You are on page 1of 8

Jurnal Kultivasi Vol.

15(3) Desember 2016 179

Wicaksono, F. Y. ∙ Y. Maxiselly ∙ O. Mulyani ∙ M.I. Janitra

Pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) yang diberi


perlakuan pupuk silikon dengan dosis yang berbeda di dataran
medium Jatinangor

Growth and yield of wheat (Triticum aestivum L) that were treated


silicon fertilizer with various dosages on medium land Jatinangor
Diterima : 15 November 2016/Disetujui : 15 Desember 2016 / Dipublikasikan : 30 Desember 2016
©Department of Crop Science, Padjadjaran University

Abstract The treatment of silicate was known optimum terhadap pertumbuhan dan hasil
that it can increase antioxidant activity, cell tanaman gandum yang maksimum di dataran
membrane stability, and increased chlorophyll medium. Percobaan dilakukan sejak Maret
content so that it reduce heat stress. The hingga Agustus 2016 di Kebun Percobaan
objective of this research was to find the Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jati-
optimum dosage of silicon fertilizer on the nangor, dengan ketinggian tempat yaitu ± 750 m
growth and yield of wheat crops on the médium di atas permukaan laut. Rancangan percobaan
land. The experiment was conducted from adalah Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari
March until August 2016 at The Experimental 7 perlakuan dosis pupuk silika yang diulang 3
Station of Faculty of Agriculture, University of kali. Perlakuan terdiri dari 0, 50, 100, 150, 200,
Padjadjaran, Jatinangor with an altitude of 250, dan 300 kg ha-1. Perbedaan nilai rata-rata
about 750 metres above sea level. The experi- taraf diuji dengan Duncan Multiple Range Test
mental design used Randomized Block Design pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menun-
which consisted of 7 treatments and replicated jukkan bahwa pupuk silika berpengaruh terha-
three times. The treatment are 0, 50, 100, 150, dap pertumbuhan dan hasil tanaman diban-
200, 250, dan 300 kg ha-1. Differences in the dingkan tanpa pupuk silika, dilihat dari tinggi
average value of two levels was tested by tanaman, jumlah anakan, persentase gabah isi,
Duncan Multiple Range Test at 5 % significance bobot 100 butir, bobot biji, dan kandungan
level. The results showed that silica fertilizer gluten. Dosis pupuk silika yang paling baik bagi
gave more growth and yield than no silica pertumbuhan dan hasil adalah 250 kg ha-1.
fertilizer. It was showed by plant height,
number of tillers, percentage of filled grain, Kata kunci: Gandum ∙ Silikon ∙ Dataran
weight of 100 grain, yield, and glutenin content. medium
The best of silica fertilizer dosage for the growth
and yield is 250 kg ha-1. ___________________________________________
Pendahuluan
Keywords: Wheat ∙ Silicon ∙ Medium land
Gandum (Triticum aestivum L.) merupakan salah
Sari Pemberian silikat diketahui dapat mening- satu tanaman serealia yang dibutuhkan untuk
katkan aktivitas antioksidan, stabilitas membran pangan manusia. Selain digunakan sebagai
sel, dan kandungan klorofil meningkat sehingga bahan makanan untuk manusia, juga dapat
dapat mengatasi cekaman panas. Penelitian ini dijadikan pakan ternak. Beberapa minuman
bertujuan untuk mengetahui dosis silikon yang alkohol juga dibuat dari fermentasi biji gandum.
Peranan gandum dalam industri makanan,
Dikomunikasikan oleh Agus Wahyudin
khususnya di Indonesia, sebagai bahan baku
Wicaksono, F. Y.1 ∙ Y. Maxiselly1 ∙ O. Mulyani1 ∙ M.I.
Janitra2 tepung terigu. Tepung terigu dapat diproses
1 Staf pengajar Program Studi Agroteknologi Fakultas lebih lanjut menjadi roti, kue, spagheti, macaroni,
Pertanian Universitas Padjadjaran dan lain-lain (Nurmala, 1998). Gandum
2 Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas
merupakan tanaman pangan dengan produksi
Pertanian Universitas Padjadjaran
Korespondensi e-mail:fiky.yulianto@unpad.ac.id terbesar kedua di dunia setelah jagung dan

