You are on page 1of 20
FAKTOR INTERNAL PERILAKU [SEEAT: UMUM] Pada uraian sebelumnya telah disebutkan adanya tiga do- main perilaku, yakni: pengetahuan (cognitive), sikap (afekti), dan tindakan atau praktik. Ketiga domain tersebut didasarkan pada teori psikologi umum. Berdasarkan teori ini, perilaku adalah totalitas penghayatan dan aktivitas, yang merupakan hasil akhir jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala kejiwaan. seperti perhatian, pengamatan, pikiran, ingatan, fantasi, dan sebagainya. Tiap gejala kejiwaan tersebut tidak berdiri sendiri. Gejala itu muncul bersama-sama dan saling mempengaruhi. Oleh Karena itu, perilaku manusia selalu bersifat kompleks. Gejala-gejala jiwa yang saling mempengaruhi dan menghasilkan “entuk’ perilaku manusia tersebut, dan merupa- kan sifat-sifat umum atau gejala kejiwaan pada manusia. Sifat- sifat umum tersebut pada dasarnya memang mencakup tiga gejala kejiwaan, yakni: pengenalan (kognisi), perasaan (emosi), dan ehendak (konasi). ‘Untuk lebih jelasnya, uraian tentang tiga gejala utama kejiwaan yang mendasari perilaku manusia tersebut, & bawah ini akan diuraikan lebih rinci. : A. Pengenalan (Kognisi) = : Kognisi adalah gejala kejiwaan untuk mengenal objek atau stimulus di luar subjek. Pengenalan objek oleh manusia pada prinsipnya melalui dua cara, yakni: i i, Melalui indra: Mengenal objek melalui indra ini terdiri dari dua tahap, yakni di luar dan di pusat. Pengenalan objek terjadi di luar artinya terjadi karena pengindraan dan pengamatan. Artinya, proses Bab 10: Faktor Internal Perilaku (Sifat Umum) 161 ae ' ‘ ia (tolinga, mata, hidung, da, ini terjadi karena indra ne i. dati luar berupa venta sebagainya) tersentuh oleh ob ; ae mail! bau, dan sebagainya. Setelah indra tersent, uh oleh stimulus, kemudian diteruskan kepatla susunan gara¢ pusat, dan oleh saraf pusat diolahnya sehingga terjadi penge, nalan oleh manusia terhadap objek tersebut. ii, Melaluiakal: ' Pengenalan juga dapat terjadi melalui akal, yakni apabjla orang mempunyai pemahaman terhadap sesuatu tanpa melalui indra tetapi melalui pikiran, akal, atau nalar. Proses kognisi melalui akal ini terdiri dari tiga tahap, yakni: 1) Membentuk pengertian 2) Membentuk pendapat 3) Membentuk keputusan’ wa Misal, orang dalam:menghasilkan karya cipta yang kreati¢ baik dalam bentuk tulisan, lukisan, sastra dan karya senj yang lain, maka orang tersebut lebih cenderung menggunakan akal. Dengan akal tersebut maka akan muncul karya-karya, atau ciptaan-ciptaan yang dimaksud. i. Pengamatan Pengamatan adalah pengenalan subjek (manusia) terhadap objek di sekitarnya melalui indra: dengan cara nielihat, men- dengar; meraba, membau, dan mengecap. Alat untuk mengenal tersebut adalah apa yang dinamaken indra yang jumlahnya lima, dan disebut “pancaindra” . Sedangkan melihat, mendengar, me. raba; membau, dan mengecap itu sendiri disebut sebagai modali- tas pengamatan, . a. Melihat (penglihaton): . Melihat adalah mengenal objek melalai mata, objek*yang dikenal melalui-mata bersifat visual dan konkret. Berdasar- kan sifat dan’ wujud objeknya, penglihatan digolongkan menjadi tiga golongan, yakni: 2 Melihat bentuk, yakni melihat objek yang mempunyai dimensi dua. Menurut hasil suatu penelitian, objek-objek 152 Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan penglihatan membentuk diri menjadi gestalt (keseluruhan. yang utuh dan berarti), Manusia melihat sesuatu dan membentuk pengertian didasarkan hukum-hukum ter- tentu, antara lain: a. Hukum keterdekatan, artinya hal-hal yang berdekat- an merupakan gestalt-(keseluruhan) atau keutuhan. Misalnya kalau orang menyebutkan huruf a, b, cmaka secara berurutan akan melanjutkan sampai x, y dan z. Séorang