You are on page 1of 20

KAJIAN DAN ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT

TIMBAL (Pb) DAN BORAKS (Na2B4O7.10H2O) DALAM PANGAN


JAJANAN ANAK SEKOLAH DI KOTA CIMAHI

Prof. Dr. Ir. Wisnu Cahyadi., M.Si. Ir. Tantan Widiantara.,MT Isni Dewi Anggraini

ABSTRACT

Snack foods are foods and beverages prepared and sold by street hawkers
in the streets and in public crowded places other be eaten or consumed without
further processing and preparation. Snack foods generally have a shape, a
different taste that can attract attention and influence children. Snack foods
contaminated with heavy metals lead (Pb) and borax can cause health problems
even death.
The objective of this research were to analyzed and inform the content of
heavy metals lead (Pb) and borax in the snack food of school children in the city
of Cimahi. The benefits of this research that the public can know the heavy metal
pollution of lead (Pb) and borax in the snack food of school children in the city of
Cimahi. The research method includes several stages such as surveys and data
analysis, determining the location and number of samples, sample collection and
preparation, testing qualitatively for the content of boron with curcumin and
using a flame test, while testing for heavy metal content analysis of lead (Pb)
using spectrophotometric method atomic absorption.
The results of research were obtained for the analysis of boron content of
the meatball as much as 2% of samples contain borax which is located in the
South Cimahi, and 91% of samples contaminated with heavy metals bakwan lead
(Pb) concentrations ranging from 0.0290 to 9.1630 ppm are mostly located in
South Cimahi region.