Wicaksono, F. Y. dkk: Pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) yang diberi perlakuan
pupuk silikon dengan dosis yang berbeda di dataran medium Jatinangor
180 Jurnal Kultivasi Vol. 15(3) Desember 2016

lebih besar produksinya daripada padi. Produk- terakumulasi semakin besar. Malondialdehid
si dunia gandum tahun 2009 mencapai 682,4 meningkat ketika terjadi cekaman panas.
juta ton (Wallace, 2010). Cekaman panas dapat diatasi pula dengan
Gandum merupakan makanan pokok aktivitas antioksidan seperti askorbat peroksidase,
kedua setelah beras di Indonesia. Gandum tidak glutation reduktase, monodehidroaskorbat, dan
tergantikan sebagai bahan baku tepung terigu rasio redoks askorbat/glutation (Wang dan Li,
karena memiliki kandungan gluten yang 2005).
memberikan daya kembang adonan. Beragam- Salah satu input produksi yang diduga
nya produk olahan berbasis terigu menye- dapat mengatasi cekaman panas adalah silikat
babkan permintaan terigu meningkat. Permin- (SiO2), sebagai sumber unsur silikon. Peranan
taan gandum yang cukup besar di Indonesia Silikon diantaranya adalah menjaga stabilitas
tidak diimbangi dengan adanya produksi dalam membran sel dan kandungan air relatif pada
negeri. Kebutuhan terigu di Indonesia pada tanaman (Sujatha et. al., 2013). Silikon juga
tahun 2014 mencapai 5,4 juta metrik ton. berperan dalam meningkatkan aktivitas anti-
Kebutuhan terigu yang begitu besar dipasok oksidan pada tanaman (Song et. al., 2010).
dengan impor gandum sebesar 7,4 juta metrik Stabilitas membran sel, kandungan air relatif,
ton yang menjadikan Indonesia sebagai importir dan aktivitas antioksidan merupakan kompo-
gandum terbesar ke-4 dunia setelah Mesir, Cina, nen pada tanaman yang terganggu akibat
dan Brazil (Aptindo, 2014). Oleh karena itu, cekaman panas. Silikat diketahui dapat mening-
produksi gandum lokal di tempat yang sesuai katkan stabilitas membran kloroplas. Hal ini
agroekosistem harus diupayakan agar dapat menyebabkan kadar air relatif sel dan stabilitas
mengurangi impor gandum dari negara lain. membran dapat dijaga sehingga kandungan
Penanaman gandum di dataran medium klorofil dalam daun tidak berkurang ketika
menjadi penting karena sampai saat ini tanaman terjadi cekaman panas (Sujatha et. al., 2013).
gandum tidak dapat bersaing dengan komo- Membran kloroplas tidak rusak karena kebo-
ditas sayuran di dataran tinggi (Nurmala, 2007). coran elektrolit sel dapat diatasi dengan
Penanaman gandum di lahan kering dataran peningkatan aktivitas enzim-enzim antioksidan
medium mempunyai permasalahan dimana (Ma, 2003). Tingkat polisakarida dalam dinding
suhu lebih tinggi sehingga menyebabkan sel juga lebih tinggi karena silikon berperan
cekaman panas (heat stress). pula dalam pengaturan air dalam sel.
Selama masa vegetatif, suhu tinggi dapat Penelitian Song et. al. (2011) menyebutkan
menyebabkan rusaknya komponen fotosintesis bahwa pemberian silikon dapat meningkatkan
dan mengurangi taraf asimilasi karbon dioksida. aktivitas enzim-enzim antioksidan, seperti
Sensitivitas fotosintesis terhadap panas merusak superoksida dismutase, askorbat peroksidase,
komponen fotosistem II yang berlokasi dalam dan katalase, sehingga menyebabkan kandu-
membran tilakoid dan merusak membran ngan malondialdehid dan peroksida berkurang.
kloroplas (Al-Khatib dan Paulsen, 1999). Kesta- Hal ini berhubungan dengan penjagaan lemak
bilan membran terhadap panas dievaluasi dalam membran sel supaya tidak teroksidasi
dengan mengukur kebocoran elektrolit dari oleh peroksida yang dapat menyebabkan kebo-
daun yang diakibatkan peroksidasi lipid (Blum, coran elektrolit sel. Unsur silikon diharapkan
1988). Membran yang lebih stabil menunjukkan dapat mengatasi cekaman panas pada tanaman
kebocoran elektrolit yang lebih lambat. Foto- gandum.
sistem II pada gandum lebih sensitif terhadap Silikon sebetulnya merupakan senyawa
panas daripada fotosistem II pada padi dan yang banyak terkandung dalam tanaman padi-
millet (Al-Khatib dan Paulsen, 1999). padian (Poaceae), termasuk gandum. Keku-
Cekaman panas juga menurunkan kadar air rangan silikon pada tanaman padi-padian
relatif (RWC) dan kandungan klorofil daun pada diantaranya adalah daun tanaman terkulai
rumput-rumputan (Jiang dan Huang, 2000). sehingga fotosintesis tidak optimal, penguapan
Aktivitas antioksidan seperti katalase, askorbat air dipercepat ketika tanaman kekurangan air,
peroksidase, dan glutation reduktase sebagai penyerapan fosfat berkurang, dan tanaman
antioksidan dari kedua spesies menurun selama mudah rebah. Semua hal tersebut menyebabkan
cekaman panas. Kandungan malondialdehid hasil tanaman tidak optimal, stabilitas hasil
sering digunakan sebagai indikator peroksidasi rendah, dan mutu produk rendah (Makarim et.
lipid akibat cekaman panas. Semakin besar al., 2007). Dosis silikat pada padi umumnya 100
peroksidasi lipid, maka malondialdehid yang – 300 kg/Ha. Kekurangan unsur silikon dapat

