Professional Documents
Culture Documents
Osphronemus Gouramy Lac. Fry at Size of 2 CM in Length
Osphronemus Gouramy Lac. Fry at Size of 2 CM in Length
Effect of Different Rearing Density on Survival Rate and Growth of Giant Gouramy
Osphronemus gouramy Lac. Fry at Size of 2 cm in Length
ABSTRACT
Giant gouramy Osphronemus gouramy Lac is one of the fish for food that has high economic value, but
its production is not met with the market demand yet. The effort is needed to be done in order to increase
production of giant gouramy fry by an intensive hatchery system through high rearing density. This study was
performed to determine the effect of rearing density on survival rate and growth of fry. Fry were reared in
aquaria 60x29x33 cm filled with 35 liters water, and fed by Tubifex at satiation as much as 0.23-0.28 g/fry/day
with feeding frequency 2 times a day. Collected data were survival rate, growth, feed consumption, feed
efficiency, and water quality. The result of study showed that survival rate and feed efficiency did not affected
by rearing density, while growth and feed quantity were did. Survival rate of fish was high; 90.14-99.52%.
Growth and feed consumption were decreased by increasing of rearing density.
ABSTRAK
Ikan gurame, Osphronemus gouramy Lac. merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang memiliki
nilai ekonomi yang cukup tinggi, tetapi hasil produksinya masih belum dapat memenuhi permintaan pasar.
Upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan produksi benih ikan gurame dengan pembenihan secara intensif
melalui peningkatan padat penebaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh padat penebaran
terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gurami. Benih ikan gurami dipelihara pada
akuarium berukuran 60×29×33 cm3 yang diisi air sebanyak 35 liter. Pakan berupa cacing sutera diberikan
secara at satiation sebanyak 0,23 – 0,28 g/ekor/hari dengan frekuensi 2 kali/hari. Data yang diambil meliputi
kelangsungan hidup, pertumbuhan, jumlah pakan yang dikonsumsi, efisiensi pakan dan kualitas air. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa padat penebaran tidak mempengaruhi kelangsungan hidup dan efisiensi pakan,
namun mempengaruhi pertumbuhan dan jumlah pakan yang dikonsumsi. Kelangsungan hidup selama
pemeliharaan tergolong baik yaitu berkisar antara 90,14 – 99,52 %. Pertumbuhan dan jumlah pakan yang
dikonsumsi ikan mengalami penurunan dengan meningkatnya padat penebaran.
Salah satu upaya untuk meningkatkan Penebaran benih dilakukan ketika suhu air di
produksi adalah dengan usaha pembenihan dalam akuarium stabil pada tingkat 28 – 29
secara intensif melalui peningkatan padat °C. Sebelum ditebar, dilakukan pengambilan
tebar. contoh bobot dan panjang sebanyak 10% dari
Padat penebaran berhubungan dengan populasi untuk mengetahui ukuran awal
produksi dan pertumbuhan ikan (Hickling, penebaran.
1971). Menurut Hepher dan Pruginin (1981),
peningkatan kepadatan akan diikuti dengan Pemeliharaan ikan uji
penurunan pertumbuhan (critical standing Pakan yang diberikan selama
crop) dan pada kepadatan tertentu pemeliharaan berupa cacing sutera (Tubifex
pertumbuhan akan berhenti (carrying sp.) yang dibersihkan terlebih dahulu dengan
capacity). Untuk mencegah terjadinya hal air mengalir. Pakan diberikan 2 kali/hari,
tersebut, peningkatan kepadatan harus
pagi dan sore hari secara at satiation
disesuaikan dengan daya dukung (carrying menggunakan corong pakan yang mencapai
capacity). Faktor-faktor yang mempengaruhi 73,50 g/akurium. Setelah 1 jam, sisa pakan
carrying capacity antara lain adalah kualitas pada akuarium ditimbang kembali untuk
air, pakan dan ukuran ikan. Pada keadaan mengetahui jumlah pakan yang dikonsumsi.
lingkungan yang baik dan pakan yang Setiap hari dilakukan penyifonan
mencukupi, peningkatan kepadatan akan kotoran dan pergantian air sebelum
disertai dengan peningkatan hasil (produksi).
