Professional Documents
Culture Documents
Nur Azizah - 201501197 - 6 - Suspensi
Nur Azizah - 201501197 - 6 - Suspensi
Review Article
FORMULATION AND BIO-AVAILABILITY PARAMETERS OF PHARMACEUTICAL SUSPENSION
(b) The suspension ensures faster dissolution needed for Classification of suspension on the basis of electro-kinetic
absorption compared to the tablets and capsules. nature of solid particles [4]
(c) The palatability and stability issues could be answered i) Flocculated suspension
satisfactorily for the water-insoluble drugs.
Flocculation is an architecture which results from the lowering of
(d) The bitter taste of the drug can be masked by incorporating a the electrical forces of repulsion between the dispersed particles of
suitable flavouring and sweetening agent in the formulation. suspension along with dominant attraction force. Under this
condition, the particles with reduced repulsive force approach each
ii) Injectable suspension [3] other resulting into a loosely aggregated structure popularly known
Injectable suspensions are heterogeneous systems consisting of the as floc. As the floc or floccule is composed of many individual
drug dispersed in a liquid medium. They are sterile, pyrogen free particles resulting in a large network of individual particles, the rate
and physically and chemically stabile over the intended shelf-life. of sedimentation is always rapid. The floccules have loose porous
They are administered through the subcutaneous and intramuscular structure and the dispersion medium can flow through them during
routes. They are not administered intravenously as it may lead to sedimentation. The floccules also entrap a large amount of the liquid
vaso-occlusion. They may usually contain a drug concentration in phase. Therefore, the volume of the final sediment will still be large
between 0.5-5.0% which passes easily through the hypodermic and facilitate re-dispersion with ease by moderate shaking. Though
needle. So, a particle size of less than 5μm facilitates syringe ability. the floccules settle rapidly than individual discrete particles,
The viscosity of the medium is also kept optimum to avoid any kind flocculated particles form a lattice type structure that resists
of interference with particles flow. Procaine benzyl penicillin, known complete settling and thus are less prone to compaction and cake
as Procaine penicillin G and Benzathine benzylpenicillin were also formation.
known as benzathine penicillin G are the examples of antibiotics ii) Deflocculated suspension
which are injected intramuscularly. A sterile suspension of insulin
modified by the addition of zinc chloride and protamine sulfate In a deflocculated suspension, the individual particles remain as
known as Protamine Zinc-Insulin suspension is another example of discrete separated units and settle slowly. The slow rate of settling
an antidiabetic agent used for the prolonged availability of the drug of particles prevents the individual particles of this suspension to
in the systemic circulation. Vaccines are immunising agents which entrap any liquid medium and becomes compacted leading to cake
are a dispersion of killed causative microorganism (e. g. Cholera formation. This cake may be very difficult to re-disperse by
vaccine) and toxoids, on the other hand, are chemically modified moderate agitation. This phenomenon of caking is a very serious
toxins from the pathogenic microorganism, which is no longer toxic physical stability issue encountered in suspension. Another
but possess the antigenic property to stimulate the anti-toxin characteristic feature of this suspension is that the supernatant
formation, for e. g. Diphtheria, Botulism and Tetanus toxoids. remains cloudy for sufficient time after shaking. This is primarily
Toxoids are adsorbed onto the substrate like aluminium hydroxide attributed to the very slow settling rate of the smallest particles of
or phosphate and made into a suspension type dosage form. the suspension.
Advantages
(a) Therapeutic use of drugs those are insoluble in conventional
solvents (i.e. water, water miscible and water immiscible).
(b) Increase chemical stability when compared to solution dosage
forms.
(c) Possible for depot formation.