Wicaksono, F. Y. dkk: Pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) yang diberi perlakuan
pupuk silikon dengan dosis yang berbeda di dataran medium Jatinangor
Jurnal Kultivasi Vol. 15(3) Desember 2016 181

menyebabkan pengurangan sintesis protein dan pada larikan di sebelah larikan untuk
klorofil sehingga hasil tanaman berkurang penanaman benih.
(Vasanthi et. al., 2014). Silikat sehingga diharap- Pengamatan penunjang dilakukan untuk
kan dapat meningkatkan hasil tanaman mengetahui kesuburan tanah, analisis pupuk
gandum. silika, suhu, kelembaban, dan curah hujan
Berdasarkan uraian di atas, maka pemberian selama percobaan, serta umur berbunga dan
silikat diduga tidak hanya dapat mengatasi umur panen. Pengamatan utama dilakukan
cekaman panas, tapi juga dapat meningkatkan untuk mengetahui komponen pertumbuhan,
hasil tanaman gandum yang masih menjadi komponen hasil, dan hasil tanaman. Komponen
masalah di dataran medium. Pengaturan dosis pertumbuhan meliputi tinggi tanaman dan
silikat menjadi penting untuk mengatasi masalah- jumlah anakan. Masing-masing diamati pada
masalah pertanaman gandum di dataran medium. umur 7 MST. Komponen hasil meliputi jumlah
malai, panjang malai, jumlah biji per malai,
___________________________________________ bobot 100 biji, dan bobot biji per malai.
Bahan dan Metode Pengamatan hasil dilakukan pada bobot biji per
tanaman dan bobot biji ubinan.
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Perbedaan nilai rata-rata taraf suatu faktor
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, pada taraf faktor lain atau perbedaan nilai rata-
Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. rata suatu taraf pada satu faktor secara mandiri
Ketinggian tempat lokasi penelitian sekitar 750 diuji menggunakan Duncan Multiple Range Test
m di atas permukaan laut (dpl), dengan tipe pada taraf nyata 5% (Gasperz, 1995).
iklim C3 menurut klasifikasi Oldeman. Ordo
tanah di areal penelitian adalah Inceptisol ___________________________________________
dengan pH tanah 5,98. Penelitian dilaksanakan Hasil dan Pembahasan
mulai Maret sampai dengan Agustus 2016.
Bahan yang digunakan dalam penelitian Berdasarkan pengamatan penunjang, suhu
ini adalah benih gandum Kultivar Dewata yang rata-rata sekitar 23,2 °C dengan suhu maksi-
diproduksi oleh Fakultas Pertanian Unpad pada mum sebesar 30 °C dan suhu minimum sebesar
musim tanam 2015, pupuk silika yang berasal 15 °C. Suhu maksimum selama percobaan mele-
dari abu ketel pabrik gula, pupuk majemuk bihi suhu optimal tanaman gandum untuk
NPK (15-15-15), pupuk urea (45 % N), dan pertumbuhan dan hasil tanaman gandum, yaitu
insektisida awal tanam yang mengandung sebesar 15 – 23 °C. Suhu yang tinggi disebutkan
bahan aktif karbofuran. Bahan pendukung yang dapat mengurangi lamanya pengisian biji dan
lain adalah bahan untuk analisis tanah lengkap. mengurangi berat biji (Wardlaw et al., 1989;
Peralatan budidaya yang dibutuhkan Stone et al., 1995). Kelembaban selama perco-
mulai dari persiapan lahan hingga panen adalah baan memiliki rata-rata 86,8 %, sesuai dengan
cangkul, kored, tugal, ember, tali, karung plastik syarat tumbuh tanaman gandum. Curah hujan
dan peralatan penunjang lainnya. Peralatan lain selama fase vegetatif (0 – 63 hst) berkisar antara
yang digunakan adalah peralatan untuk penga- 101 - 189 mm/bulan, sedangkan fase generatif
matan di lapang (meteran, termometer mini- (63 – 133 hst) berkisar antara 67,5 – 117,5 mm/
mum-maksimum, dan ombrometer), peralatan bulan. Curah hujan telah mencukupi kebutuhan
dokumentasi, oven, dan timbangan. Sarana lain air tanaman gandum selama percobaan. Kan-
yang digunakan adalah peralatan laboratorium dungan unsur Si di tanah sebesar 34,49 %,
untuk analisis tanah. sementara kandungan unsur Si dalam pupuk
Penelitian ini menggunakan metode eks- dari abu ketel sebesar 32,15 %. Kandungan
perimen yang dilakukan dalam lingkungan unsur hara Si di dalam tanah relatif besar,
tidak terkendali. Rancangan percobaan adalah namun ketersediaannya belum diketahui.
Rancangan Acak Kelompok dengan rancangan Begitu halnya dengan unsur Si dari abu ketel.
perlakuan faktorial. Perlakuan terdiri dari 0 kg Umur berbunga tanaman gandum yang
ha-1 (A), 50 kg ha-1 (B), 100 kg ha-1 (C), 150 kg ha- diberi dan tidak diberi perlakuan pupuk silika
1 (D), 200 kg ha-1 (E), 250 kg ha-1 (F), dan 300 kg selama percobaan memiliki umur yang sama
ha-1 (G). Ukuran petak percobaan yang diguna- yaitu 60 HST. Umur panen gandum yang diberi
kan adalah 2 m x 3 m. perlakuan pupuk silika selama percobaan
Pupuk silikon diaplikasikan satu kali, yaitu memiliki umur 133 HST, sedangkan yang tidak
pada saat tanam. Pupuk silikon disebar merata diberi silika memiliki umur 116 HST. Hal ini

