You are on page 1of 11

TINGKAT KUALITAS PERMUKIMAN (STUDI KASUS: PERMUKIMAN

SEKITAR TAMBANG GALIAN C KECAMATAN WERU, KABUPATEN


SUKOHARJO)

LILIK ANJAR SETIAWAN1


PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA
EMAIL : LILIKANJARSETIAWAN@GMAIL.COM

WINNY ASTUTI2
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA

ERMA FITRIA RINI3


PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA

Abstract

Settlement is defined as a components combination of housing, environment and life


of the societies who live in it. Quality of settlement components can describe how the
condition of the settlement itself. Several settlement areas in Weru Subdistrict,
Sukoharjo District have a C-type quarry location inside. Based on the Sukoharjo District
Spatial Plan, that area is planned as settlement activities. There are other activities that
should be supported by the components of the settlements that only planned to
accommodate settlement activities. Question in this research is to know the level of
settlement quality of each block in settlement area around C-type quarry in Weru
Subdistrict seen from (1) nature, (2) shell, (3) infrastucture network, and (4) society.
This research is a quantitative research using scoring analysis technique. The result
shown that there is difference between each block of settlement. Block 2 has high
quality because it has several components with high quality such as buildings,
infrastructure network, and the level of public health. The other blocks such as block
1, block 3, block 4, and block 5 have medium quality with several medium quality of
components such as green space, road network, economic level and level of public
health. Improvement are needed for some components to improve the quality of
settlements in each block so that the whole settlements becomes better to lived.

Keywords: C-Type Mine; Quality; Quarry; Settlement; Settlement Component;

1. PENDAHULUAN perikehidupan dan penghidupan.


Sedangkan permukiman sendiri adalah
Kawasan permukiman menurut Undang-
bagian dari lingkungan hunian yang
undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
terdiri lebih dari satu satuan perumahan
Perumahan dan Kawasan Permukiman
yang mempunyai prasarana, sarana,
adalah bagian dari lingkungan hidup di
utilitas umum, serta mempunyai
luar kawasan lindung, baik berupa
penunjang kegiatan fungsi lain di
kawasan perkotaan maupun perdesaan,
kawasan perkotaan atau perdesaan.
yang berfungsi sebagai lingkungan
Permukiman menurut Kuswartoyo, 2005
tempat tinggal atau lingkungan hunian
diartikan sebagai perpaduan perumahan
dan tempat kegiatan yang mendukung
dan kehidupan manusia yang
Region, Vol. 12, No.1, Januari 2017: 1-11

menempatinya. Permukiman dapat bersinggungan langsung dengan unsur


diartikan pula paduan antara manusia permukiman. Dengan komponen yang
dengan masyarakatnya, alam dan unsur harus melayani atau mendukung
buatan. Doxiadis, 1971 dalam kegiatan lain disamping kegiatan
Kuswartoyo, 2005 menerangkan unsur- permukiman itu sendiri, apakah
unsur permukiman yaitu alam (nature), komponen-komponen permukiman di
lindungan(shell), jejaring (network), kawasan tersebut masih berfungsi
manusia (man), dan masyarakat (society). sebagaimana mestinya. Dilihat dari
Komposisi unsur yang membentuk komponen-komponen tersebut, lalu
permukiman beraneka ragam, serta bagaimana kualitas permukiman
kegiatan yang ditampung oleh tersebut secara keseluruhan.
permukiman tersebut juga beragam. Melihat fakta-fakta di kawasan
Selain untuk menampung kegiatan permukiman sekitar tambang tersebut
hunian itu sendiri, permukiman juga dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai tempat kegiatan yang “Bagaimana tingkat kualitas permukiman
mendukung perikehidupan dan studi kasus kawasan permukiman sekitar
penghidupan salah satunya adalah tambang galian golongan C Kecamatan
kegiatan pertambangan. Fungsi Weru, Kabupaten Sukoharjo?”
permukiman dapat dilihat dari kondisi
masing-masing unsur penyusunnya. 2. TINJAUAN PUSTAKA
Unsur atau komponen penyusun dapat Ditinjau dari struktur katanya, kata
menggambarkan bagaimana kondisi permukiman mengandung dua kata yang
permukiman tersebut secara berbeda yaitu isi dan wadah. Isi
keseluruhan. menunjuk pada manusia sebagai
Beberapa kawasan permukiman di penghuninya maupun masyarakat di
Kabupaten Sukoharjo memiliki kegiatan lingkungan sekitarnya, sedangkan
lain disamping kegiatan permukiman. wadah menunjuk pada fisik hunian yang
Kegiatan lain tersebut berupa aktivitas terdiri dari alam dan elemen-elemen
penambangan bahan galian golongan C buatan manusia. Permukiman dapat
dengan produk tambang berupa tanah diimplementasikan sebagai suatu tempat
urug di Kecamatan Bendosari dan Desa bermukim manusia yang menunjukan
Sanggang, tambang batu di Desa suatu tujuan tertentu (Sastra, 2005).
Pundungrejo dan Karangmojo, serta Dengan demikian permukiman harus
tambang batu kapur di Kecamatan Weru. memberikan rasa nyaman kepada
Berdasarkan Rencana Tata Ruang penghuninya termasuk bagi orang yang
Kabupaten Sukoharjo, kawasan datang ke tempat tersebut. Sifat dan
permukiman tersebut merupakan karakter suatu permukiman lebih
kawasan dengan kegiatan permukiman. kompleks dibandingkan dengan sifat dan
Ini berarti unsur atau komponen karakter dari perumahan karena
penyusun permukiman yang ada mencakup batasan ruang lingkup dan
merupakan komponen yang luas yang lebih besar.
direncanakan untuk mendukung Doxiadis, 1971 dalam Kuswartojo, 2005
kegiatan permukiman. Komponen menerangkan unsur-unsur permukiman
tersebut mungkin dapat menampung yaitu alam (nature), lindungan(shell),
sesuai kapasitasnya dalam mendukung jejaring (network), manusia (man), dan
kegiatan permukiman, akan tetapi masyarakat (society). Alam merupakan
bagaimana apabila komponen tersebut unsur dasar yang kemudian diatasnya
juga harus mendukung kegiatan lain didirikan bangunan atau rumah serta
seperti kegiatan pertambangan. jejaringnya sebagai tempat tinggal
Rusaknya infrastruktur jalan dan air manusia dan berbagai kegiatan lain.
bersih serta terbuka kesempatan bekerja Elemen-elemen permukiman terdiri dari
bagi masyarakat merupakan hal-hal yang beberapa unsur (Sastra, 2005) yaitu 1)
2
Lilik Anjar Setiawan, Tingkat Kualitas Permukiman…