pemberian pakan sebanyak 75% yaitu 50%
Pemeliharaan gurami secara terkontrol pagi dan 25% sore dari total volume air
dalam akuarium memiliki keuntungan dapat pemeliharaan benih ikan gurami. Air yang
diusahakan dengan modal yang relatif kecil digunakan untuk pergantian air berasal dari
dan lahan yang terbatas, resiko terserang tandon dengan suhu 28 – 29 °C, kandungan
penyakit lebih kecil karena perawatannya oksigen terlarut 6,12 – 6,33 mg/l, pH 7,98 –
lebih mudah dan kesehatannya mudah 7,99, NH3 0,002 – 0,003 mg/l dan alkalinitas
dikontrol. Dengan demikian diperlukan
23,30 – 25,25 mg/l CaCO3.
penelitian untuk mendukung peningkatan
produksi ikan gurami yang dipelihara secara
Pengambilan dan pengumpulan data
terkontrol dalam akuarium. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh padat a. Kelangsungan hidup
penebaran terhadap kelangsungan hidup dan Kelangsungan hidup adalah perban-
pertumbuhan benih ikan gurami dingan jumlah ikan yang hidup hingga akhir
Osphronemus gouramy Lac. yang dipelihara pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal
dalam akuarium. pemeliharaan. Pada penelitian ini, data SR
dihomogenkan agar seragam dengan cara
mentransformasi data dalam bentuk (osin-1).
BAHAN DAN METODE Untuk menghitung kelangsungan hidup (SR)
digunakan rumus :
Persiapan wadah dan penebaran benih
Wadah yang digunakan untuk Nt
pemeliharaan benih ikan gurami adalah SR x 100%
akuarium berukuran 60×29×33 cm3 dengan
N0
volume air sebanyak 35 liter. Setiap (Goddard, 1996)
akuarium dicuci dan diisi air serta dilengkapi
Keterangan :
termostat yang diatur pada suhu 28 – 29 °C SR = Survival rate / Kelangsungan hidup (%)
dan aerasi untuk suplai oksigen. Nt = Jumlah benih di akhir pemeliharaan
Benih ikan gurami berumur 18 hari (ekor)
dengan ukuran panjang rata-rata 1,89 cm No = Jumlah benih di awal pemeliharaan
(kuku) dan bobot rata-rata 0,10 gram (ekor)
dipelihara dalam akuarium dengan padat
tebar 6, 8 dan 10 ekor/l sebagai perlakuan.
Pengaruh padat penebaran terhadap kelangsungan hidup 129
Kemudian data ditransformasi menggunakan dengan jumlah ikan yang diberi pakan.
rumus : Penghitungan jumlah pakan yang dikonsumsi
dihitung menggunakan rumus berikut :
1
SR(%) ( n)
SR ( sin 1 ) 4 F
100 FI
N
(Gaspersz, 1994)
Keterangan :
Keterangan : FI = Jumlah pakan yang dikonsumsi per
n = Jumlah sampel yang diambil hari(g/ekor)
F = Jumlah pakan (g)
b. Pertumbuhan N = Jumlah populasi (ekor)
hidup ikan pada padat tebar 8 ekor/liter ekor/liter terhadap perlakuan padat
mencapai 99,29 % dan 90,14 % pada padat penebaran 8 ekor/liter hanya sedikit sehingga
tebar 10 ekor/liter (Gambar 1). Kematian ruang gerak dan kompetisi ikan dalam
yang terjadi pada saat pemeliharaan mencari makan relatif sama. Jumlah pakan
dikarenakan oleh faktor ruang gerak yang yang dikonsumsi setiap individu (g/hari)
semakin sempit sehingga memberikan pada padat tebar 8 ekor/liter tidak berbeda
tekanan terhadap ikan. Dampak dari stres dengan perlakuan padat penebaran 6 dan 10
mengakibatkan daya tahan tubuh ikan ekor/liter, namun perlakuan padat penebaran
menurun bahkan terjadi kematian. 6 ekor/liter berbeda dengan perlakuan 10
ekor/liter. Hubungan panjang dan bobot
Pertumbuhan panjang dan bobot benih ikan gurami memiliki sifat allometrik
Pertumbuhan panjang mutlak dan laju negatif yaitu pertumbuhan panjang lebih
pertumbuhan individu (g/hari) mengalami dominan daripada pertumbuhan bobot.