Wicaksono, F. Y. dkk: Pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) yang diberi perlakuan
pupuk silikon dengan dosis yang berbeda di dataran medium Jatinangor
182 Jurnal Kultivasi Vol. 15(3) Desember 2016

menunjukkan bahwa silika tidak mempenga- Tinggi tanaman merupakan salah satu
ruhi umur vegetatif tetapi mempengaruhi umur indikator pertumbuhan. Semakin tinggi suatu
reproduktif tanaman. Umur panen tanaman tanaman mengindikasikan fotosintat yang
yang diberi pupuk silika mempunyai umur diperoleh semakin besar untuk pertumbuhan
yang lebih panjang dibandingkan umur tanaman (Gardner, 1991). Unsur Silikon dapat
tanaman bila ditanam di dataran tinggi (120 meningkatkan pembentukan klorofil (Vasanthi
HST; Litbang Pertanian, 2007). Umur tanaman et. al., 2014). Semakin banyak klorofil yang
yang pendek merupakan salah satu indikator terbentuk maka laju fotosintesis semakin cepat.
dari adanya cekaman panas (Taiz and Zeiger, Laju fotosintesis yang semakin cepat menye-
2002). babkan fotosintat yang diperoleh semakin
Peranan Silikon dalam mencegah cekaman banyak sehingga dengan pemberian unsur
panas diantaranya adalah menjaga stabilitas silikon maka tinggi tanaman semakin tinggi.
membran sel dan kandungan air relatif pada Jumlah anakan pada umur 7 MST menun-
tanaman (Sujatha et. al., 2013). Silikon juga jukkan perlakuan pupuk silika, baik dosis 50,
berperan dalam meningkatkan aktivitas anti- 100, 150, 200, 250, dan 300 kg ha-1 memberikan
oksidan pada tanaman (Song et. al., 2010). jumlah anakan yang lebih banyak dibandingkan
Stabilitas membran sel, kandungan air relatif, perlakuan tanpa pupuk silika (Tabel 2). Dosis
dan aktivitas antioksidan merupakan kompo- 300 kg ha-1 memberikan jumlah anakan yang
nen pada tanaman yang terganggu akibat lebih banyak dibandingkan perlakuan dosis 50
cekaman panas. Silikat diketahui dapat mening- kg ha-1 tetapi tidak berbeda nyata dengan dosis
katkan stabilitas membran kloroplas. Hal ini 100, 150, 200, 250, dan 300 kg ha-1.
menyebabkan kadar air relatif sel dan stabilitas
membran dapat dijaga sehingga kandungan Tabel 2. Pengaruh Pupuk Silika terhadap Jumlah
klorofil dalam daun tidak berkurang ketika Anakan pada Umur 7 MST.
terjadi cekaman panas (Sujatha et. al., 2013).
Perlakuan Jumlah anakan
Membran kloroplas tidak rusak karena A (0 kg ha-1) 10,87 a
kebocoran elektrolit sel dapat diatasi dengan B (50 kg ha-1) 12,33 b
peningkatan aktivitas enzim-enzim antioksidan C (100 kg ha-1) 12,73 bc
(Ma, 2003). Tingkat polisakarida dalam dinding D (150 kg ha-1) 12,73 bc
sel juga lebih tinggi karena silikon berperan E (200 kg ha-1) 12,87 bc
pula dalam pengaturan air dalam sel. F (250 kg ha-1) 12,73 bc
G (300 kg ha-1) 13,50 c
Tabel 1. Pengaruh Pupuk Silika terhadap Tinggi Keterangan:nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf
Tanaman pada Umur 7 MST. kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
Perlakuan Tinggi tanaman (cm) berdasarkan uji jarak berganda Duncan dengan
taraf uji 5 %
A (0 kg ha-1) 54,43 a
B (50 kg ha-1) 58,05 ab
C (100 kg ha-1) 56,82 ab Sama seperti tinggi tanaman, pemben-
D (150 kg ha-1) 59,78 b tukan anakan pada gandum juga dipengaruhi
E (200 kg ha-1) 60,25 b fotosintat yang diakumulasikan pada tanaman
F (250 kg ha-1) 60,81 b (Nurmala, 2007). Semakin banyak klorofil yang
G (300 kg ha-1) 61,08 b terbentuk maka laju fotosintesis semakin cepat.
Keterangan:nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf Laju fotosintesis yang semakin cepat menye-
kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata babkan fotosintat yang diperoleh semakin
berdasarkan uji jarak berganda Duncan dengan banyak. Unsur Silikon dapat meningkatkan
taraf uji 5 % pembentukan klorofil (Vasanthi et. al., 2014)
sehingga dengan pemberian unsur silikon maka
Tinggi tanaman pada umur 7 MST menun- jumlah anakan semakin banyak.
jukkan perlakuan tanpa pupuk silika mem- Nisbah pupus akar pada umur 7 MST
berikan tinggi tanaman yang lebih pendek menunjukkan tidak ada perbedaan antara
dibandingkan perlakuan pupuk silika dengan semua perlakuan (Tabel 3). Perlakuan tanpa
dosis 150, 200, 250, dan 300 kg ha-1, tetapi tidak pupuk silika memberikan nisbah pupus akar
berbeda dengan dosis 50 dan 100 kg ha-1 (Tabel yang sama dengan perlakuan semua dosis
1). silika.

