You are on page 1of 11

Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Surabaya 2019


PENGARUH DEMOGRAFI, FINANCIAL ATTITUDE, FINANCIAL KNOWLEDGE,
DAN SUKU BUNGA TERHADAP PERILAKU MENABUNG MASYARAKAT KOTA
SURABAYA
Welldan Adityandani
Universitas Negeri Surabaya
welldanadityandani@gmail.com
Nadia Asandimitra Haryono
Universitas Negeri Surabaya
nadiaharyono@gmail.com

Abstract

Savings is one of the driving forces of a country’s economy, because the higher the level of public savings in a
country means the higher the level of funds used for investment. This study aims to know the effect between
variable age, gender, income, education level, financial attitude, financial knowledge, and interest rate towards
savings behavior. Sample used in this study are 220 respondents which taken from citizens of Surabaya City. Data
analysis technique used is multiple linear regression and using software IBM SPSS version of 24. The result shows
that age has no effect since as long as the person have income whether they are young or old they had the same
chance to manage their financial well, gender has no effect because a person ability to savings is not determined
by gender and whether man or woman both had the same chance to manage their financial, income has no effect
because each respondents have different income and needed, education has no effect because savings is a
necessity and not seeing one’s level of education, financial attitude has no effect because between one respondent
and others has different attitude or view about savings, while financial knowledge has effect because someone
who has better knowledge tend to be wiser, and interest rate has effect towards savings behavior because the
higher someone’s level of savings interest rate or savings interest rate perception, the higher their savings interest.

Keywords: Demography; Financial Attitude; Financial Knowledge; Interest Rates; Saving Behavior.

PENDAHULUAN yang semakin banyak dan lebih tinggi daripada


kota Sidoarjo sebagai kota terdekat. Akan tetapi,
Secara nasional minat menabung masyarakat walaupun jumlah bank dan PDRB kota
pada periode 2003-2012 cenderung menurun Surabaya cukup tinggi, ternyata tingkat
dan sebaliknya tingkat konsumsi masyarakat konsumsi kota Surabaya pada tahun 2016 cukup
secara nasional lebih tinggi dan cenderung tinggi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meningkat pada periode yang sama. Padahal meneliti perilaku menabung masyarakat kota
masyarakat Indonesia yang memiliki literasi Surabaya.
keuangan maupun literasi perbankan yang baik
(well literate) dari survey tahun 2013 hingga Perilaku menabung itu sendiri adalah bagaimana
survey kembali pada tahun 2016 cenderung cara seseorang memperlakukan, mengelola dan
meningkat. Di Provinsi Jawa Timur sendiri, memanfaatkan tabungan. Ada substansi lain
tingkat masyarakat yang paham tentang yang dapat berdampak perilaku menabung yang
keuangan atau memiliki literasi keuangan yang mampu dilihat pada variabel demografi, seperti:
baik ternyata lebih tinggi daripada secara Usia, Jenis Kelamin, Pendapatan dan Tingkat
nasional pada tahun 2016 dengan survey yang Pendidikan. Pada variabel usia, semakin matang
sama. Dari segi Pendapatan Domestik Bruto usia seseorang maka semakin baik juga
(PDB) baik secara nasional maupun regional, pengelolaan keuangannya. Pada penelitian
ternyata Kota Surabaya memiliki PDRB yang Obayelu (2012) menjelaskan bahwa seseorang
lebih tinggi daripada PDRB Jawa Timur dan yang memiliki usia 30-45 tahun memiliki
PDB secara nasional pada tahun 2011-2015. Hal tingkat pengelolaan keuangan dan tabungan
ini menampakkan jika kota Surabaya punya yang baik. Hal itu didukung oleh penelitian
bakat sehingga mampu berkembang melebihi Babiarz and Robb (2014) yang menjelaskan
pertumbuhan Nasional. Hal itu berbanding lurus bahwa pada rentang usia 30-44 tahun seseorang
dengan jumlah bank yang ada kota Surabaya akan lebih memiliki kemampuan pengelolaan
keuangan yang baik. Namun, menurut Laily

