You are on page 1of 35
EVIDENCE ZONA INTEGRITAS (Z1) POKJA V, PENGUATAN PENGAWASAN 4, Whistle Blowing Syistem 4.a, Apakah WBS sudah diinternalisasikan? KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2020 V. PENGUATAN PENGAWASAN NO PENILAIAN DOKUMEN EVIDENCE | KETERANGAN 4 |Whistle-Blowing Syitem -Dokumen peraturan tentang v Wes - SK Pembentukan TIM WBS v Kemenag Purbalingga Apakah WBS sudah di 2 | aarnalisastican 2 -Dokumen kegiatan terkait WBS pada Kemenag v Purbalingga - Bukti survey Kepuasan Pelayanan di Kemeang v Purbalingga BERAN/ ia KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 ‘TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA WHISTLEBLOWING SISTEM (WBS) PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN AGAMA. Menimbang Mengingat ‘TAHUN.ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, :@.bahwa dalam rangka penyelenggaraan Whistleblowing System Pengadaan Barang/Jasa Kementerian Agama, perlu membentuk Tim Pengelola; b, bahwa mereka yang namanya tercantum dalam lampiran Keputusan ini dianggap mampu melaksanakan tugas Tim Pengelola dimaksud; c.bahwa _berdasarkan _pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Agama tentang Pembentukan Tim Pengelola Whistleblowing Sistem (WBS) Pengadaan Berang/Jasa Kementerian Agama Tahun Anggaran 2014; :1.Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintah yang Bersih dan Bebas dari Kerupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2.Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tincak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tincak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3.Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635); 4.Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); Menetapkan KESATU KEDUA 5.Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 399: 6.Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 592) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 80 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1202); 8. Peraturan Menteri Agama Nomor 75 Tahun 2013 tentang Unit Layenan Pengacaan Barang/Jasa; MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA TENTANG PEMBENTUKAN TIM_PENGELOLA WHISTLEBLOWING SISTEM (WBS) PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN AGAMA TAKUN ANGGARAN 2014. Merabentuk Tim Pengelola_ Whistleblowing Sistem Pengadaan Barang/Jasa Kementerian Agama yang selanjutnya disebut Tim Whistleblowing Sistem (WBS) dengan susunan personalia sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini ‘Tugas Tim WBS sebagai berikut: 1. meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan kasus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam pengadaan barang/jasa; 2.mendorong —pengungkapan penyimpangan —_atau penyalahgunaan kewenangan dalam _pengadaan. barang/jasa; 3.melaporkan penyimpangan atau _penyalahgunaan Kewenangan pengadaan barang/jasa dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa; : 4, melaporkan ... KETIGA KEEMPAT KELIMA KEENAM 4.melaporkan penyimpangan atau _penyalahgunaan kewenangan dalam pelaksanaan kontrak yang tidak/belum terdapat indikasi tindakan pidana; dan 5. melaporkan hasil kerjanya kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Agama. :Tim WBS dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Sekretariat Jenderal Kementerian Agama. :Kepada Tim WBS diberikan honorarium selama 12 (dua belas) bulan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pengarah Rp. 1.500.000,-/bulan b. Penanggung Jawab Rp. 1.250.000,-/bulan c. Ketua Rp. 1.000.000,-/bulan d, Sekretaris Rp. 750.000,-/bulan e. Anggota @Rp. 750.000,-/bulan :Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Sekretariat Jenderal Kementerian Agama. : Keputusan ini berlaku pada Tahun Anggaran 2014. Ditetapxan di Jakarta pada tanggal 18 Meret 2014 “'an, MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA rs SEKRETARIS JENDERAL, ee tee Z.BAHRUL HAYAT, Ph.D. KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT DAN WHISTLEBLOWING DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA. Menimbang : Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, bahwa dalam rangka pengelolaan pengaduan masyarakat secara efektif, efisien, dan transparan untuk terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih, perlu menetapkan Keputusan Menteri Agama tentang Pedoman Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan Whistleblowing di Lingkungan Kementerian Agama; : 1, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 4. Undang-Undang Nomor 13 ‘Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635); 5. Undang-Undang ... 