Alam: geologi, topografi, tanah, air, ekonomi masyarakat yang


tumbuh-tumbuhan, hewan, iklim, dan menempatinya. Fisik bangunan yang
sebagainya. 2) Manusia. 3) Masyarakat: dilihat adalah terkait keteraturan
komposisi penduduk, kelompok sosial, bangunan serta kondisi kontruksi
adat dan kebudayaan, pengembangan bangunan itu sendiri. Keteraturan
ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta bangunan yang dimaksud adalah kondisi
hukum dan administrasi. 4) Bangunan. 5) arah hadap dan bentuk bangunan.
Network: sistem jaringan air bersih, Semakin seragam kondisi arah hadap
listrik, transportasi, komunikasi, drainase serta ukuran suatu bangunan dengan
dan air kotor, serta tata letak fisik. bangunan-bangunan lain disekitarnya
Dursun & Saglamer (2009) maka keteraturannya semakin baik.
mengemukakan bahwa yang menjadi Sedangkan kondisi kontruksi bangunan
perhatian penting dalam mengenai dilihat dari beberapa hal seperti kondisi
kualitas permukiman adalah 1) atap dan dinding bangunan serta ukuran
Contextual Aspect: karakteristik alami, bangunan. Kondisi sosial ekonomi
pengelolaan kenyamanan lingkungan, masyarakat yang digunakan untuk
keamanan, lokasi permukiman, dan melihat kualitas lingkungan permukiman
aksesibilitas. 2) Spatial Aspect: adalah tahun sukses pendidikan, tingkat
karakteristik arsitektural, ukuran pendapatan, dan tingkat partisipasi
bangunan, dan organisasi spasial. 3) masyarakat dalam pembangunan
Social Aspect: profil masyarakat, interaksi lingkungan permukiman yang
sosial masyarakat, integrasi sosial ditinggalinya.
penduduk dengan lingkungan,
organisasi sosial dan administratif. 4) 3. METODE PENELITIAN
Economic Aspect: kemampuan Penelitian ini dilakukan pada
masyarakat memiliki hunian, permukiman sekitar tambang galian C
kepemilikan hunian permanen, dan yang ada di Kecamatan Weru, Kabupaten
preferensi hunian. Sukoharjo. Area yang digunakan adalah
Menurut Ditjen Cipta Karya Departemen persebaran permukiman dengan radius
Pekerjaan Umum (1980) dalam Yuniawan 500 meter dari lokasi-lokasi tambang. Hal
(2011), terdapat faktor-faktor yang bisa
tersebut merujuk pada Keputusan Menteri
dijadikan penimbang parameter kualitas
Pertambangan dan Energi No. 523
permukiman, yaitu kepadatan bangunan,
lebar jalan masuk permukiman, tata letak K/201/MPE/1992 tentang pedoman teknis
bangunan, kondisi permukaan jalan penyusunan penyajian informasi
masuk permukiman, pohon pelindung lingkungan, rencana pengelolaan
jalan, lokasi permukiman, kualitas atap lingkungan dan rencana pemantauan
bangunan. lingkungan untuk usaha pertambangan
Ridwan & Giyarsih (2012) bahan galian golongan C, bahwa lokasi
mengemukakan bahwa kualitas suatu tambang galian C dengan luas wilayah
lingkungan permukiman dapat diukur pertambangan hingga 25 Ha di sungai
dengan melihat beberapa indikator. memiliki hubungan dengan sumberdaya
Kualitas lingkungan permukiman dinilai dan kegiatan lain yang berada sekurang-
berdasarkan indikator komposit yang kurangnya 5 Km ke arah hulu dan 5 Km ke
merupakan gabungan dari tiga indikator arah hilir serta jarak 500 meter dari
yaitu kondisi rumah, sanitasi lingkungan, sempadan sungai. Sedangkan menurut
dan prasarana dasar permukiman.
Keputusan Menteri Pertambangan dan
Menurut Ekartaji at al (2014), untuk
Energi N0. 555/K/26/MPE/1995
mengkaji sebaran kualitas lingkungan
permukiman diukur dengan melihat menyebutkan bahwa daerah pemboran
kondisi fisik bangunan dan sosial eksplorasi harus memperhatikan keadaan

