You are on page 1of 16

EduChemia Vol.3, No.

1, 2018
(Jurnal Kimia dan Pendidikan) e-ISSN 2502-4787

ANALISIS DAMPAK KESULITAN SISWA PADA


MATERI STOIKIOMETRI TERHADAP HASIL
BELAJAR TERMOKIMIA
Zakiyah1, Suhadi Ibnu 2, Subandi3
1,2,3
Prodi Pendidikan Kimia, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5, Malang 65145

Email: zakiyah_um@yahoo.co.id

Diterima: 7 Juni 2017. Disetujui: 17 Januari 2018. Dipublikasikan: 31 Januari 2018

Abstract: Student’s understanding of chemistry basic concepts (stoichiometry) has an


important role to determine their learning outcomes on higher-level concepts (included
thermochemistry). Generally students find difficulties in thermochemistry because they still
have difficulties stoichiometry. The purposes of this study were to find out the difficulties in
varous aspects experienced by students in stoichiometry, the influence of student’s
understanding of stoichiometry on their learning outcomes of thermochemistry, the effects of
remidial teaching using problem solving method in stoichiometry and in thermochemistry on
the students understanding of thermochemistry, and the effectiveness of both remidial
methods on student’s learning outcomes of thermochemistry. This research used descriptive
and quasi experimental designs. The subjects were students of year XI of SMA Negeri 2
Pamekasan of the academic year 2014/2015. Data collecting procedure was done by a test
method and tests of hypothesis were done by t-test procedures (α of 0.05). The results
showed that (1) some concepts of stoichiometry which were considered as difficult by
students were equation of reaction, mole concept, and the concept of calculation in equation
of reaction; (2) there was a relationship between student’s understanding of stoichiometry
and student’s understanding of thermochemistry; and (3) remedial teaching in stoichiometry
was more effective than remedial teaching in thermochemistry to develop student’s
understanding of thermochemistry.
Keywords: stoichiometry; thermochemistry; problem solving; learning outcomes

Abstrak: Pemahaman siswa terhadap konsep dasar kimia memiliki peranan penting dalam
menentukan hasil belajar mereka pada konsep yang tingkatannya lebih tinggi. Siswa akan
kesulitan dalam memahami materi termokimia karena mereka mengalami kesulitan
pemahaman pada materi stoikiometri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1)
kesulitan konsep apa saja yang dialami siswa dalam memahami stoikiometri, 2) pengaruh
kesulitan stoikiometri yang dialami siswa terhadap hasil belajar pada materi termokimia,
serta 3) pengaruh pemberian strategi pengajaran remidi dengan menggunakan metode
pemecahan masalah pada pembelajaran materi stoikiometri dan termokimia terhadap hasil
belajar termokimia. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dan quasi
experimental design. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2
Pamekasan tahun akademik 2014/2015. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan
metode tes dan uji hipotesis dilakukan dengan uji-t (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan

119
120 EduChemia,Vol.3, No.1, 2018 Zakiyah, Ibnu, dan Subandi

bahwa (1) beberapa konsep materi stoikiometri yang dianggap sulit oleh siswa adalah konsep
persamaan reaksi, konsep mol, dan konsep perhitungan dalam persamaan reaksi; (2) ada
pengaruh kesulitan pemahaman materi stoikiometri yang dialami siswa terhadap hasil belajar
pada materi termokimia; serta (3) strategi pengajaran remidi dengan metode pemecahan
masalah pada materi stoikiometri cenderung lebih efektif dibanding strategi pengajaran
remidi dengan metode pemecahan masalah pada materi termokimia.
Kata kunci: stoikiometri; termokimia; pemecahan masalah; hasil belajar

PENDAHULUAN maka akan memberikan kesempatan bagi

Kimia adalah salah satu cabang ilmu mereka untuk memahami konsep yang

yang penting dalam Ilmu Pengetahuan lebih luas sebagai modal dalam

Alam (IPA), karena pelajaran ini memecahkan masalah yang lebih

membuat siswa mampu memahami kompleks.

fenomena yang terjadi di sekitarnya. Ilmu Sebagian besar siswa SMA sampai

kimia juga mempelajari tentang saat ini masih beranggapan bahwa mata

komposisi materi, perubahan komposisi pelajaran kimia merupakan mata

materi, dan energi yang menyertai setiap pelajaran yang sulit. Iskandar (2002)

perubahan komposisi materi tersebut berpendapat bahwa faktor yang

(Brady, 1990). Sastrawijaya (1998) juga menyebabkan ilmu kimia sulit dipelajari

mengemukakan bahwa ilmu kimia adalah karena adanya beberapa karakteristik

ilmu yang mempelajari teori, fakta, ilmu kimia, yaitu (1) ilmu kimia

aturan, deskripsi, model dan peristilahan memerlukan kemampuan berfikir abstrak

kimia. Dalam hal ini pemahaman yang untuk bahan-bahan kajian misalnya,

berhubungan dengan fakta-fakta, konsep- ikatan kimia, struktur atom dan molekul;

konsep, prinsip, hukum, teori, deskripsi, (2) ilmu kimia memerlukan penguasaan

dan peristilahan kimia dikenal dengan terhadap matematika misalnya dalam

istilah pemahaman konseptual. kajian termokimia, laju reaksi dan

Pemahaman konseptual dalam stoikiometri; (3) dalam mempelajari ilmu

belajar kimia sangat penting karena dapat kimia diperlukan daya ingat yang kuat

menambah daya abstraksi yang dan logika yang mantap; (4) ilmu kimia

diperlukan dalam komunikasi dan dapat terdiri dari konsep-konsep yang abstrak,

digunakan untuk menjelaskan dimana konsep-konsep itu berjenjang,

karakteristik konsep yang lain. Semakin berkembang dari yang sederhana menuju

banyak konsep yang dimiliki oleh siswa, konsep-konsep yang lebih kompleks.