10. i. 12. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); . Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); . Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon 1 Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/0S/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Pengaduan Masyarakat bagi _Instansi Pemerintah; Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 592) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 80 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1202); 13, Peraturan ... Menetapkan : KESATU KEDUA KETIGA KEEMPAT 13. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 851); 14, Peraturan Menteri Agama Nomor 65 Tahun 2013 tentang Pelayanan Publik di Kementerian Agama; 15. Keputusan Menteri Agama Nomor 421 Tahun 2001 tentang Kode Etik Pegawai Departemen Agama; MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN MENTERI AGAMA TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT = DAN WHISTLEBLOWING DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA. Menetapkan Pedoman Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan Whistleblowing di Lingkungan Kementerian Agama sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Pedoman Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan Whistleblowing di Lingkungan Kementerian Agama sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan acuan bagi kepala satuan organisasi/satuan kerja di lingkungan Kementerian Agama dalam Pengelolaan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Agama. Dengan berlakunya Keputusan Menteri Agama ini, Keputusan Menteri Agama Nomor 256 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Departemen Agama dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Juni 2014 MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, ttd. LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 ‘TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT DAN WHISTLEBLOWING DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya, tugas utama pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selain didasarkan pada prinsip-prinsip seperti efisien, efektif, dan transparan, pelayanan kepada masyarakat yang diberikan oleh pemerintah juga harus profesional dan responsif. Profesional mengacu pada kompetensi pemberi layanan, sedangkan responsif mengacu pada sikap tanggap terhadap masukan, tuntutan, maupun keluhan yang muncul dari masyarakat sebagai pihak penerima layanan. Dalam pengertian demikian maka upaya perbaikan pelayan kepada masyarakat sebagai pembeli jasa, adalah sebuah proses, bukan tujuan. Sebagai sebuah proses, maka perbaikan merupakan proses yang berkelanjutan dan dilakukan secara terus menerus. Salah satu upaya untuk dapat memberikan pelayanan yang responsif dilakukan dengan menyediakan akses yang mudah untuk menerima keluhan atau pengaduan. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan pedoman tentang Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan Whistleblowing di lingkungan Kementerian Agama yang dapat dijadikan rujukan oleh aparat Kementerian Agama dalam mengelola pengaduan masyarakat. Pedoman tersebut juga bermanfaat bagi penerima layanan untuk, memahami mekanisme penyampaian pengaduan masyarakat dan Whistleblowing. B, Tujuan ‘Tujuan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan Whistleblowing adalah: a. terwujudnya pengelolaan pengaduan masyarakat dan Whistleblowing secara bail dan benar, efektif, efisien, tepat sasaran dan transparan; b.terwujudnya sistem pengelolaan pengaduan masyarakat dan Whistleblowing yang baku, terintegrasi, dan komprehensif antar satuan kerja; dan c. terwujudnya pengaduan masyarakat dan Whistleblowing yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan terhadap penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di lingkungan Kementerian Agama. C. Ruang ... C. Ruang Lingkup Ruang Lingkup Pedoman Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan Whistleblowing meliputi: 1. Pengelolaan pengaduan masyarakat; 2. Pengelolaan Whistleblowing; dan 3. Alur pengelolaan, pelaporan, dan dokumentasi. D. Pengertian Dalam Keputusan Menteri Agama ini, yang dimaksud dengan: 1. Pengaduan masyarakat yang selanjutnya disebut Dumas adalah sumbangan pikiran, saran, gagasan, dan keluhan yang disampaikan oleh masyarakat kepada Kementerian Agama sebagai bentuk penerapan dari pengawasan masyarakat terhadap penyelenggaraan tata kelola pemerintahan di lingkungan Kementerian Agama. 