You are on page 1of 27
Rumah Sakit Umum Daerah ) BUM PANUA PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS) Rumah Sakit Umum Daerah Bumi Panua Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorentalo Ji. de. Herizal Umar Desa Botubilotahu Kec. Marisa - Kode Pos 96266, e-mail : pohuwato.rsud@gmail.com Menimbang Mengingat BUPATI POHUWATO ae PERATURAN BUPATI POHUWATO NOMOR *° TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POHUWATO BUPATI POHUWATO, a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato, diperlukan kejelasan peran dan fungsi Pemilik, Pengelola dan Staf Medis di rumah sakit yang ditetapkan dalam Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws); a, bahwa berdasarkan pertimbangan _—sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan Peraturan Bupati Pohuwato tentang Peraturan Internal Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato; 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 Pembentukan Daerah-daerah Tingkat || di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Keuangan Negara (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); BUPATI POHUWATO. -2- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 425, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 119); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 10 1 12 13 14 15, 16. A BUPATI POHUWATO oe Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4386); Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Derah Propinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/Menkes/Per/lV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4045/MENKES/SK/X1/2006, Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan; Peraturan daerah Nomor § Tahun 2011 Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organinasi Perangkat Daerah Kabupaten Pohuwato; Menetapkan 8 E aw “as” BUPATI POHUWATO nae MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI POHUWATO TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN POHUWATO. BUPATI POHUWATO ee BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini, yang dimaksud dengan: a) Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato adalah rumah sakit yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disingkat RSUD pohuwato b) Bupati adalah Bupati Pohuwato c) Direktur adalah Direktur RSUD Pohuwato d) Staf medis adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang menyelenggarakan praktik kedokteran di RSUD. ) Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan. f) Pelayanan medis adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya yang dapat berupa pelayanan promotif, preventif, diagnistik, konsultatif, kuratif atau rehabilitative. 9) Unit pelayanan antara lain rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, kamar operasi, kamar bersalin, radiologi, laboratorium, rehabilitasi medis dan unit pelayanan lainnya yang sah menurut peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. h) Peraturan internal (medical staff by laws) adalah suatu peraturan organisasi staf medis dan komite medic yang ditetapkan oleh pemilik RSUD sebagai kerangka acuan untuk peraturan diri sendiri (self goverling) yang dapat diterima secara umum. i) Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang telah diregistrasi. j) Pengangkatan staf medis adalah penempatan seorang dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis untuk menjadi staf medis fungsional yang memiliki kewenangan menyelenggarakan praktik kedokteran. k) Pengangkatan kembali staf medis adalah penempatan seorang dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis kembali menjadi staf medis BUPATI POHUWATO ap fungsional setelah mengikuti tugas belajar atau ditempatkan pada jabatan non fungsional BAB II NAMA, TUJUAN, TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN Pasal 2 a) Organisasi staf medis RSUD “sebuah rumah sakit type C” bernama Komite Medik Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato yang selanjutnya disebut Komite Medik b) Komite Medik beralamat di RSUD jalan dr. Herizal