3
PENCAPAIAN SEJARAH LISAN
Bagaimana kita mengukur pencapaian sejarah lisan? Dari
seruan panjang masa lalunya?; Herodotus, Bede, Clarendon, Scott,
Michelet, Mayhew...? Atau ambisi-ambisi serta keberagamannya
di masa sekarang? Tidak mustahil untuk menandai batasan yang
jelas di sekitar karya dari sebuah gerakan yang membawa serta
beraneka ragam spesialis. Metode sejarah lisan pun dipakai oleh
banyak sarjana, terutama sosiolog dan antropolog yang tidak
menilai diri mereka sebagai sejarawan lisan. Begitu juga dengan
wartawan. Mungkin mereka semua menulis sejarah—dan mereka
pun memang menyajikan fakta sejarah. Karena alasan-alasan yang
berbeda, nampaknya para sejarawan profesional tak membayangkan
karya mereka sebagai ‘sejarah lisan’. Mereka justru berfokus pada
persoalan sejarah yang mereka pilih ketimbang metode-metode
yang digunakan sebagai pemecahan; mereka pun akan sewajarnya
memilih untuk tidak hanya menggunakan sejarah lisan, melainkan
pula bersama sumber-sumber lainnya. Istilah ‘sejarah lisan’ sendiri
menambah kebingungan ini:
~-[sejarah isan] mengisyaratkan sebuah analogi menyesatkani
bersama aspek-aspek sejarah yang sudah dibedakan sejak awal—
ekonomi, pertanian, kedokteran, hukum, dan lain-lain. Di saat
sejarah lisan tak pernah menjadi ‘bilik’ sejarah dalam cakupannya
sendiri, ia merupakan teknik yang dapat digunakan secara masuk
akal oleh cabang manapun dalam displin tersebut. Tajuknya pun-
mengandaikan—mengundang, bahkan—pemisahan bidang di saat
as86 PAUL THOMPSON
jelgs bahwa siapapun yang mengambil bukti lisan di waktu-wain,,
tertentu bahwa pengumpulan bukti lisan adalah aktivitas yang
merujuk pada keterjalinan seluruh aspek sejarah, alih-alih pag:
pemisahan tersebut.>
Jika potensi sejarah lisan sepenuhnya diwujudkan, maka tiday,
ada daftar spesifik dari judul-judul yang ditemukan dalam bibliografj
sejarah yang dicantumkan, sebagaimana dalam perubahan men.
dasar dimana sejarah ditulis dan dipelajari, dalam pertanyaan.
pertanyaan dan penilaian-penilaiannya, beserta teksturnya. Yang
terjadi selanjutnya adalah pembahasan tentang satu dari banyak
dimensi sejarah lisan—dampak bukti-bukti lisan yang baru terhadap
ranah-ranah studi sejarah yang ada selama ini—dan contoh-contoh
yang dikutip sengaja dibatasi pada karya-karya modern saja.
Bahkan demikian, sulit untuk membuat keputusan berimbang yang
memuaskan antara, di satu sisi, berlimpahnya artikel yang sering
kali singkat, terutama tentang karya yang masih dalam proses, yang
dikenal melalui penerbitan langsung di jurnal-jurnal dan bibliografi
gerakan resmi sejarah lisan, dan di sisi lain, terbitan-terbitan yang tak
kenal batas (namun penting) di ranah sosiologi, antropologi, cerita
rakyat, sejarah kontemporer, politik dan biografi yang bagi sejarah
fisan, amat pinggiran. Survei lengkap atas masing-masing bidang
pada akhirnya akan sangat melelahkan, dan hanya akan berakhir
sebagai pembahasan tentang gambaran awal saja.
Mari kita berangkat dari sejarah ekonomi. Di sini, bukti lisan
memiliki dua pengaruh yang nampaknya berbeda, pertama sebagai
suplemen dan pengkoreksi sumber-sumber yang sudah ada, dan kedua
dalam membuka persoalan-persoalan baru untuk dipertimbangkan.