Wicaksono, F. Y. dkk: Pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) yang diberi perlakuan
pupuk silikon dengan dosis yang berbeda di dataran medium Jatinangor
Jurnal Kultivasi Vol. 15(3) Desember 2016 183

Tabel 3. Pengaruh Pupuk Silika terhadap Nisbah kuan tanpa pupuk silika yang tidak berbeda
Pupus Akar pada Umur 7 MST. nyata dengan semua perlakuan dosis pupuk
silika. Malai atau anakan produktif dipengaruhi
Perlakuan Nisbah pupus akar
A (0 kg ha-1) 2,82 a
oleh pembagian fotosintat (Nurmala, 2007)
B (50 kg ha-1) 3,53 a selama pertumbuhan ke malai sehingga ke-
C (100 kg ha-1) 2,34 a mungkinan besar fotosintat yang dikumpulkan
D (150 kg ha-1) 4,30 a untuk pembentukan malai adalah sama.
E (200 kg ha-1) 3,09 a Semua perlakuan tidak memberikan per-
F (250 kg ha-1) 2,54 a bedaan pada pengamatan panjang malai (Tabel
G (300 kg ha-1) 3,68 a 5). Perlakuan tanpa pupuk silika memberikan
Keterangan:nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf panjang malai yang sama dengan perlakuan
kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan semua dosis pupuk silika.
berdasarkan uji jarak berganda Duncan dengan
taraf uji 5 % Tabel 5. Pengaruh Pupuk Silika terhadap
Panjang Malai.
Nisbah pupus akar merupakan perban-
Perlakuan panjang malai (cm)
dingan bobot kering pupus dan bobot kering A (0 kg ha-1) 7,88 a
akar. Nisbah pupus akar secara tidak langsung B (50 kg ha-1) 7,04 a
menggambarkan apakah tanaman dapat menye- C (100 kg ha-1) 8,36 a
rap hara secara optimal atau terjadi cekaman D (150 kg ha-1) 7,64 a
yang mempengaruhi serapan hara. Nisbah E (200 kg ha-1) 7,83 a
pupus akar pada perlakuan tanpa pupuk silika F (250 kg ha-1) 7,28 a
memberikan nisbah pupus akar yang tidak G (300 kg ha-1) 7,51 a
berbeda dengan yang diberi pupuk silika. Hal Keterangan:nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf
ini menunjukkan pupuk silika tidak mem- kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
pengaruhi serapan hara tanaman atau tanaman berdasarkan uji jarak berganda Duncan dengan
tidak terjadi cekaman yang mempengaruhi taraf uji 5 %
serapan hara.
Tabel 6. Pengaruh Pupuk Silika terhadap
Tabel 4. Pengaruh Pupuk Silika terhadap Jumlah Persentase Gabah Isi.
Malai.
Perlakuan Persentase
Perlakuan Jumlah malai gabah isi (%)
A (0 kg ha-1) 8,10 abc A (0 kg ha )-1 48,49 a
B (50 kg ha-1) 10,23 bc B (50 kg ha-1) 59,37 ab
C (100 kg ha-1) 8,10 abc C (100 kg ha-1) 58,84 ab
D (150 kg ha-1) 7,10 a D (150 kg ha-1) 80,88 c
E (200 kg ha-1) 8,80 abc E (200 kg ha-1) 72,46 bc
F (250 kg ha-1) 11,00 c F (250 kg ha-1) 62,21 ab
G (300 kg ha-1) 7,93 ab G (300 kg ha-1) 74,26 bc
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf Keterangan:nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf
kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
berdasarkan uji jarak berganda Duncan dengan berdasarkan uji jarak berganda Duncan dengan
taraf uji 5 % taraf uji 5 %