316
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
(2013) dan Gedela (2012) usia tidak pendidikan berpengaruh terhadap perilaku
berpengaruh terhadap perilaku menabung menabung seseorang. Namun, Gedela (2012)
seseorang. menyatakan bahwa tingkat pendidikan tidak
berpengaruh terhadap perilaku menabung rumah
Lalu pada gender, seorang laki-laki tangga individunya.
dipersepsikan jadi pemimpin rumah tangga yang
memiliki kewajiban dalam mendapatkan nafkah Lalu Financial Attitude, keadaan pikiran,
dan mengelola keuangan keluarga. Dalam riset pendapat serta penilaian tentang keuangan.
dilaksanakan oleh Kostakis (2012) berpendapat Semakin baik financial attitude seseorang
jika lelaki mempunyai bertambah berjibun semakin baik pula kemampuan pengelolaan
simpanan ketimbang wanita. Obayelu (2012) keuangannya dan mampu membedakan
juga mendukung bahwa laki-laki memiliki lebih kebutuhan serta keinginan. Herdjiono &
banyak tabungan daripada wanita. Sebaliknya Damanik (2016) menyatakan terdapat pengaruh
dalam penelitian Babiarz & Robb (2014) antara financial attitude terhadap perilaku
menjelaskan bahwa wanita memiliki manajemen keuangan seseorang. Hal ini
kemampuan mengelola keuangan yang baik. didukung oleh Aminatuzzahra (2014) yang
Namun, dalam penelitian Laily (2013) dan menyatakan bahwa financial attitude
Aminatuzzahra (2014) menjelaskan tidak ada berpengaruh positif terhadap keputusan
bedanya kehebatan gender pada mengatur investasi seseorang. Namun, Ibrahim & Alqaydi
kekayaan. Artinya antara laki-laki dan wanita (2013) menyatakan tidak terdapat pengaruh
punya kepedulian tentang kekayaan personal antara financial attitude dengan pengelolaan
mereka. Sedangkan menurut Babiarz & Robb keuangan seseorang.
(2014) dan Ibrahim & Alqaydi (2013) gender
tidak berpengaruh pada perilaku menabung. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi perilaku
menabung seseorang adalah financial
Selanjutnya, jumlah pendapatan seseorang knowledge. Semakin seseorang mempunyai
sangat berdampak pada kehebatan seseorang ilmu keuangan yang bagus maka semakin bagus
dalam mengatur kekayaan karena motif pula pengelolaan keuangannya. Menurut
keuangan ada tiga, spekulasi, kebutuhan dan Amanah, et.al (2016), financial knowledge
investasi. Hal ini sesuai oleh penelitian berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan
Delafrooz & Paim (2011) yang menjelaskan keuangan seseorang. Dipanggul riset Yulianti &
upah adalah faktor yang paling berpengaruh Silvy (2013) dan Mien & Thao (2015)
terhadap perilaku menabung seseorang. Gedela mendeklarasikan ada pengaruh antara financial
(2012) dalam penelitiannya juga menjelaskan knowledge terhadap pengelolaan keuangan
bertambahnya upah pada keluarga mampu seseorang. Tetapi (Herdjiono & Damanik 2016)
bertambah simpanan karena daya tampung menyatakan tidak ada pengaruh antara financial
keluarga untuk menyimpan naik sesuai naiknya knowldge terhadap pengelolaan menabung
upah. Hal ini diperkuat oleh Ojeaga & Odejimi seseorang. Faktor lain yang dapat
(2014), Kostakis (2012) dan Aminatuzzahra mempengaruhi perilaku menabung seseorang
(2014) yang menyatakan bahwa pendapatan adalah suku bunga. Tinggi rendahnya tingkat
mempengaruhi perilaku menabung seseorang. suku bunga tabungan akan mempengaruhi
Tetapi dalam penelitian Nababan & Sadalia perilaku menabung seseorang. Menurut Cahyani
(2012) mendapatkan upah tidak berdampak pada (2013), persepsi suku bunga mempengaruhi
kehebatan mengatur kekayaan. minat menabung seseorang. Hal ini didukung
oleh Chinyere (2015) dan Ojeaga & Odejimi
Variabel demografi lainnya adalah tingkat (2007) juga menyatakan bahwa suku bunga
pendidikan. Semakin baik tingkat pendidikan meningkatkan jumlah tabungan di bank. Namun
seseorang akan semkin baik kemampuan orang sebaliknya, Basuki, et.al (2008) dan Onwumere
dalam mengelola keuangannya. Hal ini sesuai & Ibe (2012) menyatakan bahwa tidak ada
oleh Aminatuzzahra (2014) yang dalam pengaruh suku bunga terhadap perilaku
penelitiannya menjelaskan bahwa tingkat menabung seseorang.
pendidikan berpengaruh terhadap pengelolaan
keuangan seseorang. Delafrooz & Paim (2011) Berdasarkan pada latar belakang yang telah
dalam penelitiannya juga mendukung bahwa dibahas, termasuk fenomena-fenomena serta

317
Welldan Adityandani dan Nadia Asandimitra Haryono, Pengaruh Demografi, Financial Attitude,
Financial Knowledge dan Suku Bunga terhadap Perilaku Menabung Masyarakat Kota Surabaya

berdasar pada riset terdahulu yang membuahkan menganggap, setiap nasabah yang menempatkan
research gap, maka perlu adanya riset. sebagian dananya di bank akan mendapatkan balas
Penelititan ini bermaksud untuk mendapatkan jasa berupa bunga karena telah meminjamkan
bukti empiris hubungan antara usia, gender, dananya ke bank untuk disalurkan melalui kredit.
Astuti (2013) dalam penelitiannya mengatakan
pendapatan, pendidikan, financial attitude,
nasabah memiliki persepsi-persepsi mengenai suku
financial knowledge, dan suku bunga terhadap bunga, karena besaran suku bunga yang ditentukan
perilaku menabung pada masyarakat Kota oleh suatu bank akan berimbas pada keputusan
Surabaya. nasabah dalam menyimpan uangnya di bank. Jika
tingkat suku bunga tinggi atau naik maka volume
KAJIAN PUSTAKA DAN tabungan di bank akan naik sedangkan pada tingkat
PENGEMBANGAN HIPOTESIS suku bunga rendah cenderung akan mengurangi
volume tabungan di bank.
Teori Perilaku yang Direncanakan (Planned
Behavior Theory Perilaku Menabung
Teori dicetuskkan Ajzen (1991), isinya jika Perilaku keuangan adalah hal yang berhubungan
orang-orang melaksanakkan beberapa kelakuan dengan bagaimana cara seseorang
karena mereka mempunyai tujuan untuk memperlakukan, mengelola dan menggunakan
melaksanakannya. Teori ini adalah sumber daya keuangan yang ada padanya.
pengembangan dari Teori Reason Action yang Sedangkan Financial Management Behavior
dikemukakan oleh Ajzen and Fishbein (1975). adalah kemampuan seseorang dalam mengatur
Niat bisa dipilih oleh 3 elemen krusial meliputi yaitu perencanaan, penganggaran, pemeriksaan,
attitude, norm subjektif dan anggapan control pengelolaan, pengendalian pencarian dan
kelakuan. Dan sudah banyak dipakai untuk penyimpanan dana keuangan sehari-hari
mengerti cara orang bersikap dan menampakkan (Nababan & Sadalia, 2012).
reaksi. Sommer (2011) menyatakan bahwa
perilaku manusia disebabkan oleh motif atau Usia
kemungkinan yang berbeda, hal ini berarti Usia merupakan yang mempengaruhi perilaku
bahwa keyakinan seseorang tentang menabung. Biasanya seseorang yang berada
konsekuensi dari sikap atau perilaku, keyakinan dalam rentang usia produktif atau matang (>30
akan ekspektasi pada orang lain dan adanya tahun) lebih bijak dan dapat mengatur sumber
faktor-faktor yang mungkin menghalangi dayanya ketimbang orang yang lebih junior.
perilaku tersebut. Kontrol perilaku persepsian
yang telah berubah akan memengaruhi perilaku Gender
yang ditampilkan sehingga tidak sama lagi Gender adalah faktor selanjutnya yang
dengan yang diniatkan(Ajzen, 2006). mempengaruhi perilaku menabung seseorang.
Gender dari kepala keluarga mendiskriminasi
Teori Hipotesis Siklus Hidup (Life Cycle perilaku menabung darai keluargga tersebut.
Hypothesis Theory) Laki-laki biasanya memiliki kecenderungan
Sebuah teori dikembangkan oleh Modigliani & untuk memiliki tabungan lebih banyak.
Bumberg (1954) berkaitan tentang habit
shopping dan saving orang seumur hidup. Teori Pendapatan
mengira kebutuhan dasar konsumsi orang pada Pendapatan adalah upah yang diterima orang
nilai yang stabil dari gaji selama hidup yang saat dia mencari nafkah. Perolehan upah akan
telah diantisipasi. Misalnya seseorang mempengaruhi kehebatan mengaturan keuangan
menyimpan untuk masa senja atau masa setelah orang tersebut karena motif keuangan diibagi
terkena musibah dan PHK ketika masih menjadi 3 yaitu karena kebutuhan, spekulasi dan
memperoleh gaji konstan daripada harus investasi.
dihabiskan.
Tingkat Pendidikan
Teori Suku Bunga Tingkat pendidikan seseorang bisa berpengaruhi
Balas jasa yang diberikan oleh bank berasaskan perilaku menabung orang tersebut. Semakin
prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli high tingkat pendidikan seseorang, akan
atau menjual produknya (Kasmir, 2012). Kasmir juga semakin high pula kehebatan orang pada
membagi suku bunga menjadi dua macam, bunga pengelolaan keuangannya. Tingkat pendidikan
simpanan dan bunga pinjaman. Teori Kasmir

