You are on page 1of 37
ASUHAN KEPERAWATAN GADAR KRITIS PADA TN "T” DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OP TRAKEOSTOMI HARI KE TUJUH DI RUANGAN ICU RSUD KOTA MATARAM TANGGAL 10 - 15 MEI 2021 € OLEH : MUHAMMAD BADRIN 058 STYJ 20 YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG NERS MATARAM 2021 LEMBAR PENGESAHAN ‘Nama: Muhammad Badrin Nim: 058 STYJ20 Prodi: Profesi Ners Judul TELAH DI SETUIUIPADA : ot 7 Hari/tgl : Ruangan Fl x ae Mengetahui Pembimbing Akademik C LApipad & Kepn News. ep > C ns. DIANA Serpawant keynes LAPORAN PENDAHULUAN POST OP TRAKEOSTOMI HARI KE TUJUH. A. ANATOMI TRAKEA ‘Trakea merupakan tabung berongga yang disokong oleh cincin kartilago. Panjang trakea pada orang dewasa 10-12 cm. Trakea berawal dari kartilago krikoid yang berbentuk cincin dan meluas ke anterior pada esofagus, turun ke dalam thoraks dimana ia membelah ‘menjadi dua bronkus tama pada karina. Pembuluh darah besar pada leher berjalan sejajar dengan trakea di sebelah lateral dan terbungkus dalam selubung karotis. Kelenjar tiroid terletak di atas trakea di setelah depan dan lateral. Ismuth melintas trakea di sebelah anterior, biasanya setinggi cincin trakea kedua hingga kelima. Saraf Jaringeus rekuren terletak pada sulkus trakeoesofagus. Di bawah jaringan subkutan dan menutupi trakea di bagian depan adalah otot-otot supra sternal yang melekat pada kartilago tiroid dan hioid. Gambar 1. Anatomi trakea B. DEFINISI TRAKEOSTOMI ‘Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding depan/anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas (Hadikawarta, Rusmarjono, Soepardi, 2004). Trakeostomi adalah tindakan membuat stoma atau lubang agar udara dapat masuk ke paru-paru dengan memintas jalan nafas bagian atas (Adams, 1997). Trakeostomi merupakan tindakan operatif yang memiliki tujuan membuat jalan nafas baru pada trakea dengan membuat sayatan atau insisi pada cinein trakea ke 2,3,4. Trakeostomi merupakan suatu prosedur operasi yang bertujuan untuk membuat suatu jalan nafas didalam trakea servikal. Perbedaan kata-kata yang dipergunakan dalam membedakan “ostomy” dan “otomy” tidak begitu jelas dalam masalah ini, sebab lubang yang diciptakan cukup bervariasi dalam ketetapan permanen atau tidaknya. Apabila kanula telah ditempatkan, bukaan hasil pembedahan yang tidak dijahit dapat sembuh dalam waktu satu minggu. Jika dilakukan dekanulasi (misalnya kanula trakeostomi dilepaskan), lubang akan menutup dalam waktu yang kurang lebih sama. Sudut luka dari trakea yang dibuka dapat dijahit pada kulit dengan beberapa jahitan yang dapat diabsorbsi demi memfasilitasi Kanulasi dan, jika diperlukan, pada rekanulasi; alternatifnya stoma yang permanen dapat dibuat dengan jahitan melingkar (circumferential). Kata trakeostomi dipergunakan, dengan kesepakatan, untuk semua jenis prosedur pembedahan ini. Perkataan tersebut dianggap sebagai sinonim dari trakeotomi. C. FUNGSI TRAKEOSTOMI Fungsi dari trakheostomi antara lain: 1. Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara sehingga mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilasi alveolus yang lebih efektif. Asal lubang trakheostomi cukup besar (paling sedikit pipa 7) Proteksi terhadap aspirasi . Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting pada pasien vo dengan gangguan pernafasan Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan ‘Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus respiratorius Mengurangi kekuatan batuk schingga mencegah pemindahan secret ke perifer oleh tekanan negatif intra toraks yang tinggi pada fase inspirasi batuk yang normal. awe D. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI TRAKEOSTOMI Indikasi dari dilakukannya ttrakeostomi antara lain: 1. Terjadinya obstruksi jalan nafas atas 2. Sekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis, misalnya pada pasien dalam keadaan koma. . Untuk memasang alat bantu pernafasan (respirator). Apabila terdapat benda asing di subglotis Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan nafas ( misal angina ludwig), epiglotitis dan lesi vaskuler, neoplastik atau traumatik yang timbul melalui mekanisme serupa yay 6. Obstruksi laring yang disebabkan oleh: Karena radang akut, misalnya pada laryngitis akut, laryngitis difterika, laryngitis ‘membranosa, laringo-trakheobronkhitis akut, dan abses laring Karena radang kronis, misalnya perikondritis, neoplasma jinak dan ganas, trauma . laring, benda asing, spasme pita suara, dan paralise Nerus Rekurens Sumbatan saluran napas atas karena kelainan kongenital, traumaeksterna dan interna, infeksi, tumor. Cedera parah pada wajah dan leher © Setelah pembedahan wajah dan leher Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menclan sehingga mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi Penimbunan sekret di saluran pernafasan. Terjadi pada tetanus, trauma kapitis berat, Cerebro Vascular Disease (CVD), keracunan obat, serta selama dan sesudah operasi - laring Gambar 2. Indikasi Tindakan Trakeostomi untuk Mengatasi Obstruksi Jalan Nafas Sedangkan untuk kontraindikasi dari trakeostomi antara lain adalah adanya infeksi pada tempat pemasangan, dan gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol, seperti hemofili. E. KLASIFIKASI 1. Menurut Lama Pemasangan a) Permanen (Tracheal Stoma Post Laryngectomy) Tracheal cartilage diarahkan kepermukaan kulit, dilekatkan pada leher. Rigiditas cartilage mempertahankan stoma tetap terbuka sehingga tidak diperlukan tracheostomy tube (canule). 1b) Sementara (Tracheal Stoma without Laryngectomy) ‘Trachea dan jalan nafas bagian atas masih intak tetapi terdapat obstruksi, Digunakan tracheostomy tube (canule) terbuat dari metal atau Non metal (terutama pada penderita yang sedang mendapat radiasi dan selama peleksanaan MRI Scanning). v Menurut Letak Insisi a) Insisi Vertikal Dilakukan pada keadaan darurat b) Insisi Horisontal. Dilakukan pada keadaan elektif. . Menurut Waktu Dilakukan Tindakan a) Darurat Tipe ini hanya bersifat sementara dan. dilakukan pada unit gawat darurat. Dilakukan pembuatan lubang di antara cincing trakea satu dan dua atau dua dan tiga. Karena lubang yang dibuat lebih kecil, maka penyembuhan lukanya akan lebih cepat dan tidak meninggalkan scar. Selain itu, kejadian timbulnya infeksi juga jauh lebih kecil. Menggunakan teknik insisi vertical. b) Non-Darurat Tipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan di dalam ruang operasi. Insisi dibuat di antara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4-5 cm. Menggunakan teknik insisi horizontal. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut : _ Waktu dilakukan Lama 0. Teknik Insisi Tindakan Penggunaan . es 1. | Darurat Sementara Vertikal, dibuat di antara cincin trakea 1 dan 2 atau 2 dan 3. 2. | Non-darurat Permanen, Horizontal, dibuat di antara cincin trakea 2 dan 3 sepanjang 4-5 cm. G. JENIS TINDAKAN TRAKEOSTOMI 1. Surgical trakeostomi, yaitu tipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan di dalam ruang operasi. Insisi dibuat di antara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4- Som. 2. Percutaneous trakeostomi, yaitu tipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit gawat darurat. Dilakukan pembuatan lubang di antara cincing trakea satu dan dua atau dua dan tiga. Karena lubang yang dibuat lebih kecil, maka penyembuhan lukanya akan lebih cepat dan tidak meninggalkan scar, Selain itu, kejadian timbulnya infeksi juga jauh lebih kecil. 