You are on page 1of 11

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

PADA TATANAN RUMAH TANGGA MASYARAKAT USING


(Studi Kualitatif di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi)

A Qualitative Study in Kemiren Village, Glagah Sub District, Banyuwangi Regency

Husni Abdul Gani1, Erdi Istiaji2, Prita Eka Pratiwi3


123Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember

Abstract

The research was proposed by Gani, et al (2013:12) about “Desain Kawasan Sehat untuk
Wisata Budaya Using di Kabupaten Banyuwangi” was calculated the use of health toilet is
54%, the use of quite health toilet is 37%, and the use of not-health toilet is 9%. Furthermore,
this research also calculated the behavior of using clean water is 94% and 63% not using
trash can. The purpose of this study was to analyze PHBS Using community includes
predisposing, enabling, reinforcing based on three indicators of PHBs that apply to defecate
in latrines, using clean water, and dispose of waste in place. This research is a qualitative
descriptive study. Some techniques of data collection are applied in this research; in-depth
interview, documentation, and observation. Determination of the informants in this research
used purposive technique. The results showed that people still have the habit Using defecate
in the river, people using clean water sourced from mountain springs, the habit of not sorting
garbage and dispose of garbage in the river. The village head required that every home
should have latrines to reduce the habit of people to defecate in the river. Mother village
heads who were members of the PKK had been doing counseling about recycling but the
response was still not appropriate. There is a tradition in Kemiren rabo wekasan. This
tradition bequeathed 1 cultural values that spring must be maintained by cleaning.

Keywords : Healthy and Clean Lifestyles, Defecate, Clean Water, Trash

Abstrak

Penelitian yang dilakukan oleh Gani, et al (2013:12) yang berjudul ”Desain Kawasan Sehat
Untuk Wisata Budaya Using Di Kabupaten Banyuwangi” didapatkan hasil perilaku
menggunakan jamban sehat 54%, menggunakan jamban kurang sehat 37%, menggunakan
jamban buruk 9% selain itu didapatkan pula hasil perilaku penggunaan air bersih 94%,
tidak menggunakan tempat sampah 63%. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis PHBS
masyarakat Using meliputi faktor predisposing, enabling, reinforcing berdasarkan 3
indikator PHBS yaitu menerapkan BAB di jamban, menggunakan air bersih, dan
membuang sampah pada tempatnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, dokumentasi, dan observasi.
Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masyarakat Using masih memiliki kebiasaan BAB di sungai,
masyarakat menggunakan air bersih yang bersumber dari mata air pegunungan,
kebiasaan tidak melakukan pemilahan sampah dan membuang sampah di pinggir sungai.
Kepala desa mewajibkan setiap rumah harus memiliki jamban untuk mengurangi
kebiasaan masyarakat BAB di sungai. Ibu kades yang tergabung dalam tim penggerak PKK
sudah melakukan penyuluhan tentang daur ulang sampah namun respon yang diharapkan
masih belum sesuai.

Kata Kunci : PHBS, BAB, Air Bersih, Sampah


1. Husni Abdul Gani adalah Bagian PKIP Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
2. Erdi Istiaji adalah Bagian PKIP Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
3. Prita Eka Pratiwi adalah Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember

25
26 Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015

PENDAHULUAN kesehatan 96%, memberikan ASI


eksklusif kepada bayi 78%, menimbang
Salah satu upaya menuju kearah balita secara rutin 86%, menggunakan
perilaku sehat dengan melalui satu air bersih 100%, mencuci tangan dengan
program yang dikenal dengan program air bersih dan sabun 81%, menggunakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) jamban sehat 56%, memberantas jentik
yang dilaksanakan secara sistematis dan nyamuk 83%, makan sayur dan buah
terkoordinir. Program Perilaku Hidup setiap hari 87%, aktivitas fisik secara
Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan teratur 92,5%, dan tidak merokok di
bentuk perwujudan untuk memberikan dalam rumah 63% (Dinkes Banyuwangi,
pengalaman belajar atau menciptakan 2014) [3].
suatu kondisi yang kondusif bagi Menurut data profil Desa
perorangan, keluarga, kelompok dan Kemiren tahun 2012 jumlah keluarga
masyarakat untuk meningkatkan memiliki WC yang sehat 167 keluarga,
pengetahuan, sikap dan perilaku agar memiliki WC yang kurang memenuhi
dapat menerapkan cara–cara hidup sehat standar kesehatan 224 keluarga, jumlah
dalam rangka menjaga, memelihara, dan keluarga biasa BAB di
meningkatkan kesehatan. sungai/parit/kebun/hutan 514
Berdasarkan hasil Riskesdas keluarga,dan jumlah keluarga yang
2013 proporsi nasional Rumah tangga menggunakan fasilitas MCK umum 94
dengan PHBS baik adalah 32,3%. keluarga. Cakupan pemenuhan
Terdapat 20 Propinsi yang masih kebutuhan air bersih meliputi keluarga
memiliki Rumah Tangga dengan PHBS yang menggunakan sumur gali sebanyak
baik dibawah proporsi nasional. Proporsi 64 keluarga, pelanggan PAM 448
tertinggi pada DKI Jakarta (56,8%) dan keluarga, mengunakan perpipaan air
terendah pada Papua (16,4%). Terdapat kran 274 keluarga, menggunakan hidran
20 dari 33 provinsi yang masih memiliki umum137 keluarga, dan menggunakan
rumah tangga PHBS baik di bawah air sungai 109 keluarga (Profil Desa
proporsi nasional [1]. Kemiren, 2012:25-26) [4].
Kabupaten Banyuwangi Penelitian yang dilakukan oleh
merupakan bagian paling timur dari Gani, et al (2013:12) yang berjudul
wilayah Propinsi Jawa Timur yang ”Desain Kawasan Sehat Untuk Wisata
ditinggali oleh beberapa suku, salah Budaya Using Di Kabupaten
satunya adalah Suku Using. Desa Banyuwangi” didapatkan hasil perilaku
Kemiren adalah satu-satunya desa yang menggunakan jamban sehat 54%,
mampu mempertahankan tradisi yang menggunakan jamban kurang sehat 37%,
terletak di Kecamatan Glagah. Data dari menggunakan jamban buruk 9% selain
Dinas Kesehatan Banyuwangi pada tahun itu didapatkan pula hasil perilaku
2013 menunjukkan, sebanyak 20.176 penggunaan air bersih 94%, tidak
balita terserang diare dan 200 lainnya menggunakan tempat sampah 63% [5].
menderita cacingan [2]. Data dari Dinas Penelitian Septianingrum (2014:111)
Kesehatan Banyuwangi tahun 2014 yang berjudul “Gambaran Kondisi
menunjukkan bahwa di Puskesmas Kesehatan Lingkungan Rumah Adat
Paspan sebanyak 6192 KK sehat (52%). Using Desa Wisata Using Kemiren
Pertolongan persalinan oleh tenaga Kabupaten Banyuwangi” menunjukkan
Husni Abdul Gani : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) ….. 27

bahwa masyarakat Suku Using memiliki METODE PENELITIAN


sarana air bersih namun bukan milik
sendiri dan memenuhi syarat kesehatan Penelitian ini merupakan
sebanyak 58,75% dan tidak memiliki penelitian deskriptif dengan pendekatan
jamban sebanyak 57,5%, mempunyai kualitatif. Lokasi penelitian adalah di
sarana pembuangan air limbah namun Desa Kemiren, Kecamatan Glagah,
dialirkan ke tempat terbuka Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini
sebanyak 48,75%, serta tidak memiliki dilakukan pada bulan September 2015.
tempat sampah 47,5%. Selain itu Penentuan informan dalam penelitian ini
didapatkan pula hasil kebiasaan menggunakan teknik purposive sampling.
masyarakat buang air besar di sungai Terdapat tiga informan dalam penelitian
85%, kebiasaan membuang sampah ke ini yaitu informan kunci (Kepala desa
sungai 67,5%, dan sebanyak 97,5% Kemiren), informan utama (delapan
memiliki rumah adat Using berstatus orang warga desa kemiren) dan
tidak sehat [6]. informan tambahan (seorang kepala adat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Using, dua orang Kepala Dusun, dan
di rumah tangga adalah upaya untuk seorang sekretaris desa kemiren). Teknik
memberdayakan anggota rumah tangga pengumpulan data yang digunakan
agar mengetahui, mau dan mampu dalam penelitian, antara lain wawancara
mempraktikkan perilaku hidup bersih mendalam , observasi dan dokumentasi.
dan sehat serta berperan aktif dalam Teknik penyajian data yang digunakan
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS dalam penelitian ini adalah dalam bentuk
tatanan rumah tangga meliputi uraian kata-kata dan kutipan-kutipan
pertolongan persalinan oleh tenaga langsung dari informan. Teknik
kesehatan, memberikan bayi ASI keabsahan data dalam penelitian ini
eksklusif, menimbang balita secara adalah teknik triangulasi dengan sumber.
teratur, menggunakan air bersih,
mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, menggunakan jamban sehat, HASIL PENELITIAN
memberantas jentik nyamuk, makan
buah dan sayur setiap hari, olahraga Informan dalam penelitian terdiri
secara teratur, tidak merokok di dalam dari seorang informan kunci, delapan
rumah, dan membuang sampah pada orang informan utama, dan empat orang
tempatnya. Pada penelitian ini hanya tiga informan tambahan. Dalam penelitian ini
indikator yang di teliti meliputi: BAB di informan utama yang dimaksud yaitu
jamban, menggunakan air bersih, dan warga desa Kemiren dari dusun
membuang sampah pada tempatnya. Kedaleman, dan dusun Krajan. Terdapat
Tujuan penelitian ini adalah dua informan yang memiliki jamban dan
untuk menganalisis perilaku hidup BAB di jamban, tiga informan memiliki
bersih dan sehat pada tatanan rumah jamban namun BAB di sungai, dan tiga
tangga masyarakat Using di Desa informan tidak memiliki jamban
Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten sehingga BAB di sungai. Tujuh Informan
Banyuwangi meliputi faktor predisposing menggunakan sumber air bersih yang
(pengetahuan), enabling (observasi), bersumber dari mata air pegunungan di
reinforcing (dukungan tokoh masyarakat Kampunganyar, dan satu orang informan
dan budaya. menggunakan sumber air bersih dari
sumur. Delapan informan tidak
28 Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015