murid menyanyi “Burung kakak tua....”, pasti akan mudah melanjutkan sampai nyanyian anak tersebut berakhir. b. Hukum ketertutupan, artinya hal-hal yang tertutup merupakan gestalt. Misalnya, melihat gambar ling- karan atau kubus,yang di beberapa bagian terputus, maka kita secara otomatis akan mengatakan bahwa itu adalah gambar lingkaran atau kubus, meskipun ada bagian-bagian yang tidak sempurna membentuk lingkaran atau kubus. c. Hukum kebersamaan, artinya hal-hal yang sama merupakan gestalt. Misalnya, di antara murid sekolah yang menggunakan seragam putih biru, ada beberapa murid yang menggunakan celana hitam, tetapi secara gestalt akan terlihat semua memakai seragam sekolah. 2) Melihat dalam, yakni melihat objek berdimensi tiga. 8) Melihat warna Dari sudut pandangan psikologi ada dua hal yang penting mengenai warna, yakni: ‘ a) Nilai efektif warna: Menurut hasil suatu penelitian, warna mempunyai ~ pengaruh terhadap perilaku orang, yaitu berbentuk reaksi dan perbuatan. Jadi, warna sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau masyarakat. Misal- ‘nya;-warna merah akan memberikan efek psikologis membakar semangat, keberanian dan cenderung atraktif, Sedangkan warna hitam akan memberikan efek psikologis, keheningan, kemasgulan, dan kepri- hatinan. Bab 10: Faktor Internal Perilaku (Sifot Umum) 153 2 pel D 2) 154 b) Nilai lambang warna aaa Warna mempunyai sifat-sifat potensial dalam abstra), dan memberi kesan tertentu kepada seseorang sehing’ ga dalam lingkungan kebudayaan eee trta merupakan lambang suatu sifat tertentu. . alnya, putih melambangkan kesucian, hitam melambangka,, kesedihan, merah jambu melambangkan cinta. 6. Mendengar (pendengaran): Mendengar adalah menangkap bunyi (suara) atau audio dengan indra pendengaran (telinga). Bunyi mempunyai dua fungsi, yakni sebagai tanda dan sebagai lambang. Dalam kehidupan séhari-hari bunyi berfungsi sebagai pendukung arti sehingga yang ditangkap oleh individu adalah artinya, “pukan bunyiaya..\ Merasa (tasi:), mencium (membau), dan meraba: Ketiga modalitas pengamatan yang terakhir ini kurang perannya dalam pembentukan perilaku, dibandingkan dengan dua modalitas pengamatan yang terdahulu (penglihatan dan pendengaran). Terlebih dalam proses pendidikan atau pem- bentukan perilaku, yang paling banyak berperan dari kelima modalitas pengamatan tersebut adalah modalitas pendengar- an dan penglihatan. Sedangkan untuk modalitas penciuman, perabaan, dan pengecapan hanya sebagai faktor penunjang dalam proses pembelajaran, pendidikan atau pembentukan perilaku. Relevansinya dengan proses pembentukan dan perubahan vilaku: - 5 Normal atau tidaknya pancaindra, mempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran dalam kaitannya dengan pembentukan dan pengembangan perilaku. Tiap-tiap orang memp inyai tipe pemahaman melalui indra yang berbeda. Ada orang yang mempunyai tipe lihat, artinya mudah memahami sesuatu setelah melihat, dan ada yang mempunyai tipe dengar, dan sebagainya. Oleh karena itu maka seseorang dalam berkomunikasi untuk pembentukan atau perubahan perilaku harus berusaha memberi stimulus indra sasaran sebanyak mungkin. Untuk hal ini maka peng- Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan 3) 2 ? |. Macam perhatian berdasarkan intensitasnya (banyak sedilc gunaan alat bantu dengar lihat (audio visual aids) atau me- dia audio-visual sangat efektif. Suatu prinsip belajar sasaran aktif adalah sebuah upaya agar sasaran menghayati materi tidak hanya terbatas pada mendengar dan melihat, tetapi juga dengan mengerjakan atau melakukan. Membentuk atau mengembangkan perilaku ibu 3. Dalam proses pembelajaran perubahan perilaku kesehatan sebagian besar sasaran’ menggunakan perhatian yang di- sengaja. Oleh sebab itu, sebaiknya para pelaku promosi Kesehatan atau pengajar berusaha menyajikan materi pem- belajaran, dengan cara yang menarik (tidak membosankan). 