You are on page 1of 70
Menimbang PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1113/MENKES/PB/XI1/2008 NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, :@. bahwa dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/O7/M.PAN/4/2008 telah ditetapkan Jabatan Fungsional Apoteker dan Angka Kreditnya; b. bahwa untuk tertib administrasi dalam pelaksanaannya, perlu. menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Apoteker dan Angka Kreditnya dengan Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Mengingat . Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- pokok Kepegawalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); . Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); . Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 2797); . Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3098); sebagaimana telah sepuluh kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 23); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 47, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3149) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 1); Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3176); ’. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil_ (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nemor 3637); Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Peyawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4015); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4332); ). Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawal Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4016), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah 12. 15. Nomor 11 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4192); Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negare Republik Indonesia Nomor 4017); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4193); Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang, Pengangkatan, © Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; Menetapkan 46. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 47. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/O7/M.PAN/4/2008 tentang Jabatan Fungsional Apoteker dan Angka Kreditnya; MEMUTUSKAN: : PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER DAN ANGKA KREDITNYA. BABI KETENTUAN UMUM Pasal4 Dalam Peraturan Bersama ini yang dimaksud dengan : 4. Apoteker adalah jabatan yang mempunyal ruang_ lingkup, tanggung jawab, dan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada unit pelayanan kesehatan yang diduduki oleh Pegawal Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang; 2. Pekerjaan kefarmasian adalah penyiapan rencana kerja kefarmasian, pengelolaan perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klik, dan pelayenan farmasi khusus. Perbekalan farmasi adalah sediaan farmasi, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga, radio farmasi, dan gas medik. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika. Alat Kesehatan adalah bahan, instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Perbekalan kesehatan rumah tangga adalah alat, bahan atau campuran untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan untuk manusia, hewan peliharaan, rumah tangga dan atau tempat- tempat umum, Unit pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu rumah sakit, instalasi farmasi Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota (Gudang farmasi)/Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), puskesmas, apotek, dan Poliklinik/balai pengobatan serta unit pelayanan kesehatan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Apoteker dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. Tim penilai angka kredit adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas untuk menilai prestasi kerja Apoteker. 40. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan, Kepala Kepolisian Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional serta Pimpinan Kesekretarlatan Lembaga lain yang dipimpin oleh pejabat struktural eselon | dan bukan merupakan bagian dari Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen. 11. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi adalah Gubemur. 12. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota adalah BupatiWalikota. 13. Pemberhentian adalah pemberhentian dari Jabatan Apoteker bukan pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil. BABII USUL PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Pasal 2 (1) Bahan penilaian angka kredit jabatan Apoteker disampaikan pimpinan unit kerja paling rendah pejabat struktural eselon IV yang bertanggung jawab di bidang kepegawaian setelah diketahui atasan langsung pejabatfungsional yang bersangkutan kepada pejabat yang berwenang -nengusulkan penetapan angka kredit. (2) Pejabat yang berwenang mengusulkan penetapan angka kredit jabatan Apoteker menyampaikan usul penetapan angka kredit kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit melalui Tim Penilai. (3) Usul penetapan angka kredit untuk Apoteker dibuat menurut contoh formulir sebagaimana tersebut dalam Lampiran I-A sampai dengan Lampiran I-D Peraturan Bersama ini. (4) Setiap usul penetapan angka kredit Apoteker dilampiri dengan: a. surat pemyataan melakukan kegiatan —_pekerjaan kefarmasian dan bukti fisiknya, dibuat sesuai contoh formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran II Peraturan Bersama ini, b. surat pemyataan melakukan kegiatan pengembangan profesi dan bukti fisiknya, dibuat sesuai contoh formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran ll Peraturan Bersama ini; c. surat pemyataan melakukan kegiatan penunjang tugas dan bukti fisiknya, dibuat sesuai contoh formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran IV Peraturan Bersama ini; d. surat pernyataan telah mengikuti pendidikan dan pelatihan, dibuat sesuai contoh formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran V Peraturan Bersama ini . Pasal 3 (1) Setiap usul penetapan angka kredit bagi Apoteker harus dinilai secara seksama oleh Tim Penilai berdasarkan rincian kegiatan dan nilai angka kredit sebagaimana tersebut dalam, Lampiran | Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/07/M.PAN/4/2008. (2) Hasil fenilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit untuk ditetapkan angka kreditnya. Pasal 4 (1) Penetapan angka kredit Apoteker sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka Kredit, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Lampiran VI Peraturan Bersama ini; (2) Asli Penetapan Angka kredit (PAK) disampaikan kepada Kepala Badan Kepogawaian Negara (BKN) atau Kepala Kantor Regional BKN yang bersangkutan dan tembusan disampaikan kepada : a. Apoteker yang bersangkutan; b. Sekretaris Tim Penilai Apoteker yang bersangkutan; c. Kepala Biro/Bagian Kepegawaian —_Instansi/Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang bersangkutan; . Pejabat lain yang dipandang perlu. Pasal 5 (1) Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap Apoteker diwajibkan mencatat dan menginventarisir semua kegiatan yang dilakukan. (2) Penilaian dan penetapan angka kredit terhadap setiap Apoteker dilakukan paling kurang 4 (satu) kali dalam setahun. (3) Dalam hal Apoteker akan dipertimbangkan untuk naik pangkat, ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat Pegawal Negeri Sipil, sebagai berikut : a. untuk Kenaikan pangkat periode April, angka kredit ditetapkan paling lambat pada bulan Januari tahun yang bersangkutan; dan b. untuk kenaikan pangkat periode Oktober, angka kredit ditetapkan paling lambat pada bulan Juli tahun yang bersangkutan. Pasal 6 (1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dalam menetapkan angka kredit dapat mendelegasikan atau memberikan kuasa kepada pejabat lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/O7/M.PAN/4/2008. (2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rangka tertib administrasi dan pengendalian harus membuat spesimen tanda tangan dan disampaikan kepada Kepala BKN atau Kepala Kantor Regional BKN yang bersangkutan. (3) Apabila terdapat pergantian pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, maka spesimen tanda tangan pejabat yang mengyantikan tetap harus dibuat dan disampaikan kepada Kepala BKN atau Kepala Kantor Regional BKN yang bersangkutan. Pasal7 Apabila pejabat yang berwenang .menetapkan angka kredit ‘sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 berhalangan sehingga tidak dapat menetapkan angka kredit sampal batas waktu yang ditentukan dalam Pasal 5 ayat (2), angka kredit dapat ditetapkan oleh pejabat lain satu tingkat di bawahnya, yang secara fungsional bertanggung jawab di bidang kefarmasian setelah mendapatkan delegasi atau kuasa dari pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit atau atasan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. BAB III TIM PENILAI Pasal8 (1) Syarat untuk dapat diangkat menjadi Anggota Tim Penilai adalah sebagal berikut : a. paling rendah menduduki jabatan/pangkat setingkat dengan Jabatan/pangkat Apoteker yang dinilai; b. mempunyai keahlian serta mampu untuk menilai prestasi kerja Apoteker, dan c. dapat aktif melakukan penilaian. (2) Masa jabatan Anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya. (3) Anggota Tim Penilai yang telah menjabat dalam 2 (dua) masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat diangkat Kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan. (4) Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang pensiun atau berhalangan paling singkat 6 (enam) bulan, Ketua Tim Penilai mengusulkan penggantian Anggota Tim Penilai secara defenitif sesuai masa kerja yang tersisa kepada pejabat yang berwenang menetapkan Tim Penilai. (5) Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang turut dinilai, maka Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim Penilai Pengganti. (6) Susunan keanggotaan Tim Penilai terdiri dari unsur teknis, unsur kepegawaian, dan pejabat fungsional Apoteker dengan ketentuan sebagai berikut : a. satu orang ketua merangkap anggota dari unsur teknis; b. satu orang wakil ketua merangkap anggota dari unsur kepegawaian; ¢. satu orang sekretaris merangkap anggota; dan d. paling kurang 4 (empat) orang anggota. (7) Dalam hal komposisi jumlah anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidak dapat dipenuhi, maka anggota Tim Penilai dapat diangkat dari pejabat lain yang mempunyai kompetensi dalam penilalan prestasi kerja Apoteker. (8) Tata kerja dan tata cara penilaian Tim Penilai dalam melakukan tugas ditetapkan oleh Menteri Kesehatan selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Apoteker. Pasal9 (1) Tugas Tim Penitai Direktorat Jenderal adalah: a. membantu Direktur Jenderal yang membina pelayanan kefarmasian Departemen Kesehatan atau Pejabat Eselon II yang bersangkutan dalam menetapkan angka_ kredit Apoteker Utama yang bekerja pada pelayanan kefarmasian di lingkungan Departemen Kesehatan dan instansi lainnya; b. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Jenderal yang membina pelayanan _kefarmasian Departemen Kesehatan atau Pejabat Eselon Il yang bersangkutan yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud huruf a; (2) Tugas Tim Penilai Sekretariat Direktorat Jenderal adalah: @, membantu Sekretaris Direktorat Jenderal yang membina pelayanar kefarmasian Departemen Kesehatan dalam menetapkan angka kredit Apoteker Pertama sampai dengan Apoteker Madya yang bekerja pada pelayanan kefarmasian di lingkungan Departemen Kesehatan; dan b, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal yang membina pelayanan kefarmasian Departemen Kesehatan yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud huruf a. (3) Tugas Tim Penilai Instansi adalah: a. membantu. Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan Departerren/Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) selain Departemen Kesehatan (setingkat eselon II) dalam menetapkan angka kredit Apoteker Pertama sampai dengan Apoteker Madya yang bekerja pada pelayanan kefarmasian di lingkungan masing-masing; dan b. melaksanakan tuyas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) selain Departemen Kesehatan (setingkat eselon I!) yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud huruf a. (4) Tugas Tim Penilai Provinsi adalah: a. membantu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dalam menetapkan angka kredit bagi Apoteker Pertama sampai dengan Apoteker Madya yang bekerja pada pelayanan kefarmasian di lingkungan provinsi; dan b. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud huruf a. (5) Tugas Tim Penilai Kabupaten/Kota adalah: a. membantu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam menetapkan angka kredit bagi Apoteker Pertama sampai dengan Apoteker Madya yang bekerja pada pelayanan kefarmasian di lingkungan Kabupater/Kota; dan b. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud huruf a. (6) Dalam hal Tim Penilal Instansi belum terbentuk, penilaian dan penetapan angka kredit Apoteker dapat dimintakan kepada Tim Penilai Direktorat Jenderal. (7) Dalam hal Tim Penilai Provinsi belum terbentuk penilaian dan penetapan angka kredit Apoteker dapat dimintakan kepada Tim Penital Direktorat Jenderal. (8) Dalam hal Tim Penilai Kabupaten/Kota belum terbentuk Penilaian dan penetapan angka kredit Apoteker dapat dimintakan kepada Tim Penilai Kabupaten/Kota terdekat atau Tim Penilai Provinsi yang bersangkutan atau Tim Penilai Direktorat Jenderal. Pasal 10 (1) Untuk membantu Tim Penilal dalam melaksanakan tugasnya, dibentuk Sekretariat Tim Penilai yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang secara fungsional dijabat oleh pejabat di bidang kepegawaian. (2) Sekretariat Tim Penilai dibentuk dengan keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. Pasal 11 (1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dapat membentuk Tim Penilai Teknis yang anggotanya terdiri dari para ahli, baik yang berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil atau bukan Pegawal Negeri Sipil yang mempunyai kemampuan teknis yang diperlukan. (2) Tugas Tim Penilai Teknis, adalah memberikan saran dan pendapat kepada Ketua Tim Penilai dalam hal memberikan penilaian atas kegiatan yang bersifat khusus atau kegiatan yang memeriukan keahlian tertentu. (3) Tim Penilai Teknis menerima tugas dan bertanggung jawab kepada Ketua Tim Penilai. BAB IV KENAIKAN JABATAN/PANGKAT Pasal 12 Penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), digunakan sebagal dasar untuk mempertimbangkan kenaikan jabatan/pangkat Apoteker, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 13 (1) Kenaikan jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dapat dipertimbangkan apabila : a. paling kurang telah 4 (satu) tahun dalam jabatan terakhir, b, memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi; dan ¢. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) paling rendah bemilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. (2) Kenaikan jabatan dari jenjang Apoteker Madya menjadi Apoteker Utama ditetapkan oleh Presiden setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN. (3) Kenaikan jabatan dari jenjang Apoteker Pertama sampai dengan Apoteker Madya ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian instansi masing — masing. Pasal 14 (1) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dapat dipertimbangkan apabila : a. paling kurang telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir, b. memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi; dan ¢. sefiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan Pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (OP-3) paling rendah bemilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. (2) Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil PusaDaerah yang menduduki jabatan Apoteker Madya, pangkat Pembina Tingkat 1, yolongan ruang IV/b, untuk menjadi Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c sampai dengan Apoteker Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e, ditetapkan oleh Presiden setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN. (3) Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Pusat yang menduduki jabatan Apoteker Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat |, golongan ruang IIl/b, untuk menjadi Apoteker Muda pangkat Penata, golongan ruang IIl/c, sampai dengan Apoteker Madya, pangkat Pembina Tingkat |, golongan ruang IV/b, ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaiar Pusat yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan teknis Kepala BKN. (4) Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi yang menduduki jabatan Apoteker Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat 1, golongan ruang Ill/p, untuk menjadi Apoteker Muda pangkat Perata; golongan ruang Ill/c, sampai dengan Apoteker Madya, pangkat Pembina Tingkat |, golongan ruang IVib, ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan teknis Kepala Kantor Regional BKN yang bersangkutan. (5) Kenaikan pangkat + Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang menduduki jabatan Apoteker Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat |, golongan ruang Ill/b untuk menjadi Apoteker Muda, pangkat Penata, golongan ruang Ill/c, ‘sampai dengan pangkat Penata Tingkat |, golongan ruang Ill/d, ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan teknis Kepala Kantor Regional BKN — yang bersangkutan. (6) Kenaikan pangkat + Pegawai Negeri Sipil_ Daerah Kabupaten/Kota yang menduduki jabatan Apoteker Muda, pangkat Penata Tingkat |, golongan ruang Illid, menjadi