2. Whistleblowing adalah pengungkapan tindakan pelanggaran atau pengungkapan perbuatan yang melawan hukum/tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapat merugikan organisasi maupun pemangku kepentingan yang dilakukan oleh pejabat/pegawai kepada pimpinan atau lembaga lain. 3. Whistleblower adalah pejabat/pegawai Kementerian Agama yang melaporkan perbuatan yang melawan hukum/tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapat merugikan organisasi maupun pemangku kepentingan yang terjadi di dalam organisasi tempat dia bekerja dan bukan merupakan bagian dari pelaku perbuatan yang melawan hukum yang dilaporkannya. 4. Pelapor adalah individu atau kelompok masyarakat yang menyampaikan pengaduan kepada Kementerian Agama. 5. Terlapor adalah aparatur Kementerian Agama yang diduga melakukan penyimpangan atau pelanggaran baik terkait penyelenggaraan tugas maupun terkait sebagai aparatur sipil negara. 6. Etika adalah norma yang harus dipedomani oleh aparatur Kementerian Agama yang menjalankan tugas pengelolaan Dumas yang meliputi sikap, ucapan, tindakan, dan perilaku. 7. Konfirmasi adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi dalam rangka penegasan tentang kebenaran substansi pengaduan masyarakat. 8. Klarifikasi adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi dalam rangka menjernihkan substansi pengaduan masyarakat. 9. Tindak lanjut adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka penyelesaian pengaduan yang meliputi proses klarifikasi, konfirmasi, pemeriksaan, dan rekomendasi serta pelaksanaannya. 10. Pemeriksaan ... 10. Pemeriksaan adalah proses mendapatkan informasi dalam rangka mengidentifikasi dan menganalisis masalah, serta menilai bukti tentang substansi pengaduan masyarakat. E. Prinsip Pengelolaan Dumas dan Whistleblowing dilakukan dengan menjunjung tinggi prinsip: 1. Legalitas, yaitu melakukan pengelolaan Dumas dan Whistleblowing dengan merujuk pada peraturan perundang-undangan; 2. Transparansi, yaitu melakukan pengelolaan Dumas dan Whistleblowing secara terbuka dan memberi kesempatan kepada masyarakat dalam melaksanakan hak-haknya untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif terhadap Pengelolaan Dumas dan Whistleblowing berdasarkan mekanisme dan prosedur yang ditetapkan; 3.Koordinasi, yaitu melakukan pengelolaan Dumas dan Whistleblowing dengan melakukan kerja sama yang baik antar pejabat dan instansi terkait; 4. Efektivitas, yaitu melakukan pengelolaan Dumas dan Whistleblowing secara tepat sasaran, akurat, dan valid; 5. Efisiensi, yaitu melakukan pengelolaan Dumas dan Whistleblowing secara hemat tenaga, waktu, sarana, dan biaya; 6. Akuntabilitas, yaitu melakukan pengelolaan Dumas dan Whistleblowing yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat baik proses maupun tindak lanjutnya; 7. Objektivitas, yaitu melakukan pengelolaan Dumas dan Whistleblowing berdasarkan data dan bukti yang sebenarnya tanpa dipengaruhi prasangka, interpretasi, kepentingan pribadi, golongan ataupun kepentingan pihak tertentu; 8. Adil, yaitu melakukan pengelolaan Dumas dan Whistleblowing tanpa membeda-bedakan dan tanpa diskriminasi perlakuan terhadap pelapor dan terlapor; 9.Rahasia, yaitu melakukan pengelolaan Dumas dan Whistleblowing dengan melindungi dan menjaga kerahasiaan pelapor dan terlapor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 10. Profesionalitas, yaitu pengelolaan Dumas dan Whistleblowing dilakukan oleh aparatur Kementerian Agama yang memiliki kompetensi, komitmen, dan integritas; dan 11. Independen, yaitu melakukan pengelolaan Dumas dan Whistleblowing yang terbebas dari intervensi pihak manapun atau siapapun; 12. Praduga tak bersalah, yaitu melakukan proses klarifikasi, konfirmasi, dan pemeriksaan terhadap terlapor dengan menganggapnya tidak bersalah sebelum terbitnya keputusan tentang penjatuhan sanksi hukuman disiplin oleh pejabat yang berwenang. BAB IL... BABII PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT . Media Pengaduan Dumas dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis baik melalui surat, media elektronik, dan media cetak. Dumas yang disampaikan secara lisan, dituangkan dalam berita acara pengaduan. Media elektronik yang dapat digunakan untuk akses menyampaikan Dumas adalah www.kemenag.go.id dan wwuw.itjen.kemenag.go.id serta website yang dikembangkan dan dikelola oleh satuan kerja di lingkungan Kementerian Agama. . Kriteria 1, Dumas meliputi pengaduan terhadap kelemahan sistem tata kelola pelayanan publik dan/atau indikasi terjadinya _pelanggaran, penyimpangan, penyelewengan, penyalahgunaan wewenang atau kesalahan yang dilakukan oleh aparatur_ pada _—satuan organisasi/satuan kerja di lingkungan Kementerian Agama. 