3, Tanggapan Setelah melakukan pengamatan (melihat, mendengar, membau, dan sebagainya) maka akan terjadi gambaran yang tinggal dalam ingatan. Gambaran yang tinggal dalam ingatan jnilah yang disebut ‘tanggapan’. Tanggapan ini akan berpengaruh terhadap pembelajaran dalam rangkea pengembangan dan peru- pahan perilaku. Sebab tanpa adanya tangzapan pada subjek maka studinya tidak mungkin berhasil. Oleh karena itu di dalam proses pembelajaran, perilaku kesehatan hendaknya berusaha agar dapat membentuk tanggapan yang benar dan cermat pada diri sasaran belajar, yakni masyarakat. 4, Fantasi Fantasi adalah kemampuan untuk membentuk tanggapan- tanggapan yang telah ada. Tanggapan-tanggapan baru ini tidak harus sama dengan tanggapan yang telah ada. Dalam proses pembelajaran, fantasi ini sangat penting, dan terwujud dalam daya kreativitas’sasaran belajar. Relevansi fantasi di dalam kehidupan manusia sehari-hari antara Jain sebagai berikut: a. Dengan fantasi maka orang dapat melepaskan diri dari ru- angan dan waktu sehingga orang dapat memahami apa'yang terjadi di tempat lain dan pada waktu yang lain. Bab 10: Foktor Internal Perilaku (Sifat Umum) 2 157 b. Dengan fantasi maka orang dapat menompatian di aang kehidupan pribadi orang Jain se Hiseilese m; ae sesama manusia, serta day memal ami a ra 2 any lain dan Jain-lain masalah kemanusiaan Lr imu maya, . Dengan fantasi, orang dapat melepastan a na arkatan yang dihadapi serta mele hal-bhal yang menye ‘kan di masa yang lalu. ; d. Dengan fantasi fe dapat menciptakan sesuatu yang 4; inginkan, dan berusaha mencapainya- pat 5. Ingatan Me . Ingatan adalah kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksikan kesan-kesan. Ingatan yan baik mempunyaj sifat-sifat berikut: a. Cépat, artinya mudah mencamkan kesan-kesan yang ditey;, ma. Setia, artinya apa yang telah diterima (dicamkan) akan disim, b. pan baik dan tidak akan berubah. c. Teguh, artinya dapat menyimpan kesan dalam waktu lama, tidak mudah lupa. d. Luas, artinya dapat menyimpan banyak macam kesan. Siap, artinya dengan mudah dapat memproduksi hal-hal yang telah dicamkan dan disimpan. Proses Ingatan SIFAT INGATAN YANG. MENERIMA BAIK: REPRODUKS| a. Cepat : b. Setia «.Teguh d, Luas e. Siap . MENYIMPAN ‘ 4 a. Mencamkan Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran perilaku kesehatan maka mencamkan akan memberikan petunjuk 1 58 Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan mengenai hal-hal yang dapat membantu menghafal ({mencamkan sesuatu). Proses mencamkan ini dapat bertam- bah dengan cara-cara berikut: 1) Menyuarakan bahan pelajaran di dalam belajar akan lebih menambah pencanian (pemahaman). 2) Melakukan pembagian waktu pemahaman (belajar) yang tepat akan menambah pemahaman. Belajar secara ; borongan, dan sekaligus dalam jangka waktu yang lama pada umumnya kurang menguntungkan. Hukum Jos mengatakan bahwa 10x 2 adalah lebih baik daripada 2 x 10. Belajar dengan menggunakan metode belajar yang tepat akan mempertinggi pencaman. Ada tiga macam metode belajar, yakni: a. Metode keseluruhan, yakni menghafal atau mempela- jari dari awal sampai akhir, berkali-kali. b. Metode bagian, mempelajari bagian demi bagian sam- pai dikuasai dan baru melanjutkan ke bagian berikut- nya. c. Metode gabungan, yaitu gabungan antara metode keseluruhan dan bagian. 4) Mnemonik teknik atau titianingatan, yakni dengan upaya memudahkan untuk mengingat yang dipelajari, dan me- mudahkan pencaman atau pengingatan. Misalnya untuk ~ mencamkan teori Rogers dalam perubahan perilaku dengan singkatan AIETA (awareness, interes, evaluation, trial, dan adoption). 