You are on page 1of 12

JURNAL KAJIAN BISNIS

VOL. 23, NO. 1, 2015, 52 - 63

EVALUASI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA: SEBUAH REVIEW
Titik Nurbiyati
Program Studi Manajemen, FE UII, e-mail: titiknurbiyati@yahoo.co.id

Abstract

Human resource management (HRM) is a recognition of the importance of human labor as


vital resources that contribute to the goals of the organization, and utilization of multiple
functions and activities to ensure that they are used effectively and fairly for the benefit of
individuals, organizations, and society. Now human resource management has a unique
and timely opportunity to improve productivity. Eventhough, productivity improvement does
not means only increase the output. In addition, the evaluation of program responsibles and
meets the special needs of employees with efficient cost. It is a very effective manner that
very important, as organizations are tempted to cut costs and improve quality in their com-
pany. Without evaluation, it is very difficult to demonstrate that the development is the
reason for the improvement. Human Resources Development can maintain and support
productivity, as well as company isolate of lack of expertise of the human resources for the
current job and future. The results are used in evaluating development programs include
participant satisfaction with the training and development program development, learning
knowledge or skills, the use of knowledge and skills on the job, and the results such as
sale, productivity, or the prevention of accidents. Evaluation can also compare costs against
benefits that receive development (return on investment).
Keyword: human resources development, return on investment

PENDAHULUAN
Saat ini, fungsi Sumber Daya Manusia (SDM) organisasi memiliki kegagalan karena kebijakan
mengalami perubahan drastis dalam peran, SDM tidak efektif. Hal ini menjadi kesempatan
status dan pengaruhnya (Grugulis dkk:2006). yang tepat bagi manajemen sumber daya
Beberapa faktor, seperti perkembangan teori, manusia untuk meningkatkan produktivitas.
perubahan demografis sosial dan tenaga kerja, Namun, peningkatan produktivitas tidak berarti
meningkatkan pentingnya strategi manajemen, hanya dikhususkan untuk output, tetapi juga
penurunan dalam perdagangan, tekanan serikat perlunya program evaluasi ikut bertanggung jawab
pekerja dan pengaruh ekonomi berkontribusi dan memenuhi kebutuhan tertentu karyawan
munculnya SDM sebagai fungsi organisasi (Roger dengan cara yang hemat biaya. Hal ini penting
& Wright: 1998). SDM mengakui pentingnya untuk saat sekarang, organisasi berusaha untuk
orang-orang dalam hubungannya ke sumber daya memotong biaya dan meningkatkan kualitas di
keuangan dan fisik. Karena sumber daya perusahaan mereka. Tanpa evaluasi, sangat sulit
manusia merupakan biaya yang signifikan bagi untuk menunjukkan pengembangan (dalam
organisasi, yang fungsi keefektifannya dapat tulisan ini maksud pengembangan adalah
mempengaruhi keberhasilan secara keseluruhan pelatihan dan pengembangan) sebagai alasan
atau kegagalan organisasi. Memang, beberapa untuk perbaikan.Pengembangan SDM dapat

52 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 23 No. 1 JANUARI 2015


TITIK NURBIYATI

menjaga serta mendukung produktivitas, isolasi fungsi SDM adalah penting untuk meneliti
perusahaan dari kekurangan keterampilan bagaimana perusahaan memungkinkan tenaga
dengan mempersiapkan tenaga kerja untuk kerja untuk mengembangkan potensi SDM.
pekerjaan saat ini dan masa depan. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk
Evaluasi pengembangan SDM merupakan mengeksplorasi perlunya evaluasi pengem-
suatu proses menyediakan informasi yang dapat bangan SDM untuk meningkatkan kinerja
dijadikan sebagai pertimbangan untuk organisasi. Pengembangan SDM memiliki
menentukan tujuan yang hendak dicapai, desain, dampak positif pada individu, organisasi, dan
implementasi dan dampak untuk membantu bangsa (Smith:1992). Evaluasi sumber daya
membuat keputusan, membantu pertanggung- manusia didefinisikan sebagai “pengumpulan
jawaban dan meningkatkan pemahaman informasi secara deskriptif sistematis dan
terhadap fenomena. Evaluasi program juga berbeda-beda, untuk membuat keputusan
merupakan proses yang sistematis dan pengembangan yang efektif terkait dengan
berkelanjutan untuk mengumpulkan, seleksi, adopsi, nilai, dan modifikasi berbagai
mendeskripsikan, menginterpretasikan dan kegiatan pembelajaran” (DeSimone dkk: 2003).
menyajikan informasi untuk dapat digunakan Evaluasi dilakukan untuk membantu manajer,
sebagai dasar membuat keputusan, menyusun karyawan dan profesional SDM dalam membuat
kebijakan maupun menyusun program informasi tentang keputusan program-program
selanjutnya. Adapun tujuan evaluasi adalah untuk tertentu dan metodenya. Misalnya, jika sebagian
memperoleh informasi yang akurat dan obyektif atau program tidak efektif, itu mungkin perlu
tentang suatu program. Informasi tersebut dapat diubah atau dibuang. Atau, jika program baik dan
berupa proses pelaksanaan program, dampak berharga, dapat direplikasi dibagian lain dalam
atau hasil yang dicapai, ef esiensi serta organisasi.
pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan Evaluasi dimulai dengan identifikasi yang
untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil jelas dari tujuan atau hasil yang diharapkan dari
keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau program pengembangan.Dengan berfokus pada
dihentikan. Selain itu, juga dipergunakan untuk tujuan dan hasil evaluator adalah panduan untuk
kepentingan penyusunan program berikutnya alasan bahwa program pengembangan telah
maupun penyusunan kebijakan yang terkait dikembangkan dan perubahan serta perbaikan
dengan program. Saat ini ada perkembangan kinerja merupakan hasil dari pengembangan
dalam pengukuran dan ev aluasi dalam pembelajaran. Evaluasi dapat melayani beberapa
pengembangan SDM.( Wang,G.G & Spitzer, tujuan dalam organisasi. Namun, upaya
D.R.:2012) pengembangan SDM harus berhubungan atau
Masalah evaluasi pengembangan SDM yang berkorelasi langsung dengan strategi organisasi
diteliti Kirkpatrick (1994), Kumpikaite (2005; 2007) (Burrow dan Berardinelli:2003).
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan
EVALUASI PENGEMBANGAN SUMBER
yang melakukan program pengembangan SDM
DAYA MANUSIA
membukukan laba yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak melakukannya. Ev aluasi berkaitan dengan proses
Dan juga hasil menunjukkan kepada kita pengumpulan data untuk menentukan sejauh
pentingnya evaluasi dan kebutuhan SDM. mana, dalam hal apa, dan bagian mana dari
Sementara sebagian besar perusahaan tujuan pengembangan SDM sudah tercapai.
menyadari pentingnya evaluasi, beberapa Evaluasi juga dimanfaatkan untuk mengambil
perusahaan benar-benar mengevaluasi program keputusan terhadap sebuah proses secara
pengembangan mereka. Ketika mengevaluasi, menyeluruh (input, proses, output) . Walaupun
dalam Pengembangan sumber daya manusia

