You are on page 1of 14
NAMA: PUTRI AMELIA HARTONO NIM KELAS: 3A SANITASI Tugas mata kuliah DPM (PSC) :PO7233319711 Problem solving cycle merupakan proses mental yang melibatkan penemuan masala, analisis dan pemecahan masalah, Tujuan utama dari pemecahan masalah adalah untuk meng isi kendala dan mecari solusi yang terbaik dalam menyelesaikan masalah, Problem solving cycle adalah proses yang terdiri dari langkah - langkah berkesinambungan yang terdiri dari analisa situasi, perumusan masalah secara spesifik, penentuan prioritas masalah, penentuan tujuan, memilih alternatif terbaik, menguraikan alternatif terbaik menjadi rencana operasional dan melaksanakan rencana kegiatan serta mengevaluasi hasil kegiatan (Reed, 2000) Bentuk problem solving cycle dalam dunia kesehatan salah satunya adalah siklus manajemen masalah Kesehatan, Menurut pengertiannya manajemen masalah kesehatan didefinisikan sebagai suatu proses dan upaya untuk mengoptimalkan sumber daya melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yaitu, perencanaan (P1), penggerakan dan pelaksanaan (P2), serta pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) untuk mengatasi kesenjangan antara apa yang diharapkan dan dengan apa yang menjadi kenyataan di bidang kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan/klien dalam rangka mencapai tujuan organisasi layanan kesehatan (Sulaeman, 2015). Siklus manajemen masalah kesehatan terdiri dari berbagai tahap siklus yang meliputi analisis situasi, identifikasi masalah dan penyebabnya, penentuan prioritas masalah, penetapan tujuan, alternatif pemecahan masalah dan prioritas pemecahan masalah, pembuatan rencana operasional, penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi), serta pemantauan, pengendalian dan penilaian (Sulaeman, 2015). © Analisis Situasi Kabupaten OKU Selatan pada tahun 2014 memiliki penduduk 451,845 jiwa tersebar di 19 kecamatan yaitu: (Mekakau ir, Banding Agung. Buay Pematang Ribu Ranau Tengah, Warkuk Ranau Selatan, Buay Pemaca, Simpang, Buana Pemaca, Muaradua, Buay Rawan, Buay Sandang Aji. Tiga Dihaji, Buay Runjung, Runjung Agung. Kisam Tinggi, Muaradua Kisum, Kisam Tir, Pulau Beringin, Sindang Danau, dan Pulau Are). Perekonomian Kabupaten OKU Selatan didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan KLB keracunan makanan di Kabupaten OKU Selatan dari tahun 2013 s/d 2016 telah terjadi sebanyak lima kali, sebagian besar disebabkan karena kesalahan dalam proses pengolahan sehingga terkontaminasi bakteri Dari hasil investigasi di lapangan diketahui penyebab utama penderita adalah keracunan makanan, Sebelum meninggal dunia penderita makan pisang goreng dan minum kopi hitam bersama-sama di sawah, beberapa saat kemudian penderita mengalami gejala mual, muntah, kejang, mulut berlendir.tubuh kebiruan, pucat, nadi lemah, dan pingsan. Kelima penderita telah mendapat pertolongan di Puskesmas Pulau Beringin, 4 penderita meninggal di Puskesmas Pulau beringin (Doni, Ariana, Juanda, dan Rendi) dan I orang (Sudian) di rujuk ke RSUD Muaradua kemudian di bawa ke RS Antonio Baturaja Pada tanggal 10 Januari 2016 penderita (Tn, Sudian) telah pulang ke rumahnya di desa Aromantai Kabupaten OKU Selatan, dengan keadaan fisik belum stahil, nafsu makan mulai membaik, penderita belum mampu berkomunikasi dengan baik dikarenakan belum membaiknya daya ingat pasca kejadian, Pada saat investigasi di pondok tempat terjadinya keracunan makanan, di dapati sisa it minum di dalam ceret yang kemudian diambil sampelnya, pisang dan mangga mulai membusuk, ikan mati dan ada juga yang hidup