buku expedisi surat tugas dilengkapi dengan tanggal penerimaan; 2) Pembimbing Kemasyarakatan melakukan Pengumpulan data dan informasi / melakukan assesment dan klasifikasis 3) Pembimbing Kemasyarakatan menerima foto copy dokumen klien dewasa untuk dipelajari dan meneatat kembali pada buku bimbingan yang dimiliki Pembimbing Kemasyarakatan untuk disimpan: 4) Pembimbing Kemasyarakatan yang ditunjuk meneliti kembali dokumen. Surat Keputusan integrasi sosial; 5) Pembimbing Kemasyarakatan melakukan pengamatan terhadap data dan informasi yang diterima dari Petugas Lapas atau Rutan pada proses serah terima Narapidana menjadi Klien Pemasyarakatan; 6) Petugas Lapas/Rutan yang ditunjuk sebagai Wali dalam melaksanakan program pembinaan bagi WBP selama berada dalam Lapas/Rutan membuat Laporan Hasil pembinaan bagi WBP di Lapas/Rutan diberikan tembusan kepada Bapas; 13 DIREKTORAT SINBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK 7) Petugas Pembimbing Kemasyarakatan yang dimintakan membuat litmas awal pembinaan dalam lembaga dan pembinaan lanjutan yang mana data tersebul tetap merupakan data yang melekat sampai dengan proses integrasi dilaksanakan sehingga perkembangannya tidak terputus; 8) Pembimbing Kemasyarakatan mencatat identitas dan perkara klien serta data keluarganya dalam Kartu Bimbingan sesuai dengan statusnya; 9) Jika dalam berkas Klien dewasa yang didapat dari Lapas/Rutan belum dilakukan litmas yang berisikan tentang profiling, assesmen resiko dan kebutuhan, maka Pembimbing Kemasyarakatan melakukan litmas pembimbingan yang isinya mengenai profiling, assesmen resiko dan kebutuhan; 10) Jika dalam berkas Klien dewasa yang didapat dari Lapas/Rutan sudah dilakukan profilling, assesmen resiko dan kebutuhan dilengkapi dengan Litmas pembinaan telah ada, maka Pembimbing Kemasyarakatan melakukan pengulangan kembali pembuatan litmas bimbingan yang isinya tentang data profiling, assesmen resiko dan kebutuhan yang ada dilanjutkan dengan pengulangan assesmen resiko dan kebutuhan untuk pengembangan bimbingan selama pelaksanaan bimbingan di Bapas; 11) Selanjutnya menyusun program bimbingan berdasarkan hasil profiling, assesmen resiko dan kebutuhan dilihat dalam tahap awal; 12) Pembimbing Kemasyarakatan menetapkan klasifikasi tingkat risiko pengulangan tindak pidana dari Klien pemasyarakatan sesuai hasil pelaksanaan assesmen yang dituangkan dalam litmas bimbingan klien pemasyarakatan untuk menentukan Kebutuhan dalam pelaksanaan bimbingan terbagi atas : a) Rendah Dikatakan rendah dalam pengulangan tindak pidana sehingga unsur kebutuhannya dalam penyelenggaraan bimbingan _berdasarkan kebutuhan klien ditekankan kepada pemenuhan kemandirian; b) Sedang Dikatakan sedang karena masih dikuatirkan dapat terjadi pengulangan tindak pidana schingga kebutuhan yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan bimbingan Klien diberikan kepada kebutuhan pribadi yang sifatnya pengawasan lebih intensif agar klien tidak harus 14 DIREXTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK mengulangi tindak pidana kembali.Peran keluarga, masyarakat dan Pembimbing Kemasyarakatan harus lebih sering berkoordinasi agar Klien tidak mengulanginya; ©) Tinggi Dikatakan tinggi karena Klien tingkat resiko pengulangan tindak pidananya masih tinggi, schingga dalam memberikan bimbingan senantiasa diikuti dengan pengawasan lebih ketat, 13)Pembimbing Kemasyarakiatan melakukan Pengolahan data dan informasi Klien meliputi kegiatan: a) Pembimbing Kemasyarakatan menetapkan kebutuhan program intervensi/bimbingan kepribadian apabila adanya suatu kebutuhan klien dewasa