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 23 No. 1 JANUARI 2015 53


-JU
EVALUASI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA: SEBUAH REVIEW

(SDM) evaluasi sering dikritik untuk fungsi organisasi dan upaya perbaikan. Namun, korelasi
terbatas dalam pengambilan keputusan harus langsung membimbing upaya pengem-
organisasi (Han,H.& Boulay,D:2013). Sims(2006) bangan jika hasil pengembangan dihubungkan
menyatakan mengapa program pengembangan dengan langkah-langkah organisasi (Burrow &
SDM kususnya pelatihan dan pengembangan Berardinelli:2003). Evaluasi dapat melayani
perlu dievaluasi. Beberapa alasan pentingnya beberapa tujuan dalam organisasi. Menurut
mengev aluasi program pelatihan dan Phillips (1996) Evaluasi dapat membantu untuk
pengembangan adalah sebagai berikut: melakukan hal berikut: a) Menentukan apakah
1. Mengetahui kekuatan dan kelemahan pro- program SDM mencapai tujuannya; b)
gram pelatihan dan pengembangan. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan; (c)
Termasuk menentukan apakah programnya Menentukan rasio biaya-manfaat program; (d)
sesuai dengan tujuan pembelajaran, kualitas Putuskan siapa yang harus berpartisipasi dalam
lingkungan belajar dan apakah penerapan program SDM masa depan; (e) Mengidentifikasi
pengembangan yang telah dilaksanakan mana peserta yang paling diuntungkan atau
benar-benar terjadi dalam pekerjaan setidaknya diuntungkan dari program; (f)
Memperkuat poin utama yang harus dilakukan
2. Menilai apakah isi, organisasi dan
untuk para peserta; (g) Mengumpulkan data untuk
administrasi program memberikan kontribusi
membantu dalam pemasaran program masa
dalam pembelajaran dan konten dalam
depan; (h) Menentukan apakah program tersebut
pengembangan SDM digunakan dalam
sesuai; (i) membangun database untuk
pekerjaan.
membantu manajemen dalam membuat
3. Mengetahui apakah program pengembangan
keputusan.
ini menguntungkan atau merugikan bagi
peserta. Pengembangan SDM bukanlah masalah
sistem yang diatur melainkan masalah
4. Mendapatkan data pemasaran dengan
pendekatan. Setelah dianalisis dari beberapa
bertanya pada partisipan apakah mereka
para periset salah satunya adalah Kumpikaite
akan merekomendasikan program tersebut
dan Sakalas ( 2008), merumuskan persyaratan
dan bagaimana tingkat kepuasan mereka
untuk pengembangan SDM dengan mem-
terhadap program tersebut.
bedakan 5 arah evaluasi sistem pengembangan
5. Menentukan keuntungan finansial dan biaya SDM.
program
l Pendekatan organisasi untuk pengembangan
6. Membandingkan biaya dan keuntungan pro- SDM.
gram pengembangan SDM yang berbeda
Agar sistem pengembangan SDM untuk
untuk memilih program yang terbaik.
menjadi efektif, pendekatan organisasi untuk
Hargreaves dan Javis (2000) mengemukakan SDM harus positif, yaitu, harus ada iklim
beberapa hal yang perlu dievaluasi dalam pembelajaran. Strategi organisasi dan
pengembangan SDM antara lain; proses Pengembangan SDM harus sesuai.
pembelajaran, proses pengajaran, media audio Organisasi harus fokus pada perubahan
visual, isi materi, produk, lokasi dan tempat terus-menerus dan terus-menerus belajar dan
akomodasi dan konsumsi, hasil jangka panjang harus menggunakan metode kerja tim.
tentang penerapan keterampilan di tempat kerja,
l Fungsi pengembangan SDM (kerja karyawan
efektivitas biaya. Evaluasi dimulai dengan
layanan pengembangan SDM (performer)).
identifikasi yang jelas dari tujuan atau hasil yang
diharapkan dari pengembangan program Fungsi pengembangan SDM secara konsep
tersebut.Ini diharapkan bahwa program meliputi kegiatan dan proses pengembangan
pengembangan didasarkan pada tujuan SDM, meskipun yang melakukan mereka.