di air kolam belakang pondok penderita kemudian diambil sampelnya * Identifikasi/Penentuan Masalah Permasalahan kasus keracunan yang pemnah ditemukan di Desa Aromantai Kabupaten OKU Selatan, secara umum disebabkan oleh: 1. Cemaran/kontaminasi makanan oleh bahan kimia 2. Cemaran/kontaminasi makanan oleh mikroba patogen * Penentuan Prioritas Masalah Penilaian (Skor 1-5) (Ww) (S) (G) No | Masalah Gawa | Mend | Tingkat = Priorita t— [esak | Perkemba |§ : ngan T. | Cemaran/kontaminasi makanan |S [5 | 5 ist dengan bahan kimia 2, | Cemaran/Kontaminasi makanan] 3 (54 mw [2 dengan mikroba patogen INDIKATOR PENILAIAN USG KET: BERASARKAN SKALA LIKERT 1-5 5=SANGAT BESAR 4=BESAR 3+ SEDANG 2= KECIL, 1= SANGAT KECIL © Analisis Masalah No. ‘Masalah ‘Sebab 1. | Cemaran/kontaminast Penyebab Keracunan Pangan di Desa Aromantai Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten OKU Selatan adalah : makanan oleh bahan kimia 1. Perilaku penderita/korban yang kurang mentaati prosedur penggunaan dan penyimpanan pestisida. 2. Karena mengkonsumsi makanan pada saat diladang yang diduga terkontaminasi pestisida kelompok insektisida organoklorin. 3. Kemungkinan penderita/korban_ pada saat membajak sawah menggunakan pestisida, kelima penderita yang telah terpapar pestisida pada saat istirahat ‘makan pisang goreng dan minum Kopi tidak mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir sehingga sisa pestisida masih melekat pada kulit dan tertelan bersama makanan yang di makan. Analisis Masalah Dengan Diagram Tulang Tkan Hosyrokot ENERUNENS aust METOOE: pshgene oR Ve slum Pulskasms don mengetahui Kanangy Kenngaye "Dinas tentang. —* ede pemulnn. ——+\" Kesehatan terdexat pentingnya PHBS, penguin weap Solum torpanun pengimpanan smasyarakat sehingga belum dan pengunaon éopat ditangaulanaif —aracunan pestisida yang ‘secora cepat boik dan benar. pangam Kontaminan bahan Kimiowi (Pestisida) pengolthtan > “hare masyordkot terkeit prosedur Kesadaron okan pphbs pénggunaan———* / kebiasaan ctps penyimpana sebelum makan fn pestisida. belum timbul MATERIAL MANUSIA, © Alternatif Pemecahan Masalah No. ‘Masalah Sebab ‘Alternatif Pemecahan Masalah 1. | Cemaran/kontaminasi | Penyebab Keracunan Pangan | 1. pengawasan dan penyuluhan makanan oleh bahan | Desa_— Aromantai | Kesehatan tethadap Kecamatan Pulau Beringin | masyarakat sekitar tentang Kabupaten OKU Selatan | PHBS, —penyimpanan dan adalah : pengunaan pestisida yang baik dan benar. 1. Perilaku penderita/korban yang kurang —mentaati | 2. Memanfaatkan media Prosedur penggunaan dan | informasi baik — elektronik penyimpanan pestisida. seperti sosial media 2. ‘Karena mengkonsumsi | maupun cetak seperti spanduk, makanan pada saat diladang | pamfel, leaflet, untuk yang diduga terkontaminasi | memberikan edukasi pestisida kelompok | mengenai pencegahan _kasus insektisida organoKlorin. keracunan akibat pestisida pada 3. Kemungkinan | makanan penderita/korban pada saat membajak sawah menggunakan —_pestisida, kelima penderita yang telah terpapar pestisida pada saat istirahat akan isang ‘goreng dan minum kopi tidak mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir sehingga sisa pestisida masih melekat pada kulit’ dan tertelan bersama makanan yang di makan. * Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik Altematif jalan keluar terhadap masalah selanjutnya dinilai dari beberapa sudut pandang sehingga didapatkan urutan pemilihan intervensi yang terbaik. Pemilihan intervensi terbaik dari berbagai alternatif jalan keluar atas masalah kasus KLB keracunan makanan oleh kontaminan kimiawi( pestisida) di wilayah kerja Puskesmas pulau beringin Desa Aromantai tersaji dalam tabel berikut: ‘No | Cara Pemecahan Masalah Efektivitas Efisiensi | Prioritas MxlxV T. | pengawasan dan penyuluban | 5 3 5 5 Kesehatan terhadap masyarakat sekitar tentang PHBS, penyimpanan dan pengunaan pestisida yang baik dan benar. 