e-ISSN 2502-4787
Analisis Dampak Kesulitas Siswa pada Materi Stoikiometri 121

Griffishs & Perston (1992) serta stoikiometri mengenai persamaan reaksi


Sastrawijaya (1988) berpendapat bahwa dan mampu mengkonversi besaran-
ketidakmampuan siswa dalam memahami besaran yang terdapat pada konsep mol
suatu konsep karena ketidakmampuan serta mampu mengoperasikan rumus
siswa memahami dengan benar konsep- matematika. Pada konsep perhitungan
konsep lain yang mendasarinya. Sebagai perubahan entalpi, misalnya pada
contoh, siswa gagal dalam memahami hitungan perubahan entalpi pada reaksi
konsep-konsep termokimia karena berdasarkan data energi ikatan, siswa
mereka tidak memahami konsep harus mampu untuk mengaplikasikan
persamaan reaksi dan konsep mol. Hal ini konsep-konsep stoikiometri dan mereka
juga dibuktikan oleh hasil penelitian juga harus bisa menentukan jenis ikatan
Ayyildiz & Tarhan (2012) yang yang terdapat pada masing-masing zat
menunjukkan bahwa penyebab kesulitan baik pereaksi maupun hasil reaksi.
yang dialami siswa dalam mempelajari Pembelajaran termokimia menuntut
reaksi kimia dan energi adalah kurangnya siswa memahami konsep-konsep yang
pemahaman siswa akan partikel materi, mendasari termokimia yaitu konsep
atom, unsur, senyawa, molekul, stoikiometri. Stoikiometri memuat materi
perubahan fisika dan kimia, serta ikatan tentang persamaan reaksi, konsep mol,
kimia. rumus empiris, rumus molekul dan reaksi
Materi termokimia merupakan pembatas. Materi stoikiometri di tingkat
salah satu materi kimia SMA yang SMA dianggap sulit bagi kebanyakan
diajarkan di kelas XI yang memuat siswa. Hal ini sesuai dengan yang
konsep tentang perubahan entalpi pada dilaporkan oleh beberapa peneliti di
reaksi kimia, reaksi eksoterm, reaksi antaranya Boujaoude & Barakat (2003),
endoterm, diagram entalpi, persamaan Muntari (2007), Setianing (2009) serta
termokimia, macam-macam perubahan Johnstone dalam Sirhan (2007). Konsep
entalpi, hitungan perubahan entalpi reaksi dalam stoikiometri yang dirasa paling
berdasarkan eksperimen, hukum Hess, sulit bagi siswa adalah konsep mol,
data perubahan entalpi reaksi rumus algoritmik, dan persamaan reaksi.
pembentukan, dan data energi ikatan. Pokok bahasan stoikiometri terutama
Pada konsep persamaan termokimia dan persamaan reaksi dan konsep mol penting
macam-macam perubahan entalpi, siswa dipahami siswa agar dapat menguasai
dituntut untuk memahami konsep konsep-konsep termokimia. Jika siswa

e-ISSN 2502-4787
122 EduChemia,Vol.3, No.1, 2018 Zakiyah, Ibnu, dan Subandi

mengalami kesulitan dalam memahami meningkatkan prestasi belajar, dan


konsep persamaan reaksi dan konsep keterampilan berfikir kritis siswa
mol, maka kemungkinan besar siswa juga (Barakat, 2003; Toth & Sebastyen, 2009;
akan mengalami kesulitan belajar pada Rahmah, 2011; Azzahra, 2016;
materi termokimia. Cahyanto, dkk. (2016).
Suatu langkah untuk membantu Pembelajaran remidi dengan metode
mengatasi kesulitan belajar siswa dalam pemecahan masalah merupakan suatu
memahami konsep-konsep stoikiometri pembelajaran yang didominasi oleh
maupun termokimia dapat dilakukan aktivitas siswa, sehingga keberhasilan
dengan pembelajaran remidi. Melalui untuk mengatasi kesulitan siswa lebih
pembelajaran remidi diharapkan dapat tinggi daripada pembelajaran remidi
mencapai tingkat ketuntasan dalam dengan metode konvensional yang
mengatasi kesulitan belajar siswa. Entang kurang melibatkan aktivitas siswa.
(1993) mengemukakan bahwa pengajaran Beberapa penelitian telah membuktikan
remidial yang diberikan merupakan suatu bahwa pembelajaran remidi dengan
proses tindak lanjut yang bersifat khusus metode pemecahan masalah dapat
tergantung macam kesulitan yang meningkatkan hasil belajar dan
dihadapi siswa. keterampilan berfikir kritis siswa (Bakar,
Pembelajaran remidi yang bermakna 2006; Hartantia, dkk., 2013; Ernawati,
perlu dilakukan dengan bantuan suatu dkk., 2015). Berdasarkan analisis
stategi yang tepat, salah satunya adalah keunggulan pembelajaran remidi dengan
pembelajaran remidi dengan metode metode pemecahan masalah, maka dalam
pemecahan masalah. Polya (1983) penelitian di lakukan analisis kesulitan
menjelaskan tentang tahapan pengajaran belajar stoikiometri terhadap hasil belajar
dengan menerapkan metode pemecahan termikimia dan upaya perbaikannya
masalah, yaitu (1) pemahaman terhadap melaui pembalajaran remidi dengan
masalah; (2) pemikiran suatu rencana metode pemecahan masalah.
pemecahan; (3) pelaksanaan rencana
pemecahan; dan (4) peninjauan kembali METODE
hasil pemecahan. Metode pemecahan Rancangan penelitian ini
masalah dapat membantu siswa dalam menggunakan penelitian deskriptif dan
memahami materi stoikiometri, ekperimental semu (quasi-experimental).
memperbaiki struktur pengetahuan, Rancangan penelitian deskriptif