318
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
dalam hal ini adalah pendidikan terakhir yang Faktor selanjutnya yang diidentifikasi memiliki
ditempuh seseorang. pengaruh terhadap perilaku menabung adalah
Financial Attitude gender. Teori Planned Behavior (TPB) menjadi
Financial attitude dapat mempengaruhi perilaku asas untuk mengerti individu berperilaku. Pada
menabung seseorang. Semakin baik tingkat gender, seorang laki-laki dianggap sebagai
financial attitude seseorang semakin baik pula pemimpin rumah tangga memiliki kewajiban
perilaku menabungnya dan mampu dalam mencari nafkah dan mengelola keuangan
membedakan kebutuhan serta keinginan. keluarga. Jadi laki-laki dianggap memiliki
Financial Attitude adalah keadaan pikiran, jumlah tabungan yang lebih banyak dari pada
pendapat serta penilaian tentang keuangan wanita serta laki-laki dianggap memiliki
(Pankow, 2003). responsible financial management behavior.
Dalam riset dilaksanakan oleh Kostakis (2012)
Financial Knowledge memberi hasil laki-laki mempunyai lebih
Financial Knowledge artinya penguasaan banyak simpanan ketimbang wanita. Obayelu
seseorang atas berbagai hal pada dunia (2012) juga mendukung apabila lelaki
keuangan (Kholilah & Iramani, 2013). Semakin mempunyai lebih banyak simpanan daripada
tinggi financial knowledge semakin tinggi pula wanita.
kemampuan seseorang dalam mengelola
keuangan. Dan dapat didapat dari beberapa Pengaruh Pendapatan terhadap Perilaku
sumber seperti pendidikan resmi (sekolah atau Menabung
perkuliahan) maupun sumber tidak resmi (orang Pendapatan adalah faktor selanjutnya yang dapat
tua, teman, maupun sumber lainnya). mendampak perilaku menabung seseorang.
Teori Planned Behavior (TPB) jadi acuan untuk
Suku Bunga mengerti kelakuan individu dan menunukkan
Balas jasa yang diberikan oleh bank berasaskan reaksi. Mampu jadi acuan membuat kesimpulan
prinsip konvensional pada nasabah yang orang. Semakin banyak upah seseorang dan
membeli atau menjual produknya (Kasmir, dengan permisalan kebutuhan harian tetap maka
2012). Semakin tinggi tingkat suku bunga maka dana untuk menabung akan lebih banyak. Hal ini
akan semakin menarik minat masyarakat untuk didukung oleh penelitian Delafrooz & Paim
menabung. Ada dua macam bunga yang (2011) yang menjelaskan bahwa pendapatan
diberikan kepada nasabah dalam aktivitas adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap
perbankannya (Kasmir, 2012): Bunga simpanan perilaku menabung seseorang.
dan bunga pinjaman.
Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap
Pengaruh Usia terhadap Perilaku Menabung Perilaku Menabung
Diklasifikasi menjadi substansi berdampak Faktor selanjutnya yang berdamppak di perilaku
perilaku menabung orang. TPB serta LCH jadi menabung. TPB jadi acuan mengaerti individu
acuan untuk mengerti perilaku individu dan bersikap serta menunukkan reaksi. Pedidikan
menampakkan reaksi di masa hidup seseorang. mampu jadi dasar peembuatan keseimpulan
Kecenderungannya orang yang memiliki usia keuangan orang. Semakin tinggi tingkat
matang (>30 tahun) lebih mampu untuk pendidikan semakin baik pula pengelolaan
mengelola keuangannya. Oleh karena itu, keuangan seseorang. Hal ini didukung oleh
semakin matang usia seseorang maka dianggap Aminatuzzahra (2014) yang dalam
semakin mampu dalam mengelola keuangannya. penelitiannya menjelaskan bahwa tingkat
Obayelu (2012) menjelaskan bahwa seseorang pendidikan berpengaruh terhadap pengelolaan
yang memiliki usia 30-45 tahun memiliki keuangan seseorang.
tingkat pengelolaan keuangan dan tabungan
yang baik. Hal itu didukung oleh penelitian Pengaruh Financial Attitude terhadap
Babiarz and Robb (2014) yang menjelaskan Perilaku Menabung
bahwa pada rentang usia 30-44 tahun seseorang Financial Attitude adalah faktor selanjutnya
akan lebih memiliki kemampuan pengelolaan yang mendampak perilaku menabung. TPB jadi
keuangan yang baik. acuan mengerti kelakuan orang serta
menunukkan reakssi. Financial Attitude adalah
Pengaruh Gender terhadap Perilaku keadaan pikiran, pendapat serta penilaian
Menabung