Umuar Desa Botubilotahu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato. Pasal 3 Tujuan pengorganisasian staf medis RSUD adalah sebagai berikut: a) Memberikan keleluasaan kepada staf medis untuk mengatur dirinya sendiriberdasarkan prinsip-prinsip yang dapat diterima secara umum. b) Menjamin penyelenggaraan praktik kedokteran sesuai dengan standar profesi yang berlaku. c) Menjamin seluruh pasien RSUD mendapatkan layanan medis dan perhatian serta memastikan pemberian pelayanan medis tidak didasarkan pada suku, agama, ras, etis, warna kulit, kebangsaan, jenis kelamin, cacat mental atau fisik, umur, kondisi kesehatan, status perkawinan, asal usul, dan orientasi seksual. d) Menyediakan wadah untuk membahas dan mencari jalan keluar persoalan- persoalan yang berhubungan dengan etika profesi kedokteran atau penyalahgunaan kewenangan klinis oleh staf medis. e) Menyediakan wadah koordinasi dengan fihak direksi, manajemen dan tenaga kesehatan lainnya di RSUD. f) Merumuskan dan memelihara tata tertib, ketentuan dan peraturan untuk pengaturan sendiri staf medis yang menyelenggarakan praktik kedokteran di RSUD. 9) Memastikan seluruh staf medis selalu berusaha mempertahankan kualitas profesionalnya dalam bekerja sebagai wujud konsekwensi kewenangan BUPATI POHUWATO “7- klinis. yang diberikan dalam melaksanakan pemeriksaan, penegakan diagnosis, pemberian tindakan medis dan pemberian terapi yang tepat. h)' Membantu merencanakan pengembangan fasilitas, tenaga dan program RSUD. Pasal 4 Setiap Staf Medis RSUD bertanggun g jawab; a) Mematuhi seluruh ketentuan kepagawaian yang berlaku pada Pemerintah Kabupaten Pohuwato dan RSUD Pohuwato. b). Menunjukan komitmen untuk mewujudkan visi dan misi RSUD Pohuwato c) Memberikan pertolongan pertama pada pasien gawat darurat sesuai kemampuan yang dimilikinya sebagaimana yang dikehendaki oleh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; d) Mematuhi Standar Pelayanan Medis dan standar lain yang diterapkan RSUD Pohuwato. ) Memakai tanda pengenal sebagai staf medis RSUD pada saat memberikan pelayanan medis. f) Berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan baik pertemuan untuk membahasa masalah medis, perencanaan atau pertemuan lain untuk ‘meningkatkan kinerja pelayanan medis RSUD Pohuwato Pasal 5 Setiap Kelompok Staf Medis bertanggung jawab; a) Memberikan rekomendasi melalui komite medic/panitia kredensial kepada direktur terhadap permohonan pengangkatan staf medis dan pengangkatan kembali b) Melakukan evaluasi penampiulan kinerja praktik kedokteran staf medis berdasarkan data yang konprehensif. °) d) 9) BUPATI POHUWATO Memberl kesempatan bagi staf medis untuk mengikuti Continung Profesional Development (CPD/pendidikan kedokteran berkelanjutan (PKB) Memberi masukan kepada direktur melalui ketua komite medis hal-hal yang terkait dengan praktik kedokteran Membuat laporan melalui Ketua Komite Medik kepada kepala bidang pelayanan medis/direktur. Membuat Standar Pelayanan Medis dan Standar Operating Procedure reta dokumen terkaitnya dan merivisinya secara berkala sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan fasilitas RSUD. Peinbuatan Standar Pelayanan Medis dan Standar Operating Procedure SOP dan setiap revisinya harus mendapat persetujuan dari komite medis dan direktur untuk memenuhi azas legalitas. Pasal 6 Kewajiban setiap staf medis a Kewajiban memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien. Dengan pertimbangan kebutuhan medis pasien, staf medis dapat memberikan pelayan medis diluar standar profesinya dan bila perlu harus melakukan konsultasi dengan dokter spesialis yang memiliki kompetensi. Keawajiban merujuk pasien ke dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan. Kewajiban merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. Kewajiban melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya. BUPATI POHUWATO -9- f. Kewajiban menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi. 9. Kewa‘iban untuk menunjuk staf medis lain dalam keahlian yang sama sebagai pengganti