Bagi sejumlah aspek dalam sejarah ekonomi seperti kebijakan
pemerintah, perdagangan asing, atau perbankan dan asuransi,
dokumentasi yang ada sudah berlimpah jumlahnya bahkan ketikaTEORI DAN METODE SEJARAH LISAN a,
terkadang fokusnya sempit. Namun ini tidak cukup berlaku pada
industri. Beberapa indeks statistik agregat, misalnya statistik upah
iil, statistik jam kerja dan produktivitas, merupakan kompilasi data
yang sangat mengandalkan dokumentasi yang tidak memadai atau
penar-benar mengandalkan terkaan belaka, terlepas dari fakta bahwa
data-data itu dipresentasikan dengan kepercayaan diri yang besar.
Hal ini dapat diilustrasikan dengan kasus pertambangan. Christopher
storm-Clark telah menunjukkan bagaimana catatan-cataten dokumen
yang ada tidak mencukupi dan menyesatkan, Sebelum akhir abad ke-
19, industri penambangan terdiri dari tambang-tambang yang kecil,
dangkal, dan berumur singkat; namun bukti yang bertahan tidak saja
langka dan fragmentatif, tetapi juga sangat bias terhadap tambang
raksasa dan bermodal besar beserta pemukiman pendukungnya.
Ditutupnya tambang-tambang tersebut beserta penghancuran arsip-
arsipnya semenjak masa depresi antara dua Perang Dunia, enggannya
para pemilik tambang memperbolehkan tambangnya diperiksa, dan
selanjutnya ketakutan serupa Dewan Batubara. Nasional (National
Coa! Board), tidak juga menambah tingkat ketersediaan maupun
konten informasi tentang tambang-tambang tersebut. Karena itulah,
untuk risetnya sendiri, Storm-Clark menggunakan wawancara yang
salah satunya bertujuan mengumpulkan informasi dasar mengenai
teknologi dan organisasi kerja dalam jenis tambang yang arsip-
arsipnya telah hilang. Wawancara juga menyediakan bukti yang lebih
lengkap (lebih lengkap daripada arsip tambang batu bara manapun)
tentang proses-proses rekrutmen masuk ke dalam tambang serta
perindahan para pekerja ke dalam lingkungan pemukiman sementara
pertambangan. Namun, yang mungkin paling mengejutkan adalah
signfikansi wawancara-wawancara tersebut dalam menjelaskan dan
meluruskan informasi yang, setidaknya bagi beberapa tambang,
dalam hal jam kerja dan upah telah dipasok oleh Colliery Wage Books.y
i
8s PAUL THOMPSON
~ Wawancara mengindikasikan bahwa bagi masing-masing Penamber
jam kerja tetaplah sangat lentur, sementara sistem upah berbasis ts)
produksi yang terbagi-bagi antara para kelompok pekerja tambay q
sedemikian kompleks dan beragam, sehingga konsep tarif ua |
selama periode sebelum 1914 nyaris tak ada artinya.?
Macam-macam argumen yang sama yang membela niiai tue
fisan dalam kaitannya dengan dokumen berlaku pula pada indusy
industri lainnya. Gould Colman telah menunjukkan bagaimis
‘wawancara dapat menguak sisi yang sangat berbeda dari bekerjans
prases-proses pemasaran dalam industri susu di New York aaw
dekade 1930-an, dan kemudian peranan-peranan yang dimaine:
Dairymen’s League dan produsen-produsen yang berskala lett
kecil dalam perjuangan di era New Deal. Biografi sostal dan rwayet
industri tentang Henry Ford karangan Allan Nevins yang tebal its,
menunjukkan bagaimana sejarah lisan menerangkan metode-metxe
kerja seorang penemu besar, lebih jelas dari pada sumber-sumber
dokumen. Namun periu juga memahami, berkebalikan dengan kit*
kesuksesan luar biasa itu, firma kecil semacam bengkel penghat’
besi di kota kecil yang tidak berkembang menjadi perusahaan best
dan-sedikit kembali ke belakang, pengrajin di pedesaan—tuk?
bengkel roda, tukang memperbaiki atap, dan seterusnya—"s
jarang sekali tercatat dalam dokumen tertulis namun kink ho"
dalam banyak sekall Jiteratur yang mengandalkan sumber-suT*
fisan. Lagi-lagi, hanya bukti lisanlah yang sering kali memungkit”
hajlan yang memadal tentang aktivitas ekonomi peralinan yt
boleh jadi merupakan bagian vital dari gambaran besar ekore™
sttara keseluruhan. Namun nyaris tidak ada arsip tertulis tent?