3. Mini trakeostomi, yaitu pada tipe ini dilakukan insisi pada pertengahan membran Irikotiroid dan trakeostomi mini ini dimasukan menggunakan kawat dan dilator H.JENIS PIPA TRAKEOSTOMI 1. Cuffed Tubes; Selang dilengkapi dengan balon yang dapat diatur sehingga memperkecil risiko timbulnya aspirasi. 2. Uncuffed Tubes; Digunakan pada tindakan trakeostomi dengan penderita yang tidak mempunyai risiko aspirasi. Gambar 5. Uncufied Tubes Dua bagian trakeostomi ini dapat 3. Trakeostomi dua cabang (dengan kanul dalam); ihkan dan diganti dikembangkan dan dikempiskan sehingga kanul dalam dapat dibersi untuk mencegah terjadi obstruksi. 4, Silver Negus Tubes; Terdisi dari dua bagian pipa yang digunakan untuk trakeostomi jangka panjang. Tidak perlu terlalu sering dibersihkan dan penderita dapat merawat sendiri. Gambar 6. Silver Negus Tubes 5, Fenestrated Tubes; Trakeostomi ini mempunyai bagian yang terbuka di sebelah posteriornya, sehingga penderita masih tetap merasa bernafas melewati hidungnya. Selain itu, bagian terbuka ini memungkinkan penderita untuk dapat berbicara a Gambar 7. Fenestrated Tubes Uuran pipa Ukuran trakeostomi standar adalah 0 — 12 atau 24 - 44 French. Trakeostomi umumnya dibuat dari plastik, namun dari perak juga ada. Tabung dari plastik mempunyai lumen lebih besar dan lebih lunak dari yang besi. Tabung dari plastik melengkung lebih baik kedalam trakea sehingga iritasi lebih sedikitdan lebih nyaman bagi Klien, 1. TEKNIK TRAKEOSTOMI Sebelum dilakukan pembedahan, maka alat-alat yang perlu dipersiapkan adalah semprit yang berisi obat analgesia, pisau, pinset anatomi, gunting panjang yang tumpul, sepasang pengait tumpul, klem arteri, gunting kecil yang tajam serta kanul trakea dengan ukuran yang sesuai untuk pasien, Pasien atau keluarganya yang akan dilakukan tindakan trakeostomi harus dijelaskan segala resiko tindakan trakeostomi termasuk. kematian selama prosedur tindakan. Posisi pasien berbaring terlentang dengan bagian kaki lebih rendah 30° untuk menurunkan tekanan vena sentral pada vena-vena leher. Bahu diganjal dengan bantalan kecil schingga memudahkan kepala untuk diekstensikan pada persendian atalanto oksipital. Dengan posisi seperti ini Ieher akan Iurus dan trakea akan terletak di garis median dekat permukaan Ieher. Kulit leher dibersihkan sesuai dengan prinsip aseptik dan antiseptik dan ditutup dengan kain steril. Obat anestetikum disuntikkan di pertengahan krikoid dengan fossa suprasternal secara infiltrasi. Sayatan kulit dapat vertikal di garis tengah Ieher mulai dari bawah krikoid sampai fosa suprasternal atau jika membuat sayatan horizontal dilakukan pada pertengahan jarak antara kartilago krikoid dengan fosa suprasternal atau kira-kira dua jari dari bawah krikoid orang dewasa. Sayatan jangan terlalu sempit, dibuat kira-kira lima sentimeter. Dengan gunting panjang yang tumpul, kulit serta jaringan di bawahnya dipisahkan lapis demi lapis dan ditarik ke lateral dengan pengait tumpul sampai tampak trakea yang berupa pipa dengan susunan cincin tulang rawan yang berwara putih. Bila lapisan ini dan jaringan di bawahnya dibuka tepat di tengah maka trakea ini mudah ditemukan, Pembuluh darah vena jugularis anterior yang tampak ditarik ke lateral. Ismuth tiroid yang ditemukan ditarik ke atas supaya cincin trakea jelas terlihat. Jika tidak mungkin, ismuth tiroid diklem pada dua tempat dan dipotong ditengahnya, Sebelum klem inj dilepaskan ismuth tiroid diikat kedua tepinya dan disisihkan ke lateral. Perdarahan dihentikan dan jika perlu diikat. Lakukan aspirasi dengan cara menusukkan jarum pada membran antara cincin trakea dan akan terasa ringan waktu