e-ISSN 2502-4787
Analisis Dampak Kesulitas Siswa pada Materi Stoikiometri 123

digunakan untuk menjelaskan kesulitan pembelajaran remidi dengan metode


belajar siswa pada materi stoikiometri pemecahan masalah pada pembelajaran
dan termokimia, sedangkan penelitian stoikiometri maupun pada pembelajaran
ekperimental semu digunakan untuk termokimia. Rancangan penelitian
mengetahui keefektifan dari disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Rancangan Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Postest Pretest Perlakuan Postest


Eksperimen 1 O1 X1 O2 O3 - -
Eksperimen 2 O4 - - O5 X2 O6
Keterangan:
X1 = Pembelajaran remidi dengan metode pemecahan masalah pada stoikiometri
X2 = Pembelajaran remidi dengan metode pemecahan masalah pada termokimia
O1 = test stoikiometri
O2 = postest stoikiometri
O3= test termokimia
O4 = test stoikiometri
O5 = pretest termokimia
O6 = postest termokimia

Subyek penelitian ini adalah siswa termokimia). Reliabilitas butir soal tes
kelas XI SMA Negeri 1 Pamekasan dihitung dengan bantuan program SPSS
Tahun Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 16.0 for Windows.
dua kelas eksperimen. Kelas eksperimen 1 Prosedur penelitian diberikan pada
mendapatkan pembelajaran remidi dengan Gambar 1. Teknik analisis data yang
metode pemecahan masalah pada materi digunakan adalah analisis deskriptif dan
stoikiometeri dan kelas ekperimen 2 analisis statistik. Analisis deskriptif
mendapatkan pembelajaran remidi dengan digunakan untuk mendeskripsikan
metode pemecahan masalah pada materi persentase kesulitan yang dialami oleh
termokimia. Subyek penlitian ditentukan siswa kelas eksperimen 1 pada materi
dengan teknik cluster random sampling. stoikiometri sebelum remidi dengan
Instrumen pengumpulan data yang metode pemecahan masalah dan kesulitan
digunakan adalah soal tes pilihan ganda yang dialami oleh siswa kelas
tentang materi stoikiometri dan eksperimen 2 pada materi termokimia
termokimia. Butir soal tes divalidasi oleh sebelum remidi dengan metode
ahli dan diperoleh hasil validasi dengan pemecahan masalah. Analisis statistik
kriteria sangat tinggi, yaitu sebesar 97% digunakan untuk menjawab hipotesis
(soal stoikiometri) dan 93% (soal penelitian dengan teknik Paired Sample

e-ISSN 2502-4787
124 EduChemia,Vol.3, No.1, 2018 Zakiyah, Ibnu, dan Subandi

t-Test dan Independent Sample t-Test. masalah. Independent Sample t-Test


Paired Sample t-Test digunakan untuk digunakan untuk mengetahui ada
mengetahui ada tidaknya perbedaan rata- tidaknya perbedaan rata-rata nilai
rata nilai stoikiometri dan termokimia termokimia pada kedua kelas
sebelum dan sesudah pembelajaran eksperimen.
remidi menggunakan metode pemecahan

Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2

Tes hasil belajar Stroikiometri Tes hasil belajar Stroikiometri

Identifikasi kesulitan belajar Stoikiometri Identifikasi kesulitan belajar Stoikiometri


berdasarkan jawaban siswa yang salah berdasarkan jawaban siswa yang salah

Perbaikan melalui pembelajaran remidi dengan Tes hasil belajar Termokimia


metode pemecahan masalah materi stoikiometri
Identifikasi kesulitan belajar Termokimia
berdasarkan jawaban siswa yang salah
Postest hasil belajar Stroikiometri

Perbaikan melalui pembelajaran remidi dengan


Tes hasil belajar Termokimia metode pemecahan masalah materi Termokimia

Identifikasi kesulitan belajar Termokimia Postest hasil belajar Termokimia


berdasarkan jawaban siswa yang salah

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 1. Prosedur Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN nilai remidi stoikiometri, nilai

Data yang diperoleh dari penelitian termokimia, dan nilai remidi termokimia.

ini adalah prestasi belajar siswa Ringkasan data prestasi belajar siswa

berdasarkan hasil tes pada materi kelas XI-D (eksperimen 1) dan siswa

stoikiometri dan termokimia. Nilai kelas XI-F (eksperimen 2) disajikan

tersebut meliputi nilai ujian stoikimetri, dalam Tabel 2.

e-ISSN 2502-4787
Analisis Dampak Kesulitas Siswa pada Materi Stoikiometri 125

Tabel 2. Prestasi Belajar Siswa

Nilai Nilai
Kelas N Materi Rata-rata
Terendah Tertinggi
33 Stoikiometri 15 90 40,15
XI-D (Eksperimen 1) Stoikiometri (Remidi) 55 95 75,15
Termokimia 68 98 84,33
33 Stoikiometri 25 80 46,97
XI-F (Eksperimen 2) Termokimia 24 80 50,94
Termokimia (Remidi) 56 96 79,65