Pada pengamatan komponen hasil, perla- Sama halnya seperti jumlah malai, semua
kuan tanpa pupuk silika memberikan jumlah perlakuan dosis pupuk silika tidak memberikan
malai yang sama dibandingkan perlakuan de- panjang malai yang berbeda dengan perlakuan
ngan semua dosis silika (Tabel 4). Jumlah malai dosis tanpa pupuk silika. Panjang malai
yang diberikan perlakuan dosis 250 kg ha-1 lebih kemungkinan dipengaruhi oleh genetik dari
banyak dibandingkan dosis 300 kg ha-1 dan 150 varietas Dewata sehingga tidak berbeda nyata
kg ha-1, tetapi tidak berbeda nyata diban- Perlakuan dosis pupuk silika 150 kg ha-1
dingkan dengan dosis 50, 100, 150, 200, dan 300 memberikan persentase gabah isi yang lebih
kg ha-1. banyak dibandingkan perlakuan tanpa pupuk
Pembentukan malai tidak dipengaruhi silika, dosis 50, 100, dan 300 kg ha-1; tetapi tidak
oleh unsur silikon. Hal ini terlihat dari perla- berbeda nyata dengan 200 dan 300 kg ha-1

Wicaksono, F. Y. dkk: Pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) yang diberi perlakuan
pupuk silikon dengan dosis yang berbeda di dataran medium Jatinangor
184 Jurnal Kultivasi Vol. 15(3) Desember 2016

