You are on page 1of 7
Menimbang: a. Mengingat WALIKOTA TANJUNGBALAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN WALIKOTA TANJUNGBALAL NOMOR : 28 TAHUN 2018 = TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGBALAL ois DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" ‘WALIKOTA TANJUNGBALAI bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintahan Kota Tanjungbalai secara profesional dan akuntabel diperlukan Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, kompetensi, objektifitas dan independensi yang bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 13 ayat (1) huruf a dan huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode tik Pegawai Negeri Sipil, perlu ditetapkan pengaturan tentang kode etik Aparatur Sipil Negara di Linglungan Pemerintah Kota Tanjungbalai; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan Walikota. Undang-Undang Nomor 9 Drt Tahun 1956 tentang Perhbentukan Daerah Otonom Kota-Kota Kecil’ Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara( LN RI Tahun 1956 Nomor 60, TLN RI Nomor 1092); ; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ( LN RI Tahun 2003 Nomor 47, TLN RI Nomor 4286); . Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (LN RI Tahun 2011 Nomor 53, TLN RI Nomor 4389 ) ; Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (LN RI Tahun 2014 Nomor 6, TLN RI Nomor 5494); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (LN RI Tahun 2014 Nomor 244, TLN RI Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (LN RI Tahun 2015 Nomor 58, TLN RI Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungbalai dan Kabupaten Daerah Tingkat II Asahan (LN RI Tahun 1987 Nomor 60, TLN RI Nomar 1002); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Dacrah (LN RI Tahun 2005 Nomor 140, TLN RI Nomor 4589); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah , Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Dacral, pepada DPRD dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (LN RI Tahun 2007 Nomor 19, TLN RI Nomor 4693}; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) (LN RI Tahun 2008 Nomor 127, TLN RI Nomor 4890); -7 10. Peratiran Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (LN RI Tahun 2010 Nomor 74, TLN RI Nomor 5135); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (LN RI Tahun 2017 Nomor 63 TLN RI Nomor 6037); 12. Peraturan Daerah Kota Tanjungbalai Nomor 4 Tahun 2000 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Daerah Kota Tanjungbalai Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kota Tanjungbalai. MEMUTUSKAN : Menetapkan : Peraturan Walikota tentang Kode Etik Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kota Tanjungbalai BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Tanjungbalai; 2. Walikota adalah Walikota Tanjungbalai; %. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh 4. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerinetan yang menjadi kewenangan daerah otonom; 5. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK adalah Walikota Tanjungbalai; ©. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian kerja yang ‘bekerja pada instansi Pemerintah; 7. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat Pegawai ASN reiet eoenwai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan diserahi tupas dalan ‘suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan; 8. Pegawai Negeri Sipil yang sclanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduld Jabatan Pemerintahan; 9. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi eyarat tertentu yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan; 10. Kode etik adalah pedoman sikap dan perilaica bagi Aparatur Sipil Negara dalam melaksanakan tugas dan kehidupannya sehari-hari; ~~ 11. Majelis Kode Etik adalah Jembaga non struktural Pada instansi pemerintah yang bertugas melakukan pencgakan pelaksanaan serta penyelesaian pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh ASN. BABI TUJUAN KODE ETIK Pasal 2 Tujuan Kode Etik ASN di Lingkungan Pemerintah Kota Tanjungbalai adalah : &. menjaga dan mengangkat harkat dan martabat serta kehormatan ASN; b. menjamin kelancaran pelaksanaan tugas; ¢. meningkatkan kinerja dan disiplin ASN; d. menjaga keharmonisan sesama ASN, keluarga dan masyarakat; €. menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik. ‘BAB II NILAL-NILAI DASAR Pasal 3 Nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh setiap Pegawai ASN di Lingkungan Pemerintah Kota Tanjungbalai : a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia dan taat kepadaPancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945; ¢. taat kepada hukum dan peraturan perundang-undangan; 4. jujur, disiplin, sémangat dan bertanggungjawab; €.mengutamakan ° kepentingan negara diatas’ kepentingan pribadi atau golongan serta tidak diskriminatif; f. profesionalisme, netral, bermoral tinggi dan Penghormatan terhadap hak asasi manusia. BABIV KODE ETIK Pasal 4 (1) Setiap Pegawai ASN di Lingkungan Pemerintah Kota Tanjungbalai dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pelaksanaan tugas walaupun berbeda profesi_harus ‘berpedoman kepada Kode Etik ASN yang diatur dalam Peraturan Walikota ini. (2) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Kode etik dalam bernegara; b. Kode etik dalam berorganisasi; ¢. Kode etik dalam bermasyarakat; d. Kode etik terhadap diri sendiri; ©. Kode etik terhadap sesama ASN. Pasal 5 Kode Etik Dalam Bernegara sebagaitnana dimaksud pada pasal 4 ayat (2) hurof a meliputi : @.memahami, menghayati, melaksanakan dan mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dalam kehidupan sehari-hari; b.mengangkat harkat dan martabat Bangsa dan Negara serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi, kelompok atau golongan; ¢. menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bersikap tidak membeda-bedakan sulu, agama, ras dan antar golongan; d.menjalankan tugas dengan mentaati semua peraturan dan Perundangan-undangan yang berlaku; ¢.bersikap dan bertindak akuntabel dalam melaksanakan tugas. penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; f, menggunakan atau memanfaatkan sumber daya negara secara efektif dan efisien untuk kesejahteraan dan kemakmuran. masyarakat Kota Tanjungbalai secara adil dan merata; g. tidak memberikan kesaksian paisu atau keterangan yang tidak benar. Pasal 6 Kode Etik Dalam Berorganisasi sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2) huruf b meliputi : a. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku dengan jujur dan penuh tanggungjawab; b. menyimpan informasi yang bersifat rahasia atau yang harus dirahasiakan; ¢. menjalin kerjasaina yang baik antar sesama ASN dan unit kerja lain dalam pencapaian tujuan; d.mematuhi dan’ melaksanakan ketentuan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil; ¢. membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi; f. patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja yang telah ditetapkan serta kebijakan yang ditetapkan pimpinan; §. memiliki integritas, ‘dedikasi dan semangat pengabdian yang tinggi. Pasal 7 Kode Etik Dalam Bermasyarakat sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2) huruf c meliputi : a. memberi contoh teladan di lingkungan masyarakat; b, tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat; c. berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan tugas; d. memberikan pelayanan secara prima. sopan dan tidak disleriminatif, Pasal 8 Kode Etik terhadap diri sendiri sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2) hurufd meliputi : ? a. berperilaku jujur, terbuka dan bersemangat; b, memelihara kesehatan jasmani dan rohani, c. menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga / keluarga; 4d. berpenampilan sederhana, rapi dan sopan serta tidak bergaya hidup mewah; ¢. tidak melakcukan perbuatan tercela seperti penyalahgunaan obat terlarang (narkoba), tidal berjudi, minuman keras, mencuri, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual,penyalahgunaan media sosial dan lain-lain; f, tidak | mengunjungi tempat-tempat yang dapat mencemarkan dan merendahkan harkat serta martabat ASN kecuali untuk kepentingan tugas; fg. menggunakan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien serta tidak menggunakan kepada yang bukan haknya; h. menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan; i. berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap. Pasal 9 Kode Etik Terhadap sesama Pegawai ASN sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2) huruf e meliputi : a. menjaga dan menjalin kerjasama yang baik sesama Pegawai ASN; b.saling menghormati sesama ASN yang memeluk agama dan kepercayaan yang berbeda; c. menghargai perbedaan pendapat sesama ASN; 4. menjunjung tinggi harkat dan martabat ASN; e. saling menghormati dan memelihara persatuan dan kesatuan sesama ASN. BABV PENEGAKAN KODE ETIK Pasal. 