peberja musiman-perburuan burung, perkreditan, spekulas! par
dan setérugnya—dan bagi industri penyulingan alkohol yang 8°"
tetorganisir rapl,. hanya terdapat sedikit sekall dokumen sentat
rr”ee
TEORI DAN METODE SEIARAH LESAN =
migrasi musiman teratur yang dilakukan oleh buruh-beruh tev dart
Anglia Timur ke Burton-on-Trent. Dan dalam perital perikandn, eta
memiliki sebuah industri yang keseluruhan didertinasi oleh firma-
firma kecil dan tenaga kerja musiman, yang sejarahrya praktis tidak
dapat ditulis kecuati melalui sejarah isan.
Namun, selama ini karya sejarah lisan yang paling ber
kesinambungan—dan memiliki signifikanst penting bagi se}arsh
ekonomi—adalah yang berfokus pada pertanian. Lagifagi a ant
catatan-catatan, buku-buku upah, dan buku hariaa, biasarys haere
dapat ditemukan dalam konteks laban-lahan pertanian besar yang:
teknologinya maju. Keberadaan arsip-arsip tersebut menunjuakart ee
tingkat efisiensi yang tak lazim. Bahkan ketika arsip-arsip tte ada.
informasi yang tersedia tentang, misainya, taraf upah atau tear
kerja biasanya tidak memadai, dan sering kali tidak dapat dipahaat
atau menyesatkan. Untuk memastikan petunjuk yang dapat
diandalkan tentang pola-pola kerja yang lazim atau vartadi Ragkat
kemajuan teknologi dalam distrik tertentu, sejarah isan amatiah
penting. Pengumpulan sumber-sumber materiil, tersbet telat
dilakukan secara sisternatis di Wales dan Skotlandia namun sebega’
data sosiologi, antropologi, atau cerita rakyat ketimbang data velacah
ekonomi. Baru beiakangan ini terdapat karya-karya peneitan yang:
hebat oleh David Jenkins dan Eric Cregeen tentang aspel-aapek soune
ekonomi di wilayah-wilayah ini. Namun pembuktian atat relewara!
penelitian tapangan guna mendapathan data tisgn ei bidang sejarah
ekonomi pertanian baru dimulal oteh George Ewart Evan doled
studi-studinya tentang pertanian di Anglia Timar, The Morse br the -
Furrow, The Farm and the Village, dan khueyusnya Where Beards Wag
AE, cara-cara kerja-di ladang, mulat dari tahan besar berteragt wap”
hingga lahan-tahan usaha kecit; ekonomi termiak Sea eens ORS
er dan buruh tani,
pln an Canscanerso PAUL THOMPSON
Yang sedikit kurang berkembang namun dirujuk dalam studi
studi tentang petani dan pengusaha desa lainnya, serta studi tentang
pengusaha pabrik wool dalam From Mouths of Men, adalah stug;
tentang usahawan, sebuah bentuk lain dimana bukti lisan muta
memberikan sumbangsihnya pada sejarah ekonomi. Mestigua
terdapat materi autobiografis yang berlimpah tentang intelektud
kelas atas dan keles menengah, informasi tentang kelas penguasatz
pabrik dan bisnis sangatlah langka. Tanpa informasi terset.e,
pertany2an-pertanyaen tentang peran firma keluarga dan sosishczi
serta periizku usahawan dalam meluruhnya ekonomi Inggris tdze
akan mampu terjawab. Riset-riset utama dalam renzh ini tele
dilatuban Thea Vigne.
Ade pula hubungan potensial antara sejarah ekonomi de
sejarah penemuan sains dan teknologi, meskipun kini sejarah-sejare>
lisan yang hadir dalam bentuk sejarah sains lebih mengetengzhien
bentuk-bentuk penemuan yang lebih berengsi secara sosial. Selz!