(Tabel 6). Perlakuan 100, 150, dan 300 kg ha-1 Tabel 7. Pengaruh Pupuk Silika terhadap Bobot
memberikan persentase gabah isi yang lebih Biji Per Tanaman.
banyak dibandingkan perlakuan tanpa pupuk
Perlakuan Bobot biji per
silika. tanaman (g)
Pemberian beberapa dosis pupuk silika A (0 kg ha )-1 4,46 a
dapat meningkatkan persentase gabah isi B (50 kg ha-1) 5,41 ab
dibandingkan perlakuan tanpa pupuk silika. C (100 kg ha-1) 4,17 a
Hal ini menunjukkan bahwa pupuk silika dapat D (150 kg ha-1) 4,22 a
meningkatkan akumulasi fotosintat dalam E (200 kg ha-1) 4,96 a
bentuk biji. Selain meningkatkan kandungan F (250 kg ha-1) 6,39 b
klorofil, silika meningkatkan penyerapan fosfor G (300 kg ha-1) 4,25 a
yang berperan dalam pembentukan dan Keterangan:nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf
pengisian biji (Makarim et. al., 2007). Silika juga kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
dapat meningkatkan protein yang merupakan berdasarkan uji jarak berganda Duncan dengan
komponen penyusun biji yang relatif besar pada taraf uji 5 %
biji gandum. Hal ini menyebabkan persentase
gabah isi menjadi besar. Bobot biji per tanaman dipengaruhi oleh
Perlakuan tanpa dosis pupuk silika komponen pertumbuhan dan hasil. Dosis silika
memberikan bobot 100 butir yang tidak berbeda tertentu mempengaruhi komponen pertum-
nyata dengan semua perlakuan dosis pupuk buhan dan hasil, seperti tinggi tanaman, jumlah
silika (Tabel 7). Perlakuan dosis 300 kg ha-1 anakan, persentase gabah isi, dan bobot 100
memberikan bobot 100 butir yang berbeda nyata butir sehingga terdapat dosis silika 250 kg ha-1
dengan dosis 100, 150, dan 200 kg ha-1, tetapi yang memberikan hasil tanaman (bobot biji)
tidak berbeda nyata dengan perlakuan tanpa menjadi lebih besar.
pupuk silika, 50, dan 250 kg ha-1. Perlakuan tanpa pupuk silika memberikan
bobot biji per ubinan (1x1 m2) yang tidak
Tabel 7. Pengaruh Pupuk Silika terhadap Bobot berbeda nyata dengan dosis 50 kg ha-1, tetapi
100 Butir. lebih kecil dibandingkan perlakuan dosis 100,
150, 200, 250, dan 300 kg ha-1 (Tabel 8).
Perlakuan Bobot 100 butir (g)
A (0 kg ha-1) 2.77 ab
Tabel 8. Pengaruh Pupuk Silika terhadap Bobot
B (50 kg ha-1) 2.73 ab
Biji Per Ubinan.
C (100 kg ha-1) 2.70 a
D (150 kg ha-1) 2.68 a Perlakuan Bobot biji per ubinan (g)
E (200 kg ha-1) 2.66 a A (0 kg ha-1) 87.58 a
F (250 kg ha-1) 2.92 ab B (50 kg ha-1) 106.95 a
G (300 kg ha-1) 3.02 b C (100 kg ha-1) 141.61 b
Keterangan:nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf D (150 kg ha-1) 137.74 b
kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata E (200 kg ha-1) 136.89 b
berdasarkan uji jarak berganda Duncan dengan F (250 kg ha-1) 144.84 b
taraf uji 5 % G (300 kg ha-1) 141.98 b
Keterangan:nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf
Sama seperti persentase gabah isi, pengisian kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
gabah juga berhubungan dengan bobot 100 butir. berdasarkan uji jarak berganda Duncan dengan
adanya dosis silika yang memberikan bobot 100 taraf uji 5 %
butir yang lebih tinggi dibandingkan tanpa pupuk
silika menunjukkan bahwa silika berpengaruh Bobot biji per ubinan selain berhubungan
pada pembesaran masing-masing biji. Silika juga dengan komponen pertumbuhan dan hasil, juga
dapat meningkatkan protein yang merupakan berhubungan dengan populasi. Pada penelitian
komponen penyusun biji yang relatif besar pada ini, populasi yang digunakan adalah sama
biji gandum (Makarim et. al., 2007). sehingga yang berpengaruh adalah komponen
Perlakuan dosis 250 kg ha -1 memberikan pertumbuhan dan hasil saja. Sama seperti bobot
bobot biji per tanaman yang lebih tinggi biji per tanaman, dosis silika tertentu mem-
dibandingkan perlakuan yang lain, tetapi pengaruhi komponen pertumbuhan dan hasil,
tidak berbeda nyata dengan perlakuan dosis seperti tinggi tanaman, jumlah anakan,
50 kg ha -1 (Tabel 7). persentase gabah isi, dan bobot 100 butir

Wicaksono, F. Y. dkk: Pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) yang diberi perlakuan
pupuk silikon dengan dosis yang berbeda di dataran medium Jatinangor
Jurnal Kultivasi Vol. 15(3) Desember 2016 185

sehingga pemupukan silika memberikan bobot ___________________________________________


