You are on page 1of 5
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA JALAN JENDERAL SUDIRMAN KAV. 69, JAKARTA 12190, TELEPON (021) 7398381 - 7398382, FAKSIMILE (021) 7398323 ‘SITUS hntp :nwwmenpan.go.id Nomor : B/58\ /S.SM.01.00/2018 30 Oktober 2018 Sifat : Segera Hal Tatacara Penilaian Integrasi Hasil SKD dan SKB Yth. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah di Tempat ‘Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) pengadaan CPNS Tahun 2018 yang kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB), mohon Panitia Seleksi Instansi dapat memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. SKB untuk instansi daerah seluruhnya wajib menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) baik yang diselenggarakan BKN maupun UNBK. 2. Apabila instansi daerah menambah 1 (satu) jenis tes selain SKB dengan CAT (bukan Tes Wawaneara dan tidak menggugurkan), maka bobot tes tambahan tersebut 40% dan bobot SKB dengan CAT menjadi 60%. Instansi daerah wajib menetapkan pedoman/panduan pelaksanaan SKB dan menyampaikan kepada Menteri PANRB dengan tembusan Kepala BKN sebelum pelaksanaan SKD dimulai. 3. Peserta formasi jabatan Guru yang telah dinyatakan lulus SKD dan memiliki sertifikasi pendidik yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, tidak diperlukan mengikuti SKB sehingga seluruh nilai SKB yang bersangkutan diberikan rilai penuh (100,000). Apabila terdapat peserta untuk formasi jabatan Guru Agama dan memiliki sertifikasi pendidik yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama, maka diberlakukan hal yang sama. Instansi daerah wajib memverifikasi kebenaran dan keabsahan dokumen sertifikasi pendidik dimaksud 4, Peserta formasi Khusus Eks Tenaga Honorer Kategori I! yang telah dinyatakan lulus SKD (dengan nilai ambang batas TIU 60 dan nilai kumulatif 260), tidak diperlukan mengikuti SKB (pengalaman kerja minimal 10 tahun dan terus menerus ditetapkan sebagai pengganti SKB), sehingga seluruh nilai SKB ybs diberikan nilai penuh (100,000). Instansi daerah wajib memverifikasi kebenaran dan keabsahan dokumen yang bersangkutan sesuai PermenPANRB No 36 Tahun 2018. 5. Instansi daerah dapat memberikan tambahan nilai pada SKB sebesar 10 (sepuluh) dari total nilai SKB bagi Putra/putri daerah setempat yang mendaftar formasi umum untuk jabatan Guru dan Tenaga Kesehatan pada satuan unit kerja instansi daerah berkategori terdepan, terluar, terpencil, tertinggal, dan tidak diminati berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Kesehatan seperti pada file teriampir. Instansi daerah wajib memverifikasi alamat pada Kartu Keluarga atau yang bersangkutan memiliki ijazah SD/SMP/SMA di wilayah yang sama pada satuan unit kerja di Kecamatan/Distrik yang dilamarnya. |. Tatacara penilaian SKB adalah sebagai berikut: a. Skala nilai seluruh Sub Tes SKB adalah 0,000 - 100,000. Untuk hasil nitai CAT yang bernilai maksimum 500 akan dikonversikan dengan cara membagi 5 menjadi angka desimal dengan tiga angka di belakang koma; b. Peserta yang walib mengikuti SKB namun tidak hadir pada saat SKB dinyatakan gugur dan diberi tanda “TH”; c. Peserta yang tidak diwajibkan mengikuti SKB diberi tanda “SP” untuk yang memiliki sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud angka 3, dan tanda “K2” untuk peserta formasi Khusus Eks Tenaga Honorer Kategori Il sebagaimana dimaksud angka 4; 4. Peserta putra/putri daerah setempat sebagaimana dimaksud angka 5, diberikan tanda "PD"; e. Pengolahan hasil SKB (selain SKB dengan CAT) dilakukan oleh Panitia Seleksi Instansi masing-masing dan