penurunan dengan meningkatnya padat Panjang rata-rata akhir benih ikan
penebaran (Gambar 3 dan 5). Berdasarkan gurami berkisar antara 5,37 – 5,76 cm
analisis ragam, padat penebaran dapat dengan pertumbuhan panjang mutlak berbeda
mempengaruhi pertumbuhan. Pertumbuhan antar perlakuan kepadatan selama
panjang dan bobot pada perlakuan padat pemeliharaan yaitu berkisar antara 3,48 –
penebaran 8 ekor/liter tidak berbeda dengan 3,87 cm. Pertumbuhan panjang selama
perlakuan padat penebaran 6 dan 10 pemeliharaan mengalami peningkatan
ekor/liter. Namun perlakuan padat penebaran (Gambar 2). Hasil analisis ragam diperoleh
6 ekor/liter berbeda dengan perlakuan 10 bahwa pertumbuhan panjang mutlak (Y1)
ekor/liter. Hal ini dikarenakan selisih jumlah mengalami penurunan dengan meningkatnya
benih ikan gurami dalam akuarium pada kepadatan ikan (x) dengan persamaan Y1 = -
perlakuan padat penebaran 6 dan 10 0,0971x + 4,4227 (Gambar 3).
Tabel 1. Prosedur pengukuran fisika dan kimia air pemeliharaan benih ikan gurami
(Osphronemus gouramy Lac.) pada kepadatan 6, 8 dan 10 ekor/liter selama 39 hari
99,52 99,29
100 90,14
Kelangsungan Hidup (%)
80
60
40
20
0
6 8 10
Padat tebar (ekor/liter)
Gambar 1. Kelangsungan hidup benih ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) yang
dipelihara dengan beberapa kepadatan berbeda selama 39 hari
Pengaruh padat penebaran terhadap kelangsungan hidup 131
Panjang (cm)
4
0
1 4 11 18 25 32 39
Hari ke-
Gambar 2. Pertumbuhan panjang benih ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) yang
dipelihara dengan beberapa kepadatan berbeda selama 39 hari.
4.00
Pertumbuhan Panjang Mutlak
Y1 = -0.0971x + 4.4227
3.90
R2 = 0.778
3.80
(cm)
3.70
3.60
3.50
3.40
4 6 8 10 12
Perlakuan
Gambar 3. Pertumbuhan panjang mutlak benih ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) yang
dipelihara dengan beberapa kepadatan berbeda selama 39 hari
Bobot rata-rata akhir benih ikan gurami dikonsumsi ikan. Semakin meningkatnya
berkisar antara 2,62 – 3,20 gram dan laju padat penebaran menyebabkan jumlah pakan
pertumbuhan individu selama pemeliharaan yang dikonsumsi mengalami penurunan. Ikan
berbeda antar perlakuan yaitu berkisar antara uji pada perlakuan padat tebar 6 ekor/liter
0,065 – 0,079 g/hari. Pertumbuhan bobot mengkonsumsi pakan dalam jumlah lebih
selama pemeliharaan mengalami peningkatan banyak (0,28 g/hari) dibandingkan dengan
(Gambar 4). Dari hasil analisis ragam perlakuan 8 ekor/liter dan 10 ekor/liter yang
diperoleh bahwa laju pertumbuhan individu masing-masing mengkonsumsi pakan
(Y2) mengalami penurunan dengan sebanyak 0,24 g/hari dan 0,23 g/hari. Jumlah
meningkatnya kepadatan (x), dengan pakan yang dikonsumsi setiap individu per
persamaan Y2 = -0,0037x + 0,1003 (Gambar hari (g/ekor) selama masa pemeliharaan
5). mengalami peningkatan (Gambar 6). Jumlah
pakan yang dikonsumsi setiap individu per
Jumlah pakan yang dikonsumsi dan hari (Y3) pada masing-masing perlakuan
efisiensi pakan berbeda yaitu berkisar antara 0,23 – 0,28
Jumlah pakan yang dikonsumsi ikan g/ekor dan mengalami penurunan dengan
menunjukkan nafsu makan ikan. Pada meningkatnya kepadatan (x) dengan
penelitian ini terbukti bahwa padat penebaran persamaan Y3 = -0,0133x + 0,354 (Gambar
mempengaruhi jumlah pakan yang 7).
132 I. Effendi, H. J. Bugri dan Widanarni
3,50
3,00
2,50
Bobot (gr)
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
1 4 11 18 25 32 39
Hari ke-
Gambar 4. Pertumbuhan bobot benih ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) yang dipelihara
dengan beberapa kepadatan berbeda selama 39 hari
0.085
Laju pertumbuhan individu
Y2 = -0.0037x + 0.1003
0.080
R2 = 0.7785
(g/hari)
0.075
0.070
0.065
0.060
4 6 8 10 12
Perlakuan
Gambar 5. Laju pertumbuhan individu benih ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) yang
dipelihara dengan beberapa kepadatan berbeda selama 39 hari
0.50
dikonsumsi per hari (g/ekor)
0.45
Jumlah pakan yang
0.40
0.35
0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
4 11 18 25 32 39
Hari ke-
Gambar 6. Jumlah pakan yang dikonsumsi benih ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.)
yang dipelihara dengan beberapa kepadatan berbeda selama 39 hari.