25 2. | Memanfaatkan media | 3 3 2 5 informasi baik —_elektronik seperti sosial == media maupun cetak seperti spanduk, pamfel, leaflet, untuk memberikan edukasi mengenai pencegahan asus keracunan akibat pestisida pada makanan 36 Kriteria efektivitas: ‘M = Magnitude (besamya masalah yang dapat diselesaikan) = Importancy (pentingnya jalan keluar) V Vulnerability (sensivitas jalan keluar) Kriteria efisiensi : C = Efficiency - Cost (semakin besar biaya yang diperlukan semakin tidak efisien) Prioritas Pemecahan masalah yang saya pilih adalah melakukan Pengawasan dan penyuluhan Kesehatan terhadap masyarakat sekitar tentang PHBS, penyimpanan dan pengunaan pestisida yang baik dan benar. © Plan of Actions Dari hasil pemilihan prioritas jalan keluar dipilih bentuk kegiatan Pengawasan dan penyuluban Kesehatan tethadap masyarakat sekitar tentang PBS, penyimpanan dan pengunaan pestisida yang baik dan benar. Berikut ini merupakan rencana persiapan yang dibutubkan: 1. Tujuan; Meningkatkan kesadaran serta pengetahuan masyarakat terkait Perilaku PHBS serta bagaimana penyimpanan dan penggunaan pestisida yang baik dan benar untuk meminimalisir kasus kejadian KLB serupa 2. Sasaran: Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas pulau beringin desa Aromantai 3. Metode: Dilakukan pengawasan serta kegiatan penyuluhan warga terkait pentingnya pohbs dan pedoman tata cara penyimpanan serta penggunaan pestisida secara aman 4, Waktu: | tahun 2 kali 5. Lokasi: Desa Aromantai Kabupaten Oku Selatan dimana terjadi kasus KLB keracunan makanan 6, Pelaksana: Petugas Puskesmas Pulau Beringin dan pihak-pihak lain yang terkait (pertanian) 7. Biaya: Perkiraan Biaya yang diperlukan: No J Pengeluaran Total 1. | Honorium pemateri A Rp. 1.000.000 2. | Penyewaan tempat dan | Rp 2.500.000 konsumsi TOTAL Rp 3.500.000 8, Mekanisme kegiatan: Petugas puskesmas Pulau Beringin Desa Aromantai bersama pihak- pihak terkait lainnya mengadakan penyuluhan terkait pemtingnya perilaku PHBS, tentang bagimana pentingnya perilaku mencuci tangan sebelum makan atau sesudah beraktivitas dari sawah atau ketika sehabis kontak dengan pestisida atau bahan kimia lainnya, menjelaskan alur pajanan_pestisida hingga dapat menimbulkan keracunan atau kematian, Serta mrlakukan penyuluhan terkait bagaimana penyimpanan dan penggunaan bahan pestisida yang baik dan benar agar tidak terjadi kejadian kasus KLB serupa yang menyebabkan kematian. Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan dilanjutkan dengan kegiatam pengawasan pada masyarakat Desa Aromantai Kabupaten Oku Selatan terkait perubahan perilaku warga setelah diupayakan penyuluban agar tidak terulang kasus KLB serupa. LAPORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB KERACUNAN MAKANAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PULAU BERINGIN DESA AROMANTAI KABUPATEN OKU SELATAN PADA TANGGAL 4 JANUARI 2016 (Sri Maidalena, SKM, M.Kes, Dr-Dianita Ekawati, SKM, M.Epid, dr-Artineke, M.Kes, Ena Juhaina, ‘SKM, Vera Susanti, SKM, Titin Nizamiyah, Ines Narticopolen, S.ST, Khusnul Khotimah, SKM) 1 Pendahuluan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular, keracunan pangan, keracunan bahan berbahaya lainnya ‘masih menjadi masalah keschatan masyarakat masyarakat karena