54 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 23 No. 1 JANUARI 2015


TITIK NURBIYATI

Keberhasilan aktivitas sistem pengembangan evaluasi pengembangan dipertimbangkan oleh


SDM sangat tergantung pada pendekatan manajer dan pelatih sebelum pengembangan
karyawan terhadap pengembangan SDM. telah benar-benar terjadi.Proses evaluasi
pengembangan SDM harus dimulai dengan
l Karya pengembangan SDM dan evaluasi
menentuka kebutuhan pengembangan. Penilaian
mereka.
membantu mengidentifikasi kebutuhan apa saja
Ketika mengevaluasi sistem pengembangan (pengetahuan, keterampilan, perilaku, atau
SDM yang diperlukan untuk memperjelas kemampuan belajar lainnya). Analisis lingkungan
pekerjaan apa yang dilakukan dalam kerja untuk menentukan perpindahan pengem-
organisasi. Hal ini diperlukan untuk melihat bangan ini juga berguna untuk menentukan
apakah pengembangan karyawan baru, bagaimana content pengembangan akan
organisasi dan karir, pengembangan digunakan pada pekerjaan. Berdasarkan tujuan
profesional dan peningkatan skill dilakukan, pembelajaran dan analisis transfer pengem-
apakah ada sistem adaptasi dalam bangan, dirancang untuk menilai sejauh mana
organisasi. Namun, tidak cukup jika ingin pengalihan telah terjadi. Setelah hasil yang
operasi yang efektif dari sistem; maka perlu diidentifikasi, langkah berikutnya adalah
melakukan evaluasi proses pengembangan menentukan strategi evaluasi. Faktor-faktor
SDM dan mengklarifikasi apakah SDM yang seperti keahlian, seberapa cepat formasi
dipromosikan perlu pengembangan. dibutuhkan, mengubah potensi, dan budaya
organisasi harus dipertimbangkan dalam memilih
l Karir dan pengorganisasian cadangan.
desain. Perencanaan dan pelaksanaan evaluasi
Hal ini sangat berhubungan dengan
melibatkan pratinjau program (evaluasi formatif)
pengembangan sumber daya dan evaluasi
serta mengumpulkan hasil pengembangan
mereka. Lebih lagi untuk mengevaluasi
sesuai dengan desain evaluasi. Hasil evaluasi
cadangan dan organisasi karir. Dua kegiatan
digunakan untuk memodif ikasi, atau
bersamaan, tetapi tidak mungkin untuk
mendapatkan dukungan tambahan untuk pro-
mengevaluasi mereka dengan tepat, kita
gram tersebut. Pada akhirnya pemeriksaan
hanya dapat menyatakan bahwa sistem
setiap aspek dari proses evaluasi, dimulai
bertindak atau tidak, dan karyawan serta
dengan pengembangan ukuran hasil.
organisasi puas dengan ini.
Gambar 1
l Identifikasi kebutuhan pengembangan dan Proses evaluasi pengembangan
penghargaan. sumber daya manusia

Sistem pengembangan SDM akan bertindak


secara efektif hanya ketika kebutuhan untuk
pengembangan ini diidentifikasi dengan
benar. Konsep fungsi pengembangan SDM
meliputi kegiatan dan proses pengembangan
SDM, meskipun yang melakukan mereka.
Keberhasilan aktivitas pengembangan SDM
tergantung pada pengembangan SDM dan
pendekatan mereka.

Proses Evaluasi
Evaluasi pengembangan SDM meliputi
meneliti program, baik sebelum dan setelah Sumber: Grove & Ostroff:1991
program selesai. Gambar 1 menekankan bahwa

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 23 No. 1 JANUARI 2015 55


-JU
EVALUASI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA: SEBUAH REVIEW