319
Welldan Adityandani dan Nadia Asandimitra Haryono, Pengaruh Demografi, Financial Attitude,
Financial Knowledge dan Suku Bunga terhadap Perilaku Menabung Masyarakat Kota Surabaya

tentang keuangan (Pankow, 2003). Financial H5: Terdapat pengaruh financial attitude
attitude dapat menjadi alasan seseorang dalam terhadap perilaku menabung masyarakat di
mengambil keputusan keuangan. Semakin tinggi Surabaya
tingkat financial attitude semakin baik pula H6: Terdapat pengaruh financial knowledge
dalam pengelolaan keuangan dan mampu terhadap perilaku menabung masyarakat di
membedakan kebutuhan serta keinginan. Surabaya
Herdjiono & Damanik (2016) menyatakan H7: Terdapat pengaruh suku bunga terhadap
terdapat pengaruh antara financial attitude perilaku menabung masyarakat di
terhadap perilaku manajemen keuangan Surabaya
seseorang.
METODE PENELITIAN
Pengaruh Financial Knowledge terhadap
Perilaku Menabung Pendekatan Penelitian
Adalah faktor selanjutnya yang mendampak Riset ini memakai bentuk riset kausal, bertujuan
perilaku menabung. TPB acuan paham kelakuan untuk mendapat hubungan sebab akibat
orang serta menampakkan reakssi. Financial (Malhotra, 2009: 100). Berdasarkan jenis riset,
knowledge mampu jadi dasar pemutusan riset ini tergolong ke dalam riset kuantitatif yaitu
kesimpulan keuangan orang. Semakin tinggi riset yang datanya berbentuk angka atau data
tingkat pengetahuan seseorang maka semakin kualitatif yang diangkakan (skoring).
bijak dan bagus dalam pengelolaan
keuangannya dan juga memiliki responsible Sumber Data Penelitian
financial management behavior. Menurut Jenis dan sumber data dalam riset dibagi
Amanah, et.al (2016), financial knowledge menjadi dua, yakni sumber data primer dan
berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan sekunder. Data pokok artinya data yang ditulis
keuangan seseorang baik secara simultan dan disatukan oleh peneliti (Sanusi, 2011: 104)
maupun secara parsial. yang diperoleh dari penelititan ini yakni output
dari jawaban 220 responden yang dinilai
Pengaruh Suku Bunga terhadap Perilaku memakai kuisioner yang diberi ke responden
Menabung untuk mendapatkan jawaban responden dari
Suku bunga adalah faktor yang diidentifikasikan pernyataan yang diajukan. Data kedua artinya
memiliki pengaruh terhadap perilaku menabung yang telah tersedia atau telah disatukan
seseorang. Teori Suku Bunga menjadi dasar sebelumnya (Sanusi, 2011: 104) semacam
untuk memahami persepsi nasabah mengenai literatur buku, jurnal serta artikel yang
persepsi suku bunga. Suku bunga dianggap berhubungan dengan teori perilaku keuangan,
dapat menjadi alasan pengambilan keputusan perilaku menabung, usia, gender, pendapatan,
keuangan seseorang. Semakin besar suku bunga financial attitude, financial knowledge dan suku
tabungan, maka naik juga minat masyarakat bunga.
untuk menabung. Menurut Cahyani (2013),
persepsi suku bunga mempengaruhi seseorang Populasi dan Sampel
dalam minat menabung. Populasi dalam riset ini yaitu jumlah masyarakat
yang ada di kota Surabaya. Jumlah populasi kota
Hipotesis Surabaya bersumber sensus penduduk dari
H1: Terdapat pengaruh usia terhadap perilaku Badan Pusat Statistik (2010) sebesar 2.001.613
menabung masyarakat di Surabaya jiwa. Batasan dari yang akan diteliti adalah
H2: Terdapat pengaruh gender terhadap masyarakat yang telah berusia 18 tahun sampai
perilaku menabung masyarakat di 64 tahun yang menurut peneliti sebagai usia
Surabaya pekerja atau usia produktif. Sampel dipakai
H3: Terdapat pengaruh pendapatan terhadap karena tidak bisa diteliti seluruh populasi, oleh
perilaku menabung masyarakat di sebab itu dibuat suatu delegasi populasi
Surabaya (Ferdinand, 2014: 171). Jumlah delegasi pada
H4: Terdapat pengaruh tingkat pendidikan riset ini sebesar 200 responden. Hal ini didasari
terhadap perilaku menabung masyarakat di oleh pendapat (Malhotra, 2009: 731), riset yang
Surabaya memakai cara analisis regresi dan SEM jumlah
sampelnya berkisar 200 hingga 400 responden.
Selain itu, untuk mencegah error pembagian