3
Region, Vol. 12, No.1, Januari 2017: 1-11

daerah dalam radius 500 meter dari batas responden, dan blok 5 terdiri dari 7
kuasa pertambangan. responden.
Kawasan permukiman tersebut dibagi Pada variabel tingkat kesehatan dinilai
kedalam 5 blok yang memiliki kesamaan menggunakan tingkat Incident Rate (IR).
fungsi, keadaan fisik, dan lingkungan Nilai IR didaptkan dari jumlah kejadian
alami kawasan tersebut. Area penelitian penyakit atau penderitapenyakit dalam
seperti yang terlihat pada Gambar 1. kurun waktu satu tahun di suatu kawasan
dibandingkan dengan jumlah penduduk
di kawasan tersebut. Hasil perhitungan IR
kemudian diklasifikasikan dengan
interval yang didapatkan dari nilai IR
tertinggi dikurangi nilai IR terendah
dibagi 3 kelas.
Masing-masing variabel dari masing-
masing blok dinilai berdasarkan
indikator yang ada berdasarkan tingkat
kualitas tinggi, sedang, atau rendah.
Kualitas tinggi diberi nilai 3, kualitas
sedang diberi nilai 2, sedangkan kualitas
Gambar 1 Peta Wilayah Penelitian rendah diberi nilai 1. Setelah didapatkan
Penelitian ini menggunakan pendekatan nilai total dari masing-masing blok,
deduktif yaitu pendekatan yang kemudian disesuaikan dengan interval
menggunakan dasar teori yang sudah tingkat kualitas tinggi, sedang, dan
ada sebelumnya. Teori-teori yang ada rendah. Interval tingkat kualitas
kemudian memunculkan pertanyaan didapatkan dari total nilai maksimal yang
penelitian yang kemudian akan diuji. dapat diperoleh dikurangi total nilai
Dari teori-teori tersebut juga akan minimal yang dapat diperoleh kemudian
menurunkan variabel dan diukur dengan dibagi dengan jumlah kelas dalam hal ini
indikator-indikator yang didapatkan. sebanyak 3 kelas. Nilai maksimal yang
Variabel, subvariabel, dan indikator mungkin didapatkan per blok adalah 42
dalam penelitian ini dapat dilihat pada sedangkan nilai minimalnya adalah 14.
Lampiran A. Dari perhitungan didapatkan kelas
Teknik analisis yang digunakan pada pertama adalah 14 – 22 tergolong blok
penelitian ini adalah teknik analisis dengan tingkat kualitas rendah. Kelas
skoring. Data-data yang didapatkan kedua adalah 23 – 31 menunjukan tingkat
diperoleh melalui observasi, citra satelit, kualitas sedang serta kelas 32 – 42
studi literatur, wawancara dengan menunjukan tingkat kualitas tinggi.
perangkat desa setempat, serta hasil
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
kuisioner yang dibagikan terhadap
Berdasar pada hasil analisis, maka
beberapa warga sebagai sampel. Teknik
dapat dijabarkan mengenai pembahasan
sampling yang digunakan adalah
terkait dengan analisis skoring pada
probability sampling dengan jumlah
masing-masing variabel. Hasil analisis
sampel yang didapatkan sebanyak 105
tingkat kualitas permukiman di sekitar
orang yang terbagi pada 5 blok
tambang galian C Kecamatan Weru dapat
permukiman. Masing-masing blok
dilihat pada Lampiran B.
diambil jumlah sampel yang berbeda
Dari hasil analisis didapatkan bahwa blok
sesuai dengan besarnya jumlah
4 memiliki nilai yang terendah dengan
penduduk. Blok 1 terdiri dari 33
tingkat kualitas yang tergolong sedang.
responden, blok 2 terdiri dari 32
Selain blok 4, blok-blok lain yang
responden, blok 3 terdiri dari 13
memiliki kualitas sedang adalah blok 1,
responden, blok 4 terdiri dari 21
blok 3, dan blok 5. Sedangkan blok 2