dapat menyebabkan jatuhnya Korban kesakitan dan kematian yang besar schingga perlu diantisipasi dan dicegah penyebarannya dengan tepat dan cepat. Salah satu tantangan sekaligus Keunggulan seorang ahli epidemiologi adalah pada kemampuannya melakukan penyelidikan epidemiologi suatu kejadian Iuar biasa (KLB). Beberapa jenis KLB seperti diare, campak dan ‘malaria mengalami penurunan jumiah sejalan dengan semakin baik sistem pengendalian beberapa penyakit tersebut. Akan tetapi beberapa penyakit justru mengalami peningkatan salah satunya keracunan pangan. Penyakit yang disebabkan oleh pangan masih merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di Indonesia adalah penyukit yang disebabkan oleh pangan. Pangan merupakan jalur utama penyebaran ppatogen dan toksin yang diproduksi oleh mikroba patogen, Pangan juga dapat menimbulkan masalah serius jika ‘mengandung racun akibat cemaran kimia, bahan berbuhaya maupun racun alami yang terkandung dalam pangan, yang sebagian diantaranya menimbulkan KLB keracunan pangan. Kejadian luar biasa (KLB) Keracunan Pangan adalah suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebily yang menderita sakit dengan gejala yang sama atau hampir sama setelah mengkonsumsi pangan, dan berdasarkan analisis epidemiologi, pangan tersebut terbukti sebagai sumber penularan, KLB keracunan pa rmasih menjadi masalah kesehatan masyarakst, terutama di perkotaan, pemukiman dan perindustrian (Depkes RI,2009), Salah satu krteria kerja KLB harus ditangani kurang dari 4 jam, Untuk itulah dibentuknya Tim Gerak Cepat (TGC) agar setiap kejadian Keracunan Pangan dapat ditangani secara cepat dan tepat. Hasil penyelidikan epidemiolgi KLB diharapkan mampu menjawab SW+1H (What, When, Where, Who, Why dan How), Berita dari media massa lokal tertanggal 05 Januari 2016, telah terjadi Keracunan makanan di Kabupaten OKU Selatan dengan penderita sebanyak 5 orang (4 orang meninggal dunia dan 1 orang di rawat di RS. Baturaja). Pada tanggal 06 Januari 2016 pukul 09.00 WIB Kepala BTKL PP Kelas I Palembang memberikan ‘mandat pada seksi Surveilans Epidemiologi untuk melakukan konfirmasi ke Kabupaten OKU Selatan untuk kebenaran bert tersebut. Pada pukul 12.30 WIB seksi Surveilans Epidemiologi melalui instalasi Pengendalian Penyakit Menular (PPM) mengkonfirmasi langsung ke kepala bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) «i Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Selatan, bahwa apakah benar telah terjadi KLB keracunan makanan pada tanggal 04 januari 2016 pukul 14.00 WIB di Kecamatan Pulau Beringin Desa Aromantai dengan penderita sebanyak 5 orang dan terdapat 4 orang meninggal dunia, 1 orang di rawat di RS. Antonio Baturaja Sebelum meningeal dunia penderita makan pisang goreng dan minum kopi hitam bersama-sama di sawah, beberapa stat kemudian penderita mengalami gejala mual, muntah, kejang, mulut berlendir.tubub, kebiruan, pucat, nadi lemah, dan pingsan. Kelima penderita telah mendapat pertolongan di Puskesmas Pulau Beringin, 4 penderita meninggal di Puskesmas Pulau beringin (Doni, Ariana, Juanda, dan Rendi) dan 1 orang (Sudian) di mjuk ke RSUD Muaradua kemudian di awa ke RS Antonio Baturaja, M1, Tujuan Penyelidikan A. Tojuan Umum Dilaksanakannya penyelidikan epidemiologi KLB Keracunan Pangan di Desa Aromantai Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten OKU Selatan pada tanggal 4 Januari 2016. B.Tyjuan Khusus 1. Konfirmasi KLB Keracunan Pangan 2. Mendeskripsikan KLB Keracunan pangan berdasarkan variabel epidemiologi 3. Mengidemtifikasi penyebab kejadian keracunan