apabila berhalangan. Apabila tidak terdapat staf medis lain dengan keahlian yang sama dapat menunjuk staf medis lain yang dianggap mampu dan dengan persetujuan pasien. h. Kewajiban untuk memberikan penjelasan secara lengkap kepada pasien sebelum persetujuan tindakan disetujui i. Kewajiban membuat rekam dan mematuhi petunjuk pelaksanaannya, j. Kewajiban melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya k. Kewajiban mematuhi peraturan rumah sakit mengenai formularium rumah sakit Pasal7 Kewajiban Kelompok Staf Medis; a) Menyusun standar prosedur operasional administasi/manajerial seperti Pengaturan tugas rawat jalan, rawat inap, rawat insentif, kamar operasi, kamar bersalin, visite, ronde, pertemuan Klinik, presentase kasus, prosedur konsultasi, 5) Penyusunan standar prosedur operasional_administrasimanajerial Sebagaimana yang dimaksud huruf b dibawah koordinasi dan kendali kepala bidang pelayanan medic. ©) Menyusun standar pelayanan medic minimal untuk 10 penyakit terbanyak ¢) Penyusunan standar pelayanan medis sebagaimana yang dimaksud huruf dibawah koordinasi dan kemdali komite medis. €) Menyusun indicator klinis minimal 3 indikator mutu output atau outcome ) Menyusun uraian tugas dan kewenangan masing-masing staf medis. BUPATI POHUWATO -10- BAB Ill PENGANGKATAN STAF MEDIS DAN PENGANGKATAN KEMBALI a) b) °) Pasal 8 Pengangkatan staf medis dan mengangkatan kembali wajib memperhatikan kebutuhan masyarakat dan kesinambungan pelayanan kesehatan di RSUD Kelompok staf medis dan atau Komite medis wajib membuat tata cara dan persyaratan administrasi untuk pengangkatan staf medis dan pengangkatan kembali Dalam membuat tata cara dan persyaratan administrasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) harus mengacu pada standar profesi dan standar kompetensi yang dikembangkan oleh perhimpunan profesi. Pasal 9 Untuk dapat diangkat sebagai staf medis RSUD, seorang dokter harus memenuhi ketentuan sebagai berikut; Telah dinyatakan lulus oleh fakultas kedokter yang terakreditasi di Indonesia atau lulusan fakultas kedokteran luar negri yang telah menyelesaikan masa adaptasi, dibuktikan dengan ijazah atau keterangan yang sejenis oleh lembaga yang berwenag. Telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dari konsil kedokteran Indonesia yang masih beriaku Membuat surat pernyataan bersedia mengurus jjin praktek setelah diterima secara resmi sebagai staf medis Tidak pernah melakukan penggaran etika yang diberikan sangsi oleh organisasi profesi Tidak pernah melakukan pelanggaran hubungan kerja dengan rumah sakit tempat bekerja sebelumnya. il BUPATI POHUWATO -u- b) Staf medis dapat diberhentikan baik secara tetap atau sementara apabila; 1, Meninggal dunia; 2. Menyatakan mengundurkan diri sebagai staf medis RSUD; 3. Pindah tempat tugas ke rumah sakit lain; 4, Mendapat hukuman disiplin karena pelanggaran peraturan kepegawaian, kode etik profesi dank ode etik rumah sakit; 5, Mendapat hukuman karena melakukan tindakan pidana yang telah memiliki kekuatan hukum tetap; 6. Dinyatakan oleh doktet penguji kesehatan mengalami cacat fisik atau cacat mental baik yang bersifat permanent atau sementara sehingga tidak memungkiinkan untuk menyelenggarakan praktik kedokteran ©) Permintaan untuk melakukan pengujian kesehatan dilakukan oleh direktur atau kepala bidang pelayanan medic atas usul komite medic. Pasal 10 a) Pengangkatan staf medis, pengangkatan kembali, pemberhentian tetap dan pemberitahuan sementara dilakukan dalam rapat panitia kredensial. b) Rapat kredensial sebagaimana yang dimaksud ayat 4 harus dihadiri oleh ketua kelompok staf medis dimana staf medis tersebut ditempatkan atau akan ditempatkan serta harus dihadiri oleh kepala bidang pelayanan dan atau direktur Pasal 11 Prosedur pengangkatan staf medis dan pengangkatan kembali yaitu: a. Dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang akan diangkat menjadi staf medis atau akan diangkat kembali mengajukan surat permohonan ke direktur; b. Direktur meneruskan lamaran ke komite medic BUPATI POHUWATO -12- ¢. Komite Medis memerintahkan panitia kredensial untuk menilai persyaratan administrasi 4, Panitia ‘kredensial menyerahkan hasil penilaian ke komite medis untuk selanjutnya diserahkan ke direktur dalam amplop tertutup; €. Hasil penilaian panitia kredensial bersifat rahasia; f. Direktur menerbitkan surat keputusan untuk menerima atau menolak Permohanan untuk diangkat menjadi staf medis atau diangkat kembali sesuai hasil penilaian panitia kredensial; g. Dalam ini hasil penilaian panitia kredensial memenuhi sarat untuk diangkat atau diangkat kembali, Direktur selanjutnya menerbitkan surat keputusan Penempatan pada kelompok staf medis sesuai kompetensi staf medis; BAB IV KATEGORI STAF MEDIS Pasal 12 Staf medis berdasarkan hubungan kerja dengan RSUD terbagi kedalam kategori; a) Dokter tetap adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang berstatus PNS, bekerja puna waktu dan mendapat gaji tetap dari DPA RSUD. Setiap dokter tetap berhak untuk dipilih dan memilih pada berbagai jabatan staf medis, berhak bicara dalam pertemuan staf medis, berhak untuk berpartisipasi aktif mengikuti berbagai kegiatan staf medis Serta menghadiri pertemuan-pertemuan staf medis serta _berhak melaksankan kegiatan pelayanan medis di kelompok staf medis sesuai penempatannya. BUPATI POHUWATO -13- b) Dokter Organik adalah dokter, dokter spesilais, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang diangkat untuk jangka waktu tertentu, bekerja purna waktu dan mendapat gaji tetap dari DPA RSUD atau anggaran pemerintah lainnya. Setiap dokter organic berhak untuk dipilih dan memilin pada berbagai jabatan staf medis, bethak berbicara pada pertemuan staf medis, berhak untuk berpartisipasi aktif mengikuti berbagai kegiatan staf medis serta menghadiri pertemuan-pertemuan staf medis serta menghadiri pertemuan- pertemuan staf medis serta berhak melaksakan kegiatan pelayanan medis di kelompok staf medis sesuai penempatannya c) Dokter tamu adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang bekerja paruh waktu di RSUD, dan tidak mendapat gaji tetap bcik melalui DPA RSUD maupun anggaran pemerintah lainnya. Setiap dokter tamu berhak untuk memilih tetapi tidak memiliki hak untuk dipilih pada berbagai jabatan staf medis, memiliki hak bicara pada pertemuan staf medis, berpartisipasi aktif dalam kegiatan staf medis, menghadiri pertemuan- pertemuan staf medis serta berhak melaksanakan kegiatan pelayanan medis di kelompok staf medis sesuai penempatannya. d) Dokter kehormatan adalah dokter yang tidak lagi memiliki hubungan kerja. dengan RSUD namun memilki keinginan untuk memberikan konstribusi aktif bagi pengembangan RSUD. Setiap dokter kehormatan tidak berhak untuk memilih dan dipilih pada berbagai jabatan staf medis, memiliki hak berbicara pada pertemuan staf medis, memiliki hak untuk berpartisipasi aktif pada kegiatan staf medis dan menghadiri pertemuan-pertemuan staf medis jika di undang BUPATI POHUWATO -14- BABV KEWENAGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGES) Pasal 13 . Kewenangan klinis untuk melakukan pemeriksaan, penegakan diagnose, pemberian terapi dan prosedur serta tindakan medis lainnya diberikan pada staf sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Kewenangan klinis staf berakhir dengan sendirinya pada saat masa berlaku STRnya habis. Pasal 14 Direktur atas usulan komite medis dapat memberikan kewenangan klinis sementara (temporary previleges) pada staf medis tertentu; Staf medis tertentu sebagaimana yang dimaksud ayat (1) diberikan pada staf medis yang berakhir masa berlaku STR nya atau dokter/dokter gigi yang ditempatkan pada kelompok Staf Medis Spesialis Masa pemberian kewenangan klinis sementara (temporary privileges) maksimal 6 (enam) bulam untuk staf medis yang masa berlaku STR nya habis dan berakhimya penempatan pada kelompok Staf Medis Spesialis untuk dokter dan dkoter gigi. |. Pemberian kewenangan Klinis pada dokter/dokter gigi yang ditempatkan pada kelompok Staf Medis Spesialis harus disertai dengan uraian kewenangan secara