10 (1) Setiap ASN yang melanggar kode etik dikenaken sanksi moral dan dapat dikenakan tindakan administratif sesuai dengan peraturan yang berlaku; (2) Sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa : a. Pérnyataan secara tertutup; b, Pernyataan secara terbuka. (3) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan peraturan tentang disiplin PNS; (4) Dalam pemberian sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) disebutkan jenis pelanggaran kode etik dan dibuat secara tertulis dan dinyatakan oleh PPK; (5) PPK dapat mendelegasikan .wewenangnya ‘kepada pejabat lain di linglungannya. BAB VI MAJELIS KODE ETIK ‘ Pasal 11 Untuk menegakkan kode etik pada setiap instansi dibentuk Majelis Kode Etik dan ditetapkan oleh PPK. Pasal 12 (1) Keanggotaan Majelis Kode Etik terdiri dari a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggot b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota; c. Minimal 3 (tiga) orang anggota. (2) Apabila jumlah Anggota Majelis Kode Etik lebih dari 5 (lima) orang jumlahnya harus ganjil; (3) Jabatan dan pangkat anggota Majelis Kode Etik tidak boleh lebih rendah dari ASN yang diperiksa yang diduga melanggar kode etik. Pasal 13 (1) ASN yang diduga melakukan pelanggaran kode etik dipanggil secara tertulis oleh Majelis Kode Etik untuk diperiksa; (2) Bila diperiukan Majelis Kode Etik dapat memanggil orang lain untuk dimintai keterangan guna kepentingan pemeriksaan; (3) Pemeriksaan dilakukan secara tertutup dan dihadiri olch ASN yang diperiksa oleh Majelis Kode Etik; (4) ASN yang diperiksa wajib menjawab pertanyean yang diajukan dan apabila yang diperiksa tidak bersedia menjawab maka yang bersangkutan dianggap mengakui dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukannya; (5) Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan dan ditandatangani oleh ASN yang diperiksa serta olch Majelis Kode Etik; (6) Apabila ASN yang diperiksa tidak bersedia menandatangani Berita Acara Pemeriksaan maka cukup ditandatangani oleh Majelis Kode Btik dan memberikan catatan bahwa yang diperiksa tidak bersedia menandatangani Berita Acara Pemeriksaan. Pasal 14 (1) Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah memeriksa Pegawai ASN yang diduga melanggar kode etik dan yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri pada saaat pemeriksaan; (2) Keputusan Majelis Kode Etik diambil berdasarkan bukti-bukti hasil pemeriksaan dan diputuskan tanpa dihadiri Pegawai ASN yang diperiksa; (8) Sidang Majelis Kode Etik dianggap sah apabila dihadiri lebih dari 1/2 anggota termasuk Ketua dan Sekretaris yang merangkap anggota dan Keputusan diambil dengan suara terbanyak. Pasal 15 Majelis Kode Etik wajib menyampaikan BAP dan keputusan hasil sidang yang bersifat final kepada pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi moral sebagai bahan dalam menetapkan keputusan sanksi moral atau tindakan administratif sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Pasal 16 (1) Pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi moral atau tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) adalah Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat yang diberi kewenangan; (2) Penjatuhan sanksi moral atau tindakan administratif dilakukan melalui : a. Pernyataan secara tertutup disampaikan oleh Pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi moral diketahui oleh Pegawai ASN yang bersangkutan; b.Pernyataan secara terbuka disampaikan oleh Pejabat yang berwenang monjatuhkan sanksi moral disampaikan melalui forum fesmi seperti upacara bendera atau forum lain yang dipandang sesuai untuk itu. (2) Sanksi moral berupa pernyataan secara tertutup atau terbuka maupun tindakan administratif mulai berlaku sejak keputusan ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang. BAB VIL KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanygal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya dan memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tanjungbalai. Diundangkan di Tanjungbalai pada tanggal 3 Agustus 2018 WALIKOTA TANJUNGBALAI ttd M. SYAHRIAL Diundangkan di Tanjungbalai pada tanggal 3 Agustus 2018 Pih. SEKRETARIS DAERAH KOTA TANJUNGBALAL ttd HALMAYANTI BERITA DAERAH KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2018 NOMOR : 28 Salinan sesuai dengan aslinya KEP, DAN HAM SETDAKO T/ [GBALAL ABDI LUBIS Pembina Tk.I / IV. NIP. 19620416.198603.1.009

You might also like