MODEL EVALUASI PENGEMBANGAN yang akan dilaksanakan. Berisi tentang


SDM analisis kekuatan dan kelemahan obyek
Dalam melakukan evaluasi, perlu dipertim- tertentu. Evaluasi konteks adalah upaya
bangkan model evaluasi yang akan dibuat. Model untuk menggambarkan dan merinci
evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat lingkungan kebutuhan yang tidak
oleh para ahli atau pakar evaluasi. Biasanya terpenuhi, populasi dan sampel yang
model ev aluasi ini dibuat berdasarkan dilayani, dan tujuan proyek.
kepentingan seseorang, lembaga atau instansi b. Input evaluasi
yang ingin mengetahui apakah program yang Tahap kedua dari model CIPP adalah
telah dilaksanakan dapat mencapai hasil yang evaluasi input, atau evaluasi masukan.
diharapkan. Perkembangan konsep dan proses Evaluasi masukan membantu mengatur
evaluasi pengembangan SDM dipengaruhi oleh keputusan, menentukan sumber-sumber
berbagai pendapat ahli yang telah mengem- yang ada, alternative apa yang diambil,
bangkan model-model, kerangka kerja serta rencana apa dan strategi apa untuk
sistem dan prosedur pengembangan SDM. mencapai tujuan, dan bagaimana
Selain itu, evaluasi pengembangan SDM dituntut prosedur kerja untuk mencapainya.
untuk obyektif dan transparan, sehingga standar Komponen evaluasi masukan meliputi:
dan kriteria dalam evaluasi pengembangan SDM 1) Sumber daya manusia, 2) Sarana dan
sangat penting. Ada banyak model evaluasi yang peralatan pendukung, 3) Dana atau
dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai anggaran, dan 4) Berbagai prosedur dan
dalam mengevaluasi program pembelajaran. aturan yang diperlukan.
Berikut akan diuraikan beberapa model evaluasi c. Evaluasi proses
program yang populer dan banyak dipakai
Evaluasi proses digunakan untuk
sebagai strategi atau pedoman kerja dalam
menditeksi atau memprediksi rancangan
pelaksanaan evaluasi program yaitu: (Yusuf,A.E
prosedur atau rancangan implementasi
& Suwarno:2011)
selama tahap implementasi,
1. Model Evaluasi CIPP (Context, Input, menyediakan informasi untuk keputusan
Process, Product) program dan sebagai rekaman atau arsip
Model evaluasi CIPP yang dikemukakan oleh prosedur yang telah terjadi. Evaluasi
Stufflebeam & Shinkfield (1985) adalah proses meliputi koleksi data penilaian
sebuah pendekatan ev aluasi yang yang telah ditentukan dan diterapkan
berorientasi pada pengambil keputusan (a dalam praktik pelaksanaan program.
decision oriented evaluation approach struc- Pada dasarnya evaluasi proses untuk
tured) untuk memberikan bantuan kepada mengetahui sampai sejauh mana
administrator atau leader pengambil rencana telah diterapkan dan komponen
keputusan. Stufflebeam mengemuka-kan apa yang perlu diperbaiki.
bahwa hasil evaluasi akan memberikan d. Evaluasi output
alternatif pemecahan masalah bagi para Evaluasi output merupakan penilaian
pengambil keputusan. Model evaluasi CIPP yang dilakukan guna melihat
ini terdiri dari 4 komponen yang diuraikan ketercapaian/ keberhasilan suatu pro-
sebagai berikut: gram dalam mencapai tujuan yang telah
a. Evaluasi konteks ditentukan sebelumnya. Pada tahap
Evaluasi konteks mencakup analisis evaluasi inilah seorang evaluator dapat
masalah yang berkaitan dengan menentukan atau memberikan
lingkungan program atau kondisi obyektif rekomendasi kepada evaluan apakah

56 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 23 No. 1 JANUARI 2015


TITIK NURBIYATI

suatu program dapat dilanjutkan, peningkatan kompetensi dalam praktik, d)


dikembangkan/modifikasi, atau bahkan Dampak, merupakan pengaruh yang
dihentikan. diakibatkan kemudian.
Model ev aluasi CIPP lebih 5. Evaluasi Model Kirkpatrick. Kirkpatrick
komprehensif diantara model evaluasi adalah salah seorang ahli evaluasi program
lainnya, karena objek evaluasi tidak pelatihan dalam bidang pengembangan
hanya pada hasil semata tetapi juga SDM. Model evaluasi yang dikembangkan
mencakup konteks, masukan, proses, oleh Kirkpatrick dikenal dengan istilah
dan hasil. Selain kelebihan tersebut, di Kirkpatrick Four Levels Evaluation Model.
satu sisi model evaluasi ini juga memiliki Evaluasi terhadap efektivitas program
keterbatasan, antara lain penerapan pelatihan menurut Kirkpatrick (1998)
model ini dalam bidang program mencakup empat level evaluasi (level 1 re-
pengembangan mempunyai tingkat action, level 2 learning, level 3 behavior,
keterlak-sanaan yang kurang jika tidak dan level 4 result).
dimodifikasi. a. Reaction evaluation
2. Model Evaluasi Abruzzese’S. Model ini Mengevaluasi terhadap reaksi peserta
dikembangkan oleh Abruzzese’s pada tahun pengembangan berarti mengukur
1996, dalam bukunya “ Nursing staff devel- kepuasan peserta. Programan pengem-
opment; Strategies for success”. Model ini bangan dianggap efektif apabila proses
berbasis pada evaluasi proses, evaluasi pengembangan dirasa menyenangkan
konten, evaluasi hasil, evaluasi dampak dan dan memuaskan bagi peserta,sehingga
evaluasi program keseluruhan. mereka tertarik dan termotivasi untuk
3. Model Evaluasi orientasi Costumer, model belajar dan berlatih. Dengan kata lain
ini dikembangkan oleh Scriven, M. Pada peserta akan termotivasi apabila proses
tahun 1967 dalam bukunya “ The methodol- berjalan secara memuaskan bagi peserta
ogy of evaluation” dan R. Tyler dalam “Per- yang pada akhirnya akan memunculkan
spective of curriculum Evaluation.” Model ini reaksi dari peserta yang menyenangkan.
melakukan evaluasi formatif dan summatif: Sebaliknya apabila peserta tidak merasa
a) Formatif, untuk membantu mengem- puas terhadap proses pengembangan
bangkan program dan untuk meningkatkan yang diikutinya mereka tidak akan
pengembangan, b) Summatif , untuk termotivasi untuk mengikutinya.
mengukur program yang telah dibuat dan Partner (2009) mengemukakan
digunakan. bahwa “the interest, attention and moti-
4. Model evaluasi Alspach’s, model ini vation of the participants are critical to
dikembangkan oleh Alspach’s dalam the success of any training program,
bukunya “the educational process in people learn better when they react posi-
Nursing staff Development pada tahun 1995. tively to the learning environment”. Dapat
Model ini mengevaluasi: a) Kepuasan peserta disimpulkan bahwa keberhasilan proses
pada reaksi konten, metode penyampaian, kegiatan pengembangan tidak terlepas
instruktur, materi pengembangan dan lain- dari minat, perhatian, dan motivasi
lain, b) proses pembelajaran,meskipun peserta dalam mengikuti jalannya
proses pembelajaran telah dilaksanakan kegiatan pembelajaran.
namun harus dapat diukur oleh perubahan Kepuasan peserta dapat dikaji dari
kognitif, afektif dan kebiasaan psikomotor,c) beberapa aspek, yaitu materi yang
Aplikasi, merupakan implementasi hasil diberikan, fasilitas yang tersedia, strategi
belajar di lingkungan kerja seperti adanya