2.Dumas yang dapat ditindaklanjuti harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. mencantumkan nama dan alamat pelapor dan identitas terlapor dengan jelas; dan b. memberikan data dan bukti yang diduga mendukung kebenaran Dumas. . Pengelola 1. Pengelolaan Dumas di tingkat Kementerian dilakukan oleh: a. Inspektorat Jenderal; dan b. Sekretariat Jenderal. 2. Pengelolaan Dumas di tingkat satuan kerja dilakukan oleh bagian atau subbagian yang menangani urusan di bidang organisasi, tata laksana, dan kepegawaian. . Penerimaan, Setiap Dumas diterima oleh pengelola Dumas pada Kementerian Agama Pusat dan masing-masing satuan kerja. Dumas tersebut diteruskan oleh pengelola Dumas kepada yang berwenang untuk melakukan pengelolaan Dumas yang meliputi pencatatan materi, pemilahan materi, telaahan dan verifikasi, analisis dan laporan, rekomendasi tindak lanjut, dan pemantauan penyelesaian tindak lanjut sesuai dengan kedudukan, tugas, fungsi, dan kewenangannya berdasarkan ketentuan _peraturan perundang-undangan. E. Pencatatan ... BAB II PENGELOLAAN WHISTLEBLOWING . Media Pengaduan Media yang digunakan untuk menyampaikan pengaduan terkait Whistleblowing adalah penyampaian lisan, tulisan, dan/atau aplikasi website. . Pengelola Pengelola Whistleblowing adalah: 1, Inspektorat Jenderal; dan 2. Sekretariat Jenderal. . Penerimaan Setiap pengaduan diterima oleh masing-masing pengelola Whistleblowing. . Pencatatan Materi Pencatatan Materi pengaduan dilakukan dengan menggunakan aplikasi komputer sesuai dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pengelola Whistleblowing. Pencatatan materi pengaduan yang dapat ditindaklanjuti paling sedikit memuat: 1. Substansi pengaduan; 2. Pihak yang terlibat; 3. Waktu dan tempat kejadian; dan 4. Kronologis kejadian. Apabila materi pengaduan tidak memenuhi ketentuan di atas, maka tidak dapat di proses lebih lanjut. Pengaduan harus dilengkapi dengan dokumen atau bukti pendukung lainnya. . Pemilahan Materi Whistleblowing yang telah dicatat, dilakukan pemilahan berdasarkan: Penyalahgunaan wewenang; Korupsi/pungli; Gratifikasi; Kepegawaian; Barang Milik Negara; dan Conflict of interest/benturan kepentingan. NS BO F, Telaahan ... F. Telaahan dan Verifikasi Penelaahan dan verifikasi materi pengaduan meliputi kegiatan sebagai berikut: 1, merumuskan inti masalah; 2. menghubungkan materi pengaduan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. meneliti dokumen dan/atau informasi yang sudah pernah ada sebelumnya dalam kaitannya dengan materi pengaduan yang baru diterima; dan 4. melakukan klarifikasi, konfirmasi atau pemeriksaan pengaduan dengan tujuan tertentu untuk membuktikan kebenaran materi pengaduan. Analisis dan Laporan Pengelola Whistleblowing melakukan analisis terhadap hasil telaahan dan verifikasi materi pengaduan. Apabila hasil analisis terbukti kebenaran materi pengaduan, kepala satuan organisasi/satuan kerja merekomendasikan untuk melakukan tindak lanjut. Apabila hasil analisis menunjukan tidak terbukti kebenaran materi pengaduan, maka pengaduan dianggap selesai. Hasil analisis dilaporkan kepada kepala satuan organisasi/satuan kerja. . Rekomendasi Tindak Lanjut Kepala satuan organisasi/satuan kerja wajib menindaklanjuti hasil analisis dan laporan pengaduan. Tindak lanjut dapat berupa: 1. pemberian sanksi/hukuman disiplin berdasarkan _Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil; 2, penyetoran ke kas Negara apabila terdapat unsur Kerugian Negara; . pengembalian uang kepada pihak-pihak yang dirugikan; 4. penyerahan kepada penegak hukum apabila unsur yang diadukan bersifat pidana/perdata; dan 5. pengembalian nama baik terlapor kepada atasan langsung, apabila ternyata pengaduan tersebut terbukti tidak benar. Batas waktu penyelesaian tindak lanjut Whistleblowing paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkannya hasil analisis dan laporan. » I. Pemantauan ... L Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Inspektorat Jenderal melakukan pemantauan penyelesaian tindak lanjut Whistleblowing melalui pemantauan langsung, pemutakhiran data, rapat koordinasi, serta komunikasi elektronik dan nonelektronik. BABIV... BAB IV ALUR PENGELOLAAN, PELAPORAN, DAN DOKUMENTASI A. Alur Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan Whistleblowing Pengaduan Masyarakat 1. Penerimaan melalui. Media Pengaduan lisan, tertulis, surat, media elektronik 2. Pencatatan Materi: substansi pengaduan; pihak yang terlibat; Waktu dan tempat kejadian; dan Kronologis kejadian. Pemilahan Mater 3. Pemilahan materi: Penyalahgunaan wewenang; Pelayanan masyarakat; Korupsi/pungli; _Kepegawaian /ketenagakerjaan; Barang Milik Negara; Hukum/ peradilan dan Hak Asasi Manusia; Tatalaksana/ regulasi; danUmum. 