320
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
kuisioner maka penulis memberi tambahan 10% Deskripsi Hasil Penelitian
dari jumlah sampel menjadi 220 responden Riset pengaruh usia, gender, pendapatan,
(Sarwono and Martadiredja, 2008). Sampel pendidikan, financial attitude, financial
tersebut ditentukan dengan metode knowledge, dan suku bunga pada perilaku
nonprobability dengan menggunakan teknik menabung masyarakat Surabaya dilaksanakan
purposive snowball sampling. Purposive dengan jalan perluasan kuesioner langsung atau
sampling (judgement sampling) sendiri artinya offline kepada responden maupun secara online
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau melalui google form. Kuesioner disebar
tertentu (Sugiyono, 2008: 61). Sedangkan sejak tanggal 15 April - 31 April 2018. Sampel
snowball sampling adalah salah satu cara riset yakni masyarakat yang hidup di Surabaya,
pengambilan sampel atau teknik penentuan berusia minimal 18 tahun serta maksimal
sampel yang mula-mula jumlahnya kecil lalu berusia 64 tahun dan memiliki pendapatan,
sampel ini memilih teman-temannya untuk dengan total sebanyak 220 responden.
dijadikan sampel selanjutnya dan begitu
seterusnya (Sugiyono, 2008: 61). Deskriptif Karakteristik Responden
Spesifikasi demografi responden dapat
Teknik Pengumpulan Data diperoleh bersumber pada usia, gender,
Teknik pengumpulan data yang dipakai pada pendapatan serta pendidikam. Output klasifikasi
riset ini yakni interview dan survei. Interview ditinjau di angket online dan offline dijabarkan
dilakukan untuk mengetahui profil dari pada Tabel 1.
responden sehingga peniliti akan memperoleh
responden yang sesuai dengan kriteria atau Tabel 1.
judgement yaitu masyarakat yang telah berusia KARAKTERISTIK RESPONDEN
18 tahun sampai 64 tahun yang menurut peneliti Karakteristik Jumlah Persentase
merupakan usia angkatan kerja atau usia Responden
produktif, responden yang bekerja atau Usia:
berwirausaha yang menurut peneliti responden Kurang dari 158 72%
yang memiliki pendapatan. Survey yang 32 tahun
digunakan menggunakan pernyataan- 32-39 tahun 24 11%
pernyataan yang diukur dengan skala Likert. 40-47 tahun 25 11%
48-55 tahun 13 6%
Teknik Analisis Data 56-64 tahun 0 0%
Penelitian ini menggunakan analisis regresi Total 220 100%
linier berganda (Sanusi, 2011: 134). Hal ini Gender:
karena ada tujuh peubah independen dalam riset Laki-laki 96 44%
ini yaitu usia,gender, pendapatan, tingkat Perempuan 124 56%
Total 220 100%
pendididkan, financial attitude, financial
knowledge, suku bunga dan menggunakan satu Pendapatan:
Kurang dari 64 29%
variabel dependen yaitu perilaku menabung.
Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 47 21%
HASIL DAN PEMBAHASAN – kurang dari
Rp 3.000.000
Gambaran Umum Objek Penelitian Rp 3.000.000 39 18%
Kota Surabaya adalah kota terbesar kedua di – Rp
Indonesia dan juga sebagai ibukota dari Provinsi 5.000.000 70 32%
Jawa Timur. Kota Surabaya juga disebut sebagai Lebih dari Rp
pintu masuk atau etalasenya Provinsi Jawa 5.000.000 220 100%
Timur karena memiliki jalur transportasi atau Total
wadah transportasi yang lengkap baik melalui Pendidikan:
udara, laut maupun darat, sehingga ketika ada SD 0 0%
SMP 9 4%
keperluan-keperluan seperti kunjungan pejabat SMA 90 41%
maupun tamu-tamu lainnya yang akan ke Jawa Sarjana atau 114 52%
Timur terlebih dulu berkunjung ke Surabaya. Diploma
Magister 7 3%

321
Welldan Adityandani dan Nadia Asandimitra Haryono, Pengaruh Demografi, Financial Attitude,
Financial Knowledge dan Suku Bunga terhadap Perilaku Menabung Masyarakat Kota Surabaya