melakukan pemisahan sampah, sampah (131:79-81) “Ya banyak faktor kalau


dikumpulkan di tiap-tiap rumah terlebih bersih. Bersih kadang gak kotoran
dahulu kemudian dibuang di tepi sungai cacing-cacing kadang kan gitu mbak
selanjutnya dibakar. koyok ada lumut. Ya paling nyuci di
jeding dulu, di kamar mandi habis itu
Pengetahuan Masyarakat Using buat masak sehari-hari disimpen di
tentang Buang Air Besar genthong. Ambil air ditaruh di panci
Buang air besar merupakan suatu buat di masak trus diminum gitu.
tindakan untuk membuang kotoran atau Paling ya buat siram-siram gitu aja.
tinja yang padat atau setengah padat Tapi kan gak setiap hari kalau nyuci.
yang berasal dari sistem pencernaan. Ya nyaman mbak, di badan ya juga
Hasil penelitian yaitu enam informan enak sehat (manfaat yang dirasakan)”
utama dapat menjelaskan pengertian (IU1, 5 September 2015)
BAB dengan benar sebagai berikut:
(131:83-85) “Ya mungkin (136:90) “Air bersih itu ya jernih, ya
kebanyakan maem. Ya kayak habis gak berbau. Ya biar bersih mbak kalau
makan gitu mbak, kan kayak buang bersih kan sehat (manfaat yang
kotoran gitu mbak apa itu namanya dirasakan)” (IU2, 5 September 2015)
kalau di badan kan gak enak kalau
gak dibuang. Kalau sehari aja gak Masyarakat Using dapat memahami
buang rasanya itu gak enak mbak” pengertian air bersih dan manfaat yang
(IU1, 5 September 2015) dirasakan ketika menggunakan air
(136:92) “Ya buang kotoran” (IU2, 5 bersih. Air bersih adalah salah satu jenis
September 2015) sumberdaya berbasis air yang bermutu
baik dan biasa dimanfaatkan oleh
Pernyatan tersebut membuktikan enam manusia untuk dikonsumsi atau dalam
informan utama dapat menjelaskan melakukan aktivitas mereka sehari-hari
pengertian buang air besar. Hal ini dapat termasuk diantaranya adalah sanitasi.
mempengaruhi perilaku masyarakat
dalam melakukan BAB sehari-hari untuk Pengetahuan Masyarakat Using
melakukan di jamban atau sungai. tentang Sampah
Setiap harinya rumah tangga
Pengetahuan Masyarakat Using selalu menghasilkan sampah. Sampah
tentang Air Bersih tersebut berasal dari kegiatan sehari-hari
Air adalah sangat peting bagi misalnya sampah organik, dan anorganik.
kehidupan manusia. Dalam tubuh Sampah merupakan hasil sisa kegiatan
manusia sebagian besar terdiri dari air, manusia. Sampah harus diolah dengan
untuk anak–anak sekitar 65%, dan untuk baik agar tidak menimbulkan masalah
bayi sekitar 80%. yang berdampak kepada manusia
Berdasarkan hasil wawancara sendiri.
mendalam dengan informan utama, Berdasarkan hasil wawancara
seluruh informan utama mengetahui mendalam, semua informan utama dapat
pengertian dan manfaat menggunakan menjelaskan pengertian sampah namun
air bersih. Berikut bukti beberapa hanya dua informan utama yang bisa
pernyataan dari beberapa informan menjelaskan pengertian sampah dengan
utama: jelas yakni IU1, dan IU2 sedangkan 6
informan yang lain yaitu IU3, IU4, IU5,
Husni Abdul Gani : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) ….. 29