4
Lilik Anjar Setiawan, Tingkat Kualitas Permukiman…

memiliki nilai tertinggi dibandingkan Sumber: Peneliti, 2017


dengan blok lain serta memiliki tingkat Komponen jaringan air bersih di tiap blok
kualitas yang tinggi. memiliki nilai yang rendah di hampir
Komponen permukiman yang memiliki seluruh blok permukiman. Hal ini
kualitas sama diantara kelima blok dikarenakan kondisi kawasan yang
adalah komponen kepadatan bangunan, memiliki wilayah dengan berbeda
tata letak bangunan, jaringan drainase, ketinggiannya. Lokasi tambang yang
interaksi sosial dan kelompok sosial. umumnya terletak di bagian yang lebih
Komponen-komponen tersebut memiliki tinggi menyebabkan sisa tambang
nilai yang tergolong tinggi pada tiap-tiap terbawa aliran air menuju daerah
blok permukiman. Komponen lain yang dibawahnya sehingga mencemari
memiliki nilai sama diantara kelima blok sumber air bersih warga. Blok
tersebut adalah komponn tingkat permukiman yang kondisi airnya keruh
ekonomi, dan tingkat pendidikan. adalah pada blok 1, blok 2, blok 4, dan
Komponen tingkat ekonomi tergolong sebagian blok 3. Blok-blok tersebut
rendah memiliki nilai 1 di tiap blok memiliki ketinggian tanah yang relatif
sedangkan tingkat pendidikan tergolong lebih rendah dibandingkan blok 5. Aliran
sedang dengan nilai 2 pada tiap blok. air dari tempat yang lebih tinggi yang
Ketersediaan ruang terbuka hijau di juga melewati area tambang membawa
kawasan ini umumnya tergolong material sisa aktivitas tersebut hingga
rendahpada tiap-tiap blok. Hal ini mengalir mencemari sumber air warga
dikarenakan penggunaan lahan di yang berada di tempat yang lebih
kawasan ini mayoritas digunakan sebagi rendah.
tegalan ataupun masih berupa semak Dimensi jalan yang ada di kawasan ini
atau perdu yang belum termanfaatkan. memiliki nilai yang hampir sama di tiap
Bahkan, luas area tegalan dan semak blok permukiman yaitu bernilai rendah.
tersebut lebih tinggi dibandingkan Akan tetapi dimensi jalan di pada blok 2
dengan luas area terbangun yang ada di memiliki nilai yang tertinggi. Ruas jalan
kawasan ini. Ruang terbuka hijau yang di blok ini merupakan jalan alternatif
ada hanya berupa RTH yang merupakan penghubung Kabupaten Sukoharjo
fasilitas olahraga dan pemakaman. Hal ini dengan Kabupaten Gunungkidul
yang menyebabkan luasan RTH pada sehingga memiliki dimensi jalan yang
masing-masing blok di kawasan ini relatif lebih lebar dibandigkan dengan
tergolong rendah. Persebaran ruang ruas jalan di blok lain. Sedangkan kondisi
terbuka hijau di kawasan ini dapat dilihat jalan di tiap blok memiliki kualitas yang
pada Gambar 2. berbeda. Ruas jalan di blok 2 dan blok 3
mimiliki nilai yang tertinggi dengan nilai
3. Sedangkan nilai yang terendah berada
pada blok 4 dan blok 5 yang memiliki
lokasi yang relatif dekat dengan lokasi
tambang. Aktivitas tambang yang ada di
dekat blok ini juga mempengaruhi
bagaimana kondisi jalan yang ada.
Kondisi ruas jalan di kawasan ini dapat
dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2. Peta Persebaran Ruang