itu terdapat juga proyek-proyek dalam sejereh kedokteran dan
psikiatri: Dalam. karya-karyanya, Astronomy Transformed: The
Emergence of Radio Astronomy in Britain, David Edge menyajiken
sebuah analisis mendalam tentang perkembangan astronomi radio—
sebuah teknologi yang paling spektakuler, mahal, dan mungkin
paling: sedikit relevansi sosialinya—di era pasca-perang. Menilik
sebagian pengalamannya di bidang sains yang sama, ia paham jil2
Sedikitnya arsip yang ditinggalkan oleh para ilmuwan bukanleh
‘suatu kebetulan;. mereka menganggap percobaan-percobaan dan
kekeliruan-kekeliruan mereka sebagai hal yang tidak relevan dalam
sejarah sains; yang mereka percayai berlangsung dalam serangkaian
fenemuan yang masuk akal. Melalui bukti wawancara, ia mampu
“menunjokkan gambaran yang sangat berbeda: sebuah kisah tentang
kebuntuan-kebuntuan, tentang kesalahpahaman, tentang penemu2oee. eee eee ee st
yang diraih karena kebetulan semata, delam situasi sosial yeng pacar
persaingan, yang sebagian dikemudikan cleh spesiaiisasi telomock,
pede ditzleng-telenginys
namun terkadang mengare!
informasi secara sengaja. Make, renee is
yang penting bagi studi sejersh metode iit
sang ilmuwan sendiri berubah dari seorang y cad dan resional
menjadi seorang manusia dan hewan politic
Sejarah sains tentunye hanyalah cz be
Ranah yeng menarik secare knusus ede
sini sejarah lisan dapat digunaken untuk membedzkan teperceyszn
Gan prektik yang dilakuken penganut biase dan
Pemimpin-pemimpin mereka. Miszinya sajz, bagaimene egeme
membentuk nilai-nilai kelas pekerja kereh puth yeng menempet
Posisi kelas menengzh ke bawah? Mungkin puls untuk memesikss
‘agama rendahan’, takhayul, ritual-ritual kelshiren, pernixahen den
kematian dari kalangan yang tak beragema—renah-renahy yeng
Pada hakikatnya jauh dari jangkauan arsip kelembegean agama.
Dan semenjak relasi antara perkembangan ekonomi dan-ideologi
gama yang dianut para usahawan serta tenaga kerja mereka
telah menjadi topik penting dalam perdebatan sejerah, hal ini
menyediakan poin dimana bukti lisan dapat melanjutkan sejarah
ekonomi. Pengkajian kembali argumen-argumen Weber, Healevu,
dan E.P. Thompson mengenai ptopik tersebut menjadi fokus dalam
Pit-Men dan Preachers and Politics—keduanya karya Robert Moore. ,
Studi tentang lembah penambangan Durham menunjukkan peranan, -
yang dimainkan oleh Methodisme Primitif—dengan peneFansnnag a
atas perbaikan individu dan dibeking oleh paternalisme para p:
tambang setempat—dalam menghalangi pertumbuhan kesadaran
kelas yang militan di kalangan buruh tambang, hingga pengaruhnya
(beserta paternalisme para pemiliknya) yang lulub tanta di-tengah92 . PAUL THOMPSON
krisis ekonomi industri di abad ke-20. Catatan tentang agama
(termasuk pengidentifikasian atas mereka yang merupakan penganut
fokal namun bukan anggota kapel) yang sangat mengandalkan
sejarah lisan, serta kombinasi antara sulitnya rekonstruksi sejarah
di tingkatan lokal dan argumen umum teoretis menjadikan buku inj
monumen yang sangat penting.
Buktilisan pun juga membimbing kita kita pada ranah yang rapuh
di bidang sejarah ekonomi, namun sangat penting bagi sejarah lisan—
yakni sejarah perburuhan. Kisaran karya yang ada di sini pun telah
memadai sehingga sebuah esai terpisah tentang kepustakaan pun
dapat ditulis, mulai dari buklet-buklet setempat dan arikel-artikel di
jurnal seperti Bulletins of the Society for the Study of Labour History
atau Radical America, sampai buku-buku dalam jumah banyak, serta
kumpulan arsip sebesar South Wales Miners’ Library. Sumbangsih bukti
jisan dapat dilihat dalam beberapa bentuk yang berbeda. Yang paling
sederhana adalah bentuk biografis. Bahkan para pemimpin buruh pun
tidak meninggalkan arsip pribadi dalam jumlah besar sehinga bukti
fisan terbukti bernilai penting dalam pengerjaan karya-karya seperti
Dictionary of Labour Biography oleh John Saville dan Joyce Bellamy,
dan karye-karya terpisah lainnya. Dengan sedikit pengecualian—
seperti Brother to the Ox (Fred Kitchen, 1940) dan Life as We Have
Known It, by Co-operative Working Women (Margaret Llwelyn Davies,
1931)—otobiografi standar buruh sampai era itu biasanya ditulis oleh
sekretais serikat pekerja atau anggota parlemen tentang kehidupan
publiknya, yang paling maksimal cuma diberi beberapa halaman
pengantar tentang masa kecil dan pekerjaan pertamanya.