Pada kelas eksperimen 1 dilakukan tuntas). Kemudian siswa diberikan


pembelajaran remidi pada materi pembelajaran materi termokimia dan nilai
stoikiometri untuk mengetahui rata-rata prestasi belajarnya sebesar 50,94
dampaknya terhadap prestasi belajar pada (belum tuntas). Setelah itu, siswa XI-F
materi termokimia. Berdasarkan Tabel 2 (eksperimen 2) diberikan pembelajaran
diketahui bahwa nilai rata-rata prestasi remidi pada materi termokimia dan
belajar awal siswa eksperimen 1 pada terjadi peningkatan nilai rata-rata prestasi
materi stoikiometri sebesar 40,15 (belum belajar menjadi 79,65 (tuntas).
tuntas). Nilai rata-rata prestasi belajar Berdasarkan perbandingan hasil belajar
siswa eksperimen 1 meningkat menjadi termokimia dari kedua kelas dapat
75,15 (tuntas) setelah diberikan dikatakan bahwa untuk mengatasi
pembelajaran remidi pada materi kesulitan pemahaman siswa terhadap
stoikiometri. Hasil Selanjutnya, siswa materi termokimia, pembelajaran remidi
kelas eksperimen 1 diberikan pada materi stoikiometri memiliki
pembelajaran materi termokimia dan nilai kecenderungan lebih baik dibanding
rata-rata prestasi belajarnya sebesar 84,33 pembelajaran remidi pada materi
(tuntas). termokimia.
Pada Tabel 2 diketahui pula bahwa
Kesulitan Pemahaman Siswa pada
pada kelas XI-F (eksperimen 2) Materi Stoikiometri
dilakukan pembelajaran remidi pada Pada pembelajaran awal, kedua kelas
materi termokimia untuk mengetahui (XI-D dan XI-F) diberikan perlakuan
dampaknya terhadap prestasi belajar pada yang sama berupa soal pretest tentang
materi termokimia. Dari data di atas materi stoikiometri yang terdiri dari 20
diketahui bahwa nilai rata-rata prestasi butir soal. Dari hasil pretest tersebut
belajar siswa XI-F (eksperimen 2) pada kemudian dilakukan analisis jawaban
materi stoikiometri sebesar 46,97 (belum siswa, sehingga diperoleh data tentang

e-ISSN 2502-4787
126 EduChemia,Vol.3, No.1, 2018 Zakiyah, Ibnu, dan Subandi

kesulitan pemahaman konsep materi termokimia (jumlah soal 25 butir).


stoikiometri yang dialami oleh siswa. Perbedaanya, pada kelas XI-D
Berdasarkan hasil penelitian, pada (eksperimen 1) soal termokimia diberikan
kelas XI-D (eksperimen 1) dan kelas XI- pada akhir keseluruhan pembelajaran
F (eksperimen 2) diketahui bahwa konsep (setelah remidi stoikiometri), sedangkan
stoikiometri yang dianggap sulit oleh pada pada kelas XI-F (eksperimen 2) soal
siswa adalah konsep persamaan reaksi, termokimia diberikan setelah pretest
konsep mol, dan konsep perhitungan stoikiometri (sebelum remidi
dalam persamaan reaksi. Hal ini selaras termokimia). Dari hasil tes tersebut juga
dengan hasil penelitian dari Hovart, ddk. dilakukan analisis jawaban siswa,
(2016) yang menyebutkan bahwa ada 3 sehingga diperoleh data tentang kesulitan
(tiga) konsep stoikiometri yang dianggap pemahaman konsep termokimia yang
sulit oleh siswa meliputi konsep dialami oleh siswa.
persamaan reaksi, konsep perhitungan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
stoikiometri, dan gabungan konsep pada kelas XI-D (eksperimen 1) dan
persamaan reaksi dan perhitungan kelas XI-F (eksperimen 2), konsep
stoikiometri. Hasil penelitian pendukung termokimia yang dianggap sulit oleh
lainnya yaitu hasil penelitian Wagner siswa adalah (a) konsep sistem,
(2001) yang juga menyebutkan bahwa lingkungan, kalor reaksi, dan entalpi; (b)
perhitungan stoikiometri reaksi selalu konsep perubahan entalpi standar; (c)
menjadi materi yang sulit bagi siswa. konsep perhitungan perubahan entalpi
Kesulitan siswa dalam memahami materi (∆H) reaksi; dan (d) konsep stoikiometri
stoikiometri terjadi karena banyaknya dalam termokimia. Hal ini juga selaras
aspek yang harus dikuasai siswa, seperti dengan hasil penelitian Faradiba (2010)
konsep mol, menyetarakan persamaan yang menyebutkan bahwa siswa
kimia, prosedur aljabar, dan mengalami kesulitan dalam menjelaskan
menginterpretasikan permasalahan dari hukum/azas kekekalan energi (35,7%);
bahasa verbal/kata menjadi persamaan memahami perubahan energi pada
secara matematis. peristiwa sehari-hari (61,3%);
membedakan sistem dan lingkungan
Kesulitan Pemahaman Siswa pada
Materi Termokimia (62,3%); membedakan reaksi yang