5) Penggolongan kesatuan dalam skema atau ilustrasi. Prinsip ini dilakukan dengan menggunakan bagan-bagan atau ikhtisar-ikhtisar. b. Retensi 3) Reterisi adalah satu pengertian untuk mengingat dan lupa. Mengingat dan lupa sebenarnya adalah satu dan sama dilihat dari sudut yang berlainan, sebab hal yang diingat adalah tidak lupa, dan hal yang dilupakan adalah tidak diingat. Dari hasil suatu penelitian mengenai retensi ini dikemukakan bahwa: Bab 10: Faktor Internal Perilaku (Sifat Umum) . 159 1) Setelah orang selesai belajar. maka akan segera diikut; i i itu mula-muly oleh proses lupa. Proporsi yang dilupak. + # u cepat, kemudian melambat, dan akhirnya yang tersing dapat disimpan di dalam waktu yang oi Untuk mencapai proporsi yang diingat agar cukup mema. 3 dai, maka tharus diulang.lang dalam jangka waltu yang tidak terlalu lama. - ssi abila mencamkan sesuatu, kemudian ia ist t atau ” eens the hal yang dlingat akan lebih banyak: dibanding kan dengan ia tidak istirahat. c. Reproduksi ‘ Mengaktifkan kembali hal-hal yang telah dicamkan disebut reproduksi. Hal ini ada dua bentuk. 1). Mengingat kembali, artinya di dalam mereproduksi terse- but tidak ada objek yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk melakukan reproduksi. 2).. Mengenal kembali, artinya di dalam mereproduksi ter- sebut ada sesuatu yang dapat dipakai sebagai tumpuan untuk melakukan reproduksi. da Asosiasi Asosiasi adalah hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain di dalam diri seseorang. Dalam proses pembelajaran asosiasi ini sangat penting, sebab dengan aso- siasi seakan-akan ada semacam kekuatan yang menyebab-kan bahwa apabila salah satu dari tanggapan-tanggapan itu masuk ke dalam kesadaran maka tanggapan itu akan memanggil tanggapan lain dan membawanya ke dalam kesadaran. Aristoteles merumuskan hukum-hukum asosiasi itu sebagai berikut. a. Hukum sama saat serentak y : Tanggapan-tanggapan yang dialami dalam waktu bersamaan " akan berasosiasi satu sama lain. Misalnya, nama penyakit dengan bentuk kuman penyebabnya. 6. Hukum berturutan ‘i Tanggapan-tanggapan yang diulang berturut-turut akan 160 Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan berasosiasi antara satu dengan lainnya, Misalnya, pelayanan preventif akan menimbulkan asosiasi dengan pelayanan kuratif dan rehabilitatif. c. Hukum kesamaan ‘Tanggapan-tanggapan yang bersesuaian akan cenderung untuk berasosiasi. Misalnya, kalau orang melihat gambar cacing perut maka akan teringat kepada anak kecil yang cacingan, perut buncit, mata cekung, dan sebagainya. d, Hukum berlawanan = Tanggapan-tanggapan yang saling berlawanan akan berasosiasi satu sama lainnya. Misalnya, melihat orang sehat kemudian teringat kepada si sakit yang kurus dan pucat. e. Hukum sebab-akibat Tanggapan-tanggapan yang mempunyai hubungan sebab- akibat akan saling berasosiasi. Misalnya, melihat daerah slum atau kumuh, lingkungan yang buruk, ingat akan penyakit menular yang tinggi. 2, 6. Berpikir (Pengenalan melalui akal) Apabila pengamatan sampai dengan motivasi seperti telah diuraikan di atas merupakan suatu proses pengenalan melalui indra, berpikir merupakan proses pengenalan’ melalui akal. Berpikir adalah aktivitas yang sifatnya idealistis yang memper- gunakan abstraksi-abstraksi (ideas). Dalam berpikir, orang meletakkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang ada - pada dirinya yang berupa pengertian-pengertian. a a. Proses berpikir yes . ‘Dalam berpikir ada prosesnya. Proses inilah yang disebut jalan pikiran atau logika. Pada prinsipnya proses berpikir ini mencakup tiga langkah pokok. 