I PENDAHULUAN nutrisi atau asupan makanan pada


anak tidak selalu dapat dilaksanakan
1.1. Latar Belakang Penelitian dengan sempurna (Cahyadi, 2009).
Anak usia sekolah adalah Makanan merupakan kebutuhan
investasi bangsa karena mereka dasar manusia yang harus dipenuhi tiap
adalah generasi penerus bangsa. hari. Makanan yang dikonsumsi harus
Kualitas bangsa di masa depan dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bagi
ditentukan dari kualitas anak-anak tubuh, tidak menimbulkan penyakit, dan
saat ini. Upaya peningkatan kualitas memenuhi selera. Kebutuhan memenuhi
sumber daya manusia harus selera makan dapat terpenuhi saat
dilakukan sejak dini, sistematis dan mengonsumsi makanan yang dijual oleh
berkesinambungan. Tumbuh pedagang kaki lima, tetapi segi
berkembangnya anak usia sekolah keamanannya belum tentu terpenuhi
yang optimal tergantung pemberian (Kemdiknas, 2011).
nutrisi dengan kualitas dan kuantitas Saat ini, anak-anak lebih banyak
yang baik serta benar. Dalam masa mengkonsumsi makanan yang
tumbuh kembang tersebut pemberian sebenarnya tidak layak dikonsumsi,
seperti jajanan di lingkungannya. dan cocok dengan selera kebanyakan
Perilaku anak sekolah yang lebih masyarakat (Mudjajanto, 2006).
sering mengkonsumsi jajanan Pangan jajanan yang akan diteliti
daripada makanan yang dibuat di rumah mengenai adanya kandungan logam
disebabkan oleh kegiatan anak sekolah berat adalah pada jajanan berupa
saat ini yang lebih banyak gorengan, sedangkan pangan jajanan
menghabiskan waktunya di luar rumah, yang akan diteliti mengenai adanya
terutama di sekolah, dibandingkan di penggunaan boraks adalah pada bakso
rumah. ikan.
Perhatian utama dalam penelitian Gorengan adalah salah satu
ini adalah ke anak sekolah dasar, jajanan kudapan  yang sangat banyak
karena pada usia anak sekolah dasar diminati masyarakat dari berbagai
lebih menyukai jajan di pinggir jalan kalangan, selain rasa nya yang enak,
serta keinginan untuk lebih tahu gurih dan nikmat, harganya pun sangat
mencoba beranekaragam jenis jajanan murah dan gampang didapat dimana-
sangat tinggi, dan pada saat usia mana. Itu bisa terlihat dari banyaknya
tersebut belum mengerti mengenai pedagang gorengan yang sering terlihat.
bahaya apa yang akan ditimbulkan dari Mulai dari pinggir-pinggir jalan, pasar-
jajanan yang dijual oleh pedagang kaki pasar sampai kedalam gang-gang
lima yang dari cita rasanya yang enak pemukiman masyarakat, bahkan banyak
dan dari kenampakannya sangat diantara pedagang gorengan yang
menarik. jualan keliling menjajakan gorengannya.
Jajanan yang dijual oleh Data hasil survei Sosial Ekonomi
pedagang kaki lima atau dalam Nasional yang dilakukan oleh Badan
bahasa Inggris disebut street food Pusat Statistik (1999) menunjukkan
menurut FAO didefisinikan sebagai bahwa persentase pengeluaran rata-
makanan dan minuman yang rata per kapita per bulan penduduk
dipersiapkan dan dijual oleh pedagang perkotaan untuk makanan jajanan
kaki lima di jalanan dan di tempat- meningkat dari 9,19 persen pada tahun
tempat keramaian umum lain yang 1996 menjadi 11,37 persen pada tahun
langsung dimakan atau dikonsumsi 1999. Selain itu, kontribusi makanan
tanpa pengolahan atau persiapan lebih jajanan terhadap konsumsi remaja
lanjut. Jajanan yang dikonsumsi anak- perkotaan menyumbang 21 persen
anak, terutama di Indonesia energi dan 16 persen protein.
mengandung zat-zat yang berbahaya Sementara itu kontribusi makanan
untuk dikonsumsi karena dapat jajanan terhadap konsumsi anak usia
menimbulkan penyakit. Zat-zat sekolah menyumbang 5,5 persen energi
berbahaya ini terdapat pada makanan dan 4,2 persen protein
karena terjadi kontaminasi. Kontaminasi (Mudjajanto, 2006).
pada makanan disebabkan oleh banyak Makanan jajanan kaki lima
hal, seperti penanganan yang tidak menyumbang asupan energi bagi anak
tepat saat produksi, penyimpanan, sekolah sebanyak 36%, protein 29%
penyediaan dan penyajian makanan dan zat besi 52%. Karena itu dapat
tersebut. Zat kontaminan yang dapat dipahami peran penting makanan
mencemari makanan salah satunya jajanan kaki lima pada pertumbuhan dan
adalah unsur logam berat prestasi belajar anak sekolah. Namun
(Hylda, 2008). demikian, keamanan jajanan tersebut
Konsumsi makanan jajanan di baik dari segi mikrobiologis maupun
masyarakat diperkirakan terus kimiawi masih dipertanyakan. Selain
meningkat mengingat makin terbatasnya cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi
waktu anggota keluarga untuk mengolah yang umum ditemukan pada makanan
makanan sendiri. Keunggulan makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan
jajanan adalah murah dan mudah bahan tambahan pangan (BTP) ilegal
didapat, serta cita rasanya yang enak seperti boraks (pengempal yang
mengandung logam berat Boron),
formalin (pengawet yang digunakan peneliti tertarik untuk mengetahui
untuk mayat), rhodamin B ( pewarna seberapa besar persentase banyaknya
merah pada tekstil), dan methanil yellow makanan jajanan yang dijual dipinggir
(pewarna kuning pada tekstil) jalan yang terkontaminasi oleh timbal
(Hylda, 2008). (Pb).
Beberapa logam berat digunakan Selain terkontaminasi oleh Pb yang
dalam berbagai keperluan sehari-hari dapat membahayakan bagi kesehatan
dan secara langsung maupun tidak tubuh, penggunaan BTP dalam
langsung dapat mencemari lingkungan makanan jajanan juga sering dilakukan
dan apabila sudah melebihi batas oleh para pedagang yang ingin
yang ditentukan berbahaya bagi mendapat keuntungan lebih, contohnya
kehidupan. Selain dari air dan tanah dalam penggunaan boraks.
yang terkontaminasi buangan industri, Boraks atau yang lazim disebut
kontaminasi logam pada makanan asam borat (boric acid) adalah senyawa
juga dapat terjadi akibat kontaminasi kimia turunan dari logam berat boron
saat proses pengolahan ataupun (B). Asam borat terdiri atas tiga macam
penyajian. Seperti pencemaran akibat senyawa, yaitu: asam ortoborat (H3BO3),
terkena udara kendaraan bermotor di asam metaborat (HBO2), dan asam
pinggir jalan pada makanan atau jajanan piroborat (H2B4O7) (Sugiyatmi, 2006).
(Palar, 2008). Boraks merupakan bahan kimia
Kontaminasi logam berat Pb dapat yang banyak dipergunakan untuk
terjadi karena berhubungan langsung industri kertas, pengawet kayu, industri
atau tidak langsung dengan sumber keramik. Di masyarakat boraks banyak
pencemaran logam Pb, sehingga orang digunakan dalam pembuatan berbagai
yang bekerja dalam lingkungan kerja makanan seperti bakso, mie basah,
yang dekat sumber polusi, mempunyai pisang molen, lemper, siomay, lontong,
resiko terkontaminasi. Pencemaran ketupat, dan pangsit. Penggunaan
logam berat terhadap alam lingkungan boraks sebagai bahan tambahan selain
merupakan suatu proses yang erat dimaksudkan untuk bahan pengawet
hubungannya dengan penggunaan juga dimaksudkan untuk membuat
logam tersebut oleh manusia. Pada bahan menjadi lebih kenyal dan
awal digunakannya logam sebagai memperbaiki penampilan
peralatan belum diketahui pengaruhnya (Sugiyatmi, 2006).
terhadap lingkungan (Palar, 2008). Pengaruh jangka pendek
Timbal (Pb) mempunyai arti penting penggunaan BTP ini menimbulkan
dalam dunia kesehatan bukan karena gelaja-gejala yang sangat umum seperti
penggunaan terapinya, melainkan lebih pusing, mual, muntah, diare atau
disebabkan karena sifat toksisitasnya. bahkan kesulitan buang air besar. Joint
Absorpsi timbal di dalam tubuh sangat Expert Committee on Food Additives
lambat, sehingga terjadi akumulasi dan (JECFA) dari WHO yang mengatur dan
menjadi dasar keracunan yang mengevaluasi standar BTP melarang
progresif. Keracunan timbal ini penggunaan bahan kimia tersebut pada
menyebabkan kadar timbal yang tinggi makanan. Standar ini juga diadopsi oleh
dalam aorta, hati, ginjal, pankreas, paru- Badan POM dan Departemen
paru, tulang, limpa, testis, jantung dan Kesehatan RI melalui Peraturan Menkes
otak. Hal ini diperoleh dari kasus yang no.722/Menkes/Per/IX/1998.
terjadi di Amerika pada 9 kota besar Pada bulan Februari s/d Maret
yang pernah diteliti (Supriyanto, 2007). 2004, seluruh Balai POM di Indonesia
Makanan jajanan kaki lima telah melakukan sampling dan
cenderung lebih mudah terkontaminasi pengujian makanan jajanan anak
oleh timbal (Pb) hasil pembakaran sekolah dengan sasaran lokasi SD,
bensin adalah makanan yang dijual SMP, dan SMU dengan rincian jumlah
dipinggir jalan. Makanan yang dijual sampel yang diuji 575 sampel dengan
dipinggir jalan biasanya adalah jumlah sampel yang memenuhi syarat
makanan jajanan. Oleh sebab itu, sebanyak 218 sampel. Sampel yang
tidak memenuhi syarat karena Dalam penelitian ini tidak dikaji
menggunakan sakarin/siklamat bukan semua aspek kualitas makanan jajanan,
untuk makanan diet/rendah kalori tetapi hanya mengkaji satu aspek saja,
sebanyak 326 sampel, menggunakan yaitu yang berkaitan dengan
benzoat melebihi batas sebanyak 11 penggunaan bahan tambahan yang
sampel, dan terdapat sampel dengan bersifat toksik, khususnya boraks. Hal
bahan yang dilarang antara lain ini sesuai dengan kenyataan bahwa
rhodamin B sebanyak 79 sampel, boraks merupakan bahan tambahan
boraks 27 sampel dan cemaran mikroba yang sering digunakan dalam
melebih batas 198 sampel pembuatan makanan jajanan.
(Fardiaz, 2004). Pemilihan lokasi penelitian
Tahun 2007 Badan POM RI dilakukan di Kota Cimahi dengan alasan
melakukan monitoring PJAS, dimana karena domisili peneliti di Kota Cimahi,
hasil monitoring dari 2957 sampel selain itu juga karena di Kota Cimahi
menunjukkan bahwa sebanyak 54,72% terdapat banyak pabrik jadi polusi
sampel PJAS memenuhi syarat dan udaranya juga besar,
sebanyak 45,28% sampel PJAS tidak Metode yang dilakukan dalam
memenuhi persyaratan terhadap satu penelitian ini adalah menggunakan
atau beberapa parameter yang diuji. metode sampling dengan melihat jumlah
Pengujian parameter boraks yang Sekolah Dasar yang terdapat di Kota
dilakukan pada 1829 sampel produk Cimahi, dimana total Sekolah Dasar
PJAS yang terdiri dari produk mie, yang terdapat di Kota Cimahi sebanyak
bakso, dan snack (gorengan, kerupuk, 139 sekolah. Metode pengambilan
keripik, kue,dsb) menunjukkan bahwa sampel dilakukan berdasarkan
97 sampel (5%) positif mengandung pembagian wilayah di kota cimahi yang
boraks dan dari 1834 sampel yang diuji terbagi menjadi 3 wilayah kecamatan
formalin yaitu pada produk mie, bakso, yaitu Cimahi Utara, Cimahi Tengah dan
permen dan snack (gorengan, kerupuk, Cimahi Selatan dengan melihat dari
keripik, kue,dsb), 43 sampel (2%) positif banyaknya jumlah pedagang yang
mengandung formalin (Indriani, 2004). berjualan pangan jajanan gorengan dan
Umumnya para pembuat juga bakso ikan. Pengambilan sampel
makanan jajanan tidak menyadari dengan cara tersebut diharapkan dapat
bahaya penggunaan bahan tambahan mewakili untuk seluruh Sekolah Dasar
yang dilarang. Hal ini terutama yang ada di Kota Cimahi untuk
disebabkan ketidaktahuan para membuktikan adanya pangan jajanan
pembuat makanan jajanan baik yang tercemar logam berat timbal (Pb)
mengenai sifat-sifat maupun bahaya serta yang mengandung boraks pada
penggunaan bahan tambahan pangan sampel pangan jajanan yang di ambil
yang tidak sesuai dengan peraturan. dari masing-masing Sekolah Dasar yang
Pembuat makanan jajanan dipilih.
biasanya adalah masyarakat yang
memiliki pengetahuan rendah. Dari hasil 1.2. Identifikasi Masalah
studi pendahuluan di pasar-pasar dapat Berdasarkan uraian dalam latar
diketahui bahwa hampir semua pembuat belakang penelitian, maka dapat
makanan jajanan berpendidikan dilakukan idenifikasi masalah yaitu :
Sekolah Dasar. Bahkan ada di 1. Apakah terdapat cemaran logam
antaranya yang tidak tamat Sekolah berat timbal (Pb) dan juga boraks pada
Dasar. Sebagai akibatnya dalam praktek sampel pangan jajanan sekolah di Kota
mereka kurang memperhatikan masalah Cimahi.
keamanan pangan yang dibuatnya. 2. Berapa jumlah cemaran logam berat
Pengetahuan, sikap, dan praktek timbal (Pb) dan boraks pada sampel
seorang pembuat makanan memiliki pangan jajanan anak di Kota Cimahi
pengaruh yang besar terhadap citra dan (dalam persen).
kualitas makanan yang dibuatnya
(Sugiyatmi, 2006).
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 3. Bagi lembaga-lembaga pemerintah
Maksud dari penelitian ini adalah yang berwenang dalam pembinaan
untuk mengetahui seberapa besar makanan jajanan, khususnya
persentase pangan jajanan yang Badan Pengawasan Obat dan
terkontaminasi cemaran timbal (Pb) dan Makanan serta pemerintah daerah,
persentase penggunaan boraks pada hasil penelitian ini diharapkan dapat
pangan jajanan yang dijual di memberikan informasi mengenai
lingkungan Sekolah Dasar di Kota perkembangan usaha-usaha
Cimahi, mengingat bahaya yang dapat makanan di masyarakat yang perlu
ditimbulkan dari penggunaan zat pembinaan. Sehingga lebih sering
tersebut. dilakukan pemeriksaan dan
Tujuan dari penelitian ini adalah sosialisasi agar tidak ada lagi yang
untuk menguji dan membuktikan adanya menggunakan zat tambahan
keberadaan cemaran logam berat timbal makanan yang merugikan
(Pb) dan boraks yang mengkontaminasi kesehatan bagi konsumen.
pangan jajanan anak Sekolah Dasar,
dan untuk menginformasikan kepada 1.5. Kerangka Pemikiran
masyarakat dan pemerintah tentang Jajanan bagi anak sekolah dapat
jumlah sampel yang tercemar logam berfungsi sebagai upaya memenuhi
berat timbal (Pb) dan yang mengandung kebutuhan energi karena aktivitas fisik di
boraks pada sampel pangan jajanan sekolah yang tinggi (bagi anak yang
anak Sekolah Dasar, serta dalam tidak sarapan pagi) dan pengenalan