tertulis. BUPATI POHUWATO -15- Pasal 15 a, Dalam situasi tertentu direktur dapat memberikan kewenangan Klinis darurat (emergency previleges) pada staf medis RSUD atau dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis yang bukan staf medis RSUD untuk menjaga kelangsungan pelayanan medis di RSUD. b. Pemberian kewenangan klinis darurat (emergency previleges) pada staf medis RSUD berakhir dengan sendirinya setelah staf medis yang memilki kompetensi telah berada dan bertugas kembali di RSUD. c. Pemberian kewenangan klinis untuk dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis yang bukan staf medis RSUD sebagaiman yang dimaksud ayat (1) berakhir setelah situasi memungkinkan panitia kredensial melakukan rapat penilaian. Pasal 16 Untuk kepentingan bakti social, penelitian,pengembangan ilmu pengetahuan dan penanggulangan bencana direktur dapat memberikan kewenangan klinis sesaat (provisional previleges) pada dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gig spesialis yang bukan staf medis RSUD. Pemberian kewenangan klinis sesaat trakhir dengan sendirinys setelah masa bakti social, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan penanggulangan bencana dinyatakan berakhir oleh direktur atau pejabat yang berwenang BUPATI POHUWATO -16- BAB VI PEMBINAAN pasal 17 . Atas permintaan direktur, komite medis memerintahkan Sub Komite Etika untuk menyelidiki dugaan terjadinya pelanggaran etika profesi, malpraktek atau penyalagunaan kewenangan klinis lainnya. ‘Sub Komite etika menyampaikan laporan hasil penyelidikan kepada komite Medis secara tertulis dengan tembusan kepada direktur; . Jika terdapat bukti-bukti pendahuluan yang cukup maka Komite Medik memerintahkan Sub Komite Etika mengadakan rapat untuk memanggil staf medis terlapor untuk diminta keterangan. Untuk menjaga prinsip penyelesaian yang adil maka setiap rapat Sub Komite Etika yang dilaksanakan karena terjadinya pelanggaran etika profesi, malpraktek atau penyalagunaan kewenangan Klinis lainnya harus dihadiri oleh direktur dan atau kepala bidang pelayanan medic; Pasal 18 . Berdasarkan rekomendasi Sub Komite Etika, komite medis mengadakan rapat untuk merumuskan bentuk/jenis pembunaan atau hukuman yang akan diberikan kepada staf medis yang terbukti melakukan pelanggaran etka _profesi, malpraktek atau penyalagunaan kewewnangan kiinis. Komite medis menyampaikan secara tertulis bentuk/jenis pembinaan atau hukuman yang akan diberikan pada staf medis sebagaiman yang dimaksud pada ayat (1) untuk selanjutnya ditetapkan dalam surat keputusan. BUPATI POHUWATO -17- BAB VII PENGORGANISASIAN STAF MEDIS DAN KOMITE MEDIS Bagian Pertam STAF MEDIS Pasal 19 Kelompok Staf Medik adalah kelompok-kelompok yang beranggotakan para tenaga professional medic yang memberikan pelayanan langsung secara mandiri dalam jabatan fungsional, seperti Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi dan dokter gigi spesialis Pasal 20 Dokter, dohter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang bekerja di unit pelayanan RSUD wajib menjadi anggota kelompok staf medis, Dalam melaksanakan tugasnya, staf medis dikelompokkan sesuai spesialisasi atau keahliannya atau dengan cara lain dengan pertimbangan khusus. - Setiap kelompok staf medis minimal terdiri dari 2 (dua) orang dokter. Pasal 21 Pengelompokan staf medis berdasarkan spesialisasidkeahlian adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis dengan spesialisasi/keahlian yang samam di kelompokkan ke dalam 1 (satu) kelompok staf medis. BUPATI POHUWATO -18- Pasal 22 Pengelompokkan staf medis dengan cara lain dengan pertimbangan khusus dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut; a. Penggambungan tenaga dokter spesialis dengan spesialisasi/keahlian yang berbeda, penggabungan harus memperhatikan kemiripan disiplin ilmu, b, Pembentukan kelompok staf medis dokter umum dapat dilakukan dengan membentuk kelompok staf medis trsebut memberikan pelayanan. ©. Dokter gigi dapat menjadi kelompok staf medis sendiri atau tergabung dengan kelompok staf medis bedah