pangan II. METODOLOGI a. Melakukan wawancara dengan petugas penyelidikan epidemiologi KLB Keracunan Pangan 1b. Mengambil, melihat dan mereview basil penyelidikan epidmiologi keracunan makanan, TV. Hasil Investigasi dan Pembahasan Kabupaten OKU Selatan pada tahun 2014 memiliki penduduk 451,845 jiva tersebar di 19 kecamatan yaitu: (Mekakau Mir, Banding Agung, Buay Pematang Ribu Ranau Tengah, Warkuk Ranau Selatan, Buay Pemaca, Simpang, Buana Pemaca, Muaradua, Buay Rawan, Buay Sandang Aji, Tiga Dihaji, Buay Runjung, Runjung Agung, Kisam Tinggi, Muaradua Kisam, Kisam Hlir, Pulau Beringin, Sindang Danau, dan Pulau Are) Perekonomian Kabupaten OKU Selatan didominasi oleh scktor pertanian, kehutanan dan perikanan. KLB keracunan makanan di Kabupaten OKU Selatan dari tahun 2013 s/d 2016 telah terjadi sebanyak lima kali, sebagian besar disebabkan karena kesalahan dalam proses pengolahan schingga terkontaminasi bakteri (kuman), Dari hasil investigasi di lapangan diketahui penyebab utama penderita adalah keracunan makanan, sebelum meninggal dunia penderita makan pisang goreng dan minum Kopi hitam bersama-sama di sawah, beberapa saat kemudian penderita mengalami gejala mual, muntah, kejang, mulut berlendir,tubuh kebiruan, pucat, nadi lemah, dan pingsan. Kelima penderita telah mendapat pertolongan di Puskesmas Pulau Beringin, 4 Penderita meninggal di Puskesmas Pulau beringin (Doni, Ariana, Juanda, dan Rendi) dan 1 orang (Sudian) di rujuk ke RSUD Muaradua kemudian di bawa ke RS Antonio Baturaja. Pada tanggal 10 Januari 2016 penderita (Ta. Sudian) telah pulang ke rumahnya di desa Aromantai Kabupaten OKU Selatan, dengan keadaan fisik belum stabil, nafsu makan mulai membaik, penderita belum ‘mampu berkomunikasi dengan baik dikarenakan belum membaiknya daya ingat pasca kejadian, Pada saat investigasi di pondok tempat terjadinya Keracunan makanan, di dapati sisa air minum di dalam ceret yang kemudian diambil sampelnya, pisang dan mangga mulai membusuk, ikan mati dan ada juga yang hidup di air kolam belakang pondok penderita kemudian diambil sampelnya, a. Data Umum KLB Keracunan Pangan * Jumlah populasi berisiko = Soorang ‘= Jumlah penderita 5 orang = 4 orang meninggal dunia dan 1 orang di rawat di RS Antonio Baturaja, pada saat dilakukan investigasi tg! 12 Januari 2016 penderita sudah pulang kerumah dengan kondisi masih lemah ddan belum bisa berkomunikasi dengan baik. Tim investigasi berkomunikasi melalui keluarga penderita yang mengetahui kronologis kejadian tersebut b, Sampel yang diambil dan diperiksa di laboratorium ‘© Sampel pisang mentah 1 sampel = Sampel Kopi hitam bubuk 1 sampet ‘= Sampel minuman kopi hitam seduh 1 sampel ‘+ Sampel air masak untuk menyedub kopi = Lsampel + Sampel muntahan penderita 1 sampel ‘Bahan untuk memasak: gandum, garam, gula 1 sampel ‘© Sampel ikan yang mati dikolam. 1 sampel = Sayur wrong 1 sampel + Airkolam A sampel Pada saat dilakukan investigasi semua sampel telah di kirim ke Dinkes propinsi Sumsel dan diperiksa i BPOM dan BBLK Palembang, ¢. Gambaran Kasus aa dilakukan investigasi didapatkan data sebagai berikut: 1. Pada hari senin tanggal 4 Januari 2016, Ta Sudian (37 th) bersama keempat Keluarganya, yaitu Ny. Aryama (57 th) ibu mertua, Ta, Rendi (14 th), Tn Juanda (14 th), dan Tn, Doni (16 th) pergi ke sawah pada pukul 12.00 WIB. Sesampai di sawah Ny. Aryama memasak lauk pauk, nasi, pisang goreng dan menyeduh kopi hitam. Sementara menunggu nasi masak, kelimanya hanya makan pisang goreng dan minum kopi hitam bersama-sama kemudian melanjutkan aktivitas ‘membajak sawah. Pada pukul 