Terbuka Hijau

5
Region, Vol. 12, No.1, Januari 2017: 1-11

tergolong rendah pada seluruh blok


permukiman yang ada. Hal ini
dikarenakan pekerjaan mayoritas
Gambar kondisi Jalan
penduduk adalah bekerja sebagai petani
yang meengelola lahan miliki orang lain.
Kebanyakan dari masyarakat di kawasan
ini hanya sebagai buruh ataupun
Gambar kondisi Jalan Gambar kondisi Jalan penggarap sawah milik orang lain yang
nantinya hasil panen yang didapatkan
harus dibagi dua dengan pemilik lahan
sehingga pendapatan petani di kawasan
Gambar kondisi Jalan Gambar kondisi Jalan ini menjadi relatif rendah.
Gambar 3. Peta Kondisi Jalan Masuk Tingkat kesehatan masyarakat di
Permukiman kawasan permukiman ini relatif
Sumber: Peneliti, 2017 bervariasi pada tiap blok permukiman.
Blok 3, blok 4, dan blok 5 tingkat
Kondisi jaringan drainase di kawasan ini kesehatan masyarakat yang relatif lebih
relatif sama pada tiap blok permukiman rendah dibandingkan dengan blok lain.
yaitu tergolong memiliki kualitas yang Blok-blok ini memiliki lokasi yang relatif
tinggi. Kinerja jaringan drainase yang dekat dengan lokasi tambang. Jumlah
relatif baik sehingga tidak ada genangan penderita penyakit pernafasan di blok ini
yang terjadi di dalam kawasan yang relatif tinggi mungkin disebabkan
permukiman ini. Disamping itu, hal ini oleh aktivitas tambang yang jaraknya
terjadi karena topografi kawasan yang terlalu dekat dengan rumah-rumah
relatif berbukit sehingga air hujan yang warga. Sisa bahan tambang serta polusi
jatuh bisa langsung mengalir ke area dari aktivitas tersebut akan langsung
yang lebih rendah tanpa menggenang di menuju rumah-rumah warga sehingga
kawasan ini. mempengaruhi kesehatan warga di blok
Kondisi jaringan sanitasi dan jaringan tersebut.
listrik di kawasan ini memiliki nilai yang Interaksi antar masyarakat di kawasan ini
bervariasi di tiap blok permukiman. Blok relatif tinggi. interaksi yang relatif tinggi
permukiman yang memiliki nilai jaringan ini terjadi di seluruh blok permukiman.
sanitasi dan jaringan listrik yang Intensitas interaksi antar warga hampir
terendah ada di blok 4 yang masing- terjadi setiap hari. Hal ini dikarenakan
masing memiliki nilai 1. Kondisi jaringan kawasan ini masih memiliki ciri
sanitasi dan jaringan listrik yang relatif perdesaan dimana warganya masih
tidak terlalu tinggi di kawasan ini terkait memiliki sifat guyub yang tinggi. selain
dengan tingkat ekonomi yang relatif itu, pekerjaan penduduk yang
rendah. Warga yang memiliki kebanyakan sama yaitu sebagai petani
pendapatan tergolong rendah akan lebih mempermudah mereka untuk
sulit untuk memenuhi kebutuhannya akan menyesuaikan waktu untuk saling
jaringan sanitasi dan jaringan listrik. berbincang dan bertukar informasi
Tingkat ekonomi masyarakat yang sehingga intensitas interaksi menjadi
tinggal di kawasan permukiman ini tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat


5. KESIMPULAN kualitas permukiman di sekitar tambang
Kesimpulan dan saran yang didapatkan galian C Kecamatan Weru memiliki
dari hasil penelitian ini adalah sebagai kondisi yang hampir sama pada tiap
berikut. blok. Blok 1, blok 3, blok 4, dan blok 5
5.1 Kesimpulan memiliki kualitas yang tergolong sedang,
sedangkan blok 2 memiliki kualitas yang
6
Lilik Anjar Setiawan, Tingkat Kualitas Permukiman…

