You are on page 1of 18
MESIN SINKRON ~ PRINSIP KERJA MESIN SINKRON Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor. Kumparan jangkarnya berbentuk sama dengan mesin induksi. sedangkan kumparan medan mesin sinkron dapat berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder), Arus searah (DC) untuk menghasilkan fluks pada kumparan medan dialirkan ke rotor melalui cincin. Gambar 8.1 Apabila kumparan jangkar dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa akan menimbulkan medan putar pada stator. Kutub medan rotor yang diberi penguat arus searah mendapat tarikan dari kutub medan putar stator hingga turut berputar dengan kecepatan yang sama (sinkron). Dilihat dari segi adanya interaksi dua medan magnet. maka kopel yang dihasilkan motor sinkron merupakan fungsi sudut kopelnya (8). T = B,B, sin & Pada beban nol. sumbu kutub medan putar berimpit dengan sumbu kumparan medan (8 = 0), Setiap peaambahan beban membuat medan motor “tertinggal” 130 sebentar dari medan stator, berbentuk sudut kopel (8); untuk kemudian berputar dengan kecepatan yang sama lagi. Beban maksimum tercapai ketika 8 = 90°. Penambahan beban lebih lanjut mengakibatkan hilangnya kekuatan kopel dan motor disebut kehilangan sinkronisasi. REAKSI JANGKAR Apabila generator sinkron (alternator) melayani beban. maka pada kumparan jangkar stator mengalir arus; dan arus ini menimbulkan fluks jangkar. Fluks jangkar yang ditimbulkan arus (4) akan berinteraksi dengan yang dihasilkan kumparan medan rotor ($b). sehingga menghasilkan fluks resultante (6p). og = bp + ba: jumlah secara vektor. Adanya interaksi ini dikenal sebagai reaksi jangkar. Kondisi reaksi jangkar untuk berbagai macam jenis beban adalah sebagai berikut: Arus jangkar (2) sefasa dengan ggl (E). Jenis beban: tahanan (resistif). a tegak lurus terhadap or Arus jangkar (J) terdahulu @ dari gel (E). Jenis beban: kapasitif. a terbelakang dengan sudut (90° ~ 6). ( Arus jangkar ({) terdahulu 90° dari gel (E). Jenis beban: kapasitif murni. a memperkuat -. terjadi pengaruh pemagnetan ( Asus jangkar (/) terbelakang 90° dari gel (E). Jenis beban: induktif murni. a memperlemah ¢y. terjadi pengaruh pendemagnetan Gambar 8.2. ‘Terlihat bahwa reaksi jangkar pada alternator bergantung pada jenis beban yang dilayani, dengan perkataan lain bergantung pada sudut fasa antara arus jangkar (/) dengan tegangan induksi (ggl). ALTERNATOR TANPA BEBAN Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (/;): tegangan (£,) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Ey = cnb c = konstanta mesin n = putaran sinkron . = fluks yang dihasilkan oleh Jj. pave eae Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak Imengoli pada stator, karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hany@bdsilkan oleh arus medan (J). Apabila arus medan (J,) diubah-ubah harganya, akan diperolch harga E,, seperti yang terlihat pada kurva pemagnetan Gambar 8.3a. Pada celah udara kurva pemagnetan merupakan garis lurus. celah udara A x Gambar 8.3 AB = tahanan arus medan yang diperlukan untuk daerah jenuh R, tahanan stator X, = fluks bocor E, = V (keadaan tanpa beban) ALTERNATOR BERBEBAN Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan terjadinya reaksi jangkar. Reaksi jangkar bersifat reaktif karena itu dinyatakan sebagai reaktansi, dan disebut