You are on page 1of 7
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA @ DIREKTORAT JENDERAL “bd PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950 Telepon (021) 4247608 (Hunting) Faksimile (021) 4207807 GERMAS Yth. 4. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi 2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten’ Kota 3. Direktur Rumah Sakit 4. Kepala Puskesmas, Balai Kesehatan di seluruh Indonesia SURAT EDARAN NOMOR : PM.02.04/III/2.9 9/2021 TENTANG REKOMENDASI OPTIMALISASI PENYEMPURNAAN PADUAN OBAT (REGIMEN) ANTIRETROVIRAL (ARV) Berdasarkan rekomendasi dari Komite Panel Ahii HIV AIDS dan PIMS tanggal 2 Juli 2020, mengenai penyempumaan penggunaan paduan terapi antiretroviral (ARV) di Indonesia {terlampir) maka bersama disampaikan rencana peningkatan optimalisasi paduan terapi antiretroviral sebagai berikut b «. Paduan ARV Lini 1 = ODHIV baru yang akan mendapatkan ARV dapat menggunakan paduan ARV Kombinasi Dosis Tetap (KDT) TenofovirtLamivudine+Dolutegravir atau TLD. Jika terdapat kontraindikasi pemakaian TLD dapat diberikan dengan paduan terapi golongan 2NRTI+1NNRTI, diutamakan diberikan dalam bentuk KDT. = Untuk ODHIV yang sedang dalam terapi Obat Anti Tuberkulosa (OAT) yang mengandung Rifampisin, paduan terapi ARV pilinan Tenofovir + Lamivudine + Efavirenz atau TLE diutamakan dalam bentuk KDT maupun sediaan tunggal. Jika menggunakan TLD maka diberikan tambahan 1 tablet Dolutegravir (TG) 50 mg dengan jarak 12 jam setelah pemberian TLD. Untuk ODHIV yang merencanakan kehamilan atau sedang hamil trimester pertama, paduan terapi ARV pilihan TLE diutamakan dalam bentuk KDT maupun sediaan tunggal. Paduan terapi ARV altemnatif dapat menggunakan TLD dengan memahami kewaspadaan pemakaian DTG. Paduan ARV Lini 2 = TLD sebagai paduan terapi ARV pilihan lini 2 pada ODHIV yang sebelumnya menggunakan paduan terapi golongan 2NRTI+1NNRTI. Seperti pada penggunaan TLD lini 1, jika TLD digunakan oleh ODHIV yang sedang dalam terapi OAT maka diberikan tambahan 1 tablet DTG 50mg dengan jarak 12 jam setelah pemberian TLD — Paduan terapi alternatif lini 2 dapat menggunakan paduan golongan 2NRTI+1PI pada ODHIV yang sebelumnya menggunakan paduan terapi ARV golongan 2NRTI+1NNRTI atau golongan 2NRTI+INSTI. Jika LPVir digunakan pada ODHIV yang sedang dalam terapi OAT maka pemberian LPV/r diberikan dengan dosis ganda. Paduan terapi ARV Lini 1 dan Lini 2 pada Pasien Anak kurang dari 3 tahun _ pilihan pertama paduan ARV lini 1 adalah golongan 2 NRTI + 1 Pl antara Iain paduan |ABC/3TC+LPV/r dalam bentuk KDT tablet Dispersible, atau paduan AZT+3TC+LPVir cc. Paduan terapi ARV Lini 1 dan Lini 2 pada Pasien Anak kurang dari 3 tahun d. Paduan terapi ARV Lini 1 dan Lini 2 pada Pasien Anak us Pilinan pertama paduan ARV lini 1 adalah golongan 2 NRTI + 1 Pl antara lain paduan ABC/STC+LPV/r dalam bentuk KOT tablet Dispersible, atau paduan AZT+3TC+LPVI. Sementara itu sebagai alternatif lini 1 dapat menggunakan paduan terapi ARV AZT+3TC+NVP. Untuk paduan