4. Telaah dan Verifikasi Dibentikan merumuskan inti masalah; pabila materi menghubungkan materi Dumas ee dengan peraturan yang relevan; ieee ea meneliti dokumen —‘dan/atau informasi yang sudah pernah ada sebelumnya dalam —kaitannya dengan materi Dumas yang baru diterima; dan _—melakukan Klarifikasi, konfirmasi_ atau pemeriksaan Dumas dengan oO tujuan tertentu untuk membuktikan kebenaran materi Dumas. Dihentikan 5. Analisis dan Laporan Analisis dan. la Terbukti Kebenarannya dan tidak becire terbukti terbukti kebenarannya ebenaranaya Rekomendasi Tindake lanjutdilalukan 60 hart sejak surat klarifkasi diterima 6. Rekomendasi Tindak Lanjut Pimpinan satuan organisasi/satuan kerja wajib menindaklanjuti hasil analisis dan laporan Dumas. Pemantauan 7. Pemantauan Hasil penyelesaian Penyelesaian Tindak tindak lanjut Lanjut Sistem ... Sistem Informasi Pengelolaan Whistleblowing 1 Penerimaan melalui_—_aplikasi website Pencatatan Materi: substansi pengaduan; pihak yang terlibat; Waktu dan tempat kejadian; dan Kronologis kejadian. Pemilahan materi: Penyalahgunaan wewenang; Korupsi/pungli; Gratifikasi; Kepegawaian/ —_ketenagakerjaan Barang Milik Negara; dan Conflict of interest/benturan kepentingan. Telaah dan Verifikasi merumuskan inti masalah; menghubungkan materi pengaduan dengan ketentuan peraturan —perundang-undangan; meneliti dokumen dan/atau informasi yang sudah pernah ada sebelumnya dalam —_kaitannya dengan materi pengaduan yang baru diterima; dan melakukan Klarifikasi, konfirmasi atau pemeriksaan pengaduan dengan tujuan tertentu untuk membuktikan kebenaran materi pengaduan. Analisis dan Laporan Terbukti Kebenarannya dan tidak terbukti kebenarannya Rekomendasi Tindak Lanjut Pimpinan satuan organisasi/satuan kerja wajib menindaklanjuti hasil analisis dan laporan Dumas. Pemantauan Hasil penyelesaian tindak lanjut Pengaduan melalui ‘website = Telaah a a apabila mater dlumas dak verifikasi feb Aebenarannys Dibentikan pabia tidak Cerbukt ‘ebenarannya Rekomendasi Tindak Janu dilaleakan 30 hari soja ditetapkannya analiss dan laporan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut B. Pelaporan ... B. Pelaporan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Dan Whistleblowing Pelaporan hasil Pengelolaan Dumas dan Whistleblowing pada masing- masing kasus disampaikan kepada kepala satuan organisasi/satuan kerja terlapor dan selanjutnya kepala satuan organisasi/satuan kerja terlapor melaporkan kepada Inspektur Jenderal dengan tembusan pelapor. Setiap satuan organisasi/satuan kerja wajib menyampaikan laporan perkembangan Pengelolaan Dumas secara berkala setiap 6 (enam) bulan kepada Inspektur Jenderal dengan tembusan sebagai berikut: 1. Kepala satuan organisasi eselon I kepada Menteri Agama; 2. Rektor UIN/IAIN dan Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam; 3. Rektor IHDN dan Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu; 4.Ketua Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri dan Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen; 5. Ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha; 6. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Agama; 7.Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi; 8.Kepala Balai Penelitian Agama dan Kepala Balai Diklat Keagamaan melaporkan kepada Kepala Badan Litbang dan Diklat; dan 9. Madrasah Ibtidaiyah Negeri, Madrasah Tsanawiyah Negeri, Madrasah Aliyah Negeri/Madrasah Aliyah Kejuruan Negeri, dan Kantor Urusan Agama Kecamatan kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Inspektorat Jenderal melaporkan Pengelolaan Dumas dan Whistleblowing kepada Menteri Agama dengan tembusan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. C. Pengelolaan Dokumentasi Dumas dan Whistleblowing Dumas dan Whistleblowing yang masuk baik melalui online, elektronik atau tertulis diberi nomor agenda surat masuk, dicatat dengan pemberian kode Dumas dan dilakukan pengarsipan elektronik (scaning). Hardcopy dan hasil disposisi dari kepala satuan organisasi/satuan kerja diserahkan ke unit pengelola Dumas dan Whistleblowing. Analisis, telaah, surat Klarifikasi, dan jawaban surat Tindak Lanjut klarifikasi dari unit terlapor, dihimpun menjadi satu kesatuan dokumentasi baik secara hardcopy atau