IU6, IU7, IU 8 hanya bisa menjelaskan punya jamban tetapi lebih nyaman
secara singkat mengenai sampah. Berikut BAB di sungai karena kebiasaan
ini bukti beberapa kutipan dari informan karena dingin ketika menyentuh air.
utama penelitian: Tempat BAB, mencuci mandi di sungai
(131:93-96) “Sampah itu istilahnya dibedakan jadi tidak jijik).” (IU3, 5
barang yang habis dipakai kan ya September 2015)
dibuang. Kotor kan. Ya kayak sampah
kering seperti plastik itu kan kering. Berdasarkan metode triangulasi
Kalau sampah basah ya misale kayak sumber yang dilakukan oleh peneliti,
bekas ikan kan bau mbak, mesti kan pernyataan informan utama sesuai
harus dibuang. Yo harus di resiki dek dengan hasil dari observasi dan
ning omah kudu diresiki kadhung pengamatan. Hasil triangulasi sumber
enek romot sithik kan suker kan.” dari informan tambahan menyatakan
(IU1, 5 September 2015) bahwa masyarakat modern melakukan
BAB di jamban. Berikut ini bukti kutipan
Dapat disimpulkan dari pernyataan wawancara dengan informan tambahan:
informan utama bahwa informan (164:14-15) “Ya yang punya wc ya di
memiliki pengetahuan tentang sampah. wc, tapi sekarang jarang yang di
Jika masyarakat memiliki pengetahuan sungai ya di wc itu dah” (IT1, 5
yang baik diharapkan berusaha untuk September 2015)
selalu menjaga kondisi lingkungan
dengan cara melakukan pengelolaan (176:16-18) “Ya kalau buang air besar
sampah yang benar agar selalu bersih sekarang ini 70% sudah dijamban
dan sehat supaya dengan kondisi yang selebihnya 30% masih ada yang ke
bersih dan sehat dapat menjaga dan sungai. Untuk program kedepan ya
meningkatkan derajat keseha desa ingin membuat itu semua jadi ke
jamban semua. Itu program juga” (IT3,
Perilaku Masyarakat Using 7 September 2015)
Melakukan BAB
Berdasarkan wawancara dengan Masyarakat yang melakukan BAB di
delapan informan, enam informan sungai karena terbiasa dan tidak
melakukan BAB di sungai. Berikut bukti mempunyai jamban. Tidak adanya
beberapa pernyataan dari informan jamban di rumah dikarenakan belum
utama: adanya dana untuk membangun jamban.
(130:16,18) “Ndek sungai. Gak punya IU1, IU5, dan IU8 tidak memiliki jamban
wc, belum bikin. Kalau ndek sini ya di sehingga ketika BAB harus di sungai
sungai mbak. Mungkin kalau punya sedangkan IU3, IU4, dan IU6 memiliki
wc ya di wc hehehe kan saya gak jamban namun tidak terbiasa untuk
punya” (IU1, 5 September 2012) melakukan BAB di jamban.
(140:27-29) “Nong kono kali (sambil
menunjuk ke arah tempat berak). Yo Perilaku Masyarakat Using
punyak wc tapi yo jarang dek. Yo soale Menggunakan Air Bersih
kan enggak kebiasaan mulai kecil ro, Berdasarkan hasil wawancara
mbah’e eek ndek kali. Enak kok adem. mendalam dengan delapan informan
Keneng byanyau. Kan papane ngeseng, utama, tujuh informan utama di Desa
ngumbah, adus bedo nduk. Dadi mbahe Kemiren menggunakan sumber air
sing jijik (BAB di sungai. Mbah ini bersih dari mata air pegunungan di Desa
30 Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015

Kampunganyar, sedangkan satu tidak ada lahan sebagai tempat


informan yakni IU2 menggunakan pembuangan sampah sementara.
sumber air bersih yakni sumur.
Dukungan Tokoh Masyarakat dalam
Perilaku Masyarakat Using Membuang menerapkan PHBS
Sampah Faktor penguat (Reinforcing)
Hasil penelitian menunjukkan yaitu faktor yang memperkuat atau
bahwa masyarakat Using membuang kadang-kadang justru dapat
sampah di tepi sungai. Berikut adalah memperlunak untuk terjadinya perilaku
hasil wawancara dengan beberapa tersebut. Dukungan tersebut berasal dari
informan : Kepala Desa, Kepala adat dan budaya
yang mempengaruhi masyarakat
(130:31-31, 36-39) “Ndek sana,, ndek melakukan PHBS. Peneliti menggali
... ada tempatnya kan mbak. Ndek informasi dari kepala desa, kepala adat,
pinggir kali. Kalau udah penuh nanti dan kepala dusun sebagai berikut:
dibakar. Gak dipisah jadi satu. Kalau
di dalam sampah apa itu namanya, (127:128, 142-143) “Ada ya waktu di
sehabis makan, kue, kayak gini ini pustu kalau rapat-rapat gitu. Kayak
(sambil menunjuk bungkus makanan) penyuluhan gitu jadi yang punya
dibuwak (dibuang) ndek tempat jamban ya salah satunya ya tadi kita
sampah. Kan kering mbak kalau basah promosinya yag punya jamban
nanti di lalerin. Ya memang ditempati tamu untuk home stay.
tempatnya mbak. Kalau orang sini Untuk menarik itu yang punya jamban
bilang di lebuh. Dikumpulin, disapu, dikasih home stay. Jadi masyarakat
dikumpulin terus dibakar” (IU1, 5 sini tertariknya seperti itu. Yang tidak
September 2015) punya jamban tertarik untuk bikin
(135:31-32, 34-35) “Biasanya kalau jamban biar tamu-tamu yang datang
plastik saya bakar sendiri biar gak mau nginap di rumah. Kemaren ada
ngotori anu pembuangan smpah gitu. bank sampah itu.” (IK, 5 September
Gak saya kelola cuman dibuang aja 2015)
nanti dibakar. Kalau saya sempat saya
sapu saya kumpulkan saya bakar. (169:244-245) “Iya dianjurkan harus
kalau membuang sampah ya ditempat punya kamar mandi, karena disini kan
orang lain tapi kita harus sadar kita banyak dijadikan home stay untuk
ikut buang trus perasaan kita gimana penginapan turis jadi harus ada
kalau tempat kita dikotorin orang jadi jambannya dirumah. Kalau orang
kita harus sadar gitu aja” (IU2, 5 asing salah satu nya dia kalau kesini
September 2015) pertama yang dilihat toilet banyak
yang gak ready karena gak digunakan
Masyarakat memiliki kebiasaan sehari-hari” (IT1, 5 September 2015).
mengumpulkan sampah di tiap-tiap
rumah. Setelah banyak mereka Masalah lain di desa Kemiren
membuangnya di tepi sungai untuk juga terkait dengan pembuangan sampah
selannjutnya dibakar. Sampah tersebut di tepi sungai, berikut adalah pernyataan
di buang di tepi sungai dikarenakan tidak tokoh masyarakat mengenai strategi
adanya fasilitas gerobak dan petugas dalam mendukung warganya untuk
pengambil sampah. Selain itu, di desa mengelola sampah :
Husni Abdul Gani : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) ….. 31