terapi ARV pilihan lini 2 tetap meneruskan LPVir namun mengganti paduan golongan 2 NRTI nya. 3-10 tahun Pilihan pertama paduan ARV lini 1 adalah golongan 2 NRTI + 1 PI antara lain paduan ABC/3TC+LPVir dalam bentuk KDT tablet Dispersible, atau paduan AZT+3TC+LPVir. Sementara itu sebagai_alternatif lini 1 dapat menggunakan paduan terapi AZT+3TC+EFV atau AZT+3TC+NVP Jika lini 1 menggunakan paduan 2NRTI+LPVir maka Rejimen pilihan lini 2 menggunakan paduan ARV paduan 2NRTI+EFV atau 2NRTI+DTG. Jika lini 1 menggunakan paduan 2NRTI¥EFV atau NVP maka rejimen lini 2 menggunakan 2NRTI+LPVir atau 2NRTI+DTG Penggunaan DTG untuk anak usia minimal 6 tahun dengan BB minimal 20 kg Penggunaan TDF untuk anak usia minimal 3 tahun Penggunaan EFV untuk anak usia minimal 3 tahun Sesuai dengan optimalisasi paduan terapi ARV diatas, maka disampaikan beberapa informasi sebagai berikut: 4 Penggunaan paduan terapi TLD dapat menekan virus HIV (tersupresi) lebih cepat dari paduan terapi ARV lain, sehingga untuk ODHIV baru disarankan dapat menggunakan rejimen TLD dengan tetap memperhatikan kontraindikasi Pasien lama yang sudah mengkonsumsi ARV dapat berpindah paduan terapi TLD hanya jika mengalami efek samping berat atau kegagalan terapi. Paduan terapi ARV anak berbasis ABC/3TC+LPVir menggantikan paduan terapi ARV anak KDT tablet Dispersible AZT/3TC/NVP FDC junior. ‘Sediaan ABC/3TC untuk pasien anak merupakan bentuk KOT tablet dispersible Dosis LPVir untuk anak tersedia dalam dua jenis sediaan, yaitu LPV/t (40/10 mg) granules untuk anak dengan BB dibawah 10 kg dan LPVir (100/25 mg) tablet untuk anak dengan BB 10 kg ke atas. Profilaksis paska pajanan dikarenakan kecelakaan kerja dan kekerasan seksual (sexual abuse) diberikan TLD atau TLE diberikan selama 28-30 hari dengan dosis pemberian 1 tablet sehari ‘Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terimakasih. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal : 2Oktober 2021 Tembusan 1, Menteri Kesehatan 2. Sekretaris Jenderal 3, Sesditjen P2P 4, Direktur P2PML REKOMENDASI PANEL AHLI PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS. HASIL RAPAT DARING KAMIS, 2 JULI 2020 1. Rekomendasi Regimen ARV Sehubungan dengan telah tersedianya sediaan obat Tenofovir diproksil fumarate 300 mg Dolutegravir 50 mg dalam | tablet kombinasi dosis tetap (KDT) dan Ji Indonesia, maka panel ahli merekomendasikan penyempurnaan Lamivudine 300 m, Dolutegravir 50 m; pedoman regimen ARY sebagai berikut fa. Pasien remaja dan dewasa yang belum pemah menggunakan ARV sebelumnya yanj baru akan memulai terapi ARV Kondisi K Regimen Alternatif | penambahan | tablet DTG 50 mg dengan jarak 12 jam A. Koinfeksi 1B ~TTDFS3TC+EFV | TDF+3TC+DTG dengan B. Perempuan yang TDFS3TC+EFV TDF+31C+DTG dengan mereneanakan memahami kewaspadaan kehamilan dan ibu | pemakaian DTG pada trimester el | [r °PDFH3TC+EFV hamil trimest C. Ibu hamil trimester ke-2 | TDF+31C+DTG dan 3 “D. selain tiga Kondisi di TDFHTC+DTC TDFHITC alas Karena belum cukup bukti Klinik