Kelas eksperimen 1 dan 2 diberikan eksoterm dan reaksi endoterm (55,9%);

perlakuan yang sama yaitu berupa tes menjelaskan macam-macam perubahan

e-ISSN 2502-4787
Analisis Dampak Kesulitas Siswa pada Materi Stoikiometri 127

entalpi (57,1%); menentukan persamaan Pembelajaran Remidi pada Materi


Stoikiometri
termokimia suatu reaksi (86,1%); dan
Pembelajaran pada kelas XI-D
menentukan entalpi reaksi (63,1%).
(eksperimen 1) diawali dengan
Hasil penelitian pendukung lainnya
pemberian soal pretest tentang materi
adalah hasil penelitian Nasrudin, dkk.
stoikiometri yang terdiri dari 20 butir
(2015) yang menunjukkan bahwa siswa
soal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kesulitan memahami termokimia pada
pemahaman awal siswa pada materi
konsep membedakan perubahan entalpi
stoikiometri sebelum berlanjut ke
pembekuan dan perubahan entalpi
pembelajaran termokimia. Ternyata hasil
pelelehan (59,26%); hubungan energi
tes menunjukkan bahwa siswa masih
dalam dan entalpi pada persamaan
mengalami kesulitan pemahaman
termokimia (66,67%); hubungan entalpi
terhadap materi stoikiometri. Untuk
ikatan dan energi ikatan (59,26%);
mengatasi kesulitan tersebut, maka siswa
perubahan kapasitas panas (88,89%);
kelas XI-D (eksperimen 1) diberikan
perubahan entalpi dissosiasi ikatan
perlakuan yaitu pembelajaran remidi
(70,37%); dan perubahan entalpi jika
materi stoikiometri. Setelah itu, siswa
diketahui data kapasitas kalor (100%).
diajarkan tentang materi termokimia dan
Kesulitan siswa dalam memahami
diakhiri dengan tes akhir tentang materi
materi termokimia tidak lepas dari
termokimia.
adanya kesulitan pemahaman siswa
Pada tahap pembelajaran remidi
terhadap materi stoikiometri. Materi
stoikiometri, siswa kelas XI-D
stoikiometri merupakan konsep awal
(ekperimen 1) dibelajarkan menggunakan
yang harus dikuasai dengan baik oleh
metode pemecahan masalah (problem
siswa sebelum mempelajari materi
solving). Pembelajaran dilakukan selama
termokimia karena di dalam materi
2 (dua) kali pertemuan. Pada pertemuan
termokimia masih melibatkan konsep
pertama, siswa mempelajari kembali
mol, penyetaraan persamaan kimia, dan
konsep mol dan kaitannya dengan jumlah
prosedur aljabar. Jadi, jika siswa masih
partikel dan massa zat, sedangkan pada
mengalami kesulitan pada materi
pertemuan kedua siswa mempelajari
stoikiometri, maka siswa juga akan
kaitan antara konsep mol dengan volume
mengalami kesulitan belajar pada materi
keadaan standar (VSTP) dan volume non
termokimia.
standar (V). Dengan menerapkan metode

e-ISSN 2502-4787
128 EduChemia,Vol.3, No.1, 2018 Zakiyah, Ibnu, dan Subandi

pemecahan masalah (problem solving), BouJaoude & Barakat (2003), dan Toth
diharapkan pola berpikir siswa dalam & Sebastyen (2009) yang menunjukkan
memahami konsep stoikiometri akan bahwa pembelajaran remidi dengan
lebih terstruktur, sehingga siswa tidak menggunakan metode problem solving
akan mengalami kesulitan lagi dalam dapat meningkatkan prestasi belajar
mempelajari konsep/materi tersebut. siswa (kompetensi pengetahuan, sikap,
Setelah pembelajaran remidi keterampilan, dan keterampilan berpikir
stoikiometri selesai, siswa diberi kritis) dalam materi stoikiometri.
perlakuan berupa soal tes stoikiometri
Pembelajaran Remidi pada Materi
(posttest) dimana butir soal yang Termokimia
disajikan sama dengan soal pada pretest. Pembelajaran pada kelas XI-F
Selanjutnya, siswa mempelajari materi (eksperimen 2) juga diawali dengan
termokimia menggunakan metode pemberian soal pretest tentang materi
ceramah biasa. Pada akhir keseluruhan stoikiometri yang terdiri dari 20 butir
pembelajaran, siswa mengerjakan soal tes soal. Hal ini juga bertujuan untuk
termokimia yang terdiri dari 25 butir mengetahui pemahaman awal siswa pada
soal. Nilai/hasil akhir pembelajaran dapat materi stoikiometri sebelum berlanjut ke
dilihat pada Tabel 2 dimana dapat pembelajaran termokimia. Ternyata siswa
diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai kelas XI-F (eksperimen 2) juga
rata-rata siswa pada materi stoikiometri mengalami kesulitan pemahaman pada
setelah dilakukan remidi, yaitu dari 40,15 materi stoikiometri dan nilai rata-rata
menjadi 75,15. Hasil ini diperkuat untuk materi stoikiometri masih rendah,
dengan hasil uji statsitik Paired Sample t- yaitu sebesar 46,97 (Tabel 4). Berbeda
Test dimana nilai sig. (0,00) < 0,05 yang dengan kelas XI-D (eksperimen 1),
artinya ada perbedaan rata-rata nilai setelah pretest stoikiometri selesai, siswa
pretest dan posttest stoikiometri. kelas XI-F (eksperimen 2) langsung
Peningkatan nilai stoikiometri tersebut melanjutkan pembelajaran ke materi
berdampak pada nilai rata-rata siswa berikutnya, yaitu termokimia dan
pada materi termokimia, yaitu sebesar dilanjutkan pada tes termokimia (pretest).
84,33 dimana nilai tersebut sudah di atas Hal ini dimaksudkan agar peneliti
nilai KKM yaitu 70. Hasil penelitian ini mengetahui dampak dari kesulitan
sudah sesuai dengan hasil penelitian dari pemahaman siswa pada materi
Rohmah (2011), Ernawati, dkk. (2015), stoikiometri terhadap nilai termokimia.