Doktor 0 0% pengaruh usia, gender, pendapatan, pendidikan,


Total 220 100% financial attitude, financial knowledge, dan suku
Sumber: Output SPSS 24 (Data diolah penulis, bunga berdampak secara simultan pada perilaku
2018) menabung.
Berdasarkan tabel 1. dapat ditarik kesimpulan
mayoritas responden adalah berusia kurang dari Uji t
32 tahun, berjenis kelamin perempuan, memiliki Uji t statistik dipakai untuk mengetes berapa
pendapatan lebih dari Rp 5.000.000 dan berlatar skala dampak satu peubah bebas terhadap
belakang pendidikan sarjana atau diploma. variabel dependen secara parsial. Berikut output
dari uji t statistic:
Uji Validitas Tabel 2.
Skor r hitung semua item pernyataan lebih dari HASIL UJI t
pada r tabel (0,3061). Skor r tabel diperoleh dari Model B Std.Error t Sig.
tabel r one tail untuk degree of freedom (df) = n (constan) 2.201 .221 -.620 .536
– 2, signifikan 5% di Ghozali (2016: 463). Usia -.046 .032 -1.416 .158
Gender .078 .056 1.381 .169
Uji Reliabilitas Pendapatan -.016 .026 -.620 .536
Semua Cronbach’s Alpha peubah financial Pendidikan .000 .045 -.009 .993
Financial .026 .040 .649 .517
attitude (X5), financial knowledge (X6), suku
Attitude
bunga (X7), dan perilaku menabung (Y) Financial .283 .062 4.598 .000
melebihi dari 0,70. Menurut Ghozali (2016:48), knowledge
suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel Suku .129 .048 2.663 .008
jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,70. Bunga
Sumber: Output SPSS 24 (data diolah penulis,
Uji Normalitas 2018)
Berdasarkan output SPSS untuk uji K-S
menampakkan bahwa skor K-S sebesar 0,051 Berdasarkan perhitungan uji statistik t pada tabel
dan signifikans 0,200. Skor signifikansi 0,200 > 2, usia, gender, pendapatan pendidikan, dan
0,05, sehingga residual terdistribusi normality. financial attitude tidak berpengaruh sedangkan
financial knowledge, dan suku bunga
Uji Multikolinieritas berpengaruh terhadap perilaku menabung.
Penelititan ini memakai skor tolerance dan
menggunakan skor VIF. Jika skor tolerance ≥ Koefisien Determinasi
0,10 dan skor VIF ≤ 10, maka tidak terjadi Hasil perhitungan nilai adjusted R Square
multikolinieritas, begitupun sebaliknya jika skor sebesar 0,239. Nilai tersebut memiliki arti
tolerance ≤ 0, 10 dan skor VIF ≥ 10 maka ada bahwa vaariabel independen dalam riset ini
multikolinieritas. Berdasarkan output untuk nilai hanya mampu menjelaskan 23,9% terhadap
tolerance dari semua variabel independen dalam variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar
riset ini > 0,10 dan nilai VIF < 10. Disimpulkan 76,1% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar
model regresi dalam riset ini tidak terjadi tanda dari variabel independen dalam riset ini, seperti
multikolinieritas. status pernikahan, status pekerjaan dan
pengalaman kerja (Aminatuzzahra, 2014), lalu
Uji Heteroskedastisitas juga variabel independen jumlah anak (Babiarz
Berdasarkan hasil uji Spearman, nilai sig. (2- & Robb, 2014), juga variabel independen
tailed) dari semua variabel independen berada kekayaan rumah tangga, dependency ratio dan
atau memperlihatkan nilai melebihi dari 0,05 pengeluaran medis (Gedela, 2012), dan
atau dengan kata lain model regresi tidak terkena sebagainya.
heteroskedastisitas.
Pengaruh Usia terhadap Perilaku Menabung
Uji F Berasaskan hasil riset, dapat diketahui bahwa
Berdasarkan hasil uji F statistic, dapat diterlihat variabel usia tidak berpengaruh terhadap
skor signifikans 0,000. Dengan asas penentuan perilaku menabung. Hal ini tidak sesuai dengan
skala fase signifikans sebesar 5%, akhirnya skor hipotesis riset dimana terdapat pengaruh usia
0,000 < 0,05. Sehingga model regresi dalam terhadap perilaku menabung, sehingga hipotesis
riset ini mampu dipakai untuk menebak dalam riset ini ditolak. Selain itu hasil ini juga

322
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
tidak sesuai dengan theory of planned behaior Pengaruh Pendidikan terhadap Perilaku
(TPB) dari segi faktor latar belakang yakni Menabung
faktor sosial dan juga tidak sesuai dengan Life Berdasarkan hasil riset, dapat diketahui bahwa
Cycle Hypothesis (LCH) sebagai teori yang variabel pendidikan tidak berpengaruh terhadap
mendasari variabel usia. Dalam penelitian ini perilaku menabung. Hal itu tidak sesuai
usia tidak berpengaruh terhadap perilaku hipotesis riset mengatakan bahwa terdapat
menabung dikarenakan responden dalam pengaruh pendidikan terhadap perilaku
penelitian ini terdiri atas beberapa kelompok menabung, sehingga hipotesis riset ini ditolak.
usia. Hasil dalam riset ini sesuai dengan riset Selain itu hasil ini juga tidak sesuai dengan
yang dilakukan oleh Laily (2013) yang theory of planned behavior (TPB) yang
didukung juga oleh riset Gedela (2012) yang menyatakan bahwa pendidikan berpengaruh
mengatakan bahwa usia tidak mempengaruhi terhadap perilaku menabung dengan semakin
perilaku menabung. Sehingga dapat diambil tingginya pendidikan seseorang. Hal ini sesuai
kesimpulan bahwa variabel usia tidak dengan riset yang dilakukan oleh Gedela (2012)
berdampak pada perilaku menabung masyarakat yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan
kota Surabaya. seseorang tidak mempengaruhi perilaku
menabung orang tersebut. Sehingga dapat
Pengaruh Gender terhadap Perilaku ditarik kesimpulan bahwa pendidikan tidak
Menabung berpengaruh terhadap perilaku menabung
Berdasarkan riset, dapat diketahui bahwa gender masyarakat Kota Surabaya.
tidak berpengaruh terhadap perilaku menabung.
Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis riset Pengaruh Financial Attitude terhadap
dimana terdapat pengaruh gender terhadap Perilaku Menabung
perilaku menabung, sehingga hipotesis dalam Berasas riset, dapat diketahui bahwa variabel
riset ini ditolak. Lalu, hasil tersebut juga tidak financial attitude tidak mendampaki perilaku
sesuai dengan theory of planned behaviour menabung. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis
(TPB) yang menjadi dasar teori variabel gender. riset dimana financial attitude berpengaruh
Tidak adanya perbedaan dalam pengelolaan terhadap perilaku menabung, sehingga hipotesis
tabungan didukung dengan riset Laily (2013) riset ini ditolak. Lalu, output itu juga tidak sama
dan Aminatuzzahra (2014). Artinya baik antara dengan theory of planned behavior (TPB) yang
laki-laki dan wanita sama-sama memiliki menjadi dasar dari variabel ini. Hal itu sesuai
kepedulian terhadap keuangan pribadi mereka. dengan riset Ibrahim & Alqaydi (2013) yang
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh
terdapat pengeruh gender terhadap perilaku financial attitude terhadap pengelolaan
menabung masyarakat Kota Surabaya. keuangan seseorang, yang dalam peneltian ini
adalah perilaku menabung. Sehingga dapat
Pengaruh Pendapatan terhadap Perilaku ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh
Menabung financial attitude terhadap perilaku menabung
Berdasarkan hasil riset, dapat diketahui bahwa masyarakat Kota Surabaya.
pendapatan tidak mempengaruhi variabel
perilaku menabung. Hal ini tentu tidak sesuai Pengaruh Financial Knowledge terhadap
dengan hipotesis riset dimana terdapat pengaruh Perilaku Menabung
pendapatan terhadap perilaku menabung Berasaskan output riset, didapati financial
seseorang, sehingga hipotesis peneltiian ini knowledge memiliki pengaruh terhadap perilaku
ditolak. Selain itu hasil ini juga tidak sesuai menabung. Hal itu sama dengan hipotesis riset
dengan teori dasarnya, yakni theory of planned dimana ada dampak financial knowledge pada
behavior (TPB). Hasil riset ini sesuai dengan perilaku menabung, hipotesis riset diterima.
riset yang dilakukan oleh Nababan & Sadalia Selain itu, hasil ini juga sama dengan theory of
(2012) yang menyatakan bahwa tidak ada planned behavior (TPB) yang menjadi dasar
pangaruh pendapatan terhadap perilaku dari variabel financial knowledge. Hal ini sesuai
menabung. Sehingga dapat diambil kesimpulan dengan riset yang dilakukan oleh Amanah.et.al
bahwa tidak terdapat pengaruh pendapatan (2016) yang menyatakan bahwa financial
terhadap perilaku menabung masyarkat Kota knowledge berdampak pada manajemen
Surabaya. pengelolaan keuangan seseorang baik secara