dapat dilihat dari hasil assessment kebutuhan yang meliputi: (1) Kebutuhan kepribadian yaitu : (a) Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Esa; (b) Kesadaran berbangsa dan bemegara; (© Intelektual; (@) Sikap dan perilaku; (e) Kesehatan jasmani dan rohani; (Q Kesadaran hukum; (g) Bimbingan kepribadian lainnya sesuai dengan kebutuhan. (2) Apabila hasil dari bimbingan kepribadian dikatakan sudah ‘memenuhi kebutuhan dari klien Pemasyarakatan maka selanjutnya Pembimbing Kemasyarakatan menetapkan program intervensi / bimbingan kemandirian / keterampilan dilihat dari hasil reassesmen kebutuhan yang mana ditujukan untuk kehidupan kemandirian Klien dalam mencapai keberhasilan pemenuhan hidup dan kchidupan Klien di masyarakat kegiatan tersebut meliputi: (a) Keterampilan kerja, terdiri dari sulam perca, elektronik, menjahit, perbengkelan/las, melukis; (b) Latihan kerja dan produksi, terdiri dari perkebunan, peternakan, pertukangan kayu, pertukangan batu, perikanan, perkebunan; (c) Bimbingan kemandirian lainnya disesuaikan dengan hasil assesmen dalam penilaian minat dan bakat Klien yang 15 DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK: * dikembangkan dalam masyarakat untuk dapat _memberikan hasil bagi penghidupan klien. b) Pembimbing Kemasyarakatan menuliskan perhitungan seta waktur pelaksanaan bimbingan di buku tahapan bimbingan dan buku ekspirasi bimbingan Klien. 14) Menyusun litmas bimbingan dan rencana program bimbingan Pembimbing Kemasyarakatan menyusun litmas yang telah dilengkapi me rencanakan program bimbingan klien dan diajukan ke sidang TPP untuk mendapatkan persetyjuan. Dalam penyusunan tersebut harus diperhatikan adalah : a) Fungsi dari penyusunan litmas harus diperhatikan (1) Secara normatif Memenuhi syarat formal dalam perlakuan terhadap Klien untuk proses, perawatan tahanan, pembinaan dan pembimbingan. (2) Secara substantif’ Bahan pertimbangan pihak terkait dalam menentukan alternatif perlakuan klien dalam -menentukan program perawatan tahanan / program pembinaan dan pembimbingan klien. b) Prinsip pelaksanaan Dalam pelaksanaan pembimbingan, prinsip yang harus di pegang olch Pembimbing Kemasyarakatan adalah (1) Teliti Pembimbing Kemasyaraktan harus teliti dalam melakukan pengambilan data dan informasi, melakukan assesment dan klasifikasi, serta cermat dalam melakukan analisis; (2) Objektif Pembimbing Kemasyaraktan harus mampu melihat permasalahan yang ditangani secara objektif dengan menyajikan informasi faktual tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi; (3) Profesional Pelaksanaan L.itmas Bimbingan harus didasarkan pada pengetahuan Keterampilan dalam mengarahkan bentuk program bimbingan dan nilai-nilai yang sclaras dengan Tri Dharma Petugas Pemasyarakatan. 16 DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYAPAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK 15) Sidang TPP ‘Sidang TPP Untuk Rencana Bimbingan Tahap Awal a) Sckretaris TPP mengumpulkan bahan sidang dan membuat agenda b) Sekretaris sidang disctujui oleh Anggota dan Ketua TPP; -P membuat undangan sidang yang berisikan : 1. Bahan sidang /Acara Sidang ; 11. Waktu dan tempat; III. Anggota sidang/Peserta : (1) Sekretaris TPP mengajukan undangan untuk ditandatangani oleh Ketua Sidang TPP; (2) Sekretaris mendistribusikan undangan pada anggota sidang; (3) Pelaksanaan sidang TPP dipimpin Ketua dan diikuti oleh anggota sidang dengan membahas rencana program bimbingan sesuai dengan acara sidang TPP yang telah tercantum; (4) Seckretaris TPP membuat notulensi dan kesimpulan pelaksanaan sidang serta membuat rekomendasi TPP dengan persetujuan anggota dan ketua TPP; (5) Sekretaris TPP meneruskan rekomendasi hasil sidang TPP yang telah ditandatangani anggota sidang dan Ketua TPP diajukan kepada Kepala Bapas untuk mendapatkan persetujuan. 