1) Pembentukan pengertian, : - 2) Pembentukan pendapat, + 8) Penarikan kesimpulan. b. Berpikir dan proses pembeldjaran Hal-hal yang praktis tentang berpikir yang relevan dengan proses pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut: Bab 10: Faktor Internal Perilaku (Sifat Umum) 161 1) Berpikir merupakan salah satu ponent kebethacilay pembelajaran. Oleh karena itu, para Pra! 2 ar 08i ke. sehatan mempunyai tugas untuk membant TaN atay masyarakat dengan sebaik-baiknya- «dong bal iki i al asa, 2) Berpikir mempunyai hubungan yang er : : Oleh karena itu penguasaan bahasa merupakan syarat pokok untuk dapat berpikir secara baik. . * Dalam. membantu, perkembangan berpikir seseorang, hendaknya bukan hanya dengan memberikan engertian, sebanyak-banyaknya, tetapi yang penting adalah mem. berikan pengertian-pengertian kunci yang fungsional, Pengertian akan kunci yang fungsional ini akan mening. katkan kemampuan berpikir sasaran atau masyarakat, Metode pemecahan masalah sangat penting dikembang. kan karena sangat cocok untuk mengembangkan kemam. puan berpikir seseorang. 5) Pengetahuan yang siap pakai sangat membantu seseorang untuk berpikir dengan’ cepat: dan tepat. 6) Penggunaan diagram, peta, ikhtisar, serta clat peraga Jainnya‘akan sangat membantu dalam berpikir. 3 4) B. Emosi (Gejala-gejala Perasaan) Emosi. adalah keadaan atau peristiwa kejiwaan yang dirasakan atau dinilai dengan: senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, baik atau tidak baik, setuju atau tidak setuju, dan sebagainya. Oleh sebab itu emosi bersifat subjektif ketimbang objektif. Suatu hal, benda atau peristiwa bagi seseorang itu menyenangkan atau baik, tetapi bagi orang lain hal yang sama dinilai tidak menyenangkan atau tidak baik. Oleh sebab itu unsur- unsur perasaan atau emosi itu mempunyai ciri antara lain sebagai berikut: * 4 a. Bersifat subjektif. b. Bersangkut-paut dengan persepsi terhadap objek atau 162 fenomena yang diamati atau dikenal. Perasaan senang atau tidak senang, baik atau tidak baik, suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju dan sebagainya Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan mompunyal tingkatan yang berbeda, Dun orang menilai suatu ‘k, eama-sama baik, atau sama-nama tidak baik, tetapi objel penilaian baik atau penilaian tidak baik tersebut tidak sama (bertingkat), mulai dengan sangat baik sampai dengan gangat baik sekali. Faktor-faktor Emosi Perasaan ata emosi seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, dan dikelompokkan menjadi tiga, yakni: a. Kondisi kesehatan: Kesehatan seseorang baik kesehatan fisik, maupun kesehatan mental termasuk spiritual mempengaruhi emosi seseorang. Misalnya sekelompok orang yang menghadiri suatu pertun- jukan kesenian atau budaya, akan merasakan suasana yang perbeda-satu dengan yang lainnya. Bagi orang-orang yang terganggu kesehatannya atau merasa tidak enak badan, maka pertunjukan yang menghibur pun tidak dirasakan sebagai hiburan, dan dinilainya sebagai pertunjukan yang tidak bermutu. Tetapi bagi orang-orang yang sehat akan merasa sangat terhibur dan menilai pertunjukan tersebut sangat baik dan dinilai sangat menyenangkan. b. Pembawaan: r Perasaan atau emosi seseorang juga ditentukan oleh pem- bawaan orang yang bersangkutan. Ada orang yang perasaan- nya mudah terbawa oleh kondisi atau lingkungan sosialnya. Mudah berinteraksi dengan lingkungannya, dan merasakan sesuatu itu menyenangkan atau menyedihkan. Tetapi di pihak yang lain ada orang yang perasaannya tidak mudah terbawa oleh arus lingkungan atau suasananya. Misalnya menyaksikan suatu pertunjukan yang lucu, respons orang-or- ang yang menyaksikan berbeda-beda. Ada sebagian orang merespons secara berlebihan dengan tertawa terpingkal- pingkal. Tetapi