ditarik. Buat stoma dengan memotong cincin trakea ke tiga dengan gunting yang tajam. Kemudian pasang kanul trakea dengan ukuran yang sesuai. Kanul difiksasi dengan tali pada leher pasien dan luka operasi ditutup dengan kasa. Untuk menghindari terjadinya komplikasi perlu diperhatikan insisi kulit jangan terlalu pendek agar tidak sukar mencari trakea dan mencegah terjadinya emfisema kulit i> ip i auptastie, fasta otot al pian Fa a dom tpt Gambar 8. Prosedur Trakeostomi J. PERAWATAN PASCA TRAKEOSTOMI Perawatan trakeostomi meliputi: 1. Pembersihan secret atau biasa disebut trakeobronkial toilet, 2. Perawatan luka pada trakeostomi 3. Perawatan anak kanul 4, Humidifikasi untuk menjaga kelembapan Tujuan perawatan trakeostomi meliputi: 1. Untuk mencegah sumbatan pipa trakeostomi (pluging) 2. Untuk mencegah infeksi 3. Meningkatkan fungsi pernafasan (ventilasi dan oksigenasi) 4, Bronkial toilet yang efektif 5. Mencegah pipa tercabut Segera setelah trakeostomi dilakukan : 1. Rontgen dada untuk menilai posisi tube dan melihat timbul atau tidaknya komplikasi 2. Antibiotik untuk menurunkan risiko timbulnya infeksi 3. Mengajari pihak keluarga dan penderita sendiri cara merawat pipa trakeostomi Perawatan pasca trakeostomi sangatlah penting, karena sekret dapat menyumbat dan menimbulkan asfiksia. Oleh karena itu, sekret di trakea dan kanul harus sering diisap ke Ivar, dan kanul dalam dicuci sekurang-kurangnya dua kali schari lalu segera dimasukkan lagi ke dalam kanul luar. Bila kanul harus dipasang dalam jangka waktu lama, maka kanul harus dibersihkan dua minggu sekali. Kain basah di bawah kanul harus diganti untuk menghindari timbulnya dermatitis. Gunakan kompres hangat untuk mengurangi rasa nyeri pada daerah insisi. Pasien dapat dirawat di ruang perawatan biasa dan perawatan trakeostomi sangatlah penting. How to Suction a Tracheostomy Tube Gambar 9. Prosedur perawatan tracheostomy tube K.KOMPLIKASI TRAKEOSTOMI Komplikasi dini yang sering terjadi adalah perdarahan, pneumotoraks terutama pada anak-anak, hilangnya jalan nafas, penempatan kanul yang sulit, laserasi trakea, ruptur baton, henti jantung sebagai rangsangan hipoksia terhadap respirasi dan paralisis saraf rekuren. Perdarahan terjadi bila hemostasis saat trakeostomi tidak sempuma serta disertaii naiknya tekanan arteri secara mendadak setelah tindakan operasi dan peningkatan tekanan vena Karena batuk, Perdarahan diatasi dengan pemasangan kasa steril sekitar kanul. Apabila tidak berhasil maka dilakukan ligasi dengan melepas kanul. Emfisema subkutan terjadi di sekitar stoma tetapi bisa juga meluas ke daerah muka dan dada, hal ini terjadi arena terlalu rapatnya jahitan luka insist sehingga udara yang terperangkap di dalamnya dapat masuk ke dalam jaringan subkutan pada saat penderita batuk, Penanganannya dilakukan dengan multiple puncture dan longgarkan semua jahitan untuk mencegah komplikasi lanjut seperti pneumotoraks dan pneumomediastinum. Sedangkan komplikasi pasca trakeostomi terdiri atas kematian pasien, perdarahan lanjutan pada arteri inominata, disfagia, aspirasi, pneumotoraks, emfisema, infeksi stoma, hilangnya jalan nafas, fistula trakeoesofagus dan stenosis trakea. Kematian pasien terjadi akibat hilangnya stimulasi hipoksia dari respirasi. Pasien hipoksia berat yang dilakukan tindakan trakeostomi, pada awalnya pasien akan bernafas lalu akan terjadu apnea. Hal ini terjadi akibat deinervasi fisiologis dari kemoreseptor perifer yang dipicu dari peningkatan tekanan oksigen tiba-tiba dari udara pernafasan. Secara sistematis, komplikasi dari trakeostomi antara lain: No.