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 23 No. 1 JANUARI 2015 57


-JU
EVALUASI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA: SEBUAH REVIEW

penyampaian materi yang digunakan oleh diperbandingkan perkembangannya


instruktur, media pembelajaran yang dalam periode waktu tertentu. Dapat juga
tersedia, waktu pelaksanaan pem- dilakukan dengan membandingkan hasil
belajaran, hingga gedung tempat pretest dengan posttest, tes tertulis
pembelajaran dilaksanakan. Mengukur maupun tes kinerja.
reaksi dapat dilakukan dengan reaction c. Behavior evaluation
sheet dalam bentuk angket sehingga
Evaluasi pada level evaluasi tingkah laku
lebih mudah dan lebih efektif. Namun
ini berbeda dengan evaluasi terhadap
demikian, Frances dan Bee (1995)
sikap pada level ke 2. Penilaian sikap
berpendapat bahwa reaction level hanya
pada evaluasi level 2 difokuskan pada
sebagian dari gambaran evaluasi.
perubahan sikap yang terjadi pada saat
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
kegiatan pembelajaran dilakukan
reaction lev el tidak memberikan
sehingga lebih bersif at internal,
gambaran yang jelas mengenai apakah
sedangkan penilaian tingkah laku
pelatihan yang diberikan mencapai tujuan
difokuskan pada perubahan tingkah laku
yang diinginkan atau tidak atau apa yang
peserta setelah selesai mengikuti
telah didapat dari pelatihan, atau
pembelajaran. Sehingga penilaian
bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja
tingkah laku ini lebih bersifat eksternal.
SDM.
Karena yang dinilai adalah perubahan
b. Learning evaluating perilaku setelah mengikuti kegiatan
Ada tiga hal yang dapat diajarkan dalam pembelajaran dan kembali ke lingkungan
program pengembangan, yaitu penge- mereka maka evaluasi level 3 ini dapat
tahuan, sikap maupun keterampilan. disebut sebagai evaluasi terhadap out-
Peserta pengembangan dikatakan telah comes dari kegiatan pengembangan.
belajar apabila pada dirinya telah Evaluasi perilaku dapat dilakukan dengan
mengalami perubahan sikap, perbaikan membandingkan perilaku kelompok
pengetahuan maupun peningkatan kontrol dengan perilaku peserta
keterampilan. Oleh karena itu untuk pengembangan, atau dengan memban-
mengukur efektivitas program pengem- dingkan perilaku sebelum dan sesudah
bangan maka ketiga aspek tersebut perlu mengikuti pengembangan maupun
untuk diukur. Tanpa adanya perubahan dengan mengadakan survei atau inter-
sikap, peningkatan pengetahuan atau view dengan pelatih, atasan maupun
keterampilan pada peserta maka pro- bawahan peserta training setelah
gram dapat dikatakan gagal. mereka kembali ketempat kerja.
Penilaian learning evaluating ini ada d. Result Evaluation
yang menyebut dengan penilaian output. Evaluasi hasil dalam level ke 4 ini
Mengukur output lebih sulit dan difokuskan pada final result yang terjadi
memakan waktu dibandingkan dengan karena peserta pengembangan telah
mengukur reaksi. Mengukur reaksi dapat mengikuti suatu program pembelajaran.
dilakukan dengan reaction sheet dalam Termasuk dalam kategori hasil akhir dari
bentuk angket sehingga lebih mudah dan suatu program pembelajaran diantaranya
lebih efektif. Menurut Kirkpatrick (1998), adalah peningkatan hasil belajar,
untuk menilai output dapat dilakukan peningkatan pengetahuan, dan pening-
dengan kelompok pembanding. katan keterampilan. Beberapa program
Kelompok yang ikut pengembangan dan mempunyai tujuan meningkatkan moral
kelompok yang tidak ikut pengembangan kerja maupun membangun teamwork