ada kelompok orang yang menerimanya biasa- biasa saja, tersenyum saja tidak, dan sebagainya. ¢. . Kondisi dan situasi lingkungan: Situasi dan kondisi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial berpengaruh terhadap perasaan atau emosi Bab 10: Faktor Internal Perilaku (Sifat Umum). ‘163 Seseorang. Bandingkan perasaan Sea fetta ag ‘di mall dengan perasaan orang yang sik). Juga bangtinie nal yang becek dan cee Lemeerpeery tempat duke “ie, erasaan orang yang sedang m ; <2 dene. orang yang sedang menghadiri pesta pernikahan Gingleungst sosial). 2 Reaksi Emosi Seperti telah disebutkan di atas bahwa perasaan atay erg adalah merupakan penilaian seseorang terhadap stimulus atay Kondisi dan situasi di luar dirinya. Hasil penilaian, emosj atad berasaan tersebut terwujud dalam berbagai bentuk manife, i Yang biasanya disebut reaksi perasaan atau emosional. Reakei reaksi perasaan ini dapat dibedakan antara lain sebagai beriteys a. Terkejut: : y Adalah reaksi yang tiba-tiba, dan biasanya terjadi kalau stimy, lus dari luar tersebut datang secara tiba-tiba tanpa disaday;. nya. : 6. Sedih: Terjadinya rasa negatif, yakni apabila adanya kekosongan Jiwa akibat suatu peristiwa atau kejadian yang tidak mengenak. kan. Sedih terjadi karena adanya “trauma” psikologis, ¢. Gembira: Terjadi karena rasa positif, yakni adanya peristiwa atay kejadian yang menyenangkan terkait dengan dirinya. d Tokut: Terjadi atau timbul, karena merasa lemah, tidak berdaya dalam menghadapi kondisi, situasi atau peristiwa di luar diri- nya. Takut adalah perasaan ketidakmampuan dirinya dalam menghadapi tantangan atau ancaman dari luar. . 2 Miris: Adalah rasa takut yang sangat berat dan berlebihan, f Gelisah: Rasa takut tetapi dalam tingkat yang masih ringan. 164 Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan g Khawatir: Adalah terjadinya perasaan kurang ber terancam terhadap kondisi atau suas elves dees rasa a, h. Marah: rea aoe bentuk reaksi terhadap rintangan atau kemung- an kegagalan yang akan dialami. Marah juga merupakan bentuk perlawanan terhadap eksistensi dirinya. i Heran: : Adalah reaksi atau respons terh i Ms ; adap objek yang belum dipahami, atau. respons terhadap kejadian di luar fivinya yang tidak seperti biasanya, atau lain daripada yang lain. 3. Pengaruh Emosi Emosi atau perasaan mempunyai pengaruh terhadap ber- agai hal, dan selanjutnya pengaruh ini akan sampai pada kese- hatan seseorang. Secara garis besar pengaruh emosi atau perasa- an ini dikelompokkan menjadi tiga, yakni: a. Pengaruh terhadap perilaku: Emosi seseorang akan mempengaruhi pikiran dan daya nalar orang yang bersangkutan. Orang yang emosionalnya tinggi akan menyebabkan hilangnya daya nalar atau logika berpikir seseorang. Dengan perkataan lain intensitas emosional yang tinggi, misalnya marah maka rasionalnya atau jalan pikiran yang logis akan ditinggalkan. Sebagai manifestasi tidak berfungsinya logika berpikir, maka cara mengambilkepu- tusannya pun di luar Jogika yang benar. Maka dari itu dalam mengambil keputusan apa pun, jangan dilakukan pada waktu intensitas perasaan atau emosi yang tinggi. Sebaliknya dalam pengambilan keputusan dalam hidup kita harus dilakukan dalam kondisi emosi atau perasaan kita yang kondusif, _ misalnya dalam keadaan senang atau gembira, Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa emosi atau perasaan itu mengendalikan tindakan atau perilaku manusia. Agar perilaku manusia itu terkendali, maka perasaan atau emosi juga harus dikendalikan. Apa yang mengendalikan emosi supaya menghasilkan perilaku yang terkendali, Bab 10: Faktor Internal Perilaku (Sifat Umum) . 