reaktansi pemagnet (X,,). Reaktansi pemagnet (X,,) 132 ini bersama-sama dengan reaktansi fluks bocor (X,) dikenal sebagai reaktansi sinkron (X,). Model rangkaian dan diagram vektor dari alternator berbeban induktif (faktor kerja terbelakang) dapat dilihat pada Gambar 8.4. E = V + IR, + XX, = Xm + Xo t E X% Re Fe e ix, v 1 OTR REAKTANSI SINKRON Gambar 8.4 Harga X, diperoleh dari dua macam percobaan yaitu percobaan tanpa beban dan percobaan hubungan singkat. Dari percobaan tanpa beban diperoleh harga E, sebagai fungsi arus medan (J,). Seperti telah diterangkan, hubungan ini menghasilkan kurva pemagnetan; dan dari kurva ini harga yang akan dipakai adalah harga liniernya (unsaturated). Pemakaian harga linier yang metupakan garis lurus cukup beralasan mengingat kelebihan arus medan pada keadaan jenuh sebenarnya dikompensasi oleh adanya reaksi jangkar. Percobaan hubungan singkat akan menghasilkan hubungan antara arus jangkar (J) sebagai fungsi arus medan ,), dan ini merupakan garis lurus (Jy,). Gambar 8.5 Jadi, harga reaktansi sinkron adalah: Eo _ OA Ths BC 133 PENGATURAN TEGANGAN Diagram vektor pada Gambar 8.6 memperlihatkan bahwa terjadinya perbedaan antara tegangan terminal V dalam keadaan berbeban, dengan tegangan Eq pada saat tidak berbeban, dipengaruhi selain oleh faktor kerja juga oleh besarnya arus jangkar (1) yang mengalir. Faktor kerja L E aces SE Faktor kerja mendahului ; Gambar 8.6 Dengan memperhatikan perubahan tegangan V untuk faktor kerja berbeda-beda pada Gambar 8.6, karakteristik tegangan terminal V terhadap arus jangkar / dapat digambarkan sebagai Gambar 8.7. Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal alternator antara keadaan beban nol dengan beban penuh, dan dinyatakan: Eo - Vv v va Faktor kerja mendahului Faktor kerja = 1 Pengaturan tegangan = Faktor kerja terbelakang i U1 Gambar 8.7 KERJA PARALEL ALTERNATOR Untuk meiayani beban berkembang, ada kaldnya kita harus memparalelkan dua atau lebih alternator dengan maksud memperbesar kapasitas daya yang dibangkit- kan. 134 Selain untuk tujuan di atas. kerja paralel juga sering dibutuhkan untuk men kontinuitas pelayanan apabila ada mesin (alternator) yang harus dihentikan. misalnya untuk istirahat atau reparasi. Untuk maksud memparalel ini. ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. yaitu: (1) Harga sesaat gel kedua alternator harus sama dalam kebesarannya, dan bertentangan dalam arah. Atau harga sesaat gel alternator harus sama dalam kebesarannya dan bertentangan dalam arah dengan harga efektif tegangan jala-jala. (2) Frekuensi kedua alternator atau alternator dengan jala-jala harus sama. (3) Fasa kedua alternator harus sama dan bertentangan setiap saat. (4) Urutan fasa kedua alternator harus sama. Gambar 8.8 Misalkan suatu generator G akan diparalelkan dengan jala-jala. Mula-mula G diputar oleh penggerak mula mendekati putaran sinkronnya. lalu penguatan 1, diatur hingga tegangan terminal generator tersebut sama dengan jala-jala. Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa kedua tegangan (generator dan jala- jala) digunakan alat pendeteksi yang pada Gambar 8.8 berupa lampu sinkronoskop hubungan terang. Benar tidaknya hubungan paralel tadi, dapat dilihat dari lampu tersebut. Jika rangkaian untuk paralel itu benar (urutan fasa sama) maka Jampu L,. £3. dan L3 akan hidup-mati dengan frekuensi f, ~ fe; cycle. Sehingga apabila ke-3 lampu sedang tidak berkedip berarti f, = fc atau frekuensi tegangan generator dan jala-jala sudah sama. Untuk mengetahui bahwa fasa kedua tegangan (generator dan jala-jala) sama dapat dilihat dari lampu Ly. L2, dan Ls yang untuk hubungan seperti pada Gambar 8.9, L; akan mati dan Lz, L; menyala sama terang. Frekuensi tegangan generator diatur oleh penggerak mula sedang besar tegangan diatur oleh penguatan medan. Jika rangkaian untuk paralel itu salah (urutan fasa tidak sama) maka Jampu L;, L;, dan L; akan hidup-mati bergantian dengan frekuensi (f;, + fo) cyele. Dalam hal 135 ini dua buah fasa (sebarang) pada terminal generator harus kita pertukarkan. Untuk jelasnya lihat diagram pada Gambar 8.9 dan 8.10. dari jala-jata dari generator eu ie TL Ww L382 | Me > Ne Gambar 8.9 Gambar 8.10 R. S, dan T urutan fasa tegangan jala-jala. U, V. dan W urutan fasa tegangan generator. Jika urutan fasa kedua sistem tegangan sama, maka lampu L,. L2, dan L3 akan hidup-mati bergantian dengan frekuensi f;, — fo cycle. Saat memparalelkan adalah pada keadaan L, mati sedang L; dan Ls menyala sama terang, dan keadaan ini berlangsung agak lama (yang berarti f, dan fc sudah sangat dekat atau benar-benar sama). Dalam keadaan ini, posisi semua fasa sistem tegangan jala-jala berimpit dengan semua fasa sistem tegangan generator. Gambar 8.11 Ly: mendapat tegangan Vig = 0 (lampu mati) karena R berimpit dengan U (Vu = Vor ~ Vuo = 0) Lp: mendapat tegangan Vrs +0 (lampu hidup) Vws = Vwo ~ Vso = V3Vwo = V3¥so Ls: mendapat tegangan Vzy #0 (lampu hidup) Vrv = Vro ~ Vvo = Vro — Vvo = V3¥r0 = V3Vvo 136 MOTOR SINKRON Telah diketahui bahwa pada motor induksi tidak terdapat kumparan medan, sehingga sumber pembangkit fluks hanya diperoleh dari daya masuk, stator. Daya masuk untuk pembangkit fluks merupakan daya induktif. oleh karenanya motor induksi bekerja pada faktor kerja terbelakang. Sedangkan pada motor sinkron terdapat dua sumber pembangkit fluks yaitu arus bolak-balik (AC) pada stator dan arus searah (DC) pada rotor. Bila arus medan pada rotor cukup untuk membangkitkan fluks (gm) yang diperlukan motor. maka stator tidak perlu memberikan arus pemagnetan atau daya reaktif dan motor bekerja pada faktor kerja = 1.0. Kalau arus medan pada rotor kurang (penguat berkurang). stator akan menarik arus pemagnetan dari jala-jala, sehingga motor bekerja pada faktor kerja terbelakang. Sebaliknya bila arus medan pada rotor berlebih (penguat berlebih), kelebihan fluks (gem) ini harus diimbangi. dan stator akan manarik arus yang bersifat kapasitif dari jala-jala; dan kerenanya motor bekerja pada faktor kerja terdahulu. Dengan demikian, jelas bahwa faktor kerja motor sinkron. dapat diatur dengan mengubah-ngubah harga arus medan (J). PENGARUH PENGUATAN MEDAN Diagram vektor pada Gambar 8.12 menunjukkan keadaan motor sinkron untuk faktor kerja yang berbeda-beda pada keadaan beban (P) tetap. tag pr v : Ca : 1 Garis P konstan Vektor diagram alternator untuk daya (P) konstan, V dibuat tetap dan A, diabaikan. Gambar 6.12 Diagram vektor memperlihatkan, bahwa untuk beban tetap arus jangkar I yang ditarik dari jalajala oleh motor harganya besar pada saat penguat berkurang (faktor kerja terbelakang). bertambah kecil untuk harga faktor