(131:74-77) “Kalau masalah rebo


(128:146-150) “Saya promosikan wekasan biasanya pas mauludan.
agar kita bisa memilah-milah sampah Rabo terakhir di bulan mulud itu
yang bisa digunakan daur ulang trus mbak. Selametan mbak. Ya katanya
ndak itu dikumpulkan jadi ada yang orang sini sih gak boleh ngangsu
beli mangkannya dikumpulkan kayak dulu (ngambil air) tapi kalau udah
plastik-plastik gitu di daur ulang lupa ya gak papa gitu. Tapi ya ada
untuk bisa menghasilkan uang. Saya selametan gitu ada jajan warna 5.
promosinya gitu tapi masih belum Istilahnya itu kayak ngasih
jalan untuk warganya.” (IK, 5 sandingan (selametan) sama yang
September 2015) ndek sana. Sama yang nunggu
sumbernya gitu. Kalau rabo wekasan
Berdasarkan pernyataan itu gak boleh ditinggalkan mbak
informan kunci dan tambahan dapat soalnya itu adat istiadat.
disimpulkan bahwa sudah ada gerakan Peninggalan zaman orang-orang
untuk membangun jamban di tiap-tiap dulu itu. Jadi orang-orang sini gak
rumah dan melakukan pengelolaan mau meninggalkan hal itu daripada
sampah yakni dengan cara di daur ulang dampaknya, imbasnya kenak ke
yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai warga sendiri. ” (IU1, 5 September
kerajinan. Namun respon dari 2015)
masyarakat sangat kurang hal ini dapat
dibuktikan masih banyaknya sampah- Tradisi rabo wekasan dilaksanakan pada
sampah plastik yang berserakan di tepi pagi menjelang siang hari acaranya yakni
sungai. Kesadaran masyarakat untuk membersihkan tempat sekitar sumber
menjaga dan memanfatkan sampah atau mata air dan selametan pada tiap-
sangat kurang. Mereka merasa malas dan tiap mata air sebagai ucapan rasa syukur
ribet untuk melakukan pemilahan atas berkah air yang melimpah selain itu
sampah sehingga mereka lebih memilih juga berdoa agar mata air tidak kering di
langkah praktisnya untuk langsung Desa Kemiren sehingga dapat mencukupi
membuang dan membakar sampah di kebutuhan masyarakat sehari-hari untuk
tepi sungai. mandi, memasak, minum, dan mengairi
sawah. Pada satu hari tersebut
Tradisi Rabo Wekasan masyarakat tidak diperbolehkan
Adat adalah gagasan kebudayaan mengambil air dari mata air, artinya pada
yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, malam harinya masyarakat harus
norma, kebiasaan, kelembagaan, dan menandon air untuk keperluan satu hari.
hukum adat yang lazim dilakukan di
suatu daerah. Apabila adat ini tidak PEMBAHASAN
dilaksanakan akan terjadi kerancuan
yang menimbulkan sanksi tak tertulis Jumlah informan utama delapan
oleh masyrakat setempat terhadap orang. Empat informan utama dapat
pelaku yang dianggap menyimpang. mengetahui pengertian BAB. Menurut
Berikut adalah pernyataan informan mereka BAB adalah berak dan dilakukan
mengenai budaya yang mempengaruhi di jamban, sedangkan empat informan
masyarakat untuk melakukan PHBS : lain berpendapat bahwa BAB adalah
berak yang dilakukan di sungai.
Pengetahuan masyarakat mengenai BAB
32 Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015