323
Welldan Adityandani dan Nadia Asandimitra Haryono, Pengaruh Demografi, Financial Attitude,
Financial Knowledge dan Suku Bunga terhadap Perilaku Menabung Masyarakat Kota Surabaya

simultan maupun secara parsial. Hal ini ketiga bank. Penelitian selanjutnya dapat
didukung oleh riset Yulianti & Silvy (2013) dan meninjau hasil skor dari adjusted R square
Mien & Thao (2015) yang menyatakan bahwa hanya 0,213 yang artinya hanya mampu
ada pengaruh antara financial knowledge menjelaskan 23,9% peubah variabel dependen,
terhadap pengelolaan keuangan seseorang, yang maka disarankan pada periset selanjutnya untuk
dalam riset ini perilaku menabung. Sehingga mengetes ulang perilaku menabung dengan
dapat diambil kesimpulan financial knowledge judmental atau kriteria riset serta batasan riset
berpengaruh pada perilaku menabung yang lebih spesifik, seperti status pernikahan,
masyarakat Kota Surabaya. jumlah tanggungan, tingkat konsumsi, dan
sebagainya sehingga mendapatkan hasil yang
Pengaruh Suku Bunga terdapat Perilaku lebih baik mengenai perilaku menabung,
Menabung khususnya masyarakat kota Surabaya.
Berasaskan output riset, didapati suku bunga
berpengaruh terhadap perilaku menabung. Hal DAFTAR PUSTAKA
ini sama hipotesis riset dimana ada dampak suku
bunga terhadap perilaku menabung, hipotesis Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned
riset ini tidak ditolak. Selain itu, output riset ini Behavior. In: Organizational Behaviour
juga sama dengan teori suku bunga (TSB) yang and Human Decision Process. Journal of
menjadi dasar dari variabel ini. Hal ini didukung Personality and Social Psychology, 50(2),
oleh pernyataan Cahyani (2013) yang dalam 179–211.
risetnya menyatakan bahwa persepsi suku
bunga mempengaruhi tminat menabung Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality and
seseorang. Hal ini didukung oleh Chinyere Behavior (2nd ed.). New York: Open
(2015) dan Ojeaga & Odejimi (2007) juga University Press.
menyatakan bahwa suku bunga meningkatkan
jumlah tabungan di bank yang berarti perilaku Ajzen, I., & Fishbein, M. (1975). Belief,
menabungnya baik. Sehingga dapat diambil Attitude, Intention, and Behavior: An
kesimpulan bahwa suku bunga memengaruhi Introduction to Theory and Research.
perilaku menabung masyarakat Kota Surabaya. Reading: MA: Adison Weasley.

KESIMPULAN Amanah, E. a. (2016). Pengaruh Financial


Knowledge , Financial Attitude Dan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Variabel External Locus of Control Terhadap
usia, gender, pendapatan, pendidikan, financial Personal Financial Management Behavior
attitude tidak berpengaruh terhadap perilaku Pada Mahasiswa S1 Universitas Telkom
menabung masyarakat Kota Surabaya. the Influence of Financial Knowledge ,
Sedangkan variabel fianancial knowledge dan Financial Attitude and External Locus of
suku bunga berpengaruh terhadap perilaku Control on. E-Proceeding of Management,
menabung masyarakat Kota Surabaya. 3(2), 1228–1235.