biji per ubinan menjadi lebih besar. Daftar Pustaka
Perlakuan silika 200 kg ha-1 memberikan
kadar gluten lebih tinggi dibandingkan Al-Khatib, K. and G. M. Paulsen. 1999. High-
perlakuan tanpa pupuk silika, 50, 100, dan 300 temperature effects on photosynthetic
kg ha-1 tetapi memberikan kadar gluten yang processes in temperate and tropical cereals.
sama dengan perlakuan 150 dan 250 kg ha-1 Crop Sci. 39: 119-125.
(Tabel 9). Aptindo. 2014. Overview Industri Tepung
Terigu Nasional Indonesia. Seminar
Tabel 9. Pengaruh Pupuk Silika terhadap Aptindo, 11 Juli 2014. Jakarta
Kandungan Gluten. Blum, A. 1988. Plant Breeding for Stress
Perlakuan Kandungan Environments. CRC Press, Inc., Boca Raton,
gluten (%) Florida, pp 223.
A (0 kg ha )-1 12.43 ab Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell.
B (50 kg ha-1) 12.10 ab 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya
C (100 kg ha-1) 12.23 ab (Terjemahan H. Susilo). UI Press. Jakarta.
D (150 kg ha-1) 13.77 bc Gasperz, V. 1995. Teknik Analisis dalam
E (200 kg ha-1) 14.50 c Penelitian Percobaan Edisi 1. Penerbit
F (250 kg ha-1) 12.77 abc Tarsito. Bandung.
G (300 kg ha-1) 11.53 a Jiang, Y., and B. Huang. 2000. Effects of Calcium
Keterangan:nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf on Antioxidant Activities and Water
kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata Relations Associated with Heat Tolerance
berdasarkan uji jarak berganda Duncan dengan in Two Cool-Season Grass. J. of Exp. Bot.
taraf uji 5 % 52:341–359.
Litbang Pertanian. 2007. Deskripsi Varietas
Kekurangan silikon pada tanaman padi- Dewata. http://www.litbang.pertanian.
padian diantaranya adalah daun tanaman go.id/varietas/one/539/ (Akses tanggal 8
terkulai sehingga fotosintesis tidak optimal Maret 2016)
(Makarim et.al., 2007). Silikon juga berperan Ma, J.F. 2003. Role of silicon in enhancing the
dalam meningkatkan aktivitas antioksidan pada resistance of plants to biotic and abiotic
tanaman (Song et. al., 2010) yang menyebabkan stresses. Soil Sci. Plant Nutr., 50 (1): 11 – 18.
kloroplas tidak rusak akibat cekaman panas. Makarim, A.K., E. Suhartatik, dan A. Kartohar-
Hal ini menyebabkan fotosintesis dapat optimal. djono. 2007. Silikon: hara penting pada
Fotosintesis yang optimal menyebabkan pem- tanaman padi. Iptek Tanaman Pangan, 2 (2).
bentukan protein menjadi optimal sehingga Nurmala, T. 1998. Serealia Sumber Karbohidrat
kandungan gluten menjadi lebih meningkat. Utama. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Dosis silika yang terlalu tinggi dapat _________.2007. Pangan Alternatif. Penerbit
menyebabkan keracunan sehingga dosis 300 kg Giratuna. Bandung.
ha-1 menurunkan kandungan gluten. Song, A., P. Li, Z. Li, F. Fan, M. Nikolic, and Y.
Liang. 2011. The alleviation of zinc toxicity
___________________________________________ by silicon is related to zinc transport and
Kesimpulan dan Saran antioxidative reactions in rice. Plant Soil,
344: 319 – 333.
Pupuk silika berpengaruh terhadap pertum- Stone, P.J., R. Savin, I.F. Wardlaw, and M.E.
buhan dan hasil tanaman dibandingkan tanpa Nicolas. 1995. The influence of recovery
pupuk silika, dilihat dari tinggi tanaman, temperature on the effects of brief heat
jumlah anakan, persentase gabah isi, bobot 100 shock on wheat. I. Grain growth. Aus. J.
butir, bobot biji, dan kadar gluten. Dosis pupuk Plant Physiol., 22: 945-954.
silika yang paling baik bagi pertumbuhan dan Sujatha, K.B., S.M. Babu, S. Ranganathan, D.N.
hasil adalah 250 kg/ha. Rao, S. Ravichandran, dan S.R. Voleti. 2013.
Penelitian lanjutan dapat dilakukan untuk Silicon accumulation and its influence on
mengetahui secara fisiologi bagaimana some of the leaf characteristics, membrane
mekanisme unsur silikon dalam mencegah stability and yield in rice hybrids and
cekaman panas. varieties grown under aerobic conditions. J.
of Plant Nutr., 36: 963 – 975

Wicaksono, F. Y. dkk: Pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) yang diberi perlakuan
pupuk silikon dengan dosis yang berbeda di dataran medium Jatinangor
186 Jurnal Kultivasi Vol. 15(3) Desember 2016

Taiz, L., and E. Zeiger. 2002. Plant Physiology, 170: 685–694


3rd Ed. Sinauer Associates. Sunderland. Wallace, S. 2010. World Wheat Production to
Vasanthi, N., L.M. Saleena, and S.A. Raj. 2014. Drop 0.9 % in 2010-11, UN Agency Says.
Silicon in crop production and crop protec- Bloomberg Business Week.
tion - A review. Agri. Reviews, 35 (1): 14 – 23. Wardlaw, I.F., I.A. Dawson and P. Munibic,
Wang, L.J., and S.H. Li. 2006. Salicylic acid- 1989. The tolerance of wheat to high
induced heat or cold tolerance in relation temperatures during reproductive growth.
to Ca2+ homeostasis and antioxidant II. Grain development. Australian J. Agri.
systems in young grape plants. Plant Sci., Res., 40: 1–13

Wicaksono, F. Y. dkk: Pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) yang diberi perlakuan
pupuk silikon dengan dosis yang berbeda di dataran medium Jatinangor

You might also like