kerja = 1.0; untuk 137 kemudian menjadi besar lagi ketika penguatan dibuat berlebih (faktor kerja terdahulu). Dengan demikian hubungan antara arus jangkar J dengan arus penguat (arus medan Jj) untuk suatu beban (P) yang tetap akan merupakan kurva yang berbentuk V seperti tampak pada Gambar 8.13. Penguat berlebih 4 Gambar 8.13 KONDENSOR SINKRON Telah diterangkan pada pembahasan terdahulu bahwa apabila motor sinkron diberi penguatan berlebih, maka untuk mengkompensasi kelebihan fluks. dari jala-jala akan ditarik arus kapasitif. Karena itu motor sinkron (tanpa beban) yang diberi penguat berlebih akan berfungsi sebagai kapasitor dan mempunyai Kemampuan untuk memperbaiki faktor kerja, Motor sinkron demikian disebut kondensor sinkron. Daya Reaktif Motor sinkron tanpa beban dalam keadaan penguatan tertentu dapat menimbulkan daya reaktif. Perhatikan diagram vektor motor sinkron tanpa beban seperti terlihat pada Gambar 8.14. vm , EK ms m “Ta @ ©) © Gambar 8. Pada Gambar 8.142. penguatan normal, sehingga V = E. Motor dalam keadaan mengambang karena tidak memberikan ataupun menarik arus. V berimpit dengan E karena dalam keadaan tanpa beban sudut daya 6 = 0. Pada Gambar 8.14b, penguatan berlebih. sehingga E > V. Arus Kapasitif (leading current) ditarik dari 138, jala- jala. Daya aktif P = V/cos & = 0. Jadi, motor berfungsi sebagai pembangkit daya reaktif yang bersifat kapasitif (kapasitor). Pada Gambar 8.14c, penguatan berkurang. sehingga E < V. Arus magnetasi (lagging current) ditarik dari jala-jala Jadi, motor berfungsi sebagai pembangkit daya reaktif yang bersifat induktif (induktor). SUDUT DAYA MESIN SINKRON Untuk alternator berlaku hubungan: V = E — (IR, + jIX,) Bila R, diabaikan maka: V= E ~ jIx, E-v dalam bentuk polar dapat ditulis (= [2 Me) xX, Xs E (cos 8 + jsin 8) V eX Komponen nyata dari arus / di atas adalah E/X, sin 8. Komponen nyata dari suatu arus dapat juga ditulis dengan J cos 6, Oleh karena itu. bila daya P = V/ cos b dan T cos @ = E/X, sin 8 maka: dan VE. . Ts Vv wp oy, fn} Terlihat bahwa harga kopel (T) merupakan fungsi sin 8, sehingga akan mencapai harga maksimum pada saat 8 = 90°. Perubahan sudut daya 8 untuk setiap penambahan beban dapat terlihat apabila rotor disinari dengan cahaya sthobosko- pik. van Gamber 8.15 Contoh 1 Suatu motor sinkron, 2000 hp. cos @ = 1.0. 3 fasa hubungan bintang. 2300 volt, 30 kutub, 60 cps. Motor mempunyai reaktansi sinkron sebesar 1.95 ohm per fasa. (a) Hitung kopel maksimum dengan menganggap bahwa sumber yang memberi- kan daya listrik pada motor mempunyai tegangan dan frekuensi Konstan, demikian pula tegangan medan rotor dijaga Konstan, yaitu mempunyai harga yang sama dengan tegangan medan pada saat cos ¢ = 1.0 pada beban penuh. Abaikan semua rugi yang terjadi. Jika sumber adalah generator sinkron, 3 fasa hubungan bintang, 2300 volt. 1750 kVA, 2 kutub, 3600 rpm dan mempunyai reaktansi sinkron 2.65 ohm per fasa. Generator dijalankan dengan kecepatan nominal dan tegangan medan generator dan motor diatur, sehingga motor berputar dengan cos @ = 1.0 pada beban penuh. Hitunglah kopel maksimum pada keadaan ini (tegangan medan generator dan motor konstan), dan hitung pula tegangan terminalnya pada saat motor memberikan kopel maksimum tersebut. (b, Pemecahan Di sini dimisalkan mesin adalah mesin sinkron dengan rotor