58 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 23 No. 1 JANUARI 2015


TITIK NURBIYATI

yang lebih baik. Dengan kata lain adalah menjadi pelatihan yang paling kredibel dan
evaluasi terhadap impact program. Tidak paling banyak digunakan dalam mengevaluasi
semua pengaruh dari sebuah program SDM di dunia bisnis. Secara khusus, Phillips
dapat diukur dan juga membutuhkan serta Kirkpatrick menawarkan cara praktis untuk
waktu yang cukup lama. Oleh karena itu meramalkan potensi hasil-return on investment
ev aluasi lev el 4 ini lebih sulit (ROI) dari pengembangan SDM yang diusulkan
dibandingkan dengan evaluasi pada level- lebih mudah dalam penggunaannya. Dengan
level sebelumnya. Evaluasi hasil akhir ini dukungan alat dalam pengambilan keputusan
dapat dilakukan dengan memban- memungkinkan organisasi untuk secara cepat
dingkan kelompok kontrol dengan mengembangkan dan menguji kasus bisnis untuk
kelompok peserta pembelajaran, berinvestasi dalam pengembangan SDM.
mengukur kemampuan peserta Model ROI atau lebih dikenal dengan ROTI
pengembangan sebelum dan setelah (Return on Training Investment) merupakan
mengikuti pembelajaran apakah ada evaluasi terakhir untuk melihat cost-benefit
peningkatan atau tidak (Kirkpatrick, setelah pengembangan dilaksanakan. Manfaat
1998). dari model ini adalah agar pihak manajemen
Dibandingkan dengan model evaluasi perusahaan melihat bahwa pengembangan bukan
yang lain, model ini memiliki beberapa sebagai sesuatu yang mahal dan hanya
kelebihan yaitu: 1) lebih komprehensif, merugikan pihak keuangan, tetapi merupakan
karena mencakup had skill dan soft investasi. Sehingga dengan hitungan yang akurat
skill. 2) objek evaluasi tidak hanya hasil terhadap keuntungan yang akan diperoleh setelah
belajar semata tapi juga mencakup melaksanakan pengembangan. Dan model
proses, output dan outcomes. 3) mudah evaluasi ini merupakan tambahan dari model
untuk diterapkan. Selain kelebihan evaluasi Kirkpatrick.
tersebut model ini juga memiliki beberapa
Evaluasi biaya pengembangan membanding-
keterbatasan, antara lain: 1) kurang
kan biaya yang terjadi dan manfaat program SDM
memperhatikan input. 2) untuk
yang diterima oleh organisasi, dan dapat
mengukur impact sulit dilakukan karena
melibatkan dua kategori kegiatan yaitu evaluasi
selain sulit tolak ukurnya juga sudah di
biaya-manfaat dan evaluasi biaya- evektivitas.
luar jangkauan guru maupun sekolah.
Analisis biaya-manfaat antara lain:
Selain keempat tahap seperti yang telah
l Melakukan Analisis Kebutuhan
disebutkan di atas, saat ini telah pula
dikembangkan evaluasi model Kirkpatrick l Mengembangkan hasil belajar dan
Plus dengan memasukkan satu lagi tahap menganalisa transfer pengembangan
evaluasi. Tahap ini dikenal sebagai tahap yang terukur
evaluasi return on investment (ROI). (Center l Mengembangkan Tindakan Hasil
Partners:2006). Tahapan ini biasanya l Pilih Strategi Evaluasi
diterapkan pada saat kita melakukan evaluasi
l Merencanakan dan Melaksanakan
terhadap peserta pelatihan yang berasal dari
Evaluasi
organisasi profit.
Analisis efektivitas biaya berfokus pada
EVALUASI BIAYA PENGEMBANGAN keuntungan finansial yang diperoleh dari
SUMBER DAYA MANUSIA pengembangan SDM,seperti peningkatan
Karena kesesuaiannya dengan lingkungan kualitas dan keuntungan, dan pengurangan
bisnis, model evaluasi yang muncul dari karya limbah dan waktu proses. (DeSimone dkk: 2003).
Kirkpatrick serta karya dan Phillips (2002) telah Robinson dan Robinson (1989) telah

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 23 No. 1 JANUARI 2015 59


-JU
EVALUASI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA: SEBUAH REVIEW