rangka pemeriksaan dan sosialisasi berbagai jenis makanan jajanan akan
agar BTP yang berbahaya bagi tubuh menumbuhkan penganekaragaman
tidak digunakan pada produk makanan. pangan sejak kecil. Namun makanan
jajanan tidak semuanya terjamin
1.4. Manfaat Penelitian keamanannya. Masalah keamanan
Hasil dari penelitian ini diharapkan pangan (food safety) merupakan topik
dapat bermanfaat baik bagi hangat dunia yang selalu dibicarakan
perkembangan ilmu pengetahuan, pada setiap pertemuan pengan
masyarakat maupun bagi lembaga- internasional. Ada empat masalah
lembaga yang bertugas membina utama keamanan pangan di Indonesia
makanan jajanan. yaitu masih banyak ditemukan produk
1. Bagi perkembangan ilmu pangan yang tidak memenuhi
pengetahuan hasil penelitian ini persyaratan kesehatan dalam
diharapkan dapat memberikan peredaran, masih banyak kasus
tambahan informasi mengenai penyakit dan keracunan melalui
kontaminasi cemaran logam berat makanan yang sebagian besar belum
yaitu timbal (Pb) serta informasi dilaporkan dan belum diidentifikasi
mengenai penggunaan boraks penyebabnya, masih banyak ditemukan
dalam makanan jajanan anak sarana produksi dan distribusi pangan
sekolah, terutama di lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan,
Sekolah Dasar. terutama pada industri kecil atau industri
2. Bagi masyarakat hasil penelitian ini rumah tangga, indsutri jasa boga, dan
diharapkan dapat memberikan penjual makanan jajanan, serta
informasi mengenai jenis-jenis rendahnya pengetahuan dan kepedulian
makanan jajanan anak sekolah, konsumen tentang keamanan pangan
khususnya jajanan anak Sekolah (Apriliani, 2009; Fardiaz, 2000; Monita,
Dasar yang banyak mengandung 2003).
boraks dan juga makanan jajanan Penyakit melalui makanan (food
yang kebanyakan dijual di pinggir born diseases) dapat berasal dari
jalan, sehingga kontaminasi berbagai sumber yaitu organisme
cemaran logam berat timbal (Pb) pathogen termasuk bakteri, kapang,
cenderung lebih besar. parasit, dan virus, bahan kimia seperti
racun alami, logam berat. Pestisida,
hormon, antibiotik, bahan tambahan No : 03725/B/SK/VII/89 tentang batas
berbahaya dan bahan-bahan pertanian maksimum cemaran logam didalam
lainnya atau dari bahan fisik seperti jenis makanan jajanan. Walupun
potongan tulang, duri, pecahan kaca, kandungan timbal pada makanan
dan lain-lain. Food born diseases dapat jajanan tersebut masih dibawah nilai
disebabkan oleh bahan kimia seperti ambang batas, namun harus diwaspadai
logam berat. Logam dapat terdistribusi karena efek toksiknya tidak langsung,
ke tubuh manusia dan sebagian akan tetapi akan berdampak setelah
terakumulasikan. Jika keadaan ini beberapa tahun karena sifatnya yang
berlangsung terus-menerus dalam cenderung terakumulasi pada mahluk
jangka waltu yang lama, maka dapat hidup. Sifat akumulasi inilah yang
mencapai jumlah yang dapat menyebabkan efeknya menjdai lebih
membahayakan bagi kesehatan berbahaya untuk manusia dan dapat
manusia(Fardiaz, 2000; Darmono, 1995; menyebabkan kematian (Mudjajanto,
Supriyanto, 2007). 2005; Yulianti, 2005).
Survey yang dilakukan di Bursa Selain itu penggunaan BTP yang
Kue Subuh di kawasan Pasar Senen, tidak dianjurkan juga dapat
Jakarta Pusat diperoleh hasil bahwa menyebabkan food born diseases.
adanya kadar timbal dalam makanan Contohnya penggunaan boraks dalam
jajanan berkisar 1,73-4,25 ppm. makanan dapat menganggu kesehatan.
Terdapat beberapa jenis makanan Pada dosis yang cukup tinggi dalam
jajanan yang kadar timbalnya melebihi tubuh, boraks akan menyebabkan gejala
ambang batas yang ditentukan oleh pusing-pusing, muntah, mencret, kram
WHO dan FAO (2 ppm), yaitu kue tape, perut, cyanis, dan kompulsi. Pada dosis
kue talam, lapis kanji, dadar gulung, 10-20 gram atau lebih dapat
kueku, kue bugis, dan nagasari. Selain menyebabkan kematian pada orang
itu terdapat juga jajanan yang melebihi dewasa. Boraks banyak digunakan
ambang batas yang ditentukan oleh dalam pembuatan berbagai makanan
Depkes RI (4 ppm), yaitu kue tape, kue seperti bakso, mie basah, pisang molen,
talam, dan lapis kanji. Hal tersebut lemper, siomay, lontong, keyupat, dan
dikarenakan lokasi jualan kue di Bursa pangsit. Penggunaan boraks sebagai
Subuh terletak di pinggir jalan besar, bahan tambahan selain dimaksudkan
dan sebagian besar di antaranya pada untuk bahan pengawet juga
saat jualan tidak ditutup. Tingginya dimaksudkan untuk membuat bahan
kadar timbal (Pb) pada makanan jajanan menjadi lebih kenyal dan memperbaiki
juga dapat dipengaruhi oleh lama waktu penampilan. Hasil pemeriksaan
makanan jajanan tersebut tercemar oleh Laboratorium Badan POM Denpasar
bahan pencemar. Berdasarkan terhadap bakso menunjukkan 54,29%
penelitian yang dilakukan oleh Yulianti bakso yang diguanakn sebagai sampel
(2005) diperoleh hasil bahwa ada mengandung boraks. Jumlah
pengaruh lama waktu pajanan terhadap kandungan boraks yang ditemukan
timbal (Pb) pada makanan jajanan yang dalam bakso bervariasi antara 0,63 ppm
dijual di depan Java Supermall sampai 132,142 ppm. Menurut
Peterongan Semarang Selain itu ada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
juga penelitian yang dilakukan di Kota 722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan
Medan pada tahun 2008, memberikan tambahan makanan, boraks termasuk
hasil bahwa dari 12 sampel ternyata 11 bahan yang berbahaya dan beracun
sampel diantaranya mengandung sehingga tidak boleh digunakan sebagai
timbal. Kadar yang terbesar ada di kue bahan tambahan makanan
pancong yaitu sebesar 1,0854 ppm dan (Sugiyatmi, 2006).
yang terendah ada di donat yaitu Penelitian yang dilakukan oleh
sebesar 0,000 ppm. Kadar logam timbal Badan Pengawas Obat dan Makanan
(Pb) yang diperiksa masih berada tahun 2004 di Jakarta, menemukan
dibawah persyaratan nilai ambang batas kenyataan bahwa ratusan Sekolah
yang ditetapkan oleh Dirjen POM Dasar di seluruh Indonesia dan
menampung sekitar 500 jenis makanan dapat mengevaluasi adanya
yang diambil dari sampel pengujian. kontaminasi Logam berat Pb pada
Hasil survey tersebut menunjukkan jajanan anak sekolah dasar serta
bahwa 60% jajanan anak sekolah tidak penggunaan boraks yang masih beredar
memenuhi standar mutu dan keamanan. dipasaran yang banyak dipergunakan
Disebutkan bahwa 56% sampel pada produk makanan jajanan anak
mengandung rhodamin dan 33% sekolah dasar khususnya di Kota
mengandung boraks. Pada tahun yang Cimahi. Dimana untuk analisis adanya
sama seluruh Badan Pengawas Obat kandungan logam berat timbal (Pb)
dan Makanan di Indonesia telah metode yang dipakai yaitu
melakukan sampling dan pengujian menggunakan spektrofotometri serapan
makanan jajanan anak sekolah dengan atom (AAS), sedangkan untuk analisis
sasaran lokasi SD, SMP, dan SMU adanya kandungan boraks
dengan rincian jumlah sampel yang diuji menggunakan metode kertas kurkumin.
sebanyak 575 sampel dengan jumlah
sampel yang memenuhi syarat 1.6. Hipotesa Penelitian
sebanyak 218 sampel. Diperoleh hasil Dari kerangka pemikiran di atas
bahwa 27 sampel mengandung boraks. dapat diambil suatu hipotesa yaitu
Pada tahun 2007 Badan POM RI diduga adanya cemaran logam timbal
melakukan monitoring PJAS, dimana (Pb) yang mengkontaminasi pangan
hasil monitoring dari 2957 sampel jajanan anak Sekolah Dasar (SD) Kota
diambil 1892 sampel produk PJAS untuk Cimahi dan adanya boraks pada
dilakukan pengujian parameter boraks pangan jajanan anak Sekolah Dasar
yang terdiri dari produk mie, bakso, (SD) di Kota Cimahi.
snack (gorengan, kerupuk, keripik, kue,
dsb) menunjukkan bahwa 97 sampel 1.7. Waktu dan Tempat Penelitian
(5%) positif mengandung boraks Penelitian dilaksanakan dari mulai
(Sri, 2009; Fardiaz, 2004; Indriani 2004). bulan Agustus sampai dengan selesai,
Berdasarkan paparan dari tempat yang digunakan dalam penelitian
penelitian diatas maka dapat ini adalah di Laboratorium Jurusan
disimpulkan bahwa para pembuat Teknologi Pangan Universitas
makanan pada umumnya memiliki Pasundan dan Laboratorium Kesehatan
pengetahuan yang berbeda mengenai Balai Pengembangan Laboratorium
boraks dengan pernyataan yang Kesehatan.
terdapat di dalam Peraturan Menteri
Kesehatan. Pada umumnya para III BAHAN, ALAT, DAN METODE
pembuat makanan memiliki PENELITIAN
pengetahuan bahwa boraks bukan
merupakan bahan yang berbahaya 3.1. Bahan dan Alat yang Digunakan
tetapi bahan yang berguna. Menurut Bahan yang digunakan dalam
pengetahuan para pembuat makanan, penelitian mengenai cemaran logam
boraks berguna untuk membuat berat timbal (Pb) yaitu makanan
makanan menjadi lebih kenyal dan legit gorengan, larutan HNO3, aquadest, dan
sehingga menjadi enak dimakan. larutan standar Pb(NO3)2 dengan merk
Pengetahuan para pembuat makanan spektrosol.
tersebut pada umumnya diperoleh Bahan yang digunakan dalam
secara turun-menurun dari nenek penelitian mengenai analisis kandungan
moyangnya dan dari pengalaman boraks yaitu bakso, kunyit, alkohol 80%,
langsung dalam kehidupan sehari-hari methanol, HCl pekat, dan aquadest.
dalam waktu lama. Dengan demikian Alat yang digunakan dalam
pengetahuan tersebut menjadi tertanam penelitian cemaran logam berat timbal
secara kuat pada diri mereka (Pb) adalah spektrofotometer serapan
(Sugiyatmi, 2006). atom AA-7000 merk SHIMADZU,
Atas dasar masalah dan hasil timbangan milligram balance merk
penelitian tersebut, peneliti diharapkan Mettler Toledo, pisau, gelas kimia merk
iwaki pirex, kaca arloji, corong, tabung atau sampel, pengujian secara kualitatif,
reaksi merk iwaki pirex, labu ukur merk pengolahan dan pengumpulan data.
iwaki pirex, krus, dan tang krus.
Alat yang digunakan dalam (1) Survey dan Analisis Data
penelitian mengenai analisis kandungan Metode yang digunakan dalam
boraks yaitu cawan porselen, survey penelitian ini adalah metode
Erlenmeyer merk iwaki pirex, corong, sampling purposive atau sampling
kaki tiga, kasa, bunsen, kertas saring, pertimbangan menurut peneliti. Survey
kertas whatman, dan korek api. ini meliputi survey jumlah sekolah yang
terdapat di kota Cimahi, dengan
3.2. Metode Penelitian mengambil data dari Departemen
Metode penelitian yang digunakan Pendidikan Nasional kota Cimahi,
adalah metode sampling. Metode sehingga diperoleh sebanyak 139
sampling yang digunakan adalah sekolah untuk 3 kecamatan yang ada di
sampling purposive atau yang dikenal kota Cimahi yang meliputi Cimahi Utara,
juga sebagai pertimbangan. Sampling Cimahi Tengah, dan Cimahi Selatan.
purposive terjadi apabila pengambilan Tahap ini juga meliputi survey
sampel dilakukan berdasarkan banyaknya pedagang yang menjual
perorangan atau pertimbangan peneliti. makanan gorengan dan juga bakso ikan
Sampling purposive akan baik hasilnya di seluruh sekolah yang terdapat di kota
di tangan seorang ahli yang khas. Cimahi.
Karena cara sampling ini biasanya (2) Penentuan Jumlah Sampel
sangat cocok untuk studi kasus, dimana Penentuan jumlah sampel yang
banyak aspek di kasus tunggal yang harus diambil di kota Cimahi dilakukan
mewakili (representative) diamati dan dengan cara metode perhitungan
dianalisa, dengan kata lain peneliti sampling dengan menetapkan presisi
menganggap bahwa unsur-unsur yang yang akan diambil yaitu sebesar 5%.
dikehendaki telah ada dalam anggota Presisi ditetapkan untuk memperkecil
sampel yang diambil. terjadinya eror atau kesalahan pada
saat melakukan survey, sehingga
3.2.1. Rancangan Perlakuan sampel yang diambil diharapkan dapat
Rancangan perlakuan yang benar-benar mewakili untuk seluruh kota
digunakan adalah metode sampling Cimahi. Penentuan total jumlah sampel
purposive atau sampling pertimbangan dilakukan dengan cara membagi total
menurut peneliti. Cara yang ditempuh jumlah sekolah yang ada di kota Cimahi
oleh peneliti adalah membagi sekolah dengan presisi yang telah ditetapkan.
dasar yang ada di Wilayah Kota Cimahi Setelah menghitung total jumlah
menjadi 3 bagian yaitu Cimahi Selatan, sampel yang harus diambil di kota
Cimahi Utara dan Cimahi Tengah. Cimahi, selanjutnya yang dilakukan
adalah menentukan seberapa banyak
3.2.2. Rancangan Analisis sampel makanan gorengan dan bakso
Metode yang digunakan dalam ikan yang harus diambil di setiap
analisis kandungan logam berat timbal kecamatan. Caranya yaitu dengan
(Pb) pada pangan jajanan gorengan menghitung persentasi jumlah sekolah
yaitu pengujian kuantitatif dengan untuk masing-masing kecamatan. Selain
menggunakan spektrofotemetri serapan itu, dilakukan juga perhitungan
atom (AAS), dan metode yang persentasi jumlah pedagang makanan
digunakan dalam analisis kandungan gorengan dan bakso ikan pada setiap
boraks pada bakso ikan adalah metode kecamatan. Setelah diperoleh
kertas kurkumin dan uji nyala. persentasi jumlah pedagang di tiap
kecamatan, maka dapat diketahui
3.3. Deskripsi Penelitian jumlah sampel yang diambil di tiap
Deskripsi penelitian ini meliputi kecamatan dengan melihat jumlah
beberapa tahap yaitu : survey pasar, pedagang di setiap kecamatan
pengambilan sampel, persiapan bahan berbanding dengan jumlah total
pedagang tiap kecamatan kemudian kecamatan, kemudian langsung
dikalikan dengan persentasi jumlah dilakukan pengujian di Laboratorium.
sekolah tiap kecamatan dikalikan (5) Pengujian Kualitatif dan Kuantitatif
dengan total jumlah sampel yang harus Pengujian kualitatif dilakukan untuk
diambil di kota Cimahi. mengetahui ada tidaknya kandungan
Berikut ini diagram alir penentuan boraks pada pangan jajanan,
jumlah sampel : sedangkan pengujian kuantitatif
dilakukan untuk mengetahui kandungan
logam berat timbal (Pb) pada pangan
jajanan.
Survey dan Analisis Data