elektronik. Pendokumentasian dan pengarsipan dilakukan secara khusus dalam folder Dumas tersendiri dengan membuat rincinan per provinsi, per tahun, dan per satuan kerja. Dokumentasi ... Dokumentasi Dumas dan Whistleblowing yang sudah ditatausahakan oleh pengelola Dumas dan Whistleblowing selanjutnya dilakukan penyimpanan dan pengarsipan dengan baik, tertib, dan rapi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan Rekonsiliasi penanganan Dumas dan Whistleblowing antara Subbag yang bertugas menerima surat dan unit pengelola Dumas dan Whistleblowing dilaksanakan per triwulan, dengan materi rekonsiliasi meliputi surat masuk, telaah, analisis, surat klarifikasi, tindak lanjut, dan rekapitulasi kebenaran Dumas. BABV... BABV PENUTUP Pelaksanaan pedoman pengelolaan Dumas dan Whistleblowing membutuhkan komitmen dari semua satuan organisasi/ satuan kerja. Selain itu, pengelolaan pengaduan masyarakat dan Whistleblowing harus dijadikan instrumen untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik di lingkungan Kementerian Agama. Dengan adanya pedoman pengelolaan Dumas dan Whistleblowing diharapkan agar pengaduan masyarakat semakin berkurang dari waktu ke waktu dan diharapkan para pejabat yang bertugas menangani pengaduan masyarakat dan Whistleblowing di masing-masing satuan organisasi/satuan kerja dapat meningkatkan intensitas dan kualitas Pengelolaan pelayanan pengaduan masyarakat dan Whistleblowing. MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, ttd. LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN Pe Ota CN ERA JADWAL PENCANANGAN PEMINAGUNAN ZONA INTEGRITAS DAN PENANDATANGANAN PAKTA INTEGRITAS. KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2018 No. Hari/Tanggal/Jam [_Jumlah Peseta 1 |Seiasa, 13 November 2018 |Jam 08.00 ~ 10.00 WIB. |. Pegawai Kemenag seatap . KUA Karangreja . KUA Karangjambu KUA Kee. Bobotsari KUA Kee. Karanganyar >. KUA Kee. Kertanegara . KUA Kee. Karangmoncol | KUA Kee, Karangmoncol I 1. KUA Kee, Rembang 10. KUA Kee. Kejobong, 11. KUA Kee, Pengadegan 12. KUA Kee. Kaligondang 13. KUA Kee. Bukateja 114. KUA Kec. Kemangkon 15. KUA Kec, Purbalingga 16. KUA Kee, Kalimanah 117. KUA Kee. Padamara 18. KUA Kee. Kutasari 19. KUA Kee. Bojongsari 120. KUA Kee. Mrebet 1 21. KUA Kee. Mrebet I |22. Guru RA/BA, MI Kecamatan Padamara dan Pengawas 23. Guru RABA, MI Kec. Kutasari dan Pengawas 124. Guru RA/BA, MI Kee. Kalimanah dan pengawas 25. Guru PAK Kristen/Katolik 26, Guru PAI SD dan Pengawas SD 27. Guru PAI SMP dan Pengawas SMP 128, Guru PAI SMA/SMK dan Pengawas SMA/SMK 6 Orang 4 orang 273 Orang [Jam 13.00 - 15.00 WIB. 1, Guru RA/BA, MI Kec. Bukateja dan Pengawas '2. Guru RA/BA, MI Kec, Rembang dan Pengawas '3. Guru RA/BA, MI Kec. Pengadegan dan Pengawas /4. Guru RA/BA, MI Kec. Kejobong dan Pengawas |S. Guru RA/BA, MI Kec, Purbalingga dan Pengawas (6. Guru RA/BA, MI Kec. Bojongsari dan Pengawas 17. Guru RA/BA, MI Kee. Kaligondang dan Pengawas 8. Panitia 14 Orang 45 Orang 39 Orang, 30 Orang 23 Orang 37 Orang. 5 Orang 281_ Orang No HariTanggai/Jam Jumlah Peserta 2 [Rabu, 14 November 2018 [Jam 08.00 - 10.00 IB. 1. Guru RA/BA, MI Kec. Karangmoncol dan Pengawas 64 Orang 2. Guru RA/BA, MI Kee. Karanganyar dan Pengawas 36 Orang 3. Guru RA/BA, MI Kee. Kertanegara dan Pengawas 37 Orang 1s. Guru RA/BA, MI Kec. Mrebet dan Pengawas 17 Orang 5. Guru RA’BA, MI Kec. Bobotsari dan Pengawas 27 Orang (6. Guru RA'BA, MI Kec. Karangreja‘Karangjamba dan Pengnwas 35. Orang 7. Guru RA/BA, MI Kec. Kemangkon dan Pengawas 49. Orang. 8. Panitia 5 Orang 270_Orang [jam 13.00 15.00 WIB, 1. Guru dan pegawai MAN Purbalingga 57 Orang |2. Guru dan pegawai MTsN 01 Purbalingga 38 Orang, |3. Guru dan pegawai MTsN 02 Purbalingga 41 Orang’ |4. Guru dan Pegawai MTSN 03 Purbalings 4 Orang |S. Guru MTs Swasta 121 Orang| 16. Guru MA Swasta 7 Orang 1. Panitia 5 Orang. 8. Pengawas MTS/MA. 1_ovang 274 Orang ‘Turmiah Keselurahan 1098 Orang Purbalingga, 07 November 2018 An. Kepala 5S Sasiwan munoZIR india ghar cae @ we HUN) BY UC Eb HY EUrcI-UCUC WHE JUVE L>LEMEYOYL ISEYBL pou UR VELOUR ZU SUN 2? o? KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA «Jl May.Jend. Panjaitan No. 115A Purbalingga $3311 ‘Telp. (0281) 891086F ax (0281) 802564 Website : htip//purbalingga.kemenag,go.id Nomor Lampiran Hal 2 18¢0 IKk.11.03/1/KP.00/05/2020 04 Mei 2020 Pencegahan Gratifikasi Kepada Yth. 1. Kepala Subbag TU, Kasi dan Penyelenggara 2. Kepala KUA Kecamatan 3. Pengawas Madrasah dan PAIS 4. Kepala MAN, MTSN dan MIN Di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab. Purbalingga Assalamu'alaikum Wr. Wo. Berdasarkan Surat Inspektur Jenderal Kementerian Agama RI Nomor : B- AG0//PS.00/04/2020 Tanggal 28 April 2020 Perinal Pencegahan Gratifikasi, dan memperhatikan Peraturan Menteri Agama Nomor 34 Tahun 2019 tentang Pengendalian Gratifikasi pada kementerian Agama serta usaha mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, bersama ini kami sampaikan kepada Saudara hal-hal sebagai berikut : 1. Tidak melakukan pelayanan berlebihan dan / ataut memberikan suatu pemberian dalam bentuk uang, barang, atau fasilitas yang dapat berpotensi menimbulkan benturan kepentingan. 