165 ya nalar, Mala “pikiran” dai da jawabnya adalah “pikiran” atau lalu dikontrol dengat dikatakan bahwa perasaan harus Sé! pikiran. en je i si tubuh: &. Pengaruh terhadap jasmani dan fung’ 2 Emon dapat mempengaruhi keluarnya kelenjar- Kelenja, Pencernaan, sistem sirkulasi-darah dan dan aoe Selan, jutnya dapat mengganggu metabolisme dalam deh pengan terjadinya ketidaknormalan metabolisme ini 5: ia arang tentu akan terjadi gangguan fungsi tubuh, acer lain mening j e' Na-a, katnya tekanan darah, terjadinya gang! 1 n, kerkurangiya daya konsentrasi sehingga mengakibatkan kesalahan-kesalahan bertutur kata, kesalahan bertindak, q. lan sebagainya. C. Konasi (Gejala-gejala Kehendak) Konasi adalah suatu tenaga atau kekuatan yang mendorong seseorang untuk bertindak, bergerak, atau berbuat, sebagai reaks; atau respons terhadap-stimulus yang berupa lingkungan, baik fisik maupun nonfisik. Konasi, kehendak atau hasrat mempunyaj ciri-ciri antara lain sebagai berikut: 1. Konasi adalah sebagai motor penggerak, artinya konagi, kehendak, atau hasrat ini merupakan pemicu (trigger) untuk penggerak terhadap perilaku. Hal ini berarti bahwa perilaky hanya terjadi apabila digerakkan oleh apa yang disebut konasi, kehendak atau hasrat ini, : 2. Konasi berhubungan dan diarahkan kepada tujuan tertentu, yakni perilaku tertentu. Misalnya seorang ibu berperilaky periksa kehamilan, sebagai tujuan, maka digerakkan atay diarahkan oleh kehendak atau hasrat ibu tersebut yakni “kehendak untuk memeriksalan kehamilannya”, 3. Konasi tidak dapat terpisahkan dengan kognisi dan emosi, Dengan perkataan lain Konasi-emosi-kognisi merupakan garis linier. Contoh, seorang ibu yang berkehendak memeriksakan kehamilannya (Konasi) tersebut, sebagai akibat dari emosi atau erasaan, yakni suaty penilaian bahwa periksa kehamil- an atu bermanfaat baginya (emosi), Selanjutnya perasaan (emosi) atau penilaian yang baik atas beriksa kehamilan 166 Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan tersebut didasarkan pada pengetahuan ibu tentang pentingnya atau manfaatnya periksa hamil (kognisi). 4, Jenis Kehendak (Hasrat): Berdasarkan terjadinya atau sumbernya, pada prinsipnya kehendak atau hasrat itu dibedakan menjadi dua, yakni: kehen- dak berpusat pada kejasmanian, dan kehendak berpusat pada kejiwaan. a. Kehendak berpusat pada kejasmanian: i 1) Refleks: Semua gerakan tubuh kita terjadi karena edaaya ‘stimu- lus. Stimulus dari luar tersebut diolah oleh otak, kemudi- an otal memerintahkan bagian tubuh kita untuk melaku- kan gerakan ataw tindakan. Sedangkan refleks terjadi gerakan tubuh, tetapi tidak berdasarkan perintah otak, yang berarti suatu gerakan tubuh yang tidak disadari. Oleh sebab itu refleks mempunyai ciri-ciri sebagai beri- kut: a) Mempunyai hubungan yang sangat erat antara stimu- lus dan reaksi. b) Berlangsung di luar kesadaran. c) Tidak berhubungan dengan pusat susunan saraf, te- tapi hanya berhubungan dengan susunan saraf (tulang belakang). d) Bersifat mekanis (gerak dengan sendirinya) 2) Insting: Insting adalah kemampuan iat tertentu yang dibawa sejak lahir yang tertuju pada pemuasan dorongan (nafsu). Insting ini juga terdapat pada binatang. Ciri-ciri insting: a) ‘Lebih kompleks dibandingkan dengan nafsu. b) Dibawa sejak lahir, sejak lahir manusia maupun bina- tang sudah membawa insting, misalnya mencari susn ibu atau induknya. ¢) oe atau perbuatan ini i tampa memerlukan pelatih- “a fark pada dorongan nafsw-atau dorongan lain. Bab 10: Faktor Internal Perilaku (Sifot Umum) 167 3) Nafsu: ia dan me : Nafsu adalah dorongan pada manus’® Ton Me met Kekatan ertindale untuk mene aval tertentu. Selain manusia, binatang juga emertuhi nafjyst” Bedanya, kalau pada manusia dalam m\ ee aia rtd selalu dikontrol oleh pikiran dan peretaleh ‘akal budge nafsu pada binatang tidak terkontrol 0 lan pikirannya, Bentuk-bentuk nafsu: a) Nafsu individual, misalnya: nafsu ented ber. main, nafsu birahi, nafsu berkuasa, dan sebagainya, b) Nafsu sosial (nafsu meniru, nafsu kawin, nafsu berke, lahi, nafsu berinteraksi dengan orang lain, dan seba. gainya. 