Apoteker Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IVa, sampai dengan pangkat Pembina Tingkat |, golongan ruang IVb, ditetapkan oleh Guberur yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan teknis Kepala Kantor Regional BKN yang bersangkutan. Pasal 15 (1) Kenaikan pangkat bagi Apoteker dalam jenjang jabatan yang lebih tinggi dapat dipertimbangkan jika kenaikan jabatannya telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Apoteker yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya. (3) Apoteker yang mencapai angka kredit untuk kenaikan Jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi pada tahun pertama dalam masa jabatan/pangkat yang didudukinya, pada tahun berikutnya diwajibkan mengumpulkan angka kredit paling rendah 20% (dua pu'uh persen) dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari keglatan tugas pokok. (4) Apoteker Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a, yang akan naik pangkat setingkat lebih tinggi menjadi pangkat Pembina Tingkat |, golongan ruang IV/b, sampai dengan Apoteker Utama pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e, angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan untuk setiap kenaikan pangkat paling kurang 12 (dua belas) angka kredit harus berasal dari kegiatan pengembangan profesi. (6) Apoteker Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang Me, setiap tahun sejak menduduki jenjang jabatan diwajibkan mengumpulkan paling kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit dari kegiatan tugas pokok. BABV PENGANGKATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI JABATAN Pasal 16 Pengangkatan, pembebasan sementara, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan Apoteker, ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesual dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 17 (1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan Apoteker harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. berijazah Apoteker; b. pangkat paling rendah Penata Muda Tingkat |, golongan ruang Ill/b; dan c. setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) paling rendah bemilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. (2) Pengangkatan pertama sebagaimaria dimaksud pada ayat (1) adalah pengangkatan untuk mengisi lowongan formasi jabatan Apoteker, yang telah dipersiapkan pada waktu pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil. (8) Surat Keputusan pengangkatan pertama kali dalam jabatan Apoteker dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut pada Lampiran Vil Peraturan Bersama ini. Pasal 18 (1) Penganglsatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam jabatan Apoteker dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut: a. memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 1 Peraturan Menteri Negara Penyagunaan Aparatur Negara Nomor PER/07/M.PAN/4/2008; b. memiliki pengalaman dalam pekerjaan kefarmasian minimal 2 (dua) tahun terakhir sebelum diangkat dalam jabatan Apoteker; ¢. _usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun; dan d. setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pekerjaan (DP-3) paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. (2) Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sama dengan pangkat yang dimilikinya, sedangkan jenjang jabatan Apoteker ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang diperoleh setelah melalui penilaian dan penetapan angka kredit dari pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit yang berasal dari unsur utama dan unsur penunjang. (3) Surat Keputusan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam jabatan Apoteker dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut pada Lampiran Vill Peraturan Bersama ini. Pasal 19 Bagi Apoteker yang karena perpindahan jabatan memiliki Pangkatigolongan ruang yang lebih tinggi dari jabatan Apoteker yang diperolehnya dapat mengajukan kenalkan jabatan satu tingkat lebih tinggi setelah 1 (satu) tahun dalam jabatannya dan memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan. Pasal 20 (1) Asisten Apoteker apabila memperoleh ijazah/gelar Apoteker dapat diangkat dalam jabetan Apoteker apabila : a. _tersedia formasi untuk Jabatan Apoteker; b. paling kurang telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir, ¢. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) paling kurang bemilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan a d. memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan untuk Jabatan/pangkat yang didudukinya. (2) Asisten Apoteker yang akan beralih menjadi Apoteker diberikan angka kredit 65% (enam puluh lima persen) dari angka kredit kumulatif Diklat, Tugas Pokok, dan Pengembangan Profesi ditambah angka Kredit ijazah Apoteker, dengan tidak memperhitungkan angka kredit dari unsur penunjang. (3) Asisten Apoteker yang diangkat dalam jabatan Apoteker, apabila pangkat dan golongan ruang masih dibawah Penata Muda Tingkat 1, golongan ruang life, diberikan kenaikan Pangkat peryesuaian ijazah menjadi Penata Muda Tingkat |, golongan ruang Illfb setelah surat keputusan pengangkatan dalam jabatan Apoteker ditetapkan. Pasal 24 Selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), Pasal 18 ayat (1), pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Apoteker dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan Apoteker. Pasal 22 (1) Apoteker Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat |, golongan tuang Ill/b, sampai dengan Apoteker Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d, dibebaskan sementara dari Jabatannya ‘apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak menduduki pangkat dan atau Jabatan terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat ‘setingkat lebih tinggi. (2) Apoteker Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang \Vle, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak menduduki jabatan/pangkatnya tidak dapat mengumpulkan paling kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit dari kegiatan tugas pokok. (3) Pembebasan sementara bagi Apoteker sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) didahului dengan peringatan paling lambat 6 (enam) bulan sebelum batas waktu pembebasan sementara dengan menggunakan surat peringatan yang dibuat ‘sesuai Lampiran IX Peraturan Bersama ini. (4) Apoteker yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) selama pembebasan sementara tetap melaksanakan tugas pokoknya dan dari kegiatan tersebut dapat ditetapkan angka kreditnya. (6) Selain dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Apoteker juga dibebaskan sementara dari jabatannya apabila : a. dijatuhi hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil dengan tingkat hukuman disiplin sedang atau berat berupa jenis hukuman disiplin penurunan pangkat; b. diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil; ¢. ditugaskan secara penuh di luar jabatan Apoteker; . cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan keempat dan seterusnya; atau e. tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan. (6) Apoteker yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a, selama menjalani masa hukuman disiplin, tetap melaksanakan tugas pokoknya, dan keglatan tersebut dapat ditetapkan angka kreditnya, (7) Surat Keputusan pembebasan sementara dari jabatan Apoteker dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut pada Lampiran X Peraturan Bersama ini. Pasal 23 (1) Apoteker diberhentikan dari jabatannya apabila : a. dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuall jenis hukuman disiplin berat berupa penurunan pangkat; atau b. dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1), tetap tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi ¢. dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2), tetap tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan. (2) Surat Keputusan pemberhentian dari jabatan Apoteker dibuat Mmenurut contoh sebagaimana tersebut pada Lampiran Xi Peraturan Bersama ini. BAB VI PENGANGKATAN KEMBAL! DALAM JABATAN Pasal 24 (1) Apoteker yang dibebaskan sementara karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, diangkat kembali dalam jabatan Apoteker apabila telah memenuhi angka kredit kekurangannya. (2) Apoteker yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa penurunan pangkat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, dapat diangkat kembali dalam jabatan Apoteker apabila masa berlakunya hukuman disiplin tersebut telah berakhir. (3) Apoteker yang dibebaskan sementara karena diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966, diangkat kembali dalam Jabatan Apoteker, apablla berdasarkar, Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi pidana percobaan. (4) Apoteker yang dibebaskan sementara karena ditugaskan secara penuh di luar jabatan Apoteker sesuai jabatan terakhir yang diduduki, dapat diangkat kembali dalam jabatan Apoteker apabila telah selesai melaksanakan tugas di luar jabatan Apoteker. (8) Apoteker yang dibebaskan sementara karena cuti di luar tanggungan negara dan telah diangkat kembali pada instansi semula, dapat diangkat kembali dalam jabatan Apoteker. (6) Apoteker yang telah selesai menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan, dapat diangkat kembali dalam jabatan Apoteker. 25 (7) Pengangkatan kemball dalam jabatan Apoteker sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dapat dilakukan apabila usia yang bersangkutan paling kurang 2 (dua) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun. (8) Surat Keputusan pengangkatan kembali dalam jabatan Apoteker dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut pada Lampiran Xil Peraturan Bersama ini. Pasal 25 Pegawai Negeri Sipil yang diangkat kembali dalam jabatan Apoteker sebagaimana dimaksud pada Pasal 24, jabatannya ditetapkan berdasarkan angka kredit terakhir yang dimiliki dan dapat ditambah angka kredit yang diperoleh selama tidak menduduki jabatan Apoteker. BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 26 Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan Apoteker tidak dapat menduduki jabatan rangkap, balk dengan jabatan fungsionel lainnya maupun dengan jabatan struktural. Pasal 27 (1) Untuk menjamin adanya persamaan persepsi, pola pikir dan tindakan dalam melaksanakan pembinaan, Departemen Kesehatan selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional Apoteker melaksanakan sosialisas! dan fasilitasi kepada pejabat yang berkepentingan dan Apoteker. (2) Untuk pembinaan karier Apoteker secara profesional sesual kompetensi jabatan, Departemen Kesehatan selaku Instansi Pembina, antara lain metakukan : ‘a. penetapan pedoman formasi jabatan Apoteker; b. penetapan standar kompetensi Apoteker; ¢. pengusulan tunjangan jabatan Apoteker; d. sosialisasi jabatan Apoteker —serta._—_petunjuk pelaksanaannya; . penyusunan kurikulum pendidikan dan _pelatihan fungsional/teknis fungsional Apoteker; f. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional/ teknis bagi Apoteker dan penetapan sertifikasi; g. pengembangan sistem informasi jabatan Apoteker; h. fasilitasi pelaksanaan jabatan Apoteker; |. _ fasilitasi pembentukan organisasi Apoteker; i. fasiitasi kerjasama penyusunan dan penetapan etka profesi dan kode etik Apoteker; k.melakuikan monitoring dan evaluasi jabatan Apoteker. BABX KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Ketentuan teknis yang belum diatur dalam Peraturan Bersama ini akan diatur kemudian oleh Menteri Kesehatan dan Kepala BKN balk secara bersama atau sendiri-sendiri sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Pasal 29 Untuk memperjelas dan mempermudah pelaksanaan Peraturan Bersama ini, ilampirkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/07/M.PAN/4/2008 sebagaimana tersebut pada Lampiran Xill Peraturan Bersama ini. Pasal 30 Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Desember 2008 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Yoram ~2) EDY TOPO ASHARI 28 CONTOH LAMPIRAN LA, DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT PERATURAN BERSAMA APOTEKER MENTERI KESEHATAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NCGARA NoMoR 1 N1IMENKESIPBXI2008 NOMOR 26 TAHUN 2008 TANGGAL, 1 DESEMBER 2008, DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN APOTEKER PERTAMA ‘Mass Pentlaian Tanggal ' KETERANGAN PERORANGAN 3 [NOMOR SERI KARPEG. «4 |TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR 6 [Jens KELAMIN IPENDIDIKAN SEKOLAH YANG TELAH DIPERHITUNGKAN ANGKA IKREDITNYA, 7 |PANGKATIGOL. RUANGITMT '8 |[,ABATAN APOTEKER 0 |uasa KERJA co be! BARU 10 [unr KeRIA. ‘A. Mangikut! pendidikan sekolah dan memperoteh ljazah atau gelar 1B. Mengikut! pendidiixan dan pelatihan fungsional dl biéang ‘kefarmasian dan mendapatkan Surat Tanda Tamat Pendidikan ‘dan Potatiban (STTPP) atau Sertifikat [Lamanya lebih dari 960 jam ‘Lamanya antara 641 - 960 jar ‘Lamanya antara 401 - 640 jam Lamanya antara 161-400 jam Lomanya antara 81 - 160 jam {Lamanye antara 20 - 80 Jam ¢, Mengikut! pendiaar ‘mendapatkan Surat Tanda Tamat Pon {STTPP) atau SertiMkat eases SJUMLAH 2 "ANGKA KREDIT MENURUT LUNSUR/SUB UNSURJBUTIR KEGIATAN PENGUSUL, TIM PENILAT TAMA | BARU [JUMLAH] LAMA | BARU [JUMLAN| 2, PEKERJAAN KEFARMASIAN ‘A. Penylapan Rencana Korja Kefarmas 4. Menylapkan rencana kogiatan 2. Membual kerangka acon 8. Pangololaan Perbokalan Farmast 4. Pemlthan Perbekalan Farmasi + Menghlasitkasperbekaian formasi b. Pemasok 5. Penghapusan + Merekaptuias! daftar usuian .Pelayanan Farmasi Kiinik Dispensing 1. Resep individual + Meracik obet 2. Viste ke ruang rawat 3. Pelayanan Informast Obat (PIO) 4. Konseling obat 5. Koneuttas! dengan dokter, porawat dan tenaga kesehatan laineya Pemantauan Penggunaan Obat = Mendokumentasikan 2 “ANGKA KREDIT MENURUT | 02 SNORE UNSURIBUTIR KEGIATAN PENGUSOL ‘Ti PENILAT tama | BARU [JuMLAH] LAMA | BARU [JUMLAN| 1D. Pelayanan Farmas! Khusus 4. Pelayanan kefermnasian Jarak Jauh (Remote service) 2 Home care 3. Ambulatory services 4. Swamedikast 5. Polayanan palit Pongabdlan Masyarakat 41, Kejadian Luar Blasa (KLB)Wabah/Bencana Alam 2. Kesehatan dan Kesolamatan Kerja (K-3) ‘3. Program Khusus Sarana Pelayanan Kesehatan F. Polaksanaan tugas ditempat yang mempunyal resiko tinggl dan atau rawan, G. _Menjact saksi datam penghapusan perbekalan farmasi dan atau dokumen H. Memimpin inatalaelfarmasi dan stertisa Pekerjaan kefarmasian yar tidak sesual dengan jonjang Jabatannya . 2 0. JUMLAH a no| "ANGKA KREDIT MENURUT UNSURISUB UNSUR/BUTIR KEGIATAN PENGUSUL "TIM PENILAT TAMA, BARU [JUMLAH LAMA | BARU JUMLAH 3. PENGEMBANGAN PROFES! ‘A. Membuat karya tullskarya limiah di bidang kefarmasian/kesohatan 1 arya tuts / karya ltmiah hasil ponelitian, pengujlan, survel atau evaluasi dl bidang kofarmasian/keschatan yang ipubtikastkan : ‘2. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional , Dalam majalah timian yang diaku olen Lembaga timu Pengetahun Indonesia 2. Karya tulle | karya limiah hasil penelitian, penguilan, ‘survel.atau evaluas! di bidang kefarmasian/kesehatan yang, ‘dak dipublikasikan = ‘8. Dalam bentuk buky Dalam bentuk makslah arya fulla/karya limiah berupa tnjauan atau ulasan Hmiah hhaall gagaean sendir! dl bidang kefarmasian/ Kesehatan ‘yang dlpublikasikan : 1. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan dledarkan secara naslonal Dalam majalah tmioh yang ciokui oleh Lemba Pengetahuan Indonesia mw J. Karya tulls/karya dmlah borupa tinjauan atau wlasan limlah hhaall gagasan sendie dt bidang kefarmasian/kesehatan yang| ‘dak dlpublikestkan 1. Dalam bentuk buku . Dalam bentuk makslah ‘Membuat tllsan limiah populer di bidang ‘kefarmasianvKesehatan yang dlsobarluaskan melalul media ‘Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan dan atau tulasan timiah dalam pertemuan timiah 2. _Penerjeahan/penyaduran buku dan bahan lalnnya bidang ‘otarmasianvkesshatan 1% (Menerjomahkanimenyadur buku atau bahan lalnnya dl Didang kefarmaslan/kesehatan yang dipublikasikan : ‘a. Dalam bentuk buku yang citerbitkan dan dledarkan secar naslonal 1. Dalam bentuk majalah simian yawn dike IPL Menerjomahkan/menyadur buku atau bahan lalanya dl bidang kefarmasianikesehatan yang tidak dipublikasikan : 2. Dalam bentuk buku . Dalam bentuk makalah Membuat abstrak tullsan imiah yang dimuat dalam penerbitan 2 "ANGKA KREDIT MENURUT LUNSURISUB UNSUR/BUTIR KEGIATAN PENGUSUL TM PENILAT LAMA | BARU [JUMLAH| LAMA | BARU | JUMLAH| 6. Membuat buku pedoman/potunjuk pelaksanaan’ petunjuk toknis 41 bidang pelayanan kefarmasian ©. Monemukan atau mengombangkan teknolog! tepat guna dl bidang ketarmasian , Merumuskan sistem pelayanan kefarmasian 1. Merumuskan sister pelayanankotarmasian yang tmengendung nila sna pembaharsan 2. Merumuskan sistem pelayanan kofarmasian yang ‘mengandung nilal-nllai penyempurnaan atau perbatkan F.Molakukan penyuluhan di bidang kefarmasianikesehatan JUMLAH JUMLAH UNSUR UTAMA JPENUNJANG TUGAS ‘A. Mengalarimetatitvmombimbing yang berkaltan dengan bidang efarmasianikesehatan B, eran serta dalam seminarilokakarya dl bidang kefarmasianikesshatan 4. Seminarfiokakarya atau eimposium at, sebagal 2. Pemrasaran, b. Pembahasimoderatorinaragumber ©. Peserta 2, Menghkutlberperan serta sebagai delogasl mish, sebagal a. Ketua b. Anggota G. Keanggotaan dalam Komite Farmasi dan Terapl (KFT) dan atau kepanitiaan talnnya Keanggotaan dalam organisasi protest Apoteker 1. Tingkat Naslonatinternasional, sobagal &. Pengurs aki b. Anggota aktit 2. Tingkat ProviKabikota, sebagat 2, Peagurus akit . Anggota aktit "ANGKA KREDIT MENURUT 7 UNSUR/SUB UNSUR/BUTIR KEGIATAN PENGUSUL "TIM PENILAT LAMA | BARU [JUMLAH| LAMA | BARU | JUMLAR| E, Momperotoh gelar kesarjanaan 4. Memperoteh ljazahigelar di bidang Kesehatan a. Strata 2(S-2) 1. Gelar Kehormatan akademis a. Strata 1 (S- 1YDiploma tv (0-1) b, Sate 2(8-2) Strata 3($ - 3yDotIr 4. Golar kehormatan skademis F. Memperoieh plagam kehormatannands jasa + Satya Lancana Karyasatya: 8. 