(d) First-pass effect can be by-passed.
iii) Externally applied suspension
Externally applied suspensions are used topically and designed for
dermatological, cosmetic and protective purposes. Such kind of
suspension should spread easily and must not be too fluidic to run
off the skin surface. Calamine lotion is a classic example of such Fig. 1: Schematic representation of deflocculated and
suspension applied for protective rationale but it also possesses a flocculated suspension
cosmetic feel. Many lotions with a suspension structure are meant
for application on broken skin and must be free from
microorganisms. Suspensions as lotion architecture are easy to
apply and less messy compared to other semi-solid external
preparations. The application of suspension is not confined as a
lotion but extends as inhalations, ear drops and ophthalmic
products.
Advantages
(a) Suspensions of insoluble drugs may also be used externally, Fig. 2: Schematic representations of cake and flock formed in
often as protective agents. deflocculated and flocculated suspension respectively
9
MODUL
BAHANAJARCETAK
KEBI
DANAN
FARMESTI
KA
DASAR
>>GloriaMurtini
KEMENTERI
AN KESEHATAN REPUBLI
KINDONESI
A
PUSATPENDI
DIKANSUMBERDAYAMANUSI
AKESEHATAN
BADANPENGEMBANGANDANPEMBERDAYAANSUMBERDAYAMANUSI
AKESEHATAN
Hak Cipta dan Hak Penerbitan dilindungi Undang-undang
Topik 2
Suspensi, Emulsi
PENGERTIAN
Suspensi oral adalah sediaan cair rnengandung-partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan
oral. Beberapa suspensi-yang diberi etiket sebagai susu atau magma termasuk dalam
kategori ini. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan sedangkan yang lain berupa
117
Farmasetika Dasar
campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang
sesuai segera sebelum digunakan.
Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Beberapa suspensi
yang diberi etiket sebagai "lotio" termasuk dalam kategori ini.
Suspensi tetes telinga adalah sediaan : cair mengandung partikel-partikel halus yang
ditujukan untuk di teteskan telinga bagian luar.
Suspensi optalmik adalah sediaan cair steal yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat dalam suspensii
harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada
kornea. Suspensii obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi masses yang mengeras
atau penggumpalan.
Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang
sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan spinal.
Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan
pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan
untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk
penggunaan oral.
118
Farmasetika Dasar
b. Metode Presipitasi
Zat yang hendak didispersikan dilarutkan dulu dalam pelarut organik yang hendak
dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik larutan zat ini kemudian
di encerkan dengan latrutan pensuspensi dalam air sehingga akan terjadi endapan
halus tersuspensi dalam air seningga akan terjadi endapan halus tersuspensi
dengan bahan pensuspensi.
120
Farmasetika Dasar
caragen, yang banyak dipakai oleh industri makanan. Caragen merupakan derivat
dari saccharida, jadi mudah dirusak oleh bakteri, jadi perlu penambahan bahan
pengawet untuk suspensi tersebut.
3) Tragacanth
Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera. Tragacanth sangat kambat
mengalami hidrasi, untuk mempercepdt hidrasi biasanya dilakukan pemanasan,
Mucilago tragacanth Iebih kental dari mucilago dari gom arab. Mucilago tragacanth
balk sebagai stabilisator suspensi saja, tetapi bukan sebagai emulgator
4) Algin
Diperoleh dari beberapa species ganggang laut. Dalam perdagangan terdapat
dalam bentuk garamnya yakni Natrium Alginat. Algin merupakan senyawa organik
yang mudah mengalami fermentasi bakteri sehingga suspensi dengan algin
memerlukan bahan pengawet. Kadar yang dipakai sebagai suspending agent
umumnya 1- 2%.