mengembangkan model yang sama, membagi Programs benefit


biaya pengembangan ke dalam lima kategori ROI = ----------------------- ....................(1)
Programs cost
antara lain: biaya langsung, biaya tidak langsung,
biaya pembangunan, biaya overhead dan Return on inv estasi menggunakan
kompensasi bagi para peserta. Biaya langsung keuntungan bersih yang diberikan oleh biaya pro-
termasuk gaji dan tunjangan bagi seluruh gram. Manfaat bersih adalah manfaat program
karyawan yang terlibat dalam pengembangan, dikurangi biaya. Dalam rumus dari (2), ROI
termasuk pengembangan, instruktur, konsultan, menjadi:
dan karyawan yang merancang program; Net Programs benefit
peralatan atau alat dukung untuk mengajar; dan ROI (%) = ----------------------------- X 100% ..(2)
Programs cost
biaya perjalanan. Biaya tidak langsung termasuk
perlengkapan kantor umum, fasilitator, peralatan, Ini adalah rumus dasar yang sama
dan biaya terkait (Noe:2005). Semua biaya digunakan dalam mengevaluasi investasi lain
pengembangan ini kemudian dibandingkan dimana ROI secara tradisional dilaporkan sebagai
dengan manfaat yang diukur dengan perbaikan laba dibagi dengan investasi. Biasanya semakin
dalam indikator operasional, seperti kinerja, besar rasio hasil untuk biaya acara semakin
kualitas, dan sikap pekerja. Manfaat adalah nilai besar manfaat organisasi yang diterima dari pro-
bahwa perusahaan mendapat keuntungan dari gram pengembangan. Banyak orang berpikir
program pengembangan. bahwa pengembangan apapun akan mengun-
tungkan perusahaan. Ini sangkaan yang tidak
The Return of Investment benar (Blanchard dan Thacker:2004). Jika rasio
Pengembalian investasi (ROI) memban- kurang dari 100 persen, dari biaya program lebih
dingkan manfaat pengembangan dengan biaya dari itu kembali ke organisasi. Program-program
pengembangan. Biaya pengembangan bisa tersebut perlu diubah atau diturunkan. Ketika
langsung dan tidak langsung. Biaya langsung pengembangan program ini dikembangkan tanpa
termasuk gaji dan tunjangan bagi seluruh menggunakan proses pengembangan, bencana
karyawan yang terlibat dalam pengembangan, biasanya mengikuti. Program tersebut mungkin
termasuk pengembangan, instruktur, konsultan, akan tidak berhubungan dengan kebutuhan
dan karyawan yang merancang materi program karyawan perusahaan yang terlatih, atau
dan supplies kantor; peralatan atau penyewaan keduanya. Ketika pengembangan tidak
kelas atau pembelian; dan biaya perjalanan. dirancang untuk mengatasi peningkatan kinerja
Biaya tidak langsung tidak berhubungan langsung spesifik, karyawan cenderung mengurangi
dengan desain, pengembangan, atau pengiriman relevansi dan beberapa perubahan yang akan
program pengembangan. Mereka termasuk terlihat dalam kinerja mereka. Demikian juga,
perlengkapan umum kantor, fasilitas, dan biaya bagi perusahaan hanya memboroskan biaya.
terkait,dan biaya perjalanan. Oleh karena itu Oleh karena itu harus dicatat di sini bahwa ROI
strategi umum untuk mengevaluasi biaya dari beberapa program dapat cukup tinggi.
pengembangan adalah untuk mengukur indikator Sebagai contoh, di banyak skenario
biaya dan manfaat. Misalnya pengembalian pengembangan, ROI dapat cukup besar, sering
investasi (ROI) dihitung dengan menggunakan lebih dari 100 persen, sedangkan nilai ROI untuk
manfaat Program dan biaya, dimana rasio personil mungkin lebih rendah. Manfaat positif
manfaat / biaya adalah manfaat program dibagi yang tidak bisa diukur disebut sebagai manfaat
dengan biaya (Chmielievski dan Phillips:2002; intangible. Kadang-kadang mungkin disini ada
DeSimone:2003). Dalam bentuk rumus (1), beberapa faktor nonekonomi yang dimandatkan
adalah: secara hukum sebagai alasan untuk melanjutkan
program pengembangan tertentu. Namun, jika

60 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 23 No. 1 JANUARI 2015


TITIK NURBIYATI

ROI untuk program ini adalah negatif, perlu tasi terhadap berbagai catatan yang diperlukan.
pemikiran ulang tentang program yang telah Catatan tersebut bisa berupa produktivitas atau
jalan. (DeSimone dkk:2003). Gambar 2 keuntungan perusahaan sebelum dan sesudah
menyajikan model proses ROI menurut program pengembangan, serta besarnya biaya
Chmielewski dan Phillips (2002).

Gambar.
MODEL PROSES ROI

Sumber: Chmielewski dan Phillips:2002)

Logika berpikir yang melatarbelakangi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk suatu
dilakukannya evaluasi ROI ini adalah asumsi program pengembangan.
bahwa setiap keping yang ke luar dari kantong
perusahaan selalu dianggap sebagai investasi, AKUNTABILITAS PENGEMBANGAN
yang pada gilirannya harus mendatangkan profit SDM
atau keuntungan bagi perusahaan yang Evaluasi program yang dilakukan oleh
bersangkutan. Oleh karena itu pada tahapan pelaksana dan penanggungjawab program
evaluasi ROI ini seorang evaluator dituntut mampu merupakan bentuk dari akuntabilitas para
membuat perbandingan antara biaya yang penyelenggara program agar dapat selalu
dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengirim meyakinkan bahwa tujuan program dapat dicapai
sumber daya manusianya untuk mengikuti dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
pengembangan dengan keuntungan yang akan organisasi. Swanson dan Holton III (2001)
diperoleh oleh perusahaan dari keikutsertaan menyatakan bahwa organisasi semakin
dalam pengembangan tersebut. Dalam tahapan menuntut pengembangan SDM yang dilaksana-
ini seorang evaluator bisa melakukan dokumen- kan berdasarkan ukuran-ukuran yang efektif dan

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 23 No. 1 JANUARI 2015 61


-JU
EVALUASI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA: SEBUAH REVIEW

