You are on page 1of 189
‘SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menizmbang NOMOR 129/7M.05/2020 ‘TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAVANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, a, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (6), Pasal 9 ayat (Ah Pacal 13, Pasal 17 ayat (4), Pasal 18 ayat (6, Pasal 20 ayat (2), dan Pasal 22 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebsgsimana telah Giubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan tas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum perlu diatur ketentuan mengenat persyaratan administraif penetapan badan layanan tumum, pedoman umum penyusunan tarif layanan bbadan layanan umum, penyusunan, pengajuan, dan penetapan rencana bisnis dan anggaran serta penetapan dokumen anggaran, penghapusan piutang, kewenangan Peminjaman, kewenangan pengadaan barang/jasa, dan pengelolaan aset badan layanan mum; b. behwa guna mengatur ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan ketentuan mengenai dewan pengawas, satuan pemeriksaan intern, remunerasi, penarikan dan pengembalian dana, dan pengelolaan kas dan investasi, Menteri Kevangan telah menetapkan Ketentuan mengensi Mengingat pedoman pengelolaan badan layanan umum dalam ‘beberapa Peraturan Menteri Keuangan; bahwa guna melakukan simplifkasi beberapa Peraturan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam huruf dan menyempumakan beberapa pengaturan mengenai pedoman pengelolaan badan layanan umum, peria distur kkembali dalam 1 (satu) Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai pedoman pengelolaan badan layanan bbahvea berdasarkan persimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf ¢ perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum; Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, ‘Tambshan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502} sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan ‘alas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambshan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5240); Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 tentang Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Talsun 2020 Nomor 98); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1862) sebagaimana telah beberapa kali diubah teralchie Menetapkan dengan PeraturanMenteri-Keuangan Nomor 87/PMK.01/2019 tentang Perubshan Keds atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.O1/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomar oy MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAVANAN UMUM. BAB KETENTUAN UMUM Pagal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan. 1. Badan Layanan Umum yang selanjutnya disingkat BLU ‘adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentik ‘untuk memberikan pelayanan kepada masyaralat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa ‘mengutamakan mencari keuntungan dan dalam ‘melakkukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiens dan produktivitas, 2. Praktik Bisnis yang Sehat adalah penyelenggaraan funesi organisasi berdasaran kaidah-kaidah manajemen yang ‘alk dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan, 3. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang selanjutnya disingkat PPK-BLU adalah pola pengelolaan euangan yang memberikan fleksbiites berupa Jeleluasaan untuk menerapkan Praktik Bisnis yang Sehat ‘untulc meningkatkan pelayanan kepada masyaraleat alam rengka memajukan kesejahteraan umum dan rmencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diatur alam Peraturan Pemerintah mengenai pengelolaan ewangan BLU, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan Kkeuangan negara pada umumnya, 4. Pemerintah adalah pemerintah pusat. 10. 12, 12, Menteri/Pimpinan Lembaga adalsh pejabat_ yang Dertanggung jawab atas bidang twgas BLU yang bersangkutan, Kementerian Neyara/Lembaga adalah kementerian regara/lembaga Pemerintah yang dipimpin oleh Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas bidang tugas yang diemban oleh suata BLU. Satuan Kerja Instansl Pemerintah yang selanjutnya dlisebut Satker adalah setiap Kantor atau satuan Kerja di lingkungan Pemerintah yang berkedudukan sebagai pengguna anggaran/barang stati iuasapengguna anggaran/barang Pejabat Pengelola BLU yang selanjutnya disebut Pejabat Pengelola adalah pegawai negeri sipil dan/stau tenaga profesional nonpegawal neger! sip yang bertangsung jawab tethadap kinerja operasional dan keuangan BLU, yang terditi dari perimpin, pejabat keuangan, dan pejabat teleis, yang sebutannya dapat disesualkan dengan ‘nomenklatur yang berlaku pada BLU yang bersangleutan. Dewan Pengawas BLU yang selanjutnya disebut Dewan Pengawas adalah organ BLU yang bertugas melalelan engawasan dan memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola BLU dalam menjalankan pengelolaan BLU, Pemimpin BLU adalah Pejabat Pengella BLU yang bertigas sebagai penanggung jawab umusm operasional ddan keuangan BLU. Pejabat Keuangan BLU yang selanjutnya disebut Pejabat ‘Keuangan adalah Pejabat Pengelola yang berfungsi sebagai penanggung jawab kewangan BLU. Pejabat Teknis BLU yang selanjutnya disebut Prjabat Teknis adalah Pejabat Pengrlola yang berfungsi sebagat ppenanggung,jawab teknis di bidang masing-masing pada Bw. Sekretars Dewan Pengawas BLU yang selanjutny disebut Sekretaris Dewan Pengawas adalah orang perseorangaat ‘yang langkat untuk mendudung penyelenggaraan tugas Dewan Pengawas, 14 1s, 16. 