e-ISSN 2502-4787
Analisis Dampak Kesulitas Siswa pada Materi Stoikiometri 129

Hasil penelitian menunjukkan bahwa data energi ikatan. Dengan menerapkan


kesulitan yang dialami siswa pada materi metode pemecahan masalah (problem
stoikiometri menyebabkan siswa juga solving), diharapkan pola berpikir siswa
kesulitan dalam memahami materi dalam memahami konsep termokimia
termokimia karena materi stoikiometri juga akan lebih terstruktur, sehingga
merupakan syarat untuk mempelajari siswa tidak akan mengalami kesulitan
materi termokimia. Hal ini sesuai dengan lagi dalam mempelajari materi tersebut.
penelitian Nakleh (1992) yang Setelah pembelajaran remidi
menjelaskan bahwa kesulitan siswa termokimia selesai, siswa diberi tes akhir
dalam memahami ilmu kimia termokimia (posttest) dimana butir soal
kemungkinan besar disebabkan karena yang disajikan sama dengan soal pretest
siswa tidak memiliki pemahaman yang termokimia. Nilai/hasil akhir
tepat terhadap konsep-konsep dasar ilmu pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 2
kimia. Untuk mengatasi kesulitan dimana dapat diketahui bahwa terjadi
pemahaman tersebut, siswa kelas XI-F peningkatan nilai rata-rata siswa pada
(eksperimen 2) diberikan perlakuan yaitu materi termokimia setelah pembelajaran
pembelajaran remidi pada materi remidi, yaitu dari 50,94 menjadi 79,65
termokimia. Setelah itu, pembelajaran dimana nilai tersebut sudah di atas nilai
diakhiri dengan tes akhir termokimia KKM yaitu 70. Hasil ini diperkuat
(posttest). dengan hasil uji statsitik Paired Sample t-
Pada tahap pembelajaran remidi Test dimana nilai sig. (0,00) < 0,05 yang
termokimia, siswa kelas XI-F (ekperimen artinya ada perbedaan rata-rata nilai
2) juga dibelajarkan menggunakan pretest dan posttest termokimia. Hasil ini
metode pemecahan masalah (problem juga sudah sesuai dengan hasil penelitian
solving). Pembelajaran dilakukan selama dari Hartantia, dkk. (2013), Sugita, dkk.
2 (dua) kali pertemuan. Pada pertemuan (2016), Cahyanto, dkk. (2016), dan
pertama, siswa mempelajari kembali Azzahra (2016) yang menunjukkan
konsep sistem, lingkungan, kalor reaksi, bahwa pembelajaran remidi dengan
entalpi, dan perubahan entalpi standar metode problem solving dapat
(25oC, 1 atm), sedangkan pada pertemuan meningkatkan minat belajar, pemahaman
kedua siswa mempelajari konsep kognitif, afektif, dan keterampilan
perhitungan perubahan entalpi (∆H) berpikir kritis dalam mempelajari materi
reaksi menggunakan Hukum Hess dan termokimia.

e-ISSN 2502-4787
130 EduChemia,Vol.3, No.1, 2018 Zakiyah, Ibnu, dan Subandi

Perbandingan Efektifitas Pembelajaran memperbaiki prestasi belajar siswa pada


Remidi Stoikiometri dengan
materi termokimia. Hal ini dibuktikan
Pembelajaran Remidi Termokimia
oleh hasil nilai rata-rata kelas pada
Penerapan pembelajaran remidi
pretest termokimia yaitu 50,94 (belum
dengan metode pemecahan masalah
tuntas), sedangkan nilai rata-rata kelas
(problem solving) terbukti dapat
setelah pembelajaran remidi dengan
membantu mengatasi kesulitan
metode (problem solving) pada materi
pemahaman siswa dalam mempelajari
termokimia meningkat menjadi 79,65
materi Kimia, baik pada materi
(tuntas) dimana nilai tersebut juga di atas
stoikiometri maupun termokimia. Hal ini
nilai KKM, yaitu 70.
dapat dilihat pada Tabel 2 dimana ada
Berdasarkan penjelasan tersebut
peningkatan prestasi belajar (nilai rata-
dapat dilihat bahwa pembelajaran remidi
rata) siswa pada kelas XI-D (eksperimen
dengan metode pemecahan masalah
1) dan kelas XI-F (eksperimen 2).
(problem solving) pada materi
Pembelajaran remidi dengan metode
stoikiometri memilki kecenderungan
problem solving pada materi stoikiometri
lebih efektif dibanding pembelajaran
(kelas XI-D) ternyata memiliki pengaruh
remidi dengan metode pemecahan
positif terhadap prestasi belajar siswa
masalah (problem solving) pada materi
pada materi termokimia. Hal ini
termokimia. Hal ini dibuktikan dengan
dibuktikan dengan nilai rata-rata pretest
hasil uji analisis pada uji Independent
stoikiometri yaitu 40,15 (belum tuntas),
Sample t-Test dimana nilai sig. (0,04) <
sedangkan nilai rata-rata kelas setelah
0,05 yang artinya ada perbedaan
pembelajaran remidi dengan metode
pengaruh metode pembelajaran yang
problem solving pada materi stoikiometri
diterapkan pada kedua kelas eksperimen.
meningkat menjadi 75,15 (tuntas).
Terbukti dari hasil akhir pembelajaran
Peningkatan tersebut berdampak kepada
dimana nilai rata-rata pembelajaran
nilai rata-rata pada materi termokimia,
termokimia kelas XI-D (eksperimen 1)
yaitu sebesar 84,33 (tuntas) dimana nilai
lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas XI-F
tersebut di atas nilai KKM, yaitu 70.
(eksperimen 2). Hasil ini sesuai dengan
Pembelajaran remidi dengan metode
penelitian Nakleh (1992) yang
(problem solving) pada materi
menyatakan bahwa kesulitan siswa dalam
termokimia (kelas XI-F) ternyata juga
memahami ilmu kimia kemungkinan
memiliki pengaruh positif untuk
besar disebabkan karena siswa tidak

