You are on page 1of 3
Secara umum Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena dengan pendidikan seseorang dapat mencapai kehidupan yang lebih baik dan mempunyai wawasan yang lebih luas, yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat yang melibatkan orang tua, Menurut Muhaimin(19%1,4) pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi mendatang, generasi yang arif gyenerasi yang bijak dan generasi yang aktif serta kreatif dalam segala aspek kehidupan, pendidikan berperan dalam mempersiapkan dan menghasilkan sumber daya manusia yang berilmu tinggi, Ilmu pengetahuan sangat perlu dimiliki untuk mengimbangi zaman yang semakin maju dan teknologi yang kian pesat perkembangannya sehingga generasi berikutnya tidak salah arch, Bagi seorang umat Islam menyiapkan generasi penerus yang yang berkualitas dan bertaggung jawab, lewat upaya pendidikan itu merupakan suatau tuntunan dan keharusan, Senada dengan pesan ilahi, Ibnu Qayyim menyebut pendidik dengan sebutan alim rabbani, Beliau mengadopsi dari pemikiran para sahabat Nabi dan para Ulama, Beliau menukil pendapat Ibnu Abbas bahwa alim rabbani adalah mu’allim yang menekuni dunia pendidikan atau yang berprofesi mendidik manusia dengan ilmu, sebagaimana seorang ayah mendidik anaknya, Juga pendapat Al-Wahidi, bahwa kata rabbani dinisbatkan kepada Tuhan yang memiliki arti takhshish (pengkhususan) sebagai ilmu yang mengajarkan syariat dan sifat-sifat Allah SWT. Sedangkan menurut KH. Hasyim Asy’ari, hakikat pendidikan memiliki kualifikasi sebagai makhluk paling mulia, dan manusia yang beretika dan berbudaya*. Maksunya pendidikan haruslah bermanfaat untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengamalan ini bermakna bahwa seseorang yang memiliki ilmu dituntut untuk berperilaku sopan sehingga akan terbentuk tatanan masyarakat yang harmonis dan beretika, Hadratus Syaikh Hasyim Asy“ari, menjelaskan bahwa hubungan antara pendidikan dengan Islam itu sebenarnys dilihat dari signifikansi pendidikan dalam upaya memanusiakan manusia seutuhnya, yakni menjadi makhluk yang takut atau bertaqwa kepada Allah Swt dengan sebenar-benarnya menjalankan segala perintah-Nya, siap menegakkan keadilan di muka bumi, dan beramal saleh serta hidup yang maslahat, ujungnya pantas menyandang predikat sebagai hamba yang lebih tinggi derajatnya dan paling mulia dari segala jenis makhluk Allah di muka bumi ini*, Sebagaimana dijelaskan pada kitab Adab al- A’lim, beliau menyebutkan tujuan pendidikan adalah: 1) Menjadi insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah Swt, 2) Insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat Hadratus Syaikh Hasyim Asy“ari juga menyebutkan didalam pendidikan juga harus memperhatikan 2 hal. 1) bagi murid hendaknya menanamkan dan berniat murni tidaksekali-kali berniat untuk tujuan duniawi dan tidak melecehkan pendidikan maupun menyepelekannya (Asy“ari). Niat adalah struktur yang mendasari segala aktivitas menuntut ilmu, sehingga kegiatan belajar pada puncaknya mendapatkan makna dan mempunyai nilai mulia yang dapat mengantarkan pelajar pada tingkatan derajat yang lebih tinggi, 2) bagi guru/ulama dalam mengajarkan atau mentrasfer ilmu semestinyaterlebih dahulu meluruskan niatnya, jangan terbesik mengharapkan materi dan imblan semata, Dan semua yang diajarkan dan disampaikan mesti sesuai dengan tindakan atau prilaku yang diperbuat (bukan hanya sekedar menyampaikan belaka)*. Maka konsep pendidikan Hadratus Syaikh Hasyim Asy“ari dapat dipandang dari 3 (tiga) perspektif. Pertama, dilihat dari aspek hubungan ilmu dan agama yang tidak bisa dipisahkan, Menuntut ilmu bagian dari perintah agama, sementara agama merupakan bagian dari ilmu yang dituntut, Di sini terlihat beliau menganggap pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia secara utuh dan sempurna dengan mengamalkan ajaran Islam sehingga pantas manusia tersebut meraih derajat mulia dibandingkan makhluk lainnya, Kedua, pendidikan harus memucat nilai-nilai moral melalui nilai-nilai estetis yang bernafaskan sufistik, Ini tercermin dari pandangannya bahwa keutamaan dan kedudukan ilmu berada pada posisi yang sangat istimewa untuk orang-orang yang niatnya benar-benar lillahi ta’ala dan suci dan lurus jiwanya dari segala macam sifat jahat. Ketiga, menerapkan prinsip-prinsip ahl as-Sunnah wa al-Jamach (tawazun, tawassuth, ta‘adul dan tasamuh) dalam pelaksanaan pendidikan, 1,.Muhammad Hasyim Asy’ari, Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim, (Jombang: Maktabah al-Turats al-Islamy, 1415 H), hal, 12-13 2,(Asy“ari, 1915 H; Bruinessen, 1995; Siddik, 1947; Tamyiz, 2001). 3,Maslani, (1997), Pemikiran K, H. Hasyim Asy’ari dalam Karyanya Adab wa al-Muta’allim, Tesis. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,

You might also like