7 DDIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK 1. Bimbingan Tahap Awal (0 ~ ‘A masa bimbingan) ‘a, Hal ~ hal terkait dalam pelaksanaan Bimbingan yang harus menjadi perhatian adalah tentang 1) Azas bimbingan : a) Azas kerahasiaan (the principle of confidenciality) Pembimbing Kemasyarakatan hendaknya patuh_ menjaga informasi bersifat rahas a tentang Klien yang mendapat bimbingan, b) Avas sukarela Pembimbing Kemasyarakatan dan Klien yang mendapat bimbingan harus memiliki modal sukarela; ©) Azas keterbukaan. Pembimbing Kemasyarakatan maupun Klien yang mendapatkan bimbingan sebaiknya saling terbuka: 4) Azas masa kini (Kekinian) Pembimbing Kemasyarakatan dalam memberikan layanan bimbingan sebaiknya bentuknya merupakan penanganan permasalahan yang sedang dihadapi ki 18, 2) 3) 4) DIREKTORAT BIMGINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK {” €) Azas kegiatan, Bentuk bimbingan maupun penyuluhan yang diberikan pada kien tidak hanya bertatap muka /wawancara saat itu saja tetapi dapat berkelanjutan; £) Azas normatif Pembimbing Kemasyarakatan dalam memberikan bimbingan berusaha sesuai dengan norma yang dianut oleh yang dibimbing maupun norma yang berlaku dalam masyarakat; 2) Azas keterpaduan Pembimbing Kemasyarakatan dalam menyusun program bimbingan sebaiknya terpadu antara kebutuhan, bentuk layanan dan kemampuan yang menerima bimbingan; h) Azas kedinamikaan. Tujuan Pembimbing Kemasyarakatan dalam memberikan bimbingan agar adanya perubahan pada klien yang menerima bimbingan kearah positif dan bermanfaat bagi Kchidupannya; i) Azas keahlian Pembimbing Kemasyarakatan akan mencapai keberhasilan dalam memberikan layanan bimbingan ditentukan oleh keahlian yang dimiliki Pembimbing Kemasyarakatan, sehingga Pembimbing Kemasyarakatan dituntut untuk berlatih dan memperluas pengalaman serta wawasan. Prinsip bimbingan : a) Non diskriminasi. b) Kepentingan yang terbaik klien ) Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan hidup. 4) Penghargaan terhadap pendapat Klien Bimbingan diberikan kepada : a) Assimilasi b) Pidana bersyarat(PiB) ) Yang memperoleh putusan re-integrasi sosial : CB, CMB, PB. Bentuk bimbingan a) Bimbingan Kepribadian b) Bimbingan Kemandirian 19 DDIREXTORAT BIVBINGAN KEMASYAREKATAN DAN PENGENTASAN ANAK | L b, Pelaksanaan Bimbingan 1) Kunjungan rumah klien Pemasyarakatan Pada waktu kunjungan memberikan penjclasan tentang status kewajiban penjamin (keluarga) dan masyarakat lingkungan tempat dimana klien tinggal sebelum bimbingan dilaksanakan diantaranya + Kewajiban keluargwmasyarakat meliputi a) Kewajiban untuk membantu pembimbingan di dalam keluarga / lingkungan; b) Kewajiban untuk membantu pengawasan selama pembimbingan: ©) Ke pembimbingan: vajiban untuk mengingatkan Klien untuk melapor selama proses 4) Kewajiban untuk melapor apabila terjadi perubahan alamat; ¢) Kewajiban untuk melapor apabila terjadi pelanggaran yang diperbuat oleh Klien, {) Mengetahui uraian tentang hak kewajiban, larangan dan sangst yang disctujui oleh Klien dengan tujuan agar keluarga/penjamin/masyarakat dapat berkoordinasi segera jika ada hal yang berhubungan dengan bimbingan agar semua dapat dilaksanakan dengan baik dan penuh tanggung jawab untuk masing-masing pihak. 