30.ge pub tahun) . 20 (Ova pun tahun) © 10 Seputh tahun) JUMLAH UNSUR PENUNJANG JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNIANG | ‘LAMPIRAN USULIBAHAN YANG DINILAL 3. DST CATATANIPENDAPAT TIM PENILAL : Tanggal.. Pejabat Pengusul KKetua Tim Penitat NP. CATATAN PEJABAT PENILAI: Tanggat.. Pejabat Penta 3s ‘CONTOH DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT APOTEKER LAMPIRAN LB, PERATURAN BERSAMA MENTE! KESEHATAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 111MENKES/PEVKIV2008, NOMOR 25 TAHUN 2008 TANGGAL 1 DESEMBER 2008 DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN APOTEKER MUDA (Masa Pontlaian Tanggat... 1 KETERANGAN PERORANGAN += [Nama 2 [wr 3. [NOMOR SERI KARPEG 4, [TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR s_|-| [UNSURUSUB UNSUR/BUTIR KEGIATAN. JJENIS KELAMIN € DIPERFITONGKAN A IREDITNYA, 7. [PANGKATIGOL. RUANGTMT 8 |JABATAN APOTEKER TAMA 9 | MASA KERJA GOLONGAN| BARU 10 [UNIT KERIA UNSUR ANG OINIKAD PENGUSUL TM PENILAL 1 Junsur 4, PENDIDIKAN ‘A. Mongikut! pondidikan sekolah dan memperoioh jazah atau gelar Polatihan (STTPP) atau Sertitkat LLamanya lebih dart 960 jam B._Mengikut! pendidikxan dan petatinan fungsional i bidang ‘kefarmasian dan mendapatkan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan| [Lamanya antara 641 - 960 jam [Lamanya antara 401 - 640 jam ‘Lamanya antara 161 - 400 jam ‘Lamanya antara 81 - 160 jam Tammany antara'30 80 jam ‘mendapatkan Surat Tanda Tamat Pendidikan d (STTPP) atau Sertifikat (C. Mengikut! pendidikan dan pelatinan prajabatan yolongan It dan Polatinan JUMLAH 8 'ANGKA KREDIT MENURUT LUNSURISUB UNSUR/BUTIR KEGIATAN PENGUSUL TIM PENILAT LAMA, BARU JUMLAH LAMA | BARU] JUMLAH 2, PEKERJAAN KEFARMASIAN A. Penylapan Rencana Kerja Kefarmasian 1. Menylapkan rencana ke ‘8, ‘Menelaah atau mengkall data-data . Membuat rencana kegiatan Bi. Pongelolaan Perbekalan Farmasi 4. Pemithan &. Perbokalan Farm = Menentukan jens perbekalan farmasi b. Pemasok = Mena mut 2 Perencanaan + Menyusun rencana kebutuhan 3. Pengadaan ‘©. Pembetian + Mombuat surat pesanan + Maratur (mengembatkan) perbekatanfarmas! yang tdak| seaual persyaratan/spesitkas! Non Pembetian = Mengahukan usulan obst program = Meretur (mengembalixan, perbekalan farmasl yang tidak ‘seaual persyaratan/spesitiasi ©. Produksl Sediaan Farmas! 4) Menetapkan formula Induk (Master Formula) = Mengenatainimengkajibahan baku dan metode. pembuatan 2) Non ster = Merencanakan kopiatan dan kebutuhan behan aku = Mengolah banan-banan 4A. Stortianssontral ~ Morencanakan kegiatansterilsas! dan kebutuhan bahan- behan + Uf sterisast 7 "ANGKA KREDIT MENURUT Tilt PENILAT Lama [BARU] JUMLAH ‘5. Uj! mutu bahan bak = Ui muty secara exgancieptis 6. Uj) mutu sediaan obat jadi 8) _Ujimutu secara erganclotis ») Ui mutu dalam proses produksi 7. Penerimaan Memerksa perbokalan farmasi Penyimpanan = Mengelompokkan perbekalan faemasi 9. Pendistribusian = Mengkaji permintaan perbekalan farmasi 410. Penghapusan = Membust jadwal penghapusan 11. Penyusunan laporan keglatan penyelolaan perbekalan farmaei Polayanan Farmast Kilnik 1. Dispensing a. Resop Individual + Mengkajt resep b. Dosis Unit = Memerkss obat Sediaan Nutrist Parenteral ‘Nutrition = Menghitung kebutunan Komponen otal (Total Parenteral + Mengemss sediaan TPN +d, Sediaan Sitostatika + Mengemas obat 2. Viale ke ruang rawat 3, Polayanan Informasi Obat (PIO) 4. Konsoting obat 5. Koneultasl dengan dokter, perawat dan tenaga kesetatan Iainnya 6. Evaluast penggunaan obat 2. Mengumpuikan dan menganalisa data b. Mendokumentasixan nasi evaluas! 7. Pemantauan penggunaan obat = Menelusurieatatan medik Ey No UNSUR/SUB UNSURIBUTIR KEGIATAN "ANGKA KREDIT MENURUT TIM PENILAT LawA [BARU] JUMLAH 1D. Polayanan Farmast Khusus 4 Pelayanan Kefamarmasian Jarak Jeuh (Remote Service) 2 Home care 3. Ambulatory services 4. Swamedtiasl 5. Polayanan pallatt £. Pengebdlan Masyarakat 4. Kejadian Luar Blasa (KLBWabatvBencana Alam 2. Kesohatan dan Kesslamatan Ke «3 3 Program Khueus Sarana Pelayanen Keschatan Pelakeanaan tuyas ditempat yang mempunyal resiko tinggl dan atau raven, G.Menjacl sakal dalam penghapusan perbekalan farmasl dan atau ‘dokumen H. Mernimpin inatalel farmast dan sterilisast Pekerjean kefarmasian yang tidak sesual dengan jenjang Jabatannya 2 ‘JUMLAH 'ANGKA KREDIT MENURUT No LUNSUR/SUB UNSURIBUTIR KEGIATAN, PENGUSUL TIM PENILAL ‘ama | BARU | JumUAn | LAMA | eaRU] suman PENGEMBANGAN PROFES! A, Membuat karya tullaykarya limiah dl bidang etarmaslarvKesehatan, 4. Karya tullaearya limiah hasi! penelitian, pengujian, survel, ‘tau evahuse! dl bidang kefarmasian/kesohatan yang ipublikaatian |8. Dalam bontuk buku yang diterbitkan dan dledarkan secara nasional Dalam majalah umiah yang dizi oleh Lembaga imu Pengetahuan Indonesia L 2. Karya tullaarya llmiah hasil penelitian, pengujian, survel, atau evaluas! dl bidang kefarmasian/kesehatan yang tidak ipubltkaatian Dalen bone us Dalam bentuk makatah ‘3. Karya tullaarya timiah berupa tinjauan atau ulasan fimiah ‘nasil gagasan seni dl bidang kefarmasian/kesuhatan yang Membuat abstraktullsan limiah yang dimust dalam penerbian| C. Membuat buku pedomanipetunjuk pels bidang pelayanan ketarmasian 1. Menamukan atau mengembangkan teknolog! tepat gune dt bidang ketarmasion E, Marumuskan stom pel layanan ketarmasian 4. Merumuskan sistem pelayanan kefarmasian yang ‘mengandung nital pembaharuan 2. Merumuskan sistem pelayanan ketarmasian yang ‘mangandung nilal-ial penyempurnaan atau perbatkan F._ Malakukan penyutuhan dl bidang kolarmasianmesehatan uMLAH “JOMLAH UNSUR UTAMA |UNSUR PENUNJANG TUGAS- = ‘A. Mengsjarimetatinimembimbing yang berkatan dengan bidang kefarmaslanvkesehotan 8. Foran sorta dalam seminarfokakarya dIbiaang 1b _Pembahasimoderstornarasumber © Peseta “ "ANGKA KREDIT MENURUT LUNSUR/SUB UNSUR/BUTIR KEGIATAN PENGUSUL TTI PENILAI TAWA BARU ‘OMAR | LAMA | BARU [JUMLAR 2. Menaikutiberperan serta sebagai delegas!imiah,sebat 8 Kota b.Anggota C. Keanggotaan dalam Komite Farmasi dan Terapi (KFT) dan: ‘epanttaan lalnnya, . ‘Keanggotaan dalam org asi profesiApoteker 41. Tingkat Naslonalinternasional, sebags! 