Berkat'pengarsipan-yang dilakukan para sejarawan lisan, jug
dari pengaruh ‘radio, kini kita memiliki cerita-cerita kehidupan dari
pare penulis yang iuas sekali kisarannya: dari pemimpin buruh lokal
“hingga nasional,-dari anggota serikat yang posisinya biasa-biasa sale,TEORI DAN METODE SEJARAH LISAN™
dan juga dari buruh-buruh yang tak tergabung dalam serikat pekerja;
dari perempuan maupun laki-laki; dari buruh kasar, pembantu
rumah tangga, buruh yang bekerja jam-zaman tanpa henti dan
buruh sambilan, juga dari buruh tambang dan buruh aristokrat. Yang
juga sama-sama penting adalah isi dan bahasa yang telah beralih
dari kehidupan publik ke pengalaman sehari-hari dalam bekerja dan
berkeluarga. Otobiografi yang lebih intim dan menghibur pun muncul,
meninggalkan jejaknya pada cerita kehidupan yang diterbitkan.
Pengaruhnya dapat dilihat dengan jelas pada_intisari-intisari
manuskrip otobiografi terbaru, termasuk yang ditulis oleh John
Burnett dalam bunga rampainya yang bagus, Useful Toil. Otobiografi
lisan serupa dalam jumlah besar kini tersedia di jawatan-jawatan
arsip dan rekaman. Hanya sedikit kumpulan otobiografi dari sana
yang telah diterbitkan, entah itu sebagai buklet kecil yang beredar
secara lokal, maupun sebagai bunga rampai seperti Rank and File:
Personal Histories by Working Class Organisers from America (karya
Alice dan Staughton Lynd) atau Working Lives, 1905-45 karya People’s
Autobiography of Hackney. Terbit pula jenis baru otobiografi dalam
jumlah besar yang berawal dari ingatan yang dituturkan secara lisan,
seperti Fenland Railwayman (Arthur Randell), The Furrow Behind Me
(Angus Mclellan), dan Below Stairs (Margaret Powell).
pemogokan. Sebuah contoh bagus yang harus.
adalah studi Peter Friedlander, The emergence
1939—tentang masuknya beramai-ramai burt
di Detroit ke serikat pekerja—yang seba;
awal diperoleh dari wawancara.
Mmenggunakan bukti lisan adaas PAUL THOMPSON
meluasnya intormast yang meliputi pengalaman keseharian: ¢.
dog kebanyakan sejarawan buruh, yang penting adalah bagairny..
backty fe akan digunakan ketimbang bagaimana ia dine,
wtgu direkam. Hal int dapat disaksikan dengan membandingra,
ataningatan ngator-ngidul tentang persengketaan industri dais.
. 2 ive history, 1887-1971 (R. Leeson) dengan sekumpy,,
ngan yang lebih terarah dalam penulisannya, yang juga menjas
an dalam buku Jeffrey Skelley, The General Strike. tam,
hatunganoya febih baik tetaplah esai-esai dalam jilid gubsh.,
Peter Wyncoll dan Hywel Francis, dan buku karangan Anthony Mayo.
tentang The General Strike in the North-East, yang membangu.
tapersnnya dani kombinasi antara bukti lisan dan tertulis. Serangtzia.