Saran bagi masyarakat, khususnya kota Aminatuzzahra. (2014). Persepsi Pengaruh


Surabaya dan umumnya seluruh Indonesia, Pengetahuan Keuangan , Sikap Keuangan
mungkin hasil dari riset ini dapat dijadikan , Sosial Keputusan Investasi Individu (
sebagai tolok ukur mengenai perilaku menabung Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister
mereka dan masyarakat juga diharapkan Manajemen Universitas Diponegoro ).
mencari informasi mengenai keuangan dan suku Jurnal Bisnis Strategi, 23(2), 70–96.
bunga, agar financial knowledge masyarakat
naik. Lalu bagi perbankan, semoga dengan Astuti, T. (2013). Pengaruh Persepsi Nasabah
adanya hasil riset ini dapat memberikan Tentang Tingkat Suku Bunga, Promosi dan
informasi serta penyuluhan mengenai Kualitas Pelayanan Terhadap Minat
pengetahuan keuangan dan produk bank Menabung Nasabah ( Studi Kasus Pada
sehingga dapat memberikan pelayanan yang BRI Cabang Sleman ). Jurnal Nominal,
baik untuk nasabah, lalu berakibat pada semakin 2(1).
banyak masyarakat yang menabung dan
akhirnya meningkatkan sumber dana pihak Babiarz, P., & Robb, C. A. (2014). Financial

324
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
Literacy and Emergency Saving. Journal Ibrahim, M. E., & Alqaydi, F. R. (2013).
of Family and Economic Issues, 35(1), 40– Financial Literacy, Personal Financial
50. https://doi.org/10.1007/s10834-013- Attitude, and Forms of Personal Debt
9369-9 among Residents of the UAE.
International Journal of Economics and
Basuki, A., Sarma, M., & Purwanto, B. (2008). Finance, 5(7), 126–138.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi https://doi.org/10.5539/ijef.v5n7p126
Keputusan Pengusaha Kecil Menengah
untuk Menabung (Studi Kasus : BNI Kasmir. (2012). Dasar-dasar Perbankan
Cabang Cianjur, Jawa Barat) Agus Basuki (Revisi Cet). Jakarta: PT. Raja Grafindo
, Ma’mun Sarma dan Budi Purwanto. Persada.
Jurnal MPI, 3(2).
Kostakis, I. (2012). Households’ saving
Cahyani, A. F. (2013). Pengaruh Persepsi Bunga behavior in Greece corresponding
Bank dan Kualitas Pelayanan Terhadap countermeasures in financial crisis.
Minat Menabung Pada Bank BNI Syariah International Journal of Economic
di Kota Bandung. Journal of Social and Practices and …, 2(4), 253–265. Retrieved
Politic, (economi), 1–8. from
http://ijept.org/index.php/ijept/article/dow
Chinyere, C. U. (2015). Impact of Interest Rate nload/Households_Saving_Behavior_in_
On Savings On The Nigeria ’ s Economy ( Greece_Corresponding_Countermeasures
1981-2013 ). Journal of Policy and _in_Financial_Crisis/pdf
Development Studies, 9(3), 73–82.
Laily, N. (2013). Pengaruh Literasi Keuangan
Delafrooz, N., & Paim, L. (2011). Personal Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam
Saving Behavior among Malaysian Mengelola Keuangan. Journal of
Employees: Socio Demographic Accounting and Business Education,
Comparison. International Conference on 1(2013: Jurnal Pendidikan Akuntansi
Social and Humanity, 5(July), 361–363. (JPA): Vol. 1, No. 4, September 2013),
Retrieved from 2013. Retrieved from
http://www.ipedr.com/vol5/no2/79- http://journal.um.ac.id/index.php/jabe/arti
H10207.pdf cle/view/6042

Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Malhotra, N. K. (2009). Riset Pemasaran:


Manajemen: Pedoman Penelitian untuk Pendekatan Terapan (Keempat, Vol. 1).
PenulisanSkripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Jakarta: PT. Indeks.
Manajemen. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Modigliani, F., & Bumberg, A. (1954). Test of
The Life Cyle Hypothesis of Saving:
Gedela, S. P. R. (2012). Determinants of Saving Aggregate Implications and Taste. The
Behaviour in Rural and Tribal Households Amercian Economic Review, 53(1), 55–84.
(An. Inaternational Journal of Research in
Social Sciences, 2(3), 108–128. Nababan, & Sadalia. (2012). Analisis Personal
Financial Literacy dan Financial Behavior
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi
Multivariete dengan Program IBM SPSS Universitas Sumatera Utara. Jurnal USU,
23 (8th ed.). Semarang: Badan Penerbit 1(1), 1–16.
Universitas Diponegoro.
Obayelu, O. A. (2012). Saving Behavor of Rural
Herdjiono, I., & Damanik, L. A. (2016). Households in Kwara State, Nigeria.
Pengaruh Financial Attitude , Financial African Journal Basic & Applied Sciences,
Knowledge , Parental Income Terhadap 4(4), 1–17.
Financial Mnagement. Jurnal Manajemen
Teori Dan Terapan, 9(3), 226–241. Ojeaga, P., Ojeaga, D., & Odejimi, D. O. (2007).

325
Welldan Adityandani dan Nadia Asandimitra Haryono, Pengaruh Demografi, Financial Attitude,
Financial Knowledge dan Suku Bunga terhadap Perilaku Menabung Masyarakat Kota Surabaya

The Impact of Interest Rate on Bank


Deposits Evidence from the Nigerian
Banking Sector. Mediterranean Journal of
Social Sciences, 5(16).

Onwumere, J. U. J., & Ibe, I. G. (2012). The


impact of interest rate liberalization on
savings and investment: Evidence from
Nigeria. Research Journal of Finance and
Accounting, 3(10), 130–136.

Pankow, D. (2003). Financial Values, attitudes,


and goals. North Dakota: North Dakota
State University Extension.

Sanusi, A. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis


(3rd ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Sarwono, J., & Martadiredja, T. (2008). Riset


Bisnis untuk Pengambilan Keputusan.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Sommer, L. (2011). The Theory of Planned


Behavior and The Impact of Past Behavior.
The International Business & Economics
Research Journal, 10(1).

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Thi, N., Mien, N., & Thao, T. P. (2015). Factors


Affecting Personal Financial Management
Behaviors: Evidence from Vietnam.
Journal of Financial Counseling and
Planning, 22, 43–59.

Yulianti, N., & Silvy, M. (2013). Sikap


Pengelola Keuangan Dan Perilaku
Perencanaan Investasi Keluarga Di
Surabaya. Business and Banking, 3(1), 57–
68.

326

You might also like