Pengaruh padat penebaran terhadap kelangsungan hidup 133
0.27
Y3 = -0.0133x + 0.354
0.21
R2 = 0.7372
0.18
4 6 8 10 12
Perlakuan
Gambar 7. Jumlah pakan yang dikonsumsi benih ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.)
yang dipelihara dengan beberapa kepadatan berbeda selama 39 hari
Berbedanya jumlah pakan yang tergolong rendah yaitu berada dalam kisaran
dikonsumsi setiap individu diduga akibat 1 – 5 mg/l (Tabel 2). Meningkatnya
ruang gerak yang semakin sempit sehingga kepadatan ikan yang diiringi meningkatnya
kompetisi ikan dalam mencari makan konsumsi oksigen menyebabkan kandungan
mengalami peningkatan. Selain itu, faktor oksigen dalam wadah pemeliharaan
yang mempengaruhi jumlah pakan yang mengalami penurunan. Berkurangnya
dikonsumsi ikan adalah rendahnya kandungan oksigen ini terjadi akibat
kandungan oksigen terlarut dalam media pemanfaatan oleh ikan untuk proses respirasi,
pemeliharaan (Tabel 2). Faktor tersebut metabolisme, termasuk pencernaan dan
memberikan tekanan (stresor) terhadap ikan asimilasi makanan serta pertumbuhan.
pada kepadatan tinggi sehingga energi yang Amoniak diekskresikan ikan sebagai
dihasilkan dari metabolisme cenderung hasil metabolisme sehingga semakin
digunakan untuk bertahan dari stres. Dengan meningkatnya biomassa ikan mengakibatkan
demikian, pertumbuhan ikan mengalami semakin banyaknya amoniak yang
penurunan dengan meningkatnya padat diekskresikan. Sisa metabolisme yang
penebaran. terbuang dalam bentuk amoniak tak
Hasil analisis ragam menunjukkan terionisasi (NH3) pada penelitian ini berkisar
bahwa padat penebaran tidak mempengaruhi antara 0,01 – 0,19 mg/l (Tabel 2).
efisiensi pakan. Nilai efisiensi pakan berkisar Konsentrasi amoniak mengalami peningkatan
antara 26,52 – 27,49%. Efisiensi pakan yang mulai hari ke-24 pemeliharaan yaitu lebih
tidak berbeda menunjukkan bahwa ikan pada dari 0,05 mg/l. Selain dipengaruhi oleh
setiap perlakuan dapat memanfaatkan pakan meningkatnya biomassa ikan, peningkatan
yang dikonsumsi secara efisien. konsentrasi amoniak juga dipengaruhi oleh
meningkatnya kandungan pH. Meningkatnya
Kualitas air konsentrasi amoniak pada penelitian ini tidak
mempengaruhi kondisi ikan karena masih
Kualitas air merupakan faktor fisika-
dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh
kimia yang dapat mempengaruhi lingkungan
benih ikan gurami. Namun untuk mencegah
media pemeliharaan dan secara tidak
timbulnya stres pada hari ke-38 pemeliharaan
langsung akan mempengaruhi proses
ikan dipuasakan agar sisa metabolisme yang
metabolisme benih ikan gurami. Oksigen
dikeluarkan tidak terlalu banyak.
terlarut (DO) merupakan parameter kualitas
Nilai pH dalam wadah pemeliharaan
air yang sangat penting karena
pada penelitian ini masih berada dalam
keberadaannya mutlak diperlukan oleh
kisaran budidaya gurami yaitu 7,12 – 7,60.
organisme budidaya untuk proses respirasi.
Kandungan pH mengalami peningkatan
Kandungan oksigen pada penelitian ini
134 I. Effendi, H. J. Bugri dan Widanarni
35
Efisiensi Pakan (%)
30
25
20
15
10
4 11 18 25 32 39
Hari ke-
Gambar 8. Efisiensi pakan benih ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) yang dipelihara
dengan beberapa kepadatan berbeda selama 39 hari
Tabel 2. Nilai parameter fisika kimia air pada tandon dan wadah pemeliharaan benih ikan gurami
(Osphronemus gouramy Lac.) yang dipelihara dengan beberapa kepadatan berbeda
selama 39 hari