efisien sebagai akibat intervensi pengembangan d. Benchmarking, merupakan proses logis yang
SDM untuk evektifitas organisasi. Akuntabilitas menyertakan tahap atau langkah-langkah
pengembangan SDM dapat dinilai dari hasil pro- sistematis. Agar benchmarking berhasil
gram yang dinikmati oleh peserta yang menjadi dalam pengembangan SDM, para profesional
tujuan program. Beberapa hal yang mendasari harus dengan jelas menggambarkan ukuran
diperlukan akuntabilitas pengembangan SDM capaian dan kemampuan dan harus secara
antara lain: a) memperbaiki pelaksanaan pro- obyektif menilai situasi yang sekarang dan
gram (penerapan dan hasilnya), menuntun arah mengidentifikasi bidang-bidang utama untuk
kebijakan dan inisiatif-inisiatif program dimasa peningkatan. Benchmarking tidak hanya
yang akan datang, c) meningkatkan penge- membantu dalam evaluasi tetapi sebagai
tahuan, mendapatkan pemahaman yang lebih tindakan feedback untuk memulai kembali
baik. penilaian kebutuhan dan desain untuk masa
Sumber-sumber informasi yang digunakan depan pengembangan. (Bohlander, Snell &
untuk menguji dampak pelaksanaan pengem- Sherman:2011)
bangan SDM (Sims:2006) antara lain:
SIMPULAN
a. Laporan Produktivitas, laporan produktivitas
Evaluasi sumber daya manusia menyediakan
antara lain berupa pergantian produksi,
informasi yang digunakan untuk menentukan
laporan penjualan, penyelesaian tugas,
efektivitas pengembangan. Kajian pengembangan
tingkat kesalahan atau jumlah perbaikan-
dapat dilakukan dengan mengevaluasi biaya
perbaikan. Dengan membandingkan
pelatihan dengan menggunakan cost-benefit atau
sebelum dan sesudah pelaksanaan
analisis efektivitas biaya atau dengan mentransfer
pengembangan SDM dapat membantu para
produktivitas SDM terlatih ke dalam moneter
pelaksana pengembangan SDM untuk
melalui analisis utilitas. Desain didasarkan pada
menentukan adanya kaitan antara
analisis yang cermat dari bagaimana untuk
pengembangan SDM dengan peningkatan
meminimalkan ancaman terhadap validitas
kinerja yang telah dilakukan yang berdampak
internal dan eksternal serta tujuan, keahlian, dan
pada pelaksanaan organisasi.
perusahaan lain dan karakteristik pengem-
b. Laporan manajemen SDM, perolehan
bangan. Jenis desain yang digunakan untuk
informasi bagi manajemen SDM menunjukkan
evaluasi bervariasi apakah mereka mendasarkan
outcomes pembelajaran yang berdampak
termasuk langkah-langkah sebelum pengem-
pada tujuan organisasi. Pengembangan SDM
bangan dan hasil pasca pengembangan atau
profesional juga harus menguji hal-hal dalam
dengan cara membandingkan antara
pengurangan ketidakhadiran, perasaan
pengembangan SDM dengan kelompok
rendah diri, pergantian karyawan, komplain
pembanding.Manfaat pengembangan SDM dapat
dari pelanggan dan sebagainya
berwujud dan tidak berwujud yang hasilnya kita
c. Analisis pendanaan, Pelaksanaan dapatkan dari data keras dan lunak. Evaluasi
pengembangan SDM profesional harus metode finansial dalam bidang pengembangan
melakukan analisis dana untuk trainer, materi, SDM sulit diterapkan pada data yang lunak
fasilitas, perjalanan, waktu pelatihan dan (leadership, keahlian berkomunikasi, supervisory
sejumlah peserta dalam membatasi dll) dan kedepan harus lebih banyak diberikan
pembiayaan pengembangan bagi setiap perhatian metode evaluasi kualitaf. Hal yang
peserta.Pemantauan kinerja organisasi penting adalah bahwa perhitungan ROI dapat
adalah hal utama dan merupakan dikembangkan secara andal dan akurat untuk
pendekatan yang menarik (Phillips:1997). hampir semua jenis program sumebr daya.
Untuk melakukannya, proses ROI harus

62 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 23 No. 1 JANUARI 2015


TITIK NURBIYATI

dilakukan dengan perencanaan yang matang, Kirkpatrick, D. L.( 2009), Kirkpatrick’s Training
prosedur-prosedur metodologi, serta analisis Evaluation Model. http://www.findarticles.
logis dan praktis. com/p/articles.
Kirkpatrick’s Evaluation Model as A Mean
DAFTAR PUSTAKA
of Evaluation Teacher Performance. http://
Burrow, J. & Berardinelli (2003), “Systematic www.findarticles.com/p/articles.
performance improvement-refining the
McDavid & Hawthorm. (2006). Program Evalua-
space between learning and results”,
tion & Performance Measurement An In-
Journal of Workplace Learning,Vol.15 (1),
troduction to Practice. SAGE Publications.
Chmielewski, T.L. & Phillips,J.J (2002), “Measur-
Noe, R.A.(2005) Employee training and develop-
ing Return-on-Investment in povernment:
ment (third ed.). New York: McGraw-Hill.
Issues and Procedures”, Personnel Man-
agement, Vol. 31 (2), Partners.,C (2006). Implementing the Kirkpatrick
Evaluation Model Plus. http://
DeSimone,Werner,Harris (2003), Mason Human
www.coe.wayne.edu/eval/pdf
resource development: South Western
Phillips, J.J(1983), Handbook of training evalua-
Grove, D.A. & Ostroff, C.(1991) Developing Hu-
tion and measurement Methods, Houston:
man Resources:Program Evaluation,
Gulf Publishing
Washington: DC: Bureau of National Affair
Phillips, J.J.(1996) How much is the Training?
Grugulis, I (2007), Skills, Training and human re-
Training and Development, April, p. 20-24.
source development. A Critical Text.
Palgrave Macmillan, Rogers, E.W. and Wright, P.M. (1998) Measur-
ing organizational performance in strategic
Han, H. & Boulay,D.(2013), “Reflections and Fu-
human resource management: Problems,
ture Prospect for Evaluation Human Re-
prospects, and performance information
source Dev elopment,Organizational
markets ,Human resource Management
Behaviour and Human Resource Manage-
Review, Vol. 8 (3),
ment, http://adh.sagepub.com/content/7/1/
5.abstract Yusuf,A.E & Suwarno (2011), Pengembangan
SDM, Edisi 1, Jakarta: Penerbit Universi-
Kirkpatrick, D. L.(1998), Evaluating Training Pro-
tas Terbuka
grams: The Four Levels. San Francisco:
Berrett-Koehler Publisher, Inc.

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 23 No. 1 JANUARI 2015 63


-JU

You might also like