121
Farmasetika Dasar
122
Proceeding of Sari Mulia University Pharmacy National Seminars
Formulasi Dan Evaluasi Suspensi Ubi Cilembu Dengan Menggunakan Perbandingan Suspending Agent Antara Na Cmc
Dan Xanthan Gum
Abstrak
Ubi cilembu merupakan kultivar ubi jalar merupakan ras local dan banyak dikonsumsi oleh
masyarakat. Ubi cilembu memiliki kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan. Sifat ubi cilembu
yang tidak larut dalam air dapat diformulasikan dalam bentuk suspensi. Agar mendapatkan suspensi
yang baik diperlukan uji stabilitas fisik dengan menggunakan perbandingan suspensing agent yaitu
Na. CMC dan Xanthan gum. Percobaan ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan suspensi ubi
cilembu dengan menggunakan perbandingan suspending agent Na. CMC dan Xanthan gum dan
melakukan evaluasi sediaan. Pembuatan suspensi dengan metode dispersi. Evaluasi yang dilakukan
diantaranya uji organoleptis, volume sedimentasi, viskositas, pH, massa jenis, dan bentuk kristal.
Pada percobaan didapatkan hasil formula 1 (Na. CMC 1%) dan formula 2 (Xantan gum 1%) yaitu
suspensi berwarna merah muda, rasa manis, dan bau mint. Bentuk kristal pada formula 1 dan formula
2 adalah bulat dan besar. Hasil pengukuran tinggi endapan pada formula 1 adalah 1,5 cm dan pada
formula 2 adalah 0 cm. Ph yang didapat pada formula 1 dan formula 2 adalah 6,52 dan 6,82. Massa
jenis formula 1 dan formula 2 adalah 0,4488 g/ml dan 1,086 g/ml. Pengukuran viskositas kedua
formula didapatkasn hasil yang berbeda, yaiu suspensi formula 2 lebih kental dibandingkan dengan
formula 1. Terdapat perbedaan antara formula 1 dan formula 2 yaitu pada hasil evaluasi pengukuran
tinggi endapan, viskositas, dan bobot jenis. Pada formula 2 didapatkan suspensi yang lebih kental
dibandingkan dengan formula 1.
57
Proceeding of Sari Mulia University Pharmacy National Seminars
Formulasi Dan Evaluasi Suspensi Ubi Cilembu Dengan Menggunakan Perbandingan Suspending Agent Antara Na Cmc
Dan Xanthan Gum
xantan gum. Tempatkan suspensi dalam dan direndam pada air es dengan suhu
tabung reaksi yang telah diberi skala untuk 2oC selama 15 menit. Kemudian
Formulasi Dan Evaluasi Suspensi Ubi Cilembu Dengan Menggunakan Perbandingan Suspending Agent Antara Na Cmc
Dan Xanthan Gum
manis karena adanya penambahan sirup kesesuaian dengan teori. Hasil ini sejalan
Evaluasi selanjutnya adalah bentuk kristal. Fitriani, dkk (2015)., hasil pH suspensi ubi
untuk melihat bentuk kristal pada suspensi ubi Selanjutnya evaluasi pengukuran tinggi
cilembu yaitu pada formula 1 dan 2 terlihat endapan (volume sedimentasi). Pada formula 1
bentuk kristal yang bulat dan besar. didapatkan hasil tinggi endapan 1,5 cm dan
Pengamatan menggunkan mikroskop pada pada formula 2 didapatkan hasil 0 cm. Hasil
beberapa literatur tidak hanya melihat bentuk yang didapatkan sejalan dengan penelitian
partikelnya, tetapi juga melihat distribusi yang dilakukan oleh Wiraandini, dkk (2019)
ukuran partikel suspensi yang dibuat. Tetapi yang menyatakan bahwa suspensi yang dibuat
pada percobaan ini tidak dilakukan menggunakan suspending agent xanthan gum
keterbatasan alat yang ada. Suspensi yang baik penyimpanan, hal ini terjadi karena xanthan
mempunyai ukuran partikel berkisar antara 1 – gum termasuk golongan polimer hidrofilik
50 mikron (Anief, 1994). Berdasarkan hasil yang mampu menurunkan laju volume
penelitian sebelumnya yaitu distribusi ukuran Pada formula 1 suspensi ubi cilembu tidak
partikel pada ke-2 formulasi adalah sama. terlalu kental dan ukuran partikel yang besar
formula 1 didapatkan pH yaitu 6,52 dan partikel tidak dapat mengendap karena
formula 2 yaitu 6,82. pH standar untuk suspensi ubi cilembu yang teralalu kental.