pemogokan dapat dianalisis dengan cara yang sama, seperti hata
dalam kasus pemogokan panen yang dilakukan para pekerja ladang
Norfoix. Pendekatan lainnya adalah operasi darurat penyelamata;,
maten, sering kali dilakukan menjelang meletupnya perselisiha;
seperti pemogokan buruh-buruh galangan kapal di unpper Clyde, atay
laporen A. Lane dan K. Roberts tentang Strike at Pilkington’s. Keduz
pendekatan boleh jadi berbeda nilai, namun ada dua kekuatan khusus
pada bukti fisan jenis ini. Pertama, ia bisa melampaui formalitas dan
pemystaan-pernyataan dramatis pemimpin yang saling bersengkets,
sebagaimana yang direpresentasikan dalam koran dan rekaman,
ke tataran kehidupan yang lebih monoton, realitas yang penuh
kesinny;
kebingungan dan pandangan yang berbeda-beda di dalam jajaren
non-elite dalam serikat, termasuk mereka yang tetap bekerja ketia
rekan-rekannya mogok. Analisis Sidney Pollard dan Robert Tumer
. atas para _karyawan (beserta perilakunya) pabrik wool di Yorkshire
yang saling berbagi laba (profit-sharing), mampu menangani topk
yang terbukti sulit ditembus. Dan beberapa karya yang paling menari
dikerjakan oleh buruh-buruh yang mengangegur: tentang organisas-
i -TEGRI DAN METODE SesRmAH LISAM %
organisasi mereka dan tentang pengalaman mereka menganggut—
pencarian kerja yang panjang dan tak membuahkan basil, menghemat
makanan, rendahnya Ungkat kesejahteraan—sebuah pengalarman
yang sama menyengsarakannya di Amerika Utara, Australia, atau
ingeris- Kumpulan bukti yang terbesar dapat ditemukan di Hard Times
xarangan Studs Terkel dan Ten Lost Years karangan Barry Broadfoot;
namun analisis yang lebih kaya dan reflektif, serta menunjukkan
penggunaan cerita kehidupan dengan cara yang paling baik, dapat
ditemukan dalam Workless, sebuah studi di zaman itu yang dilakukan
oleh Dennis Marsden dan E. Duff.
Bentuk ketiga sejarah lisan perburunan, yang juga paralet
dengan penelitian sosiologi, adalah studi tentang komunitas—
kita akan kembali ke sini nanti. Di sini, dampak sejarah lisan dapat
diperlihatkan dengan mengkontraskan karya-karya klasik sosiologi,
Coal of Our Life (1956) karangan Norman Dennis, F. Henriques, dan
C, Slaughter, yang berbasis wawancara namun mengabaikan materi
sejarah yang mereka kumpulkan sendiri, dengan karya sosiologi
dan sejarah yang lebih baru karangan Storm-Clark dan Moore
yang mengetengahkan rekonstruksi retrospektif atas hubungan-
hubungan kelas dan arti komunitas. Metode ini pun memungkinkan
periuasan studi sejarah tentang komunitas hingga ke studi-studi yang
mengandalkan dokumen yang sedikit sekali jumlahnya, misainya
studi tentang buruh lepas, penarik pedati, pemburu liar, dan wanita
tukang cuci dalam “Quarry Rough”-nya Raphael Samuel. Akhirnya
bukti lisan memiliki nilai khusus bagi sejarawan buruh yang berurusan
dengan proses-proses kerja itu sendiri—tidak hanya teknologi (yang
telah kita bahas sebelumnya) tetapi juga pengalaman kerja beserta
relasi-relasi sosial yang hadir mengikutinya. Pengalaman kerja inilah
yang diangkat dalam mahakarya klasik Stud Terkel: Working. Seperti
semua bukunya yang lain, efek yang kita rasakan tidak berasal:dari6 PAUL THOMPSON
argumen yang gamblang melainkan dari akumulasi intisari-intisey;
wawancara. Buku ini tebal—terdapat 600 halaman dimana 139
orang Amerika menuangkan cerita-cerita mereka tentang kerja,
tua dan muda, karyawan perempuan sektor perumahan, pendeta,
pemilik pabrik, mata-mata pabrik, pramugari, penata rambut, pianjs
ber, buruh kasar pertambangan, montir bengkel mobil, sopir truk,
polisi, pemulung, petugas binatu.... saya belum pernah menemyj
buku yang mampu menyampaikan perasaan dari orang-orang yang
menjalani berbagai macam jenis pekerjaan: ketegangan tiada akhir
resepsionis penerima telepon, kesepian seorang konsultan papan
atas yang berjuang untuk bertahan di rimba manajemen; buruh
pabrik logam yang umumnya menginginkan agar nama rekan-rekan
timnya diukir di atas hasil pekerjaan mereka (‘seseorang telah
membangun piremida...) beserta guratan-guratan di sini dan di sana
seperti ‘bonyok sedikit ... salah, milikku... tandatanganku di sana
juga’? Orang membangun tafsirannya sendiri-sendiri, meskipun tak
diragukan lagi jika Studs Terkel sangat paham bagaimana tafsiran-
tafsiran itu akan mengambil bentuknya.