} Waktu Komplikasi + Haemorrhage (pendarahan). + Rasa panas pada jalan nafas + Cedera pada trakea dan laring + Cedera pada struktur trakeal 1. | Intaoperai¢ | 7 Pmbeludare + Apnea + Henti jantung + Perforasi + Ruptur pleura viseralis © Sumbatan darah/seeret + Emfisema subkutan + Pneumotoraks / pneumomediastinum * Tabung berpindah « Tabung tersumbat © Infeksi luka « Trakea nekrosis * Pendarahan sekunder + Masalah menelan 2. | Postoperatif ¢ Obstruksi jalan nafas atas © Infeksi 3. | Jangka panjang| © Fistula trakeoesofagus ¢ Stenosis trakea ¢ Iskemia atau nekrosis trakea Gambar 10. Komplikasi trakeostomi . Trakea tertekuk ke depan ‘Tukak dinding depan trakea karena ukuran kanul terlalu besar Emfisema subkutis karena dislokasi kanul Tukak karina karena kateter isap Manset ditiup terlalu kuat sehingga menyebabkan penutupan kanul ( herniasi akibat BOO Dp ditiup berlebihan ) Manset kanul terlepas di trakea G. Nekrosis cincin trakea karena manset ditiup terlalu kuat Cedera dinding belakang (hati — hati fistel trakeo-esofagus) H. L. PENGKAJIAN KEPERAWATAN Pengumpulan data tergantung pada patofisiologi dan/atau alasan untuk dukungan bantuan ventilasi (trakeostomi), misalnya trauma dada (pneumothorax, hemothorax). . Aktivitas/istirahat Gejala : dispnea dengan istirahat ataupun aktivitas Sirkulasi Tanda : takikardia, frekuensi tak teratur, nadi apical berpindah oleh adanya penyimpangan medaistinal. TD hiper/hipotensi 3. Makanan/cairan Gejala : anorexia (mungkin karena bau sputum) Tanda : pemasangan IV line, Nn 4, Nyeri/kenyamanan Gej bernafas ‘Tanda ; berhati-hati pé 5, Pernafasan Gejala : Tand ala : nyeri area Iuka trakeostomi, nyeri dada unilateral meningkat ki (trakeostomi), secret pada selang trakeostomi 6. Hygiene Tanda : kemerahan area luka trakeostomi 7. Interaksi social Tanda keterbatasan mobilitas fisik. M. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif 2. Resiko infeksi 3. Intoleransi aktifitas N. INTERVENSI KEPERAWATAN MENURUT SLKI, SIKI (2018). arena batuk atau ada area yang sakit, perilaku distraksi, mengkerutkan wajah Kesulitan bernafas, batuk (mungkin gejala yang ada), riwayat trauma dada. eningkatan frekuensi nafas, kulit cyanosis, penggunaan ventilasi mekanik ketidakmampuan mempertahankan suara karena distress pernafasan, Diagnosa Keperawatan ‘Standar Luaran Keperawatan ‘Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Indonesia Bersihan jalan nafas | Setelah dilakukan —_tindakan | Latihan Batuk Efektif (1.01006) 1. Observasi tidak efektif keperawatan selama 3x24 jam di harapkan bersihan jalan’ nafas meningkat dengan kh : 1. Proteksi sputum menurun 2. Batuk efektif meningkat 3. Frekuensi nafas membaik 4, Pola nafas membaik © Identifikasi kemampuan batuk © Monitor adanya retensi sputum © Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas Monitor input dan output cairan ( mis. jumlah dan karakteristik) 2. Terapeutik Atur posisi semi-Fowler atau Fowler Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien Buang sekret pada tempat sputum: . 3. Edukasi © Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif Anjurkan tarik napas dalam Manajemen Jalan Nafas 1 melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3 Kolaborasi Kolaborasi_ pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu Observasi Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas) Monitor bunyi napas tambahan (mis, Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma) Terapeutik Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin- lift Gaw-thrust jika curiga trauma cervical) Posisikan semi-Fowler atau Fowler Berikan minum hangat Lakukan fisioterapi dada, jika perlu Lakukan —penghisapan lendir kurang dari 15 detik\ Lakukan hiperoksigenasi sebelum Penghisapan endotrakeal Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill Berikan oksigen, jika perlu Edukasi Anjurkan asupan cairan 2000 mV/hari, jika tidak kontraindikasi. ‘Ajarkan teknik batuk efektif Kolaborasi Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu. Resiko infeksi Seislah ~~ dilakukan __tindakan | Pencegahan infeksi keperawatan sclama 3x24 jam di | Observasi: harapkan resiko infeksi menurun| © — Monitor tanda gejala infeksi dengan kh : Jokal dan sistemik 1. Kadar sel darah putih membaik —_ | Terapeutik 2. Bersihan tangan meningkat ¢ Batasi jumlah pengunjung, 3. Sputum berwarna hijau menurun © Berikan perawatan kulit pada 4, Pertahankan — tehnik aseptik daerah edema meningkat Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan Tingkungan pasien © Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi Edukasi © Jelaskan tanda dan gejala infeksi ¢—Ajarkan cara memeriksa Iuka © — Anjurkan meningkatkan asupan cairan Kolaborasi Kolaborasi pemberian imunisasi, Jika perlu Toleransi Toleransi Aktivitas Manajemen Energi Aktivitas Ekspektasi: meningkat Kriteria Observasi hasil: ‘* Identifikasi gangguan fungsi 1. Frekuensi nadi meningkat tubuh yang mengakibatkan kelelahan ‘© Monitor kelelahan fisik dan emosional © Monitor pola dan jam tidur mengakomodasi aktivitas yang dipilih Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. Ambulasi, mobilisasi, dan perawatan diri), seswai kebutuhan Fasilitasi ativitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, energi, atau gerak Fasilitasi aktivitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif’ Tingkatan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot Fasilitasi aktivitas dengan komonen memori implisit dan emosional (mis. kegiatan keagamaan khusus) untuk pasien demensia Libatkan dalam permainan kelompok yang tidak kompetitif, terstruktur, dan Edukasi Kolaborasi Rujuk pada pusat atau program aktivitas aki ‘Tingkatkan keterlibatan dalam aktivitas rekreasi dan diversifikasi untuk menurunkan kkecemasan (mis. vocal group, bola voli, tenis meja, jogging, berenang, tugas sederhana, permainan sederhana, tugas rutin, tugas rumah tangga, perawatan diri, dan teka-teki dan kartu) Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu Fasilitasi mengembangkan motivasi dan penguatan diri Fasilitasi pasien dan keluarga ‘memantau kemajuannya sendiri ‘untuk mencapai tujuan Jadwalkan aktvitas dalam rutinitas sehari- hari Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu ‘Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial, spiritual, dan kognitif dalam menjaga fungsi dan kesehatan Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, erty OL eee) 4 v F Ma ea ay Dank pay Raf Sf arty, bah ot ba pafatn bend, otlebnn, op barks = Banke in feeluary dan fan erased 7 pon f obebip)- Bre beppefesin = Yisap mergeuroban Lay Tan Memabas Penpt gon sehr Pa] Fyfegein fetrang ber, (road Rotor 3197 Baneny eae 4 Spaogs Feber flea ee apeln Porthegen [Pera Mhe en “Pins ae ie, EE bho fei) | by Pooh ( satay Pamriptron fuk 2 armed Pifivdey ln nemhipa med. teat Porayy J ‘tan i Norma) Pte foe ribet Ronfap meta farang! =" Pe = Pspareg HET = = fye ’Odak erbay. —_ perperation puchoan « TH LAPORAN PRAKTIK STIKES YARSI MATARAM OS rite iti ya erie a4) Aste pte ele repo wueteh thr elaine pasten Wag opapan peven in peal wash merpalone’ Pitanan ee fete 2) Porgefrhuan Porto "Rlesrge pre Al Polen fo ois Popa eg, sfeler te Kee: by Var hago h Pin vitngg Tefen partin Vel— hak Corpo fey Boer ptp ead Penal PLyapttords tae: Tek arebat fod May yra bod ©) puck k Pin pei Pee Wale negoherts Phe olin PoP] ns Bea 4h a) Ff Tele. Hi Pale aap aie ng Ate hd te iid | opel Perena Pena Beh 1S) Dok fempjang (ihe Prornfrer frvjny) - % Aap mT Gang, 2 dct Mths Gf Fal Mel" Pend. WA