tinggi. ini artinya permukiman di akan bisa langsung mengalir menuju


kawasan ini secara keseluruhan memiliki area yang lebih rendah. Akibatnya, tidak
rata-rata tingkat kualitas yang sedang. terjadi genangan di kawasan
Beberapa komponen permukiman masih permukiman ini. Selain komponen-
memiliki kualitas rendah meskipun komponen tersebut, komponen lain yang
secara keseluruhan kualitas pada memiliki kualitas tinggi adalah
masing-masing blok tergolong sedang komponen interaksi sosial. Hal ini
hingga tinggi. Komponen-komponen dikarenakan kawasan ini masih memiliki
yang memiliki kualitas rendah pada tiap ciri perdesaan dimana warganya masih
blok adalah ruang terbuka hijau dan memiliki rasa guyub yang tinggi.
tingkat ekonomi. Komponen-komponen
yang memiliki kualitas sedang pada tiap 5.2 Saran
blok adalah tingkat pendidikan dan Saran yang direkomendasikan dari hasil
kelompok sosial. Sedangkan komponen- penelitian ini adalah sebagai berikut.
komponen yang memiliki kualitas tinggi a. Pengelolaan atau pengembangan
pada tiap blok adalah kepadatan dan tata permukiman harus memperhatikan
letak bangunan, jaringan drainase, dan kualitas komponen-komponen
interaksi sosial. penyusun permukiman agar kualitas
Kualitas komponen ruang terbuka hijau permukiman yang ada tergolong
di kawasan ini tergolong rendah karena tinggi sehingga meningkatkan
lahan yang ada mayoritas digunakkan kesejahteraan masyarakat yang
sebagai tegalan ataupun semak yang tinggal di kawasan permukiman
belum dimanfaatkan. Sedangkan ruang tersebut.
terbuka hijau yang dimaksud dalam b. Untuk kondisi komponen permukiman
penelitian ini adalah ruang terbuka yang yang sudah ada saat ini perlu
tidak hanya bersifat pasif seperti halnya ditingkatkan terutama pada
tegalan dan semak. Selain komponen komponen yang kualitasnya rendah
ruang terbuka hijau, komponen tingkat dan sedang. Komponen-komponen
ekonomi juga tergolong memiliki tersebut antara lain ketersediaan RTH,
kualitas rendah. Hal ini dikarenakan kualitas sumber air bersih, kondisi
pekerjaan mayoritas penduduk adalah jaringan jalan, penyediaan jaringan
petani yang mengelola lahan bukan listrik, tingkat pendidikan dan
miliknya sendiri melainkan lahan milik. kelompok masyaraka. Sedangkan
Petani dikawasan ini menggarap lahan komponen permukiman dengan
milik orang lain dengan imbalan harus kualitas yang tinggi harus terus
membagi hasil panen dengan pemilik dipertahankan atau bahkan
lahan sehingga pendapatan mereka ditingkatkan lagi agar kualitas
menjadi relatif rendah. permukiman di kawasan tersebut
Kualitas komponen bangunan di kawasan semakin baik lagi. Komponen tersebut
ini tergolong tinggi. Ketersediaan lahan antara lain tata letak bangunan, kinerja
yang masih tergolong tinggi jaringan drainase, dan interaksi sosial
menyebabkan pembangunan yang masyarakatnya.
dilakukan lebih mudah disesuaikan tanpa c. Perencanaan kawasan permukiman
terkendala keterbatasan ruang. Hal ini juga harus memperhatikan kondisi
yang mengkibatakan kepadatan dan tata atau aktivitas yang ada didalam dan
letak bangunan di kawasan ini memiliki sekitar kawasan secara komprehensif.
kualitas yang tinggi. Komponen jaringan Setiap aktivitas harus dapat diwadahi
drainase di kawasan ini tergolong oleh kawasan permukiman tersebut
memiliki kualitas tinggi. Hal ini sepanjang masih sesuai dengan daya
dikarenakan topografi kawasan yang dukung dan daya tampung lingkungan
berbukit sehingga air hujan yang turun di kawasan itu agar tidak mengganggu