Studi serupa yang jauh lebih jelas terartikulasi telah dihasilkan di
italia dan Inggris. Kaur sosialis sangat peduli dengan menurunnya
militansi buruh industri selama “keajaiban” ekonomi pada 1960-an
yang mengarehtan mereka pada upaya-upaya untuk memahami
hubungan antara bentuk-bentuk produksi pabrik dan kesadaran
kelas melalui apa yang dirasakan secara langsung oleh kelas pekerja
sendiri. Hasilnya, studi sejarah semacam Class Operale e Partitio
Communista allo Fiat ... 1945-68 (Liliana Lanzardo) di satu sisi, dan
di sisi tain bunga rempai dan penerbitan wawancara-wawancara
di pabrik, tagu-lagu, dan pulsimoleh organisasi semacam Istituto
Ernesto de Martiro dan Nuovo Canzoniere di Milan, serta oleh
kelompok-kelompok pekerja otonomis.
MiEl MR ee
TEOR! OAN METODE SESARAH LISAN bei
Jerdapat pula studi-studi (yang jumlahnya semakin banyak)
rentane pengalaman kerja dan organisasi kerja di Ingeris. Sekali lagi
dua studi terbaik terkait dengan pertambangan. Pit Life in County
Durham karangan David Douglas, yang berdasarkan Kombinasi antara
riset dokumen dan pengalaman pribadi dan rekan-rekannya sebagai
penambang, menunjukkan bagaimana metode pemilihan rekan kerja
dan tempat kerja di tambang-tambang Durham dirancang untuk
mengontrol buruh dan militansi anggota mereka yang bukan elite.
George Ewart Evans menggambarkan sistem distrik antrasit di sebuah
ladang batubara di South Wales dimana batubara sangat dekat dengan
permukaan tanah, sehingga mudah bagi orang kecil untuk memulai
tambangnya sendiri, di saat kondisi geologisnya membutuhkan
feahlian khusus penambang. Pemilik tambang dan buruh hidup dan
bekerja berdampingan. Kemudian ia menunjukkan dampak mekanisasi
keseluruhan sistem sosial setempat, yang tidak hanya menghancurkan
status sosial para pengrajin tetapi juga ikatan-ikatan yang erat—
terkadang paternalistik, terkadang eksploitatif—dengan para buruh
yang dulunya bekerja dengan mereka in bengkel dan kini menjadi
kelompok terpisah yang lepas dari kendali generasi yang lebih tua.
Di sini kita memiliki contoh sempurna tentang bagaimana eksplorasi
atas pengaturan teknis mampu menerangi hubungan-hubungannya
dengan proses-proses besar perubahan sosial yang lain.
Dalam menimbang dasar hubungan-hubungan kelas yang
berubah, kita telah menyentuh aspek kunci dari sejarah politik; dan
biografi pemimpin-pemimpin buruh dapat dipertimbangkan sebagai
aspek lainnya. Namun sumber-sumber lisan memiliki relevansi yang
jauh lebih umum dalam sejarah politik. Ada alasan agar sumber-
sumber tersebut digunakan lebih luas dalam studi sejarah tentang
perilaku politik aktor-aktor yang tidak terorganisir, yakni mayoritas
Penduduk yang pasif. Jika kita mengabaikan hal ini, kita hanya. akan98 PAUL THOMPSON
memiliki pemahaman sekilas tentang Konservatisme kelas pekerja g;
Ingeris, terlepas dari peranan pentingnya dalam sejarah politik. Buty
lisan pun sama-sama mampu menyediakan informasi yang hilang
tentang anggota-anggota biasa dari partai-partai buruh: bacaan,
jatar belakang sosial dan pekerjaan mereka, dan seterusnya. Contoh
bahwa rekonstruksi sejarah organisasi politik di tingkatan akar rumput
sangatlah mungkin--bahkan ketika dokumen-dokumen yang ada tidak
memadai—dapat diambil dari studi-studi tentang gerakan-gerakan
politik bawah tanah sepanjang Perang Dunia il. Contoh-contohnya
yang terbaik adalah studi-studi setempat tentang kaum Partisan dj
Italia Utara serta riset internasional tentang perlawanan orang Yahudj
di bawah rezim Nazi, yang kini berpusat di Yad Washem, Yerusalem.