20 2) 3) 4) 5) DIREXTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK ! Pembimbing Kemasyarakatan melaksanakan bimbingan pada tahap awal dilihat dari program bimbingan yang telah disetujui oleh sidang tim. pengamat pemasyarakatan yang dikuatkan oleh Kepala Bapas diawali bentuk bimbingan kepribadian yang telah dicantumkan pada program. disesuaikan dengan hasil pemantauan keluarga/penjamin dan masyarakat/lingkungan; Pembimbing Kemasyarakatan menuliskan hasil program bil bingan pada blanko atau buku yang dipergunakan untuk mengetahui perkembangan bimbingan pada klien di setiap kegiatan bimbingan pada tahap awal bimbingan; Pembimbing Kemasyarakatan wajib membuat laporan perkembangan bimbingan klien setiap 1(satu) bulan sekali; Apabila klien membutuhkan adanya pelayanan perawatan karena kondisi fisik, maka Pembimbing Kemasyarakatan tethadap klien berperan sebagai fasilitator pada pelaksanaan : a) Bimbingan Sosial/psychososial maksudnya adalah perawatan terhadap klien pemasyarakatan berdasarkan pada: (1) Kebutuhan Dasar Untuk kebutuhan dasar Pembimbing Kemasyarakatan tidak mempunyai kewenangan untuk memenuhi kebutuhan tersebut tetapi dilakukan oleh pihak penjamin / keluarga; (2) Kesehatan Umum dan Lingkungan Untuk kebutuhan keschatan umum dan lingkungan Pembimbing Kemasyarakatan dapat bekerjasama dengan instansi_terkait melihat kebutuhan yang ada pada Klien. b) Bimbingan fasilitas program melalui : (1) Konseling Dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan pada setiap tahapan bimbingan dalam pelaksanaan bimbingan sesuai dengan kebutuhan baik meliputi mental maupun spiritual. ‘Apabila adanya suatu kebutuhan khusus terhadap perkembangan mental klien Pembimbing Kemasyarakatan dapat melaksanakan kerjasama dengan instansi terkait sesuai dengan kebutuhan dari 21 DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK { perkembangan klien tersebut. Kerjasama dengan instansi terkait dlilakukan melalui kerjasama Bapas dengan instansi tersebut. (2) Terapi Rehabilitasi Medis dan Sosial Dalam melakukan terapi rehabilitasi medis dimana Bapas tidak mempunyai (naga medis maka Bapas dapat melakukan kerjasama dengan instansi terkait sesuai dengan kebutuhan medis (dokter, psikiater dan psikolog). Untuk mewujudkan pelaksanaan bimbingan maka Pembimbing Kemasyarakatan dapat mengimplementasikan kerjasama tersebut terhadap Klien dengan berdampingan bersama dokter, psikiater / psikolog dalam melakukan Pembimbingan. ©) Waktu Bimbingan Untuk waktu bimbingan dalam pelaksanaan program disesuaikan dengan kebutuhan selama masa bimbingan awal berlangsung dihitung dari mulai bimbingan sampai dengan 1/3 masa bimbingan (1/3 dari lama bimbingan). ¢. Pengawasan dan Evaluasi Pengawasan Program Bimbingan 1) Setiap program bimbingan yang diberikan kepada klien harus dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program tersebut; 2) Pengawasan yang dimaksud pada point a) adalah apakah Klien melakukan kewajiban untuk mengikuti dan melaksanakan program bimbingan sesuai arahan dari Pembimbing Kemasyarakatan yang memberikan bimbingan secara benar dan tetap taat pada hukum atau perjanjian yang dibuat sebelum mendapatkan asimilasi atau integrasi sosial; 3) Pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan koordinasi dan ferifikasi program dengan peran partisipasi masyarakat dalam memberi dukungan dan cotrol tehadap program yang tclah disetujui dan diketahui oleh keluarga/masyarakat lingkungan Klien; 4) Waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pengawasan bimbingan adalah 3 (tiga) bulan sckali . 