hasilnya disampaikan kepada BKN sesuai dengan format/sistem aplikasi untuk Pengolahan/integrasi Hasil SKD dan SKB yang disediakan BKN. Pada saat pengolahan hasil akhir (penggabungan/integrasi nilai SKD dan SKB) yang akan dilakukan oleh BKN, instansi perlu memahami tatacara dan melakukan simulasi nilai secara mandiri sebagai alat untuk memeriksa kembali kesesuaian hasil sebelum diumumkan secara resmi (contoh terlampir) dengan pengaturan sebagai berikut: a. Nilai akhir dihitung dengan rumus (0,4 x Nilai SKD dalam skala 100) + (0,6 x Total Nilai SKB dalam skala 100) b. Seluruh nilai ditulis menggunakan angka desimal dengan tiga angka di belakang koma; ¢. Apabila terjadi nilai sama, penentuan kelulusan akhir adalah sebagai berikut: 1) Nilai total hasil SKD yang lebih tinggi; 2) Apabila tersebut angka 1) masih sama, maka penentuan kelulusan akhir didasarkan secara berurutan mulai dari nilai Tes Karakteristik Pribadi (TKP), Tes Intelegensi Umum (TIU), dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK); 3) Apabila tersebut angka 2) masih sama, maka penentuan kelulusan akhir didasarkan pada nilai IPK bagi lulusan Diploma/Sarjana/Magister, sedangkan untuk lulusan SMA/sederajat berdasarkan nilai rata-rata yang tertulis di ijazah; 4) Apabila tersebut angka 3) masih sama, penentuan kelulusan didasarkan pada usia tertinggi. d. Tatacara pengisian formasi yang kosong adalah sebagai berikut 1) Dalam hal kebutuhan formasi umum tidak terpenuhi, dapat diisi dari peserta yang mendaftar pada formasi khusus pada jabatan dan kualifikasi pendidikan yang bersesuaian serta memenuhi nilai ambang batas kelulusan (passing grade) formasi umum yang berperingkat terbaik; 2) Dalam hal kebutuhan formasi khusus tidak terpenuhi, dapat diisi dari peserta yang mendaftar pada formasi umum dan formasi khusus lainnya pada jabatan dan kualifikasi pendidikan yang bersesuaian serta memenuhi nilai ambang batas kelulusan (passing grade) formasi umum yang berperingkat terbaik; 3) Apabila tahapan angka 1) dan angka 2) masih terdapat formasi yang tidak terpenuhi, dapat diisi dari peserta yang mendaftar pada formasi umum lainnya yang jabatan dan kualifkasi pendidikan bersesuaian serta memenuhi nilai ambang batas kelulusan (passing grade) formasi umum yang berperingkat terbaik; 4) Khusus untuk Formasi Eks Tenaga Honorer Kategori Il, tidak diberlakukan tatacara pengisian formasi yang kosong, ‘Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami harapkan Panitia Seleksi Instansi segera berkoordinasi dengan BKN agar pelaksanaan pengolahan/integrasi hasil SKD dan SKB tersebut dapat berjalan dengan lancar, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, atas pethatian Saudara kami ucapkan terima kasih. teri Pendayagunaan Aparatur Negara Tembusan : 4. Menteri PANRB; 2. Kepala BKN; 3. Kepala BPKP; 4, Ketua Tim Quality Assurance. 1 | cooor [ coos | co0%or oovor covoor | coves | ooooor | oo | voor | oavor | aos “Gnuasyer iN weBLp UoWO> 07 mi oe ae oo fie xo | mn | 22 aia, wuoLivin ueweddonwod Fone 190 eB OP BS OHS vinassa viva a» | mn @siviN @sivin (ueyunsnguow yepa uep evesuemeny 521 ueyng) 1y9 UeUaP gys LIeI2s Sox sive (mes) T ueBLEP ,jarndwoy eieUerd, Uereqel yMUN Yoo) — + yemeg seq ip UEP e440} Yejui| rensos snjmy SueA yun (snr) <7, EpUEL "yepLA:eD ay FBBURIN ep Bupiuenia |seui0s 1sey0} uep 10 12Q.01 vesnyM “wnwu?)