Penentuan Jumlah Sampel

Pengambilan Sampel

Persiapan Bahan dan


Sampel

Pengujian Kuantitatif
Logam Berat Timbal (Pb)

Hasil Pengujian

Gambar 6. Diagram Alir Penentuan


(3) Pengambilan Sampel Logam Berat Timbal (Pb) Pada Pangan
Pengambilan sampel dilakukan Jajanan Makanan Gorengan
dengan cara melihat dari hasil
perhitungan, berapa sampel yang harus Survey dan Analisis Data

diambil dari setiap kecamatan untuk


sampel makanan gorengan dan juga
sampel bakso ikan. Pengambilan
Penentuan Jumlah Sampel
sampel ini dilakukan secara acak
(random) terhadap sekolah-sekolah
yang ada di masing-masing kecamatan.
Pengambilan sampel dilakukan Pengambilan Sampel
terhadap beberapa sekolah, jadi tidak
semua sampel diambil dalam satu
sekolah.
(4) Persiapan Bahan dan Sampel Persiapan Bahan dan
Sampel
Pada penelitian ini dilakukan
penyiapan bahan yang meliputi larutan
pembanding untuk uji logam berat timbal Pengujian Kualitatif
(Pb) serta pereaksi uji kualitatif untuk uji Boraks

Logam berat timbal (Pb) dan penyiapan


larutan kurkumin untuk pengujian
boraks. Hasil Pengujian
Persiapan sampel dilakukan (Positif atau Negatif)