8 Pengurus aktt , Anggota ak 2. Tingkat Prowikahrcota, sebs © Pengurs skit ». Anggota at E. Keanggotaan dalam Tim Penilal Angka Kredit Jabatan Fungslonsl ‘Apotaker,eabagal + Anggota F. Mamperoleh golarkesarjanaan 4. Memperoteh ijazanigelar dl bidang kesehatan 8. Seats 28-2) >. Gelarkahormatan akaderis, 2. Memperoleh jazahigelar al iuar bidang Kesehatan, 2 Stain 1 (8 -1yDploma tv (0-1) >, Suaia 218-2) © Strta 3 (8 -3yDoktor 4. Geter kehomatan skademia G._Memperoleh plagam kehormatanntanda jas 4. Satya Lancana Karyesstya : 8200 puny tahun, 1 20(@ve putty tahun © 10(seputun tahun ‘JUMLAH UNSUR PENUNJANG: -JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNIJANG [LAMPIRAN USULIBAHAN YANG DINILAI Tanggut.. Pejabat Pengusut Ne. CCATATANPENDAPAT TIM PENILAI: Ketua Tim Periat Np, (CATATAN PEJABAT PENILAL : ey ‘CONTOH LAMPIRAN LO DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREOIT PERATURAN BERSAMA ‘APOTEKER MENTERI KESEHATAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 1113/MENKES/PE/KIV2008 NOMOR -26 TAHUN 2008 TANGGAL : 1 DESEMBER 2008 DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN APOTEKER UTAMA, KETERANGAN PERORANGAN NAMA NP NOMOR SER! KARPEG ‘TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR {JENIS KELAMIN TPENDIDIKAN SEKOUAH VANG TELAH DIPERRITUNGREN ANGRA nN PANGKATIGOL. RUANGITMT {JABATAN APOTEKER MASA KERJA GOLONGAN ‘A. Mengikut! pendidixan aekolah dan memperoleh lazah atau getar B._Mengihut pendidikan dan pelatihan fungsional dl bidang ‘kefarmasian dan mendapatkan Surat Tande Tamat Pendidikan, dan Pelatinan (STTPP) atau Sertinkat [Lamanya lebth dari 960 jam ‘Lamanya antara 641 - 960 jam {Lamanya antara 401 -640 jam {Lamanya antara 161 -400 jam Lamanya antara 81 - 160 jam T ‘Lamanya antara 30-80 jam ‘Mengikut! pendidikan dan pelatinan prajabatan golongan It dan, ‘mendapatkan Surat Tanda Tamat Pendiaikan dan Pelatinan (STTPP) atau Sertinkat JUMLAH 82 LUNSURVBUB UNSURYBUTIR KEGIATAN "ANGKA KREDIT MENURUT PENGUSUL TIM PENILAT TAMA BARU | JUMLAH | LAMA BARU] JUMLAH 2, PEKERJAAN KEFARMASIAN ‘A. Pongelotaan Perbekalan Farm: 1. Pengadaan ‘9. Produks! Sediaan Farmast ” Menetapkan formula induk (Master Formula) = Menyempumakan formula induk 2) Sten + Mengaralisls/ mengkaj bahan baku = Memeriksalabelipenandaan 2. Uji mutu sediaan obat jadi + Up kins obat jst 3. Penghapusan = __Mengawasl proses pemusnahan 1B Pelayanan Farmast Klink 4. Dispensing & Dosts Unit + Membaca dan mengka} daftarterapt b.Sediaan Intra Vena (V) = Merekonstitus! obat & Sedan Stostatika + Merekonsttusl obat = Memerkaa hasil ekonstivst Visita ke ruang rawat Pelayanan informasl Obat (PIO) Konesting obat 2 2 “ cs Koneuttasl dengan doktor, prawat dan tenaga Kesehatan tainnya Pemantauan kadar obat dalam daraly = Merekomendasikan dosis terapt © Polayanan Farmas! Khusus 1, Pelayanan kefarmasian jarak jauh (Remote service) 2 Home care & —Polayanan pailatt By LUNSUR/SUB UNSUR/BUTIR KEGIATAN TM PENTLAT JUMLAH Pengabdian Masyarakat ‘Kejadian Luar Blasa/WabahvBencana Alem 2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3) 3. Program Khusue Savana Pelayanan Kesehatan .Pelaksanaan tuges dlempat yang mempunyal resiko tinggl dan atau rawan F. Menjadl saksl dalam penghapusan perbekalan farmasl den atau dokumen ©. Memimpin instalas! farmast dan steriisss! Pekerjaan kefarmasian yang tidak sesual dengan Jenjang jabatannye JUMLAH ‘A. Membuat karya tullakarya limlah dl bidang efarmasian/kesehatan 41. Karyatullerearya limiah haail penetitian, pengujian, survel atau evaluasl dl bidang kefarmasianvkesehatan yang, dipublitaetian ‘8. Dalam bentuk buku yang diterbthan dan diedarkan, ‘secara nasional b. Dalam majatah mish yang diakué oleh Lemboga tena Pengetanuan indonesia "ANGKA KREDIT MENURUT UNSURISUB UNsUReUTIR KEGIATAN PENGUSUL TM PENILAT ; TAMA | BARU | JUMLAH [LAMA BARU] JUMLAN Tnlah hail peneiiian, pongujian, ‘dl bidang kearmastanvkasohatan ‘yang tidak dipublikasixan ‘2. Dolam bentuk buku b._Dalam bentuk makstah ‘3. Karya tullaskarya limiah berupa tinjauan atau wlasan lriah hasil gagasan sendiri dl bidang kofarmasian/kesehatan yang dipublixasikan 12. Dalam bentuk butu yang diterbitkan dan edarkan secarl nasional b, Dalam majalah itmiah yang ciaku oleh Lembaga timy Pengetehwan Indonesia 4. ‘Karya tulle Karya Iinlah berupa Unjauan atau ulaean Imiah nasil gagasan sendiri dl bidang ketarmasian/kesehatan yang tidak dipublikasiken, 8, Dalam bentuk buku. . Dalam bentuk makaiah 5. Membuat tullsan limiah populer dl bidang kefarmasian/kesehatan yang disebarluaskan melalul media massa 6, Menyampalkan prasaran berupa tnjanan, gagasan dan atau vlasan linlah dalam portemuan Hnish B._Penerjomahanipenyaduran buku dan banan lalnnya dl bidang kefarmasianikesehatan 1. Menerjomahkan/menyadur buku atau bahan talnnya dl bidang kefarmasiankesehatan yang dlpublkasikan : ‘4, Dalam bentuk buku yang cteritkan den dledarkan, secara nasional b. Dalam bentuk majalah imiah yang dak LPL 2. Menerjemahkarfmenyadur buku atau bahan lalnnya di bidang ketarmasiarvkesehatan yang tidak dipublikasikan : 2._Dalam benfuk buky ._Dalam bentuk makstan 3, Mombuat abstrak tullsan imiah yang dlmuat dalam penerbitan . _Membuat buku pedoman/petunjak pelaksanaan/petunjuk toknle

You might also like