2. Senantiasa menolak gratifikasi yang dilarang serta tidak menggunakan fasilitas dinas diluar aktfitas kedinasan 3. Berusaha menjadi contoh dan teladan yang baik bagi masyarakat dengan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan tugas dan kewaiiban. 4. Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 H/2020 M tidak menerima gratifikasi baik berupa bingkisan/parcel, uang, fasiltas dan bentuk pemberian lainnya yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban dan tugasnya Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR (90 TAHUN 2020 TENTANG PENETAPAN TIM WHISTLE BLOWING SYSTEM. KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA. Menimbang Mengingat TAHUN 2020 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA. Bahwa untuk mendorong peran serta pejabat/ Pegawai di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalinggadalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi, pelu ditetapkan Tim yang menangani pengaduan; Bahwa mereka yang namanya tecantum dalam lampiran keputusan ini memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Tim Whistle Blowing System sebagaimana dimaksud pada huruf a; Bahwa berasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b di atas, peru menetapkan Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga tentang Penetapan Tim Whistle Blowing System Kementerian Agama Kabupaten PurbalinggaTahun 2020; Undang-undang No. 28 tahun 1999; tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme: Undang-undang No. 31 tahun 1999; tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Perpres Nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi: Perpres No. 55 Tahun 2012; tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 Inpres No. 02 Tahun 2014; Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi; . Peratuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman PembangunanZona Integritas ‘Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah; Peraturan Menteri Agama RI Nomor 19 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Instansi Vertikal Kementerian Agama; Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA TENTANG PENETAPAN TIM WHISTLE BLOWING SYSTEM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2020. Menetapkan Tim Whistle Blowing System Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga Tahun 2020 dengan susunan personalia sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. Tugas Ketua, Sekertaris, dan Anggota sebagai berikut 1. Ketua bertugas mengkoordinasikan tugas Tim dan memimpin rapat kerja tim; 2. Sekertaris bertugas menerima, mencatat dan memproses laporan yang masuk; 3. Anggota bertugas_—mengidentifikasi_ kemungkinan — munculnya penyalahgunaan wewenang dan penyimpangan, Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di: Purbalingga Py 1_: 40 September 2020 LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR !9OTAHUN 2020 TENTANG PENETAPAN TIM WHISTLE BLOWING SYSTEM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA "TAHUN 2020 SUSUNAN TIM Nae JABRTAN DALAM | JABATAN DALAM 1. | H.Purwadi,S.H_ Ka. Subbag Tata Usaha Ketua 2. | Sudiono,S.Pd..MPd.1 Kasi Pendidikan: Madrasah Sekretaris 3. | Dra.Hj. Khamimah Kasi PHU | Anggota 4. | Hj-Lina Parwati,S.HI Analis Jabatan Anggota | 5. | Ari Yusniatun,S.E Bendahara Anggota 6. | Ani Mufarokhah,S.Ag Penyusun Bahan Pembinaan Anggota Penghulu dan Penyuluh 7. | Hj. Rokhayah,A.Md Pengelola pelaksanaan program | Anggota dan anggaran pada Pendis 8. | Rofita Baroroh,S.E Fungsional Perencana Anggota 9. | DidikWirawan,S.Pd.1 Fungsional Perencana a Anggota 10. | HLAbdul Mujib,S. Pat Kapokja Penghulu Kemenag | Anggota 11. | Khikam Aziz,S.Ag Kapokja Penyuluh Kemenag | Angggota Kepala Kantor Kementerian Agama alingga KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1.8 TAHUN 2020 TENTANG PENETAPAN TIM WHISTLE BLOWING SYSTEM. KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2020 