di sungai tidak sesuai dengan indikator dengan penjelasan dari WHO, sampah
PHBS tatanan rumah tangga. BAB adalah sesuatu yang tidak digunakan,
merupakan tindakan makhluk hidup tidak dipakai, tidak disenangi atau
untuk membuang kotoran yang padat sesuatu yang dibuang berasal dari
atau setengah-padat yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
sistem pencernaan sebaiknya dilakukan dengan sendirinya. Masyarakat dapat
di jamban. Setiap rumah tangga harus menjelaskan pengertian sampah karena
memiliki dan menggunakan jamban leher setiap harinya selalu menghasilkan
angsa dan tangki septic atau lubang sampah yang berasal dari kotoran dapur
penampungan kotoran sebagai misalnya sisa sayur, plastik bekas
penampung akhir [7]. Pengetahuan makanan, dll.
masyarakat mengenai BAB di sungai Mayoritas perilaku masyarakat
disebabkan kebiasaan dan perilakunya Using ketika melakukan BAB yaitu di
sehari-hari yaitu karena sudah terbiasa sungai. Berdasarkan hasil wawancara
sejak kecil merasa nyaman BAB di sungai dengan delapan informan utama, enam
dan merasa kesulitan ketika BAB di informan utama melakukan BAB di
jamban, selain itu tidak adanya fasilitas sungai. Hal ini tidak sesuai dengan
jamban di rumah mereka. Pengetahuan indikator PHBS, indikator BAB
masyarakat tentang BAB akan membutuhkan ketersediaan sarana di
mempengaruhi perilaku sehari-hari masing-masing rumah tangga oleh
ketika akan melakukan BAB. Perilaku karenanya ketersediaan sarana jamban
inilah yang akan dilakukan terus keluarga merupakan salah satu faktor
menerus sehingga menjadi kebiasaan utama pembentuk perilaku hidup sehat.
dan akan menjadi contoh bagi keluarga Ketersedian sumber daya merupakan
dan orang lain. faktor yang termasuk ke dalam faktor
Masyarakat Using dapat enabling menurut L. Green. Jika sarana
menjelaskan pengertian, kriteria dan jamban keluarga yang sehat tidak
manfaat air bersih. Menurut mereka air tersedia maka pada masa yang akan
bersih adalah air yang jernih, tidak kotor, datang tidak tertutup kemungkinan
tidak berbau dan aman untuk kebutuhan bahwa jamban keluarga yang sudah ada
sehari-hari. Hal ini sesuai dengan sekarang justru tidak akan dimanfaatkan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : Masyarakat yang melakukan BAB di
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang sungai karena tidak memiliki jamban,
syarat-syarat pengawasan kualitas air, namun ada yang memiliki jamban tetapi
air bersih adalah air yang digunakan tidak digunakan alasannya masyarakat
untuk keperluan sehari-hari yang terbiasa sejak kecil BAB di sungai karena
kualitasnya memenuhi syarat-syarat kenyamanan menyentuh air sehingga
kesehatan dan diminum apabila telah BAB dapat dilakukan dengan lancar
dimasak [8]. Masyarakat dapat misalnya, BAB di sungai dapat dilakukan
menjelaskan pengertian air bersih sembari menghisap rokok dan dilakukan
karena sumber air bersih yang di ruangan terbuka sehingga tidak
digunakan di tempat tinggal mereka menimbulkan bau tidak sedap.
jernih dan aman untuk kegiatan sehari- Masyarakat merasa kesulitan ketika BAB
hari masyarakat. di jamban karena anus tidak terendam
Masyarakat suku Using menyebut air layaknya ketika BAB di sungai
sampah sebagai romot atau kotoran. sehingga kotoran yang ada di dalam
Pengetahuan masyarakat tersebut sesuai
Husni Abdul Gani : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) ….. 33