e-ISSN 2502-4787
Analisis Dampak Kesulitas Siswa pada Materi Stoikiometri 131

memiliki pemahaman yang tepat terhadap mempelajari dan memahami suatu


konsep-konsep dasar ilmu kimia. Dalam konsep secara bersama-sama (berdiskusi
penelitian ini, materi stoikiometri dalam kelompok).
merupakan konsep dasar yang harus Dalam pembelajaran remidi dengan
dikuasai siswa sebelum mempelajari metode pemecahan masalah (problem
materi termokimia. Jika pemahaman solving) baik pada materi stoikiometri
siswa terhadap materi stoikiometri baik, dan termokimia, siswa belajar melalui
maka pemahaman siswa terhadap materi diskusi kelompok. Diskusi kelompok ini
termokimia juga akan baik. Siswa kelas dapat membantu meningkatkan nilai
XI-D (eksperimen 1) memiliki kebermaknaan pembelajaran, sehingga
pemahaman materi stoikiometri yang pemahaman konsep siswa lebih merata
lebih baik dibanding pemahaman siswa satu sama lain. Dari hasil penelitian dapat
kelas XI-F (eksperimen 2), sehingga diambil kesimpulan bahwa pembelajaran
prestasi belajar/nilai termokimia pada remidi dengan metode pemecahan
kelas XI-D cenderung lebih tinggi masalah (problem solving) pada materi
dibanding kelas XI-F. stoikiometri (kelas XI-D/eksperimen 1)
Hasil penelitian ini juga sesuai memberikan kebermakanaan belajar yang
dengan teori belajar Ausubel tentang 4 cenderung lebih baik dibanding
(empat) tipe belajar, salah satunya adalah pembelajaran remidi dengan metode
belajar menerima (ekspositori) yang pemecahan masalah (problem solving)
bermakna (Ahmad 2016). Pada tipe pada materi termokimia (kelas XI-
belajar ini, materi pelajaran yang telah F/eksperimen 2). Hal ini disebabkan oleh
disusun secara logis disampaikan kepada siswa kelas kelas XI-D (eksperimen 1)
siswa sampai bentuk akhir (konsep- memiliki pemahaman konsep dasar
konsep dalam materi termokimia), stoikiometri yang lebih baik (nilai rata-
kemudian pengetahuan yang baru rata 75,15) dibanding siswa kelas XI-F
tersebut dikaitkan dengan pengetahuan (eksperimen 2) (nilai rata-rata 46,97).
lain yang telah dimiliki (konsep-konsep Hasil ini juga sesuai dengan teori belajar
dalam materi stoikiometri). Ausubel yang menyatakan bahwa faktor
Kebermaknaan suatu pembelajaran juga yang paling penting dan mempengaruhi
dapat terjadi karena adanya hubungan siswa dalam belajar adalah apa yang telah
kolaborasi (kerjasama) di antara siswa, diketahui oleh siswa (pemahaman konsep
dimana siswa berusaha untuk dasar siswa) (Ausubel, 1968 dalam

e-ISSN 2502-4787
132 EduChemia,Vol.3, No.1, 2018 Zakiyah, Ibnu, dan Subandi

Ahmad, 2016). Jadi, keberhasilan siswa termokimia. Nilai rata-rata siswa tanpa
dalam memahami konsep-konsep dalam pembelajaran remidi adalah 50,94, dan
materi stoikometri menjadi faktor setelah siswa mendapatkan pembelajaran
penentu keberhasilan siswa dalam remidi stoikiometri, nilai rata-rata
mempelajari materi termokimia. Dengan termokimia siswa menjadi 84,33, dan
demikian, prestasi belajar siswa pada siswa yang mendapatkan pembelajaran
materi termokimia akan cenderung lebih remidi termokimia nilai rata-ratanya
baik jika dilakukan perbaikan/remidi sebesar 79,65. Pembelajaran remidi
pada konsep dasarnya, yaitu materi dengan metode pemecahan masalah pada
stoikiometri. materi stoikiometri cenderung lebih
efektif dibanding pembelajaran remidi
KESIMPULAN dengan metode pemecahan masalah pada
Berdasarkan hasil penelitian, materi termokimia.
konsep-konsep materi stoikiometri Berdasarkan hasil temuan dalam
dimana siswa mengalami kesulitan, yaitu penelitian ini, maka dalam melakukan
konsep persamaan reaksi, konsep mol, pembelajaran dengan metode pemecahan
dan konsep perhitungan dalam persamaan masalah pada materi termokimia,
reaksi. Kesulitan dalam memahami disarankan merancang desain/tahapan
materi stoikiometri berpengaruh terhadap pembelajaran yang lebih mendetail dan
hasil belajar pada materi termokimia. menerapkannya pada pembelajaran
Pemberian pembelajaran remidi materi stoikiometri. Disamping itu, jika
dengan menggunakan metode pemecahan akan melakukan pembelajaran pada suatu
masalah, baik pada pembelajaran materi materi kimia perlu memperkuat konsep-
stoikiometri maupun termokimia, konsep dasar agar konsep kimia lanjut
berpengaruh terhadap hasil belajar lebih mudah dipahami.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmad, 2016, ‘Belajar Bermakna Ayyildiz, Y, Tarhan, L. 2012, ‘The


(Meaningfull Learning)’, (Online), Effective Concepts on Students
diakses tanggal 29 April 2017, Understanding of Chemical
cepiriyana.staf.upi.edu/files/2016/02/ Reactions and Energy’, Journal of
bela-jar-bermakna.pdf. Education, Vol. 42, hh. 72-83.