setelah melakukan pengambilan sampel Gambar 7. Diagram Alir Penentuan


di sekolah yang terpilih dari setiap Boraks Pada Pangan Jajanan Bakso
IV HASIL PENGAMATAN DAN Tabel 6. Hasil Pengamatan Kandungan
PEMBAHASAN Boraks pada Bakso di Cimahi Utara
Metode Analisis
Kode Kualitatif
4.1. Hasil Penelitian Kandungan Nama Sekolah
Sampel Kertas Uji
Boraks pada Produk Makanan Bakso Kurkumin Nyala
A SDN Cibabat 2 - -
Tabel 4. Hasil Pengujian Kandungan B SDN Cibabat 4 - -
Boraks pada Bakso di Cimahi Selatan C SDN Cibabat 5 - -
SDN Cibabat
Metode Analisis D Mandiri 3 - -
Kode Kualitatif SDN Cibabat
Nama Sekolah
Sampel Kertas Uji E Mandiri 4 - -
Kurkumin Nyala F SDN Cipageran 1 - -
A SDN Melong Asih 4 - - G SDN Pasirkaliki 2 - -
B SDN Melong Asih 5 - - H SDN Pasirkaliki 5 - -
C SDN Melong Asih 7 - - SDN Citeureup
D SDN Melong Mandiri 7 - - I Mandiri 2 - -
E SDN Melong Mandiri 1 - - Ket : (-) = Tidak mengandung boraks, (+) = Mengandung
F SDN Melong Mandiri 2 + + boraks
G SDN Melong Mandiri 3 - -
H SDN Melong Mandiri 4 - -
I SDN Melong Mandiri 5 - - Secara keseluruhan persentase
J SDN Melong Mandiri 6 - - makanan jajanan yang berada di
K SDN Leuwi Gajah 2 - -
L SDN Leuwi Gajah 5 - -
seluruh Sekolah Dasar di Kota Cimahi
M SDN Leuwi Gajah 6 - - yaitu berupa bakso yang mengandung
N SDN Cibeber 6 - - bahan toksik boraks dapat dilihat pada
O SDN Cibeber 1 - -
P SDN Cibeber Mandiri 1 - -
diagram dibawah ini (gambar 8.). Dari
Q SDN Cibeber Mandiri 2 - - diagram tersebut dapat diketahui bahwa
R SDN Cibeureum 5 - - sebagian besar bakso tidak
S SDN Cibeureum Mandiri 2 - -
T SDN Tunas Harapan - -
mengandung boraks (98%). Sedangkan
Ket : (-) = Tidak mengandung boraks, (+) = Mengandung bakso yang mengandung boraks yaitu
boraks sebanyak 2%.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Kandungan
Boraks pada Bakso di Cimahi Tengah
Metode Analisis
Kualitatif
Kode
Nama Sekolah Kertas
Sampel
Kurku Uji Nyala
min
A SDN Baros Mandiri 1 - -
B SDN Baros Mandiri 4 - -
C SDN Baros Mandiri 5 - -
D SDN Baros Mandiri 2 - -
E SDN Cimahi Mandiri 4 - -
F SDN Cimindi 2 - -
SDN Karang Mekar
G Mandiri 1 - - Gambar 8. Persentase Bakso
H SDN Karya Bakti - - Mengandung Boraks
I SDN Sindang Sari - -
J SDN Kebon Sari 1 - -
K SDN Kebon Sari 2 - - Hasil penelitian menunjukkan
L SDN Sukamaju 1 - - bahwa hanya sekitar 2% bakso
M SDN Sukamaju 2 - - mengandung boraks. Hal ini dibuktikan
N SDN Padasuka 4 - -
O SDN Harapan 1 - - lewat pengujian kertas kurkumin dengan
P SDN Harapan 2 - - adanya perubahan warna pada kertas
Q SDN Sosial 2 - -
Ket : (-) = Tidak mengandung boraks, (+) = Mengandung
kurkumin menjadi warna merah
boraks kecokelatan. Bakso yang positif
tercemar boraks adalah sampel yang
diambil di daerah cimahi selatan, yaitu
sampel F. Sampel diperoleh dari SDN
Melong Mandiri 2.
Hasil penelitian yang diperoleh
bahwa 98% bakso tidak mengandung
boraks, yang menandakan bahwa
sebagian besar pedagang bakso telah ini menunjukkan salah satu ciri, bahwa
mengerti akan bahaya yang akan sampel mengandung boraks.
ditimbulkan apabila menggunakan Salah satu alasan itu yang
boraks, karena semakin banyaknya membuat pedagang untuk melakukan
informasi baik itu dari media cetak kecurangan demi mendapatkan
maupun media elektronik yang keuntungan yang besar, karena dengan
menjelaskan mengenai apa itu boraks menambahkan boraks kedalam bakso
dan bahaya apa yang akan ditimbulkan yang dijualnya selain untuk
apabila menambahkan boraks ke dalam mengawetkan, boraks juga dapat
makanan. membuat tekstur makanan menjadi lebih
Selain itu dinas kesehatan Kota kenyal dan memperbaiki penampilan
Cimahi telah melakukan banyak upaya makanan (Sugiyatmi, 2006).
untuk menyebarluaskan informasi Pedagang bakso di SDN Melong
mengenai bahayanya menggunakan Mandiri 2 mungkin saja telah
bahan tambahan makanan yang tidak mengetahui bahaya apa yang akan
layak untuk dikonsumsi antara lain ditimbulkan apabila menambakan
seperti melakukan penyuluhan boraks kedalam bakso dagangannya.
mengenai keamanan jajanan anak Namun karena alasan boraks harganya
sekolah, mengadakan acara festival lebih terjangkau dan memberikan hasil
sehat pangan jajanan anak sekolah, yang baik, maka pedagang tersebut
meningkatkan aktivitas surveilan tetap menambahkan boraks kedalam
keamanan pangan jajanan anak sekolah baksonya.
dengan pendekatan analisis risiko, yakni Boraks ditambahkan ke dalam
melakukan pengkajian risiko secara makanan untuk memperbaiki tekstur
sistematis (identifikasi bahaya, makanan sehingga menghasilkan rupa
karakterisasi bahaya, kajian paparan yang bagus. Bakso mengandung boraks
dan karakterisasi risiko) dan dilakukan memiliki kekenyalan khas yang berbeda
pada pangan berisiko tinggi dari kekenyalan bakso yang
berdasarkan identifikasi bahaya dan menggunakan banyak daging. Bakso
tingkat paparan, memberdayakan yang mengandung boraks sangat kenyal
sekolah dalam pengawasan pangan, dan disukai serta tahan lama
untuk pelaksanaan strategi ini (BPOM, (Sugiyatmi, 2006).
2011). Penggunaan boraks telah
Saat ini Dinas Kesehatan telah dilarang penggunaannya sesuai dengan
menyiapkan Pedoman Pengelolaan keputusan dari pemerintah melalui Surat
Kantin Sekolah, penyiapan modul dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
audiovisual untuk bahan penyuluhan, Indonesia Nomor :
pelatihan bagi aparat sekolah (guru, 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang
pengelola kantin, komisi sekolah), perubahan atas peraturan Menteri
pelatihan bagi pedagang di kantin dan Kesehatan Nomor
sekitar sekolah, dan rencana pemberian 722/Menkes/Per/IX/1988 dinyatakan
Piagam Bintang Keamanan Pangan sebagai bahan tambahan yang dilarang
bagi kantin sekolah, selain itu digunakan dalam makanan. Surat
melakukan komunikasi risiko jajanan Keputusan tersebut didasarkan pada
anak sekolah yang bekerjasama dengan hasil sidang codex dunia tentang
DepDiknas, DinDiknas, Badan makanan (Fardiaz, 2004).
Ketahanan Pangan serta instansi terkait Penggunaan boraks sebagai
lainnya untuk program terpadu, dan komponen dalam makanan sudah
melakukan promosi keamanan pangan meluas di Indonesia. Mengkonsumsi
bagi konsumen (Wahidiati, 2012). makanan yang mengandung boraks
Sampel bakso yang positif akan menumpuk sedikit demi sedikit
mengandung boraks adalah sampel karena diserap dalam tubuh secara
yang diambil dari SDN Melong Mandiri 2 kumulatif. Gejala awal keracunan boraks
mempunyai kenampakan yang menarik, bisa berlangsung beberapa jam hingga
putih bersih, namun sangat kenyal. Hal seminggu setelah mengonsumsi atau
kontak dalam dosis toksis. Gejala klinis produk akhir dengan mengikat zat nutrisi
keracunan boraks biasanya ditandai yang terlarut dalam larutan garam
dengan sakit perut sebelah atas, seperti protein, vitamin dan mineral
muntah, mencret, sakit kepala, penyakit (Dewanti, 2009).
kulit berat, sesak nafas dan kegagalan
sirkulasi darah, tidak nafsu makan, 4.2. Hasil Penelitian Kandungan
dehidrasi, koma dan jika berlangsung Logam Berat Timbal (Pb) pada
terus menerus akan mengakibatkan Produk Makanan Gorengan Bakwan
kematian (Dewanti, 2009).
Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Kadar
Para pedagang mempunyai
Timbal (Pb) pada Gorengan Bakwan di
alasan menggunakan boraks, karena
Wilayah Cimahi Selatan
apabila bakso tidak menggunakan
boraks, maka kenampakannya akan Kode Nama
Konsentrasi Persentase Pb
lembek dan cenderung tidak akan Pb dalam dalam Sampel
Sampel Sekolah
sampel (ppm) (%)
bertahan lama baksonya. Padahal para SDN Melong
1
pedagang bisa mengganti penggunaan Mandiri 1 0.0000 0.0000000
boraks dengan bahan tambahan pangan 2
SDN Melong
Mandiri 2 0.0000 0.0000000
yang lebih aman penggunaannya untuk SDN Melong
3
dikonsumsi. Asih 4 0.0000 0.0000000
Berdasarkan penelitian mahasiswa SDN Melong
4
Asih 5 0.0000 0.0000000
Teknologi Pangan IPB Dody (2003), SDN Melong
5
penggunaan boraks pada makanan Mandiri 6 0.0000 0.0000000
dapat digantikan dengan pengawet 6
SDN Kihapit 1.4340 0.0001434
Kalium Karbonat atau Natrium Karbonat 7
SDN
(air abu) sesuai dengan dosis yang Leuwigajah 2 0.4460 0.0000446
SDN
diizinkan Permenkes RI 8
Leuwigajah 3 0.4110 0.0000411
No.1168/Menkes/Per/X/1999 yaitu 50 9
SDN
Leuwigajah 5 0.8440 0.0000844
gr/kg. Air abu ini mudah diperoleh SDN
10
karena banyak dijual di warung/kedai Leuwigajah 6 0.0470 0.0000047
sekitar pemukiman masyarakat dan 11
SDN Cibeber
1 0.0660 0.0000066
harganya pun tidak terlalu mahal sekitar SDN Cibodas
12
Rp 1000/botol. Selain itu pengenyal 1 0.0510 0.0000051
SDN Cibodas
yang dapat digunakan sebagai 13
3 0.5930 0.0000593
pengganti boraks adalah STTP (Sodium MI Al-
14
tripolyphosphate). Bahan tambahan ini Hidayah 0.0290 0.0000029
lebih aman dibandingkan dengan 15
MI Cimindi 1 1.2300 0.0001230
boraks, yang tentu saja sesuai dengan 16
SDN Utama 3 9.1630 0.0009163
batas takaran yang diizinkan (Nasution, SDN
2009). 17 Cibeureum
Mandiri 2 0.4460 0.0000446
Sodium tripolyphosphate SDN Utama
merupakan senyawa polifosfat dari 18
Mandiri 1 5.8020 0.0005802
natrium dengan rumus Na5P3O10. STPP 19
SDN
Cibeureum 5 4.6690 0.0004669
berbentuk bubuk atau granula berwarna SDN
putih dan tidak berbau. Kelarutan STPP 20 Cibeureum
dalam air sebesar 14,5 gr per 100 ml Mandiri 1 2.6840 0.0002684
SDN Tunas
pada suhu 25oC, nilai pH sebesar 9,8 21
Mekar 2.6110 0.0002611