perut sulit untuk dikeluarkan dan (reuse) dan pendauran ulang sampah
akhirnya menimbulkan sakit perut. (recycle). Dalam undang-undang
Perilaku masyarakat Using pengelolaan sampah disebutkan
sehari-hari menggunakan air bersih yang larangan bagi setiap orang mengelola
bersumber dari mata air pegunungan di sampah yang menyebabkan pencemaran
Kampunganyar. Peneliti melakukan dan/atau perusakan lingkungan,
observasi sumber air yang digunakan membuang sampah tidak pada tempat
masyarakat sehari-hari. Kualitasnya yang telah ditentukan dan disediakan,
jernih, tidak berbau, berasa dan melakukan penanganan sampah dengan
berwarna sehingga aman untuk pembuangan terbuka di tempat
digunakan sehari-hari. Terdapat banyak pemrosesan akhir serta membakar
titik mata air di Desa kemiren. Air dari sampah yang tidak sesuai dengan
mata air pegunungan di Kampung anyar persyaratan teknis pengelolaan sampah
disalurkan ke rumah warga [10]. Masyarakat tidak melakukan
menggunakan pipa-pipa. Masyarakat di pemisahan sampah, membuang sampah
desa ini tidak mengunakan sumur karena di tepi sungai dan membakar sampah
ditakutkan ada kontaminasi dari dari dikarenakan beberapa faktor yaitu di
septic tank. Masyarakat Using kelompok Desa Kemiren masih belum ada fasilitas
usia tua ketika akan mengkonsumsi air gerobak sampah dan petugas kebersihan
minum mereka tidak memasaknya yang mengambil sampah ditiap-tiap
terlebih dahulu. Perilaku masyarakat ini rumah, di desa tidak ada lahan yang
tidak sesuai dengan syarat-syarat air dapat dijadikan tempat pembuangan
minum menurut departemen kesehatan sampah sementara.
yaitu tidak berbau, tidak berasa, tidak Faktor reinforcing masyarakat
berwarna, dan tidak mengandung logam dalam menerapkan PHBS dapat berupa
berat, walaupun air dapat diminum oleh dukungan tokoh masyarakat dan budaya
manusia, tetapi tetap terdapat resiko untuk mendorong masyarakat
bahwa air tersebut telah tercemar oleh melakukan PHBS. Masyarakat sudah
bakteri (Escherichia coli). Bakteri dapat mendapatkan dukungan dari Kepala
dibunuh dengan memasak air hingga 100 Desa. Kepala desa mewajibkan setiap
derajat Celcius [9]. Masyarakat yang tidak rumah harus memiliki jamban agar
memasak air terlebih dahulu masyarakat yang belum memiliki jamban
beranggapan bahwa air yang ada di desa segera membangun jamban, dan
mereka bersumber dari mata air dan mengurangi kebiasaan masyarakat BAB
kualitasnya sangat bagus dan jernih di sungai. Rumah yang memiliki jamban
sehingga tidak perlu dimasak terlebih yang bersih dapat dijadikan sebagai
dahulu. home stay. Selain itu, dukungan juga
Delapan informan membuang diberikan oleh Ibu kades yang tergabung
sampah dengan cara dikumpulkan dalam tim penggerak PKK dengan cara
terlebih dahulu di masing-masing rumah, penyuluhan mengenai daur ulang
kemudian dibuang di tepi sungai sampah dan bank sampah. Dukungan
selanjutnya dibakar. Perilaku masyarakat yang diberikan oleh kepala desa sudah
membakar sampah tidak sesuai dengan sesuai dengan teori pendekatan menurut
Undang-Undang No. 18 tahun 2008. Green yaitu fase diagnosis pendidikan
Pengelolaan sampah dapat dilakukan dan organisasi berupa faktor penguat
melalui pembatasan timbulan sampah atau pendorong masyarakat untuk
(reduce), pemanfaatan kembali sampah menunjang PHBS masyarakat yang lebih
34 Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015

baik lagi. Apabila pengaruh positif SIMPULAN DAN SARAN


pengelolaan sampah yang baik diberikan
kepada masyarakat akan memberikan Berdasaran hasil wawancara
pengaruh yang positif terhadap mendalam (indepth interview) dan
masyarakat maupun lingkungannya, pembahasan, maka dapat disimpulkan
seperti berikut : Sampah dapat bahwa masyarakat Using dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk, memahami pengertian buang air besar,
pengelolaan sampah menyebabkan namun dari delapan informan utama,
berkurangnya tempat untuk berkembang empat informan utama yang dapat
biak serangga dan binatang pengerat, menjelaskan cara BAB yang benar, dan
menurunkan insidensi kasus penyakit empat informan utama menjelaskan tata
menular yang erat hubungannya dengan cara BAB yang salah, masyarakat Using
sampah, estetika lingkungan menjadi memiliki pengetahuan tentang air bersih
bersih. Masyarakat yang tidak meliputi kriteria, sumber dan manfaat air
mempunyai jamban dikarenakan tidak bersih, masyarakat Using dapat
memiliki biaya, dan mereka merasa lebih menjelaskan pengertian dari sampah.
nyaman BAB di sungai sedangkan tidak Sampah merupakan kotoran atau
adanya pengolahan sampah dikarenakan sesuatu yang sudah tidak bisa dipakai
masyarakat merasa lebih praktis ketika lagi dan harus dibersihkan.
membuang langsung tanpa harus Perilaku masyarakat Using dalam
dikelola terlebih dahulu. menerapkan PHBS tidak berbeda dengan
Budaya yang mempengaruhi masyarakat lainnya. Masyarakat masih
masyarakat yaitu Setiap tahunnya di ada yang melakukan BAB di sungai
desa Kemiren terdapat tradisi Rabo karena tidak memiliki jamban dan faktor
Wekasan yang dilakukan setiap hari kebiasaan sejak dahulu. Masyarakat
Rabo terakhir pada tahun Hijriah. Using menggunakan air bersih yang
Budaya yang ada di Desa kemiren sudah bersumber dari mata air pegunungan di
sesuai dengan teori pendekatan menurut Kampung anyar. Masyarakat membuang
Green. Budaya merupakan faktor sampah dengan cara dikumpulkan
penguat masyarakat untuk melakukan terlebih dahulu di masing-masing rumah,
PHBS yang lebih baik. Budaya tersebut kemudian dibuang di tepi sungai
mengharuskan bahwa tiap-tiap mata air selanjutnya dibakar. Masyarakat tidak
dibersihkan terlebih dahulu kemudian melakukan pemisahan sampah.
dilakukan selametan dengan membawa Lima informan utama memiliki
makanan sebagai ucapan rasa syukur jamban pribadi, tiga informan utama
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat tidak memiliki jamban sehingga BAB di
air yang melimpah dan agar sumber sungai. Dua informan utama memiliki
mata air di desa Kemiren tidak kering. jamban dan BAB di jamban. Tiga
Tradisi ini mewariskan satu nilai budaya informan utama memiliki jamban namun
bahwa menjaga mata air sangat penting. melakukan aktivitas BAB di sungai
Mata air harus dijaga dan dibersihkan karena sudah menjadi kebiasaan. Tujuh
agar tetap terjaga keasliannya sehingga informan utama menggunakan air bersih
dapat dirasakan manfaatnya untuk yang bersumber dari mata air di
kegiatan sehari-hari . Kampunganyar, sedangkan satu
informan utama menggunakan sumur
sebagai sumber air bersih di rumahnya.
Delapan informan utama tidak
Husni Abdul Gani : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) ….. 35