silinder, sehingga reluktansi kopel diabaikan. Rangkaian ekivalen motor dapat digambarkan seperti Gambar 8.16, di mana X,,, = reaktansi sinkron dan Eym = tegangan medan. KVA = 2000 x 0.746 = 1.492 KVA, untuk 3 fasa = 497 kVA, untuk 1 fasa Tegangan nominal (V,) = 2300/V3 = 1330 volt (tegangan fasa) Arus nominal (I = 1,) = 497 000/1330 = 374 ampere per fasa maka I,Xsm = 374 X 1.95 = 730 volt. per fasa b 4 v ar h Xen NY , taXem M Gen a En Gamber 8.16 ®) © 140 Dari diagram fasor (untuk cos = 1.0) pada Gambar 8.166, didapat Ejm = VVF + (Xm) = 1.515 volt Daya maksimum bila @ = 90°, dan jika Ey, dan V, konstan maka: 1 Pray = VPs = 130% 1515 sy 19 watt Xen 1.98 untuk 3 fasa = 3 x 1030 kW = 3090 kW Kecepatan sinkron = 120f/p = 240 rpm = 4 rps Pras _ 3090 x 10° Wo oan x4 Tmaks = 123 x 10° newton meter = 0.738 (123 x 10°) = 90 600 Ib-ft Jika sumber daya adalah generator sinkron. rangkaian ekivalen keseluruhan {generator + motor) dapat digambarkan seperti Gambar 8.16c dan diagram fasornya (untuk cos = 1.0) seperti Gambar 8.16d. Fe 1X ve 1eXem o Em Di sini: V, = 1330 volt, dan Ey, = 1515 volt. Tegangan drop pada raktansi sinkron generator: 1X, = 374 X 2.65 = 991 volt. Dan dari diagram fasor: Eg = VV + (LXq% = 1655 volt. Daya maksimum terjadi bila Ey, terdahulu 90° terhadap En. dan bila Ey dan Ey Konstan. diagram fasornya adalah seperti Gambar 8.16e di mana V, tidak lagi sama dengan 1330 dan faktor kerja juga tidak sama dengan 1.0. Maka: Eng Epm _ 1655 X 1515 P, = Xsg + Xom 4.60 ‘maks = $45 x 10° watt per fasa untuk 3 fasa = 1635 kW. 141 cy Jadi, Toons = Pm _ 1635 x 10° Ww Qn x 4 = 65 x 10° Nm = 48.000 Ib-fl Dari diagram fasor pada Gambar 8.162 Iq (Xp + Xon) = VER, + Ej = VI5IS? + 1655° = 2240 volt 2240 ly = 488 ampere 4,60 pe 1,Xom = 488 x 1.95 = 951 volt cOS a = —— Fim __ 515. = 0.676 1, Kg + Xm) 2240 sin @ = ——Fis__ = 185. © 39 Ty (Xg + Xm) 2240 Maka: Vi. = Ejm + 1eXsm = Epn — [aXan 008 a + jlXm Sin 0 ti 1515 — 643 + j703 = 872 + j703 Dan besarannya adalah: V, = 1120 voit (tegangan fasa) 1940 volt (tegangan jala-jala) 142 Contoh 2 Alternator 1 fasa, 4 kutub, 50 Hz. 50 KVA, $50 Volt mempunyai tahanan jangkar 0.48 ohm. Arus medan 8 ampere memberikan 160 ampere pada hubung singkat dan ggl 500 volt pada keadaan beban nol. Carilah: (J) Reaktansi dan impedansi sinkron. (2) Persentase pengaturan pada beban penuh bila: (a) faktor daya 1 (satu) (b faktor daya 0.8 (tertinggal). Pemecahan (1) Arus beban penuh dari mesin = (50 x 1000)/550 = 90.9 ampere Impedansi sinkron Z, = SO0/160 = 3.120 2a) Untuk faktor daya 1 (satu): V = 530 + 70 1 = 90.9(1 + j0) Z, = 0.8 + j3.08 Gaya gerak listrik E = V + IZ, 550 + j0 + 90.9(1 + j)(0.48 + /3.08) 593.6 + j270 = 640 volt 550 % Pengaturan = 40 x 100% = 90/550 x 100% = 16.3% I (2b) Untuk faktor daya 0.8 (tertinggal) E = 550 + j0 + 90.9 (0.8 — j0.6)(0.48 + j3.08) IE|= 754 volt % Pengaturan = Contoh 3 Alternator 3 fasa. 600 kVA. 3300 V. mempunyai 25% reaktansi dan tahanan diabaikan. Faktor daya 0.8 tertinggal pada keadaan beban penuh. Bila pada saat medan penguat ditambah. gg! naik 20% dari keadaan berbeban penuh, hitunglah arus dan faktor daya yang baru. Alternator dihubungkan pada busbar (rel) Pemecahan 500 x 1 Arus beban penuh = 220% 1000 55 5 ampere V3 x 3300 3 Teganganifasa = “*" = 1905 volt V3 42 Reaktansi; 25% x 1905 = 87.5 