pada suhu 20oC. Senyawa fosfat 22
SDN Tunas
Harapan 3.7030 0.0003703
(STPP) banyak digunakan dalam
23
industri pangan karena memiliki MI Layyina 2.5070 0.0002507
beberapa sifat kimia dan fungsi yang SDN Cibeber
24
Mandiri 1 6.0220 0.0006022
menguntungkan (Dewanti, 2009).
STPP mampu menambah
citarasa, memperbaiki tekstur,
Kadar logam berat timbal terbesar
mencegah terjadinya rancidity
yaitu terdapat di sekolah SDN utama 3
(ketengikan), dan meningkatkan kualitas
yaitu sebesar 9.1630 ppm. Salah satu
faktor penyebab tingginya kandungan Kadar timbal (Pb) terbesar terdapat
logam berat timbal (Pb) di sekolah ini di SDN kartika siliwangi 5 yaitu sebesar
adalah karena sekolah ini terdapat 7,8260 ppm. Faktor yang menyebabkan
dikawasan yang padat dilalui kendaraan tingginya kadar timbal di jajanan
dan banyaknya pabrik disekitar lokasi gorengan di sekolah ini adalah karena
sekolah tersebut. Jadi polusi udara di sekolah tersebut terletak di pinggir jalan
daerah tersebut tinggi, Karena berasal raya baros, dimana jalan tersebut dilalui
dari asap kendaraan dan juga asap banyak sekali kendaraan dari mulai
buangan dari pabrik-pabrik yang ada kendaraan pribadi, bis kecil, dan juga
disekitar lokasi tersebut. angkutan umum, sehingga tingkat polusi
Sedangkan kadar logam berat udara akibat asap kendaraan bermotor
timbal (Pb) terkecil terdapat di 5 sekolah sangat tinggi,
yaitu di SDN Melong Mandiri 1, SDN
Tabel 9. Hasil Pemeriksaan Kadar
Melong Mandiri 2, SDN Melong Mandiri
Timbal (Pb) pada Gorengan Bakwan di
6, SDN Melong Asih 4, dan SDN Melong
Wilayah Cimahi Utara
Asih 5 yaitu sebesar 0,0000 ppm. Hal ini
disebabkan karena lokasi lima sekolah Kode
Konsentrasi
Persentase
Pb dalam
tersebut berada di kawasan yang sepi Sampe Nama Sekolah Pb dalam
sampel
dari kendaraan, dan ada juga yang l
(ppm)
Sampel (%)
berada didalam jalan kecil perumahan, 41 SDN Citeureup 2 5.5340 0.0005534
sehingga kendaraan pun tidak ada yang SDN Citeureup
bisa lewat. 42 Mandiri 1 6.1230 0.0006123
SDN Citeureup
43 Mandiri 2 6.1840 0.0006184
Tabel 8. Hasil Pemeriksaan Kadar SDN Cibabat
Timbal (Pb) pada Gorengan Bakwan di 44 Mandiri 3 2.9960 0.0002996
Wilayah Cimahi tengah SDN Pasirkaliki
45 Mandiri 1 5.6420 0.0005642
Konsentrasi Persentase
Kode Nama Pb dalam Pb dalam 46 SD IT AL-Maqam 5.8850 0.0005885
Sampel Sekolah sampel Sampel SD IT Nur AL-
(ppm) (%) 47 Rahman 0.8490 0.0000849
SDN Baros
25 48 SDN Pasirkaliki 1 7.6100 0.0007610
Mandiri 1 3.2400 0.0003240
SDN Pambudi
SDN Baros
26 49 Dharma 2.2280 0.0002228
Mandiri 3 6.5210 0.0006521
SDN Cimahi SDN Cibabat
27 50 Mandiri 4 0.7220 0.0000722
Mandiri 2 5.2710 0.0005271
SDN Cimahi 51 SD Bina Persada 0.8340 0.0000834
28
Mandiri 1 6.5950 0.0006595 SDN Cibabat
SDN
52 Mandiri 2 0.7750 0.0000775
29 Karangmeka
r Mandiri 2 2.9070 0.0002907 SDN Cipageran
SDN Baros 53 Mandiri 2 2.4060 0.0002406
30
Mandiri 2 6.5030 0.0006503 54 SDN Setiawarga 2.0370 0.0002037
SDN SDN Cibabat
31
Kebonsari 1 5.9470 0.0005947
55 Mandiri 5 0.8330 0.0000833
SDN Kartika
32 SDN Cipageran
Siliwangi 5 7.8260 0.0007826
56 Mandiri 3 3.2760 0.0003276
SD Kartika
33
Siliwangi 2 3.3060 0.0003306 Kadar timbal (Pb) sebesar yaitu
SDN 7.6100 ppm terdapat di SDN Pasirkaliki
34 Setiamanah
Mandiri 1 3.0910 0.0003091 1, hal ini disebabkan oleh lokasi sekolah
SDN tersebut merupakan lokasi yang ramai
35 Karangmeka
r Mandiri 1 2.3950 0.0002395 dan banyak terdapat sekolah-sekolah,
36
SDN sehingga banyak dilalui oleh kendaraan
Sukamaju 2 6.2130 0.0006213 bermotor. Sedangkan kadar timbal (Pb)
SD Kartika
37
Siliwangi 4 2.9800 0.0002980 terendah yaitu sebesar 0.8330 ppm
38
SDN Cimindi terdapat di SDN Cibabat Mandiri 5 yang
2 5.8750 0.0005875
SDN Cimahi
terletak di jalan yang jarang dilalui oleh
39 kendaraan bermotor.
Mandiri 3 6.3250 0.0006325
SDN
40 Padasuka
Mandiri 2 3.1390 0.0003139
dan kelestarian lingkungan apabila tidak
ada usaha untuk mengontrolnya.
Posisi terbesar kedua adalah
wilayah Cimahi Utara, yang mempunyai
nilai kandungan Pb maksimal sebesar
7,61 ppm. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya prasarana umum seperti
pasar, terminal angkutan umum yang
mengakibatkan polusi udara karena
asap kendaraan di wilayah Cimahi Utara
ini juga cukup tinggi.
Posisi terbesar ketiga yaitu Cimahi
tengah yang mempunyai nilai
kandungan Pb maksimal sebesar
7,8260 ppm. Meskipun mempunyai
Gambar 11. Diagram Nilai Minimal & kandungan maksimal yang lebih kecil
Maksimal Kandungan Logam Berat dibandingkan dengan wilayah Cimahi
Timbal (Pb) di Kota Cimahi yang lain, namun Cimahi Tengah
Dari keseluruhan sampel yang mempunyai nilai minimum terbesar yaitu
diambil di seluruh wilayah Kota Cimahi 2,3950 ppm. Hal ini dikarenakan Cimahi
yang meliputi Cimahi Selatan, Cimahi Tengah merupakan pusat Kota dari
Tengah, dan Cimahi Utara. Dapat Cimahi. Banyaknya perkantoran,
disimpulkan tingkat pencemaran logam prasarana transportasi seperti terminal
berat timbal (Pb) yang tertinggi berada angkutan umum, banyaknya sekolah,
di wilayah Cimahi Selatan, dengan serta Cimahi Tengah merupakan jalur
besar konsentrasi 9,1630 ppm. transportasi yang banyak dilalui oleh
Hal ini dilatarbelakangi karena kendaraan untuk menuju ke Kota
Cimahi Selatan merupakan wilayah Bandung.
perindustrian terbesar di Kota Cimahi. Sumber masukan Pb adalah
Cimahi Selatan mempunyai total jumlah makanan terutama bagi mereka yang
industri sebanyak 315 industri (besar, tidak bekerja atau kontak dengan Pb
sedang, kecil dan rumah tangga). Diperkirakan rata-rata masukkan Pb
Banyaknya industri ini mengakibatkan melalui makanan adalah 300 μg per hari
banyaknya kendaraan yang berada di dengan kisaran antara 100–500 μg
wilayah Cimahi Selatan. Sehingga perhari. Rata-rata masukkan melalui air
pencemaran udara karena logam berat minum adalah 20 μg dengan kisaran
timbal (Pb) yang dikeluarkan dari asap antar 10–100 μg. Hanya sebagian
kendaraan maupun asap industri lebih asupan (intake) yang diabsorpsi melalui
besar dibandingkan dengan wilayah pencernaan. Pada manusia dewasa
Cimahi Utara dan Cimahi Tengah. absorpsi untuk jangka panjang berkisar
Keberadaan industri sangat antara 5–10% bila asupan tidak
berpengaruh terhadap lingkungan baik berlebihan kandungan Pb dalam tinja
lingkungan fisik maupun sosial. dapat untuk memperkirakan asupan
Keberadaan industri dapat harian karena 90% Pb dikeluarkan
menyebabkan pencemaran udara dengan cara ini (Anonim, 2011).
seperti dari asap yang dihasilkan dari Kadar logam berat timbal (Pb) yang
pabrik, juga dapat berasal dari diperiksa pada seluruh sampel, ada
bangunannya sendiri yang dapat beberapa diantaranya melebihi nilai
menyerap panas, sehingga udara ambang batas yang telah ditetapkan
menjadi semakin panas, air limbah oleh SK Dirjen POM Depkes RI No:
industri juga biasanya dibuang saja ke 03725/B/SK/VII/89 tentang batas
sungai yang akhirnya air tersebut maksimum cemaran logam di dalam
menjadi tercemar, selain itu juga dapat jenis makanan jajanan yaitu 2 ppm. Hal
mengakibatkan pencemaran tanah yang ini menunjukkan bahwa beberapa
dapat mengancam produktivitas lahan makanan jajanan tidak memenuhi syarat
untuk dikonsumsi oleh masyarakat inorganik. Logam berat timbal (Pb) yang
karena besarnya melebihi batas bercampur dengan bahan bakar
maksimum yang diperbolehkan. tersebut akan bercampur dengan oli dan
Ada beberapa faktor yang melalui proses di dalam mesin maka
mempengaruhi kadar timbal (Pb) pada logam berat timbal (Pb) akan keluar dari
gorengan tersebut yaitu, bahan baku knalpot bersama dengan gas buang
yang digunakan sudah mengandung lainnya (Sudarmaji, dkk, 2006).
timbal (Pb) maka kemungkinan besar Timbal ini juga bermanfaat buat
hasil olahan akan mengandung timbal menambah nilai oktan pada bensin
(Pb) (Betty, 2010). (premium) sehingga efek knocking
Onggo (2009) berpendapat (ketukan) pada mesin dapat dihindari.
bahwa timbal (Pb) yang berasal dari Residu timbal ini berfungsi untuk
polusi udara/atmosfer umumnya melapisi katup. Karena ada lapisan ini,
berbentuk partikel debu yang bila maka ketika katup menutup ada
sampai pada tanaman, akan tinggal di semacam bantalan/pelindung antara
permukaan tanaman tersebut. Awan bahan metal katup dengan dudukan
dan hujan dapat menyebabkan timbal katup (valve seat) di cylinder head
menjadi bentuk terlarut dan dapat mesin sehingga terhindar terjaga dari
masuk ke dalam tanaman yang kehausan dan resesi (recession valve)
dapat menyebabkan kerusakan sehingga lebih tahan lama/awet.
tanaman dan mengkontaminasi bahan Timbal, atau Tetra Etil Lead (TEL)
pangan dan pakan. yang banyak pada bahan bakar
Logam berat telah banyak terutama bensin, diketahui bisa menjadi
terdeteksi pada sayuran, terutama yang racun yang merusak sistem
ditanam dekat dengan jalan raya dan pernapasan, sistem saraf, serta
rentan polusi udara, antara lain yang meracuni darah. Penggunaan timbal
berasal dari asap pabrik serta asap (Pb) dalam bahan bakar semula adalah
kendaraan bermotor (Fillaeli, 2010). untuk meningkatkan oktan bahan bakar.
Faktor lainnya yang mempengaruhi Pb organik diabsorbsi terutama melalui
kadar timbal (Pb) pada gorengan yaitu saluran pencernaan dan pernafasan dan
Proses penggorengan yang tidak merupakan sumber Pb utama di dalam
memenuhi syarat hygiene dan sanitasi tubuh.Selain itu mangan pada MMT dan
juga akan mempengaruhi kadar timbal karsiogenik pada MTBE (bahan aditif