atau kelompok staf medis dokter umum-gigi Pasal 23 a. Kelompok staf medis dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih oleh staf medis yang ditempatkan dalam kelompok staf medis tersebut; b. Penempatan staf medis dalam kelompok staf medis ditetapkan dengan surat keputusan direktur atas usulan komite medis. Ketua kelompok staf medis dapat berasal dari dokter tetap atau dokter organic d. Pemilihan ketua kelompok staf medis diatur dengan mekanisme atau prosedur tetap yang disusun oleh komite medic; . Proses pemilihan ketua kelompok staf medis wajib melibatkan komite metis, kepala bidang pelayanan medis dan atau direktur. £ Penetapan, ketua kolompok staf medis disahkan dengan surat keputusan direktur; Pasal 24 2) Masa bakti ketua kelompok staf medis ditetapkan selama 3 (tiga) tahun b) Tugas ketua kelompok staf medis sebagai berikut menyusun uraian tugas, wewenang dan tata kerja setiap staf medis yang dipimpinnya BUPATI POHUWATO -19- ¢) Staf medis mempunyai fungsi sebagai pelaksana pelayanan medis, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang medis. Pasal 25 Staf medis bertugas sebagai berikut: @, Melaksanakan kegiatan profesi meliputi prosedur diagnosis, pengobatan, pencegahan dan pemulihan. 5. Meningkatkan kemampuan profesinya memulai pendidikan kedokteran berkelanjutan ©. Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan medis dan etika profesi yang berlaku. d. Menyusun, mengumpulkan, menganalisa dan membuat laporan pemantauan indicator Klinik. Pasal 26 Kewenangan masing-masing staf medis disusun oleh ketua kelompok staf medis kemudian diusulkan oleh komite medis kepada direktur untuk ditetapkan dengan surat. BUPATI POHUWATO -20- Bagian Kedua KOMITE MIDEK Pasal 27 Komite medik dibentuk dengan tujuan untuk menyelanggarakan tat kelola klinis (clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien lebih terjamin Susunan Organisasi dan Keanggotaan Pasal 28 a” Susunan organisasi komite midek sekurang-kurangnya terdiri dari : ketua, sekertaris dan subkomite. b. Keanggotaan komite medic ditetapkan oleh kepala/direktur rumah sakit dengan mempertimbangkan sikap professional, reputasi, dan perilaku. c. Jumlah keanggotaan komite medic sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan jumlah staf medis di rumah sakit Pasal 29 a. Ketua komite medic ditetapkan oleh kepala/direktur rumah sakit dengan ™memperhatikan masukan dari staf medis yang bekerja di rumah sakit. b. Sekertaris komite medic dan ketua subkomite ditetapkan oleh kepal/direktur rumah sakit berdasarkan rekomendasi dari krtu komite medic dengan memperhatikan masukan dari staf medis yang bekerja di rumah sakit, 1) 2) 3) a) 1) 2) 3) BUPATI POHUWATO. -2- Pasal 30 ‘Anggota komite medic terbagi ke dalam subkomite. Subkomite sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Subkomite kredensial yang bertugas menapis profesionalisme satf medis; ‘Subkomite mutu profesi yang bertugas mempertahankan kompetensi dan protesionalisme staf medis; dan Subkomite etika dan disiplin orifesi yang bertugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis. Tugas dan Fungsi Pasal 31 Komite medic mempunyai tugas meningkatkan profesinalisme staf medis yang bekerja di rumah sakit dengan cara: Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan medis di rumah sakit; Memetihara mutu profesi staf medis; dan Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis. BUPATI POHUWATO -22- Pasal 32 Dalam melaksanakan tugas kredensial komite medic memiliki fungsi sebagai berikut: a) Penyusunan dan pengkompilasian dafatr kewenangan kiinis sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku; b) Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian: Kompetensi; Kesehatan fisik dan mental; Perilaku; Etika profesi; Evaluasi data pendidikan professional kedokteran/kedoktran gigi berkelanjutan; Wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis; Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat. @PNOARONS Pelaporan hasil penilaian kredensial dan rekomenasi kewenangan klinis kepada komite medio; 9. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhimya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medic. 10. Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis. Pasal 33 Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profsi satf medis komite medic memilki fungsi sebagai berikut: Pelaksanaan audit medis; b, Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka _pendidikan berkelanjutan bagi staf medis; c. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis rumah sakit tersebut; dan BUPATI POHUWATO -23- d, Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan Pasal 34 Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis komite medic memilki fungsi sebagai berikut: Pembinaa etika dan disiplin profesi kedokteran; Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin; Rekomendasi pendisiplinan pelaku professional di rumah sakit; dan eaeoe Pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis pasien. Pasal 35 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite medic berwenang: a, Memberikan rekomendasi rincian kewenangan Klinis (delineation of clinical privilege); b. Memberikan rekomendasi surat penugasan Klinis (clinical appointment); c. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan kilns (clinical privilege) tertentu; d. Memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege); Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis; Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan; Memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring); dan zeae Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin; BUPATI POHUWATO -24- Hubungan Komite Medik dengan Kepala/Direktur Pasal 36 a. Kepala/direktur rumah sakit menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan tugas dan fungsi komite medic. b. Komite medic bertanggung jawab kepada kepal/direktur rumah sakit. BAB VIII RAPAT Pasal 37 Rapat komite medic terdiri dari Rapat rutin dilaksanakan minimal sekali sebulan Rapat dengan kelompok staf medis dan atau staf medis dilaksanakan minimal sekali sebulan. c. Rapat dengan direktur dan atau kepal bidang pelayanan medic minimal sekali sebulan. d. Rapat darurat diselenggarakan untuk membahas masalah mendesak sesuai kebutuhan; Pasal 38 a) Quorum rapat adalah setengah ditambahkan satu dari jumiah anggota komite medic. b) Setiap rapat wajib dibuatkan notulen oleh sekertaris komite medic atau peserta rapat yang ditunjuk menjadi sekertaris. ¢) Notulen repat ditandatangani oleh pimpinan rapat dan sekertaris rapat. BUPATI POHUWATO -25- BAB IX KERAHASIAAN DAN INFORMASI MEDIS Pasal 39 Setiap staf medis wajib menjaga kerahasian informasi tentang pasien Pemberian informasi medis yang menyangkut kerahasiaan pasien hanya dapat diberikan atas persetujuan direktur/kepala bidang pelayanan medis. BAB X PENGAWASAN Pasal 40 Pengawasan terhadap pelanggaran etika profesi menjadi tanggung jawab komite medic sedang pengawasan terhadap pelanggaran etika non profesi diawasi oleh komite etika rumah sakit. Pengawasan mutu pelayanan medis menjadi tanggung jawab bersama komite medis dan kepala bidang pelayanan medis. Pasal 41 Komite medis wajib membuat laporan pengawasan etika dan mutu pelayanan secara berkala kepada direktur. Direktur dan atau kepala bidang pelayanan medic bertanggung jawab menindak lanjuti laporan yang terkait dengan fasilitas dan tenaga yang bukan staf medis. Direktur memerintahkan komite medis untuk menindak lanjuti laporan yang terkait dengan profesi BUPATI POHUWATO -26- BAB XI KETENTUAN PERUBAHAN Pasal 42 a, Review dan perubahan medical staff by laws dilaksanakan secara berkala |) sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan RSUD. b; Usulan review dan perubahan diajukan oleh komite medis kepada direktur “untuk mendapatkan persetujuan BAB Xxil PENUTUP Medical Staf Bylaws berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan seluruh staf medis RSUD diwajibkan untuk mengetahui dan menyebarluaskan, 123 Novem LIC AS POHUWATO Ditetapkan di: Pohuwato Tanggal :

You might also like