melakukan pemisahan sampah dan DAFTAR RUJUKAN


pengelolaan sampah. Sampah
dikumpulkan terlebih dahulu di masing- 1. Indonesia. Departemen Kesehatan.
masing rumah setelah penuh mereka Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
membuangnya di tepi sungai. Jakarta: Departemen Kesehatan
Kepala desa mewajibkan setiap Badan Penelitian dan
rumah harus memiliki jamban keluarga. Pengembangan Kesehatan Republik
Ibu kades yang tergabung dalam tim Indonesia; 2013.
penggerak PKK sudah melakukan 2. Indonesia. Dinas Kesehatan. Profil
penyuluhan mengenai daur ulang Kesehatan Kabupaten Banyuwangi.
sampah dan bank sampah. Banyuwangi: Dinas Kesehatan
Saran yang dapat diberikan Kabupaten Banyuwangi; 2013.
peneliti antara lain: (1) Masyarakat Using 3. Indonesia. Dinas Kesehatan. Profil
diharapkan dapat membiasakan BAB di Kesehatan Kabupaten Banyuwangi.
jamban; (2) Membiasakan melakukan Banyuwangi: Dinas Kesehatan
pemisahan dan pengolahan sampah; (3) Kabupaten Banyuwangi; 2014.
Pihak desa agar dapat membentuk pokja 4. Indonesia. Desa kemiren. Profil Desa
PHBS dan Kesling dalam membina Kemiren Banyuwangi. Banyuwangi:
masyarakat mewujudkan keluarga yang Desa kemiren; 2012.
bersih sehat dan sadar lingkungan; (4) 5. Gani, Ma’rufi, Moelyaningrum, dan
Berswadaya dengan pihak desa untuk Chusna. Desain Kawasan Sehat
mengupayakan sarana dan prasarana Untuk Wisata Budaya Using Di
kebersihan misalnya gerobak sampah Kabupaten Banyuwangi. Universitas
dan petugas kebesihan; (5) Kepala desa Jember; 2013.
dan tokoh adat diharapkan dapat 6. Septianingrum A. Gambaran Kondisi
memberikan sanksi yang tegas apabila Kesehatan Lingkungan Rumah Adat
ada warga yang melakukan BAB, dan Using Desa Wisata Using Kemiren
membuang sampah; (6) Memperdayakan Kabupaten Banyuwangi. Naskah
tenaga promkes melalui Puskesmas Publikasi. Skripsi. Fakultas
Paspan untuk mengubah secara perlahan Kesehatan Masyarakat Universitas
dengan pendekatan kepada masyarakat Jember; 2014.
agar perilaku masyarakat menjadi lebih 7. Notoatmodjo S. Pendidikan dan
baik, memasang poster kesehatan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
tentang bahaya BAB di sungai dan Cipta; 2003.
larangan buang sampah di tepi sungai, 8. Indonesia. Peraturan Menteri
dan memberikan pelatihan; (7) Melalui Kesehatan Republik Indonesia No.
Puskesmas Paspan mengadakan kegiatan 416/Menkes/Per/IX/1990. Tentang
CLTS (Community Lead Total Sanitatian) Syarat-Syarat dan Pengawasan
atau sanitasi total berbasis masyarakat di Kualitas Air Bersih. Jakarta:
desa Kemiren; (8) Penelitian ini Permenkes RI; 1990.
diharapkan dapat menjadi pedoman awal 9. Indonesia. Departemen Kesehatan
bagi peneliti lain untuk melakukan Republik Indonesia. Perilaku Hidup
penelitian PHBS di Desa Kemiren, Bersih dan Sehat di Rumah Tangga.
Kecamatan Glagah, Kabupaten Jakarta: Depkes RI; 2010.
Banyuwangi berdasarkan indikator yang 10. Indonesia. Undang-Undang No. 18
lain. Tahun 2008 Tentang Pengelolaan

You might also like