suspensi antara 5-7 (Kulshreshta, Onkar, dan Formula yang lebih baik adalah formula 1,
Wall, 2010). Hasil percobaan menunjukkan karena suspensi ubi cilembu dengan Na. CMC
63
FORMULASI DAN EVALUASI STABILITAS FISIK SUSPENSI IBUPROFEN
MENGGUNAKAN KOMBINASI POLIMER SERBUK GOM ARAB DAN NATRIUM
KARBOKSIMETILSELULOSA
Rina Wahyuni 2) , Syofyan 1), Septa Yunalti 2)
1)
Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang
2)
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang
ABSTRACT
The research about formulation and evaluation of physical stability of ibuprofen suspension using arabic gom
and natrium carboxymethylcelulose as suspending agent had been done. Concentration of arabic gom and
natrium carboxymethylcelulose were 2.5 : 0.25, 5 : 0.5, 2.5 : 0.75 and 5 : 1 % for F1, F2, F3 and F4
respectinely. Evaluation of physical stability had been done for 8 weeks, ie organoleptic, density, viscosity,
volume of sedimentation, redispresion, pH, freeze thaw cycling, crystal growth and particle size distribution.
Concentration of arabic gom and natrium carboxymethylcelulose had been influenced the physical stability of
suspension.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi dan evaluasi stabilitas fisik suspensi ibuprofen menggunakan
gom arab dan natrium karboksimetilselulosa sebagai zat pensuspensi. konsentrasi gom arab dan natrium
karboksimetilselulosa adalah 2,5 : 0,25 5 : 0,5 2,5 : 0,75 dan 5 : 1% untuk F1, F2, F3 dan F4 berturut-turut.
Evaluasi stabilitas fisik dilakukan selama 8 minggu yang meliputi organoleptis, bobot jenis, viskositas, volume
sedimentasi, redispersi, pH, freeze thaw cycling, pertumbuhan kristal dan distribusi ukuran partikel. Dari hasil
penelitian diketahui konsentrasi gom arab dan natrium karboksimetilselulosa mempengaruhi stabilitas fisik
suspensi ibuprofen.
56
minggu. Volume tersebut merupakan dari masing-masing formula dan dilakukan
volume akhir (Vu). pengelompokan ukuran partikel.
Parameter pengendapan dari suatu
suspensi dapat ditentukan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
mengukur volume sedimentasi (F) yaitu
perbandingan volume akhir endapan (Vu) Pada penelitian ini diformulasikan
dengan volume awal sebelum terjadi ibuprofen dalam bentuk sediaan suspensi.
pengendapan (Vo) yaitu (Anief, 1994): Kemajuan ilmu teknologi dalam bidang
farmasi sangat berpengaruh dalam
Vu meningkatkan mutu sediaan obat. Bahan-
F=
Vo bahan yang akan digunakan harus
tercampurkan satu dengan yang lainnya
6. Redispersi (Gebresamuel & Gebre untuk menghasilkan suatu produk obat
Mariam, 2013) yang stabil. Obat-obatan yang
kelarutannya kecil dalam air merupakan
Evaluasi suspensi ibuprofen ini suatu permasalahan besar dalam industri
dilakukan setelah pengukuran volume farmasi. Salah satu obat yang yang praktis
sedimentasi konstan. Dilakukan secara tidak larut dalam air adalah ibuprofen.
manual dan hati-hati, tabung reaksi diputar
Oleh karena ibuprofen praktis tidak larut
180° dan dibalikkan ke posisi semula. dalam air, maka dapat dibuat dalam bentuk
Formulasi yang dievaluasi ditentukan suspensi jika diinginkan dalam sediaan
berdasarkan jumlah putaran yang bentuk cair (Ansel, 2008).