X, X, = 5.44 ohm E 1905 + 87.5 (0.8 + j0.6) j5.44 E = 1905 + j371 + 272.4 E 2177.4 + j371 volt |E|=V2177.4 + 3717°= 2190 volt Pada saat penguat dinaikkan 20% maka: E = 0.20 x 2190 = 2608 volt Bagian daya aktif tidak berubah sehingga diperoleh: 2608 = besaran dari [1905 + (70 — jf) j5.44] V (1905 +5.44 7° + 370.8 134 ampere 1 Arus yang baru = V70" + 134 = 151.5 ampere Faktor daya yang baru = 70/151.4 terbelakang = 0.462 terbelakang. Contoh 4 Dua buab alternator 750 kW beroperasi secara paralel. Pengaturan kecepatan alternator yang pertama dari keadaan beban penuh ke keadaan tanpa beban adalah 100% ke 103%. Sedangkan alternator yang lain 100% ke 104%. Berapakah beban yang harus dipikul masing-masing alternator bila diberikan beban 1000 kW. Dan pada saat bagaimanakah salah satu mesin berhenti mensuplai beban. Pemecahan Buat garis asumsi pengaturan kecepatan mesin. Misalkan pengaturan dari 100 ke 104% adalah Q dan yang lainnya P, lihat gambar: Gambar 8.17 144 Titik operasi di A. pada saat frekuensi sama, pada keadaan kedua alternator bekerja paralel. Dari kedua segitiga yang sama diperoleh: 104 - f _ 450 di mana P, adalah beban yang disuplai oleh mesi serupa dengan; af = 3/750 ° 4Pp oleh karena itu: 104 — f = —* 750 dari: 103 — f = 3 Pof750 4Pp - 3Po 750 4P, — 3 Po = 750 4(P, + Pg) = 4000 bila beban 1000 kW 7Po = 3250 Po = 3250/7 = 464 kW P, = 536 kW. Bila beban naik; kecepatan turun dan bila kecepatan berada antara 103% ke 104% hanya mesin P mensuplai daya sedang mesin Q menjadi daya cadangan: Besar beban yang disuplai mesin P _ 104 = 103 4 Substitusi 1 = x 750 = 187.5 kW Contoh 5 Alternator satu fasa, 600 volt. 60 KVA mempunyai tahanan jangkar efektif 0.3 ohm. Dengan arus penguat 5 ampere menghasilkan ggl 400 volt pada keadaan sirkuit terbuka dan arus jangkar 200 ampere pada keadaan hubung singkat. Hitung persen pengaturan pada saat beban penuh di mana faktor daya 0.8 tertinggal. Pemecahan Pada saat arus medan 5 ampere. induksi tegangan 400 volt pada sirkuit terbuka. Dan dengan arus medan yang sama dihasilkan arus jangkar 200 ampere pada keadaan hubung singkat. ve 7, = vee = 4 oi Tye 200 R, =0,3 ohm, X, = V7 — 0.3? = 1.974 ohm 145 Tegangan terminal: V, = 600 + jO Arus beban penuh J = 60 x 1000 / 600 = 100 ampere Z, = 0.3 + j1.974 E=V,+ IZs E = 600 + jO + (0.3 + j1.974)[100 (0.8 + j0.6)) Pada saat arus tertinggal tegangan dengan sudut 6, di mana cos & .8 dan sin 6 = 0.6 E = 742.5 + j140 le) = V(@742.5)7 + (140)? = 753 volt % pengaturan pada beban penuh 0.8 tertinggal. = ae x 100% = 153/600 x 100% = 25.5% Contoh 6 Motor sinkron 36, 12 kutub, mempunyai impedansi jangkar 100 ohm. dan reaktansi 0.5 ohm/fasa. Beroperasi dengan 2000 V. 36, 25 Hz. Bila pengaturan 80% dari kemampuan, hitunglah daya maksimum dan torsi dalam Nm sebelum mesin keluar sari sinkronisasi. Pemecahan V, = 2000 volt dan E, = 80% sehingga V, = 1600 volt R = 0.5 ohm dan Z, = 10 ohm Daya maksimum yang dihasilkan oleh mesin sinkron: ViV> VER Pa mats = zs Ze Pz mars dari ketiga fasa = 2000 1600 600)? 0.5 KO me x3 10V3 V3 10° _ 2000 x 1600 1600?x 1 10 = 307 200 watt Kecepatan mesin sinkron dengan 12 kutub = 120 x 25/12 = 250 rpm 146, Trnaks pada kondisi daya maksimum: Trraks * @ = 307 200 2a x 250 Trans % “229 = 307 200 0 Tryons = 200200 * 8 41 24 Nm 2x 9 x 250 147

You might also like