7
Region, Vol. 12, No.1, Januari 2017: 1-11

aktivitas lain yang juga ada di kawasan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
permukiman tersebut. 492/Menkes/Per/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.
DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Anisa, Hana Hilaly. 2016. Alih Fungsi Nomor 01 Tahun 2014 tentang
Lahan dan Tingkat Kohesi Sosial Standar Pelayanan Minimal Bidang
Masyarakat Pedesaaan. Intitut Pekerjaan Umum dan Penataan
Pertanian Bogor. Bogor. Ruang.
Balai Perumahan dan Lingkungan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Puslitbang Permukiman Badan No:05/PRT/M/2008 tentang
Penelitian dan Pengembangan Pedoman Penyediaan dan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
Perumahan Rakyat. 2012. Penentuan Kawasan Perkotaan.
Tingkat Kekumuhan Kawasan Padat Priyono, et al. 2013. Pengukuran Kualitas
Huni-Kumuh Perkotaan. Permukiman Hubungannya dengan
http://puskim.pu.go.id/aplikasi/ku Tingkat Kesehatan Masyarakat di
muh/. Diakses pada 10 Juli 2017 Kecamatan Sragen: Upaya Awal
pukul 10.00 WIB. Untuk Peningkatan Kapasitas
Departemen Permukiman dan Prasarana Masyarakat dalam Strategi
Wilayah. 2004. Pedoman Kontruksi Pengurangan Resiko Penyakit.
dan Bangunan: Penentuan Klasifikasi Universitas Muhamadiyah
Fungsi Jalan di Kawasan Perkotaan. Surakarta. Sukoharjo.
Direktorat Pengembangan Permukiman Ridwan, Ucok Heriady & Giyarsih, Sri
Direktoral Jenderal Cipta Karya Rum. 2012. Kualitas Lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum. Permukiman Masyarakat Suku Bajo di
2006. Pedoman Indentifikasi Daerah yang Berkarakter Pinggiran
Kawasan Permukiman Kumuh Daerah Kota dan Daerah Berkarakter
Penyangga Kota Metropolitaan. Pedesaan di kabupaten Muna. Jurnal
Dursun, Pelin & Saglamer, Gulsun. 2009. Pembangunan Wilayah & Kota, Vol.
Analysing Housing Quality: Balerko 8(2):118-125 Juni 2012. Universitas
Housing Settlement, Trabzon, Dipenegoro. Semarang.
Turkey. Open House International Sastra, Suparno & Marlina, Endy. (2005).
Vol. 23 No. 4. Perencanaan dan Pengembangan
Ekartaji, Prittaningtyas dkk. 2014. Kajian Perumahan. Yogyakarta: Andi.
Kualitas Lingkungan Permukiman di Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-
Daerah Pinggiran Kota Kasus di Desa 1733-2004 tentang Tata Cara
Ngestiharjo, Yogyakarta. Majalah Perencanaan Lingkungan
Geografi Indonesia Vol. 28, No. 1. Perumahan di Perkotaan.
Universitas Gadjah Mada. UN. 2015. Millennium Develompment
Yogyakarta. Goals. http://www.un.org diakses
Keputusan Menteri Pertambangan dan 20 September, pukul 02.00 WIB
Energi No. 555/K/26/MPE/1995 UN. 2015. Sustainable Develompment
Tahun 1995. Goals.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan https://sustainabledevelopment.un
Hidup No. 43 Tahun 1996 tentang .org/sdgs diakses 20 September,
kriteria kerusakan lingkungan hidup pukul 02.00 WIB
bagi usaha atau kegiatan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011
penambangan bahan galian tentang Perumahan dan Kawasan
golongan C jenis lepas daratan Permukiman
Kuswartojo, Tjuk et al. (2005). Perumahan World Bank. 2006. Indonesia Making the
dan Permukiman di Indonesia. New Indonesia Work for the Poor.
Bandung: ITB. Poverty Reduction and Economic
8
Lilik Anjar Setiawan, Tingkat Kualitas Permukiman…

Management Sector Unit. East Asia Kecamatan Depok Kabupaten


and Pacific Region. Sleman. Skripsi thesis, Universitas
Yuniawan, Rahmad. 2011. Analisis Kondisi Muhammadiyah Surakarta.
Kualitas Lingkungan Permukiman
Menggunakan Citra Quickbird di

9
LAMPIRAN

Lampiran A Tabel Variabel, Subvariabel, Indikator Penelitian Tingkat Kualitas Permukiman