Namun demikian, upaya-upaya ini pun menjadi tanggapan atas
bencana dalam negeri yang langka, yang telah mengubah keseluruhan
makna sejarah politik. Secara umum, sejarah lisan selama ini umum
digunakan untuk dua tujuan yang lebih sempit.
Pertama, ada sejumlah studi tentang peristiwa-peristiwa
politik kontemporer yang sulit dianalisis secara memuaskan lewat
arsip-arsip tertulis. Ini wajar terjadi dalam sejarah Lisan Amerika;
contohnya dalam kasus The Death of a President (William Machester)
yang data-datanya diambil dari 250 wawancara, atau studi W. H. Van
Voris, Violence in Ulster: An Oral Documentary. Bahkan ketika karya-
karya tersebut tidak lebih dari jurnalisme berkualitas tinggi, mereka
menyediakan bahan-bahan penting bagi para sejarawan mendatang.
Kedua, biografi. Lagi-lagi, contoh yang paling mencolok berasal dari
Amerika misalnya Huey Long karangan T. Harry William yang memakai
nyaris 300 wawancara. Namun metodenya, meskipun kurang
terpublikasikan, biasanya juga digunakan oleh penulis-penulis biografi
Inggris yang ciri-cirinya adalah informal dan eksplanatif. Berjilid-jilid
karangan Martin Gilbert tentang Churchill memberikan contoh yang”TEOR! DAN METODE SEJARAH LISAN 2
sempurna dan terbaru dari buah pendekatan ini. Dalam beberapa
kesempatan, seorang penulis biografi politik Inggris merasakan
kebutuhan untuk lebih jauh memanfaatkan sumber-sumber lisan.
gernard Donoghue dan George Jones mewawancarai lebih dari 300
orang untuk buku Herbert Morrison: Portrait of a Politician. ‘Sejak
awal kami terpaksa mengambil jalur wawancara karena kurangnya
sumber-sumber dokumen spesifik. Morrison sendiri hanya
meninggalkan segelintir dokumen; ia menghanguskan sebagian
besar dokumen-dokumen tersebut ketika berpindah rumah di akhir
hidupnya. Dokumen-dokumen resmi dalam pemerintahan periode
4945-1951 dimana ia memainkan peran yang dominan pun tidak
tersedia karena peraturan tiga puluh tahun.’ Beralih ke wawancara
‘dengan sejumput penyesalan ... sedikit demi sedikit akhirnya kami
mengapresiasi kebesaran nilainya. Wawancara tidak hanya terbukti
menambal lubang di tengah jalan, melainkan juga sebuah sumber
yang sangat berbeda sejak awal.’ Wawancara terbukti mampu
membangun jangkauan yang lebih lengkap atas ‘perspektif dan
wawasan kemanusiaan... kebaikan dan keburukannya, serta alasan
mengapa seseorang sering kali merupakan sisi yang berkebalikan
dari orang lain.’ Kehidupan politik di masa-masa awal yang sering
kali dilewatkan oleh penulis biografi, dapat direkonstruksi dengan
detail-detail yang sempurna. Karier panjang Morrison pun sedikit-
sedikit terungkap, sebagai seorang menteri atau seorang yang
bekerja di pemerintahan setempat, melalui ‘bermacam-macam
kelompok dimana pengaruhnya [Morrison] dapat dirasakan: rekanan
politiknya, lawan-lawan politiknya, pegawai negeri yang bekerja
padanya, orang-orang di akar rumput yang mendukunya atau
menerima buah dari kehijakan-kebijakannya.* Dapat ditambahkan
jika hasilnya adalah sebuah biografi yang tidak hanya memuaskan
dengan carayang tak lazim, tetapi juga menciptakan sumber-sumber.