|SewLy s1ua“Ueyp!pUad !seqULyeny-uerege! BuIseUL- : mm [or [| - E : oars | oovs9 | cee eased yoo) uavequie ages | ows | cons | coor oovor ooooor | ooooor ovove | ooo | toe 04 yo3109) (eta yersep en oa | ores | oerey | ova cover oozes | coos | roe | ozwer | owes | sz | amunieyuueyeque veBvop evosod yorue>) 4s | cosre | cco0 | ooo : oovo0r | oovoor corre | coors | ore (pipuad 12349195 veBuap E8564 403009) ooees | case | o0axs owes | comes | ee | cove | oor | ore (eiew wowve9) 1 | cave | osvor | ove 99 : oosss | cores | vee | oooee | ooooe | ose (ew wewwe9) 1_| coosor | coves | oooorr coor coooor | oovoor | 00s | cover | ooovnr | oos TuRaISIEW FIN veBL=p YoWUOD retduyeiyereqvenna | 000 | WIN | WOWORS : 5 xs ieBBuazyersea yenng eee [te aLoLiin | yrunveyueyeqwer “LD uebuap eS wos vinasza vava uw a» | mn ‘@SIVIN ‘Ons n7mN (asa) e560 WeIO¥9s Ano VENPIPUEA TS weNpIpEES BERET sseuno} ewe ewevea ayy se nn9 omeger VYBBoNGs = jseusoy seyor IaH 99 w9p s0ou908A WOgIBL UoSHYM ‘umn seuoy suat .V U9BEN As, 1p ewes BUeK yseusoy sey] mens eped ,(as54) 4J25eq \yej0y25 nung uerIpipuad T-s, UeNIppUad |seRyHeMy UeBUAP ,eweLI04 IIYY Se}ay nung, UEreqe! ymuN seuo} Uedeyauad UeyVedepuaW YyesBep |SUEYSUI Mens ‘yoWUOD TERENAS — + HV¥3VG HVLNINSIW3d YNLNN 8102 NNHVLSNd9 ISN313S ES NVC CXS TISVH ISVYDALNI/NVHVIOONAd HOLNOD ‘angasiay eased sewelp Buek jeme ysewio} siuaf ueysejaluatu BUA snsnup e1eD95 epUeL LARIp UEXe INqaSHe LEBLOSOYOH IHHUDW BUeA eLL9se4 !sewHo} 1sey0}) inqasiay Buosoy BueA \sewi04 |s/BUaL Ueye serever BuP|Ues Uep ‘YyepUa:aY ay BURA} Jyye 1eHU LEP Sun;BUEIG (SL WAAL ‘08 NLL ‘EDT abl) Wnwin jsew04 ymUN Qys (29016 Burssed) seyeq Buequie eyu \Yuouow Bue eAuey JeMIy/p/BuseSIO ‘(efusmaias uep ‘,/ ua89N as, '.€ H989N OS, ‘2 baBoN as, ep eBe8 Buek eyased jes) ehueep ueyINduNyIp ewes BueA UeyIPIpUad iseyyHeMy UeP UeyegeT UeBUap UNWEU UIE SEUlI0}|SeyO} Yep [eBeB BUeK eLI9SO4 -mnyu9q leBeqas exe>eve) UeBUap Ue IseULH0}'se¥0] ep [SIP 1edeP exeU “BU0s0y BUeA ISeUIO} yedepID, WISeUI SE Ip UedeYey eped elIgedy [nqasiai Bu0s0y SueA WAIN !sewH04 s/BUAUL Ueye Z Uep T BUD|UES Uep “YepUa:ED ay BBUI02 Ie | SCA ‘08 NL ‘EDT eid) wnuIn seuHo4 ymUN Gys (9per6 Oulssod) sereq BUEqUIE e}U |yNUaUoW BUEA ehueY J e510 ep €-z BuP{BUEs Uep Heq20) Uesn|M] Lep €-7 BuDyBUE) eAUedeP UexINdwnp jeZeB Bueh ex105—4 sanyeg eBeoas uetepe eAuUeBUosoyay Lersiduad e1e>e3e) eeL “(ays Nede AyYs deyer welep inn eLasad ynunjas neve sewejad epe Yepn euDLey) WNW IseUO4 eped LeBLOSoyDx Ipelio eS!WN (jenuew vexng ‘waysis yoyo uejngu ‘ehuuye} snsnpy isewuoy sluaf eped ueBuosoyay ipefsay e|iqede “eAusniares ueDywog ‘angasiei 8u0s0y Suek SuLITIEYSIC !SeUNOS ISIBUAW Ueye T BUN|UeS Uep ‘YepuareD ay 1BBURIOD Jy YeNU Hep BuNABUELIQ, ASC AML ‘08 NUL ‘EFT dXL) wNWiN IseWE4 ymUN QYS (2p016 Oulss0d) sereq BueqUE Jey YAUdWIOW BUeA eAUeY J03|4p/BULIESIQ Ua] UeSN|M] Hep €-z duiyBues UEP wun wep 9-€ SUbj8Uer) eAUerep UEYINduINy|p jeBeB Bueh eiasaq amueq leleqas yejepe ehuueluosoyay Uersifuad exerere1 eyeUs‘(EyS neve Gys deyer Welep sndin8 exiasod ynunjas neve Jewejad epe YepN eua.ey) SyLITIGYSIG !seu04 eped LeFUOSO¥ay Ipelies jesIW €-7 Bupauey €-7 Supauey 9- € Bunauey e803 Bueh eviaseg TSupjauey T Supjiuey Z— 1 Bupauey TSeUo} IS/BUBU UeYe BURA eUlaseq € € 9 SYS evased uinusyew Yejwnr f T z yseuioy yeRunT semiqesia, sequal Uesnin wnwn SNSNHY ISVINEOS wnwa Isvwwos ‘SeyIgesiG ymIUN T UEP “H!eqaL UesA|M AMUN “WNW ISeWLO, AMUN Z UEH!SeXOIEIP UEIPNUaY BUA “p YEjLUnfas ,T UABAN GS, Ip ewes BUeA \seusi04 1seyo| mens eped ,(asoa) IY Sejay nung, uevege! ynaun |sewJ04 Uederauad uerredepuaLs Yes2ep IsUeISUI Mens “YowUED 1eBeqaS JeSeq Yejoxas niNg UeX!PIpUAg L-s, UeX!PIpUad IseAY!!ENy UeBUEP ,eweL.ad HVYAVG HVLNININ3d ANLNA. 8TOZ NNHVL SNd9 ISN313S VOVd SNOSOM ONVA ISVINHOS NVISIDN3d HOLNOO

You might also like