Tegel Piakean + (0 hat Oo) pile iy 22a wife Nana Tay | anal bee 7 0° Sh0- lo-Lo Nu a4 7 gee Lyne ib 7 Ro fore Hen a oy ao Tho Ear % 20-40 tan? Z 00-20 Ney abe sae hfe (mB xO oe e Son WM oe 5 Eig er Yae Ows- O40 ea 0-0 -@1o AR O60 yp PR 0:00 = $099 4g | | Ree 3-8t Af0*3/ut. 4-40-L°Fo re Z Re All. B= TFB fee LE 56+} Z Foo ~ So “ack 3 zt “%0- OO meac 4 Rs 3 2-0 -2a-O RoC RE Ale FED D Abu ~ a> RE % Ul -faty 6 Row TB. Ft 270-0 | Pr alo YeASfut (& - 96d [ Up, OE iL 6.8 ~forr Pht kee Gio Po PE O28 % & -[oB~ 0-202 [# ALY oR ae b-e- to 4c % Og % OO -2+0 ik Aly 2-03 X/or TL 6:00. B26 bt Liew oly [0a 6:00" O-RD LAPORAN PRAKTIK STIKES YARSI MATARAM | Taropal 2 10 Muy S00) 3 Hey 2081 | Poy 2 (ew — peste Apuran Pap Cae pel BE vlog &C fog far MF | a Partopmzae (amp par Ll Ye Cofeesnne shed ey 6, for we g | npr manifey (eo te glen 4 S| ay. Cop ftacone aw ns 21a Poder eos fie w 7 _| he poracefonet | 0 4 fom U 4 6 | ly. ondandenpron 4 mg pe jem w P| rep sedan 7 ms Ayn w to | lof Senrbagerth - (ar Lb Ww [fa Ta Reaping prin of | sp i — Jungit Cal - ip oper het © Gaon Priteteid 0g feterg A fosuat Catan tor indarg rétetim slo Claniky . Caton [nfo Oh fra kar Ula tenants Catray Yar brlane, MetgcretXt| ee Cenbarganefibrretit, Jan tnenpog a fab agar Tefep Terdebdeary chergan balk — unghatav 2) yy: Pattepro 20k 7 ob unlit inerekikan feehbeoy ch aa Ayan karturn , Seperty myerp. fetit para Ul kr Lut tnerehn | 7 ae yang kfm okngn Com reompatta, (uyeoya Fone, a) ay Crficote ch OU bernaitn Plepenpd ment efe _tntap elytra) Ofek, menpertaleukar Funaty Ofak Sara herwat - "i Lebaron 9) tages Monthy + Catran rile ylang Hganakan wirak beogy, clap, Fiberon dala aan Cpee (Hebavan intra Keane ) bofa tata ~ a) y- (Finaxone > Yan, beber, inn C aon Bay Ppubrbu Eehien thy a Ei fae 2 UF: fritacefanel al. aa LAPORAN PRAKTIK yy. Poiken = Ure. meicageh adn teredlh frefara pode perstertya Mapebst fexfs laf epi # ti a recede rfary yg Dergsien Pumbeny ith Page Jo EF oternns be way En Yun fab, eeiframpin wet ofl. aa Kame , iy fee — STIKES YARSI ee it (eee 9) aap teat ata ree Tare takh Yengan lnlent fan 6) ly. Tntagek 3 eid Ye tore "1 gk Font — Ty. Norepineprrine _: AMWAUSA_DATA een ETotogy PRostet Rleaye potty, eben ape oe (Pabst Hlangalena Pat op ee ‘fy Fejtulfers berma pos ot Farens Gh + Adam/n _Berc acing ner yen of Opa = Prefer apouton merino - Gah Tob RAE Rerellan yalon haPES = Teh tafe. THR peiig ~Pahn Lenk lbhen fie © Pergesgah Yara Wap PerBohan cheering - ep poetnagrsrn Spt fone, _Perenycuter a este Fa Jrecatom) lotr» 7 - Pat oF tn Reaifoo inpaeet a = Bing ‘i ped fade =f rapenr bor bet (eter Seer t t ime Hi 90, wate, lO Phot Rie ngelt. GP ylmp _<& Boa 80. | foe (m4 | F Lh 82 eS foapgh erwarna Ai pe eda lnfrferanst oe seat + Atte te Keveben peri 6 + Uiobenes Abeta - : et pei Pd | “pe ampit Ferbarieg letras: ake Tapa ow ie Pr Mowe 207 RENCANA KEPERAWATAN DIAGNOSA TUJUAN Let ae eet ware rttskakon alos INTERVENSL Tp Feaek [erage pa nT ae ‘lokan icon Teralap | Bartle PA al deman_KH- wliay geedane, = Tah fee nah a pe mn Aa S feet Mp fetal Fi 1 - ng Pay ni » Pregryp™ Tebih door IF 2) Tantfor fam Cafe asarno,, peumlab peered D4 Guapo pelak ay Leer) fo 4 bearper dll DB) yg ig up Ties debede Rei pedal_|teeel Th it iat ina ’ og erga red Teh Menard HE a “eT wo Ape = Pek vel to on ma ik a Vepifan "roel yh la kar aca Fegan venregley io Lain UY Ol Pre in t ee fa feed tips bop Le ponds dey gels op $ abi CanR, aan Take Ayah. preys Wo RENCANA KEPERAWATAN [ DIAGNosa KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA og TNTERVENS! nti CAH ion Lega Ota ae yy ¥ Cafof: tie ie ik (ath » NRO) 3 fokeransy Pets 2) Hon por fey wre YD "ana ve aha [ah (lth fear on aah 7 men xy borer Tphhy