22 DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK ? . Evaluasi Bimbingan Evaluasi Pembimbing Kemasyarakatan melakukan penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil bimbingan serta pengawasan dan ditindaklanjuti dengan rencana bimbingan yang sudah ditetapkan, jika adanya suatu penilaian dimana adanya ketidak cocokan dalam penyusunan program bimbingan maka dalam pelaksanaan evaluasi Pembimbing Kemasyarakatan dapat memberikan rencana program baru scbelum (hap lanjutan dilaksanakan dengan mendapatkan persetujuan dari Klien yang disaksikan oleh penjamin atau lingkungan masyarakat. Dalam membuat perencanaan program baru Pembimbing Kemasyarakatan menyusun kembali program bimbingan disesuaikan dengan keadaan klien sesudah mendapatkan bimbingan awal : 1) Pembimbing Kemasyarakatan meninjau kembali program yang belum dilaksanakan dengan baik karena adanya ketidakcocokan perencanaan program bimbingan tersebut; 2) Pemt bimbingan pada tahap awal (sebagai bahan pembahasan di sidang TPP) bing Kemasyarakatan membuat laporan evaluasi perkembangan guna menyusun program bimbingan pada tahap lanjutan; 3) Pembimbing Kemasyarakatan mengajukan laporan evaluasi perkembangan bimbingan untuk mendapatkan persetujuan / disposisi dari Kasi/Kasubsi; 4) Pembimbing Kemasyarakatan mengajukan program lanjutan ke Sidang ‘TPP dengan melampirkan program perkembangan bimbingan tahap awal. ¢. Pelaporan perkembangan bimbingan,cvaluasi/monitoring Dalam pembuatan laporan perkembangan bimbingan lihat operational Prosedur bimbingan berikut blangko bimbingan sesuai tahapan pada Proses bimbingan klien. 2. Bimbingan Tahap Lanjut (1/4 - 3/4 masa bimbingan) a. Rencana Program 1) Litmas (data, informasi, hasil cvaluasi__pelaksanaan program pembimbingan dan penilaian). Pembimbing Kemasyarakatan mempelajari hasil evaluasi bimbingan yang telah dilaksanakan pada tahap awal kemudian dibahas dalam sidang TPP 23 DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK sebagai bahan rekomendasi untuk membahas program bimbingan lanjutan pada tahap berikutnya, Pembimbing Kemasyarakatan menyampaikan rencana program bimbingan tahap lanjutan hasil dari rekomendasi sidang TPP untuk diberikan program. 2) Klasifikasi tahap lanjutan berdasarkan hasil pelaksanaan_penilaian bimbingan tahap awal : a) Pembimbing Kemasyarakatan menetapkan Kembali klasifikasi bimbingan lanjutan klien sesuai dengan hasil penilaian reassesmen serta program yang akan dilaksanakan pada bimbingan lanjutan dan dituliskan pada hasil litmas bimbingan lanjutan untuk mengetahui apa Klien melakukan tindakan pidana lain/tindak pidana lagi (Pembimbing Kemasyarakatan harus mengetahui apa saja yang sudah dilakukan Klien); b) Pembimbing Kemasyarakatan menetapkan kembali klasifikasi penilaian resiko pengulangan tindak pidana dan Klasifikasi bentuk bimbingan bagi Klien. Pada penetapan Klasifikasi pada tahap lanjutan dilihat kembali (1) Rendah Dikatakan rendah dalam pengulangan tindak pidana schingga unsur gkatan resiko pengulangan tindak pidana yang meliputi: kebutuhannya dalam penyelenggaraan bimbingan_berdasarkan kebutuhan klien ditekankan kepada pemenuhan kemandirian. (2) Sedang Dikatakan sedang karena masih dikuatirkan dapat terjadi pengulangan tindak pidana sehingga kebutuhan yang harus dipenuhi dalam penyclenggaraan bimbingan klien diberikan kepada kebutuhan pribadi yang sifatnya pengawasan lebih intensif agar klin tidak harus mengulangi tindak pidana kembali, Peran keluarga, masyarakat dan Pembimbing Kemasyarakatan harus lebih sering berkoordinasi agar klien tidak mengulanginya. G) Tinggi Dikatakan tinggi karena klien tingkat resiko pengulangan tindak pidananya masih tinggi, schingga dalam memberikan bimbingan senantiasa diikuti dengan pengawasan lebih ketat. 24

You might also like