untuk penggunaan DTG pada trimester | untuk menurunkan viral load lebih cepat untuk pe wn ketersediaan anaan EFV" disesuaikan b. Pasien dalam terapi lini | yang tidak dapat mentoleransi obat Efavirenz (EFV) atau. sunakan Rilpivirin (RPV), dilakukan Nevirapin (NVP), serta tidak dapat men: substitusi der ¢. Pasien dalam terapi lini | minimal 6 bulan dengan klinis baik, dilakukan pemeriksaan viral load Hasil viral load Lebih dari 1000 kopi/ml switch (ganti regimen) ke lini 2 imen sebelumnya dan ulang viral komendasi 200-1000 kopi'mL Teruskan 1 | Tak terdeksi sd kurang dari Teruskan regimen sebelumnya | 200 kopimL. d. Regimen lini 2 dan lini 3 sesuai dengan rekomendasi sebelumnya dengan penambahan keterangan di kasus koinfeksi HBV dan TB, yaitu Jika lini | menggunakan HBV Pilih: i AZT+31CIFIC+EFV/NVP te | TDP¥3TC+DT TDFSSTCIFTC+ TDF+3TCIFTC+EFV/NVP = | AZT#3TC+DTG" AZTSTCHLPVIE ‘ TDF+AZT+31C+DTG™ TDF+AZTHSTCHLPV/F AZTHTCHLPVIE | TDFHAZT#31C+LPViF 2 digunakan bersama rifampisin penambahan | tablet DTG 50 mg dengan jarak 12 jam jik Jika nggunakan HBV _| Pilihan fini 3 AZT/TDF+3TC/FTC DIG+DRV/r : TDF+AZT+3TCHLPVir (+ DIGHDRV/r+TDF#3T CFTC ‘dosis ganda LPVIrj akan bersama rifampisin san seksual: e.Penggunaan pada pencegahan pasca paparan HIV okupasional dan kek { | Regimen Pilihan, TDF+3TC+DTG Alternatif TDF+FTCTC+LPVit : TDF+3TCHEFV AZT+31C+DTG AZT+31C+LPV/r AZT+31C+EPV £, Regimen lini ps ima pada anak 3-10 tahun [ Regimen Pitihan AZT+3TCHEFV Alternatif ABC+3TC+EFV ABC+3TC+NVP AZT+3TC+NVP TDF +31C(atau FTC)+EPV TDF+3TC(atau FEC)+NVP g. Regimen lini pertama pada anak <3 tahun i i Tete i Regimen Pitihan (ABC atau AZT)H3TC + LPV/r Alter [ABC atau AZT)+3TCHNVP_ h. Regimen lini kedua pada anak Lini 1 a eee “lihan lini? Di bawah 3 hun | 2 NRTI4LPWir Tetap teruskan regimen berbasis LPV/r- dan diganti dengan 2 NRT + EV pada usia 3 tahun Hy __[2NRTI+NVP 2NRTT +LPVir_ Diatas 3 tahun [2 NRTI+LPW/r PINRTI + EPV al | fae 2NRTI + DIG | 2NRTI + EFV (atau NVP) | 2NRTT > LPVEE fi | 2NRT DTG Bila lini | menggunakan ABC + 31C atau TDF + 37C (atau FTC), maka lini dua diganti menjadi AZT + 37C dan sebaliknya. “DIG hanya dapat diberikan pada anak berusia di atas 6 tahun dan berat 20 kg atau lebih. TDF hanya dapat digunakan pada anak usia 3 tahun ke atas, Untuk lini 3, harus dilakukan pemeriksaan resistensi 2. Pre-exposure prophylaxis (PrEP) Merekomendasikan pelaksanaan implementasi piloting PrEP dengan membentuk tim kerja panli PrEP yang akan mendukung persiapan dan evaluasinya. Jakarta, 3 Juli 2020 Ketua Umum Panel Abii Penanggulangan HIV/AIDS dan IMS Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, KAL Dafiar hadir Panli HIV/AIDS dan IMS. 1. Prof’ Samsuridjal Djauzi 2. Prof Zubairi Djoerban 3. Prof Tuti Parwati Merat 4. Dr 5. Dr 6. Dr 7. Dr 8. Dr 9. Dr 10. Dr 11. Dr 12. Dr 13. Dr Armen Ahmad Asep Pu Dyah Agustina Waluyo Evy Yunihastuti Kurnia Fitri Jamil Muchlis Achsan Udji Sotto Nia Kurniati Rudi Wicaksana Yanri Wijayanti S Yovita Hartantri

You might also like