1. 18. 19, 20, a1 Komite Audit adalah komite yang eibentuke oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Pengawas un0ule ‘membanti pelakssnaan tagas dan fungsi Dewan Pengawas Pegawai BLU yang sclanjutnya diaebut Pegawai adalah egawai negerisipil dan/atau tensga profesional onpegawal negeri sipll yang mendukung kinerja BLU sesual dengan kebutuhan BLU. Rencana Kerja dan Anggaran—Kementerian Negara/Lembaga yang selanjutnya dlisingkat RKA-K/L adalah dokumen reneana kevangan tabunan Kementerian Negara/Lembaga yang disusun menurut Bagian Angearan Kementerian Negara/Lembaga. Rencana Strategls Blania BLU yang selanjutnya disingkat SB adalah dokumen perencanaan lima tahunan yang isusun oleh Pemimpin BLU dengan mengacu kepada Reneana Strategis Kementerian Negara/Lembaga. dan Anggeran BLU yang selanjutnya disingkat RBA adalah dokumen perencanaan bisnis dan enganggaran yang berisi program, kegatan, target ‘ner, dan anggaran suatu BLU, [RBA Definitif adalah RBA yang telah disesuaikan dengan RKAK/L dan Peraturan Presiden mengenai Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang cela . penolakan, dalam hal hasil penilaion terhadap okumen persyaratan administralf tidak terpenui secara memuastan, (9). Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling sedikit memuat: 1 informasi mengenal Sather; . _jenis dan kelompok pelayanan mum Satker; dan ©. asi penilaian persyaratan administra, (@) Tim penilal-menyampaikan hasit rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Direktur sJenderal Perbendsharaan, Pasal 14 (1) Direktur Jenderal Perbendaharaan menyampalikan usulan penetapan penerapan PPK-BLU yang telah ‘memenuhi persyaratan substantif, persyaratan teknis, persyaratan administra, serta rekomendas tim penilal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 kepada Menteri Keuangan unt mendapat keputusa. 19 (2) MenteriKeuangan memberi Keputusan penetapan terhadap usulan penetapan penerapan PPK-BLU paling Jama 3 (tiga) bulon sejak dokumen persyaratan administra texpenubi sesusi dengan ketentwan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12. (@)Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana dimalsud pada ayat (2) memuat penetapan Satker untuk ‘menerapkan PPK-BLU. (4) Penetapan Satker untuk menerapkan PPK-BLU sebagsi ‘mana dimalesud ayat (3) dapat berupa penetapan koleklf Paragraf2 Peneabutan Pasal 15 Menteri Keuangan dapat_mencabut penerapan PPI-BLU Derdasarkan: 4. hasil monitoring dan evaluasi serta penilaian Kinerja yang. llakukan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan atau hasil penlaian penerapan Tata Kelola yang Baik; anata, .usulan dari Menteri/Pimpinan Lembaga. Pasal 16 (0), Penerapan FPK-BLU dapat dicabut, epabile berdasarean: 2 hasil monitoring dan evalunst yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaat, BLU tidak lagi memenuhi persysratan substantif,persyaratan tenis, dan atau persyaratan administratif; », asi! monitoring dan evaluast yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perbendsharsan, BLU tidak rmengikcuti Ketentuan perundangan-undangan di Didang pengelolaan Keuangan BLU; dan/atst © hasil penilaian kinerja BLU yang dilakulean oleh Direltorat Jenderal Perbendsharaan dan/atau hasil penilaian penerapan Tata Kelola yang Balk, BLU ikelompolan dalam Kriteria burke dan /atau tidak smencapai ambang batas nila yang ditentukan, -20- (@) BLU tidak tagi-memenuhi persyaratan substantif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a spabila pelayanan umum yang diberikan tidak memenuhi ‘ketentuan sebagalmana diatur dalam Pasal 6 (©). BLU tidak lagi memenui persyaratan tenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a apabila tidak memenuht ‘ketentuan sebogaimana diatur dalam Pasal 7 (4) BLU tidak lagi memenuhi persyaratan edministratit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa spabilatdale ‘mencapai target sesuai dengan rencana peneapaian Iinetja yang tereantum dalam dokumen persyaratan administra yang disampaikan pada saat pengusulan penetspan penerapan PPK-BLU. (S) Masilpenilaian Kinerja dan/atau asi penilaian Penerapan Tata Kelola yang Balk dikelompokkan dalam Jiteria burak dan/atau tidak mencapal ambang batas nila yang dtentukan sebagaimana dimalaud pada ayat (I) barufe. Pasal 17 (0) Dalam hal berdasarican hall monitoring dan evaluasi yang.

You might also like