You are on page 1of 2

Nama : FARUJA RIZKI WIRAWAN

Nim : 190301224
Kelas : AGR 2019
Mata kuliah : Produksi dan Teknologi Benih

“Perilaku benih Rekalsitran, Ortodoks dan perubahan fisiologis yang mempengaruhi


daya simpan”

Benih Ortodok dan Rekalsitran

Benih tanaman industri dapat dikelompokan menjadi benih ortodoks, dan rekalsitran.
Pengelompokan tersebut diasarkan pada kepekaan terhadap pengeringan dan suhu.
Benih ortodoks relatif toleran/tahan terhadap pengeringan, benih rekalsitran peka
terhadap pengeringan, benih rekalsitran peka terhadap pengeringan. Benih “ortodok”
umumnya dimiliki oleh spesies-spesies tanaman setahun, dua tahunan (“bienial”)
dengan ukuran benih yang kecil. Benih “ortodok” tahan pengeringan sampai kadar air
mencapai 5% dan dapat disimpan pada suhu rendah. Daya simpan benih dapat
diperpanjang dengan menurunkan kadar air dan suhu. Benih “rekalsitran” tidak tahan
disimpan pada suhu di bawah 20oC .

Istilah rekalsitran dan ortodok pada benih pertama kali dikemukakan oleh Robert pada
tahun 1973 yang mengelompokkan benih menurut karakter fisiologinya. Benih ortodok
adalah benih yang bisa dikeringkan pada kadar air yang relatif rendah (sekitar 0.05 g
H2O / g berat segar benih. Benih ortodok dapat dikeringkan dan toleran disimpan pada
suhu rendah dalam waktu yang relatif lama. Benih rekalsitran tidak bisa dikeringkan di
bawah kadar air kritisnya (0.3 g H2O/ g berat segar benih. Kelompok benih ini tidak
toleran disimpan pada suhu rendah dan akan kehilangan viabilitasnya saat dikeringkan
kadar airnya. Benih rekalsitran dibagi menjadi kedalam 3 tipe berdasarkan tingkat
kepekaan yaitu: 1. Benih rekalsitran tipe minimal yang masih toleran terhadap desikasi
dan suhu rendah, misalnya pada benih Podocarpus henkelii. 2. Benih rekalsitran tipe
moderat yang tidak terlalu tahan dikeringkan dan peka terhadap penyimpanan suhu
rendah. Misalnya pada Theobroma cacao.

Benih rekalsitran dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan tingkat ketersediaan yaitu:


1. Benih rekalsitran tipe minimal yang masih toleran terhadap desikasi dan suhu
rendah, misalnya pada benih Podocarpus henkelii.
2. Benih rekalsitran tipe moderat yang tidak terlalu tahan dikeringkan dan peka
terhadap penyimpanan suhu rendah. Misalnya pada Theobroma cacao
3. Benih rekalsitran penuh yang tidak toleran terhadap penurunan kadar air dan
penyimpanan pada suhu rendah, misal pada benih Durio Zibertinus.

Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi mutu benih selama penyimpanan : kualitas


awal dari banyak benih, lingkungan untuk konservasi (dengan variasi dengan suhu,
kelembapan, ketersediaan oksigen, dan kemasaman) serta karakteristik yang melekat
pada spesies, harus diambil ke dalam akun. Jenis kemasaman selama penyimpanan,
mengasumsikan kepentingan yang relevan pada kualitas benih, setelah pengemasan
membantu mengurangi kerusakan, dengan mempertahankan kadar air benih yang
disimpan, dan mengurangi laju respirasi.

Kemunduran viabilitas benih dapat disebab kan juga oleh proses biokimia. Indikasi
secara fisiologis dari kemunduran benih antara lain penurunan vigoritas benih. Kualitas
benih yang baik yang menghasilkan daya kecambah yang tinggi adalah pada nilai kadar
air 46,39 % dan protein 14,84% serta pati 15,01%. Artinya mekanisme biokimia yang
terjadi pada membran sel benih berjalan cukup baik untuk meningkatkan proses
perkecambahan benih.

Identifikasi benih memegang peranan penting dalam kegiatan pengujian benih terutama
degan semakin banyaknya varietas atau spesies tanaman yang harus dibedakan.
Sebelum melakukan pembibitan, benih terlebih dahulu diidentifikasi bertujuan untuk
menentukan identitas suatu benih dan sehingga dapat menghasilkan varietas yang
baik/unggul dan bermutu tinggi. Identifikasi benih dapat dilakukan dengan memeriksa
ciri-ciri umum family, morfologi, eksternal dan internal benih, serta bagian-bagian lain
yang menempel pada benih. Manfaaat melakukan identifikasi benih ini adalah dapat
mengetahui daya kecambah suatu benih, indeks vigornya, apakah benih tersebut sehat,
bernas, tidak luka/keriput, apakah benih tersebut murni (tidak tercampur dengan
varietas lain), dan apakah benih tersebut bersih (tidak tercampur kotoran). Adapun
beberapa keuntungan apabila menggunakan benih yang baik atau bermutu tinggi yaitu
menghemat penggunaan benih persatuan luas, produktivitas tinggi karena potensi hasil
yang tinggi, mutu hasil akan terjamin baik melalui pasca panen yang baik, memiliki
daya tahan terhadap hama dan penyakit, umur dan sifat-sifat lainnya jelas, dan waktu
panennya lebih mudah ditentukan karena masaknya serentak.

Penggolongan benih dan biji merupakan tindakan untuk memeriksa kualitas benih/biji
yang akan berperan sebagai keturunan berikutnya. Penggolongan tersebut dilaksanakan
berdasarkan pada sifat-sifat morfologi benih atau fisiologi benih seperti dimensi benih,
berat jenis benih, dan warna benih. penggolongan benih ini dapat mencegah
penggunaan benih/biji yang tidak baik. Penggolongan benih ini dilakukan untuk
mendapatkan benih yang seragam dalam ukuran, bentuk, warna, dan bobotnya.
Terdapat beberapa cara penggolongan benih yaitu secara manual dengan menggunakan
tangan dan ketelitian kita ketika memisahkan benih menjadi beberapa kelompok
(ukuran), secara mekanik dengan menggunakan alat yang memiliki beberapa saringan
bertingkat dengan diameter lubang yang berbeda setiap tingkat, pemisahan benih
berdasarkan warna, memisahkan benih yang rusak/keriput, dan pemisahan melalui
inkubasi pengeringan.

You might also like