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA Menimbang : a, Bahwa untuk mendorong peran serta pejabat) Pegawai di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi, pelu ditetapkan Tim yang menangani pengaduan; b. Bahwa mereka yang namanya tecantum dalam lampiran keputusan ini memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Tim Whistle Blowing System sebagaimana dimaksud pada huruf a; ¢. Bahwa berasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b di atas, perlu menetapkan Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga tentang Penetapan Tim Whistle Blowing System Kementerian Agama Kabupaten PurbalinggaTahun 2020; Mengingat : 1. Undang-undang No. 28 tahun 1999; tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-undang No. 31 tahun 1999; tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Perpres Nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi; Perpres No. 55 Tahun 2012; tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014, 5. Inpres No. 02 Tahun 2014; Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi; 6. Peratuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman PembangunanZona_Integritas Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 19 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Instansi Vertikal Kementerian Agama; Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA. MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA TENTANG PENETAPAN TIM WHISTLE BLOWING SYSTEM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2020. Menetapkan Tim Whistle Blowing System Kantor Kementerian Agama Kabupaten PurbalinggaTahun 2020 dengan susunan personalia sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. ‘Tugas Ketua, Sekertaris, dan Anggota sebagai berikut, 1. Ketua bertugas mengkoordinasikan tugas Tim dan memimpin rapat kerja tim; 2. Sekertaris bertugas menerima, mencatat dan memproses laporan yang masuk; 3. Anggota bertugas —mengidentifikasi_kemungkinan — munculnya penyalahgunaan wewenang dan penyimpangan. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, Ditetapkan di: Purbalingga Pada 2 2020 Kementerian Agama LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR {8 TAHUN 2020 TENTANG PENETAPAN TIM WHISTLE BLOWING SYSTEM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA, ‘TAHUN 2020 SUSUNAN TIM | NO NAMA TEATAN DALAM aABATAN DALAM I = Ss 1 1. | H.Ahmad Muhdzir,S.AgMM__ | Ka, Subbag Tata Usaha Ketua 2. | Sudiono,S.Pd..MPd.1 Kasi Pendidikan Madrasah | Sekretaris. 3. | Dra.Hj.Khamimah Analis Kepegawaian Anggota 4. | Hj.Lina Parwati,S.HI Pengembang Pegawai ‘Anggota | 5. | Ari Yusniatun,S.E Bendahara Anggota 6. | Ani Mufarokhah,S.Ag Penyusun Bahan SDM Anggota 7. | Hj.Rokhayah,A.Md Pengolah Bahan Perencana | Anggota dan Ketenagaan 8. | Rofita Baroroh,S.E Pelaksanan Program Anggota Anggaran dan Pelaporan 9. | DidikWirawan,S.Pd.1 Fungsional Perencana Anggota 10, | H.Abdul Mujib,$.Pd.1 | Kapokja Penghulu Kemenag | Anggota 11, | Khikam Aziz,S.Ag Kapokja Penyuluh Kemenag | Angggota 1. Bagaimena gambaran umum keberadaan layanan Kantor 2.Bagaimana sikap petugas-petugas kami dalam memberikan layanan Kementerian Agama Kab Purbalingga sepanjang yang anda ketahui?. kepada anda? * ose ox esaseas se (© barsoas saa eta (© ee kan anda sering berurusan dengan layanan Kantor Kemen: 4, Apakah anda merasa nyaman saat berada di Kantor Kemenag Kab ingga, seperti Kepegawaian, Haji, KUA, Madrasah dan lainr Purbalingga? * i i - Bagaimana dengan layanan berbasis Website Kantor Kemenag k 6, Seberapa sering anda mengeluh terkait layanan Kantor Kemenag Ka urbalingga (http:/Purbalingga kemenag.go.id) yang diterapkan Se Pyrbalingga? ii? 8 s a = eer © Biase Sao om 7. Bagaimana sikap petugas kami dalam merespon keluhan anda? i 8. Apakah anda mengetahui bahwa saat ini Kantor Kemenag Kal . Purbalingga sedang gencar-gencarnya menggaungkan Reform: Birokrasi (RB), Pembangunan Zona integritas (Z!), Wilayah Beba (© Popanyystap stag pan Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)? dees AN aeons maar (@ Fopannya tae tons ‘aang ap AS pen (© Fropamera har tos teak ° ‘tang AH poe Srom ‘9, Bagaimana menurut anda tentang pelaksanaan RB, ZI, WBK dan WBBM di Kantor Kemenag Kab Purbalingga? eon Hesse nar (© tam pesarnae beun (© eam person 10. Kantor Kemenag Kab. Purbalingge berupaya keras agar program ini dijalankan secara konsisten den maksimal,termasuk peda Satuan Kerja dilingkup Kantor Kementerian Agama Kab. Purbalingga Bagaimana menurut anda? (9 oan a nasa (Soars sno ‘TOTAL RESPONDEN : 222 TANGGAPAN

You might also like