diperlukan untuk mendispersikan kembali
Untuk memformulasi suatu sediaan
endapan partikel ibuprofen agar kembali
obat terlebih dahulu dilakukan
tersuspensi. Kemampuan redispersi baik
pemeriksaan zat aktif dan zat tambahan
bila suspensi telah terdispersi sempurna
yang akan dipakai untuk memformulasi
dan diberi nilai 100%. Setiap pengulangan
sediaan tersebut.
uji redispersi pada sampel yang sama,
Pada penelitian ini pembuatan
maka akan menurunkan nilai redispersi
suspensi dibuat dengan metode presipitasi
sebesar 5%.
karena zat aktif yaitu ibuprofen merupakan
7. Freeze-thawcycling (Madjid, et al.,
obat yang praktis tidak larut dalam air.
2003) Dengan pelarut organik dilakukan dengan
zat yang tak larut dalam air dilarutkan dulu
Sebanyak 50 mL dari masing-masing
formula dibekukan pada suhu 4° C dan dalam pelarut organik yang dapat
dicairkan pada suhu 40° C secara bercampur dengan air, dalam penelitian ini
bergantian selama 24 jam sebanyak enam digunakan pelarut organik propilenglikol
siklus lalu dilanjtukan dengan evaluasi (Anief, 1994).
pertumbuhan kristal dengan pengamatan Hambatan utama dalam
mikroskopis langsung menggunakan memformulasikan suspensi adalah
mikroskop cahaya yang dilengkapi dengan kestabilan fisiknya. Obat yang tidak larut
dapat memisah dari fase pembawa dan
kamera.
mengendap didasar wadah. Sangat
8. Distribusi ukuran partikel (Panda, et diharapkan bahwa sediaan mudah
al., 2011). tersuspensi dengan pengocokan ringan.
Masing-masing formula dievaluasi Pengendapan dan agregasi dapat
distribusi ukuran partikel yang dilakukan menyebabkan pembentukan caking yang
secara mikroskopis cahaya menggunakan sulit untuk terdispersi kembali, ini adalah
lensa okuler pada 100x (10x10) yang ciri dari sistem deflokulasi, dimana
dilengkapi kamera. Ukuran partikel partikel tidak mudah mengendap tetapi
dilakukan dengan mengukur 1000 partikel sulit terdispersi kembali. Oleh karena itu,
59
redispersi pada formulasi zat tidak larut fisik dari suatu sediaan suspensi dalam
dalam pembawa adalah persyaratan jangka waktu penyimpanan 8 minggu.
penting dalam evaluasi suspensi, juga Pada evaluasi organoleptis dilakukan
merupakan persyaratan penting bahwa pengamatan berupa warna, bau, dan rasa
obat tetap homogen dan stabil secara fisik selama 8 minggu. Pengamatan warna, bau
selama penyimpanan (Nep & Conway, dan rasa tidak mengalami perubahan
2011). Oleh karena itu diperlukan selama 8 minggu penyimpanan seperti
penggunaan suspending agent untuk yang dapat dilihat pada Tabel II.
meningkatkan kestabilan fisik suspensi
Suspensi yang telah dibuat kemudian
dievaluasi untuk mengetahui kestabilan
No Formul Minggu ke
Parameter
a 1 2 3 4 5 6 7 8
Warna K K K K K K K K
1 F1 Bau J J J J J J J J
Rasa M M M M M M M M
Warna K K K K K K K K
2 F2 Bau J J J J J J J J
Rasa M M M M M M M M
Warna K K K K K K K K
3 F3 Bau J J J J J J J J
Rasa M M M M M M M M
Warna K K K K K K K K
4 F4 Bau J J J J J J J J
Rasa M M M M M M M M
Keterangan :
60