Sekitar Tambang Galian C di Kecamatan Weru
Variabel Subvariabel Indikator Sumber
Lingkungan Ruang Terbuka - Rendah: <20% kawasan merupakan RTH Peraturan Menteri
Alam Hijau - Sedang: 20% - 30% kawasan merupakan RTH Pekerjaan Umum No.
(green space) - Tinggi: >30% kawasan merupakan RTH 05/PRT/M/2008
Bangunan Kepadatan - Rendah: kepadatan rumah atau bangunan rata-rata Direktorat
Bangunan pada suatu unit permukiman termasuk padat Pengembangan
(kepadatan >100 unit/Ha) Permukiman Dirjen
- Sedang: kepadatan rumah atau bangunan rata-rata Cipta Karya
pada suatu unit permukiman termasuk sedang Departemen
(kepadatan 60 – 100 unit/Ha) Pekerjaan Umum,
- Tinggi: kepadatan rumah atau bangunan rata-rata 2006
pada suatu unit permukiman termasuk jarang
(kepadatan <60 unit/Ha)
Tata Letak - Rendah: >75% bangunan yang ada di kawasan tidak Balai Perumahan
Bangunan tertata dengan teratur dan Lingkungan
- Sedang: 60%-75% bangunan yang ada di kawasan Puslitbang
tidak tertata teratur Permukiman, 2012
- Tinggi: <60% bangunan yang ada di kawasan tidak
tertata teratur
Jaringan Jaringan Air - Rendah: sumber air bersih berbau, berwarna, dan Peraturan Menteri
Prasarana Bersih berasa Kesehatan Nomor
- Sedang: sumber air bersih memiliki salah satu sifat 492/Menkes/Per/20
yaitu berbau, berwarna, atau berasa. 10 mengenai
- Tinggi: sumber air bersih tidak berbau, tidak persyaratan kualitas
berwarna, dan tidak berasa air minum
Jaringan Jalan - Rendah: lebar jalan masuk rata-rata <6,5 m Departemen
- Sedang: lebar jalan masuk rata-rata sama dengan 6,5 Permukiman dan
m Prasarana Wilayah,
- Tinggi: lebar jalan masuk rata-rata >6,5m 2004
- Rendah: <60% ruas jalan dalam kondisi baik Peraturan Menteri
- Sedang: 60%-80% ruas jalan dalam kondisi baik Pekerjaan Umum
- Tinggi: >80% ruas jalan dalam kondisi baik Nomor 01 Tahun
2014
Jaringan Drainase - Rendah: >50% wilayah mengalami genangan Ditjen Cipta Karya
- Sedang: 25%-50% wilayah mengalami genangan Departemen
- Tinggi: <25% wilayah mengalami genangan Pekerjaan Umum
(2006)
Jaringan Sanitasi - Rendah: terdapat keluarga yang tidak memiliki MCK UN(2015):
pribadi serta di wilayah tersebut tidak tersedia MCK Sustainable
komunal Devlopment Goals
- Sedang: terdapat keluarga yang tidak memiliki MCK (SDGs)
pribadi akan tetapi di wilayah tersebut memiliki MCK
komunal
- Tinggi: seluruh keluarga di wilayah tersebut memiliki
MCK pribadi
Jaringan Listrik - Rendah: terdapat rumah yang belum teraliri daya Standar Nasional
listrik Indonesia (SNI)
- Sedang: rata-rata rumah warga dialiri listrik dengan Nomor 03-1733-
daya 450VA atau dibawahnya 2004
- Tinggi: rata-rata rumah warga dialiri listrik dengan
daya diatas 450VA
Masyarakat Tingkat ekonomi - Rendah: mayoritas pendapatan rata-rata masyarakat World Bank (2006),
dibawah Rp.800.000,- tiap bulan
- Sedang: mayoritas pendapatan rata-rata masyarakat
antara Rp.800.000,- sampai Rp. 1.300.000,- tiap bulan
- Tinggi: mayoritas pendapatan rata-rata masyarakat
diatas Rp.1.300.000,- tiap bulan
Tingkat - Rendah: hasil analisis Incident Rate menunjukan kelas Priyono et al, 2013
kesehatan tertinggi
- Sedang: hasil analisis Incident Rate menunjukan kelas
menengah
- Tinggi: hasil analisis Incident Rate menunjukan kelas
terendah
Tingkat - Rendah: warga di wilayah tersebut rata-rata tidak UN(2015):
pendidikan tamat SD Millennium
Lilik Anjar Setiawan, Tingkat Kualitas Permukiman…

Variabel Subvariabel Indikator Sumber


- Sedang: warga di wilayah tersebut rata-rata memiliki Development Goals
pendidikan terakhir SD hingga SMP (MDGs)
- Tinggi: warga di wilayah tersebut rata-rata memiliki
pendidikan terakhir SMA atau lebih tinggi
Interaksi sosial - Rendah: tidak terjadi tatap muka antar warga dalam Anisa, 2016
kurun waktu satu pekan
- Sedang: terjadi satu sampai dua kali tatap muka antar
warga dalam kurun waktu satu pekan
- Tinggi: terjadi lebih dari dua kali tatap muka antar
warga dalam kurun waktu satu pecan
Kelompok sosial - Rendah: tidak terdapat kelompok sosial masyarakat Dursun & Saglamer
yang memiliki aktivitas yang berkaitan dengan (2009)
lingkungan
- Sedang: terdapat kelompok sosial masyarakat yang
memiliki aktivitas dibidang lingkungan tetapi tidak
rutin
- Tinggi: terdapat kelompok sosial masyarakat yang
memiliki aktivitas dibidang lingkungan secara rutin
Sumber :Kompilasi Peneliti dari Berbagai Sumber, 2017

Lampiran B Gambar Diagram Batang Tingkat Kualitas Permukiman Tiap Blok Permukiman

Tingkat Kualitas Permukiman Tiap Blok


Permukiman
3
Tingkat Kualitas

2
1 Blok 1 (Nilai=30)

0 Blok 2 (Nilai=32)
Blok 3 (Nilai=30)
Blok 4 (Nilai=25)
Blok 5 (Nilai=27)

Variabel Kualitas Permukiman

Sumber: Peneliti, 2017

11

You might also like