4). Keinginan: : Keinginan adalah nafsu yang telah mempunyai arah dan tujuan tertentu dan yang konkret, misalnya: — Nafsu makan menimbulkan keinginan untuk memper. oleh makanan. . ~ Nafsu seks menimbulkan antara lain berkeinginan untuk kawin, atau keinginan berhubungan seks de. ngan orang lain. ~ Nafsu berkuasa akan menimbulkan berbagai keingin. an antara lain menjadi calon legislatif atau eksekutif, dan sebagainya. 6. Kehendak kejiwaan: 168 1) Motivasi Motivasi atau motif adalah suatu dorongan dari dalam diri Seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motif tidak dapat diamati, yang dapat diamati adalah kegiatan atau mungkin alasan-alasan tindakan tersebut. @) Pembagian motif Motif dapat dibagi berdasarkan berbagai pandangan dari para abli antara lain: Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (1) Pembagian motif berdasarkan kebutuhan manu- sin, dibedakan menjadi tiga macam, yakeni: + Motif kebutuhan biologis, seperti minum, makan, bernapas, veksual, bekerja, dan ber- istirahat, Motif darurat, yang mencakup dorongan- dorongan menyelamatkan diri, berusaha, dan dorongan untuk membalas. ‘ Motif objektif, yang meliputi kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, dan sebagainya. (2) Pembagian motif berdasarkan atas terbentuknya motif tersebut mencakup: - Motif-motif pembawaan, yang dibawa sejak lahir, tanpa dipelajari, misalnya dorongan untuk makan, minum, beristirahat, dorongan seksual, dan sebagainya. ‘s - Motif yang dipelajari, yaitu motif-motif yang ots timbul karena dipelajari, seperti dorongan ‘untuk belajar sesuatu, dorongan untuk menge- jar kedudukan, dan sebagainya. (3) Pembagian motif menurut penyebabnya: - Motif ekstrinsik, yaitu motif yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Misalnya, seorang ibu mau mendatangi penyuluhan gizi, karena menurut kader kesehatan bahwa informasi gizi penting dalam rangka perkem- bangan anaknya. . Motif instrinsik, yaitu motif yang berfungsi tanpa rangsangan dari luar tetapi sudah dengan sendirinya terdorong untuk berbuat sesuatu. 2) Kemauan (will): Kemauan adalah dorongan dari dalam diri manusia yang lebih tinggi tingkatnya daripada insting, refleks, dan keinginan. Kemauan sudah disertai dengan pemikiran- pemikiran atau akal budi dalam mencapainya. Bab 10: Foktor Internat Peritaku (Sifat Umum) 169 170 Ciri-ciri kemauan: oul 8) Dorongan dari dalam untuk mencapai twiian sertenty yang disadari dan dipertimbangkan masa m 8: . b) Pertimbangan terjadinya kemauan uke anya Pike saja, tetapi perasaan, hubungan dengan kondisi ling, Kungan, sosial, ekonomi, dan sebagainya. viv © Gejala kemauan akan diikuti oleh atau aktivitas ter, tentu yang disebut perbuatan, tindakan, atau perilaly, Proses kemauan: / Kemauan terjadi melalui suatu proses yang tidak seder. hana, karena kemauan didasarkan atau terjadi kareng adanya dorongan yang kuat dari dalam diri manusia, dan melalui proses sebagai berikut: a) Adanya dorongan (motif), yaitu alasan-alasan sebelum berbuat (justifikasi). b) Mempertimbangkan motif, yakni mempertimbangkan alasan-alasan (berargumentasi). c) Memilih dan memutuskan, yakni memilih salah saty alternatif yang paling rendah risikonya. d) Melaksanakan keputusan: perbuatan, tindakan, peri. Jaku. Tahap terakhir (d) ini kemauan sudah menjadi kenyaan atau terwujud, dalam bentuk perilaku atay tindakan. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan

You might also like