(Pb) pada gorengan tersebut. pada bensin selain TEL yang
Menurut Siregar (2005), jumlah menghasilkan zat berbahaya bagi
timbal (Pb) di udara dipengaruhi oleh tubuh) (Rahmat, 2010).
volume atau kepadatan lalu lintas, jarak Hasil pembakaran dari bahan
dari jalan raya dan daerah industri, tambahan (aditive) timbal (Pb) pada
percepatan mesin dan arah angin. bahan bakar kendaraan bermotor
Lokasi berjualan para pedagang menghasilkan emisi timbal (Pb) in
yang sangat dekat dengan jalan raya organik. Logam berat timbal (Pb) yang
yang padat lalu lintas dan hampir tidak bercampur dengan bahan bakar
ada jarak antara lokasi berjualan tersebut akan bercampur dengan oli dan
dengan tempat parkir kendaraan melalui proses di dalam mesin maka
bermotor dapat menyebabkan makanan logam berat timbal (Pb) akan keluar dari
jajanan jenis gorengan bakwan tersebut knalpot bersama dengan gas buang
dapat terkontaminasi oleh logam berat lainnya (Sudarmaji, dkk, 2006).
timbal (Pb) yang keluar dari knalpot Emisi Pb masuk ke dalam lapisan
kendaraan bermotor akan berkurang. atmosfer bumi dan dapat berbentuk gas
Penambahan timbal (Pb) pada dan partikel. Emisi Pb yang masuk
bahan bakar kendaraan bermotor dalam bentuk gas terutama berkaitan
menyebabkan terjadinya pembakaran sekali berasal dari buangan gas
bahan tambahan (additive) timbal (Pb) kendaraan bermotor. Emisi tersebut
pada bahan bakar kendaraan bermotor merupakan hasil samping pembakaran
yang menghasilkan emisi timbal (Pb) yang terjadi dalam mesin-mesin
kendaraan, yang berasal dari senyawa dalam ketersediaan farmasetika, dimana
tetrametil-Pb dan tetril-Pb yang selalu keadaan tokson siap untuk diabsorpsi
ditambahkan dalam bahan bakar menuju aliran darah atau pembuluh
kendaraan bermotor yang berfungsi limfe, maka tokson tersebut akan
sebagai antiknock pada mesin-mesin bersama aliran darah atau limfe
kendaraan. Musnahnya timbal (Pb) didistribusikan ke seluruh tubuh dan ke
dalam peristiwa pembakaran pada tempat kerja toksik (reseptor). Pada saat
mesin yang menyebabkan jumlah Pb yang bersamaan sebagian molekul
yang dibuang ke udara melalui asap tokson akan termetabolisme, atau
buangan kendaraan menjadi sangat tereksresi bersama urin melalui ginjal,
tinggi. Berdasarkan estimasi skitar 80– melalui empedu menuju saluran cerna,
90% Pb di udara ambien berasal dari atau sistem eksresi lainnya(Agus, 2006).
pembakaran bensin tidak sama antara Pembungkus gorengan juga bisa
satu tempat dengan tempat lain karena menjadi faktor yang memicu
tergantung pada kepadatan kendaraan tercemarnya gorengan dengan logam
bermotor dan efisiensi upaya untuk berat timbal (Pb). Karena kebanyakan
mereduksi kandungan Pb pada bensin para pedagang gorengan menggunakan
(BPLHD, 2009). pembungkus kertas koran maupun
Efek Pb apabila terhirup dan masuk kertas bekas print.
ke dalam tubuh maka akan Di Indonesia, masih banyak
menimbulkan dampak terhadap digunakan kemasan kertas yang berasal
kesehatan terutama terhadap sistem dari kertas bekas, untuk membungkus
haemotopoetic (sistem pembentukan gorengan, dengan alasan pemanfaatan
darah), adalah menghambat sintesis kertas bekas dan harga yang lebih
hemoglobin dan memperpendek umur murah bila dibandingkan dengan kertas
sel darah merah sehingga akan yang masih bersih/baru.  Bahaya yang
menyebabkan anemia. Pb juga dapat ditimbulkan dari kertas bekas
menyebabkan gangguan metabolisme adalah :
Fe dan sintesis globin dalam sel darah 1.  Adanya kemungkinan kontaminasi
merah dan menghambat aktivitas dari mikroorganisme yang sudah berada
berbagai enzim yang diperlukan untuk pada kertas bekas, sehingga dapat
sintesis heme (Darmono, 1995). merusak produk pangan dan
Logam berat timbal (Pb) yang menimbulkan penyakit.
masuk ke dalam tubuh akan 2. Bila kertas bekas yang digunakan
menimbulkan efek toksik, dimana efek mengandung tinta (kertas yang sudah di
toksisitas dalam tubuh melewati 3 fase, print  Apalagi bila digunakan untuk
antara lain sebagai berikut : membungkus produk pangan yang
1. Fase Eksposur berminyak seperti gorengan.  Minyak
Merupakan kontak suatu organisme yang panas dapat melarutkan Pb,
dengan toksik pada umumnya, kecuali sehingga akan bermigrasi ke dalam
radioaktif, hanya dapat terjadi efek produk pangan, dan terkonsumsi oleh
toksik/farmakologi setelah toksik konsumen. atau koran), berarti
terabsorpsi. Umumnya hanya tokson mengadung timbal (Pb) yang sangat
yang berada dalam bentuk terlarut, berbahaya bagi kesehatan.
terdispersi molekular dapat terabsorpsi Logam berat timbal (Pb) mudah
menuju sistem sistemik. masuk kedalam makanan dengan
2. Fase Toksodinamik adanya minyak atau panas dari
Interaksi antara tokson dengan makanan tersebut, semakin tinggi suhu
reseptor (tempat kerja toksik) dan juga makanan yang dibungkus dengan koran
proses-proses yang terkait dimana pada semakin cepat perpindahan Pb masuk
akhirnya muncul efek kedalam makanan (Rahman, 2005).
toksik/farmakologik. Dengan tercemarnya makanan oleh
3. Fase Toksokinetik logam berbahaya timbal (Pb) berarti
Disebut juga dengan fase para konsumen yang suka jajan di
farmakokinetik. Setelah tokson berada pinggir jalan harus berhati-hati karena
makanan yang tercemar akan merusak 5.2. Saran
kesehatan seperti yang telah Berdasarkan kesimpulan yang
dikemukakan sebelumnya bahwa diperoleh maka saran yang dapat
pengkonsumsian bahan makanan yang diberikan yaitu:
tercemar logam berat oleh konsumen 1. Perlu dilakukan penelitian
terus-menerus akan terakumulasi dalam mengenai bahan tambahan makanan
jaringan tubuh sehingga lambat laun yang dilarang lainnya seperti formalin,
akan membahayakan kesehatan karena bisa saja pedagang tidak
konsumen itu sendiri. menggunakan boraks kedalam
Bagian masyarakat yang sering baksonya akan tetapi menggunakan
mengkonsumsi makanan jajanan bahan tambahan makanan lain.
gorengan adalah anak-anak sekolah 2. Perlu dilakukan penelitian
dan mahasiswa yang membutuhkan mengenai bahan pengawet yang aman
asupan energi yang lebih dan cepat saji serta murah yang dapat mengawetkan
dikarenakan aktivitas mereka yang bakso, sehingga menjadi alternatif
padat. Kondisi saat ini adalah banyak pilihan bahan tambahan makanan bagi
pedagang makanan jajanan yang pedagang bakso, agar tidak ada lagi
berjualan di pinggir jalan raya dekat pedagang yang menambahkan bahan
sekolah-sekolah dan kampus-kampus. tambahan makanan yang berbahaya
Apabila hal ini dibiarkan secara terus kedalam dagangannya.
menerus maka anak-anak akan 3. Perlu terus dilakukan pembinaan,
keracunan timbal (Pb) khususnya anak pengawasan, evaluasi dan sosialisasi
Sekolah Dasar yang merupakan aset mengenai bahaya penggunaan bahan
bangsa ini. tambahan makanan yang berbahaya
Banyaknya faktor yang dapat bagi kesehatan oleh instansi terkait
menyebabkan tercemarnya bahan seperti Balai Pengawasan Obat dan
makanan oleh logam berat timbal. Oleh Makanan serta Dinas Kesehatan Kota
sebab itu kita sebagai konsumen harus Cimahi kepada para pedagang jajanan
lebih berhati-hati dalam memilih pangan anak sekolah. Sosialisasi bisa
makanan untuk dikonsumsi. Sebaiknya dilakukan dengan cara melakukan
pilih makanan yang dijual dilingkungan penyuluhan, serta melakukan festival
bersih, serta memperhatikan pengemas jajanan sehat anak sekolah.
apa yang digunakan, agar tidak 4. Perlu dilakukan upaya pendidikan
membahayakan kesehatan kita sendiri. bagi masyarakat baik produsen dan
konsumen makanan jajanan melalui
V KESIMPULAN DAN SARAN media cetak dan elektronik tentang
keamanan pangan.
5.1. Kesimpulan 5. Perlu dilakukan penanaman pohon
Berdasarkan hasil penelitian yang di pinggir jalan yang dapat menyerap
telah dilakukan maka diperoleh timbal (Pb), untuk mengurangi
kesimpulan sebagai berikut : pemaparan timbal (Pb) pada makanan
1. Persentase jumlah pangan jajanan jajanan.
anak Sekolah Dasar berupa bakso yang 6. Penelitian lebih lanjut mengenai
tercemar oleh boraks yaitu sebesar 2% pengujian kandungan timbal (Pb) dalam
untuk Kota Cimahi dan berada di darah siswa anak sekolah dasar.
wilayah Cimahi Selatan. 7. Kepada pedagang agar lebih
2. Persentase jumlah pangan jajanan memperhatikan prinsip higiene dan
anak Sekolah Dasar berupa gorengan sanitasi makanan jajanan, misalnya
bakwan yang tercemar oleh logam berat dengan memberikan penutup pada
timbal (Pb) yaitu sebesar 91%, dengan dagangannya agar tidak terkontaminasi
konsentrasi terbesar yaitu 9,1 ppm oleh polutan dan penggunaan bahan
untuk Kota Cimahi dan berada di pengemas yang baik.
wilayah Cimahi Selatan. 8. Kepada pembeli sebaiknya lebih
selektif sebelum membeli makanan
jajanan di pinggir jalan.
DAFTAR PUSTAKA Atom, Skripsi, Jurusan Ilmu
Kimia, Fakultas Ilmu Kimia Dan
Abdul, dadam, (2009), Bahaya Ilmu Pengetahuan Alam,
Formalin dan Boraks, Universitas Islam Indonesia,
http://giziklinikfaizal.blogspot.com, Jogjakarta.
akses 07 November 2001.
Betty, Nuraisyah, (2010), Analisis
Alfian, Zul, (1987), Pengembangan Kadar Timbal (Pb) Pada
Kaedah Analisis Bagi Unsur Makanan Jajanan Berdasarkan
Surihan Kadmiun, Plumbum, Lama Waktu Pajanan Yang
Bismut, Arsenik, dan Raksa Dijual Di Pinggir Jalan Pasar I
dengan Menggunakan Padang Bulan Medan Tahun
Spektrofotometer Serapan 2009, Skripsi, Fakultas Kesehatan
Atom (SSA), University Masyarakat, Universitas
Kebangsaan Malaysia, Malaysia. Sumatera Utara, Medan.