e-ISSN 2502-4787
Analisis Dampak Kesulitas Siswa pada Materi Stoikiometri 133

Azzahra, SF, 2016, ‘Perbedaan Siswa Materi Termokimia Kelas XI


Peningkatan Keterampilan Berpikir IPA Semester Ganjil SMA Negeri 3
Kritis Siswa pada Materi Termokimia Boyolali Tahun Pelajaran
Melalui Pembelajaran Group dan 2015/2016’, Jurnal Pendidikan
Individual Problem Solving’, Jurnal Kimia (JPK), Vol. 5, No. 4.
Dinamika Pendidikan, Vol. 9, No. 2, Entang, M, 1993, ‘Diagnosa Kesulitan
hh. 99–108. belajar dan Pengajaran Remidial’,
Bakar, A, 2006, ‘Pengaruh Remidi Dirjen Dikti Depdikbud, Jakarta.
Menggunakan Metode Problem Ernawati, D, Ashadi, Utami, B, 2015,
Solving dan Tingkat Intelek terhadap ‘Upaya Peningkatan Prestasi Belajar
hasil Belajar dalam Menyelesaikan dan Kemampuan Berpikir Kritis
Soal Konseptual dan Algoritmik Siswa Kelas X MIA 7 dengan
Siswa Kelas II SMA Negeri 4 Menggunakan Metode Pembelajaran
Malang’, Tesis Tidak Diterbitkan, Problem Solving pada Materi
PPs Universitas Negeri Malang, Stoikiometri di SMA Negeri 1
Malang Sukoharjo Tahun Pelajaran
BouJaoude, S, Barakat, H, 2003, 2014/2015’, Jurnal Pendidikan
‘Students' Problem Solving Strategies Kimia (JPK), Vol. 4.
in Stoichiometry and Their Griffish, AK, & Preston, KR, 1992,
Relationships to Conceptual ‘Grade-12 Students’ Misconceptions
Understanding and Learning Relating to Fundamental
Approaches’, Electronic Journal of Characteristics of Atoms and
Science Education, Vol. 7, No. 3. Molecules’, Journal of Research in
Brady, JE, 1990, ‘General Chemistry Science Teaching, Vol. 26, No 6, hh.
Principles and Structure’, Fifth 611-618.
edition. John Willey & Sons’ Inc, Faradiba, I, 2010, ‘Identifikasi Kesulitan
New York. Siswa dalam Memahami Konsep
Cahyanto, MAS, Utomo, SB, Yamtinah, pada Materi Entalpi dan
S, 2016, ‘Penggunaan Model Perubahannya untuk Siswa Kelas XI
Pembelajaran Cooperative Problem SMA Negeri 1 Grati. Skripsi tidak
Solving (CPS) Dilengkapi Handout diterbitkan’, FMIPA UM, Malang.
untuk Meningkatkan Kemampuan Hartantia, RM, Hayus, ESV, Saputro,
Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar ANC, 2013, ‘Penerapan Model

e-ISSN 2502-4787
134 EduChemia,Vol.3, No.1, 2018 Zakiyah, Ibnu, dan Subandi

Creative Problem Solving (CPS) Keguruan, Universitas Isalam Negeri


untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Belajar Kimia pada Materi Pokok Sastrawijaya, T, 1998, ‘Proses Belajar
Termokimia Siswa Kelas XI.IA2 Mengajar Kimia’, P2LPTK, Jakarta.
SMA Negeri Colomadu Tahun Sirhan, G, 2007, ‘Learning Difficulties in
Pelajaran 2012/2013’, Jurnal Chemistry: An Overview’, Journal of
Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2, No. Turkish Science Education, Vol. 4,
2. No. 2, hh. 2-20.
Iskandar, SM, 2002, ‘Model Sugita, NTH, Ashadi, Masyukuri, M,
Pembelajaran Daur Belajar 2016, ‘Pengaruh Model Pembelajaran
Konstruktivistik dalam Ilmu Kimia Problem Solving dan Problem Posing
SMU’, Jurnal Matematika dan IPA terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari
Sekolah Menengah, Vol. 1, No. 1, hh. Kreativitas Siswa pada Materi
22-34. Termokimia Kelas XI SMA Negeri 1
Nasrudin, H, Suyono, Ibrahim, M, 2015, Karanganyar Tahun Pelajaran
‘Pembelajaran Termokimia dengan 2015/216’, Jurnal Pendidikan Kimia
Menginterkoneksikan Multipel (JPK), Vol. 5.
Representasi untuk Mereduksi Toth, Z, Sebastyen, A, (2009),
Miskonsepsi’, Disampaikan dalam ‘Relationship Between Students’
Prosiding Seminar Nasional Kimia, Knowledge Structure and Problem-
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Solving Strategy in Stoichiometric
Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015. Problems based on the Chemical
Polya, G, 1983, ‘How to Solve It’, Equation’, Eurasian Journal Physic
Princeton University Press, New Chemistry Education, Vol. 1, No. 1,
Jersey. hh. 8-20.
Rohmah, S, 2011, ‘Penerapan Wagner, EP, 2001, ‘A Study Comparing
Pendekatan Problem Solving dalam The Efficacy of a Mole Ratio Flow
Meingkatkan Hasil Belajar Kimia Chart to Dimensional Analysis for
Siswa terhadap Konsep Mol dalam Teaching Reaction Stoichiometry’,
Stoikiometri (PTK di Kelas X SMAN School Science and Mathematics,
2 Cisauk-Tangerang)’, Skripsi, Vol. 101, hh. 10–22.
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan

e-ISSN 2502-4787

You might also like