euring ir? fan an. pele ean fStotwdo~ IMPLEMENTASI KEPERAWATAN HARUTGL| _DIAGNOSA RESPON HASIL, TAPE /JAM. erotica 7 eA Be | qhewm, fo | Berezhan palo shaeryas] ys See eae Sy Metra To |e) 2: Ep Sa alt, [Pe feveo CHAE ot fs p) Meter (for Wa ered 0% | 3 a ePafen * lO7* Wane ob ede fingbn| Petoh «072 Pe ol 2 al” cr a ign a se ig finyqfean - . ZL) tumanifor da, Cutt |0) oprd Grttum fe byrosss gp Berna, pmtah Weerees Peres peer xt Bee ‘ts See | ils — eat ts (4/209) ap eksy Anan for Re iF Remtrahan . [J 7-20 yds Oe ot Opel 7H bee) ) fay peal 2) Pe en x ” "pura. ew Fath Pex dbhed WT fettden Peawalen area prefect Drokees Tom, Wy pith te pds 5) thelun fe oS i oats 7 0 — neudak om cheyean I) Ticapele in tobe tm (2) Soar Fanaa Weroerph c | teh Pensa) fan 4 te Foner) Feaihe hin tome [Wein | aafolerand] [0 wes] APR | vn Fk. ay hi J Rilo st bat : REE at fo Ba lk fae Ral legs _penlenhs roe hyping Fe Pein toa | bo Wee yp) neladnfn frroperoya ¥) FETE "¢ balk, So fp ey | 4 ibe IMPLEMENTASI KEPERAWATAN HARI/TGL DIAGNOSA | JSAM. KEPERAWATAN IMPLEMANTASIL RESPON HASIL POEAE | Yelore, e | Bertthon Jen FY Uesgetser ox] BA pete 1) Readaas Uren _teonden.| _pr' Dre, 03 | Pap Palak |) Mb otreryart” rte 2) TO» Kiofhy mts YR IBLF oe 2 : 8 Fee] (nde) opr? 98% Ry Melapulten_Prezoe Dale laps ermal fet 2 i apa ee tale hopes (tn nuh oe : A Memanifor Warm |y) Carne Pelypar capo mda Vee Paral Jetila ob 2 oe W) [ebrorair 0 enberoe Ty [aya feel resp _,| C7 Pay Myth getial elie Phar weohon | ba Toflg| i) meencedlor Forde, AED Palys Femetlen Hey Whe ao Dope Khon ore Fropecsfos Vp en) vy a] Mentue, Paenan idan |x] Pest amen fee afherd Jay Taludah Frdapalem fits? e/ uae porater |) Bf Bec Tha yd ae putes _|¥) Ae, Poche op hy anno] _Bepere, y ei Fre % don “5 “tofon ¢ Lye iad oF bop Peta] Kes Sat pas fee. faa | Tewporend | maura |r) Tecnect pon Jn, Tet doy | APES. Uson - real Pia a) Wea ade, ao 3) eae WT Fl_\( Ley. w Keele” |" Pefuben al Fra top hed ban Tg a an ‘San 6 Mob lAST Paster oxiring feller Pade poe Hd 1 GY Pte fur engerefy lea phat, ‘Bhar qersn Lenfoen 9 Fevea pehey IMPLEMENTASI KEPERAWATAN HARUTGL | _DIAGNOSA /JAM__| KEPERAWATAN IMPLEMANTASL RESPON HASIL, DAcar | Rabe | Betilar flay | O.Tivapbsens/aat_ Ba fet, 7 Reatletn toon fowl - met a0) | Taper Yniof- |e) Debyokveryait rv e%. Bip od Kp ac x fal ete f ge Oe ee [66 ra DRA 27 Premtenifor werne Jon _|3) wenn, Pebijavan— Pala : 2 rl paps Fs fon _ 1 fey Rll ek. D} eno Tehnk [EY Prsten Fife edo, ey lene yi RoE TE T teentbor Fonda Sex|) Tipo Hk adh femer Fie] 3637 lr ep lope ion Hes i tra Pees fom mail pam ie) Meankaybar Pawaton [aD flier juoies fa: Fait [4 nen Fralent — vehap Pig Lacs. Pn ; 3) Hence pbiln ir deh die (eae GY renbapy ppumlah mergertl Peegenputa ne “Wade 1 or PR | lifekrett alan Peace, This asf | afeteptfe _|E) Pionlfor endiar unum IY Renduct amon fet. An. Lm Be a) Tren denlgleo-d] _, bi) dae aber txtery don _| Nose ve,“ nyfer| Fehon on Tigh [Ls : g Hep pelea |x) [efengg inewberfc lar [o~ ment Fe on peprafen pbofrire y)_meetihalton FY w) a ea EVALUASI ARUTGL/JAM KEPERAWATAN EVALUASL PARAF, Rersfhon jalan | paste, Fan Naga Hak They fe Hae wher is CHR os Dirfurany = Fir lemar Dear dohtee 3079, fe ig 08 io TA atearlon ? pips TAREE hot F< begdeh bulon dere) Pi Biherventy ff Tayut han Saedebuton Poy rgpan to hs menraheap. aa Pesfio Popeko — Bae o* fica tanh pth mumbo e Saver Trekeapont Pap Bes arm tun forth Pefyjavan = 1) fey Wr! Bere re MI ap Pres a STAR Dera Pb PrPT] (Hort) Ax pasahak jeri loan P= Dhol ost F lenpulpe - har wid IN CRET akon soereitin Praecthoms Pop (a= relearn [ obdwiner - negli Pe ok het how oO: a ax Jereyyr vi Ae Fels po wef foe geen dle = Mel bal (7).

You might also like