14.00 WIB, Tn Sudian melihat Doni yang jatuh pingsan ketika membajak sawah yang sebelumaya muntah-muntah. Ta, Sudian meminta pertolongan pada tetangga sawah yaita Ta Sutandami (42 th) untuk segera membawa Doni ke Puskesmas Pulau Beringin. Tn . Sudian embali ke pondok dan melihat Ny. Aryama, Ta. Juanda dan Tn, Rendi juga pingsan di pondok: Kemudian Ta, Sudian meminta pertolongan warga untuk membawa korban lainnya ke Puskesmas Palau Beringin, setibanya di Puskesmas Tn. Sudian menyusul pingsan 3. Pukul 14.30 WIB kelima korban mendapat pertolongan di Puskesmas Pulau Beringin, Kondisi kelima penderita nyaris sama yaitu: mual, muntah, kejang, mulut berbuib, tubuh Kebiruan, pucat, ddan nadi lemah. Penderita segera diberikan susu sterl, dipasang infuse RL, dan oksigen. 4. Pakul 15.00 WIB, Tn. Doni meningeal dunia, menyusul Ny. Aryama pukul 15.15 WIB, Ta Juanda dan Ta, Rendi pukul 15.35 WIB. Sedangkan Tn, Sudian dirujuk ke RSUD Muaradua kemudian di rujuk ke RS. Antonio Baturaja 5. Pada tanggal 10 Januari 2016, Ta. Sudian telah Kembali kerumahnya di desa Aromantai, akan tetapi kondisi penderita masih lemah dan belum bisa diajak untuk berkomunikasi Schubungan dengan penderita yang terkena Keracunan makanan sedang beraktifitas di sawah dan dengan gejala yang ditimbulkan, maka dugaan etiologi keracunan makanan kemungkinan diakibatkan oleh pestisida. Adapun jenis pestisida dan gejala yang ditimbulkanaya yang mendekati gejala yang diderita oleh penderita adalah sebagai berikut: ), Organoklorin, dengan gejala mul, muntah, gelisah, pusing, lemah, rasa geli atau menusuk pada kulit, Kejang. ‘tot, hilang koordinas, tidak sadar. by. Organofosfat dan Karbamat, dengan gejala lelah, sakit kepala, pusing, bilang selera makan, mual, kejang perut, diare, penglibatan kabur, keluar ait mata, Keringat, ait liur berlebib, tremor, pupil mengecil, denyut jsntung lambat, kejang otot (kedutan), tidak sangeup berjalan, rasa tidak nyaman dan sesak, buang air besar ddan kecil tidak terkontrl, inkontinensi, tidak sadar dan kejang-kejang. Berdasarkan wawancara dengan warga yang menolong dan petugas Kesehatan dilapangan serta pemeriksaan fisik pada penderita, maka disusun tabel sebagai berikut: Tabel 2: Distribusi Gejala KLE Keracunan Pangan di Desa Aromantai Kee. Pulau Beringin Kab, OKU Selatan No Gejala dan Tanda Jumlah Kasus % T__[ Muar 5 100% 2 [Muna 3 100% 3 | Pusing 3 100%. 4 | Mulut Berbuity 5 100% ‘S___[Tubuh Kebiruan 5 100% 6 | Pingsan 5 100 % 7__[Kejang 5 100% Pada tabel dapat dipelajari etiologi/gejala yang paling mungkin dari kedua jenis pestisida sebagai diagnosis banding dan etiologi yang paling tidak mungkin dapat disingkirkan sebagai etiologi KLB. Pada tabel tersebut semua gejala masih dapat memungkinkan sehingga etiologi/gejala keracunan pestisida organoklorin, ddan organofosfat masih belum mendapatkan evidance based (hasil uji laboratorium) dari kejadian tersebut Pestisida organoklorin merupakan insektisida chlorinated hydrocarbon secara kimiawi tergolong insektisida yang relatif stabil dan kurang reaktif, ditandai dengan dampak residunya yang lama terurai di lingkungan. Kelompok organoklorin merupakan racun terhadap susunan syaraf baik pada serangga maupun ‘mamalia. Keracunan dapat bersifat akut atau kronis. Keracunan kronis bersifat karsiogenik (kanker). Sedangkan insektisida organofosfat merupakan ester asam fosfat atau asam tiofosfat. Pestisida ini merupakan racun pembasmi serangga yang paling toksik secara akut terhadap binatang bertulang belakang seperti ikan, burung, cicak dan mamalia, Pestisida ini mempunyai efek, memblokade penyaluran impuls syaraf dengan cara mengikat enzim asitelkolin-esterase. Keracunan kronis pestisida golongan organofasfat berpotensi karsiogenik. Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit (dermal), pernafasan (inhalasi) atau mult (oral). Pestisida akan segera diabsorpsi jika Kontak melalui kulit atau mata, Absorpsi ini akan terus berlangsung selama, pestisida masih ada pada kulit. Keeepatan ubsorpsi berbeda pada tip bagian tubuh, Perpindahan residu pestisida ari suatu bagian tubuh ke bagian lain sangat mudah, Jika hal ini terjadi maka akan menambah potensi keracunan, Residu dapat pindah dari tangan ke dahi yang berkeringat atau daerah genital, Pada daeraly ini ecepatan absorpsi sangat tinggi schingga dapat lebih berbahaya dari pada tertelan. Paparan melalui oral dapat berakibat serius, luka berat atau bahkan Kematian jika tertelan, 4. Kurva epidemiologi ‘Berdasarkan data yang diperoleh dibuat kurva epidemi sebagai berikut = Kemation 1400 1430 1500 1530 15.35 1600 Berdasarkan kurva epidemiologi diperoleh gambaran periode KLB pada tanggal 4 Januari 2016 mulai jam 14,00 dan berakhir pada jam 15.35 WIB, ‘ambaran epidemiologi menurut umur ‘abel 1, Distibusi KLB Keracunan Makanan Menurut Umus di Desa Aromantai Bulan Januari Tahun 2016 No. | Gol. Umur(th) | Populasi | Kasus Meninggal | CFR Rentan es 2 2 2 40%. PES 3 3 2 40% Total 3 3 4 30%. Dari 5 orang yang mengkonsumsi makanan sebanyak 5 orang mengalami keracunan pangan terdii ari golongan umur 14 th sebanyak 3 orang dan yang meninggal dunia sebanyak 2 orang CFR (40%). V.— Pemeriksaan Laboratorium Semua sampel yang diambil untuk konfirmasi ke Laboratorium di BBLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan) dan BPOM Prov Sumsel. Berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan OKU Selatan tanggal 25 Januari 2016, dari hasil pemeriksaan laboratorium dari BPOM dan BBLK Palembang diketahui sampel untuk minuman kopi hasil nya negatif sedangkan untuk sampel muntahan, gandum, ikan yang mati di kolam, dan sayur terong yang belum ddimakan hasilaya positif mengandung pestisida organoklorin golongan endosulfan. VI. Kesimpulan Etiologi KLB Penyebab Keracunan Pangan di Desa Aromantai Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten OKU Selatan adalah 1. Perilaku penderita/korban yang kurang mentaati prosedur penggunaan dan penyimpanan pestis, 2. Karena mengkonsumsi makanan pada saat diladang yang diduga terkontaminasi pestisida kelompok insektisida organoklorin. 3. Kemungkinan penderita/korban pada saat membajak sawah menggunakan pestisida, kelima penderita yang telah terpapar pestisida pada saat istirahat makan pisang goreng dan minum Kopi tidak mencuci langan pakai sabun dan air mengalir sehingga sisa pestisida masih melekat pada kulit dan tertelan bersama makanan yang ci makan, Saran dan Tindak lanjut yang telah dilakukan Setiap kajadian Keracunan pangan diharapkan masyarakat melapor cepat ke Puskesmas dan Dinas Kesehatan terdekat schingga dapat ditanggulangi secara cepat, 2. Masyarakat diharapkan berobat ke Puskesmas terdekat dan apabila perlu berobat ke Rumah Sakit terdekat guna mendapatkan pelayanan medis yang lengkap, sehingga kasus Kematian pada KLB Keracunan pangan tidak dapat terjadi. 3. Petugas Puskesmas dibarapkan agar ikut melakukan pengawasan dan penyuluhan Keschatan terhadap Masyarakat sekitar tentang PHBS, penyimpanan dan pengunaan pestisida yang baik dan benar, Foto Kegiatan Investigasi KLB Keracunan Makanan di Kabupaten OKU Selatan Kondisi Ladang dan Pondok Penderita

You might also like