Anonim, (2011), Profil Kota Cimahi, Cahyadi, Wisnu, (2008), Bahan


http://www.regionalinvestment.bk Tambahan Pangan, Bumi
pm.go.id/profil-kota-cimahi.php, Aksara, Jakarta.
akses 28 Juli 2011.
Chadha, P.V., (1995), Timbal, Ilmu
Anonim, (2011), Parameter Forensik dan Toksikologi, Edisi 5,
Pencemaran Udara dan Penerbit Widya Medika, Jakarta.
Dampaknya Terhadap
Kesehatan, Badan Lingkungan Connell, D W & G J. Miller, (1995),
Hidup Grobogan, Kimia Ekotoksikologi
http://blh.grobogan.go.id, akses Pencemaran, Universitas
08 Januari 2012. Indonesia, Jakarta.

Anshori, Jamaludin, (2005), Darmono, (1995), Logam dalam


Spektromoetri Serapan Atom, Sistem Biologi Mahluk Hidup,
Materi Ajar, Laboratorium Kimia Universitas Indonesia, Jakarta.
Bahan Alam dan Lingkungan,
Jurusan Kimia FMIPA Unpad. Deman, J M, (1997), Kimia Makanan,
Institut Teknologi Bandung,
Apriliani, Dian, (2009), Proposal Bandung.
Penyuluhan Anak Sekolah
Dasar Pemanis Dan Pewarna Depkes RI, (2004), Hygiene Sanitasi
Pada Makanan Jajanan, Makanan dan Minuman
http://dania- (HSMM), Buku Pedoman
aprilia.blogspot.com/2009/05/prop Akademi Penilik Kesehatan,
osal-penyuluhan-anak- Jakarta.
sekolahdasar.html, akses 28 Juli
2011. Dewanti, Tri, (2009), STPP..Pengganti
Boraks (Bleng) pada Kerupuk
Astawan, Made., (2008), Bahay Logam Puli dan Bakso,
Berat dalam Makanan, http://terminalcurhat.blogspot.com
http://stat.k.kidsklik.com/kompas2 /stpp-pengganti-boraks-bleng-
008, akses 28 Juli 2011. pada-krupuk.html, akses 08
Januari 2012.
Azis, Vina, (2007), Analisis
Kandungan Sn, Zn, Dan Pb Fardiaz, S, (2000), Polusi Air dan
Dalam Susu Kental Manis Polusi Udara, Kanisius,
Kemasan Kaleng Secara Yogyakarta.
Spektrofotometri Serapan
Fardiaz, Dedi (2004), Waspada Khomsan, A, (2003), Pangan dan Gizi
Terhadap Makanan Jajanan untuk Kesehatan, PT.Raja
Anak-Anak, Buletin POM, Deputi Grafindo Persada, Jakarta.
Bidang Pengawasan Keamanan
Pangan dan Bahan Berbahaya Khopkar, S.M., (1990), Konsep Dasar
Badan POM RI, Jakarta Pusat. Kimia Analitik, Edisi kedua,
UI Press, Jakarta.
Fillaeli, dkk, (2010), Cemaran Pb dalam
Makanan, Skripsi, Jurusan Monita, (2003), Bahaya Makanan
Pendidikan Kimia, FMIPA, Jajanan Anak Sekolah,
Universitas Negeri Yogyakarta, http://www.makananjajanan.c
Yogyakarta. om, akses 07 Januari 2012.

Elisabet R. Purba, (2003), Analisis Zat Mudjajanto,E S, (2005), Keamanan


pewarna pada Minuman Sirup Makanan Jajanan Tradisional,
yang Dijual di Sekolah Dasar Penerbit Buku Kompas, Jakarta.
Kelurahan Lubuk Pakam III
Kecamatan Lubuk Pakam. Narsito, (1990), Mempelajari
Skripsi. Universitas Sumatera Kandungan Sn, Fe, dan Pb
Utara, Medan. dalam Makanan Kaleng dengan
Spektrofotometer Serapan
Gandjar, (1991), Diklat Kuliah Atom, Infomatek.
Spektrofotometri Serapan
Atom, PPNY, BATAN, Nasution, Aisyah, (2009), Analisa
Yogyakarta. Kandungan Boraks Pada
Lontong Di Kelurahan Padang
Hylda, (2008), Amankah Makanan Bulan Kota Medan Tahun 2009,
Jajanan Anak Sekolah di Skripsi, Fakultas Kesehatan
Indonesia, http://www.gizi.net, Masyarakat Universitas Sumatera
akses 08 Januari 2012. Utara, Medan.

Irianto, K, (2007), Gizi dan Pola Hidup Onggo, TM, (2009), Pengaruh
Sehat, CV. Trama Widya, Konsentrasi Larutan Berbagai
Bandung. Senyawa Timbal (Pb) terhadap
Kerusakan Tanaman, Hasil dan
Indriani, R, Dra, (2004), Keamanan Beberapa Kriteria Kualitas
Pangan Jajanan Anak Sekolah Sayuran Daun Spinasia,
(PJAS) serta Upaya Skripsi, Fakultas Pertanian,
Penanggulangannya, InfoPOM, Universitas Padjajaran, Bandung.
Pusat Informasi Obat dan
Makanan Badan Pengawas Obat Palar, Heryando, Drs., (2008),
dan Makanan, Jakarta Pusat. Pencemaran Dan Toksikologi
Logam Berat, Penerbit PT.
Judarwanto, Widodo, Drs, (2010). Rineka Cipta, Jakarta.
Perilaku Makan Anak Sekolah,
http://www.fedri- Pujiawati, Lilis Dra, (2009), Profil
hidayat.co.cc/2010/perilaku- Pemerintahan Kota Cimahi
makan-anak-sekolah.html, akses 2009, BPS Kota Cimahi, Cimahi.
28 Juli 2011.
Purba, Elisabet, R, (2009), Analisis Zat
Kemdiknas, (2011), Keamanan Pewarna Pada Minuman Sirup
Makanan Jajanan, Pustekkom Yang Dijual Di Sekolah Dasar
Kemdiknas. Kelurahan Lubuk Pakam III
Kecamatan Lubuk Pakam,
Skripsi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Sugiyatmi, Sri, (2006), Analisis Faktor-
Utara, Medan. Faktor Resiko Pencemaran
Bahan Toksik Boraks dan
Rahmawati, Irma, (2010), Analisis Pewarna pada Makanan
Kualitatif Natrium Tetraborat Jajanan Tradisional yang Dijual
(Boraks), di Pasar-Pasar Kota Semarang
http://irizlovely.blogspot.com/anali Tahun 2006, Tesis. Universitas
sis-kualitatif-natrium- Dipenogoro, Semarang.
tetraborat.html, akses 07
November 2011. Supriyanto C, dkk., (2007), Analisis
Cemaran Logam Berat Pb, Cu,
Rahman, Fathor, (2005), Uji Kadar Pb dan Cd Pada Ikan Air Tawar
Pada Makanan Yang Dibungkus dengan Metode
Koran Sebagai Pembungkus Spektrofotometri Nyala
Makanan, Skripsi, Program Studi Serapan Atom (SSA), Pusat
Pendidikan Biologi, Jurusan Teknologi Akselerator dan Proses
Matematika Dan Ilmu Bahan, Yogyakarta.
Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Svehla, G, diterjemahkan oleh
Universitas Muhammadiyah Ir.L.Setiono, (1990), VOGEL,
Malang, Malang. Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan
Rohman, A., (2007), Kimia Farmasi Semimikro, Bagian I dan II, PT.
Analisis, Pustaka Pelajar Kalman Media Pustaka, Jakarta.
Universitas Islam Indonesia.
Widaningrum, dkk (2007), Bahaya
Saksono, L, (11986), Pengantar Kontaminasi Logam Berat
Sanitasi Makanan, Alumni, dalam Sayuran dan Alternatif
Bandung. Pencegahan Cemarannya,
Buletin Teknologi Pertanian Vol.3,
Sibuea P, (2000), Bahaya Kontaminasi Balai Besar Penelitian dan
Logam Berat Timbal pada Pengembangan Pascapanen
Makanan, http://www.sedap- Pertanian.
sekejap.com, akses 28 Juli 2011.
Widyastuti, (2005), Bahaya Bahan
Siregar, E. B. M, (2005), Pencemaran Kimia pada Kesehatan Manusia
Udara, Respon Tanaman, dan dan Lingkungan. Penerbit Buku
Pengaruhnya pada Manusia. Kedokteran EGC, Jakarta.
www.library.usu.ac.id, akses 7
Januari 2012. Williard HH, dkk, (1981), Instrumental
Methods of Analysis, Wads
Sri, Eunike, (2009), Gambaran Perilaku Worth Publishing Company,
Jajan Murid Sekolah Dasar di Belmont.
Jakarta, Skripsi, Fakultas
Psikologi, Universitas Katolik
Atma Jaya, Jakarta.

Sudarmaji, J.Mukono, Corie I.P, (2006),


Toksikologi Logam Berat B3
dan Dampaknya Terhadap
Kesehatan. Jurnal Kesehatan
Lingkungan, Vol. 2, No. 2, akses
07 Januari 2012.

You might also like